Anda di halaman 1dari 22

Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x

Public Administration Journal

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 65 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM


INFORMASI KEUANGAN DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN DAIRI
Rayambong Sumuang Sitohang1
Kariono2
1 ray.sitohang@gmail.com
DIPPEKA Kabupaten Dairi
2 kariono.mspusu@gmail.com
Jl. Dr. Syofyan No. 1 Kampus FISIP-USU
Abstrak
Penyelenggaraan Sistem Informasi Keuangan Daerah sebagaimana dimaksud Pasal 13 huruf a
diselenggarakan untuk mendukung Pemerintah Daerah dalam penyusunan anggaran,
pelaksanaan anggaran dan pelaporan keuangan daerah (PP Nomor 65 Tahun 2010). Penggunaan
Sistem Informasi Keuangan Daerah yang tidak seragam pada masing-masing pemerintah daerah
akan menimbulkan permasalahan tersendiri dalam mengimplementasikan sistem informasi
keuangan daerah sesuai dengan peraturan yang selalu dinamis dan perkembangan teknologi
yang pesat. Ketidakmampuan Pemerintah Kabupaten Dairi dalam menghasilkan laporan
pertanggungjawaban dengan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) yang
dikembangkan Kementerian Dalam Negeri, melalui penelitian ini, peneliti berusaha mencari dan
mendapatkan teori-teori yang dapat mengungkapkannya. Maka dari teori yang dikemukakan
oleh George C. Edwards III tentang adanya 4 faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan
publik yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi, peneliti menganggap
dapat menggambarkan permasalahan yang terjadi dalam Implementasi Peraturan Pemerintah
Nomor 65 Tahun 2010 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah Pada Pemerintah Kabupaten
Dairi. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan induktif. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pimpinan, kasubbag keuangan dan bendahara pengeluaran
SKPD di Pemerintah Kabupaten Dairi yang mana respondennya berjumlah 61 orang sesuai
dengan Rumus Sampel Slovin. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif presentase yang digunakan untuk mengkaji variabel yang ada. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa faktor sumber daya dan disposisi (sikap) terjadi permasalahan dalam
Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 tentang Sistem Informasi Keuangan
Daerah pada Pemerintah Kabupaten Dairi.
Kata kunci : Implementasi Peraturan Pemerintah, Sistem Informasi Keuangan Daerah.

THE IMPLEMENTATION OF GOVERNMENT REGULATION NUMBER 65 0F 2010 ON THE


REGION FINANCE INFORMATION SYSTEM, DAIRI REGENCY
Abstract
Implementation of Regional Financial Information System referred to in Article 13 letter a
organized to support local governments in budget preparation, budget execution and financial
reporting areas (Regulation No. 65 of 2010). Use of Regional Financial Information System that
are not uniform in their respective local governments will lead to another problem in the area of
financial information systems implemented in accordance with the regulations is always
dynamic and rapid technological developments. Dairi Regency Government's inability to
produce an accountability report to the Financial Management Information System (SIPKD)
developed by the Ministry of the Interior, through this study, researchers tried to find and get
theories that can express it. Then from the theory proposed by George C. Edwards III of the four
factors that affect the implementation of public policy, namely communication, resources,
disposition and bureaucratic structure, researchers believe can illustrate the problems that
occur in the implementation of Government Regulation No. 65 Year 2010 on the Financial
Information System In the area of Dairi Regency Government. This research is a qualitative
descriptive study inductive approach. The population in this study were all leaders, finance and
treasurer Kasubbag expenditure on education in the Dairi Regency Government where the
respondents amounted to 61 people according to the formula of Sample Slovin. The analysis
used in this study is a descriptive analysis of the percentage that is used to assess the existing
variables. The results showed that the factor of resources and disposition (attitude ) in case of
JAP Vol.6 No.2 132
Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

problems in the implementation of Government Regulation No. 65 Year 2010 on Regional


Financial Information System in Dairi regency government.
Keywords:Implementation Of Government Regulations, Region Financial Information Systems.

PENDAHULUAN hasil pembangunan yang dilakukan setiap


Otonomi daerah telah membawa tahun anggaran.
perubahan penyelenggaraan pemerintahan di Penyelenggaraan Sistem Informasi
daerah. Setiap pemerintah daerah di Indonesia Keuangan Daerah sebagiamana dimaksud
diberikan hak, wewenang dan kewajiban Pasal 13 huruf a diselenggarakan untuk
untuk mengatur atau mengurus sendiri mendukung Pemerintah Daerah dalam
urusan pemerintahannya dalam penyusunan anggaran, pelaksanaan anggaran
meningkatkan efisiensi dan efektifitas dan pelaporan keuangan daerah (Peraturan
penyelenggaraan pemerintahan serta Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010, pasal 14).
pelayanan kepada masyarakat sehingga Data menunjukkan dari 524 Pemerintah
terwujudnya suatu tata pemerintahan yang Daerah, sebanyak 361 atau 68,89 %
baik (good governance). Pemerintah Daerah telah menggunakan
Penyelenggaraan pemerintahan di Sistem Informasi Keuangan Daerah dan 163
daerah yang diberikan hak dan wewenang Pemerintah Daerah atau 31,11% belum
yang diatur dalam perundang-undangan salah diketahui secara pasti sistem yang digunakan
satunya pengelolaan keuangan daerah yang dalam pengelolaan keuangan daerah.
mandiri mulai dari penganggaran, Tabel 1. Sistem Informasi Keuangan Daerah
penatausahaan, pelaksanaan dan pada Pemerintah Daerah
pertanggungjawaban dalam melaksanakan Jumlah Pemerintah Daerah dan Sistem
pembangunan daerah otonom yang Informasi Keuangan Daerah yang digunakan

diselenggarakan pemerintah daerah. Jumlah


No Tidak Pemerintahan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 SIMDA SIPKD
Sistem
menggunakan Daerah
lain
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan sistem

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah


Daerah yang mengatur penyelenggaraan 1 2 3 4 5 6

pemerintahan otonom di daerah dalam 223 68 123 110 524

penyediaan sumber-sumber keuangan Sumber : Ditjen Perimbangan Keuangan, 2012


berdasarkan kewenangan pemerintah pusat, Sesuai tabel diatas, per Oktober 2012
desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas memberikan gambaran sistem pengelolaan
pembantuan. Pengelolaan keuangan keuangan daerah yang digunakan oleh
dekonsentrasi dan tugas pembantuan Pemerintah Daerah tidak seragam. Sebanyak
dilakukan melalui mekanisme APBN, 223 Pemerintah Daerah menggunakan Sistem
sedangkan pengelolaan keuangan Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) yang
desentralisasi mengikuti mekanisme APBD. dikembangkan oleh Badan Pengawasan
Dalam meningkatkan pengelolaan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), 68
keuangan desentralisasi atau daerah otonom Pemerintah Daerah menggunakan Sistem
berdasarkan prinsip transparansi dan Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
akuntabilitas, diperlukan dukungan suatu (SIPKD) yang dikembangkan oleh
sistem informasi keuangan. Sesuai dengan Kementerian Dalam Negeri, 123 Pemerintah
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 Daerah menggunakan sistem lain dan 110
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Pemerintah Daerah tidak menggunakan
Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD).
Informasi Keuangan Daerah (SIKD), perlu Untuk mengukur keberhasilan suatu
penyediaan informasi keuangan daerah yang program atau kebijakan dalam mencapai
komprehensif kepada publik serta menjadi sasaran atau tujuan seperti yang diinginkan,
dasar bagi para pejabat pembuat kebijakan di George C. Edward III berpendapat bahwa ada
daerah maupun pusat dalam membuat 4 (empat) faktor yang mempengaruhi
keputusan. Hal ini sebagai bentuk keberhasilan implementasi kebijakan yaitu
penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan komunikasi, sumber daya, disposisi dan
tanggungjawab pemerintah terhadap seluruh struktur birokrasi.

JAP Vol.6 No.2 133


Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

Komunikasi berkenaan dengan liner berganda dan uji hipotesis t-test dan F-
bagaimana kebijakan dikomunikasikan pada test.
organisasi dan/atau publik dan sikap serta Penggunaan Sistem Informasi Keuangan
tanggapan dari para pihak yang terlibat. Daerah yang tidak seragam pada masing-
Sumber daya berkenaan dengan ketersediaan masing daerah pasti akan menimbulkan
sumber daya pendukung, khususnya sumber permasalahan tersendiri di daerah dalam
daya manusia (SDM). Hal ini berkenaan mengimplementasikan sistem informasi
dengan kecakapan pelaksana kebijakan publik keuangan (SIKD) sesuai dengan peraturan
untuk carry out kebijakan secara efektif. yang selalu dinamis dan pemerintah pusat
Disposisi berkenaan dengan kesediaan dari dalam mengkompilasi laporan keuangan
para implementor untuk carry out kebijakan daerah secara nasional. Sementara penyajian
tersebut. Kecakapan saja tidak mencukupi, laporan keuangan daerah dan pusat, mulai
tanpa kesediaan dan komitmen untuk Tahun 2015 setiap pemerintah daerah
melaksanakan kebijakan. Struktur birokrasi diwajibkan laporan keuangan berbasis akrual
berkenaan dengan kesesuaian organisasi sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 71
birokrasi yang menjadi penyelenggara Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
implementasi kebijakan publik. Tantangannya Pemerintahan (SAP) dan Peraturan Menteri
adalah bagaimana agar tidak terjadi Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang
bureaucratic fragmentation karena struktur Penerapan Akuntansi Pemerintahan Berbasis
ini menjadi proses implementasi menjadi jauh Akrual pada Pemerintah Daerah, yang
dari efektif. menjelaskan bahwa laporan keuangan
Implementasi kebijakan publik pemerintah terdiri dari :
merupakan salah satu bagian dari manajemen a. Laporan Realisasi Anggaran;
kebijakan publik secara umum. Implementasi b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran
kebijakan ini pada prinsipnya adalah cara agar Lebih;
sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. c. Neraca;
Untuk mengimplementasikan kebijakan d. Laporan Operasional;
publik, ada dua pilihan langkah yaitu langsung e. Laporan Arus Kas;
mengimplementasikan dalam bentuk program f. Laporan Perubahan Ekuitas;
atau melalui formulasi kebijakan derivat atau g. Catatan atas laporan keuangan.
turunan dari kebijakan publik tersebut Pemerintah Kabupaten Dairi telah
(Nugroho, 2012:675). mengimplementasikan Sistem Informasi
Widuri, Novia (2012), Analisis Keuangan Daerah (SIKD) yang dikembangkan
Penerapan Sistem Informasi Keuangan Daerah oleh Kementerian Dalam Negeri yaitu Sistem
(SIKD) Dalam Menunjang Good Government Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
Governace (GGG) : Survei pada Pemerintah (SIPKD) dengan menggunakan teknologi web
Provinsi Jawa Barat, dengan menggunakan sejak Tahun Anggaran 2012 sampai dengan
teknik pengujian kredibilitas data yaitu Tahun Anggaran 2014. Sistem Informasi
triangulasi menghasilkan bahwa dalam Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) terdiri
penerapan Sistem Informasi Keuangan Daerah dari Modul Core (Penganggaran,
(SIKD) masih terdapat beberapa hambatan Penatausahaan dan pertanggungjawaban) dan
yang dimana salah satunya adalah Sumber Modul Non Core (Aset, Perencanaan, Hutang,
daya Manusia yang masih kurang memahami Piutang, SIE).
dan mengerti memakai aplikasi Sistem Modul yang telah digunakan oleh
Informasi Keuangan Daerah (SIKD). Pemerintah Kabupaten Dairi dari Tahun
Misroji (2014) dalam tesisnya, Analisis Anggaran 2012 sampai dengan Tahun
Faktor-faktor yang mempengaruhi Anggaran 2014 adalah Modul Core
implementasi kebijakan penyebaran informasi (Penganggaran, Penatausahaan dan
publik mengenai Cyber City pada Diskominfo Pertanggungjawaban). Untuk Modul
Kota Depok menyimpulkan bahwa Diskominfo penganggaran menghasilkan Anggaran APBD
Kota Depok harus memperbaiki faktor sikap ataupun P. APBD Kabupaten Dairi, modul
seperti komitmen para pegawainya untuk penatausahaan menghasilkan dokumen
menyukseskan program Depok Cyber City transaksi pelaksanaan APBD dan modul
dengan menggunakan metode analisis regresi pertanggungjawaban menghasilkan laporan-
laporan pertanggungjawaban APBD dan
JAP Vol.6 No.2 134
Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

laporan keuangan. Namun pada kenyataan, antara Kementerian Dalam Negeri dengan
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Badan Pegawasan Keuangan dan
Daerah (SIPKD) modul core yang telah Pembangunan (BPKP).
digunakan Pemerintah Kabupaten Dairi dari Berdasarkan uraian pada latar belakang
Tahun Anggaran 2012 sampai dengan Tahun masalah di atas, maka yang menjadi masalah
Anggaran 2014 khusus pada modul utama dalam penelitian ini adalah Bagaimana
pertanggungjawaban belum maksimal dimana Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor
pada modul pertanggungjawaban masih 65 Tahun 2010 tentang Sistem Informasi
belum menghasilkan output berupa laporan- Keuangan Daerah pada Pemerintah
laporan pertanggungjawaban yang akan Kabupaten Dairi?
disampaikan ke pihak stakeholder, pemeriksa
(BPK, BPKP, Inspektorat) maupun ke TINJAUAN PUSTAKA
Pemerintah pusat secara e-audit. Pengertian Kebijakan Publik
Permasalahan tersebut dapat terjadi karena Kajian atau penelitian tentang kebijakan
terbatasnya sarana dan prasarana yang dapat publik tak bisa dilepaskan dari teori-teori
menunjang keberhasilan implementasi sistem yang mendasarinya. Teori-teori ini
informasi keuangan daerah tersebut. dipergunakan untuk melihat sebuah fenomena
Keterbatasan sumber daya manusia yang terjadi pada masyarakat dan
(SDM), infrastruktur, teknologi informasi dan pemerintahan. Sebab suatu teori dianggap
komunikasi yang semuanya mungkin terjadi relevan dengan fenomena yang terjadi dan
dan tidak adanya komitmen bersama terus berkembang sesuai perkembangan
stakeholder antara pimpinan, staf dan pihak zaman.
inspektorat kabupaten dairi yang mempunyai Secara teoritik, ada sejumlah teori yang
fungsi pembinaan, untuk menghasilkan sistem dikemukan oleh para ahli di bidang kajian ini.
informasi keuangan daerah yang dinamis Kata “Kebijakan” merupakan terjemahan dari
sesuai dengan peraturan yang berlaku dan policy yang biasanya dikaitkan dengan
memenuhi kebutuhan stakeholder serta dapat keputusan pemerintah karena pemerintahlah
mengikuti perkembangan teknologi informasi yang memiliki wewenang atau kekuasaan
dan komunikasi yang maju pesat saat ini. untuk mengarahkan masyarakat dan
Hal ini memicu wacana di tingkat bertanggung jawab untuk melayani
pimpinan dan Inspektur Kabupaten Dairi kepentingan umum (Abidin, 2012:7).
untuk mengganti Sistem Informasi Sedangkan secara etimologi, policy
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) berasal dari kata “polis” dalam bahasa Yunani
berbasis web yang dikembangkan oleh yang berarti negara-kota. Dalam bahasa Latin,
Kementerian Dalam Negeri dengan Sistem kata ini berubah menjadi “politia” yang berarti
Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) negara. Masuk dalam bahasa inggris lama (the
berbasis desktop yang dikembangkan oleh middle English), kata tersebut menjadi “policie”
Badan Pegawasan Keuangan dan yang pengertiannya berkaitan dengan urusan
Pembangunan (BPKP). Apabila dikaji lebih pemerintah atau administrasi pemerintah
lanjut, Pemerintah Daerah yang menggunakan (Dunn, 2003:7).
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Pengertian Publik dalam rangkaian kata
Daerah (SIPKD) dan Sistem Informasi public policy memiliki konotasi, yaitu
Manajemen Daerah (SIMDA) sudah dapat Pemerintah, Masyarakat dan Umum. Hal ini
menghasilkan Laporan Keuangan Daerah dapat dilihat dalam dimensi subjek, objek dan
secara e-audit dan mendapat opini Wajar lingkungan dari kebijakan. Dalam dimensi
Tanpa Pengecualian (WTP), akan tetapi tidak subjek, kebijakan publik adalah kebijakan
sedikit Pemerintah Daerah yang mendapat pemerintah, sehingga salah satu ciri kebijakan
opini tidak baik dari Badan Pemeriksa adalah “what goverment do or not to do”.
Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI). Hal Kebijakan dari pemerintahlah yang dapat
ini dapat menggambarkan bahwa Pemerintah dianggap sebagai kebijakan yang resmi,
Pusat tidak memiliki komitmen yang jelas sehingga mempunyai kewenangan yang dapat
mengenai sistem informasi keuangan daerah memaksa masyarakat untuk mematuhinya
yang digunakan oleh pemerintah daerah, (Abidin, 2012:7).
sehingga ada kesan pemerintah daerah Dalam sifat kebijakan dibedakan orang
menjadi rebutan oleh pemerintah pusat yaitu dengan pintar (clever) dan cerdas (smart).
JAP Vol.6 No.2 135
Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

Pintar dapat berarti ahli dalam satu bidang dengan visi, harapan dan prioritas yang ingin
ilmu, sedangkan cerdas biasanya diartikan diwujudkan.
sebagai sifat seseorang yang dapat berpikir Kedua, perspektif administrasi, bahwa
cepat atau dapat menemukan jawaban kebijkan publik merupakan ikhwal berkaitan
terhadap suatu persoalan yang dihadapi dengan sistem, prosedur dan mekanisme serta
dengan cepat (Abidin, 2012:4). kemampuan para pejabat publik (official
Menurut R. Dye dalam Miftah Thoha officers) di dalam menterjemahkan dan
(2011:107) mengemukakan Public policy atau menerapkan kebijakan publik, sehingga visi
kebijakan publik adalah apapun yang dipilih dan harapan yang diinginkan dicapai dapat
oleh pemerintah untuk dilakukan ataupun diwujudkan di dalam realitas. Memahami
untuk tidak dilakukan (whatever goverment kebijakan publik dari kedua perspektif
choose to do or not to do). Dalam pengertian tersebut secara berimbang dan menyeluruh
seperti ini, maka pusat perhatian dari akan membantu kita lebih mengerti dan
kebijakan publik tidak hanya pada apa saja maklum mengapa suatu kebijakan publik
yang dilakukan oleh pemerintah, melainkan tersebut meskipun telah dirumuskan dengan
termasuk juga apa saja yang tidak dilakukan baik namum dalam implementasinya sulit
oleh pemerintah. terwujudkan.
Implementasi Kebijakan Publik Menurut Anderson (Arifin, 2011:89)
Salah satu pelaksanaan kebijakan publik menyatakan bahwa dalam
adalah implementasi kebijakan publik, dimana mengimplementasikan suatu kebijakan ada
sering implementasi kebijakan tidak sesuai empat aspek yang harus diperhatikan yaitu :
dengan yang diharapkan. Apabila tidak 1. Siapa yang dilibatkan dalam implementasi;
dilaksanakan dengan baik, kadang dalam 2. Hakikat proses administrasi;
implementasinya menjadi batu sandungan 3. Kepatuhan atas suatu kebijakan;
bagi pembuat kebijakan itu sendiri. 4. Efek atau dampak dari implementasi.
Kebijakan publik sebelum di Pandangan ini menunjukan bahwa
implementasikan, harus melalui perencanaan implementasi kebijakan merupakan suatu
sehingga menjadi rumusan kebijakan yang proses yang dinamis yang melibatkan secara
benar-benar sesuai dengan teori/ konsep dan terus menerus usaha-usaha untuk mencapai
kondisi obyektif masyarakat. Tahapan apa yang mengarahkan pada penempatan
implementasi menjadi penting karena suatu suatu program ke dalam tujuan keputusan
kebijakan tidak berarti atau tidak mempunyai yang diinginkan.
nilai jika tidak dilaksanakan dengan baik dan Daniel Mazman dan Paul Sabatier
tercapainya tujuan. Implementasi kebijakan (Widodo, 2010:87) menjelaskan makna
pada prinsipnya adalah cara agar sebuah implementasi kebijakan yaitu memahami apa
kebijakan dapat mencapai tujuan yang seharusnya terjadi setelah suatu
(Nugroho,2012:674). program dinyatakan berlaku atau dirumuskan.
Sesuai dengan pemikiran Van Meter dan Pemahaman demikian meliputi usaha-usaha
Van Horn (Wahab, 2006:65) yang untuk mengadministrasikannya dan
mengartikan implementasi kebijakan sebagai menimbulkan dampak nyata pada masyarakat
tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh atau kejadiaan-kejadian.
individu-individu/ pejabat-pejabat atau Dari beberapa definisi yang
kelompok-kelompok pemerintah atau swasta dikemukakan oleh para ahli kebijakan di atas,
yang diarahkan pada tercapainya tujuan- maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
tujuan yang telah digariskan dalam keputusan implementasi merupakan tahapan dalam
kebijakan. proses kebijakan publik yang diharapkan
Djadja Saefullah (Arifin, 2011:83) mencapai tujuan yang telah digariskan.
menyatakan bahwa studi kebijakan publik Model Implementasi Kebijakan Publik
dapat dipahami dari dua perspektif yakni; Keberhasilan implementasi sebuah
Pertama, perspektif politik, bahwa kebijakan kebijakan akan ditentukan oleh banyak
publik di dalamnya perumusan, implementasi variabel atau faktor, dan masing-masing
maupun evaluasinya pada hakekatnya variabel tersebut saling berhubungan satu
merupakan pertarungan berbagai sama lain. Keberhasilan implementasi
kepentingan publik di dalam mengalokasikan kebijakan sangat ditentukan oleh model
dan mengelola sumber daya (resources) sesuai implementasi yang mampu menjamin
JAP Vol.6 No.2 136
Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

kompleksitas masalah yang akan diselesaikan kebijakan (policy implementors) (Widodo,


melalui kebijakan tertentu. Model 2011:97).
implementasi kebijakan ini tentunya Widodo kemudian menambahkan
diharapkan merupakan model yang semakin bahwa informasi perlu disampaikan kepada
operasional sehingga mampu menjelaskan pelaku kebijakan agar pelaku kebijakan dapat
hubungan kausalitas antar variabel yang memahami apa yang menjadi isi, tujuan, arah,
terkait dengan kebijakan (Sumaryadi, 2005, kelompok sasaran (target group) kebijakan,
hal.88). sehingga pelaku kebijakan dapat
Model Implementasi Kebijakan Publik mempersiapkan hal-hal apa saja yang
George C. Edwards III berhubungan dengan pelaksanaan kebijakan,
George C. Edward III melihat agar proses implementasi kebijakan bisa
implementasi kebijakan sebagai suatu proses berjalan dengan efektif serta sesuai dengan
yang dinamis, dimana terdapat banyak faktor tujuan kebijakan itu sendiri.
yang saling berinteraksi dan mempengaruhi Komunikasi dalam implementasi
implementasi kebijakan. Faktor-faktor kebijakan mencakup beberapa dimensi
tersebut perlu ditampilkan guna mengetahui penting yaitu transformasi informasi
bagaimana pengaruh faktor-faktor tersebut (transimisi), kejelasan informasi (clarity) dan
terhadap implementasi. Oleh karena itu, konsistensi informasi (consistency). Dimensi
Edward menegaskan bahwa dalam studi transformasi menghendaki agar informasi
implementasi terlebih dahulu harus diajukan tidak hanya disampaikan kepada pelaksana
dua pertanyaan pokok yaitu : kebijakan tetapi juga kepada kelompok
1) Apakah yang menjadi prasyarat bagi sasaran dan pihak yang terkait. Dimensi
implementasi kebijakan? kejelasan menghendaki agar informasi yang
2) Apakah yang menjadi faktor utama dalam jelas dan mudah dipahami, selain itu untuk
keberhasilan implementasi kebijakan? menghindari kesalahan interpretasi dari
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pelaksana kebijakan, kelompok sasaran
Edward mengajukan empat faktor yang maupun pihak yang terkait dalam
berperan penting dalam pencapaian implementasi kebijakan. Sedangkan dimensi
keberhasilan implementasi. Faktor-faktor konsistensi menghendaki agar informasi yang
yang mempengaruhi keberhasilan atau disampaikan harus konsisten sehingga tidak
kegagalan implementasi kebijakan yaitu faktor menimbulkan kebingungan pelaksana
communication, resources, disposition, dan kebijakan, kelompok sasaran maupun pihak
bureucratic structure (Edward dalam Widodo, terkait.
2011:96-110). b. Sumber Daya (Resources); Sumber daya
Gambar 1 Model Implementasi Kebijakan memiliki peranan penting dalam
Publik George C. Edwards III implementasi kebijakan. George C. Edwards
III dalam Widodo (2011:98)
mengemukakan bahwa : bagaimanapun
jelas dan konsistensinya ketentuan-
ketentuan dan aturan-aturan serta
bagaimanapun akuratnya penyampaian
ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan
tersebut, jika para pelaksana kebijakan
yang bertanggung jawab untuk
Sesuai dengan gambar 2.1 diatas, melaksanakan kebijakan kurang
implementasi model George C. Edwards III mempunyai sumber-sumber daya untuk
terdiri dari : melaksanakan kebijakan secara efektif
a. Komunikasi (Communication);Komunikasi maka implementasi kebijakan tersebut
merupakan proses penyampaian informasi tidak akan efektif.
dari komunikator kepada komunikan. Sumber daya di sini berkaitan dengan
Sementara itu, komunikasi kebijakan segala sumber yang dapat digunakan untuk
berarti merupakan proses penyampaian mendukung keberhasilan implementasi
informasi kebijakan dari pembuat kebijakan. Sumber daya ini mencakup sumber
kebijakan (policy makers) kepada pelaksana daya manusia, anggaran, fasilitas, informasi

JAP Vol.6 No.2 137


Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

dan kewenangan yang dijelaskan sebagai komitmen yang tinggi dari pelaksana
berikut : kebijakan akan membuat mereka selalu
1) Sumber Daya Manusia (Staff); antusias dalam melaksanakan tugas,
Implementasi kebijakan tidak akan berhasil wewenang, fungsi, dan tanggung jawab
tanpa adanya dukungan dari sumber daya sesuai dengan peraturan yang telah
manusia yang cukup kualitas dan ditetapkan.
kuantitasnya. Kualitas sumber daya Sikap dari pelaksana kebijakan akan
manusia berkaitan dengan keterampilan, sangat berpengaruh dalam implementasi
dedikasi, profesionalitas, dan kompetensi di kebijakan. Apabila implementator memiliki
bidangnya, sedangkan kuantitas berkaitan sikap yang baik maka dia akan dapat
dengan jumlah sumber daya manusia menjalankan kebijakan dengan baik seperti
apakah sudah cukup untuk melingkupi apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan,
seluruh kelompok sasaran. Sumber daya sebaliknya apabila sikapnya tidak mendukung
manusia sangat berpengaruh terhadap maka implementasi tidak akan terlaksana
keberhasilan implementasi, sebab tanpa dengan baik.
sumber daya manusia yang kehandalan d. Struktur Birokrasi (Bureucratic Structure);
sumber daya manusia, implementasi Struktur organisasi memiliki pengaruh yang
kebijakan akan berjalan lambat. signifikan terhadap implementasi kebijakan.
2) Anggaran (Budgetary); Dalam Aspek struktur organisasi ini melingkupi
implementasi kebijakan, anggaran dua hal yaitu mekanisme dan struktur
berkaitan dengan kecukupan modal atau birokrasi itu sendiri. Aspek pertama adalah
investasi atas suatu program atau mekanisme, dalam implementasi kebijakan
kebijakan untuk menjamin terlaksananya biasanya sudah dibuat Standart Operation
kebijakan, sebab tanpa dukungan anggaran Procedur (SOP). SOP menjadi pedoman bagi
yang memadai, kebijakan tidak akan setiap implementator untuk bertindak agar
berjalan dengan efektif dalam mencapai dalam pelaksanaan kebijakan tidak
tujuan dan sasaran. menyimpang dari tujuan dan sasaran
3) Fasilitas (facility); Fasilitas atau sarana dan kebijakan. Aspek kedua adalah struktur
prasarana merupakan salah satu faktor birokrasi, struktur birokrasi yang terlalu
yang berpengaruh dalam implementasi panjang dan terfragmentasi akan cenderung
kebijakan. Pengadaan fasilitas yang layak, melemahkan pengawasan dan menyebabkan
seperti gedung, tanah dan peralatan prosedur birokrasi yang rumit dan
perkantoran akan menunjang dalam kompleks yang selanjutnya akan
keberhasilan implementasi suatu program menyebabkan aktivitas organisasi menjadi
atau kebijakan. tidak fleksibel.
4) Informasi dan Kewenangan (Information Model Implementasi Kebijakan Publik Van
and Authority); Informasi juga menjadi Meter dan Van Horn
faktor penting dalam implementasi Van Meter dan Van Horn (Wibawa et al,
kebijakan, terutama informasi yang relevan 1994:19), “merumuskan sebuah abstraksi
dan cukup terkait bagaimana yang menunjukkan hubungan antar berbagai
mengimplementasikan suatu kebijakan. variabel yang mempengaruhi kinerja suatu
Sementara wewenang berperan penting kebijakan.” Selanjutnya Van Meter dan Van
terutama untuk meyakinkan dan menjamin Horn (Subarsono, 2005:99) mengemukakan
bahwa kebijakan yang dilaksanakan sesuai ada lima variabel yang mempengaruhi kinerja
dengan yang dikehendaki. implementasi, yakni :
c. Disposisi (Disposition); Kecenderungan 1) Standar dan sasaran kebijakan;
perilaku atau karakteristik dari pelaksana 2) Sumber daya;
kebijakan berperan penting untuk 3) Komunikasi antar organisasi dan
mewujudkan implementasi kebijakan yang penguatan aktivitas;
sesuai dengan tujuan atau sasaran. Karakter 4) Karakteristik agen pelaksana;
penting yang harus dimiliki oleh pelaksana 5) Lingkungan ekonomi, sosial, dan politik;
kebijakan misalnya kejujuran dan komitmen 6) Sikap para pelaksana.
yang tinggi. Kejujuran mengarahkan Pandangan Van Meter dan Van Horn
implementor untuk tetap berada dalam diatas sebenarnya tidak berbeda jauh dengan
program yang telah digariskan, sedangkan pendapat George C. Edwads III, dimana Van
JAP Vol.6 No.2 138
Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

Meter dan Van Horn lebih menekankan pada perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
lingkungan ekonomi, sosial, dan politik. pertanggungjawaban pemerintah daerah”.
Model Implementasi Kebijakan Publik Salah satu bentuk tanggungjawab
Merilee S. Grindle Pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan
Grindle (Wibawa, 1990:127) dapat diwujudkan dengan menyediakan
mengemukakan teori implementasi sebagai informasi keuangan yang komprehensif
proses politik dan administrasi. Isi kebijakan kepada masyarakat. Pelaksanaan Sistem
menurut Grindle mencakup: Informasi Keuangan Daerah (SIKD) dengan
1) Kepentingan yang terpengaruhi oleh memanfaatkan kemajuan teknologi informasi
kebijakan; dan komunikasi dapat mendorong
2) Jenis manfaat yang akan dihasilkan; terwujudnya pemerintahan yang bersih,
3) Derajat perubahan yang diinginkan; transparan, akuntabel serta mampu menjawab
4) Kedudukan pembuat kebijakan; tuntutan perubahan secara efektif dan efisien.
5) Siapa pelaksana program; Penyelenggaraan Sistem Informasi
6) Sumber daya yang dikerahkan. Keuangan Daerah (SIKD) pada pemerintah
Isi kebijakan menunjukkan kedudukan dapat menyiapkan kebutuhan informasi
pembuat kebijakan dan posisi pembuat keuangan kepada masyarakat, sedangkan
kebijakan mempengaruhi bagaimana pemerintah daerah wajib menyampaikan
implementasi kebijakan. Konteks kebijakan data/ informasi yang berkaitan dengan
mempengaruhi proses implementasi. informasi keuangan daerah setiap tahun
Model Implementasi Kebijakan Publik anggaran kepada Pemerintah Pusat. Sistem
Charles O. Jones Informasi Keuangan Daerah (SIKD) yang
Jones (1996 : 166) mengatakan bahwa : dikembangkan dengan berbasis teknologi
“Implementasi kebijakan adalah suatu informasi dan komunikasi serta didesain
kegiatan yang dimaksudkan untuk sedemikian rupa agar bisa menjadi sarana
mengoperasikan sebuah program dengan untuk pengumpulan, pengolahan, penyajian,
memperhatikan tiga aktivitas utama kegiatan, dan referensi data/ informasi keuangan
yaitu: daerah antara Departemen Keuangan dan
1) Organisasi, pembentukan atau penataan Departemen Dalam Negeri dengan pemerintah
kembali sumber daya, unit-unit serta daerah dan para stakeholder atau pengguna
metode untuk menunjang agar program informasi keuangan daerah lainnya.
berjalan; 2. Tujuan SIKD
2) Interpretasi, menafsirkan agar program Sebagaimana diatur dalam undang-
menjadi rencana dan pengarahan yang undang nomor 33 tahun 2004 pasal 101 dan
tepat dan dapat diterima serta peraturan pemerintah nomor 65 tahun 2010
dilaksanakan; pasal 9 pemerintah menyelenggarakan sistem
3) Aplikasi (penerapan), berkaitan dengan informasi keuangan daerah secara nasional
pelaksanaan kegiatan rutin yang meliputi dengan tujuan :
penyediaan barang dan jasa. a. Merumuskan kebijakan dan pengendalian
Berdasarkan beberapa model fiskal nasional;
implementasi kebijakan publik diatas, maka b. Menyajikan informasi keuangan daerah
model implementasi kebijakan publik yang secara nasional;
digunakan dalam penelitian ini adalah Model c. Merumuskan kebijakan keuangan daerah
Implementasi menurut George C. Edwards III. sperti dana perimbangan, pinjaman daerah
Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) dan pengendalian defisit anggaran dan,
1. Pengertian SIKD d. Melakukan pemantauan, pengendalian dan
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65 evaluasi pendanaan desentralisasi,
Tahun 2010 pasal 1 ayat 15 “Sistem Informasi dekonsentrasi, fungsi pembantuan,
Keuangan Daerah selanjutnya disingkat SIKD pinjaman daerah dan defisit anggaran
adalah suatu sistem yang mendokumentasikan, daerah.
mengadministrasikan serta mengolah data Penyelenggaran SIKD dilaksanakan
pengelolaan keuangan daerah dan data terkait secara nasional baik di pemerintah pusat
lainnya menjadi informasi yang disajikan maupun di pemerintah daerah. SIKD regional
kepada masyarakat dan sebagai bahan diselenggarakan oleh masing-masing
pengambilan keputusan dalam rangka pemerintahan daerah selama ini dikenal
JAP Vol.6 No.2 139
Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

dengan nama Sistem Informasi Pengelolaan sistem informasi adalah kumpulan perangkat
Keuangan Daerah (SIPKD). Penyelenggaraan keras dan perangkat lunak yang dirancang
SIPKD difasilitasi oleh pemerintah pusat yaitu untuk mentransformasikan data ke dalam
Kementerian Dalam Negeri. SIPKD yang bentuk informasi yang berguna.
diselenggarakan oleh Pemerintah pusat Sedangkan Hall (2001), sistem informasi
disebut dengan SIPKD Nasional. adalah sebuah rangkaian prosedur formal di
3. Dasar Hukum SIKD mana data dikelompokan diproses menjadi
Adapun dasar hukum dari Sistem informasi dan didistribusikan kepada
Informasi Keuangan Daerah (SIKD) ini adalah : pemakai. Abdul Kadir (2014) yang dimaksud
1. Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 dengan informasi tidak harus melibatkan
tentang Perimbangan Keuangan antara komputer. Sistem informasi yang
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan menggunakan komputer biasa disebut sistem
Daerah; informasi berbasis komputer.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun Berdasarkan defenisi tersebut dapat
2010 tentang Sistem Informasi Keuangan disimpulkan bahwa sistem informasi
Daerah (SIKD); mencakup sejumlah komponen (manusia,
3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun komputer, teknologi informasi dan prosedur
2010 tentang Standar Akuntansi kerja), sesuatu yang diproses (data menjadi
Pemerintahan (SAP); informasi) dan dimaksudkan untuk mencapai
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 suatu sasaran atau tujuan (Abdul Kadir,2014).
Tahun 2013 tentang Penerapan Akuntansi Menurut kamus Oxford (1995) teknologi
Pemerintahan Berbasis Akrual pada informasi adalah studi atau penggunaan
Pemerintah Daerah. peralatan elektronika terutama komputer
4. Ruang Lingkup SIKD untuk menyimpan menganalisis dan
Sistem Informasi Keuangan Daerah menditribusikan informasi apa saja, termasuk
(SIKD) menyajikan informasi keuangan dan kata-kata, bilangan dan gambar. Menurut Alter
non keuangan dari setiap daerah. Data (1992) teknologi informasi mencakup
keuangan yang utama terdiri dari APBD, Dana perangkat keras dan perangkat lunak untuk
Perimbangan, Neraca Daerah, Laporan Arus melaksanakan satu atau sejumlah tugas
Kas, Catatan atas Laporan Keuangan Daerah, pemrosesan data seperti menangkap,
Laporan Keuangan Perusahaan Daerah dan mentransmisikan menyimpan, mengambil,
data yang berkaitan dengan kebutuhan fiskal memanipulasi atau menampilkan data. Martin
dan kapasitas fiskal daerah. Rumusan (1999), mendefenisikan teknologi informasi
informasi yang akan ditampilkan dalam SIKD tidak hanya terbatas pada teknologi komputer
secara umum meliputi dua hal yaitu informasi (perangkat keras dan perangkat lunak) yang
umum dan informasi khusus. Informasi umum digunakan untuk memproses dan menyimpan
merupakan informasi yang dapat diakses informasi melainkan juga mencakup teknologi
secara penuh oleh seluruh lapisan masyarakat. komunikasi untuk mengirimkan informasi.
Sedangkan informasi khusus adalah informasi Secara lebih umum, Lucas (2000)
yang disediakan untuk pengambil kebijakan. menyatakan bahwa teknologi informasi
SIKD dapat diakses secara terbuka oleh adalah segala bentuk teknologi yang
masyarakat umum sesuai dengan kebutuhan diterapkan untuk memproses dan
dan teknologi yang ada. mengirimkan informasi dalam bentuk
Sistem Informasi Keuangan Daerah elektronis. Mikrokomputer, komputer
Berbasis Web mainframe, pembaca barcode, perangkat
1. Sistem Informasi Dan Teknologi lunak pemroses transaksi, perangkat lunak
Informasi lembar kerja (spreadsheet) dan peralatan
Menurut Gelinas, Oram dan Wiggins komunikasi dan jaringan merupakan contoh
(1990), sistem informasi adalah suatu sistem teknologi informasi.
buatan manusia yang secara umum terdiri 2. Sistem Informasi Keuangan Daerah
atas sekumpulan komponen berbasis Berbasis Web
komputer dan manual yang dibuat untuk Menurut Peraturan Pemerintah Nomor
menghimpun, menyimpan dan mengelola data 65 Tahun 2010 Pasal 9, fungsi
serta menyediakan informasi keluaran kepada penyelenggaraan Sistem Informasi Keuangan
para pemakai. Bodnar dan Hopwood (1993), Daerah (SIKD) adalah menyajikan Informasi
JAP Vol.6 No.2 140
Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

Keuangan Daerah kepada masyarakat, jaringan internet, akan memberikan dampak


menyiapkan rumusan kebijakan teknis di yang signifikan terhadap akuntabilitas
bidang teknologi pengembangan SIKD, pengelolaan keuangan pemerintah dan
membakukan SIKD yang meliputi prosedur, memperkecil peluang terjadinya manipulasi
pengkodean, peralatan, aplikasi dan data keuangan publik, dan informasi keuangan
pertukaran informasi, dan pengkoordinasian yang tersaji dalam web/situs resmi
jaringan komunikasi data dan pertukaran pemerintah daerah akan meningkatkan
informasi antar instansi pemerintah. Bentuk aksesibilitas masyarakat dan pemangku
penyelenggaraan SIKD diatur lebih lanjut pada kepentingan dalam mendapat informasi
pasal 13 meliputi: (1). penyajian informasi tersebut. Begitu pula dengan keakuratan dan
anggaran, pelaksanaan anggaran, dan kecepatan merupakan hal penting dalam
pelaporan keuangan daerah yang dihasilkan penyajian informasi keuangan, sehingga
oleh Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan dengan SIKD yang terintegrasi dengan
Daerah (SIPKD). (2). penyajian Informasi internet mampu mengatasi permasalahan
Keuangan Daerah melalui situs resmi akurasi dan aksesibiliti laporan keuangan
Pemerintah Daerah. (3) penyediaan Informasi pemerintah.
Keuangan Daerah dalam rangka mendukung Berkaitan dengan pelaporan keuangan
SIKD secara nasional. berbasis internet, faktor yang menjadi
Berdasarkan Peraturan Pemerintah di penentu utama adalah cara laporan keuangan
atas, Pemerintah Daerah secara Nasional disajikan kepada pengguna. Pengguna
diwajibkan untuk menyusun Sistem Informasi informasi keuangan pemerintah dengan
Keuangan yang berbasis E-Accounting atau internet akan terpicu menggunakannya ketika
Web, sebagai upaya pemerintah dalam penyajiannya bersifat interaktif dan
menyajikan informasi keuangan secara akurat, memungkinkan pengguna untuk memperoleh
cepat dan terbuka, dimana informasi tersebut informasi yang berbeda dengan informasi
dapat di akses secara luas oleh masyarakat yang disajikan dalam laporan keuangan
melalui media internet. Penyajian informasi berbasis kertas atau paper-based financial
keuangan dengan manual tidak efektif lagi statement.
diterapkan, karena dapat menghambat
keakuratan dan keterbukaan informasi METODE PENELITIAN
keuangan dalam rangka pengambilan Penelitian ini bersifat deskriptif dengan
keputusan. Dengan sistem informasi keuangan menggunakan penelitian deskriptif kualitatif
daerah yang terkomputerisasi dan terkoneksi dengan pendekatan induktif. Populasi dalam
dengan jaringan internet dapat meningkatkan penelitian ini adalah pimpinan SKPD,
transparansi dan akuntabilitas dalam kasubbag keuangan SKPD dan bendahara
pengelola keuangan pada publik. pengeluaran SKPD yang berada di wilayah
Sugijanto, et al (1995:6) mengutip Pemerintah Kabupaten Dairi yang terdiri dari
Patricia Douglas menguraikan fungsi 52 SKPD. Teknik pengumpulan data yang
accountability tersebut meliputi tiga unsur: dipergunakan, kuesioner dan, Observasi.
(1) providing information about decisions and Untuk menjawab pertanyaaan dalam
actions taken during the course of operating penelitian ini digunakan teknik analisis
entity; (2) having the internal parties review dengan pendekatan kualitatif
the information, and (3) taking corrective
actions where necessary. Suatu entitas atau PEMBAHASAN
organisasi yang akuntabel adalah entitas yang 1. Analisis Data
mampu menyajikan informasi secara terbuka Analisis data adalah suatu kegiatan
mengenai keputusan-keputusan yang telah untuk meneliti, memeriksa, mempelajari,
diambil selama beroperasinya entitas membandingkan data yang ada dan membuat
tersebut, memungkinkan pihak luar misalnya interpretasi yang diperlukan. Selain itu,
legislatif, auditor atau masyarakat secara luas analisis data dapat digunakan untuk
dapat mereview informasi tersebut, serta bila mengindentifikasi jawaban atas masalah yang
dibutuhkan harus ada kesediaan untuk telah dirumuskan sebelumnya. Data diperoleh
mengambil tindakan korektif. dari penyebaran kuesioner yang
Sistem Informasi Keungan Daerah yang dikuantitatifkan agar dapat dianalisis.
terkomputerisasi dan terintegrasi dengan
JAP Vol.6 No.2 141
Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

Analisis Deskriptif dilakukan untuk menyikapi peraturan-


Analisis deskriptif merupakan analisis peraturan yang selalu dinamis;
yang didasarkan pada hasil jawaban yang c. Adanya Materi sosialisasi dan pelatihan
diperoleh dari responden, dimana responden Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD)
memberikan pernyataan dan penilaian atas yang disampaikan mudah dipahami;
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh d. Adanya dukungan Pimpinan kepada staf
penulis. Kemudian data yang diperoleh dari untuk terlaksananya Sistem Informasi
jawaban responden atas pertanyaan yang Keuangan Daerah (SIKD);
diajukan, selanjutnya dihitung persentasenya. e. Adanya kejujuran dan tekad staf untuk
Karakteristik Responden melaksanakan tugas dari Pimpinan dalam
Dalam penelitian ini, peneliti terlaksananya Sistem Informasi Keuangan
menyebarkan kuesinoer sebanyak 61 Daerah (SIKD).
eksemplar. Untuk memperoleh gambaran Tabel 3. Faktor Komunikasi terhadap
tentang karakteristik responden yang akan Implementasi
diteliti. Data yang merupakan jawaban Kategori a b c d e Ʃ Mean %
responden dianalisis dengan teknik analisis Sangat
data. Tidak
Setuju 5 - - 10 - 15 3 4,92
Analisis Jawaban Responden Tidak
Untuk menganalisis jawaban responden Setuju 10 10 10 31 7 68 13,6 22,30
terhadap variabel Komunikasi, Sumber Daya, Setuju 26 30 27 10 33 126 25,2 41,31
Disposisi, dan Struktur Birokrasi, peneliti Sangat
menggunakan skala ordinal yaitu : Setuju 20 21 24 10 21 96 19,2 31,48
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) Jumlah 61 61 61 61 61 305 61 100
2 = Tidak Setuju (TS) Sumber : data primer setelah diolah, 2015
3 = Setuju (S) Adanya DIPPEKA sebagai SKPKD yang
4 = Sangat Setuju (SS) mengadakan sosialisasi dan pelatihan
Yang terkait dengan pernyataan – pernyataan Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD)
dengan variabel Implementasi Peraturan pada SKPD.
Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 tentang Komunikasi yang dibangun oleh
Sistem Informasi Keuangan Daerah pada aparatur pelaksana di Dinas Pendapatan
Pemerintah Kabupaten Dairi yang terdapat Pengelolaan Keuangan Dan Aset yaitu adanya
dalam kuesioner. DIPPEKA sebagai SKPKD yang mengadakan
1. Komunikasi sosialisasi dan pelatihan Sistem Informasi
Komunikasi dapat dipahami sebagai Keuangan Daerah (SIKD) pada SKPD dalam
suatu instrumen kebijakan yang berfungsi mengimplementasi peraturan pemerintah
untuk mengalirkan perintah dan arahan dari nomor 65 tahun 2010 tentang sistem
pembuat kebijakan atau program kepada para informasi keuangan daerah pada pemerintah
pelaksana. Proses pengiriman informasi yang Kabupaten Dairi.
berupa perintah dan arahan pelaksanaan DIPPEKA sebagai unit kerja mempunyai
program kepada para pelaksana merupakan fungsi sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah
langkah penting. (SKPD) dan Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Untuk melihat hubungan komunikasi Daerah (SKPKD), pada fungsi SKPKD
dengan proses implementasi dapat dilihat dari menjadikan DIPPEKA sebagai unit kerja yang
aspek lancar tidaknya proses pengiriman membuat laporan keuangan Pemerintah
perintah dan pelaksanaan program dari para Kabupaten Dairi setiap tahun anggaran yang
pembuat kebijakan kepada para pelaksana. merupakan kompilasi dari laporan keuangan
Dalam hal ini digunakan (5) lima indikator semua SKPD yang ada dilingkungan
yaitu : Pemerintah Kabupaten Dairi.
a. Adanya DIPPEKA sebagai SKPKD yang Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dengan
mengadakan sosialisasi dan pelatihan indikator adanya DIPPEKA sebagai SKPKD
Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) yang mengadakan sosialiasi dan pelatihan
pada SKPD; sistem informasi keuangan daerah (SIKD)
b. Adanya sosialisasi dan pelatihan Sistem pada SKPD dalam mengimplementasi
Informasi Keuangan Daerah (SIKD) terus Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010

JAP Vol.6 No.2 142


Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

Tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah Keuangan Daerah (SIKD) terus dilakukan
Pada Pemerintah Kabupaten Dairi untuk menyikapi peraturan-peraturan yang
menunjukan sebanyak 61 responden yang di selalu dinamis dalam Implementasi Peraturan
teliti terdiri 5 responden menyatakan hasil Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 Tentang
pada kategori sangat tidak setuju, 10 Sistem Informasi Keuangan Daerah Pada
responden menyatakan hasil pada kategori Pemerintah Kabupaten Dairi.
tidak setuju, 26 responden menyatakan hasil Adanya materi sosialisasi dan pelatihan
pada kategori setuju dan 20 responden Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD)
menyatakan hasil pada kategori sangat setuju. yang disampaikan mudah dipahami;
Hal ini menunjukan bahwa komunikasi Materi sosialisasi dan pelatihan yang
DIPPEKA yang telah dilakukan sudah mudah dipahami diharapkan dapat
terlaksana dengan baik dimana 26 responden terlaksananya transfer dan penyerapan ilmu
atau 42,62 % dari responden menyatakan pengetahuan kepada aparatur pelaksana
hasil pada kategori setuju adanya DIPPEKA terlaksana dengan cepat dan baik.
sebagai SKPKD yang melakukan sosialisasi Penyampaian materi yang mudah
dan pelatihan sistem informasi keuangan dipahami dapat dilaksanakan dengan
daerah (SIKD) pada SKPD. mengundang narasumber yang profesional
Adanya sosialisasi dan pelatihan Sistem pada bidangnya dan materi yang disampaikan
Informasi Keuangan Daerah (SIKD) terus dapat mengunakan bahasa yang mudah
dilakukan untuk menyikapi peraturan- dimengerti oleh aparatur pelaksana sehingga
peraturan yang selalu dinamis; sasaran sodialisasi dan peltihan dapat
Sosialisasi dan pelatihan berkala perlu tercapai.
dilakukan untuk menyikapi peraturan- Berdasarkan diatas dengan indikator
peraturan dan teknologi yang selalu dinamis adanya materi sosialisasi dan pelatihan Sistem
sehingga pemahaman dan kemampuan Informasi Keuangan Daerah (SIKD) yang
aparatur pelaksana dapat mengikuti disampaikan mudah dipahami dalam
perkembangan yang selalu terjadi. mengimplementasi Peraturan Pemerintah
Perkembangan teknologi dan kemajuan Nomor 65 Tahun 2010 Tentang Sistem
masyarakat yang pesat akan berdampak pada Informasi Keuangan Daerah Pada Pemerintah
peraturan-peraturan baru muncul dan Kabupaten Dairi menunjukan sebanyak 61
perkembangan teknologi Sistem informasi responden yang di teliti terdiri 0 responden
keuangan daerah selalu di upgrade sehingga menyatakan hasil pada kategori sangat tidak
perlu disikapi dengan baik untuk dapat setuju, 10 responden menyatakan hasil pada
menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi. kategori tidak setuju, 27 responden
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dengan menyatakan hasil pada kategori setuju dan 24
indikator adanya sosialisasi dan pelatihan respoden menyatakan hasil pada kategori
Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) sangat setuju.
terus dilakukan untuk menyikapi peraturan- Hal ini menunjukan bahwa komunikasi
peraturan yang selalu dinamis dalam sudah terlaksana dengan baik dimana 27
mengimplementasi Peraturan Pemerintah responden atau 44,26 % dari responden
Nomor 65 Tahun 2010 Tentang Sistem menyatakan hasil pada kategori setuju dan 24
Informasi Keuangan Daerah Pada Pemerintah responden atau 39,34 % menyatakan hasil
Kabupaten Dairi menunjukan sebanyak 61 pada kategori sangat setuju adanya materi
responden yang di teliti terdiri 0 responden sosialisasi dan pelatihan Sistem Informasi
menyatakan hasil pada kategori sangat tidak Keuangan Daerah (SIKD) yang disampaikan
setuju, 10 responden menyatakan hasil pada mudah dipahami dalam Implementasi
kategori tidak setuju, 30 responden Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010
menyatakan hasil pada kategori setuju dan 21 Tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
responden menyatakan hasil pada kategori Pada Pemerintah Kabupaten Dairi.
sangat setuju. Adanya dukungan Pimpinan kepada staf
Hal ini menunjukan bahwa komunikasi untuk terlaksananya Sistem Informasi
sudah dilaksanakan dengan baik dimana 30 Keuangan Daerah (SIKD).
responden atau 49,18 % dari responden Komunikasi yang baik salah satunya
menyatakan hasil pada kategori setuju adanya dapat dilihat dari pendekatan secara pribadi
sosialisasi dan pelatihan Sistem Informasi atau kelompok yang dilakukan pimpinan
JAP Vol.6 No.2 143
Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

terhadap staf pelaksana SIKD, dimana menggunakan keahlian dan ketrampilan yang
pimpinan dapat memberikan motivasi dan dimilikinya sehingga dapat memperingan
dukungan untuk keberhasilan implementasi tugas pimpinan. Untuk melaksanakan tugas-
peraturan pemerintah nomor 65 tahun 2015 tugas tersebut diperlukan kemandirian,
tentang sistem informasi keuangan daerah kreatifitas dan kedisiplinan yang tinggi
pada pemerintah kabupaten dairi. sehingga setiap tugas yang diberikan bisa
A need exists to study how organization diselesaikan secara baik tanpa harus
leader can communicate change effectively to bergantung pada pimpinan. Untuk menjadi
increase the percentage of successful change staf profesional dibutuhkan perhatian penuh
initiative (Arif. M, Jan K, Marwat, A,A &Ullah I, dan dedikasi tinggi untuk membuat tugas
2009). Pemimpin harus dapat belajar dalam rutin yang terkesan membosankan menjadi
memimpin suatu organisasi yang mampu pekerjaan yang menarik.
menjadikan komunikasi dapat menciptakan Peran staf adalah membantu pimpinan
efektifitas dan inisiatif staf pelaksana untuk untuk memperlancar berbagai aspek
mencapai tujuan organisasi. administratif dan teknis kantor maupun
Aparatur pelaksana SIKD yang telah aktivitas rutin yang menyangkut tugas kantor
mendapat motivasi dan dukungan dari sehingga pimpinan bisa berkonsentrasi pada
pimpinan akan merasa semangat, fungsi manajerial/ kepemimpinannya.
diperhatikan dan bertanggungjawab terhadap Perintah atau arahan yang disampaikan
keberhasilan implementasi peraturan Pimpinan kepada staf yang profesional akan
pemerintah nomor 65 tahun 2015 tentang dilaksanakan dengan tekad dan kejujuran
sistem informasi keuangan daerah pada dalam melaksanakan tugas dan fungsi dengan
pemerintah kabupaten dairi. baik sehingga implementasi peraturan
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dengan pemerintah nomor 65 tahun 2010 tentang
indikator adanya dukungan Pimpinan kepada sistem informasi keuangan daerah pada
staf untuk terlaksananya sistem informasi pemerintah kabupaten dairi dapat berhasil
keuangan daerah (SIKD) dalam Implementasi dilakasanakan.
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dengan
Tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah indikator adanya kejujuran dan tekad staf
Pada Pemerintah Kabupaten Dairi untuk melaksanakan tugas dari pimpinan
menunjukan sebanyak 61 responden yang di dalam terlaksananya Sistem Informasi
teliti terdiri 10 responden menyatakan hasil Keuangan Daerah (SIKD) dalam Implementasi
pada kategori sangat tidak setuju, 31 Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010
responden menyatakan hasil pada kategori Tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
tidak setuju, 10 responden menyatakan hasil Pada Pemerintah Kabupaten Dairi
pada kategori setuju dan 10 responden menunjukan sebanyak 61 responden yang di
menyatakan hasil pada kategori sangat setuju. teliti terdiri 0 responden menyatakan hasil
Hal ini menunjukan bahwa komunikasi pada kategori sangat tidak setuju, 7 responden
belum terlaksana dengan baik dimana 31 menyatakan hasil pada kategori tidak setuju,
responden atau 50,82 % dari responden 33 responden menyatakan hasil pada kategori
menyatakan hasil pada kategori tidak setuju setuju dan 21 responden menyatakan hasil
adanya dukungan Pimpinan kepada staf untuk pada kategori sangat setuju.
terlaksananya sistem informasi keuangan Hal ini menunjukan bahwa komunikasi
daerah (SIKD) dalam Implementasi Peraturan sudah terlaksana dengan baik dimana 33
Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 Tentang responden atau 54,10 % dari responden
Sistem Informasi Keuangan Daerah Pada menyatakan hasil pada kategori setuju dan 21
Pemerintah Kabupaten Dairi. responden atau 34,43 % menyatakan hasil
Adanya kejujuran dan tekad staf untuk pada kategori sangat setuju adanya kejujuran
melaksanakan tugas dari Pimpinan dalam dan tekad staf untuk melaksanakan tugas dari
terlaksananya Sistem Informasi Keuangan pimpinan dalam terlaksananya Sistem
Daerah (SIKD). Informasi Keuangan Daerah (SIKD) sehingga
Staf yang professional adalah setiap diharapkan Implementasi Peraturan
pegawai yang mampu menyelesaikan setiap Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 Tentang
tugas yang diberikan pimpinan dengan tepat Sistem Informasi Keuangan Daerah Pada
waktu, tepat guna, tepat sasaran dengan Pemerintah Kabupaten Dairi.
JAP Vol.6 No.2 144
Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

2. Sumber Daya dengan jumlah yang memadai dapat


Sumber daya merupakan hal yang mengaplikasikan SIKD dengan baik dan
sangat penting dalam menjalankan kebijakan maksimal.
program dan mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan Tabel diatas dengan
Yang dimaksud sumber daya disini dapat indikator adanya jumlah staf yang memadai
berupa sumber daya manusia atau tenaga dalam melaksanakan sistem informasi
pelaksana dan sumber daya non manusia yang keuangan daerah (SIKD) dalam Implementasi
meliputi sarana prasarana dan dana Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010
penunjang. Dalam penelitian ini faktor sumber Tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
daya diukur dengan indikator : Pada Pemerintah Kabupaten Dairi
a. Adanya jumlah staf yang memadai dalam menunjukan sebanyak 61 responden yang di
melaksanakan Sistem Informasi Keuangan teliti terdiri 0 responden menyatakan hasil
Daerah (SIKD); pada kategori sangat tidak setuju, 33
b. Adanya kemampuan staf khusus IT dalam responden menyatakan hasil pada kategori
mendukung terlaksananya Sistem tidak setuju, 20 responden menyatakan hasil
Informasi Keuangan Daerah (SIKD); pada kategori setuju dan 8 responden
c. Adanya sarana dan prasarana dalam menyatakan hasil pada kategori sangat setuju.
melaksanakan Sistem Informasi Keuangan Hal ini menunjukan bahwa jumlah
Daerah (SIKD); Sumber Daya staf pelaksana belum memadai
d. Adanya anggaran dalam melaksanakan dimana 33 responden atau 54,10 % dari
Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD). responden menyatakan hasil pada kategori
Tabel 4 Faktor Sumber Daya terhadap tidak setuju adanya jumlah staf yang memadai
Implementasi dalam melaksanakan sistem informasi
Kategori a b C D Ʃ Mean %
keuangan daerah (SIKD) dalam Implementasi
Sangat Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010
Tidak Tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
Setuju - - - 12 12 3 4,92
Tidak
Pada Pemerintah Kabupaten Dairi.
Setuju 33 30 31 27 121 30,25 49,59 Adanya kemampuan staf khusus IT dalam
Setuju 20 25 24 15 84 21 34,43
mendukung terlaksananya Sistem
Sangat Informasi Keuangan Daerah (SIKD);
Setuju 8 6 6 7 27 6,75 11,07 Kemampuan aparatur pelaksana salah
Jumlah 61 61 61 61 244 61 100 satu faktor utama yang dapat menunjang
Sumber : data primer setelah diolah, 2015 keberhasilan mengaplikasikan SIKD, karena
Adanya jumlah staf yang memadai dalam kualitas sumber daya manusia yang tinggi dan
melaksanakan Sistem Informasi Keuangan berkompeten akan mudah mengerjakannnya.
Daerah (SIKD); Dengan ketersediaan aparatur yang
Sumber daya manusia dalam hal ini menguasai IT yang mahir dan terlatih
jumlah aparatur pelaksana yang memadai merupakan suatu hal yang penting
merupakan sarana untuk memenuhi keberadaannya dalam keberhasilan
kebutuhan dalam pelaksanaan SIKD di mengimplementasikan Peraturan Pemerintah
lingkungan pemerintah kabupaten dairi. Nomor 65 Tahun 2010 tentang Sistem
Jumlah aparatur pelaksana yang memadai Informasi Keuangan Daerah pada Pemerintah
dalam melaksanakan SIKD pada setiap SKPD Kabupaten Dairi.
sangat diperlukan untuk menunjang proses Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dengan
pengelolaan keuangan daerah sehingga tidak indikator adanya kemampuan staf khusus IT
perlu terjadi seorang staf mengerjakan sendiri dalam mendukung terlaksananya sistem
semuanya yang seharusnya dapat dibagi ke informasi keuangan daerah (SIKD) terhadap
staf lain dengan mengerjakan secara team Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor
work. 65 Tahun 2010 Tentang Sistem Informasi
Pada setiap SKPD di lingkungan Keuangan Daerah Pada Pemerintah
Pemerintah Kabupaten Dairi, proses Kabupaten Dairi menunjukan sebanyak 61
pengelolaan keuangan melibatkan kasubbag responden yang di teliti terdiri 0 responden
keuangan, bendahara pengeluaran dan menyatakan hasil pada kategori sangat tidak
bendahara penerima sehingga diharapkan setuju, 30 responden menyatakan hasil pada
kategori tidak setuju, 25 responden
JAP Vol.6 No.2 145
Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

menyatakan hasil pada kategori setuju dan 6 responden atau 50,82 % dari responden
responden menyatakan hasil pada kategori menyatakan hasil pada kategori tidak setuju
sangat setuju. adanya sarana dan prasarana dalam
Hal ini menunjukan bahwa sumber daya melaksanakan sistem informasi keuangan
aparatur pelaksana yang menguasai IT belum daerah (SIKD) dalam Implementasi Peraturan
memadai dengan baik dimana 30 responden Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 Tentang
atau 49,18 % dari responden menyatakan Sistem Informasi Keuangan Daerah Pada
hasil pada kategori tidak setuju adanya Pemerintah Kabupaten Dairi sehingga tidak
kemampuan staf khusus IT dalam mendukung dapat berjalan dengan baik.
terlaksananya sistem informasi keuangan Adanya anggaran dalam melaksanakan
daerah (SIKD) pada setiap SKPD dalam Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD).
Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor Sumber daya anggaran merupakan suatu
65 Tahun 2010 Tentang Sistem Informasi gambaran posisi keuangan SKPD pada
Keuangan Daerah Pada Pemerintah lingkungan Pemerintah Kabupaten Dairi
Kabupaten Dairi. dalam merumuskan dan melaksanakan
Adanya sarana dan prasarana dalam kebijakan pengelolaan keuangan. Dalam
melaksanakan Sistem Informasi Keuangan anggaran tercantum besarnya pemakaian dan
Daerah (SIKD); hasil yang diperoleh dari sumber daya
Tersedianya sarana dan prasarana yang manusia. Anggaran merupakan faktor
cukup dengan kualitas yang baik, sangat pendukung dalam proses pelaksanaan
dibutuhkan setiap organisasi dimanapun kegiatan sistem informasi keuangan daerah
dalam menyelenggarakan kegiatannya untuk (SIKD) di lingkungan pemerintah kabupaten
mencapai tujuan yang diharapkan. Tanpa dairi.
adanya sarana dan prasarana, mustahil tujuan Anggaran merupakan hal yang sangat
dapat dicapai. Sarana dan prasarana atau penting dalam proses kegiatan suatu
infrastruktur seperti server, laptop, jaringan organisasi. A systemic failure of financial
(Lan, Internet) yang memadai sangat regulation contributed to the crisis (Ross Levine
diperlukan dalam menunjang keberhasilan 2011), Anggaran merupakan faktor penunjang
implementasi SIKD di lingkungan pemerintah aparatur, infrastruktur dan bimtek dalam
dairi. pelaksanaan SIKD yang bertujuan agar dalam
Aparatur pelaksana SIKD yang ada di pelaksanaan SIKD dapat menghasilkan kinerja
masing-masing SKPD akan mudah melakukan yang efektif dan efisien.
pengoperasian SIKD, seperti pengentrian data Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dengan
SKPD sudah langsung masuk ke server yang indikator adanya anggaran dalam
berada pada DIPPEKA sebagai SKPKD. Dengan melaksanakan sistem informasi keuangan
tersedia sarana dan prasarana yang daerah dalam Implementasi Peraturan
berkualitas baik akan memudahkan dalam Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 Tentang
pelaksanaan SIKD pada masing-masing SKPD Sistem Informasi Keuangan Daerah Pada
dengan SKPKD. Pemerintah Kabupaten Dairi menunjukan
Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dengan sebanyak 61 responden yang di teliti terdiri
indikator adanya sarana dan prasarana dalam 12 responden menyatakan hasil pada kategori
melaksanakan sistem informasi keuangan sangat tidak setuju, 27 responden menyatakan
daerah (SIKD) terhadap Implementasi hasil pada kategori tidak setuju, 15 responden
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 menyatakan hasil pada kategori setuju dan 7
Tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah responden menyatakan hasil pada kategori
Pada Pemerintah Kabupaten Dairi sangat setuju.
menunjukan sebanyak 61 responden yang di Hal ini menunjukan bahwa sumber daya
teliti terdiri 0 responden menyatakan hasil anggaran belum memadai dengan baik dimana
pada kategori sangat tidak setuju, 31 27 responden atau 44,26 % dari responden
responden menyatakan hasil pada kategori menyatakan hasil pada kategori tidak setuju
tidak setuju, 24 responden menyatakan hasil bahwa adanya anggaran dalam melaksanakan
pada kategori setuju dan 6 responden sistem informasi keuangan daerah dalam
menyatakan hasil pada kategori sangat setuju. Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor
Hal ini menunjukan bahwa sumber daya 65 Tahun 2010 Tentang Sistem Informasi
belum memadai dengan baik dimana 31 Keuangan Daerah Pada Pemerintah
JAP Vol.6 No.2 146
Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

Kabupaten Dairi sehingga tidak berjalan tersebut tidak dapat berjalan dengan baik.
dengan baik. Bahkan sebagus apapun suatu kebijakan itu
dibuat, tanpa adanya komitmen pimpinan
3. Disposisi untuk menerapkan kebijakan tersebut, tidak
Disposisi merupakan sikap para akan dirasakan keberhasilannya.
pelaksana kebijakan, yang dalam penelitian ini Dengan adanya komitmen yang
diukur dengan beberapa indikator sebagai dilakukan oleh pimpinan dilingkungan
berikut : pemerintah kabupaten dairi terhadap
a. Adanya komitmen Pimpinan untuk kebijakan implementasi peraturan pemerintah
melaksanakan Sistem Informasi Keuangan nomor 65 tahun 2010 tentang sistem
Daerah (SIKD); informasi keungan daerah pada kabupaten
b. Adanya tanggungjawab bersama Pimpinan dairi diharapkan akan berhasil dalam
dengan staf atas keberhasilan/ kegagalan melaksankannya dengan baik.
dalam melaksanakan Sistem Informasi Berdasarkan Tabel diatas dengan
Keuangan Daerah (SIKD); indikator adanya adanya komitmen pimpinan
c. Adanya penempatan staf yang sesuai dengan untuk melaksanakan sistem informasi
kemampuan untuk melaksanakan Sistem keuangan daerah (SIKD) dalam Implementasi
Informasi Keuangan Daerah (SIKD); Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010
d. Adanya insentif pada staf pelaksana dalam Tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
melaksanakan Sistem Informasi Keuangan Pada Pemerintah Kabupaten Dairi
Daerah (SIKD). menunjukan sebanyak 61 responden yang di
Tabel 5. Faktor Disposisi terhadap teliti terdiri 0 responden menyatakan hasil
Implementasi pada kategori sangat tidak setuju, 35
Kategori A b c d Ʃ Mean %
responden menyatakan hasil pada kategori
Sangat tidak setuju, 20 responden menyatakan hasil
Tidak pada kategori setuju dan 6 responden
Setuju - 5 4 10 19 4,75 7,79
Tidak
menyatakan hasil pada kategori sangat setuju.
Setuju 35 29 31 37 132 33 54,10 Hal ini menunjukan bahwa disposisi
Setuju 20 15 16 9 60 15 24,59
belum terlaksana dengan baik dimana 35
Sangat responden atau 57,38 % dari responden
Setuju 6 12 10 5 33 8,25 13,52 menyatakan hasil pada kategori tidak setuju
Jumlah 61 61 61 61 244 61 100 bahwa adanya komitmen pimpinan untuk
Sumber : data primer setelah diolah, 2015 melaksanakan sistem informasi keuangan
Adanya komitmen Pimpinan untuk daerah (SIKD) dalam Implementasi Peraturan
melaksanakan Sistem Informasi Keuangan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 Tentang
Daerah (SIKD); Sistem Informasi Keuangan Daerah Pada
Leadership atau kepemimpinan Pemerintah Kabupaten Dairi sehingga tidak
merupakan faktor yang menjadi kunci berjalan dengan baik.
keberhasilan kinerja suatu organisasi. Adanya tanggungjawab bersama Pimpinan
Kesuksesan suatu organisasi tergantung pada dengan staf atas keberhasilan/ kegagalan
kinerja para pegawai yang berada paling dalam melaksanakan Sistem Informasi
bawah dalam suatu piramida organisasi, Keuangan Daerah (SIKD);
karena pada dasarnya para pegawai yang Dalam organisasi ada dua peran, peran
berkerja membutuhkan pemimpin yang pimpinan dan peran bawahan atau staf atau
memimpin mereka dalam bekerja. Oleh pembantu pimpinan. Peran sebagai staf
karena itu, berbagai kebijakan dapat berjalan bukanlah hal yang mudah, pada umumnya
dengan baik apabila terdapat dukungan dari akan dihadapkan pada situasi dan kondisi sulit
top management yang ada di dalam organisasi baik yang diakibatkan oleh kendala teknis
tersebut, bahkan baik buruknya kinerja sarana dan prasarana pekerjaan, maupun
organisasi akan sangat bergantung pada cara kendala hubungan komunikasi antara staf
pimpinan suatu organisasi tersebut dengan pimpinan.
menjalankankan organisasinya. Sebagus Peranan pimpinan juga sangat penting
apapun gagasan/ ide dari bawah tanpa adanya dalam organisasi yang mengarahkan staf
dukungan dari pimpinan puncak, gagasan dalam mencapai tujuan organisasi, kadang
kendala atau masalah yang dialami pimpinan
JAP Vol.6 No.2 147
Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

seperti dalam membuat keputusan secara keterampilan menuju prestasi kerja bagi
cepat dan tepat sesuai kondisi tertentu. karyawan itu sendiri. Hal ini merupakan
Keberhasilan atau kegagalan untuk bagian dari proses pengembangan karyawan
mencapai tujuan organisasi merupakan (employer development) dengan demikian
kegagalan dan keberhasilan bersama antara pelaksanaanya harus memperhatikan prinsip
pimpinan dan staf sesuai dengan tugas dan efesiensi (kesesuaian antara keahlian yang
fungsi masing-masing yang harus dipahami dipersyaratkan dengan dimiliki oleh
sehingga kendala atau masalah yang dihadapi karyawan) sebagaimana yang ditulis oleh
dalam organisasi dapat terselesaikan dengan Milkovich dan Boudreau (1994) sebagai
baik. berikut : oleh karena penempatan karyawan
Berdasarkan Tabel diatas dengan dari dalam dan orientasi / pelatihan karyawan
indikator adanya tanggungjawab bersama dipusatkan pada pengembangan karyawan
Pimpinan dengan staf atas keberhasilan/ yang ada secara tepat, mereka harus
kegagalan dalam melaksanakan sistem memelihara keseimbangan antara perhatian
informasi keuangan daerah (SIKD) dalam organisasi terhadap efesiensi (kesesuaian
Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor optimal antara skill dan tututan) dengan
65 Tahun 2010 Tentang Sistem Informasi keadilan (mempersepsi bahwa kegiatan
Keuangan Daerah Pada Pemerintah tersebut adalah adil, sah dan memberikan
Kabupaten Dairi menunjukan sebanyak 61 kesempatan merata).
responden yang di teliti terdiri 5 responden Berdasarkan Tabel diatas dengan
menyatakan hasil pada kategori sangat tidak indikator adanya penempatan staf yang sesuai
setuju, 29 responden menyatakan hasil pada dengan kemampuan untuk melaksanakan
kategori tidak setuju, 15 responden sistem informasi keuangan Derah (SIKD)
menyatakan hasil pada kategori setuju dan 12 dalam Implementasi Peraturan Pemerintah
responen menyatakan hasil pada kategori Nomor 65 Tahun 2010 Tentang Sistem
sangat setuju. Informasi Keuangan Daerah Pada Pemerintah
Hal ini dapat menunjukan bahwa Kabupaten Dairi menunjukan sebanyak 61
disposisi belum terlaksana dengan baik responden yang di teliti terdiri 4 responden
dimana 29 responden atau 47,54 % dari menyatakan hasil pada kategori sangat tidak
responden menyatakan hasil pada kategori setuju, 31 responden menyatakan hasil pada
tidak setuju adanya tanggungjawab bersama kategori tidak setuju, 16 responden
Pimpinan dengan staf atas keberhasilan/ menyatakan hasil pada kategori setuju, 10
kegagalan dalam melaksanakan sistem responden menyatakan hasil pada kategori
informasi keuangan daerah (SIKD) dalam sangat setuju.
Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor Hal ini dapat menunjukan bahwa
65 Tahun 2010 Tentang Sistem Informasi disposisi belum terlaksana dengan baik
Keuangan Daerah Pada Pemerintah dimana 31 responden atau 50,82 % dari
Kabupaten. responden menyatakan hasil pada kategori
Adanya penempatan staf yang sesuai tidak setuju adanya penempatan staf yang
dengan kemampuan untuk melaksanakan sesuai dengan kemampuan untuk
Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD); melaksanakan sistem informasi keuangan
Tujuan penempatan pegawai adalah Derah (SIKD) dalam Implementasi Peraturan
untuk menempatkan orang yang tepat dan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 Tentang
jabatan yang sesuai dengan minat dan Sistem Informasi Keuangan Daerah Pada
kemampuannya, sehingga sumber daya Pemerintah Kabupaten Dairi sehingga tidak
manusia yang ada menjadi produktif. Hal ini dapat berjalan dengan baik.
sesuai dengan pendapat Memoria (1986), Adanya insentif pada staf pelaksana dalam
penempatan pegawai mengandung arti melaksanakan Sistem Informasi Keuangan
pemberian tugas tertentu kepada pekerja agar Daerah (SIKD).
ia mempunyai kedudukan yang paling baik Organisasi atau perusahaan tidak dapat
dan paling sesuai dengan didasarkan pada dipisahkan dengan karyawan, karena
rekruitmen, kualifikasi pegawai dan karyawan merupakan elemen terpenting
kebutuhan pribadi. dalam suatu organisasi atau perusahaan
Penempatan yang tepat merupakan cara sebagai pelaksana dalam setiap kegiatan
untuk mengoptimalkan kemampuan, dalam mencapai tujuan organisasi atau
JAP Vol.6 No.2 148
Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

perusahaan. Modernisasi dalam bidang lingkungan dan mempertimbangkan tujuan,


industri hampir menyisihkan karyawan, sumber daya, dan struktur organisasi. Kedua,
namun demikian karyawan akan tetap sistem kompensasi harus memotivasi para
dibutuhkan oleh perusahaan atau organsiasi, karyawan. Sistem harus bisa memuaskan
sebab tanpa karyawan suatu organisasi atau kebutuhan karyawan, memastikan adanya
perusahaan mustahil dapat berjalan dengan perlakuan adil terhadap karyawan, dan
sendirinya. Karyawan selalu terlibat dalam memberikan imbalan terhadap kinerja
setiap proses manajemen maupun operasional karyawan.”
dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Menurut William B. Wertherdan Keith
Gambaran tersebut menunjukkan betapa Davis, kompensasi adalah apa yang seseorang
pentingnya arti karyawan bagi perusahaan, karyawan terima sebagai balasan dari
sehingga pihak perusahaan dituntut untuk pekerjaan yang diberikannya, baik upah per
memberikan perhatian yang serius terhadap jam ataupun gaji periodik yang didesain dan
masalah-masalah yang berkaitan dengan dikelola oleh bagian personalia.
tenaga kerja. Bentuk penghargaan yang Berdasarkan Tabel diatas dengan
diberikan oleh perusahaan kepada karyawan indikator adanya insentif pada staf pelaksana
adalah berupa pemberian kompensasi, yang dalam melaksanakan sistem informasi
diharapkan dapat merangsang semangat kerja keuangan Daerah (SIKD) terhadap
karyawan. Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor
Dessler (1997:85) mengemukakan 65 Tahun 2010 Tentang Sistem Informasi
bahwa: “Kompensasi merupakan salah satu Keuangan Daerah Pada Pemerintah
bentuk pembayaran atau imbalan yang Kabupaten Dairi menunjukan sebanyak 61
diberikan kepada karyawan dan timbul dari responden yang di teliti terdiri 10 responden
dipekerjakannya karyawan itu”. Menurut menyatakan hasil pada kategori sangat tidak
Handoko (1998:155) kompensasi adalah setuju, 37 responden menyatakan hasil pada
segala sesuatu yang diterima para karyawan kategori tidak setuju, 9 responden
sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Henry menyatakan hasil pada kategori setuju dan 5
Simamora (2004:442) mendefinisikan responden menyatakan hasil pada kategori
“Kompensasi (compensation) meliputi sangat setuju.
imbalan finansial dan jasa nirwujud serta Hal ini dapat menunjukan bahwa
tunjangan yang diterima oleh para karyawan disposisi belum terlaksana dengan baik
sebagai bagian dari hubungan kepegawaian. dimana 37 responden atau 60,66 % dari
Kompensasi merupakan apa yang diterima responden menyatakan hasil pada kategori
oleh para karyawan sebagai ganti kontribusi tidak setuju adanya insentif pada staf
mereka kepada organisasi”. pelaksana dalam melaksanakan sistem
Sesuai dengan pendapat Ranupandojo informasi keuangan daerah (SIKD) dalam
(2000:10) yang menyatakan bahwa Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor
“Kompensasi meliputi kegiatan pemberian 65 Tahun 2010 Tentang Sistem Informasi
balas jasa kepada karyawan. Kegiatan di sini Keuangan Daerah Pada Pemerintah
meliputi penentuan sisten kompensasi yang Kabupaten Dairi sehingga tidak dapat berjalan
mampu mendorong prestasi karyawan, dan dengan baik.
juga menentukan besarnya kompensasi yang 4. Struktur Birokrasi
akan diterima oleh masing-masing karyawan”, Struktur birokrasi merupakan pola
dan berdasarkan beberapa pendapat hubungan kewenangan dan koordinasi antar
mengenai kompensasi tersebut, maka dapat pemberi kebijakan dan pelaksana kebijakan,
disimpulkan bahwa kompensasi merupakan yang dalam penelitian ini dapat diukur melalui
segala bentuk imbalan atau balas jasa yang beberapa indikator, diantaranya :
diberikan oleh perusahaan dan diterima oleh a. Adanya Standar Operating Procedure (SOP)
para karyawan atas kerja yang telah dalam melaksanakan Sistem Informasi
dilakukan. Keuangan Daerah (SIKD);
Menurut Henry Simamora (2004:461): b. Adanya pembagian tugas dan fungsi
“Ada dua pertimbangan kunci dalam sistem (tupoksi) dalam melaksanakan Sistem
pemberian kompensasi yang efektif. Pertama, Informasi Keuangan Daerah (SIKD);
sistem kompensasi harus adaptif terhadap
situasi. Sistem harus sesuai dengan
JAP Vol.6 No.2 149
Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

c. Adanya Sistem Informasi Keuangan Daerah setuju, 33 responden menyatakan hasil pada
(SIKD) yang satu antara pemerintah daerah kategori tidak setuju, 15 responden
dengan pemerintah pusat (Single System). menyatakan hasil pada kategori setuju dan 10
Tabel 6. Faktor Struktur Birokrasi terhadap responden menyatakan hasil pada kategori
Implementasi sangat setuju.
Kategori a b C Ʃ Mean %
Hal ini dapat menunjukan bahwa
Sangat struktur birokrasi belum terlaksana dengan
Tidak baik dimana 33 responden atau 54,10 % dari
Setuju 3 5 10 18 6,00 9,84
Tidak
responden menyatakan hasil pada kategori
Setuju 33 16 13 62 20,67 33,88 tidak setuju adanya standar operating
Setuju 15 25 33 73 24,33 39,89
prosedure (SOP) dalam melaksanakan sistem
Sangat informasi keuangan daerah (SIKD) terhadap
Setuju 10 15 5 30 10,00 16,39 Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor
Jumlah 61 61 61 183 61,00 100 65 Tahun 2010 Tentang Sistem Informasi
Sumber : data primer setelah diolah, 2015 Keuangan Daerah Pada Pemerintah
Adanya Standar Operating Procedure Kabupaten Dairi sehingga tidak dapat berjalan
(SOP) dalam melaksanakan Sistem dengan baik.
Informasi Keuangan Daerah (SIKD); Adanya pembagian tugas dan fungsi
Prinsip manajemen yang bagus dengan (tupoksi) dalam melaksanakan Sistem
ketersediannya system manajemen yang rapi Informasi Keuangan Daerah (SIKD);
dan teratur yang dapat memastikan Pembagian tugas mutlak dilakukan
keberhasilan suatu perusahaan atau dalam organisasi agar tidak terjadi tumpang
organisasi. Saat menjalankan tugas para staf tindih dalam pelaksanaan pekerjaan. Agar
pelaksana memerlukan acuan kerja yang jelas tidak menimbulkan penumpukan pekerjaan
hingga tidak keluar jalur yang sudah di pada satu titik dan kekosongan pada titik yang
tentukan serta yang disepakati bersama. Oleh lain. Kemudian supaya tidak ada pegawai yang
karena itu diperlukan standar operasional sedang main game dan ngobrol tetapi yang
prosedur ( SOP) kerja yang jelas sebagai acuan lain sibuk dengan pekerjaannya. Hal ini
didalam bekerja. membuat suasana kerja menjadi tidak
Standard operasional prosedur atau kompetitif, sehingga setiap staf pelaksana
yang biasa dimaksud dengan ( SOP ) adalah tidak berfikir bagaimana menjalankan tugas
acuan kerja yang bisa jadikan standar didalam sebaik-baiknya.
bekerja di seluruh departemen yang ada di Setiap organisasi harus diberi beban
suatu perusahaan atau organisasi hingga tugas sesuai latar belakang dan
pekerjaan bisa dikerjakan dengan baik, cepat, kemampuannya. Tugas dan tanggung jawab
tepat, efisien & efektif. Dalam SOP tertuang seperti dua sisi mata uang yang saling
prosedur apa saja yang perlu dikerjakan, mengkait. Setiap anggota harus bertanggung
tugas, wewenang & tanggung jawab masing - jawab terhadap setiap pelaksanaan tugasnya
masing yang telah dibakukan. Sehingga saat sesuai tupoksi yang dimiliki. Kesadaran
ada gap atau ada kekeliruan sistem yang tanggung jawab harus ditanamkan pada setiap
keluar dari jalurnya dapat dapat di anggota organisasi, agar setiap pelaksanaan
identifikasi. Disamping itu juga SOP bisa juga pekerjaan jelas siapa yang memiliki tanggung
jadikan di antara alat untuk menilai kinerja jawab. Inti pembagian tugas adalah anggota
organisasi atau staf pelaksana. organisasi mengetahui siapa mengerjakan apa.
Berdasarkan Tabel diatas dengan Pembagian tugas berfungsi agar tidak
indikator adanya Standar Operating timbul manajemen “tukang sate”, dia meraut
Procedure (SOP) dalam melaksanakan sistem lidi, dia yang menusuk sate, dia yang
informasi keuangan daerah (SIKD) dalam membakar sate, dia yang membuat sambal,
Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor semua dia yang melakukan. Organisasi yang
65 Tahun 2010 Tentang Sistem Informasi menerapkan menejemen “tukang sate” ,
Keuangan Daerah Pada Pemerintah organisasai tidak sehat, harus ada pembagian
Kabupaten Dairi menunjukan sebanyak 61 tugas dengan jelas, siapa yang mengonsep
responden yang di teliti terdiri 3 responden surat, siapa mengangendakan surat, siapa
menyatakan hasil pada kategori sangat tidak yang mengetik, siapa yang mengantar surat.

JAP Vol.6 No.2 150


Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

Bukan “semua untuk satu” atau “satu untuk menggunakan anggaran APBN atau berupa
semua”. bantuan dari luar yang menjadi hutang yang
Pembagian tugas akan menimbulkan harus dibayar.
kerjasama antar anggota organisasi terjalin. Pada saat pemerintah pusat dapat
Inilah ciri organisasai modern. Dimana, melihat realisasi data penyerapan anggaran
penyelesaian pekerjaan tidak mengandalkan pada pemerintah daerah seluruh Indonesia
individu tetapi kerja tim atau team work. tidak dapat secara real time dan perlu adanya
Berdasarkan Tabel 4.6 diatas dengan sistem tersendiri untuk merekapitulasi data
indikator adanya pembagian tugas dan fungsi pemerintah daerah yang mempunyai sistem
(tupoksi) dalam melaksanakan sistem SIKD yang berbeda-beda.
informasi keuangan daerah (SIKD) terhadap Berdasarkan Tabel diatas dengan
Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor indikator adanya sistem informasi keuangan
65 Tahun 2010 Tentang Sistem Informasi daerah (SIKD) yang satu antara pemerintah
Keuangan Daerah Pada Pemerintah daerah dengan pemerintah pusat (single
Kabupaten Dairi menunjukan sebanyak 61 system) terhadap Implementasi Peraturan
responden yang di teliti terdiri 5 responden Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 Tentang
menyatakan hasil pada kategori sangat tidak Sistem Informasi Keuangan Daerah Pada
setuju, 16 responden menyatakan hasil pada Pemerintah Kabupaten Dairi menunjukan
kategori tidak setuju, 25 responden sebanyak 61 responden yang di teliti terdiri
menyatakan hasil pada kategori setuju dan 15 10 responden menyatakan hasil pada kategori
responden menyatakan hasil pada kategori sangat tidak setuju, 13 responden menyatakan
sangat setuju. hasil pada kategori tidak setuju, 33 responden
Hal ini dapat menunjukan bahwa menyatakan hasil pada kategori setuju dan 5
struktur birokrasi sudah terlaksana dengan responden menyatakan hasil pada kategori
baik dimana 25 responden atau 40,98 % dari sangat setuju.
responden menyatakan hasil pada kategori Hal ini dapat menunjukan bahwa
setuju adanya pembagian tugas dan fungsi struktur birokrasi belum terlaksana dengan
(tupoksi) dalam melaksanakan sistem baik dimana 33 responden atau 54.10 % dari
informasi keuangan daerah (SIKD) terhadap responden menyatakan hasil pada kategori
Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor setuju adanya sistem informasi keuangan
65 Tahun 2010 Tentang Sistem Informasi daerah (SIKD) yang satu antara pemerintah
Keuangan Daerah Pada Pemerintah daerah dengan pemerintah pusat (single
Kabupaten Dairi sehingga dapat berjalan system) diharapkan Implementasi Peraturan
dengan baik. Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 Tentang
Adanya Sistem Informasi Keuangan Daerah Sistem Informasi Keuangan Daerah Pada
(SIKD) yang satu antara pemerintah Pemerintah Kabupaten Dairi sehingga dapat
daerah dengan pemerintah pusat (Single berjalan dengan baik.
System).
Penggunaan sistem SIKD yang di KESIMPULAN
gunakan oleh pemrintah daerah di indonesia Berdasarkan informasi dan data di
bermacam-macam seperti SIPKD, SIMDA, lapangan sepanjang penelitian serta setelah
SPEKTRA dan SIMAKDA yang semuanya dilakukan pembahasan, maka dapat
mempunyai kelebihan dan kekurangan disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
tersendiri. 1. Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor
Setiap pemerintah daerah yang 65 Tahun 2010 tentang Sistem Informasi
menggunakan sistem SIKD pasti akan Keuangan Daerah pada Pemerintah
menyiapkan anggaran khusus untuk Kabupaten Dairi pada faktor komunikasi
perawatan dan pengembangan sistem SIKD sudah memadai.
yang mereka gunakan sehingga kalau dilihat 2. Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor
adanya perbedaan sistem SIKD yang 65 Tahun 2010 tentang Sistem Informasi
digunakan pemerintah daerah akan menjadi Keuangan Daerah pada Pemerintah
tidak efisien dan efektif, dan yang menarik Kabupaten Dairi pada faktor sumber daya
Pemerintah pusat seperti kementerian dalam belum memadai.
negeri dan BPKP masing-masing 3. Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor
mengembangkan SIKD yang pasti 65 Tahun 2010 tentang Sistem Informasi
JAP Vol.6 No.2 151
Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

Keuangan Daerah pada Pemerintah Dunn, William. 2003. Pengantar Analisis


Kabupaten Dairi pada faktor disposisi belum Kebijakan Publik ( Edisi Kedua, Cetakan
memadai. Kelima). Gadja Mada University:
4. Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor Yogyakarta.
65 Tahun 2010 tentang Sistem Informasi Edward III, George C, 1980. Implementing
Keuangan Daerah pada Pemerintah Public Policy. Washington DC:
Kabupaten Dairi pada faktor struktur Congressional Quarterly Press.
organisasi sudah memadai. Hall, Janes. A, 2001. Sistem Informasi
Dari kesimpulan di atas maka dapat Akuntansi, Edisi ketiga. Jakarta: Salemba
dijelaskan dari penelitian ini bahwa Empat.
“Keberhasilan Implementasi Peraturan Hasan, Iqbal, 2006. Analisis Data Penelitian
Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 tentang dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
Sistem Informasi Keuangan Daerah pada Jones, Charles O, 1996. Pengantar Kebijakan
Pemerintah Kabupaten Dairi dipengaruhi oleh Publik (Public Policy). Terjemahan Ricky
faktor sumber daya dan disposisi yang belum Ismanto. Jakarta: PT. Rajagrafindo
maksimal dilaksanakan dengan baik. Persada.
Misroji, 2014. Analisis Faktor-faktor yang
IMPLIKASI KEBIJAKAN mempengaruhi Implementasi Kebijakan
Berdasarkan hasil penelitian dan Penyebaran Informasi Publik mengenai
kesimpulan tersebut di atas maka peneliti Depok Cyber City pada Diskominfo Kota
memberikan saran-saran sebagai berikut : Depok. Tesis Universitas Esa Unggul.
1. Dalam meningkatkan keberhasilan Niftah Thoha, 2012. Perilaku Organisasi
Implementasi Sistem Informasi Keuangan Konsep Dasar dan Implikasinya.Jakarta :
Daerah (SIKD) pada Pemerintah Kabupaten PT. Raja Grafindo Persada.
Dairi harus memperhatikan pada faktor Nugroho, Riant, 2012. Public Policy: Teori
sumber daya dan disposisi sangat Kebijakan-Analisis-Kebijakan-Proses
diprioritaskan untuk diperbaiki, sehingga (Edisi Keempat). Jakarta : Elex Media
permasalahan dan kendala yang muncul Komputindo.
dapat diselesaikan. Sarjono, Hadi dan Julianita, Winda, 2011. SPSS
2. Untuk meningkatkan transparansi, vs LISREL : Sebuah Pengantar, Aplikasi
konsolidasi data keuangan antara untuk Riset. Jakarta : Salemba Empat.
Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif,
perlu penggunaan Sistem Informasi Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
keuangan dengan sistem tunggal (single Sumaryadi, I Nyoman, 2005. Efektivitas
system) yang berbasis web sehingga data Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah.
keuangan seluruh pemerintah daerah dapat Jakarta: Citra Utama
dilihat secara real time. Subarsono, AG. 2008. Analisis Kebijakan Publik
3. Perkembangan teknologi yang semakin (Konsep, Teori dan Aplikasi). Cetakan
pesat harus disikapi positif oleh tingkatan Ketiga. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
pimpinan untuk meningkatkan keberhasilan Samodra, Wibawa., Yuyun . P dan Agus P.
implementasi dan untuk mempermudah (1994). Evaluasi Kebijakan Publik.
pekerjaan aparatur pelaksana SIKD. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Singarimbun, M Sofian Effendi, 2006. Metode
DAFTAR PUSTAKA Penelitian Survai. Jakarta: Pustaka LP3ES
Arinkunto, Suharsimi, 2008. Prosedur Indonesia.
Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek Sudjana, Nana. (2005). Tuntunan Penyusunan
(edisi keempat). Jakarta : Rineka Cipta. Karya Ilmiah. Bandung:Sinar Baru
Abidin, Said Zainal, 2012. Kebijakan Publik. Algesindo
Jakarta : Salemba Humanika. Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian
Abdul Kadir, 2014. Pengenalan Sistem Kualitatif. Bandung: CV.Alfabeta.
Informasi (Edisi Revisi). Andi: Wibawa, Samoedra, 1994. Evaluasi Kebijakan
Yogyakarta. Publik. Jakarta : Raja Grafindo.
Dye, Thomas R, 1978. Understanding Public Widodo, Joko, 2011. Analisis Kebijakan Publik.
Policy (Third Edition). New Jersey: Malang : Bayumedia Publishing.
Englewood Cliffs, Practice Hall.
JAP Vol.6 No.2 152
Jurnal Administrasi Publik ISSN: 2088-527x
Public Administration Journal

Widuri, Novia, 2012. Analisis Penerapan Sistem Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
Informasi Keuangan Daerah (SIKD) tentang Perimbangan Keuangan
dalam Menunjang Good Government Pemerintah Pusat dan Daerah.
Governance (GGG): Survei Pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Tesis, tentang Standar Akuntansi
Universitas Pendidikan Indonesia. Pemerintahan (SAP).
Wahab, Solichin Abdul, 2006. Analisis Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010
Kebijaksanaan : Dari Formulasi ke tentang perubahan atas Peraturan
Implementasi Kebijaksanaan Negara Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005
(Edisi kedua). Jakarta : Bumi Aksara. tentang Sistem Informasi Keuangan
Arif. M, Jan. K. Marwat, A,A & Ullah I (2009). Daerah.
Performance enhancement Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 64 Tahun
through effective communication : A Case 2013 tentang Penerapan Standar
study of the role of external and internal Akuntansi Pemerintahan Berbasis
communication, interdisciplinary Akrual Pada Pemerintah Daerah.
journal of contemporary researh in https://pramascita.wordpress.com/2013/06/
business I, 119-146. Retrived from 07/implementasi-kebijakan-publik/
http://ijcrb.webs.com/ Kamis, 19/02/2015. 16.00 WIB
Ross Levine (March 2011) : The governance of http://sisteminformasi.wordpress.com/2007/
financial regulation : Reform lesson from 01/23/komponen-sistem-informasi/
the recent crisis. Kamis, 19/02/2015. 16.00 WIB
Wikipedia, the free encylopedia. (2010). http://www.codingwear.com/blog/bacaan-
Budget. Artikel. [Online] Tersedia 106-Pengertian-Sistem-Informasi.html
:http://en.wikipedia.org/wiki/Budgetin Senin, 16/02/2015 10.00 WIB
g. [11 Desember 2010. http://npermana.mhs.uksw.edu/2012/11/pe
Bean, David R. (1996). “If Public Ideas Are So ngertian-sistem-informasi.html Senin,
Important Now, Why Are Policy Analysts 16/02/2015 10.00 WIB
So Depressed ?” Journal of Policy Analysis http://refreandi.blogspot.com/2012/07/siste
and Management. Vol 15, No. 3 (Fall). Pp. m-informasi-keuangan-daerah.html
430-437 Senin, 16/02/2015 10.00 WIB
Amy, Douglas J. (1984). “Why Policy Analysis http://www.kemendagri.go.id/pages/sipkd/si
and Ethics Incompatible.” Journal of stem-informasi-pengelolaan-keuangan-
Policy Analisis and Management. Vol 3, daerah-sipkd Senin, 16/02/2015 10.00
No. 4 (Summer). Pp. 573-591. WIB
Faleyimu, O.I and O.G.E. Arowosoge.2011. http://www.djpk.kemenkeu.go.id/attachment
Status of Forest Policy Implementation s/article/385/Kajian_Legal_SIKD_Ekobu
in Keduna State, Negeria. Australian di_Versi2.pdf Senin, 16/02/2015 10.00
Journal of Basic and Applied Sciences WIB
Volume 5 Number 8. http://www.djpk.kemenkeu.go.id/attachment
(http://www.ajbasweb.comajbas2011A s/article/250/Penelitian_Legalitas,%20
ugust-2011995-1001, diakses tanggal 10 Peluang%20dan%20Hambatan%20E-
Juni 2015). SIKD_TADF_2012.pdf Senin, 6/02/2015
Gootee, R.S, E.P Weber, K. Blatner, M. Carrol 10.00 WIB
and D. Baumgartner. http://repository.ung.ac.id/hasilriset/show/1
2012.Regulation,. Knowledge Transfer, and /42/analisis-implementasi-kebijakan-
Forestry Policy Implementation. empat-pilar-pengembangan-universitas-
Sustainable Agriculture Research Volume negeri-gorontalo.html Senin,
1. Number 1, 16/02/2015 10.00 WIB
(http://www.ccsenet.org/journal/index.
php/sar/article/download/14543/9916
,diakses tanggal 10 Juni 2015)

JAP Vol.6 No.2 153

Anda mungkin juga menyukai