Anda di halaman 1dari 13

ISSN : 1411-0199

Wacana– Vol. 17, No. 3 (2014)


E-ISSN : 2338-1884

Implementasi Program Dana Bantuan Pemberdayaan Usaha Garam


Rakyat (PUGAR) Dalam Rangka Pengembangan Wirausaha Garam
Rakyat (Studi Pada Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Sumenep)
Bagus Ananda Kurniawan1, Agus Suryono2, Choirul Saleh2
1
Program Magister Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya
2
Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

Abstrak
Penelitian dengan metode kualitatif ini untuk mendeskripsikan dan menganalisis sebuah kebijakan yang tujuannya
untuk memberdayakan usaha garam rakyat di Kabupaten Sumenep yang dipotret melalui kajian Implementasi Program
Dana Bantuan Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) dengan penekanan pada model implementasi Kebijakan
Grindle yang terdiri dari isi (contents of Policy) dan (contexts of policy) pelaksanaan kebijakan. Pemberdayaan Usaha
Garam Rakyat (PUGAR) yang bersumber dari APBN merupakan program pemberdayaan yang difokuskan pada
peningkatan kesejahteraan bagi petambak garam, serta peningkatan produksi dan kualitas produk garam. Temuan
penelitian menunjukkan bahwa Isi Kebijakan (Content Of Policy) meliputi Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR)
ini telah ditetapkan melalui peraturan menteri kelautan dan perikanan nomor 41 tahun 2011 tentang pedoman
pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan. pelaksanaan kebijakan
(Context of Policy) meliputi tim pendamping PUGAR Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumenep melakukan
identifikasi keberadaan kelompok dan lokasi lahan kepada kelompok PUGAR yang telah mengajukan proposal
permohonan bantuan PUGAR dan lokakarya maupun sosialisasi setiap tahunnya. Kesimpulan penelitian ini meliputi
pemberian informasi tentang pelaksanaan program PUGAR hingga proses pencairan bantuan PUGAR kurang jelas
diterima oleh kelompok usaha petani garam (KUGAR). Kelompok usaha petani garam rakyat (KUGAR) Penerima PUGAR
setiap tahunnya berharap dana PUGAR dicairkan sebelum masa Produksi Garam, dana bantuan PUGAR ini ditransfer ke
rekening bank milik kelompok usaha petani garam (KUGAR) dan penggunaan dana PUGAR ini harus disesuaikan dengan
Rencana Usaha Bersama (RUB) yang terdapat dalam Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) proposal pengajuan dana
PUGAR setiap kelompok petani garam rakyat (KUGAR).

Kata Kunci: Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR), Wirausaha Garam Rakyat

Abstract
This qualitative research method to describe and analyze a policy which aims to empower the people in the salt
business Sumenep portrayed through the study of Program Implementation Assistance Fund for Empowerment of
People's Salt (PUGAR) with an emphasis on policy implementation model consisting Grindle of contents (contents of
policy) and (contexts of policy) policy implementation. Empowerment of People's Salt (PUGAR) sourced from the state
budget is a development program that focused on improving the welfare of the farmers of salt, as well as increased
production and product quality salt. The research findings indicate that Content Policy (Of Content Policy) covers Salt
Empowerment of People (PUGAR) has been established through the minister of marine and fisheries regulation number
41 of 2011 on guidelines for the implementation of the National Program for Community Empowerment and Fisheries.
implementation of the policy (the Context of Policy) includes a companion team PUGAR Department of Marine and
Fisheries Sumenep identifying the existence and location of the land to the group PUGAR group that has submitted a
proposal for assistance and workshops as well as socialization PUGAR annually. The conclusion of the study include the
provision of information about program implementation PUGAR up the thawing process is less clear PUGAR assistance
received by a group of farmers salt (KUGAR). Salt farmer business groups of people (KUGAR) Recipient PUGAR each year
hoping PUGAR funds disbursed prior to the production of salt, this PUGAR funds transferred to a bank account
belonging to a business group of salt farmers (KUGAR) and use this PUGAR funds must be adapted to the Joint Venture
Plan (RUB ) contained in the Accountability Report (LPJ) proposals submitted for the salt farmers PUGAR each group of

people (KUGAR).

Keywords: Empowerment of the People's programs Salts (PUGAR), Entrepreneur Salt Farmer

* Corresponding Address:
Bagus Ananda Kurniawan
Email : bagusanandakurniawan@gmail.com
Alamat : Jl. MT. Haryono 163, Kota Malang 65145, Indonesia

136
Imlplementasi PUGAR Dalam Pengembangan Wirausaha Garam Rakyat (Kurniawan, et al.)

PENDAHULUAN PUGAR 2013, maka pendamping


Menurut Peraturan Menteri (PERMEN) memberitahukan kepada kelompok yang
Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia bersangkutan agar proposalnya dilengkapi,
nomor PER.07/MEN/2012 tentang Pedoman setelah lengkap dan sudah sesuai dengan juknis.
Teknis Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat Tahap kedua adalah Hasil verifikasi Kelompok
(PUGAR) tahun 2012. Sebagai rencana awal KUGAR yang dilakukan Tenaga Pendamping Dinas
Peluncuran dari Program PUGAR Tahun 2011, Kelautan dan Perikanan Kab.Sumenep.
Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) Bagi Kelompok KUGAR penerima
menetapkan 40 Kabupaten.Kota dan 9 (sembilan) diharuskan untuk membuka Rekening di Bank
Propinsi dengan luas lahan garam rakyat seluas yang sudah ditunjuk oleh pemerintah sebagai
33.854,36 ha dan lahan produksi garam tahun penyalur dana BLM PUGAR 2013, dalam hal ini
2011 seluas 24.130,92 hektar dengan anggaran Bank BNI 46 sebagai bank penyaluran dana
Rp. 72 Miliyar. Pada tahun 2011 PUGAR telah PUGAR Kab.Sumenep.
mampu memberdayakan 1.728 kelompok usaha Penulis tertarik mengambil penelitian ini
garam rakyat yang terdiri dari 16.399 petambak karena Kabupaten Sumenep merupakan salah
garam rakyat di 241 desa pada 90 kecamatan. satu Kabupaten di Pulau Madura, yang terkenal
Permasalahan program pemberdayaan sebagai Pulau Garam. Bahkan Perusahaan Milik
usaha garam rakyat (PUGAR) di Kabupaten BUMN yakni PT. GARAM berada di wilayah
Sumenep. Penyelewengan dana bantuan PUGAR Kabupaten Sumenep dan sekitar wilayah Pulau
ini meliputi anggota kelompok KUGAR yang Madura yang lain. Lahan garam rakyat yang ada
mengajukan dana bantuan PUGAR ke Dinas di wilayah Kabupaten Sumenep secara status
Kelautan dan Perikanan Kab.Sumenep untuk kepemilikan bisa dibedakan menjadi milik
mendapatkan bantuan dana PUGAR tidak bekerja masyarakat dan milik PT. GARAM tersebar dari 14
sebagai petani garam dan juga tidak mempunyai Kecamatan yakni Kota Sumenep, Pragaan, Gili
lahan garam maupun tidak menyertakan bukti Genting, Saronggi, Kalianget, Talango, Gapura,
sewa lahan garam dari pihak PT.GARAM yang Dungkek, Ra’as, Arjasa, Sapeken dan Kangayan.
menyewakan lahan garamnya ke petani garam Luas lahan tambak Garam di Sumenep mencapai
rakyat dan di curigai karena memiliki unsur 5.368 hektare, meliputi lahan milik PT. Garam
kedekatan kepada Perangkat Desa atau Kepala seluas 3.300 hektar, dan lahan garam rakyat
Desa setempat atau masih keluarga sendiri seluas 2.068 hektar. Pada tahun 2013 Target Luas
sehingga sangat mudah mendapatkan dana Lahan melalui PUGAR yang ditetapkan seluas
PUGAR tersebut. Diutamakan pada Tahun 2013 1.744,38 Ha tetapi yang tercapai seluas
maupun tahun 2014 yang mendapatkan dana 1.977,2047 Ha. produktivitas rata-rata perhektar
PUGAR adalah kelompok baru dan kelompok lahan garam rakyat sebesar 30-50 ton.
yang sudah terbentuk tahun 2011, tahun 2012 Salah satunya Kecamatan di Kabupaten
dan tahun 2013 Sumenep adalah Kalianget. Kecamatan Kalianget
Besaran dana bantuan yang diterima adalah salah satu penghasil garam yang ada di
petani garam juga beragam nominalnya. Sebelum Kabupaten Sumenep. Di Kecamatan Kalianget
dana PUGAR ini dicairkan harus melalui beberapa juga terdapat perusahaan BUMN yang bergerak
tahap. Tahap awal proses verifikasi Kelompok dibidang garam yakni PT.Garam. PT Garam
Usaha Garam Rakyat (KUGAR) Identifikasi dan bertugas memasarkan garam-garam milik
seleksi terhadap proposal yang masuk ke Dinas perusahaan maupun rakyat dan PT Garam berdiri
Kelautan dan Perkanan Kabupaten Sumenep sejak zaman belanda. Selain ada perusahaan
pertama kali dilakukan oleh Tenaga Pendamping, BUMN yang bergerak di bidang garam seperti
baik secara administrasi maupun pengecekan PT.Garam, terdapat pula perusahaan swasta yang
kelapangan, sekaligus verifikasi langsung kepada bergerak dibidang garam dan menampung atau
kelompok pengusul. pendamping melakukan menyerap garam milik petani garam yakni
identifikasi dan seleksi awal kepada kelompok PT.Garindo.
PUGAR yang telah mengajukan proposal Berkaitan dengan latar belakang serta
permohonan bantuan PUGAR tahun 2013. fenomena tersebut, maka permasalahan dalam
Selanjutnya menghubungi anggotanya penelitian ini dirumuskan sebagai berikut adalah:
sekaligus mengecek keberadaan kelompok, loksai Bagaimanakah Implementasi Program Dana
lahan, luas lahan serta mencocokkan Bantuan Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat
kebenarannya. Apabila proposal yang diajukan (PUGAR) Dalam Rangka Pengembangan
kelompok belum sesuai dengan Petunjuk Teknis Wirausaha Garam Rakyat?, Bagaimanakah

137
Imlplementasi PUGAR Dalam Pengembangan Wirausaha Garam Rakyat (Kurniawan, et al.)

Kemitraan Pemangku Kebijakan dalam pendukung dalam melakukan penelitian


Mengimplementasikan Program Dana Bantuan disebabkan karena PT. Garam Persero
Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) merupakan perusahaan yang bergerak
Dalam Rangka Pengembangan Wirausaha Garam dibidang produksi garam dan menyerap
Rakyat?, Bagaimanakah Faktor Pendukung dan membeli hasil panen garam milik rakyat di
Faktor Penghambat dari Implementasi Program Kabupaten Sumenep.
Dana Bantuan Pemberdayaan Usaha Garam b) Penulis mengambil tiga desa yang dianggap
Rakyat (PUGAR) Dalam Rangka Pengembangan memiliki potensi dan petani garam Rakyat
Wirausaha Garam Rakyat? Binaan dalam meningkatkan pengelolahan
Penulis mencoba merumuskan tujuan Garam Rakyat di Kecamatan Kalianget
penelitian ini berkaitan dengan permasalahan Kabupaten Sumenep terdiri dari Ketiga Desa
rumusan masalah diatas sebagai berikut: Untuk adalah Desa Karang Anyar, Desa Gersik
mendekripsikan dan menganalisis Implementasi Putih dan Desa Kalianget dan Koperasi
Program Dana Bantuan Pemberdayaan Usaha Astagina. Serta Paguyuban Petani Garam
Garam Rakyat (PUGAR), Keterlibatan Pemangku Rakyat Kabupaten Sumenep (PERRAS)
Kebijakan dalam ikut serta Implementasi bertugas menampung aspirasi
Program Dana Bantuan Pemberdayaan Usaha permasalahan yang dihadapi oleh petani
Garam Rakyat (PUGAR) Faktor Pendukung dan Garam rakyat dan penyaluran dana PUGAR
Faktor Penghambat dari Implementasi Program
Dana Bantuan Pemberdayaan Usaha Garam HASIL DAN PEMBAHASAN
Rakyat (PUGAR). Implementasi Program Dana Bantuan
Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR)
METODOLOGI PENELITIAN Dalam Rangka Pengembangan Wirausaha
Berdasarkan pada permasalahan yang Garam Rakyat
diangkat didalam penelitian ini maka metode  Tahapan dan Proses Dana Bantuan
penelitian yang digunakan adalah dengan Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat
pendekatan deskriptif kualitatif , yaitu suatu (PUGAR).
metode dalam meneliti status seseorang, suatu Poin pertama dari Implementasi Kebijakan
objek, suatu situasi atau kondisi sistem Publik Grindle adalah isi kebijakan (Content of
pemikiran. Policy) atau konten kebijakan. Pada poin ini
Metode penelitian yang digunakan dalam meliputi tahap perumusan dana bantuan PUGAR
penelitian ini adalah deskriptif dengan berdasarkan Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat
pendekatan kualitatif. Jenis Pendekatan yang (PUGAR) ini telah ditetapkan melalui pertauran
dipilih peneliti adalah pendekatan deskriptif menteri kelautan dan perikanan nomor 41 tahun
kualitatif 2011 tentang pedoman pelaksanaan Program
Metode Pengumpulan Data Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Adapun objek yang diteliti dalam Kelautan dan Perikanan tahun 2011. Tim
penelitian ini adalah Implementasi Program Dana pendamping dan Tim teknis PUGAR yang
Bantuan Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat dibentuk Dinas Kelautan dan Perikanan
(PUGAR) Dalam Rangka Pengembangan Kab,Sumenep dan dikoordinasikan dengan
Wirausaha Garam Rakyat. Petani garam di ketiga Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Tahap
desa meliputi Desa Karang Anyar, Desa Gersik perumusan dana Bantuan PUGAR meliputi
Putih dan Desa Kalianget Kab.Sumenep yang pembagian dan pengalokasian besaran dana
menjadi situs penelitian. Bantuan PUGAR perkelompok, pembentukan
Dalam penelitian ini, yang menjadi lokasi kelompok petani garam (KUGAR), verifikasi
penelitian adalah Kabupaten Sumenep dengan pengajuan proposal petani garam, survei lahan
pertimbangan adalah Dinas Kelautan dan apakah lahan milik petani garam dan bukti sewa
Perikanan Kabupaten Sumenep. lahan milik PT.GARAM yang dilakukan Petani
Sedangkan situs penelitian adalah tempat Garam.
dimana peneliti dapat menangkap dan Pada tahap selanjutnya yaitu tahap
mengetahui keadaan sebenarnya dari objek yang penyaluran dana bantuan PUGAR masyarakat
diteliti guna memeroleh data yang valid dan (petambak garam) tidak semua mengetahui alur
akurat. mekanisme pemberian dana bantuan karena
a) Terdapat Perusahaan milik BUMN yakni PT. hanya ketua kelompok, Tim Teknis PUGAR dan
Garam Persero sebagai stakeholder Tim Pendamping PUGAR Dinas Kelautan dan

138
Imlplementasi PUGAR Dalam Pengembangan Wirausaha Garam Rakyat (Kurniawan, et al.)

Perikanan Kab.Sumenep serta dibantu perangkat Pertama sekitar 17 kelompok baru dengan
desa yakni Kepala Desa dan Kecamatan yang bantuan sebesar Rp 40 juta perkelompok. Kedua
mendapatkan pengarahan dan sosialisasi kategori kelompok lama sebanyak 153 kelompok
langsung dari tim teknis PUGAR dan Tim dengan nilai bantuan perkelompok Rp 12,5 juta.
Pendamping PUGAR yang dibentuk Dinas Sementara pada tahun 2013 ini semua kelompok
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumenep. adalah kelompok lama yang nilai bantuannya bisa
Pada tahap ini tim Tim Teknis PUGAR dan Tim sama rata.
Pendamping PUGAR Dinas Kelautan dan Permasalahan utama pada produksi garam
Perikanan Kab.Sumenep mengumpulkan ketua ditingkat petani garam lokal antara lain adalah
kelompok untuk menjelaskan mengenai , yang infrastruktur, kebutuhan hidup petani sehari -
isinya mengenai keinginan dan rincian para hari, dan pasar pemasaran garam. masalah ini
petambak garam dalam memanfaatkan dana menghambat produksi garam rakyat.
bantuan tersebut dan proposal rencana usaha Infrastruktur sangat menghambat petambak
bersama (RUB) kebutuhan dari petani garam garam rakyat untuk mendapatkan air laut, hal ini
untuk mengajukan besaran nominal dana disebabkan adanya pendangkalan lahan garam,
bantuan PUGAR. mengalirkan air ke petak lahan garam dan alat
Dana Progam Pemberdayaan Usaha mempercepat pembentukan kristal garam,
Garam Rakyat ( PUGAR ) dalam pencairan dana sehingga produksi garam milik petani garam lokal
yang dilakukan bertahap meliputi tahap pertama mengalami hambatan. Identifikasi dan seleksi
adalah 50 persen, tahap kedua adalah 40 persen, terhadap proposal yang masuk ke Dinas Kelautan
tahap 3 adalah 10 persen. Besaran dana bantuan dan Perkanan Kabupaten Sumenep pertama kali
yang diterima pun juga beragam. Untuk kugar dilakukan oleh Tenaga Pendamping, baik secara
lama maksimal bantuan yang diterima sebesar Rp administrasi maupun pengecekan kelapangan
12.500.000, sedangkan untuk kugar baru survei lahan apakah lahan milik petani garam dan
maksimal Rp 40.000.000. bukti sewa lahan milik PT.GARAM yang dilakukan
Di dalam mekanisme program PUGAR Petani Garam., sekaligus verifikasi langsung
tersebut dijelaskan bahwa petambak garam kepada kelompok pengusul, pembagian maupun
diharuskan membuat proposal sebagai syarat pengalokasian besaran dana Bantuan PUGAR
untuk menerima bantuan tersebut. Setelah itu perkelompok, pembentukan kelompok petani
proposal tersebut dikumpulkan secara kolektif garam (KUGAR), kemudian dilaporkan ke Tim
oleh tim pendamping dan diserahkan ke tim Tim Teknis Kegiatan PUGAR tahun 2013 Kabupaten
Teknis PUGAR Kelautan dan Perikanan Sumenep Adapun jumlah kelompok yang
Kab.Sumenep untuk dikoreksi, dievaluasi dan memperoleh BLM PUGAR pada tahun 2013
selanjutnya disetujui oleh kepala Dinas Kelautan sebanyak 366 kelompok dan 1 gabungan
dan Perikanan Kabupaten Sumenep dan kelompok dengan jumlah anggota sebanyak
dikeluarkannya SK bagi kelompok petani garam 3.534 orang, yang terdiri dari kelompok baru
(KUGAR) yang berhak mendapatkan dana PUGAR. sebanyak 471 kelompok dan kelompok lama
Pada tahap pencarian dana bantuan ketua Tahun 2011 dan tahun 2012 sebanyak 3.063
kelompok harus membuat rekening bank pada kelompok.
bank yang telah ditunjuk agar dana tersebut Berikut Penjelasan dari tahapan
dapat langsung diterima oleh petambak garam di Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (pugar)
beberapa desa Kab.Sumenep. Ini dilakukan berdasarkan Konsep Pemberdayaan menurut
supaya dana bantuan dapat diterima langsung Friedmann adalah
oleh petambak garam secara utuh dan a) Defensible Life space atau ruang hidup
dimanfaatkan sendiri oleh para petambak garam. dipertahankan dan aktifitas pendukung
Bantuan Langsung Masrakat (BLM) yang kehidupan lainnya berlangsung, Petani
akan diberikan kepada semua kelompok petani penggarap memperoleh bagian 30% dari
garam. Sisanya akan digunakan sebagai anggaran jumlah penjualan hasil panen garam yang dari
untuk kegiatan pendukung teknis Program pemilik lahan garam dan 70% sisanya
PUGAR seperti kegiatan sosialisasi, Lokakarya diberikan kepada pemilik lahan garam. Fakta
pembinaan ke petani garam, review (evaluasi) yang ditemukan dilapangan dimana pihak
pelaksanaan Pugar, biaya konsultan manajemen, yang lebih merasa berkepentingan dengan
dan adminustrasi kegiatan. kualitas garam adalah petani penggarap lahan
Penetapan Dana PUGAR tahun 2013 lebih garam, pemilik lahan garam dan pedagang
kecil karena dibagi menjadi dua ketegori. perantara atau tengkulak yang berpengaruh

139
Imlplementasi PUGAR Dalam Pengembangan Wirausaha Garam Rakyat (Kurniawan, et al.)

secara langsung pada keuntungan yang akan KUGAR memberi suasana keterikatan
diraup. emosional serta siap memberikan informasi.
Mulai tahun 2011 bergulirnya Dana Bantuan d) Appropriate information atau pemberian
PUGAR, petani garam rakyat Kabupaten informasi yang tepat. persoalan paling pokok
Sumenep lebih mengandalkan dana dari yang dikeluhkan oleh anggota kelompok
PUGAR yang disalurkan melalui rekening petani garam rakyat (KUGAR) dan
petani garam rakyat. Keterbatasan kelompoknya adalah intensitas kehadiran dan
pendapatan dari hasil panen garam dan keberadaan pendamping itu sendiri di lokasi
modal awal untuk memulai proses produksi atau di tempat mereka (kelompok sasaran
garam. program), justru ada sebagian anggota
b) Surplus time atau Surplus waktu, Sebelum kelompok petani garam rakyat (KUGAR) yang
menjalankan Pelaksanaan program tidak mengenal pendampingnya. Kondisi
Pendampingan dilakukan oleh Tim tersebut merupakan akibat pola perekrutan
Pendamping Dinas Kelautan dan Perikanan yang salah (pendamping yang belum
Kabupaten Sumenep ke petani garam rakyat, berpengalaman melakukan peran-peran
hendaknya tenaga pendamping ini pendampingan). Mekanisme insentif sering
memperoleh arahan mengenai tugas dan mempengaruhi intensitas kehadiran
fungsi selama Satu hingga dua minggu dari pendamping di lokasi kelompok, dan sering
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten dikeluhkan oleh tim pendamping PUGAR
Sumenep, sehingga mampu melaksanakan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
kegiatan pendampingan. Kemampuan untuk Sumenep, Hal ini mengakibatkan tim
mempertahankan usaha garam rakyat secara pendamping Dinas Kelautan dan Perikanan
turun temurun dilakukan petani garam rakyat Kabupaten Sumenep jarang berada ditempat
di Kabupaten Sumenep dengan saat dibutuhkan oleh kelompok. Dalam proses
mengandalkan tenaga kerja yang melayani pendampingan selama enam bulan,
tanpa harus dibayar yakni Keluarga Petani pendamping mendapat pembayaran dua kali
garam rakyat. per tiga bulan. Dalam suatu wilayah
c) Knowledge and skills atau pengetahuan dan kabupaten Sumenep hanya ditempatkan dua
keterampilan, Tingkat pendidikan petani orang tenaga pendamping yang bertugas
garam rakyat untuk menerima dan mencari mendampingi kegiatan kelompok usaha
informasi sangat berbagai ragam. Petani garam rakyat (KUGAR).
pemilik lahan garam yang menyerahkan e) Social organizations/organisasi sosial. Dinas
sepenuhnya lahannya kepada tenaga Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumenep
penggarap lahan garam umumnya adalah dibantu dengan Tenaga Pendamping Dinas
pengusaha atau perangkat pemerintah Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumenep
dengan tingkat pendidikan SMA dan S1, serta Kepala Desa Sebagai Perangkat Desa
Sedangkan tenaga penggarap lahan garam dan Ketua Kelompok petani garam
memiliki tingkat pendidikan SMP dan SD. menyalurkan dan mengecek apakah Dana
Berdasarkan tingkat pengalaman kerja, 70 Progam Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat
persen petani garam rakyat di Kabupaten (PUGAR) sudah bertahap dalam pencairannya
Sumenep telah bekerja sebagai petani garam ke anggota petani garam. Saat pengajuan
lebih dari 10 tahun. proposal dan pencairan dana dana bantuan
Upaya Dinas Kelautan dan Perikanan ingin PUGAR harus menyertakan tanda tangan
mensosialisasikan dan memberikan informasi Kepala Desa dan ketua kelompok. stakehoder
mengenai program PUGAR ini dengan cara atau instansi yang ikut terlibat dalam
mengandalkan tenaga pendamping untuk membongkar penyelewengan dana bantuan
mengadakan Pertemuan kelompok dilakukan PUGAR di Kabupaten Sumenep Dinas
dua kali dalam seminggu (hari Sabtu dan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumenep
Minggu) turun ke Desa – Desa menjumpai dan Kejaksaan Negeri (Kejari) Sumenep
ketua kelompok KUGAR dan Kepala Desa melakukan penyelidikan penyelewengan dana
(atau yang mewakili) setempat. Kehadiran PUGAR di Kabupaten Sumenep. Dalam
Tenaga Pendamping itu sangat penting sesuai tingkatan DPRD Sumenep membentuk panitia
dengan fungsinya masing-masing, yaitu: 1) kerja (panja) untuk menyelesaikan
Tenaga Pendamping menyampaikan informasi penyelewengan dana PUGAR Kab.Sumenep.
(materi penyuluhan); 2) ketua kelompok

140
Imlplementasi PUGAR Dalam Pengembangan Wirausaha Garam Rakyat (Kurniawan, et al.)

f) Social networks/jaringan sosial. Ketua dilakukan oleh istri dan dibantu oleh
kelompok usaha garam rakyat (KUGAR) suaminya pada saat waktu luang.
dianggap sebagai seorang pemimpin oleh h) Financial resources atau sumber daya
petani sehingga harus dihormati dan dipatuhi. keuangan. Perusahaan Pengolahan dan
Berdasarkan intensitas pengaruh ketua Perusahaan pengumpul besar memperoleh
kelompok tani terhadap sikap petani dalam harga beli garam per tonnya dari pedagang
pengelolan tergolong tinggi yang artinya perantara jauh lebih murah (Rp.325.000)
peran ketua kelompok tani berpengaruh 100 komponen terbesar terletak pada sewa lahan
persen terhadap sikap anggota kelompok dengan harga kisaran 5.000.000-10.000.000
usaha garam rakyat (KUGAR) terutama per hektar tergantung dengan luas lahan
berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam kurun waktu setiap tahunnya. Berikut
dalam pembagian dana bantuan PUGAR ke rincian sumber pengeluaran dari usaha garam
setiap anggota kelompok, mengawasi kadar rakyat di Kabupaten Sumenep yang dihimpun
air maupun kadar kepekaan dari garam itu oleh penulis pada tabel 1.
sendiri, besaran berat per karung garam yang
akan dijual ke tengkulak dan hasil panen Tabel 1. Rincian pengluaran usaha garam
garam ini akan dijual ke perusahaan Biaya persiapan Biaya (Rp)
pengelolaan atau ke Koperasi Garam Astagina Perbaikan Saluran (1 orang x 5hari x Rp 20.000
Kabupaten Sumenep. dan tanggul Rp. 100.000
Kincir Angin jika 2 buah x Rp. 20.000 Rp.
Kemitraan usaha garam rakyat antara
Rusak 40.000
pedagang perantara atau tengkulak dengan Meja Garam 1orang x 5hari x Rp20.000)
Petani Garam Rakyat telah berjalan cukup Rp. 100.000
baik, meski cenderung merugikan Petani Biaya pengisian 3 orang x 25.000 per ngisi)
Garam Rakyat, karena pembayaran dilakukan garam ke karung Rp. 75.000
setelah pedagang eceran berhasil menjual Biaya pengisian 3 orang x 25.000 per ngisi
semua hasil panen garam. Uang penjualan garam ke karung Rp. 75.000
setiap petak hasil panen garam kemudian Biaya Angkut 3 orang x 20.000 x 8
masih dibagi sama kepada semua anggota garam sampai ke karung)
truk Rp. 480.000
kelompok. Pada ahirnya, setiap anggota
hanya mendapatkan hasil penjualan yang Total Rp. 795.000
relatif kecil,
g) Instruments of work and livelihood / Berdasarkan Pada tabel diatas, penulis
instrumen kerja dan mata pencaharian. menjelaskan biaya yang dikeluarkan dalam
Secara umum pendapatan petani tambak proses pembuatan garam mulai dari lahan
garam diperoleh dari empat sumber sampai dengan tenaga penggrap dengan
pendapatan yaitu sumber pendapatan menghabiskan biaya sebesar Rp. 795.000, biaya
tambak garam, perikanan, toko sembako dan perbaikan kincir angin sebesar Rp. 40.000 dan
guru atau PNS. Struktur sumber pendapatan biaya perbaikan lahan garam retak-retak atau
masyarakat petani tambak tidak semuanya meja garam dengan mengunakan satu tenaga
melakukan aktivitas usaha tersebut, ada orang. Pada perbaikan saluran dan tanggul,
beberapa petani yang mempunyai lebih dari kincir angin, serta meja lahan garam ini hanya
dua sumber pendapatan. Pada umumnya dilakukan oleh satu tenaga kerja.
petani garam di Desa Pnggir Papas, Desa Biaya lain yang dikeluarkan pada usaha
Kalianget, Desa Karang Anyar dan Desa Gersik tambak garam adalah biaya pengisian garam ke
Putih tidak menggantungkan pendapatan dalam karung, biaya angkut garam dan upah.
mereka sepenuhnya pada usaha garam. Besarnya biaya pengisian garam adalah Rp.
Responden yang mempunyai penghasilan dari 75.000 untuk tenaga 3 orang setiap pengisian 8
dua sumber pendapatan yaitu dari usaha karung garam. Jumlah produksi garam dalam
garam dan perikanan budidaya. Kegiatan satuan karung yang diperoleh dengan metode
perikanan budidaya dilakukan pada saat pada maduris adalah 8-10 karung garam dengan
musim penghujan yaitu memanfaatkan lahan proses pengisian sebanyak 8-10 kali pengisian .
tambak garam sebagai kegiatan usaha besarnya biaya angkut garam sebesar Rp.
budidaya ikan bandeng dan udang. Kegiatan 480.000 dengan tiga orang tenaga. Proses
usaha sembako setiap harinya kebanyakan pengangkutan garam ini dilakukan dari lahan
garam sampai ke jalan raya kemudian sampai

141
Imlplementasi PUGAR Dalam Pengembangan Wirausaha Garam Rakyat (Kurniawan, et al.)

dengan truk membutuhkan 3 orang tenaga kg garam. Padahal kenyataannya, dalam 1


kerja dengan bayaran sebesar Rp. 20.000. (satu) karung pedagang pengumpul dapat
dalam mengangkut garam biasanya para mengisi sampai dengan 60-70 kg garam, tentu
pengangkut menggunakan bantuan motor yang saja hal ini sangat merugikan petani.
merupakan milik mereka sendiri. Kendala lainnya terutama pada aspek
Bagi usaha tambak garam rakyat, lahan pendapatan kelompok usaha garam rakyat
merupakan investasi yang paling penting (KUGAR) sangat dipengaruhi oleh musim
karena menyangkut keberlangsungan usaha. kemarau yang panjang sekitar 6 – 7 bulan dapat
Petani yang memiliki lahan garam > 1 ha pada menghasilkan garam rakyat yang sangat
umumnya memiliki kemampuan ekonomi yang banyak.
baik sehingga dalam masyarakat memiliki Pelaksanaan Pemberdayaan Usaha Garam
status sosial yang tinggi dan pengelolaan lahan Rakyat (PUGAR) Di Kabupaten Sumenep.
dilakukan oleh penggarap, sedangkan pemilik Dala tahap ini penulis mengkaitkan
lahan sempit dengan luasan < 1 ha menggarap dengan nilai yang terkandung dalam
lahannya sendiri dengan dibantu satu orang Implementasi kebijakan publik grindle yakni
penggarap. Konteks Kebijakan (Policy Context) atau
Produksi yang melimpah ternyata tidak pelaksana kebijakan. Kementerian Kelautan dan
sebanding dengan jumlah keuntungan yang Perikanan (KKP), Kementerian Perindustrian,
diperoleh petani garam. Ketika hasil berlimpah Kementerian Perdagangan dan Kementerian
tepatnya saat panen raya, para pedagang yang Koordinasi Perekonomian melalui rapat
disebut pengumpul berusaha membeli garam Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
dengan harga murah, tidak langsung dijual ke sesuai dengan Keputusan Menteri Koordinator
konsumen tetapi ditimbun/ disimpan dahulu. Bidang Perekonomian Nomor KEP-11 / M.EKON
Baru dilempar kepasaran pada saat harga /03 / 2011 tentang Tim Koordinasi Swasembada
tinggi, sehinga keuntungannya pasti berlipat Garam Nasional membahas kuota garam yang
dari harga belinya dahulu. Dari tahun ketahun akan diimpor, masa berlangsungnya impor garam
memang ada peningkatan harga jual garam dan perusahaan mana yang akan mengimpor
setiap kilogramnya, berikut pendapatan petani garam dan menetapkan harga pokok penjualan
garam dari hasil penjualan garamnya adalah (HPP) garam, penyaluran dana PUGAR, hasil
garam yang dihasilkan oleh kelompok usaha
Tabel harga garam dan jenis kualitas garam garam rakyat (KUGAR) .
No Jenis garam Total Peran Petani garam rakyat adalah bagian
A Garam KP 1 (35 ton x Rp 475 000) 16 625 000
B Garam KP 2 (35 ton x Rp 325 000) 11 375 000
dari masyarakat pesisir yang merupakan
C Garam KP 3 (15 ton x Rp 275 000) 4 125 000 masyarakat yang termarginalkan dan
memproduksi garam rakyat sehingga sesuai
Berdasarkan Pada tabel diatas, penulis dengan UU Nomor 27 Tahun 2007 tentang
menjelaskan bahwa Harga jual garam untuk Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
kualitas 1 (KP 1) adalah berkisar Rp.400- Kecil. Kementerian Kelautan Perikanan (KKP)
Rp550/kg garam, untuk kualitas 2 (KP 2) sekitar wajib mendorong berbagai kegiatan usaha petani
Rp250-Rp400/kg dan kualitas 3 (KP 3) sebesar garam (KUGAR) termasuk pengelolaan garam.
Rp200-Rp350/kg garam. Harga penjualan yang Menurut Peraturan Menteri
diperoleh pedagang pengumpul baik dari Perdagangan (Permendag) Nomor 58/M-
perusahaan pengolah maupun koperasi adalah DAG/PER/9/2012 ini hanya menyebutkan
untuk kualitas 1 sebesar Rp580-Rp600/kg, pemerintah menunjuk PT Garam untuk
kualitas 2 sebesar Rp325-Rp450/kg dan kualitas melakukan dan mengawasi impor garam yang
3 berkisar antara Rp250-Rp375/kg garam. dilakukan perusahaan swasta, memproduksi
Tidak hanya masalah harga yang garam sendiri guna memenuhi kebutuhan garam
ditentukan secara sepihak oleh pedagang industri secara nasional dan mencukupi
pengumpul, namun adanya kecurangan juga perusahaan industri swasta yang mengunakan
yang dilakukan ketika perhitungan berat garam garam industri yang tidak mengimpor sendiri.
tidak sesuai ukuran karung yang digunakan. Pada prinsipnya pelaksanaan PUGAR
Semua pedagang pengumpul mengukur secara tahun 2013 sama dengan PUGAR tahun
rata 1 ton sama dengan 20 karung, dengan sebelumnya , antara lain dalam hal penyaluran
asumsi berat 1 (satu) karung sama dengan 50 BLM, seleksi calon penerima dan lokasi,
mekanisme penetapan tenaga pendamping,

142
Imlplementasi PUGAR Dalam Pengembangan Wirausaha Garam Rakyat (Kurniawan, et al.)

sosialisasi, pemanfaatan BLM serta mekanisme pertama kali oleh Kontak tani (Figur Desa atau
pelaporan. Penerima PUGAR tidak mudah karena Kepala Desa maupun ketua Kelompok Usaha
harus diverifikasi terlebih dulu. pemetaan lahan Garam Rakyat (KUGAR) ), karena biasanya petani
garam dan verifikasi lahan garam yang dilakukan garam ingin melihat bukti nyata dari materi yang
oleh Tenaga Pendamping dan Tim teknis PUGAR disampaikan secara teoritis. Secara formal kepala
Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten Sumenep. desa merupakan penanggung jawab utama ke
Sebaliknya, pada setiap tahunnya Proses Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) yang
pemetaan lahan dan menetapkan daftar nama diketuai oleh Ketua Kelompok Usaha Garam
kelompok petani garam rakyat yang Rakyat (KUGAR). Melalui Kelompok Usaha Garam
mendapatkan dana bantuan ini membutuhkan Rakyat (KUGAR), anggota kelompok Usaha Garam
waktu satu bulan. Lalu, masing-masing Rakyat (KUGAR) mengambil kesepakatan tentang
pendamping bersama tenaga pendamping dan pelaksanaan materi penyuluhan.
tim teknis PUGAR Dinas Kelautan dan Perikanan Peran Ketua Kelompok Usaha Garam
Kab.Sumenep, mengajukan data kepada tim Rakyat (KUGAR) ini mencari perusahaan
verifikasi untuk dilakukan verifikasi.. Jadi untuk swasta/perusahaan negara/ koperasi yang akan
waktu pencairan dananya, menunggu semua menampung hasil panen garamnya. Selanjutnya
proses tersebut tuntas. setelah semua data dari anggota Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR)
Tenaga Pendamping dan Tim teknis PUGAR Dinas berkerjasama dengan Ketua Kelompok Usaha
Kelautan Perikanan Kabupaten Sumenep Garam Rakyat (KUGAR), dalam hal penyediaan
dianggap lengkap, baru Dinas Kelautan Perikanan sarana produksi dan pemasaran produk. ada
Kabupaten Sumenep ini mengajukan pencairan beberapa hal yang menjadi penyebab tidak
dana PUGAR pada Kementerian Kelautan dan lancarnya program pemberdayaan usaha petani
perikanan RI. Dinas Kelautan dan Perikanan garam rakyat (PUGAR) ini. Terdapat dua
Kab.Sumenep tidak bisa begitu saja mencairkan diantaranya, adalah karena prasangka keruangan
dana PUGAR tersebut dikarenakan Semua (pada umumnya tenaga Pendamping dan Tim
bergantung kepada Kementerian Kelautan dan Teknis PUGAR Dinas Kelautan dan Perikanan
perikanan RI pusat. Kabupaten Sumenep) lebih memilih lokasi yang
Dalam penelitian ini, selain Dinas Kelautan dekat dengan kota dengan kondisi infrastruktur
dan Perikanan Kabupaten Sumenep, juga (sarana jalan) yang baik daripada daerah
terdapat tokoh panutan lain yaitu Kepala Desa terpencil sehingga tidak terjangkau program dana
yang selalu memberikan bimbingan, pengarahan, PUGAR ini.
saran bahkan pendapat kepada petani berkaitan Peran Paguyuban Petani Garam Rakyat
dengan permasalahan yang dihadapi oleh petani Sumenep (Perras) adalah adalah mencatat hasil
garam disekitar desa tersebut. pengaruh Kepala produksi garam setiap tahunnya, memprediksi
Desa dalam program kemitraan PT Gudang hasil panen garam rakyat berdasarkan luas lahan
Garam berada dalam kategori tinggi yaitu Kepala petani garam rakyat di Sumenep yang tersebar di
Desa berpengaruh terhadap perubahan sikap 8 Kecamatan, setiap tahunnya PERRAS ini selalu
petani dalam program kemitraan. Saran, memprediksi hasil panen garam seperti tiap
pendapat atau ajakan dari Kepala Desa dipatuhi lahan produksi garam diasumsikan 90 ton, maka
oleh petani karena Kepala Desa termasuk tokoh jumlah produksi garam rakyat di Kab.Sumenep
masyarakat yang disegani dan dihormati oleh secara keseluruhan selama setiap musim dengan
petani sehingga mereka menerima saran, ajakan masa produksi 5-6 bulan mencapai mencapai
atau pendapat dari Kepala Desa tersebut. sekitar 500 ton. Fungsi lain dari Paguyuban Petani
Ketua kelompok tani seperti halnya Bapak Garam Rakyat Kab.Sumenep (PERRAS) mengenai
Muhap selaku petani garam rakyat Desa Gersik berfungsi menjembatani permasalahan yang
Putih Kabupaten Sumenep sebagai ketua dihadapi pihak petani garam rakyat dengan Pihak
kelompok petani adalah seseorang yang diakui Pemerintah kabupaten Sumenep, pihak Koperasi
atau memperoleh pengakuan dari anggota Astagina, pihak Persuhaan Swasta PT.Garindo
kelompoknya yang dipilih secara mufakat untuk dan Perusahaan BUMN PT.GARAM mengenai
menggerakkan anggotanya mencapai tujuan rendahnya harga jual garam rakyat pada musim
bersama yang telah dirumuskan. produksi setiap tahunnya dan daya serap
Petugas Teknis dan Tim Teknis PUGAR perusahaan tersebut.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Dampak yang diperoleh dari program
Sumenep menyampaikan materi penyuluhan. PUGAR menurut Implementasi Kebijakan Grindle
Materi yang disampaikan akan diterapkan adalah Impact on society, individuals, and groups

143
Imlplementasi PUGAR Dalam Pengembangan Wirausaha Garam Rakyat (Kurniawan, et al.)

adalah pihak yang terkena dampak kebijakan baik Ratus Enam Belas Ribu) kelompok baru dan 50
secara langsung maupun tidak langsung. Pada (Lima Puluh) kelompok lama terdiri dari KUGAR
tahun 2012 produksi garam nasional mencapai 2011 dan KUGAR 2012. Sedangkan jumlah
2.473.716 ton, dari luasan lahan 26,95 hektar Petambak Garam yang tergabung dalam KUGAR
dengan produktivitas mencapai 91,7 ton/hektar. di 38 desa pada 12 kecamatan sebanyak 3.534
Sementara produksi garam Pugar secara nasional orang dengan perincian 471 orang kelompok
pada tahun 2012 meningkat dratis hingga baru dan 3.063 kelompok lama hingga 31
mencapai 2.020.109 ton dengan produktivitas Desember 2013 telah terealisasi penyaluran BLM
96,79 ton/hektar dari luas lahan sebesar 20.870 Program PUGAR sebesar Rp. 3.600.000.000,-
hektar dengan masa produksi selama 5-6 bulan (Tiga Milyar Enam Ratus Juta Rupiah ) atau
dari bulan juli hingga januari. sebesar 100 %. Adapun jumlah kelompok yang
Pada tahun 2011, Kementerian Kelautan memperoleh BLM PUGAR pada tahun 2013
dan Perikanan memberikan dana tugas sebanyak 366 kelompok dan 1 gabungan
pembantuan untuk Program Usaha kelompok dengan jumlah anggota sebanyak
Pemberdayaan Garam Rakyat utntuk Kabupaten 3.534 orang, yang terdiri dari kelompok baru
Sumenep sebesar Rp. 5.835.000.000 Penerima sebanyak 471 kelompok dan kelompok lama
Bantuan Langsung Masyarakat ( BLM ) Program Tahun 2011 dan tahun 2012 sebanyak 3.063
PUGAR Tahun 2011 di Kab. Sumenep adalah kelompok. Hasil Produksi Garam dari Kelompok
sebanyak 130 Kelompok Usaha Garam Rakyat ( Usaha Garam Rakyat (KUGAR) tahun 2013
KUGAR ) yang terdiri dari 1300 Petambak Garam Kabupaten Sumenep sebanyak 97.329,86 ton.
di 28 desa pada 8 kecamatan, Berdasarkan data Cakupan kerja di Kabupaten Sumenep
yang bisa dihimpun dari tim pendamping PUGAR pada tahun 2013 diharapkan bertambah, seperti
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten telah disampaikan bahwa pada tahun 2012
Sumenep hingga bulan Nopember 2011 tecatat wilayah kecamatan yang mendapatkan Program
bahwa Produksi Garam di Kab. Sumenep pada PUGAR terdiri dari 11 Kecamatan, yakni
Tahun 2011 baik dari PUGAR maupun non PUGAR Kecamatan. Paragaan, Giligenting, Saronggi,
sebesar : 85.449 Ton dan ± 50.000 Ton, PT. Kallianget, Talango, Kota Sumenep, Gapura,
Garam sebesar 140.000 Ton. Pendapatan Dungkek, Ra’as, Arjasa dan Sapeken.
petambak garam setelah mendapat PUGAR Pada tahun 2013 diharapkan ada
sebesar Rp. 3.500.000 /Ha /Tahun dengan rata- penambahan satu kecamatan lagi, yakni
rata produksi 6 Ton /Ha /Tahun dengan harga Kecamatan Kangayan dengan desa yang
rata-rata Rp. 350.000 - 550.000/Ton. diharapkan mendapatkan bantuan PUGAR adalah
Penerima Bantuan Langsung Masyarakat Desa Batuputih, Saobi, Cangkramaan dan
(BLM) Program PUGAR Tahun 2012 di Kabupaten Tembayangan. Sebenarnya tanah – tanah di desa
Sumenep sebanyak 330 (Tiga Ratus) Kelompok tersebut apabila dialiri Air Laut langsung bisa jadi
Usaha Garam Rakyat (KUGAR) yang terdiri dari Garam meskipun tidak berbentuk petakan –
221 (Dua Ratus Dua Puluh Satu) kelompok baru petakan sebagaimana Tambak Garam pada
dan 109 (Seratus Sembilan) kelompok lama / umumnnya,
KUGAR 2011. Sedangkan jumlah Petambak Penulis menyimpulkan Keluaran yang
Garam yang tergabung dalam KUGAR di 38 desa diperoleh dari program PUGAR adalah Program
pada 12 kecamatan sebanyak 3.222 orang, Pugar sangat bagus untuk membantu
hingga 31 Desember 2012 telah terealisasi permodalan petani garam rakyat di Kabupaten
penyaluran BLM Program PUGAR sebesar Rp. Sumenep. Akan tetapi, Program PUGAR ini tidak
8.600.500.000,- (Delapan Milyar Enam Ratus Juta dbantu dengan harga penjualan garam milik
Lima Ratus Ribu Rupiah). Pendapatan petambak petani garam sangat rendah. Untuk garam
garam setelah mendapat PUGAR tahun 2012 rata kualitas satu (K1) hanya berkisar Rp 540-550 per
– rata sebesar ± Rp. 17.500.000 /Ha/Tahun kg, padahal harga patokan pemerintah Rp 750
dengan rata-rata produksi ± 40-70 Ton/Ha/Tahun per kg. Untuk harga garam Kualitas 2 (K2) kurang
dengan harga ± Rp. 250.000 – Rp. 600.000 /Ton. dari Rp 400 per kg padahal harga garam milik
Penerima Bantuan Langsung Masyarakat petani rakyat kualitas 2 (K2) yang ditetapkan
(BLM) Program PUGAR Tahun 2013 di Kab. pemerintah sebesar Rp.550 per kg. Tanpa
Sumenep sebanyak 366 (Tiga Ratus Enam Puluh memperbaiki harga di tingkat petani, program
Enam) Kelompok Usaha Garam Rakyat ( KUGAR ) PUGAR itu menjadi tidak berguna.
dan satu Gabungan Kelompok Usaha Garam
Rakyat (BUNG KUGAR) yang terdiri dari 316 (Tiga

144
Imlplementasi PUGAR Dalam Pengembangan Wirausaha Garam Rakyat (Kurniawan, et al.)

Kemitraan Pemangku Kebijakan dalam komunikasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan
mengimplementasikan Program Dana Bantuan Kabupaten Sumenep jika terjadi permasalahan
Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) mengenai petani garam rakyat di beberapa desa
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumenep.
Kabupaten Sumenep dalam melaksanakan Fakta yang ditemukan dilapangan
program PUGAR di beberapa desa Kabupaten dimana pihak yang lebih merasa berkepentingan
Sumenep adalah melakukan pendekatan informal dengan kualitas garam adalah petani penggarap
kepada petani pengelola tanah milik desa yang lahan garam, pemilik lahan dan tengkulak yang
akan lokasi program PUGAR digulirkan, berpengaruh secara langsung pada keuntungan
menjelaskan mengenai Lokakarya PUGAR dan yang akan di didapat. Dari unsur pemilik lahan
pendataan kelompok Usaha Garam Rakyat untuk garam menginginkan produk garam dilahannya
mendapatkan bantuan dana PUGAR. Pendekatan berkualitas tinggi karena pemilik lahan garam ini
ini meliputi penyebaran informasi tentang menyakini pada kondisi tersebut akan diperoleh
Lokakarya dan Dana Bantuan Pugar latar keuntungan cukup besar. Sedangkan tenaga
belakang dan tujuan PUGAR ke kelompok Usaha penggarap lahan garam tidak ingin ,membuat
Garam Rakyat (KUGAR), aturan kerja PUGAR kualitas baik karena pada umumnya tidak
serta petunjuk teknis lainnya. Sedangkan bagi percaya jika kualitas garam yang baik akan
para tokoh Desa dan Kelompok Usaha Garam memberi keuntungan besar pada petani
Rakyat disekitar daerah lain, mereka dibawa dan penggarap. Tenaga Penggarap lahan garam yang
diajak oleh petugas teknis PUGAR Dinas Kelautan justru ujung tombak produksi garam rakyat
dan Perikanan Kabupaten Sumenep dan Tim berposisi semata-mata pada produsen yang tidak
pendamping Dinas Kelautan dan Perikanan bersentuhan langsung dengan akses pasar. Sikap
Kabupaten Sumenep ke daerah lain yang sudah tenaga penggarap garam yang tidak responsif
melaksanakan Lokakarya dan PUGAR. Tujuannya terhadap tuntutan kualitas garam menjadi satu
adalah untuk memperlihatkan secara langsung hal tersendiri yang menarik.
hasil yang telah dicapai dengan adanya Dalam mata rantai usaha garam rakyat
Lokakarya atau PUGAR, dengan harapan mereka di Kabupaten Sumenep, Melalui pola bagi hasil
akan menginformasikan pengetahuannya itu maka tenaga penggarap garam menerima
kepada petani garam lain. Tahap penyebaran pembayaran setengah sekitar 30 % dari hasil
informasi ini dilakukan secara bersama maupun panen, tenaga penggarap garam merupakan
terpisah oleh petugas teknis PUGAR Dinas pihak yang paling kecil mendapatkan
Kelautan dan Perikanan Kab.Sumenep dan Tim keuntungan. Tenaga Penggarap garam sangat
pendamping Dinas Kelautan dan Perikanan tergantung dan ditentukan secara sepihak oleh
Kabupaten Sumenep, Tokoh Informal desa dan pemilik lahan garam hanya memiliki hak untuk
Kepala Desa. memproduksi garam dengan kewajiban
Pertemuan yang sangat penting adalah menyerahkan sepenuhnya hak penjualan kepada
pertemuan kelompok usaha garam rakyat pemilik lahan dan pemilik lahan yang
dbertempat tinggal didesa yang sama pada saat menentukan harga. Adapun pemilik lahan garam
menjelang musim tanam. Dalam pertemuan ini hanya dapat menjual pada pedagang perantara
dibicarakan masalah keseragaman komoditi yang tertentu dengan sistem kepercayaan yang terjalin
akan diusahakan dan keseragaman musim cukup lama dan pedagang perantara tersebut
tanam, anggaran untuk memperbaiki lahan dan cenderung menentukan harga secara sepihak.
membeli alat pengolahan garam yang telah rusak Pedagang perantara memasok
serta anggaran tersebut diperoleh dari urunan kebutuhan bahan baku dari petani ke perusahaan
dan membuat proposal PUGAR untuk disodorkan pengolahan atau ke pedagang pengumpul besar.
ke Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Umumnya 1 orang pedagang perantara
Sumenep. Kelompok Usaha Garam Rakyat bekerjasama dengan 10-15 petani yang berada di
(KUGAR) ini berperan besar dalam proses 2-3 desa. Pedagang perantara membeli garam
pembuatan garam rakyat secara gotong royong, langsung ditambak-tambak petani atau gudang
keseragaman komoditi garam rakyat dan waktu petani setiap 4-5 kali dalam sebulan selama
memulai pembuatan garam rakyat, pemasaran musim panen garam (5 bulan).
hasil penjualan panen garam maupun bagi hasil Pedagang perantara melakukan proses
penjualan panen garam dengan anggota grading, pengemasan dan pendistribusian garam
kelompoknya. Serta ketua kolompok Usaha dari tambak petani ke gudang kemudian setelah
Garam Rakyat (KUGAR) sebagai tempat sesuai dengan kuantitas tertentu garam

145
Imlplementasi PUGAR Dalam Pengembangan Wirausaha Garam Rakyat (Kurniawan, et al.)

didistribusikan ke gudang pabrik pengolahan. tidak semua hasil produksi petani sesuai dengan
Garam krosok yang dibeli dari petani dikemas spesifikasi yang diinginkan perusahaan
dalam karung. Biaya pengangkutan garam pengolahan.
berbeda tergantung jauh dekat lokasi tambak Pola kemitraan tata niaga garam di
dengan jalan raya, apabila dekat dengan jalan Kabupaten Sumenep yang dapat dilakukan
raya biaya angkut dan pengemasan untuk 1 ton adalah pola kemitraan Terpusat (Sentralisasi).
garam sebesar Rp 18 000, sedangkan apabila Pola Terpusat (centralized model) adalah suatu
lokasi jauh sebesar Rp 20.000. Transaksi model kemitraan yang klasik, dimana pembeli
pembelian garam dari petani dilakukan setiap (koperasi Garam Astagina di Kabupaten
seminggu sekali dalam kurun waktu 5 bulan. Sumenep) membeli hasil panen dari banyak
pedagang perantara atau tengkulak mendatangi petani yang kemudian di kemasi dalam karung
ke gudang-gudang pemilik lahan yang berlokasi dan hasilnya dipasarkan. Persoalan krusial yang
disekitar tambak garam. Proses penentuan harga dihadapi PT. GARAM adalah lahan para petani
garam disepakati bersama. garam yang terus bermasalah hingga kini. Para
Penghasilan usaha garam sangat petani garam Kabupaten Sumenep itu hampir
ditentukan oleh lima faktor utama. Pertama, luas kehilangan lahannya, karena mediasi dengan PT
area tambak garam yang dimiliki semakin banyak Garam tidak berhasil.
petakan lahan garam yang dimiliki oleh petani PT Garam mempekerjakan buruh petani
garam, semakin baik kualitas kadar garam yang garam untuk menggarap lahannya dengan upah
dihasilkan atau produktifitas semakin banyak. Rp 20.000-35.000 setiap pengerjaan, jauh di
Kedua, masa dan waktu panen garam yang bawah kebutuhan hidup mereka. hubungan
dibutuhkan yang sangat menggantungkan diri kurang baik antara PT Garam dengan petani
pada musim kemarau. Jangka waktu panen usaha garam rakyat. fakta dilapangan yang dijumpai
garam cukup beragam denga rata-rata 6 hingga 8 penulis bahwa PT.Garam sangat merugikan
bulan dan masa petani garam memanen hasil Petani Garam. PT Garam hanya menawar atau
garam didalam petak lahan garam minimal 6-8 membeli harga garam milik petani garam rakyat
hari sudah menjadi kristal garam memiliki kadar sangat rendah dan tidak sesuai ketentuan harga
NaCl 95%. Ketiga, kualitas garam yang dihasilkan garam dari pemerintah. Tetapi bagi petani garam
petani garam sangat menentukan harga per/kg di rakyat Sumenep harga garam sekitar Rp 400-
pasaran atau kualitas kadar garam sangat 500/kg sudah cukup, tanpa harus memperhatikan
ditentukan dengan berapa hari petani garam kualitas kadar NaCl garamnya dan tanpa
memanen garamnya minimal 6-8 Hari dan berlakunya Kualitas 1 atau 2 pada garam rakyat.
membutuhkan sinar matahari yang cukup. Jika Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dari
didasarkan kualitas garam yang dihasilkan, Implementasi Program Dana Bantuan
sebagaian besar tambak garam di Kabupaten Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR)
Sumenep menghasilkan kualitas garam curah Dalam tahap ini penulis mengkaitkan
Kualitas 2 (K2) dan kadang masih berwarna poin dalam Implementasi Kebijakan Publik
kehitaman yang banyak digunakan sebagai bahan Grindle tentang Change and its acceptance,
baku industri pengawetan ikan. Keempat, model Tingkat perubahan yang terjadi serta penerimaan
pemasaran yang dilakukan juga menjadi faktor kelompok sasaran dan perubahan yang terjadi,
penentu. target dan Sosialisasi. sebagian besar kelompok
Tujuan pasar dari perusahaan besar usaha garam rakyat (KUGAR) bahwa mereka
termasuk PT. Garam dan PT. Garindo adalah tidak mengetahui mengenai program PUGAR dan
industri pengguna/pengirim garam ke industri proses pemberian dana bantuan karena pada
pupuk, pakan ternak dan industri pengasinan Tahun 2011 - 2012 pelaksanaan sosialisasi hanya
ikan, sehingga garam yang ditawarkan berbeda. dilaksanakan tiga kali dalam satu bulan dan tidak
Secara spesifik garam yang dibutuhkan untuk semua kelompok usaha garam rakyat (KUGAR)
industri pengasinan ikan harus memiliki warna mengikuti sosialisasi tersebut. Pada tahun 2011 -
putih, butiran garam yang kecil dan mengandung 2012 hanya ketua kelompok, tim pendamping
kadar air tinggi, sedangkan untuk industri pakan PUGAR Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
ternak, jenis garam yang dibutuhkan tidak Sumenep dan kepala desa yang mengikuti
memperhatikan warna dan butiran garam yang sosialisasi yang diadakan
besar. Kesulitan yang seringkali dihadapi Mulai tahun 2013 proses pencairan dana
pedagang perantara atau Tengkulak untuk PUGAR selalu menghadirkan ketua, sekretaris ,
memasok ke perusahaan pengolahan adalah bendahara kelompok usaha garam rakyat

146
Imlplementasi PUGAR Dalam Pengembangan Wirausaha Garam Rakyat (Kurniawan, et al.)

(KUGAR) yang mendapatkan dana Program menginginkan agar bantuan pugar untuk petani
PUGAR dan Kepala Desa setempat. Hal ini garam harus tepat guna dengan membeli dan
bentuk antisipasi agar tidak ada penyalahgunaan memperbaiki alat-alat pengelolaan garam rakyat,
bantuan program PUGAR diinternal Kelompok serta bantuannya untuk membangun
Petani Garam rakyat. infrastruktur lahan garam.
Lambannya proses penyaluran bantuan Dinas Kelautan dan Perikanan
PUGAR ini juga dipengaruhi oleh tingkat Kabupaten Sumenep sebagai lembaga yang
pendidikan petani garam rakyat tidak mengerti menjalankan program dana PUGAR ini belum
cara pembuatan Proposal pengajuan PUGAR. memiliki baseline data yang valid tentang luas
Mayoritas umur petani contoh berada pada usia lahan potensial, produksi, jumlah petambak
sekitar 40-50 tahun. Temuan ini memperkuat garam dalam berbagai kategori (pemilik,
fenomena di Kabupaten Sumenep yang umum penggarap, dll) dan keadaan awal masyarakat
dalam tingkatan petani garam yang mengajukan (tingkat pendapatan, pendidikan, keterampilan
proposal PUGAR didominasi oleh penduduk serta perilaku masyarakat) Sehingga
berumur tua, jika pun terdapat usia muda permasalahan tersebut untuk kegiatan program
jumlahnya sangat sedikit. Tingkat pendidikan PUGAR tahun 2014 harus dapat diantisipasi.
pemilik lahan garam sekaligus tenaga penggarap Penulis menyimpulkan didasarkan oleh
lahan garam memiliki tingkat pendidikan SMP pengamatan dilapangan bahwa Kesulitan untuk
dan SMA.. Berdasarkan tingkat pengalaman mendapatkan data luas lahan, kepemilikan dan
kerja, 70 persen petani garam rakyat di status lahan, hal ini disebabkan keterbatasan
Kabupaten Sumenep telah bekerja sebagai petani jumlah tenaga pendamping yang kurang
garam lebih dari 10 tahun. Proposal pengajuan memadai, serta letak Kecamatan yang sangat
Dana PUGAR dari Petani Garam Rakyat yang jauh dengan tempat tinggal dari Kelompok usaha
diajukan kepada Dinas Kelautan dan Perikanan garam rakyat (KUGAR) dan lahan tambak garam
Kabupaten Sumenep tidak dilampiri dengan bukti sebagian tersebar di wilayah kepulauan
sewa lahan PT. Garam. Hal itulah yang Kabupaten Sumenep
mengakibatkan Beberapa Petani Garam Rakyat Anomali cuaca yang melanda berbagai
tidak lolos menjadi penerima pugar yang dikelola daerah di Indonesia tahun 2010 dan 2013 lalu
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten telah berdampak pada nasib petani garam.
Sumenep. Dalam kondisi normal, penggarapan lahan garam
Dinas Keluatan dan Perikanan seharusnya sudah dimulai sejak awal Juni,.
Kabupaten Sumenep setiap tahunnya Namun memasuki bulan agustus, lahan garam
menjadwalkan pencairan dana pemberdayaan masih belum bisa diolah oleh petani garam. .
usaha garam rakyat (Pugar) pada akhir Mei 2012 Kejaksaan Negeri (Kejari) Sumenep dan
karena menggelar seleksi kelompok penerima Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten Sumenep
pada April. Awal April Dinas Kelautan dan menemukan dugaan korupsi dana yang beberapa
Perikanan Kab.Sumenep melakukan identifikasi kelompok usaha garam rakyat (KUGAR) yang
calon kelompok penerima. Setelah identifikasi mendapatkan dana PUGAR Rp. 50 juta, meskipun
selesai, akan dilanjutkan dengan seleksi bantuan PUGAR turun, petani garam tidak
kelompok dan diteruskan dengan verifikasi pada mengunakan dana Program PUGAR untuk
awal Mei. Jika semua tahapan lancar, akhir Mei, membeli peralatan pertanian garam.
dana Pugar setiap tahunnya sudah bisa dicairkan. Dalam penggunaan Dana PUGAR digulirkan ke
Jika dana PUGAR ini cair sekitar bulan april petani garam tidak ada perubahan. Sebagian
maupun mei bisa membantu petani garam anggota kelompok usaha garam rakyat (KUGAR)
melakukan persiapan pembuatan lahan garam yang mengajukan proposal untuk mendapatkan
atau disebut bulan Pra produksi garam. Tahapan bantuan dana PUGAR, petani garam tersebut
pra produksi ini meliputi pembenahan saluran air tidak bekerja sebagai petani garam dan juga tidak
dan lokasi tambak dengan membuat pematang memiliki lahan garam.
(tingkasa) dan pembentukan ulang dasar waduk,
media peminihan lahan garam (air dingin,hangat KESIMPULAN DAN SARAN
dan panas) dan meja garam. Kesimpulan
Bantuan pugar yang diberikan oleh Perencanaan anggaran belanja bantuan
pemerintah setelah para petani garam memanen sosial pada anggaran pendapatan dan belanja
garamnya. Akibatnya, para petani sudah tidak daerah di Kabupaten Bantul belum sepenuhnya
membutuhkan bantuan tersebut. Petani garam mencerminkan sebuah perencanaan strategis , di

147
Imlplementasi PUGAR Dalam Pengembangan Wirausaha Garam Rakyat (Kurniawan, et al.)

mana dokumen perencanaan yang berupa Penyusunan Anggaran Secara


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Komprehensif. Yogyakarta, UPP STIM YKPN
Daerah (RPJMD) dan juga Rencana Kerja [5]. Bryson, John M (2005). Perencanaan
Pembangunan Daerah (RKPD) yang ada di Strategis Bagi Organisasi Sosial
Kabupaten Bantul tidak memuat secara jelas dan Diterjemahkan oleh M. Miftahuddin.
mendasar sebagai dokumen perencanaan belanja Yogyakarta, Pustaka Pelajar
bantuan sosial. Perencanaan belanja bantuan [6]. Andayani, Wuryan (2007). Akuntansi Sektor
sosial di Kabupaten Bantul juga belum Publik. Malang, Bayumedia Publising.
menunjukkan sebuah perencanaan kinerja untuk [7]. Ritonga, Irwan Taufik (2009). Perencanaan
melaksanakan anggaran berbasis kinerja dan Penganggaran Keuangan Daerah di
(performance based budgeting) hal ini Indonesia, Yogyakarta, Sekolah Pasca
ditunjukkan dengan tidak digunakannya Sarjana UGM.
beberapa tolok ukur anggaran berbasis kinerja [8]. Suara Merdeka, (2013), BPK diminta Audit
seperti SPM, ASB, Standar Satuan Harga dan juga Penerima Bansos. [internet] diakses melalui
Indikator Kinerja di dalam proses perencanaan http://www.suaramerdeka.com/v1/index.p
dan penganggaran belanja bantuan sosial. hp/read/cetak /2013/10/ 29/241434/BPK-
Saran Diminta-Audit-Penerima-Bansos- Rabu, 30
Perlu adanya sinkronisasi antara Oktober 2013 Pukul 20.00 WIB.
Peraturan Menteri tentang Perencanaan [9]. Miles, Matthew B dan A Michael Huberman.
Pembangunan Nasional, Pendoman Pengelolaan (1992). Analisis Data Kualitatif.
Keuangan dan juga Peraturan Menteri terkait Diterjemahkan oleh Tjejep Rohendi Rohidi.
belanja bantuan sosial, dengan kata lain perlu Jakarta, Penerbit Universitas Indonesia (UI-
adanya revisi terhadap Peraturan Menteri Dalam Press).
Negeri berkaitan dengan Belanja Bantuan Sosial [10]. Riyadi, Bratakusumah dan Deddy Supriady
yang berasal dari APBD, dimana keberadaan (2004). Perencanaan Pembangunan Daerah:
penganggaran belanja bantuan sosial haruslah Strategi Menggali Potensi Dalam
berkaitan langsung dengan program dan kegiatan Mewujudkan Otonomi Daerah. Jakarta, PT.
yang menjadi penjabaran visi dan misi Gramedia Pustaka Utama
pemerintah daerah, sehingga mewujudkan satu [11]. Nurcholis, Hanif (2009). Perencanaan
kesatuan mulai perencanaan sampai Partisipatif Pemerintah Daerah. Jakarta.
penganggaran dan jelas program kegiatannya, Gramedia Widiasarana Indonesia
sasaran dan target capaian kinerja dari input yang [12]. Kuncoro, Mudrajat (2011). Perencanaan
diberikan. Daerah : Bagaimana Membangun Ekonomi
Lokal, Kota dan Kawasan. Jakarta, Salemba
UCAPAN TERIMA KASIH Empat.
Ucapan terimakasih saya sampaikan [13]. Tjokroamidjojo, Bintoro. (1995). Pengantar
kepada jajaran pimpinan dan staf yang ada di Adminstrasi Pembangunan. Jakarta, PT.
Bappeda, DPPKAD dan beberapa SKPD teknis di Pustaka LP3ES Indonesia.
Pemerintah Kabupaten Bantul serta semua pihak [14]. Arsyad, Lincolin (1999). Ekonomi
yang telah mendukung selesainya penelitian ini. Pembangunan. Yogyakarta, Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
DAFTAR PUSTAKA YKPN.
[1]. Suhadak, dan Trilaksono Nugroho, (2007). [15]. Abe, Alexander (2005). Perencanaan Daerah
Paradigma Pengelolaan Keuangan Daerah Partisipatif. Yogyakarta, Pembaruan.
dalam Penyusunan APBD di Era Otonomi. [16]. Mardiasmo, (2009). Akuntansi Sektor Publik.
Malang, Bayu Media Publishing. Yogyakarta, Penerbit Andi.
[2]. Mardiasmo, (2004). Otonomi dan [17]. Wijayanti, Anita Wahyu (2012).
Manajemen Keuangan Daerah, Yogyakarta, Perencanaan Anggaran Berbasis Kinerja di
Penerbit Andi. Kabupaten Pasuruan. Tesis Magister
[3]. Bastian, Indra (2006). Sistem Perencanaan Administrasi Publik, Program Pascasarjana
dan Penganggaran Pemerintah Daerah di Universitas Brawijaya, Malang.
Indonesia. Jakarta, Salemba Empat [18]. Halim, Abdul dan Theresia Woro Damayanti
[4]. Anggarini, Yunita dan Hendro Puranto (2007), Pengelolaan Keuangan Daerah.
((2010). Anggaran Berbasis Kinerja Yogyakarta UPP STIM YKPN.

148

Anda mungkin juga menyukai