Ikan konsumsi yang berasal dari laut adalah ikan baronang, ikan ekor kuning, ikan
kakap, ikan kambing-kambing, ikan kerapu, ikan marlin/layaran, ikan pari, ikan
tenggiri, ikan teri, dan ikan tongkol.
Ikan konsumsi air tawar yang biasanya diminati oleh konsumen adalah ikan baung,
ikan bawal, ikan mujair, ikan belut, ikan gabus, ikan gurami, ikan lele, ikan mas, ikan
nila, ikan nilem, ikan patin, ikan sepat, dan ikan tawes.
Dalam merencanakan pembuatan wadah dan peralatan budidaya ikan pengusaha perlu
melakukan persiapan sebaik mungkin agar produk yang dihasilkan mempunyai manfaat dan
berdaya saing tinggi. Sebelum pembuatan wadah, sebaiknya dilakukan pembuatan disain dari
wadah tersebut. Disain yang akan dibuat disesuaikan dengan kondisi lahan yang tersedia.
Disain akan mempermudah pembuatan wadah yang sebenarnya, sehingga kerugian akibat
kegagalan proses pembuatan dapat dihindari.
Wadah budidaya ikan konsumsi yang dibuat nantinya dapat berguna untuk proses budidaya
ikan tersebut. Wadah tersebut dapat berfungsi sebagai tempat pematangan gonad, tempat
pemijahan, tempat penetasan telur, tempat endederan, tempat pembesaran, tempat
pemberokan, tempat karantina (ikan sakit / ikan baru), dan pengelolaan kualitas Air (filter,
pengendapan, pengolah limbah, ozonisasi).
1. Pematang kolam dibuat untuk menahan massa air di dalam kolam agar tidak keluar.
Tanah yang cocok untuk membuat pematang adalah tanah liat. Tanah liat memiliki
sifat lengket, tidak poros, tidak mudah pecah dan mampu menahan air. Ukuran
pematang disesuaikan dengan ukuran kolam. Jenis tanah untuk pematang harus
kompak dan kedap air agar pematang tidak mudah bocor.
2. Dasar kolam dibuat miring menuju saluran pembuangan air.
3. Saluran air dibuat keliling (ceren) dan tegah (kamalir). Saluran air ini dibuat miring
kearah saluran pembuangan air untuk memudahkan pengeringan kolam dan
pemanenan ikan.
4. Pintu air pada kolam terdiri dari pintu masuk dan keluar yang terpisah. Letak pintu
pemasukkan dan pengeluaran air sebaiknya berada di tengah-tengah sisi kolam
terpendek agar air dalam kolam dapat berganti seluruhnya.
Pada wadah sistem tradisioanal/ekstensif, kolam yang digunakan adalah kolam tanah yaitu
kolam yang keseluruhan bagiannya terbuat dari tanah. Tanah liat / lempung yang sedikit
berpasir, mudah dibentuk, tidak mudah pecah, tidak melekat ditangan apabila dibentuk
sesuatu, cocok untuk pembuatan kolam. Pembuatan kolam dengan bahan tanah memiliki
keunggulan dan kelemahan sebagai berikut.
Kelebihan yaitu biaya relatif murah, dapat membantu penyediaan pakan alami
(plankton) , perombakan sisa pakan dan metabolisme bisa terjadi secara alami
Kekuranganyaitu rentan terhadap kebocoran akibat hewan perusak (ex: kepiting),
serta akibat tekanan air dari dalam dan luar kolam, terutama apabila hujan deras, sulit
untuk mengontrol hewan predator, dan sulit mengontrol debit air yang masuk
Pada kolam semi intensif yang menggunakan bagian dinding dan pematangnya terbuat dari
tembok, sedangkan dasar kolamnya terbuat dari tanah juga memiliki beberapa keunggulan
dan kelemahan sebagai berikut.
Kelebihan yaitu tahan terhadap kebocoran akibat hewan, tahan terhadap tekanan air
kolam, memudahkan dalam pengontrolan air dan hewan pengganggu, dan kualitas air
bisa dikontrol lebih cermat
Kekurangan yaitu biaya lebih mahal jika dibandingkan dengan sistem tradisional,
penyediaan pakan alami pada kolam tembok lebih sedikit, dan proses penguraian
alami sulit terjadi
jaring apung
Jaring apung secara sederhana bisa dibuat dari bambu. Keramba jenis ini biasa digunakan di
aliran air sungai atau selokan dengan arus air yang cukup besar. Perlu memperhitungkan
konstruksi wadah secara baik dan benar agar diperoleh wadah budidaya yang mempunyai
masa pakai yang lama. Persyaratan teknis yang harus diperhatikan adalah:
1. Arus air, diusahakan tidak terlalu kuat namun tetap ada supaya terjadi pergantian air
dan oksigen dengan baik, serta dapat menghayutkan sisa makanan dan kotoran.
Tingkat kesuburan, jenis perairan yang baik untuk digunakan dalam budidaya ikan di
jarring apung adalah perairan dengan tingkat kesuburan rendah hingga sedang.
Tingkat kesuburan tinggi berpengaruh buruk terhadap ikan karena kandungan oksigen
pada malam hari relatif rendah.
2. Bebas dari pencemaran, adanya penambahan benda/materi ke dalam perairan dapat
menimbulkan perubahan kualitas air sehingga mengurangi fungsinya.
3. Kualitas air, perairan yang dipilih harus memiliki kualitas air yang memenuhi
persyaratan untuk pertumbuhan ikan
4. Kontruksi keramba jaring apung terdiri dari kerangka, pelampung, pengikat, jangkar,
kantong jaring, pemberat, tali nilon dan tambang.