Lap - TITIK LEMBEK ASPAL PDF
Lap - TITIK LEMBEK ASPAL PDF
PA-0302-76
(AASHTO T-53-74)
(ASTM D-36-70)
A. JENIS PENGUJIAN
Pengujian Titik Lembek Aspal ini bertujuan untuk menentukan titik
di
lembek pada aspal dan ter yang berkisar antara 30˚ C sampai 200˚ C
an
menggunakan ring and ball test, sehingga aspal dapat diketahui mutunya.
Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Bahan Bangunan Jurusan Teknik
.e
B. KAJIAN TEORI
na
banyak tersedia di negar kita yang kaya akan minyak mentah yang banyak
un
sampai agak padat, dan bersifat termoplastis. Jadi aspal akan mencair jika
c.
1
akan mengalami perubahan geometrik yang lebih besar. Disamping kedua
sifat terebut aspal juga memiliki sifat yang lain yang disebut sifat
Tyxotropy yaitu sifat yang dipengaruhi oleh cuaca. Aspal yang disimpan di
udara terbuka dalam dalam jangka waktu yang cukup lama akan
mengalami penurunan kelenturan atau fleksibilitasnya menurun sehingga
aspal akan menjadi kaku. Hal ini akan labih cepat terjadi apabila aspal
dalam drum sudah dibuka. (http://juffrez. blogspot.com)
Aspal juga merupakan bahan yang memiliki kohesi (kemampuan
saling tarik-menarik) yang cukup besar. Sehingga aspal merupakan bahan
di
pada suatu lapis keras. Aspal juga merupakan bahan yang mudah
k
mengeras dan yang menjadi getas hanya pada permukaan lapis luarnya
sedang lapis aspal bagian dalam tidak banyak mengalami perubahan
y
semakin besar tingkat kerapuhan yang terjadi. Lapis aspal yang sudah
id
2
Berdasarkan tempat diperolehnya, aspal dibedakan menjadi 2 macam
menurut http://eprints.undip.ac.id yaitu:
1. Aspal Alam
Aspal alam adalah aspal yang didapat di suatu tempat di alam,
dan dapat digunakan sebagaimana diperolehnya atau dengan sedikit
pengolahan. Aspal alam ada yang diperoleh di gunung-gunung seperti
aspal di Pulau Buton yang disebut dengan Asbuton. Asbuton merupakan
batu yang mengandung aspal. Asbuton merupakan campuran antara
bitumen dengan bahan mineral lainnya dalam bentuk batuan. Karena
di
tinggi. Untuk mengatasi hal ini, maka asbuton mulai diproduksi dalam
k
ac.id)
na
batu (rock asphalt) atau batuan yang bersifat aspal (asphaltic rock).
.a
muncul di atas tanah sebagai gunung kecil. Butas ini dapat terjadi
karena pada daerah tersebut banyak mengandung minyak mentah
dengan kadar aspal yang cukup tinggi (asphaltic base crude oils).
(http://juffrez.blogspot.com)
3
pada batuan jumlahnya tidak menentu, artinya kandungan aspal pada
batuan sangat bervariasi ada yang kandungannya sedikit dan ada
kandungan aspalnya yang banyak. (http://juffrez.blogspot.com)
28˚ ke bawah bersifat getas dan mudah pecah. Sebaliknya pada siang
an
hari dengan temperatur 30˚ ke atas, batu aspal bersifat liat/ulet dan agak
sukar untuk dipecah. Oleh karena itu pemecahan batu aspal sebaiknya
.e
dilakukan pada malam hari atau pagi hari. Kalau dilakukan pada siang
k
hari sebaiknya harus dilakukan pada tempat yang teduh atau beratap.
sa
(http://juffrez.blogspot.com)
na
Karena umur dari batu aspal (yang ditambang) sudah terlalu tua,
@
Tapi justru batu aspal seperti inilah yang mudah dikerjakan dari pada
jenis batu aspal yang sifatnya plastis yang masih banyak mengandung
y
aspal yang agak cair supaya mudah pengerjaannya dan bersifat lentur,
c.
karena itu pada batu aspal/butas perlu ditambahkan flux oil (minyak
pengencer) yang mengandung minyak mentah sehingga aspalnya
menjadi lebih encer (diremajakan). Batu butas yang banyak
dipergunakan sekarang menurut http://juffrez.blogspot.com kira-kira
mengandung bagian-bagian sebagai berikut:
4
Dari hasil penelitian pada butas menurut http://juffrez.blogspot.com dapat
diambil kesimpulan :
a. Kadar bitumen sangat bervariasi
b. Kualitas bitumen berbeda-beda
c. Komposisi batuan berbeda-beda
(http://juffrez. blogspot.com)
.e
2. Aspal minyak
k
crude oil yang banyak mengandung parafin, atau mixed base crude oil
@
jalan umumnya digunakan aspal minyak jenis asphaltic base crude oil.
(http://eprints. undip.ac.id)
y .a
oils). Minyak mentah atau minyak kasar adalah minyak yang didapat
secara langsung dari hasil tambang (belum diolah). Pada saat diproses
akan didapatkan jenis-jenis minyak yang masing-masing dibedakan atas
berat jenisnya. Bahan yang dikandungnya setelah melalui proses
penyaringan yang dimulai dari BJ yang paling kecil menurut
http://juffrez.blogspot.com adalah sebagai berikut:
a. Avtur
b. Gasoline (bensin)
c. Kerosine (minyak tanah)
5
d. Diesel oils (solar)
e. Minyak pelumas/olie
Jadi minyak mentah belum tentu dapat menghasilkan aspal. Bila dilihat
na
hasil residu ini dapat pula berbentuk cair atau emulsi pada suhu
.a
ruang. Aspal padat adalah aspal yang berbentuk padat atau semi
c.
padat pada suhu ruang dan menjadi cair jika dipanaskan. Aspal
id
6
berdiameter 1 mm dengan beban seberat 100 gram (sudah termasuk
berat jarumnya). Waktu yang dibutuhkan untuk memasukkan jarum
penetrasi selama 5 detik dengan temperatur aspal sebesar 77˚ F
atau 25˚ C. Besarnya penetrasi diukur dan dinyatakan dengan
angka yang merupakan kelipatan 0,1 mm. Misal masuknya jarum
penetrasi sedalam 5 mm, maka 5 mm dibagi dengan 0,1 mm adalah
50, dikatakan angka penetrasi aspal sebesar 50. Dengan demikian
dapat dipastikan bahwa tambah kecil angka penetrasi aspal maka
aspal tersebut akan semakin keras. (http://juffrez. blogspot.com)
di
antara lain :
.e
1) AC 40-50
k
2) AC 50-60
sa
3) AC 60-70
na
4) AC 80-100
5) AC 120-150, dan seterusnya.
@
tinggi perlu dipilih jenis aspal semen yang akan dipakai dengan
y
7
mengandung arti bahwa kedua grup aspal tersebut pada
temperature 25˚ C mempunyai kekentalan yang sama. Tetapi
aspal grup A memiliki kepekaan temperatur yang lebih besar bila
dibandingkan dengan aspal dari grup B. Maka tampak sekali pada
gambar bahwa untuk jenis aspal grup A mempunyai perbedaan
viskositas yang sangat mencolok pada temperatur rendah minimum
dengan temperatur tinggi maksimum. (http://juffrez. blogspot.com)
Untuk jenis perkerasan tingkat tinggi dengan persyaratan
yang ketat misal untuk landas pacu, untuk jalan klas tinggi yang
di
bila dibandingkan dengan aspal dari grup A atau dapat dilihat pada
sa
(http://juffrez. blogspot.com)
pada suhu ruang. Aspal cair merupakan semen aspal yang dicairkan
y
8
Berdasarkan bahan pencairnya dan kemudahan menguap bahan
pelarutnya, aspal cair menurut http://juffrez. blogspot.com dapat
dibedakan atas :
kita memakai aspal cair dari jenis ini tidak boleh terlalu lama
an
9
Pada prakteknya, aspal cair ini banyak digunakan
sebagai bahan perekat lapis perkerasan atau biasa disebut
pelaburan, untuk perbaikan lapis permukaan jalan yang
berlubang, dan untuk lapis perkerasan dengan mutu sedang dan
rendah yang tidak membutuhkan persyaratan yang ketat, dan
lain-lain. (http://juffrez. blogspot.com)
Jenis pelaburan/pengeleman lapis keras menurut http://juffrez.
blogspot.com ada bermacam-macam antara lain :
a) Prime coat adalah jenis pelaburan yang pertama kali
di
10
Tabel 1. Tabel cutback aspal bardasarkan nilai viskovis,
(sumber : http://id.wordpress.com/?ref=footer)
Aspal Cair RC MC SC
30-60 30-60 30-60
cutback aspal 70-140 70-140 70-140
bardasarkan 250-500 250-500 250-500
nilai viskovis 800-1600 800-1600 800-1600
3000-6000 3000-6000 3000-6000
(http://eprints.undip.ac.id)
k
yang sulit untuk dapat bercampur. Aspal Emulsi adalah jenis aspal
na
temperatur ruang aspal emulsi ini dalam kondisi cair (tidak keras).
id
(http://juffrez.blogspot.com)
Berdasarkan muatan listrik yang dikandungnya menurut
http://juffrez. blogspot.com aspal emulsi dapat dibedakan atas tiga
macam :
1) Aspal Emulsi Kation
Aspal jenis ini biasa juga disebut sebagai Aspal Emulsi
Asam. Merupakan jenis aspal emulsi yang bermuatan arus listrik
positif. Sifat istimewa Aspal Emulsi Kation adalah bahwa aspal
akan cepat mengering dan bekerja untuk mengikat batuan/agregat
11
walaupun batuan tersebut mengandung air. Sifat ini sangat
menguntungkan untuk daerah-daerah yang banyak mengandung air
(sering hujan), daerah bersalju, daerah yang berikilim dingin, dapat
juga untuk klas jalan yang tidak begitu tinggi.
2) Aspal Emulsi Anion
Aspal jenis ini biasa juga disebut sebagai Aspal Emulsi
Alkali. Merupakan jenis aspal emulsi yang bermuatan arus
listrik negatif. Pada jenis Aspal Emulsi Anion proses pelekatan
batuan hanya dapat terjadi pada batuan yang kering saja.
di
jenis ini tidak biasa dipakai sebagai bahan perkerasan jalan, tetapi
baik untuk bahan pengisi pada dilatasi jembatan, penambalan atap,
y
dan lain-lain.
.a
(http://juffrez. blogspot.com)
Kelebihan aspal emulsi bila dibandingkan dengan aspal
keras hanya pada segi pelaksanaan konstruksi lebih sederhana dan
praktis karena dapat dilakukan tanpa harus dilakukan pemanasan
lebih dulu. Untuk Indonesia aspal jenis ini harus dibeli dari luar
negri, sehingga harganya relatif mahal bila dibandingkan dengan
aspal keras. (http://juffrez.blogspot.com)
12
Berdasarkan kecepatan pengerasannya, menurut http://juffrez.
blogspot.com aspal emulsi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis
yaitu:
1) RS (Rapid Setting), aspal emulsi yang paling cepat bereaksi.
2) MS (Medium Setting), aspal emulsi yang lebih lambat bereaksi.
3) SS (Slow Setting), aspal emulsi yamg paling lambat bereaksi.
Apabila dilihat dari pengujian kualitas aspalnya, cara
menentukan kualitas aspal menurut http://juffrez. blogspot.com dapat
ditentukan dari besar kecilnya:
di
1. Nilai penetrasi
an
beban 100 gram selama 5 detik pada suhu ruang 25˚ C. Semakin
sa
sebaliknya.
2. Berat jenis
@
berat aspal dengan berat air pada volume yang sama pada suhu
ruang. Semakin besar nilai berat jenis aspal, maka semakin kecil
y
Semakin tinggi nilai berat jenis aspal, maka semakin baik kualitas
c.
13
4. Titik nyala (clev and open cup)
Titik nyala aspal yaitu angka yang menunjukkan
temperature (suhu) aspal yang dipanaskan ketika dilewatkan nyala
penguji di atasnya terjadi kilatan api selama sekitar 5 detik. Syarat
aspal AC 60/70 titik nyala sebesar minimal 200˚ C.
5. Titik bakar
Titik bakar aspal yaitu angka yang menyatakan besarnya
suhu aspal yang dipanaskan ketika dileawatkan nyala penguji
diatas aspal terjadi kilatan api lebih dari 5 detik. Semakin tinggi
di
titik nyala dan titik bakar aspal, maka aspal tersebut semakin baik.
an
6. Titik lembek
Titik lembek aspal (Ring and Ball test) yaitu angka yang
@
perubahan suhu.
Titik lembek adalah temperatur dimana aspal mulai menjadi
lunak serta suhu dimana suatu lapisan aspal dalam cincin yang
diletakkan horizontal di dalam larutan air atau gliserine yang
dipanaskan secara teratur menjadi lembek karena beban bola baja
dengan diameter 9,53 mm seberat ± 3,5 gram yang diletakkan di
atasnya sehingga lapisan aspal tersebut jatuh melalui jarak 25,4 mm
(1 inchi). (Sukirman S, 1999)
14
Pengujian Titik Lembek (Softening Point) dari
bitumen menunjukkan titik lembek yang lebih tinggi dari aspal
minyak biasa yaitu ≥ 60°C, hal ini membuktikan durabilitas
dan ketahanan campuran terhadap keausan, cuaca, dan
suhu akibat traffic lebih tinggi dibandingkan dengan campuran
standard. (http://dattaa dhikari.blogspot.com)
Titik lembek aspal bervariasi 30˚–200 º C dan dibaca saat
aspal berikut bola menyentuh plat dasar yang berjarak kira–kira 1
inchi dibawahnya. Atau menentukan kepekaan aspal terhadap suhu,
di
yaitu perlakuan aspal yang mulai menjadi lunak pada suhu tertentu.
an
Cara uji penentuan titik lembek yaitu suhu pada bola baja, dengan
.e
(http://dattaadhikari.blogspot.com)
c.
15
8. Daktilitas
Daktilitas aspal yaitu angka yang menunjukkan panjang
aspal yang ditarik pada suhu 25˚ C dengan kecepatan 5 cm/menit
hingga aspal tersebut putus. Daktilitas yang tinggi
mengindikasikan bahwa aspal semakin lentur, sehingga semakin
baik digunakan sebagai bahan ikat perkerasan.
Aspal yang digunakan untuk campuran lapis pondasi aspal
harus aspal keras pen 60/70 dan harus memenuhi persyaratan aspal
keras pen 60/70. Sedangkan campuran yang dihasilkan harus
di
assets/498109dc/C06-Spek%20Khusus%20LPPA.pdf)
na
16
Tabel 2. Persyaratan Aspal Keras Pen 60/70
(sumber: http://bintek-nspm.net/assets/ )
sebagai berikut:
a. Cincin kuningan
un
yang akan diuji setelah dicairkan hingga aspal akan diuji besar
.a
17
b. Bola baja
Bola baja yang memiliki diameter 9,5 mm dan berat 3,5
gram ± 0,05 gram ini berfungsi sebagai pemberat yang
diletakkan di atas aspal pada cincin kuningan yang berguna
untuk mengetahui titik lembek aspal.
di
an
.e
k sa
na
c. Cawan Cleveland
un
sebagai pegangannya.
id
18
d. Thermometer
Thermometer berfungsi sebagai alat pengukur suhu. Sebelum
digunakan thermometer ini harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1) Thermometer harus dikalibrasikan terlebih dahulu dengan
maksimum kesalahan skala tidak melebihi 0,1˚ C atau
dapat juga menggunakan pembagian skala thermometer lain
yang sama ketelitiannya dan kepekaannya.
2) Thermometer titik lembek untuk temperatur rendah
di
Gambar 4. Thermometer
e. Bejana gelas
Bejana gelas terbuat dari gelas kimia tahan panas yang
memiliki dengan ukuran diameter dalam tidak kurang dari 85
mm dan tinggi tidak kurang dari 120 mm dasar bejana yang
mendapat pemanasan. Bejana gelas ini digunakan untuk
19
mengukur banyaknya air dan es batu yang digunakan untuk
merendam aspal hingga tempat untuk merendam aspal yang
akan diuji ketika benda uji dapanaskan pada suhu tertentu. Di
bawah ini adalah salah satu gamabar bejana gelas yang ada di
Laboratorium.
di
an
.e
k sa
dan kondisi yang sama. Alat ini memiliki dua lubang yang
.a
diameter 19 mm.
id
20
g. Kompor listrik
Kompor listrik digunakan sebagai alat pembakaran pada
saat proses pengujian titik lembek dan pada proses pelelehan
aspal sehingga aspal dapat mudah untuk dicetak. Berikut ini
adalah gambar kompor listrik yang berada di Laboratorium.
di
an
.e
h. Stopwatch
na
Gambar 8. Stopwatch
21
i. Sendok
Fungsi sendok adalah sebagai alat bantu kita ketika akan
menuangkan aspal yang sudah mencair ke dalam cawan.
Disamping itu, dapat pula digunakan sebagai alat pengaduk
dalam proses pemanasan aspal supaya aspal dapat merata saat
meleleh.
di
an
.e
k sa
Gambar 9. Sendok
j. Piring
na
22
k. Jangka sorong
Fungsi jangka sorong dalam pengujian ini adalah untuk
di mengukur kedalaman dan ketinggian pada bejana gelas.
an
.e
k
l. Baskom
Baskom dalam pengujian ini digunakan sebagai tempat air dan
@
m. Kuas
Fungsi kuas dalam pengujian titik lembek adalah
sebagai alat untuk melumaskan oli pada cincin kuningan supaya
23
aspal yang dimasukkan dalam cincin kuningan mudah jatuh
ketika diuji titik lembeknya.
di
an
n. Pelat pemanas
k
24
di
an
2. Bahan
k
sebagai berikut:
na
a. Aspal
Aspal sebagai bahan utama dalam pengujian titik
@
(http://id.wikipedia.org/wiki/ Aspal)
Aspal berasal dari aspal alam (aspal buton) atau aspal
minyak (aspal yang berasal dari minyak bumi). Berdasarkan
konsistensinya, aspal dapat diklasifikasikan menjadi aspal padat,
dan aspal cair. Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental
yang merupakan senyawa hidrokarbon dengan sedikit
mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Aspal sebagai bahan
pengikat dalam perkerasan lentur mempunyai sifat viskoelastis.
Aspal akan bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat cair bila
dipanaskan. (http://id. wikipedia.org/wiki/Aspal)
25
Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks dan
secara kimia belum dikarakterisasi dengan baik. Kandungan
utama aspal adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik
dan aromatic yang mempunyai atom karbon sampai 150 per
molekul. Atom-atom selain hidrogen dan karbon yang juga
menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan
beberapa atom lain. Secara kuantitatif, biasanya 80 % massa
aspal adalah karbon, 10 % hidrogen, 6% belerang, dan sisanya
oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan
di
polar. (http://id.wikipedia.org/wiki/Aspal)
na
@
un
y .a
c.
id
26
Gambar 17. Air dan es batu
di
D. LANGKAH KERJA
an
27
Gambar 19. Air dan es batu dimasukkan dalam baskom
4. Cincin dipanaskan lalu diletakkan diatas plat kuning atau di atas
di
cawan yang telah diberi lapisan dari campuran talk dan sabun atau oli.
an
28
Gambar 22. Aspal direndam dalam air dan es batu
8. Suhu aspal diukur menggunakan thermometer sampai mendapatkan
di
9. Kedua benda uji tersebut dipasang dan diatur di atas dudukannya lalu
y
bejana gelas.
c.
id
29
di
cincin).
na
@
un
y .a
c.
id
Gambar 26. Benda uji diisi air dan es batu kemudian diukur suhunya
13. Jarak antara permukaan plat dasar dengan dasar dari benda uji
diperiksa dan diatur dengan jarak 25,4 mm.
14. Bola-bola baja yang bersuhu 5˚ C diletakkan di atas dan di tengah
permukaan masing-masing benda uji dengan menggunakan penjepit.
15. Bejana ditaruh di atas pelat pemanas lalu kompor listrik dihidupkan.
30
di
an
17. Suhu dicatat setiap menitnya dan dicatat pula suhu saat bola-bola baja
berjatuhan.
un
E. PENYAJIAN DATA
c.
1. Waktu
Pengujian Titik Lembek Aspal dilakukan pada:
Hari : Senin
Tanggal : 24 Oktober 2011
Jam : 15.30-17.11 WIB
Cuaca : Cerah
Suhu Ruangan : 26˚C
31
2. Tempat
Pengujian Titik Lembek Aspal bertempat di laboratorium Bahan
Bangunan Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta.
3. Data Hasil Pengujian
Setelah melakukan pengujian titik lembek aspal maka diperoleh data
sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Pengamatan
Pemb.
di
1 Pemanasan
Mulai pemanasan 24˚C 15:30
.e
3 Diperiksa
Mulai 8˚C 16:18
@
32
13 12 12 17˚C 17˚C
14 13 13 19˚C 19˚C
15 14 14 21,8˚C 21,8˚C
16 15 15 22˚C 22˚C
17 16 16 23˚C 23˚C
18 17 17 25˚C 25˚C
19 18 18 27˚C 27˚C
20 19 19 28˚C 28˚C
21 20 20 28,5˚C 28,5˚C
22 21 21 30˚C 30˚C
23 22 22 31,5˚C 31,5˚C
di
24 23 23 32,5˚C 32,5˚C
an
25 24 24 34˚C 34˚C
26 25 25 36˚C 36˚C
.e
27 26 26 37˚C 37˚C
28 27 27 39˚C 39˚C
k
29 28 28 41˚C 41˚C
sa
30 29 29 43˚C 43˚C
31 30 30 44˚C 44˚C
na
34 33 33 50˚C
un
35 34 34 52˚C
36 35 35 54˚C
y
37 36 36 56˚C
.a
38 37 37 58˚C
39 38 38 60˚C
c.
40 39 39 62˚C
id
41 40 40 63˚C
42 41 41 65˚C
43 42 42 67˚C
44 43 43 68˚C
45 44 44 70,5˚C
46 45 45 72˚C
47 46 46 74˚C
48 47 47 76˚C
49 48 48 80˚C
50 49 49 81,5˚C
51 50 50 83˚C pelor 2 jatuh (pengujian selesai 17.11)
33
F. PEMBAHASAN
Yang dimaksud dengan titik lembek adalah suhu pada saat bola
baja dengan berat tertentu mendesak turun suatu lapisan aspal yang
tertahan dalam cincin berukuran tertentu sehingga aspal tersebut
menyentuh plat dasar. Penentuan titik lembek dapat mengetahui sampai
pada suhu berapa aspal dapat dihamparkan dan bertahan dari pengaruh
suhu tanpa menjadi leleh.
Dari hasil pengujian, didapatkan nilai titik lembek untuk dua benda
uji adalah pada suhu 46˚ C pada menit ke-31 untuk benda uji pertama dan
di
83˚ C pada menit ke-50 untuk benda uji kedua. Dimana selisih untuk
an
perbedaan dua benda uji sangat jauh, kemungkinan dikarenakan pada saat
.e
pembakaran aspal sebelum diuji suhu yang didapatkan terlalu tinggi dan
k
3 1 1 7,6˚C 7,6˚C
4 1 1 8,4˚C 8,4˚C
c.
6 1 1 8,2˚C 8,2˚C
7 1 1 9˚C 9˚C
8 1 1 10,5˚C 10,5˚C
9 1 1 11˚C 11˚C
10 1 1 12,5˚C 12,5˚C
11 1 1 14˚C 14˚C
12 1 1 16˚C 16˚C
13 1 1 17˚C 17˚C
14 1 1 19˚C 19˚C
15 1 1 21,8˚C 21,8˚C
16 1 1 22˚C 22˚C
17 1 1 23˚C 23˚C
18 1 1 25˚C 25˚C
34
19 1 1 27˚C 27˚C
20 1 1 28˚C 28˚C
21 1 1 28,5˚C 28,5˚C
22 1 1 30˚C 30˚C
23 1 1 31,5˚C 31,5˚C
24 1 1 32,5˚C 32,5˚C
25 1 1 34˚C 34˚C
26 1 1 36˚C 36˚C
27 1 1 37˚C 37˚C
28 1 1 39˚C 39˚C
29 1 1 41˚C 41˚C
di
30 1 1 43˚C 43˚C
31 1 1 44˚C 44˚C
an
34 1 1 50˚C
k
35 1 1 52˚C
sa
36 1 1 54˚C
37 1 1 56˚C
na
38 1 1 58˚C
39 1 1 60˚C
@
40 1 1 62˚C
41 1 1 63˚C
un
42 1 1 65˚C
43 1 1 67˚C
y
44 1 1 68˚C
.a
45 1 1 70,5˚C
c.
46 1 1 72˚C
47 1 1 74˚C
id
48 1 1 76˚C
49 1 1 80˚C
50 1 1 81,5˚C
51 1 1 83˚C pelor 2 jatuh (pengujian selesai 17.11)
35
sekitar 46˚-54˚ C. Apabila hasil pengujian dirata-rata dan dibandingkan
dengan standar LASTON untuk jalan raya 1987, nilai titik lembek yang
dicapai pada pengujian ini sebesar 64,5˚ C. Berarti aspal tersebut dapat
dihamparkan dan bertahan pada pengaruh suhu tanpa menjadi leleh sampai
suhu 64,5˚ C. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai titik lembek
pada pengujian ini belum memenuhi syarat LASTON untuk jalan raya
1987.
Setelah nilai titik lembeknya diketahui, dapat dibuat grafik hubungan
antara suhu dengan waktu yang disertai dengan garis liniernya.
di
an
90
y = 0.0264x ‐ 0.7043
80
R² = 0.9879
.e
70
60
k
Suhu (˚C)
50
sa
40
na
30
20
@
10
0
un
Hasil dari uji titik lembek ini menghasilkan grafik yang berkelok,
id
hal ini menunjukkan bahwa pengaruh suhu dengan waktu sangat bervariasi
menurut dari suhunya. Dalam grafik diatas menunjuk bahwa apabila
ditarik garis linier akan membentuk garis miring ke atas. Semakin tinggi
titik lembeknya, semakin baik sebagai bahan pengikat d i lapangan,
bersama dengan penetrasi berperan dalam pencampuran, penghamparan
dan pemadatan. Selain itu suhu luar juga berpengaruh terhadap titik
lembek.
36
G. KESULITAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Dalam melaksanakan pengujian titik lembek tidak terlepas dari
beberapa kekurangan yang menjadikan kendala dalam pelaksanaan
pengujian, salah satunya adalah kurang lengkapnya ketersediaan peralatan
dalam laboratorium yang sedikit menghambat selama proses pengujian.
Dengan jumlah peralatan yang kurang memadahi kapasitas, penguji hanya
dapat melakukan satu kali pengujian untuk satu kelas.
Selain itu karena usia peralatan yang berada di laboratorium sudah
cukup tua dan yang menggunakan juga untuk orang banyak, serta
di
beberapa bagian alat yang sudah mulai rusak dan tidak dapat digunakan
.e
menggantikannya.
sa
H. KESIMPULAN
id
37
Dari hasil pengujian titik lembek dapat disimpulkan bahwa dalam
pengujian titik lembek semakin tinggi titik lembeknya, semakin baik
sebagai bahan pengikat d i lapangan, bersama dengan penetrasi berperan
dalam pencampuran, penghamparan dan pemadatan. Selain itu suhu luar
juga berpengaruh terhadap titik lembek.
I. SARAN – SARAN
Untuk dapat memperlancar jalannya pengujian titik lembek di
laboratorium, hendaknya penguasaan materi sebelum melakukan pengujian
di
lancar apabila kita belum menguasai materi yang akan diujikan, hal ini
terutama pada pengoperasian alat kerja yang masih fasih di kalangan
.e
mahasiswa / mahasiswi.
k
dengan alat kerja adalah kita yang menggunakan alat kerja hendaknya
na
mahal.
un
y .a
c.
id
38
DAFTAR PUSTAKA
www.bintek-nspm.net:http://bintek-nspm.net/assets/498109dc/C06Spek%
.e
39
LAMPIRAN
di
40
Gambar 30. Air dalam bejana mulai mendidih
di
an
.e
ksa
na
@
un
41
Gambar 33. Pelor 2 jatuh
di
an
.e
sak
na
@
un
y .a
c.
id
42
di
an
.e
sak
na
@
un
y .a
c.
id
43