Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN

NYERI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
Nama : Tn.I
Umur : 68 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Diagnosa Medis : Hipertensi

2. STATUS KESEHATAN SAAT INI


Keluhan utama yang dirasakan oleh pasien adalah mengatakan nyeri kepala dan
tengkuk terasa berat yang menganggu aktivitas klien sehari-hari.

3. PENYAKIT SAAT INI


Pasien dibawa ke Puskesmas merdeka dengan keluhan nyeri kepala dan tengkuk
terasa berat, nyeri bertambah Ketika dibawa bangun dan berkurang Ketika dibawa
istirahat. . Memiliki riwayat hipertensi, sehingga anaknya membawa pasien ke
puskesmas untuk memeriksakan diri. Pasien terlihat meringis menahan nyeri, pasien
mengatakan nyerinya seperti ditusuk-tusuk dengan skala 5 serta nyerinya dirasakan
terus-menerus. Tekanan saat diukur 160/99 mmHg, Nadi : 97 x/menit, RR:
20x/menit, Suhu : 36,3o C

4. PENYAKIT MASA LALU


a. Penyakit : Pasien tidak memiliki Riwayat hipertensi sejak usia 60-an tahun, pasian
tidak ada riwayat oprasi
b. Alergi. : Pasien tidak memiliki alergi terhdap makanan atau obat
c. Kebiasaan : Pasien sering merokok dan minum kopi, kurang seimbang pada pola
makan obat dan waktu tidur,
5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Didalam keluarga Tn.I, salah satu orang tuanya yaitu ibunya memiliki Riwayat
hipertensi dan stroke.

6. PENGKAJIAN SISTEM (dijelaskan mengikuti sistem Inspeksi, palpasi, perkusi dan


auskultasi)
a. Keadaan umum : Klien terlihat lemah, ekspresi wajah klien terlihat meringis
sambil memegang kepala. Klien tidak memiliki perubahan nafsu makan dan juga
tidak ada penurunan berat badan.

b. Integumen : Tidak ada tanda-tanda pemengbkakan, tidak ada tanda kelainan pada
bagian tubuh.

c. Sistem hemopietik : Tidak ada perdarahan atau memar abnormal, tidak ada
pembengkakan kelenjar limfe, tidak ada anemia,dan tidak ada Riwayat transfuse
darah pada klien.

d. Kepala : Bentuk simetris, rambut lurus, warna hitam bercampur putih dan lembab,
penyebaran rambut merata, kulit kepala kurang bersih, tidak ada lesi.

e. Mata : Mata simetris , sclera tidak ikterik, konjungtiva anemis, menggunakan alat
penglihatan saat membaca

f. Telinga : normal : Simetris, tidak ada serum yang keluar, tidak ada benjolan
maupun lesi, tidak menggunakan alat bantu pendengar

g. Mulut dan gigi : Mulut bersih, gigi berwarna agak kekuningan, tidak ada lesi dan
sariawan, terdapat karies gigi.

h. Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak tampak pembesaran vena
jugularis.
i. Payudara : Tidak ada pembengkakan atau benjolan, tidak ada lesi atau kemerahan,
tidak ada nyeri tekan.

j. Sistem pernafasan : Tidak ada batuk, tidak ada sesak napas, tidak ada heopteses,
tidak ada sputum dan tidak ada mengi.

k. Sistem kardiovaskuler : Tidak ada nyeri dada, tidak ada palpitasi, tidak ada sesak
napas, tidak ada diapnea pada aktivitas, tidak ada murmur, tidak ada edema, crt
<3 detik, tidak ada varises dan tidak ada perubahan warna kaki pada klien. TD:
160/99 mmHg, Nadi : 97 x/menit, RR: 20x/menit, Suhu : 36,3o C

l. Sistem gastrointestinal : Pencernaan baik, tidak ada disfagia, tidak ada nyeri ulu
hati, tidak ada mual/muntah, tidak hematemesis, tidak ada perubahan nafsu
makan, tidak ada intoleransi aktivitas, tidak ada ulkus, tidak ada ikterik, tidak ada
massa/benjolan, tidak ada perubahan kebiasaan defekasi dan tidak ada hemoroid
pada klien. Bising usus 10 x/menit

m. Sistem perkemihan ; BAK : 2-4 x dalam sehari . Tidak ada disuria, tidak ada
polyuria. Tidak ada hematuria, tidak oliguria, tidak ada nyeri saat berkemih, tidak
ada batu dan tidak ada infeksi.

n. Sistem genetoreproduksi (pria/wanita) : Tidak Ada hernia, Tidak ada keluhan


yang dirasakan pada pasien dan tidak terpasang DC kateter.

o. Sistem musculoskeletal : klien dapat melakukan pergerakan ROM, tetapi saat ada
keluhan sakit kepala maka untuk berjalan mandiri sedikit mengalami kesulitan.
kekuatan otot kaki kanan/kiri :4/4

p. Sistem syaraf pusat : Nyeri kepala terasa saat TD naik , tidak ada cedera
kepaladan tidak ada masalah memori.
q. Sistem endokrin : Tidak ada intoleransi panas, tidak intoleransi dingin, tidak ada
goiter, tidak ada perubahan rambut, tidak ada polifagia, tidak polidipsi, dan tidak
ada polyuria.

7. MASALAH KHSUSUS LANSIA (FISIK PSIKOSOSIAL, PSYCHIATRIC DAN


MENTAL HEALTH)
a. Nyeri :
Klien mengatakan nyeri karena hipertensi semenjak lama dan padaa saat banyak
melakukan aktivitas
P : Nyeri kepala karena tekanan darah naik/ hipertensi
Q : Seperti dicengkam
R : Kepala
S:5
T : hilang timbul

Nyeri yang dirasakan pasien dengan skala 5 , pasien merasa lesu saat nyeri itu muncul
dan tengkuk terasa berat.

b. Pengkajian inkontinensia urin akut


Klien mengatakan tidak ada masalah pada saat perkemihan. Klien juga tidak ada
mengeluhkan hal-hal pada saat berkemih.

c. Pengkajian inkontinensia urin persisten


Klien mengatakan tidak ada masalah pada saat perkemihan. Klien juga tidak ada
mengeluhkan hal-hal pada saat berkemih.
d. Psikososial
Tidak ada gangguan atau hambatan psikososial pada klien.

e. Identifikasi masalah emosional


Masalah Emosional Positif (+) ditandai dengan pasien yang sering memikirkan suatu
masalah, pasien juga merasa cemas dan gelisah.

f. Fungsional : Pasien tidak memiliki masalah dalam fungsi fisik dan psikologis
terhadap lingkungan dan kehidupan sehari-harinya.
Klien mengatakan terkadang merasa nyeri kepala saat TD naik dan susah untuk
melakukan aktivitas terlalu berat. Fungsional klien menurun sesuai dengan usia klien
saat ini. Tidak ada gangguan fungsional khusus yang dialami klien. Klien bisa
melakukan apapun secara mandiri.
Bartel Indeks
Termasuk yang manakah klien ?
No. Kriteria Dengan Mandiri Keterangan
Bantuan
1. Makan 5 10 Frekuensi :
Jumlah :
Jenis :
2. Minum 5 10 Frekuensi :
Jumlah :
Jenis :
3. Berpindah dari kursi roda 5-10 15
ke tempat tidur, sebaliknya
4. Personal toilet (cuci muka, 0 5 Frekuensi :
menyisir rambut, gosok
gigi)
5. Keluar masuk toilet 5 10
(mencuci pakaian,
menyeka tubuh,
menyiram)
6. Mandi 5 15
7. Jalan dipermukaan datar 0 5 Frekuensi :
8. Naik turun tangga 5 10
9. Mengenakan pakaian 5 10
10. Kontrol bowel (BAB) 5 10 Frekuensi :
Konsistensi :
11. Kontrol bladder (BAK) 5 10 Frekuensi :
Warna :
12. Olah raga/latihan 5 10 Frekuensi :
Jenis :
13.
Rekreasi/pemanfaatan 5 10 Jenis :
waktu luang Frekuensi :
Keterangan :
a. 130 : Mandiri
b. 65 – 125 : Ketergantungan sebagian
c. 60 : Ketergantungan total

g. Resiko jatuh
Klien berada pada resiko pasien tergantung sebagian, karena pasien masih bisa
melakukan aktivitas secara pelan dan tenang.

h. Kognitif
Tidak ditemukan gangguan atau hambatan kognitif pada klien.
Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short Postable Status
Mental Questioner (SPSMQ)
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban

BENAR SALAH NO PERTANYAAN


 01 Tanggal berapa hari ini ?
 02 Hari apa sekarang ini ?
 03 Apa nama tempat ini ?
 04 Dimana alamat anda ?
 05 Berapa umur anda ?
 06 Kapan anda lahir ? (minimal tahun terakhir)
 07 Siapa presiden Indonesia sekarang ?
 08 Siapa Presiden Indonesia sebelumnya ?
 09 Siapa nama Ibu anda ?
 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari
setiap angka baru, semua secara menurun

Interpretasi hasil :
a. Salah 0 – 3 = fungsi intelektual tubuh
b. Salah 4 – 5 = Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6 – 8 = Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9 – 10 = Kerusakan intelektual berat

Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini Mental
Status Exam) :

a. Orientasi
b. Registrasi
c. Perhatian
d. Kalkulasi
e. Mengingat kembali
No. Aspek Nilai Nilai Kriteria
Kognitif Maksimal Klien
1. Orientasi Menyebutkan dengan benar :
 Tahun
 Musim
5 5
 Tanggal
 Hari
 Bulan
Orientasi Dimana kita sekarang berada ?
 Negara Indonesia
 Propinsi DIY
5 5
 Kota Yogyakarta
 PSTW Budi Luhur
 Wisma ...........
2. Registrasi Sebutkan nama 3 obyek (oleh
pemeriksa) 1 detik untuk mengatakan
3 2 masing-masing obyek. Kemudian
tanyakan kepada klien ketiga obyek
tadi. (untuk disebutkan)
3. Perhatian dan Minta klien untuk memulai dari angka
kalkulasi 100 kemudian dikurangi 7 sampai 5
kali/tingkat
 93
5 5
 86
 79
 72
 65
4. Mengingat Minta klien untuk mengulangi ketiga
obyek pada no 2 (registrasi) tadi. Bila
3 2
benar, 1 point untuk masing-masing
obyek
5. Bahasa Tunjukkan pada klien suatu benda dan
tanyakan nama pada klien.
 (misal jam tangan)
 (misal pensil)
Minta klien untuk mengikuti perintah
berikut terdiri dari 3 langkah :
“ambil kertas di tangan anda, lipat dua
dan taruh di lantai”
 Ambil kertas di tangan anda
9 9  Lipat dua
 Taruh di lantai
Perintahkan pada klien untuk hal
berikut (bila aktivitas sesuai perintah
nilai 1 point)
 “Tutup mata anda”
Perintahkan pada klien untuk menulis
satu kalimat dan menyalin gambar.
 Tulis satu kalimat
 Menyalin gambar
Total Nilai 30 28
Bahasa

Interpretasi Hasil: > 23 = Aspek kognitif dari fungsi mental baik


≤ 23 = Terdapat kerusakan aspek fungsi mental

i. Depresi
Tidak ditemukan adanya tanda-tanda depresi pada klien.

j. Delirium
Kesadaran klien composmentis (kesadaran penuh).

k. Gangguan tidur
Klien mengatakan sering terbangun saat tidur malam hari, dan saat bangun dipagi
harinya merasa lemas karena tidak puas dengan tidur yang sebentar dan sering
terjaga.

KUESIONER KUALITAS TIDUR


(PSQI)
1. Jam berapa biasanya anda mulai tidur malam? Jam 23.00 WIB
2. Berapa lama anda biasanya baru bisa tertidur tiap malam? 20 menit
3. Jam berapa anda biasanya bangun pagi? Jam 5.00 WITA
4. a. Berapa lama anda tidur nyenyak dimalam hari? 4 jam
b. Berapa lama anda di tempat tidur ? 8 jam
5. Seberapa sering masalah-
Tidak
masalah dibawah ini 1x seminggu 2x seminggu ≥ 3 x seminggu
pernah
mengganggu tidur anda?
a. Tidak mampu tertidur selama

30 menit sejak berbaring
b. Terbangun ditengah malam 
atau terlalu dini
c. Terbangun untuk ke kamar

mandi
d. Tidak mampu bernafas

dengan leluasa
e. Batuk atau mengorok 
f. Kedinginan dimalam hari 
g. Kepanasan dimalam hari 
h. Mimpi buruk 
i. Terasa nyeri 
j. Alasan lain ……… 
6. Seberapa sering anda

menggunakan obat tidur
7. Seberapa sering anda
mengantuk ketika melakukan 
aktifitas disiang hari
Tidak
Kecil Sedang Besar
antusias
8. Seberapa besar antusias anda
ingin menyelesaikan masalah 
yang anda hadapi
Sangat baik Baik kurang Sangat kurang
9. Pertanyaan preintervensi :
Bagaimana kualitas tidur

anda selama sebulan yang
lalu
Pertanyaan postintervensi :
Bagaimana kualitas tidur

anda selama seminggu yang
lalu

Komponen 1 : 1+1 : 2 Nilai skor kualitas tidur


Komponen 2 : 1+2 : 3 Nilai 1-5 : skor baik
Komponen 3 : 3 Nilai 6-7 : ringan
Komponen 4 : 4/8 *100 : 3 Nilai 8-14 : sedang
Komponen 5 : 2+1+2+3+1+3+2+2 : 16 = 2 Nilai 15-21 : buruk
Komponen 6 : 2
Komponen 7 : 2+1 : 3 = 2
JUMLAH : 2+3+3+3+2+2+2 =17
SKOR 17 = kualitas tidur buruk
l. Resiko decubitus
Resiko decubitus yang dialami klien dalam resiko skala rendah. Karena klien masih
beraktivitas dan tidak mengalami tirah baring.

m. Kualitas hidup
Klien mengatakan ada masalah dalam aktivitas sehari-hari, kebutuhan istirahat cukup
dan ada gangguan tidur. Kualitas hidup klien terlihat kurang baik.

n. Mistreatment elder people


Klien mengatakan tidak pernah mengalami pelecehan ataupun penghinaan dari orang
lain sebelumnya.

Blue Print Kuesioner BFI


NO Aspek Indikator Item Jumlah
Kelelahan yang dirasakan
1 Nilai fatique saat ini 1 1
dalam 24 terakhir.
Kelelahan yang mengaggu Nilai fatique secara
2 2 0
aktivitas respon. umum
Nilai fatique paling
3 0
berat
Nilai fatique terbesar
yang mengganggu 4A 1
aktivitas umum
Nilai fatique terbesar
yang mengganggu 4B 1
suasana hati
Nilai fatique terbesar
yang mengganggu 4C 1
kemampuan berjalan
Nilai fatique terbesar
yang mengganggu 4D 1
pekerjaan normal
Nilai fatique terbesar
yang mengganggu
4E 0
hubungan dengan
orang lain
Nilai fatique terbesar
yang mengganggu 4F2 1
kenikmatan hidup
Total 6

Total = 6 ( aktivitas terganggu Sebagian)

A. ANALISA DATA

Data Etiologi Diganosa


DS: Peningkatan tekanan Nyeri Akut
-klien mengatkan nyeri pada intrakranial
kepala dan berat pada tengkuk
-nyeri timbul saat beraktifitas
-nyeri hilang saat beristirahat
Gangguan sirkulasi
DO:
-P: saat beraktifitas
-Q: seperti dicengkam
Otak
-R: di kepala
-S: skala 5 Resistensi pembuluh darah otak
-T: hilang timbul
TTV: Nyeri kepala
TD : 160/99 mmHg, Nadi : 97
x/menit, RR: 20x/menit, Suhu :
36,3o C
DS: Gangguan pada pembuluh darah Gangguan Pola Tidur
- Klien mengatakan
mengatakan sulit tidur, Perubahan struktur
gelisah, tetatpi mengatakan
tidak memilili banyak
pikiran sering terbangun Vasokontriksi
pada malam hari.
- Klien mengeluh
istirahatnya tidak cukup Gangguan sirkulasi
- Klien mengeluh lemas saat
beraktivitas
Nyeri
DO:
- Pasien Riwayat hipertensi Gangguan pola tidur
- Tampak lemas dan sering
meguap pada saat
dilakukan pengkajian.
- Dari pengukuran PSQI
memiliki skor :17 (kualitas
tidur buruk)

DS: Gangguan sirkulasi Intoleransi aktivitas


-klien mengatakan badannya
terasa lemas dan susah untuk
beraktivitas terlalu berat dan Pembuluh darah
lama.
Sistemik

DO:
- Tampak lelah Vasokontriksi
- Lemas
- Dari total nilai BFI Afterload meningkat
berjumlah 6 yaitu aktivitas
terganggu Sebagian.
Fatique

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri Akut bd Pencedera Fisiologi
Gangguan Pola Tidur bd Kurang Kontrol Tidur
Intoleransi Aktivitas bd Kelemahan Umum

C. NURSING CARE PLAN


NO
SDKI SLKI SIKI
DX
1. Nyeri akut berhubungan Tingkat nyeri (Hal:145) Manajemen Nyeri (Hal.201)
dengan agen pencedera Domain : l.08066 Domain: I.08238
fisiologi
Definisi :
Pengalaman sensorik atau Definisi :
emosional yang berkaitan Mengidentifikasi dan
dengan kerusakan jaringan mengelola pengalaman sensorik
actual atau fungsional, dengan atau emosional yang berkaitan
onset mendadak atau lambat
dan berintensitas ringan hingga
dengan kerusakan jaringan atau
berat dan konstan. fungsional dengan onset
mendadak atau lambat dan
Kriteria Hasil : berintentisitas ringan hingga
a. Keluhan nyeri (5)
b. Gelisah (4) berat dan konstan.
c. Meringis (4)
d. Sikap protektif (4
e. Tekanan darah (4) Intervensi :
Keterangan : 1.1 Mengidentifikasi lokasi,
1. Menurun karakteristik, durasi,
2. Cukup mrenurun frekuensi, kualitas,
3. Sedang
4. Cukup meningkat intensitas nyeri,.
5. meningkat 1.2 Mengidentifikasi skala
nyeri
1.3 mengidentifikasi faktor
yang memperberat dan
memperingan nyeri
1.4 Memberikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. relaksasi napas
dalam).
1.5 Memfasilitasi istirahat
dan tidur

2. Gangguan pola tidur bd Pola Tidur (Hal. 96) Dukungan tidur (Hal.48)
kurang control tidur Domain : L.05045 Domain: I.05174

Definisi : Keadekuatan kualitas Definisi :


dari kuantitas tidur. Memfasilitasi siklus tidur dan terjaga
yang teratur.
Kriteria Hasil:
a. Keluhan sulit tidur (4) Intervensi :
b. Keluhan sering 2.1. Mengidentifikasi pola
terjaga (4) aktivitas dan tidur
2.2. Mengidentifikasi faktor
Keterangan : pengganggu tidur
1. Menurun 2.3. Menetapkan jadwal tidur
2. Cukup mrenurun rutin
3. Sedang 2.4. Menjelaskan penitngnya
4. Cukup meningkat tidur cukup selama sakit
5. meningkat 2.5. Mengajarkan relaksasi otot
autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya
3. Intolerasni aktivitas Toleransi Aktivitas (Hal.149) Manajemen Energi (Hal.176)
berhubungan dengan Domain : L.05047 Domain :I.05178
kelemahan umum
Definisi : respon fisilogis Definisi: Mengidentifikasi dan
terhadap aktivitas yang mengelola penggunaan energi untuk
membutuhkan tenaga. mengatasi atau mencegah kelelahan
dan mengoptimalkan proses
Kriteria hasil: pemulihan.
a. frekuensi nadi (4)
b. Kemudahan dalam Intervensi :
melakukan aktivitas Observasi
sehari-hari (4) 3.1 identifikasi gangguan fungsi
c. Kekuatan tubuh bagian tubuh yang mengakibatkan
atas (4) kelelahan
d. Kekuatan tubuh bagian 3.2 Monitor kelelahan fisik dan
atas (4) emosional
e. Perasaan lemah (4) 3.3 Monitor pola dan jam tidur
Terapeutik
Keterangan : 3.4 Sediakan lingkungan nyaman
1. Menurun dan rendah stimulus
2. Cukup menurun Edukasi
3. Sedang 3.5 Anjurkan tirah baring
4. Cukup meningkat 3.6 Anjurkan melakukan
5. Meningkat aktivitas secara bertahap
3.7 Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi kelelahan

ANALISIS JURNAL

No Judul Penulis Tahun Desain Sampel Hasil Penelitian


1. PENGARUH Fithriyani, Miko 2020 Penelitian Teknik sampel Hasil penelitian menunjukkan
HIDROTER Eka Putri, Dede ini menggunakan menggunakan adanya pengaruh hidroterapi
API JAHE Nasrullah desain quasi consecutive dengan jahe merah hangat
MERAH eksperimen pre sampling dengan terhadap penurunan tekanan
HANGAT post test with own 20 orang darah
UNTUK group control responden pada lansia hipertensi di PSTW
MENURUN design Pada sejumlah Budi Luhur Kota Jambi.
KAN responden Berdasarkan hasil analisis
TEKANAN tersebut bivariat di atas menunjukkan
DARAH dilakukan bahwa sistol pre-post test
PADA dilakukan enam dengan p-value 0,000,
LANSIA DI kali selama dua sedangkan
PANTI minggu. Analisis pre-post diastole dengan p-value
WERDHA data dengan 0,041 yang berarti p-value
BUDI analisis univariat <0,05.
LUHUR menghasilkan Kesimpulan dalam penelitian ini
JAMBI rata-rata sistol adalah tekanan darah rata-rata
sebelum setelah menghidrolisis jahe
intervensi 153,1 merah hangat menurun, dan
mmHg dan terdapat efek hidroterapi jahe
setelah intervensi merah hangat terhadap
138,85 mmHg penurunan tekanan darah pada
lansia dengan hipertensi.
2. PENGARUH Fernalia, Wiwik 2019 Penelitian ini Teknik Hasil penelitian menunjukkan
RELAKSASI Priyanti, S. menggunakan pengambilan bahwa dari 41 responden
NAFAS Effendi, Dita desain Pre sampel pada didapatkan nilai rata-rata tingkat
DALAM Amita Eksperimen penelitian ini nyeri sebelum diberikan
TERHADAP dengan menggunakan relaksasi nafas dalam 4,37 untuk
SKALA pendekatan one- accidental nyeri sedang 41 dan standar
NYERI Group Pretest- sampling deviasi 0,581. Sedangkan nilai
KEPALA posttest Design. diperoleh sampel rata-rata tingkat nyeri setelah
PADA sebesar 41 diberikan relaksasi nafas dalam
PASIEN responden. 3,02 untuk nyeri ringan (36),
HIPERTENSI Pengumpulan nyeri sedang (5) dan standar
DI data dalam deviasi 0,570. Dari hasil uji
WILAYAH penelitian statistik didapatkan p= 0,000 <
KERJA menggunakan 0,05 maka H0 ditolak dan Ha
PUSKESMA data primer (data diterima. Jadi kedua variabel
S SAWAH yang diperoleh memiliki skala nyeri kepala
LEBAR langsung dari yang berbeda atau dengan kata
KOTA responden) lain terjadi penurunan skala
BENGKULU dengan nyeri kepala setelah dilakukan
melakukan teknik relaksasi nafas dalam.
pengukuran
intensitas nyeri Kesimpulan: Kesimpulannya
secara obyektif terdapat pengaruh relaksasi
sebelum dan nafas dalam terhadap skala nyeri
sesudah teknik kepala pada pasien hipertensi di
relaksasi nafas wilayah kerja Puskesmas Sawah
dalam Lebar Kota Bengkulu.
menggunakan
instrumen
lembar observasi
dengan skala
nyeri numeric
rating scale
(NRS). Teknik
pengolahan data
menggunakan
teknik analisis
uji Wilcoxon
sign rank test.
3. PENURUNA Moomina Siauta, 2020 Jenis penelitian Jumlah Hasil penelitian menunjukkan
N NYERI Selpina Embuai, yang digunakan responden adalah bahwa dari 20 responden.
KEPALA Hani Tuasikal dalam 20 responden Didapatkan hasilnya rata-rata
PENDERITA penelitian ini dengan 2 penurunan tingkat nyeri
HIPERTENSI adalah penelitian kelompok mengalami penurunan pada hari
MENGGUN ini menggunakan masing-masing, ke 1 dengan signifikansi 0,001
AKAN quasi 10 responden (<0.05). Dari pengujian anova
RELAKSASI eksperimental adalah kelompok menunjukkan bahwa kelompok
HANDGRIP dengan kelompok eksperimen K1 (handgrip relaksasi)
control (the handgrip dianggap paling efektif dapat
nonrandomized relaksasi, 10 menurunkan tingkat nyeri dapat
control group responden adalah pada hari pertama.
prestest-posttest kelompok Dari pengujian perbedaan pre
design). kontrol. dan post menunjukkan bahwa
Metode terdapat penurunan yang
pengambilan signifikan pada variabel tingkat
sampel adalah nyeri. Maka dapat dikatakan
consecutive bahwa perlakuan tersebut dapat
sampling. secara efektif mempengaruhi
penurunan tingkat nyeri.
3. KUALITAS Rahmawati 2020 Jenis penelitian Jumlah 1. Kualitas hidup lansia ditinjau
HIDUP Ramli, Najihah yang digunakan responden adalah dari aspek kondisi fisik yaitu a.
LANSIA dalam 12 Lansia Hipertensi mengalami
DENGAN penelitian ini orang. masalah fisik seperti pusing,
HIPERTENSI adalah metode Pengumpulan sakit pada tengkuk, sakit
DI penelitian data dilakukan pinggang dan sakit seluruh
WILAYAH kualitatif dengan dengan badan
KERJA desain tehnik b. Kondisi fisik yang bermasalah
PUSKESMA fenomenologi. wawancara dan mengakibatkan terganggunya
S SEGERI Penelitian ini observasi yang aktifitas sehari-hari.
KABUPATE dilaksanakan di hasilnya
N PANGKEP wilayah kerja disajikan dalam 2. Kualitas hidup lansia ditinjau
puskesmas segeri bentuk narasi. dari aspek psikologis didapatkan
kabupaten a. Tidak memikirkan
pangkep. penyakitnya dan menganggap
penyakit adalah faktor penuaan
b. Lansia hipertensi merasa
aman dan nyaman dalam
keadaan apapun jika lansia
hipertensi berada dekat dengan
keluarga seperti anak dan cucu.
c. Memikirkan diri yang tidak
mampu lagi beraktifitas seperti
biasanya.
d. Lansia hipertensi memiliki
masalah pribadi seperti sudah
tidak memiliki pasangan,
kekurangan keuangan, jauh dari
keluarga.

3. Kualitas hidup lansia ditinjau


dari hubungan sosial yaitu lansia
tetap menjalin hubungan yang
baik dengan
tetangga, keluarga dan sesama
lansia.
4. Kualitas hidup lansia ditinjau
dari aspek lingkungan yaitu
a. lansia merasa aman dan
nyaman tinggal dil ingkungan
tempat tinggal yang sekarang
b. Lingkungan yang ditempati
merupakan lingkungan yang
telah lama dihuni dan cenderung
merupakan lingkungan yang
sehat
SOP TERAPI RENDAM KAKI AIR JAHE HANGAT

Prosedur Penelitian: Prosedur penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, pertama


dilakukan pretest (pengukuran tekanan darah responden), kemudian proses perendaman
kaki dengan air jahe hangat.

Tujuan : Rendam kaki air jahe hangat memiliki manfaat, mengurangi pegal-pegal, nyeri
mengantar agar tidur nyenyak, membuka pori-pori, memperlebar pembuluh darah,
merangsang pengeluaran keringat, dan mengendurkan otot-otot. Tekanan hidrostatik air
terhadap tubuh mendorong pembesaran pembuluh darah dari kaki menuju ke rongga dada
dan darah akan berakumulasi di pembuluh darah jantung. Air hangat akan menyebabkan
dilatasi pembuluh darah, menurunkan kekentalan darah, menurunkan ketegangan otot,
meningkatkan metabolisme jaringan sehingga dapat menurunkan tekanan darah.

Bahan dan Alat:

a. Air panas dengan suhu berkisar 39-42ºc


b. Jahe merah
c. Baskom
d. Termometer air
e. Handuk
f. Air dingin
g. Dan instrumen penelitian berupa lembar observasi.

Prosedur :

a. Beri pasien posisi duduk dengan nyaman.


b. Isi ember dengan air panas ± 1,5 liter dan campurkan irisan jahe merah kedalamnya
c. Tambahkan air dingin hingga setengah penuh kemudian ukur suhu air (39-42ºC)
dengan termometer.
d. Jika kaki terlihat kotor, cuci dulu.
e. Celupkan dan rendam kaki selama 10-15 cm di atas mata kaki kemudian biarkan
selama 15 menit.
f. Lakukan pengukuran suhu setiap 5 menit, jika suhu turun, tumpahkan air panas
(kaki diangkat dari ember) lagi, dan ukur kembali suhu termometer.
g. Setelah selesai (15 menit), angkat kaki dan keringkan dengan handuk.

Rapikan Alat:

Setelah aksi ulang dilakukan pengukuran tekanan darah (post test) dan dicatat di lembar
observasi. Pre-test dilakukan setiap saat sebelum pemberian intervensi dan setelah post-
test. Respon dilakukan selama dua minggu, dengan enam intervensi untuk masing-masing
responden.

(sumber : Fitriyani, Putri Miko Eka, Nasrullah Dede. 2020. Pengaruh Hidroterapi Jahe
Merah Hangat Untuk Menurunkan Tekanan Darah Dan Nyeri Pada Lansia Di Panti
Werdha Budi Luhur Jambi)
SOP TERAPI SLOW DEEP BREATHING

Slow Deep Breathing (Relaksasi nafas dalam) merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan
yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan nafas
dalam selain dapat menurunkan intensitas nyeri, juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
meningkatkan oksigenasi darah.

Bahan dan alat :


Kursi atau tempat duduk yang nyaman

Prosedur :
1. Atur klien dengan posisi duduk
2. Kedua tangan klien diletakkan diatas perut
3. Anjurkan melakukan napas secara perlahan dan dalam melalui hidung
4. Tarik napas selama 3 detik, rasakan abdomen mengembang saat menarik napas
5. Tahan napas selama 3 detik
6. Kerutkan bibir, keluarkan melalui mulut dan hembuskan napas secara perlahan selama
6 detik. Rasakan abdomen bergerak ke bawah
7. Ulangi langkah 1 sampai 6 selama 15 menit.

Rapikan :
Setelah terapi selesai rapikan pasien dan observasi pasien kembali.

(sumber: Slow Deep Breathing (University Of Pittsburgh Medical Center 2003 dalam
Tarwoto, 2011)

Anda mungkin juga menyukai