Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN PENDAHULUAN PADA AN.

M DENGAN DIAGNOSA MEDIS


DERMATITIS DI STASE KEPERAWATAN ANAK
PALANGKA RAYA

OLEH :
DEVI KRISTY DAYANA
(NIM : 2019.NS.A.07.007)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMUKESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
TAHUN 2020

i
1
LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan Keperawatan ini disusun oleh :


Nama : Devi Kristy Dayana
NIM : 2019.NS.A.07.007
Program Studi : Profesi Ners
Judul : Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada An. M
Dengan Diagnosa MedisDermatitisPada Stase Keperawatan Anak

Telah melaksanakan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


menyelesaikan Program Profesi Ners Stase Keperawatan Anak pada Program Studi
Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

Asuhan Keperawatan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Rimba Aprianti, S.Kep., Ners Sri Wulandari Tahan, S.Kep., Ners

ii
2
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan ini disusun oleh :


Nama : Devi Kristy Dayana
NIM : 2019.NS.A.07.007
Program Studi : Profesi Ners
Judul : Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada An. M
Dengan Diagnosa MedisDeramtitisPada Stase Keperawatan Anak

Telah melaksanakan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


menyelesaikan Program Profesi Ners Stase Keperawatan Anakpada Program Studi
Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

Asuhan Keperawatan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Rimba Aprianti, S.Kep., Ners Sri Wulandari Tahan, S.Kep., Ners

Mengetahui

Ketua Program Studi Ners

Meilitha Carolina, Ners, M.Kep

iii

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena atas
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan studi kasus yang berjudul
“Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada An. M Dengan Diagnosa Medis
Dermatitis Pada Stase Keperawatan Anak”
Penulis menyadari tanpa bantuan dari semua pihak maka laporan studi kasus ini
tidak akan selesai sesuai dengan waktu yang diharapkan. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini pula penulis mengucapkan banyak terima kasih terutama kepada:
1. Dr. dr. Andriansyah Arifin, MPH. Selaku Ketua Yayasan Eka Harap Palangka Raya.
2. Maria Adelheid Ensia, S.Pd, M.Kes. selaku Ketua STIKes Eka Harap Palangka
Raya
3. Meilitha Carolina, Ners., M.Kep. selaku ketua program studi Sarjana Keperawatan
STIKes Eka Harap
4. Rimba Aprianti, S.Kep., Ners selaku pembimbing akademik yang telah memberikan
bantuan dalam proses bimbingan dan penyelesaian asuhan keperawatan dan laporan
pendahuluan ini
5. Sri Wulandari Tahan, S.Kep.,Nersselaku pembimbing Klinik yang telah
memberikan bantuan dalam proses bimbingan dan penyelesaian asuhan keperawatan
dan laporan pendahuluan ini
6. Dosen STIKes Eka Harap Palangka Raya yang telah memberikan materi terkait
Asuhan Keperawatan Anak
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan
asuhan keperawatan ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun untuk menyempurnakan penulisan laporan
studi kasus ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga asuhan
keperawtan ini bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, 6 Oktober 2020

iv Penulis

4
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 7
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 7
1.3 Tujuan...................................................................................................... 9
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................... 9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Dermatitis............................................................................. 10
2.2 Anatomi Dan Fisiologi Kulit.............................................................. 10
2.3 Etiologi Dermatitis............................................................................. 12
2.4 Klasifikasi........................................................................................... 12
2.5 PatofisiologiDermatitis....................................................................... 16
2.6 WOC................................................................................................... 17
2.7 Manifestasi Klinis............................................................................... 18
2.8 Pemeriksaan Diagnostik..................................................................... 20
2.9 Penatalaksanaan terapi........................................................................ 22
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian.......................................................................................... 26
3.2 Diagnosa............................................................................................. 26
3.3 Intervensi............................................................................................31
3.4 Tujuan Dan Kriteria Hasil.................................................................. 31
3.5 Rasional.............................................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Jurnal Penelitian Terkait Dermatitis

5
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dermatitis adalah adanya inflamasi pada kulit. Eczema merupakan bentuk khusus
dari dermatitis. Beberapa ahli menggunakan kata eczema untuk menjelaskan inflamasi
yang dicetuskan dari dalam pada kulit. Prevalensi dari semua bentuk eczema adalah
4,66 %, termasuk dermatitis atopic 0,69 %, eczema nummular 0,17 % dan dermatitis
seboroik 2,32 % yang menyerang 2 % hingga 5 % dari penduduk.Eksim atau dermatitis
adalah istilah kedokteran untuk kelainan kulit yang mana kulit tampak meradang dan
iritasi. Peradangan ini bisa terjadi dimana saja namun yang paling sering terkena adalah
tangan dan kaki. Jenis eksim yang paling sering dijumpai adalah eksim atopic atau
dermatitis atopic. Terkadang rasa gatal sudah muncul sebelum ada tanda kemerahan
pada kulit. Gejala kemerahan biasanya akan muncul pada wajah, lutut, tangan dan kaki,
namun tidak menutup kemungkinan kemerahan muncul didaerah lain.Berdasarkan fakta
nya penyakit dermatitits ini menyerang tidak hanya pada anak-anak saja tapi juga dapat
menyerang pada orang dewasa bahkan pasien lansia lebih rentan terkena dermatitis jika
dibandingkan dengan pasien dewasa, karena kulit yang lebih tipis dan menurunnya daya
tahan kulit , penderita dermatitis memiliki kulit yang cenderung kering, hipersensitif
dan rentan terhadap faktor eksternal ketika terkenal faktor pemicu seperti udara panas
dan debu maka dermatitis yang diderita akan lebih cepat kambuh.
Menurut World Health Organization (WHO) sanitasi lingkungan adalah upaya
pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang mungkin menimbulkan dan
dapat merugikan bagi perkembangan fisik kesehatan dan daya tahan hidup manusia
WHO memperkirakan didunia terdapat 50 juta manusia menderita dermatitis. Angka
kejadian alergi meningkat setiap saat 30% orang berkembang menjadi alergi, pada anak-
anak lebih dari 40% mempunyai gejala alergi dan 6 juta orang mempunyai dermatitis
(Rahimah, dkk 2014). Berdasarkan riset keperawatan Dasar oleh Departemen Kesehatan
tahun 2014 prevalensi nasional dermatitis adala 6,8%, sebanyak 13 provinsi mempunyai
prevalensi dermatitis diatas prevalensi nasional yaitu, Gorontalo, Sulawesi Tengah,
Sumatra Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, NTT, Yogyakarta, Jawa

6
Tengah, Jawa Barat, Jakarta, Bangka Belitung, Nanggro Aceh Darussalam, dan
termasuk Sulawesi Selatan ( Depkes RI, 2014). Berdasarkan data yang diperoleh dari
bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan diperoleh gambaran 10 penyakit utama
untuk semua golongan usia dan itu adalah dermatitis dan eksim berada pada urutan
kedua dari 10 penyakit tersebut dengan jumlah 97.318 (14,60%), (Dinkes, 2014). Dan
berdasarkan data awal yang diperoleh di puskesmas kalimantan tengah kejadian
dermatitis pada tahun 2017 berjumlah 1.780 jiwa (0,15%), jumlah kasus yang di
dapatkan dari tahun 2019 sampai tahun 2020 ditemukan kasus dengan Dermatitis
Alergi yang lama berjumlah, laki-laki ( 62 orang) dan perempuan (105 orang) dan
dengan kasus yang baru di temukan berjumlah, laki-laki (249 orang) dan perempuan
( 344 orang) sedangkan kasus dengan Dermatitis Iritan berjumlah 15 orang, dan
Dermatitis lainnya berjumlah 387 orang.
Penderita dermatitis kadang-kadang tidak diketahui secara pasti, penyebab sebagian
besar merupakan respon kulit terhadap agen-agen misalnya dari bahan kimia, protein,
bakteri respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi . alergi adalah perubahan
kemampuan tubuh yang dapat atau spesifik untuk bereksi dan dermatitis juga dapt
disebabkan oleh faktor eksogen ( lingkungan, bahan kimia mikroorganisme ) dan dapat
juga dari dalam endogen sperti alergi sejumlah kondisi kesehatan, faktor genetik, fisik,
stress, dan iritasi dapat menjadi penyebab yang eksim. Oleh karena itu penderita perlu
menjaga kebersihan diri ( personal hygiene ) lingkungan, olahraga, makan yang bergizi,
istirahat yang cukup serta yang terpenting menjauhi alergi penyebab penyakit.
Perawat sebagai tenaga kesehatan profesional mempunyai kesempatan yang
paling besar untuk memberikan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan atau asuhan
keperawatan yang komprehensif dengan membantu pasien memenuhi kebutuhan
dasarnya. Asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat tidak bisa lepas, Perawat
berupaya membantu memenuhi kebutuhan pasien sebagai bagian dari kebutuhan dasar
pasien antara lain dengan memfasilitasi pemenuhan kebutuhan dasar pasien tersebut.
Dalam memelihara kebersihan dan kesehatan pribadi adalah salah satu upaya
pendidikan kesehatan yang sangat penting bagi kehidupan manusia melalui peningkatan
kebersihan dan kesehatan pribadi kesehatannya menjadi lebih baik. Dalam kehidupan
sehari-hari keberisihan merupakan hal yang sangat penting diperhatikan karena
kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh individu dan kebiasaan, hal ini terjadi

7
karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah biasa padahal jika hal
tersebut di birkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum (Wartonah,2010)
Karena itu dukungan atau motivasi dari orang-orang itu sangat dibutuhkan dalam
kehidupan semua orang baik yang sehat maupun dalam keadaan sakit.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana anatomi dan fisiologi dari dermatitis ?
1.2.2 Bagaimana definisi, etiologi, klasifikasi pada pasien dengan dermatitis ?
1.2.3 Bagaimana patofisiologi pada pasien dengan dermatitis ?
1.2.4 Bagaimana WOC pada pasien dengan dermatitis?
1.2.5 Bagaimana manifestasi klinis pada pasien dengan dermatitis ?
1.2.6 Bagaimana pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan dermatitis ?
1.2.7 Bagaimana penatalaksanan pada pasien dengan dermatitis ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan keperawaatan pada An. M dengan diagnosa medis
Dermatitis di Ruang Poli Anak UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
1.3.2 Tujuan khusus
1.3.2.1 Melakukan pengkajian keperawatan pada An.M dengan diagnosa medis
Dermatitis di Ruang Poli Anak UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
1.3.2.2 Merumuskan diagnosa keperawatan pada An.M denagn diagnosa medis
Dermatitis di Ruang Poli Anak UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
1.3.2.3 Menyusun intervensi keperawatan pada An.M denagn diagnosa medis
Dermatitis di Ruang Poli Anak UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
1.3.2.4 Melaksanakan implementasi keperawatan pada An.M denagn diagnosa
medis Dermatitis di Ruang Poli Anak UPT Puskesmas Kayon Palangka
Raya.
1.3.2.5 Melakukan evaluasi keperawatan pada An.M dengan diagnosa medis
Dermatitis di Ruang Poli Anak UPT Puskesmas Kayon Palangka Raya.

8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Dan Fatofisiologi Kulit


Tebal-tipis dan warna-warni kulit bisa berbeda antar orang, tergantung dari banyak
faktor — termasuk genetik, ras, usia, hingga jenis kelamin. Ada juga beberapa orang
yang memiliki kulit lebih berbulu daripada yang lainnya.Terlepas dari semua itu, pada
dasarnya kulit terdiri dari 3 lapisan utama:

Epidermis adalah lapisan kulit pertama dan yang terluar, satu-satunya lapisan


kulit yang bisa dilihat oleh mata telanjang. Anatomi kulit epidermis sebagian besar
dibentuk oleh lapisan keratinosit, yang memproduksi keratin.Epidermis itu sendiri
kemudian dibagi lagi menjadi 5 lapisan, yaitu:
a) Stratum basal: tempat produksi keratinosit yang utama
b) Stratum spinosum: keratinosit yang terbentuk kemudian berikatan dengan
sambungan interseluler yang disebut desmosom
c) Stratum granulosum: tempat sel-sel kulit menghasilkan lemak dan molekul lainnya
d) Stratum lucidum: berfungsi untuk memproduksi keratin yang lebih banyak
e) Stratum korneum: lapisan epidermis teratas, yang tetap memproduksi keratin
f) Keratinosit biasanya membutuhkan waktu antara 30 sampai 40 hari untuk melakukan
perjalanan dari stratum basale ke stratum korneum.

9
Ada juga 3 lapisan sel non-keratinosit yang menghuni epidermis, yaitu:
a) Melanosit: bertanggung jawab dalam memproduksi melanin (pigmen pemberi warna
kulit). Semakin banyak melanin yang diproduksi, warna kulit akan semakin gelap.
Produksi melanin dipengaruhi oleh genetik Anda.
b) Sel langerhans: berfungsi sebagai sel penghubung dan sistem pertahanan kulit
c) Sel merkel: fungsinya sebagai salah satu reseptor kulit

Dermis

Dermis adalah lapisan kulit kedua setelah epidermis.Dermis berfungsi sebagai


pelindung dalam tubuh. Strukturnya lebih tebal daripada dermis, meski hanya terdiri
dari dua lapisan — lapisan papiler superfisial dan lapisan retikuler.
Lapisan retikuler jauh lebih tebal daripada lapisan papiler dan memiliki kumpulan serat
kolagen.
Beberapa struktur sel yang dapat ditemukan di dermis, yaitu:
a) Fibroblas: berfungsi untuk memproduksi kolagen dan elastin
b) Sel mast: sel ini mengandung histamin granul yang berasal dari sistem kekebalan
tubuh
c) Pelengkap kulit: tempat berkumpulnya folikel rambut, kelenjar sebasea (kelenjar
minyak), dan kelenjar keringat. Pertumbuhan kuku juga dimulai di sini.

10
Subkutan (hipodermis)
Lapisan hipodermis adalah lapisan kulit paling terdalam, yang juga sering
disebut dengan lapisan subkutan atau subkutis.Lapisan subkutan mengandung lemak
paling banyak untuk melindungi tubuh serta membantu tubuh untuk menyesuaikan diri
dengan suhu luar.Hipodermis juga berperan sebagai pengikat kulit ke otot dan berbagai
jaringan yang ada di bawahnya.
Namun jangan khawatir, lemak yang terdapat dalam lapisan ini tidak sama
dengan lemak viseral yang jahat akibat gaya hidup yang buruk. Lapisan lemak dalam
lapisan subkutan akan selalu berada di bawah kulit. Jumlahnya pun bisa bervariasi pada
setiap individu tergantung dari komposisi lemak dalam tubuh.
2.2 Konsep Dasar Keperawatan Anak
1. Pengertian Anak
Menurut  UU RI No. IV th 1979 ttg kesejahteraan anak, disebutkan bahwa anak
adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah Sedangkan
menurut UU RI No. I th 1974 Bab IX ps 42 disebutkan bahwa anak  yang sah adalah
yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah.
Dari kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian anak adalah
seseorang yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah yang belum
mencapai usia 21 tahun dan belum menikah.
2. Kedudukan Anak Di Indonesia
Di Indonesia anak dipandang sebagai pewaris keluarga, yaitu penerus keluarga yang
kelak akan melanjutkan nilai – nilai dari keluarga serta  dianggap sebagai seseorang
yang bisa memberikan perawatan dan perlindungan ketika kedua orang tua sudah
berada pada tahap lanjut usia ( jaminan hari tua  ) . Anak masih dianggap
sebagai  sumber tenaga murah yang dapat membantu ekonomi keluarga. Keberadaan
anak  dididik menjadi pribadi yang mandiri
3. Filosofi  Keperawatan Anak
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada anak harus memahami
bahwa semua asuhan Keperawatan anak  harus berpusat pada keluarga ( family center
care ) dan mencegah terjadinya trauma ( atraumatik care )
Family center care  ( perawatan berfokus  pada keluarga ) merupakan  unsur penting
dalam perawatan anak karena  anak merupakan bagian dari anggota keluarga, sehingga

11
kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga., Untuk itu keperawatan
anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai konstanta tetap
dalam kehidupan anak yang dapat mempengaruhi status kesehatan anak
Sedangkan maksud dari atraumatic care  adalah semua tindakan keperawatan yang
ditujukan kepada anak tidak menimbulkan trauma pada anak dan keluarga dengan
memperhatikan dampak dari setiap tindakan yg diberikan. Prinsip dari  atraumatic care
adalah menurunkan dan mencegah dampak perpisahan dari keluarga, meningkatkan
kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak, mencegah dan
mengurangi cedera      ( injury ) dan nyeri ( dampak psikologis ), tidak melakukan
kekerasan pada anak dan modifikasi lingkungan fisik
4. Prinsip Keperawatan Anak
Dalam keperawatan anak, perawat harus mengetahui bahwa prinsip keperawatan
anak adalah :
1. Anak bukan miniatur orang dewasa
2. Anak sebagai individu unik & mempunyai kebutuhan sesuai tahap
perkembangan
3. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada pencegahan & peningkatan
derajat kesh, bukan mengobati anak sakit
4. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada
kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam
memberikan askep anak
5. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak & keluarga untuk
mencegah, mengkaji, mengintervensi & meningkatkan kesejahteran dengan
menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan moral ( etik ) & aspek hukum
( legal )
6. Tujuan keperawatan anak & remaja adalah untuk meningkatkan maturasi /
kematangan
7. Berfokus pada pertumbuhan & perkembangan
2.3 Definisi Dermatitis
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons terhadap
pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa
efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan

12
keluhan gatal. Dermatitis cenderung residif dan cenderung kronis. (Djuanda Adhi,
2015).
Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan penyakit kulit yang
mengalami peradangan kerena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis,
terutama kulit yang kering, umumnya berupa pembengkakan, memerah, dan gatal pada
kulit.
2.4 Etiologi Dermatitis
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia
(contoh: detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (contoh: sinar, suhu), mikro-organisme
(bakteri, jamur); dapat pula dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopik.
2.5 Klasifikasi
Dermatitis menurut Djuanda Adhi, 2010yaitu :
2.5.1 Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak ialah dermatitis karena kontaktan eksternal, yang menimbulkan
fenomen sensitisasi (alergik) atau toksik (iritan).
1) Dermatitis Kontak Iritanialaherupsi yang timbul bila kulit terpajan bahan-
bahan yang bersifatiritan primer melalui jalur kerusakan yang non-imunologis.
Bahaniritan antara lain deterjen, bahan pembersih peralatan rumahtangga, dan
sebagainya.
2) Dermatitis Kontak Alergikialah respons alergikyang didapat bila berkontak
dengan bahan-bahan yang bersifatsensitiser/alergen. Contoh bahan yang dapat
memicu antaralain adalah beberapa jenis pewangi, pewarna, nikel, obat
obatan,dan sebagainya.

Gambar 1.Dermatitis Kontak Gambar 2. Dermatitis Kontak Iritan

13
Gambar 3. Dermatitis Kontak Alergik
2.5.2 Dermatitis Atopik
Dermatitis Atopik (DA) adalah kelainan kulit kronis yang sangat gatal, umum
dijumpai, ditandai oleh kulit yang kering, inflamasi dan eksudasi, yang kambuh-
kambuhan. Dermatitis atopik disebabkan oleh rinitis alergik, asma bronkial, reaksi
abnormal terhadap perubahan suhu (hawa udara panas, dingin) dan ketegangan (stress),
resistensi menurun terhadap infeksi virus dan bakteri, lebih sensitif terhadap serum dan
obat.

Gambar 4. Dermatitis Atopik


2.5.3 Neurodermatitis Sirkumskripta (Lichen Simplex Chronicus)
Istilah LSC diambil dari kata likenifikasi yang berarti penebalan kulit disertai
gambaran relief kulit yang semakin nyata. Penyebabnya belum diketahui secara pasti,
tetapi kelainan seringdiawali oleh cetusan gatal yang hebat, misalnya pada Inse Mct
bite.

14
Gambar 5.Neurodermatitis Sirkumskripta
2.5.4 Dermatitis Numularis
Dermatitis Numularis terlihat sebesar uang logam, terdiri atas eritema, edema,
kadang-kadang ada vesikel, krusta atau papul. Tempat predileksi ialah ekstensor
ekstremitas (terutama tungkai bawah), bahu dan bokong. Penyakit mempunyai
kecenderungan residif.

Gambar 6. Dermatitis Numularis


2.2.5 Dermatitis Statis
Dermatitis statis atau dermatitis hipostatis merupakan salah satu jenis dermatitis
sirkulatorius. Biasanya dermatitis statis merupakan dermatitis varikosum, sebab kausa
utamanya ialah insufisiensi vena. Di sebabkan oleh semua keadaan yang menyebabkan
statis peredaran darah di tungkai bawah.

15
Gambar 7.Dermatitis Statis
2.2.6 Dermatitis Autosensitisasi
Merupakan dermatitis akut yang timbul pada tempat jauh dari fokus inflamasi
lokal, sedangkan penyebabnya tidak berhubungan langsung dengan penyebab fokus
inflamasi tersebut. Manifestasi klinisnya umumnya dalam bentuk erupsi vesikular akut
dan luas, sering berhubungan dengan ekzem kronis ditungkai bawah(dermatitis statis)
dengan atau tanpa ulkus.

Gambar 8.Dermatitis Autosensitisasi


2.6 Patofisiologi
Dermatitis merupakan peradangan pada kulit, baik pada bagian dermis ataupun
epidermis yang disebabkan oleh beberapa zat alergen ataupun zat iritan. Zat tersebut
masuk kedalam kulit yang kemudian menyebabkan hipersensitifitas pada kulit yang
terkena tersebut. Masa inkubasi sesudah terjadi sensitisasi permulaan terhadap suatu
antigen adalah 5-12 hari, sedangkan masa reaksi setelah terkena yang berikutnya adalah
12-48 jam. Bahan iritan ataupun allergen yang masuk ke dalam kulit merusak lapisan
tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya
ikat air kulit. Keadaan ini akan merusak sel dermis maupun sel epidermis sehingga
menimbulkan kelainan kulit atau dermatitis.

16
2.7 WOC
FAKTOR EKSOGEN
Dari Endogen

Iritan Alergen Lingkungan


Sawar kulit Genetik Hipersensitivitas

Penetrasi alergen, iritan, virus dan bakteri


Kerusakan sawar kulit

Pruritus
Kulit kering

DERMATITIS Kurang informasi Kurang pengetahuan

B2 B3 B6

Pruritus ↑ sebum oleh kelenjar sebasea


Vasodilatasi

↑ refleks menggaruk Terpajan ulang


↑ aliran darah ↑ permeabilitas kapiler

Eritema Protein plasma dan eksudat Inflamasi Pruritus


masuk keruang intestinum

Pelepasan mediator kimia ↑ refleks menggaruk

Hipertermi
Nyeri Kerusakan integritas kulit Lesi eksematosa 17

Risiko infeksi
2.8 Manifestasi Klinis
Menurut Djuanda Adhi, 2015
2.8.1 Dermatitis kontak
1. Lesi kemerahan yang muncul pada bagian kulit yang terjadi kontak
2. Untuk dermaititis kontak alergi, gejala tidak muncul sebulum 24-48 jam bahkan
sampai 72 jam
3. Untuk dematitis kontak iritan, gejala terbagi menjadi 2 : Akut dan Kronis. saat akut
dapat terjadi perubahan warna kulit menjadi kemerahan, terasa perih bahkan lecet.
saat kronis gejala di mulai dengan kulit yang mengering dan sedikit meradang yang
akhirnya menebal.
4. Pada kasuus berat, dapat terjadi bula (vesikel) pada lesi kemerahan tersebut.
5. Kulit tersa gatal bahkan terasa terbakar
6. Dermatitits kontak iriatan, gatal dan rasa terbakarnya lebih terasa di bandingan
dengan tipe alergi
2.8.2 Dermatitis Autopik
Ada 3 fase klinis atopik yaitu:
1. DA infantil (2 bulan – 2 tahun)
DA paling sering muncul tahun pertama kehidupan yaitu pad bulan kedua. Lesi
mulamula tampak di daerah muka (Dahi sampai pipi). Berupa eritema, Papul-Vesikel
pecah karena garukan sehingga lesi menjadi Eksudatif dan akhirnya terbentuk krusta,
Lesi bisa meluas ke kepala, leher, Pergelangan tangan dan tungkai. bila anak mulai
merangkak, Lesi bisa ditemukan di daerah ekstensor ekstremitas. seahunbagian besar
penderita sembuh setelah 2 tahun dan sebagian lagi berlanjut ke fase anak.
2. DA Anak (2- 10 tahun)
Dapat merupakan lanjuttan bentuk DA infantil ataupun timbul sendiri (Denovo).
Lokasi lesi dilipatan siku/lutut, bagian fleksor pergelangan tangan, kelopak mata dan
leher. ruam berupa papul likenifikasi, sedikit skuama, erosi, hiperkeratosis dan
mungkin infeksi skunder. DA berat yang lebih 50% permukaan tubuh dapat
mengganggu pertumbuhan.
3. DA pada Remaja dan dewasa
Lokasi Lesi pada reamaja adalah lipatan siku/ lutut, samping leher, dahi, sekitar
mata.pada dewasa, distribusi lesi kurang karakteristik, sering mengenai tangan dan
pergelangan tangan, dapat pula berlokasi ssetempat misalnya pada

18
bibir(kering,pecah,bersisik) Vulva,Puting susu/skalp. Kadang-kadang lesi meluas dan
paling parah didaerah lipatan, mengalami likenifikasi. Lesi kering, agak menimbul,
papul datar cenderung berkonfluens menjadi plak. likenifikasi dan sedikit skuama.bisa
d dapati ekskoriasi dan eksudasi akibat garukan dan akhirnya menjadi
hiperpigmentasi.umum DA remaja dan dewasa berlangsung lama kemudian
cenderung membaik setelah seusia 30 tahun, jarang smpai usia pertengahan dan
sebagia kecil sampai tua
2.8.3 Neurodermatitis Sirkumskripta
1. Kulit sangat gatal
2. Muncul tunggal di daerah leher, pergelangan tangan, lengan bawah, paha atau mata
kaki kadang muncul pada alat kelamin
3. Rasa gatal sering hilang timbul. sering timbul pada saat santai atau sedang tidur akan
berkurang saat beraktivitas. rasa gatal yang di garuk akan menambah berat rasa gatal
tersebut
4. Terjadi perubahan warna kulit yang gatal, kulit yang bersisisk akibat garukan atau
penggosokan yang sudah terjadi bertahun
2.8.4 Dermatitis Numularis
1. Gatal yang kadang sangat hebat, sehingga dapat menggagu
2. lesi akut berupa vesikel dan papulo vesikel (0,3-1,0 Cm),kemudian memmbesar
dengan cara berkonfluensi atau meluas kesamping membentuk 1 lesi karakteristik
seperti uang logam (koin) Eritematosa. sedikit edimatosa, dan berbatas tegas
3. Lambat laun vesikel pecah terjadi eksudasi, kemudian mengering menjadi krusta
kekuningan
4. Ukuran lesi bisa mencapai garis tengah berukuran 5 cm atau lebih, jumlah lesi dapat
hanya satu, dapat pula banyak dan tersebar, bilateral/simetris dengan ukuran berfariasi
dar milliar sampai numular, bahkan plakat
5. Tempat predileksi biasnya terdapat di tungakai bawah, badan lengantermasuk
punggung tangan
2.8.5 Dermatitis Statis
1. Bercak-bercak berwarna merah dan bersisisik
2. Bintik-bintitk berwarna merah dan bersisik
3. Borok atau bisul pada kulit
4. Kulit yang tipis pada tangan dan kaki

19
5. Luka (lesi kulit)
6. Pembengkakakn pada tungkai kaki
7. Rasa gatal di sekitar dareah yang terkena
8. Rasa kesemutan pada daerah yang terkena

2.9 Pemeriksaan Diagnostik


Pada penderita dermatitis, ada beberapa tes diagnostic yang dilakukan. Untuk mengetahui
seseorang apakah menderita penyakit dermatitis akibat alergi dapat kita periksa kadar IgE
dalam darah, maka nilainya lebih besar dari nilai normal (0,1-0,4 ug/ml dalam serum) atau
ambang batas tinggi. Lalu pasien tersebut harus melakukan tes alergi untuk mengetahui
bahan/zat apa yang menyebabkan penyakit alergi (alergen). Ada beberapa macam tes alergi,
yaitu :
1. Skin Prick Test (Tes tusuk kulit).
Tes ini untuk memeriksa alergi terhadap alergen hirup dan makanan, misalnya debu,
tungau debu, serpih kulit binatang, udang, kepiting dan lain-lain. Tes ini dilakukan di kulit
lengan bawah sisi dalam, lalu alergen yang diuji ditusukkan pada kulit dengan menggunakan
jarum khusus (panjang mata jarum 2 mm), jadi tidak menimbulkan luka, berdarah di kulit.
Hasilnya dapat segera diketahui dalam waktu 30 menit Bila positif alergi terhadap alergen
tertentu akan timbul bentol merah gatal.

Syarat tes ini :


 Pasien harus dalam keadaan sehat dan bebas obat yang mengandung antihistamin
(obat anti alergi) selama 3 – 7 hari, tergantung jenis obatnya.
 Umur yang di anjurkan 4 – 50 tahun.

2. Patch Tes (Tes Tempel).

20
Tes ini untuk mengetahui alergi kontak terhadap bahan kimia, pada penyakit dermatitis
atau eksim. Tes ini dilakukan di kulit punggung. Hasil tes ini baru dapat dibaca setelah 48
jam. Bila positif terhadap bahan kimia tertentu, akan timbul bercak kemerahan dan melenting
pada kulit.

3. RAST (Radio Allergo Sorbent Test).


Tes ini untuk mengetahui alergi terhadap alergen hirup dan makanan. Tes ini
memerlukansampel serum darah sebanyak 2 cc. Lalu serum darah tersebut diproses dengan
mesin komputerisasi khusus, hasilnya dapat diketahui setelah 4 jam. Kelebihan tes ini : dapat
dilakukan pada usia berapapun, tidak dipengaruhi oleh obat-obatan.

4. Skin Test (Tes kulit).


Tes ini digunakan untuk mengetahui alergi terhadap obat yang disuntikkan. Dilakukan di
kulit lengan bawah dengan cara menyuntikkan obat yang akan di tes di lapisan bawah kulit.
Hasil tes baru dapat dibaca setelah 15 menit. Bila positif akan timbul bentol, merah, gatal.

21
5. Tes Provokasi.
Tes ini digunakan untuk mengetahui alergi terhadap obat yang diminum, makanan, dapat
juga untuk alergen hirup, contohnya debu. Tes provokasi untuk alergen hirup dinamakan tes
provokasi bronkial. Tes ini digunakan untuk penyakit asma dan pilek alergi. Tes provokasi
bronkial dan makanan sudah jarang dipakai, karena tidak nyaman untuk pasien dan berisiko
tinggi terjadinya serangan asma dan syok. tes provokasi bronkial dan tes provokasi makanan
sudah digantikan oleh Skin Prick Test dan IgE spesifik metode RAST.

2.10 Penatalaksanaan Terapi


1. Sistemik
Pada kasus dermatitis ringan diberi antihistamin, atau kombinasi antihistamin-
antiserotonin, antibradikinin, anti-SRS-A, dan sebagainya. Pada kasus berat dapat
dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.
2. Topikal
Prinsip umum terapi topikal diuraikan di bawah ini :

22
a) Dermatitis basah (madidans) harus diobati dengan kompres terbuka. Dermatitis
kering (sika) diobati dengan krim atau salep.
b) Makin berat atau akut penyakitnya, makin rendah presentase obat spesifik.
c) Bila dermatitis akut, diberi kompres. Bila subakut, diberi losio (bedak kocok), pasta,
krim, atau linimentum (pasta pendingin). Bila kronik, diberi salep.
d) Pada dermatitis sika, bila superfisial, diberikan bedak, losio, krim, atau pasta; bila
kronik diberikan salep. Krim diberikan pada daerah berambut, sedangkan pasta pada
daerah yang tidak berambut. Penetrasi salep lebih besar dari pada krim.
1. Dermatitis Kontak
a. Hindari kontak lebih lanjut dengan zat atau benda penyebab dermatitis kontak.
b. Pada tipe iritan, basuhlah bagian yang terkena dengan air mengalir sesegera mungkin.
c. Jika sampai terjadi lecet, tanganilah seperti menangani luka bakar.
d. Obat anti histamin oral untuk mengurangi rasa gatal dan perih yang dirasakan.
e. Kortikosteroid dapat diberikan secara topikal, oral, atau intravena sesuai dengan
tingkat keparahnnya.
2. Dermatitis Atopik
a. Menghindari dari agen pencetus seperti makanan, udara panas/dingin, bahan – bahan
berbulu.
b. Hindari kulit dengan berbagai jenis pelembab anatara lain krim hidrofilik urea 10%
atau pelembab yang mengandung asam laktat dengan konsentrasi kurang dari 5%
c. Kortikosteroid topikal potensi rendah diberi pada bayi, daerah intertriginosa dan
daerah genitalia. Kortikosteroid potensi menengah dapat diberi pada anak dan dewasa.
Bila aktifitas penyakit telah terkontrol. Kortikosteroid diaplikasikan intermiten,
umumnya dua kali seminggu. Kortikosteroid oral hanya dipakai untuk mengendalikan
DA eksaserbasi akut. Digunakan dalam waktu singkat, dosis rendah, diberi selang –
seling. Dosis diturunkan secara tapering. Pemakaian jangka panjang akan
menimbulkan efek samping dan bila tiba – tiba dihentikan akan timbul rebound
phenomen.
d. Antihistamin topikal tidak dianjurkan pada DA karena berpotensi kuat menimbulkan
sensitisasi pada kulit. Pemakaian krim doxepin 5% dalam jangka pendek (1 minggu)
dapat mengurangi gatal tanpa sensitifitas, tapi pemakaian pada area luas akan
menimbulkan efek samping sedatif.

23
e. Pemberian antibiotika berkaitan dengan ditemukannya peningkatan koloni S. Aureus
pada kulit penderita DA. Dapat diberi eritromisin, asitromisin atau kaltromisin. Bila
ada infeksi virus dapat diberi asiklovir 3 x 400 mg/hri selama 10 hari atau 4 x
200mg/hari untuk 10 hari.
3. Neurodermatitis Sirkumskripta
a. Pemberian kortikosteroid dan antihistamin oral bertujuan untuk mengurangi reaksi
inflamasi yang menimbulkan rasa gatal. Pemberian steroid topical juga membantu
mengurangi hyperkeratosis. Pemberian steroid mid-potent diberikan pada reaksi
radang yang akut, tidak direkomendasikan untuk daerah kulit yang tipis (vulva,
scrotum, axilla dan wajah). Pada pengobatan jangka panjang digunakan steroid yang
low-proten, pemakaina high-potent steroid hanya dipakai kurang dari 3 minggu pada
kulit yang tebal.
b. Anti-depresan atau anti anxiety sangat membantu pada sebagian orang dan perlu
pertimbangan untuk pemberiannya.
c. Jika terdapat suatu infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik topikal ataupun oral.
d. Perlu diberikan nasehat untuk mengatur emosi dan perilaku yang dapat mencegah
gatal dan garukan
4. Dermatitis Numularis
a. Bila kulit kering, diberi pelembab atau emolien
b. Secara topikal lesi dapat diobati dengan obat antiinflamasi, misalnya preparat ter,
glukokortikoid, takrolimus, atau pimekrolimus.
c. Bila lesi masih eksudatif sebaiknya dikompes dahulu misalnya dengan larutan
permanganas kalikus 1 : 10.000.
d. Kalau ditemukan infeksi bakterial, diberikan antibiotik secara sistemik.
e. Kortikosteroid sistemik hanya diberikan pada kasus yang berat dan refrakter, dalam
jangka pendek.
f. Pruritus dapat diobati dengan antihistamin golongan H1, Misalnya hidroksisilin HCL
5. Dermatitis Statis
a. Cahaya berdenyut intens
b. Diuretik
c. Imunosupresan
d. Istirahat
e. Kortikosteroid

24
f. Ligasi Vaskuler
g. Pelembab
h. Terapi Kompresi

25
BAB 3
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1. Identitas:
Umur (biasanya mengenai anak yang berumur diatas 2 tahun), jenis kelamin, ras/
suku, pekerjaan.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama: klien mengeluh nyeri, gatal- gatal, eritema, edema, kenaikan suhu
tubuh.
b. Riwayat Penyakit Sekarang: pruritus (gatal), kenaikan suhu tubuh, kemerahan,
edema misalnya pada muka (terutama palpebra dan bibir), gangguan fungsi kulit,
eritema, papula (lesi teraba kecil), vesikel (lepuhan kecil berisi cairan) , skuama
(kulit yang bersisik), dan likenifikasi (penebalan kulit).
c. Riwayat Kesehatan masa lalu:
1) Penyakit yang pernah di derita:
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan
utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.
2) Riwayat penyakit dahulu
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit
lainnya.
3) Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit
kulit lainnya.
4) Riwayat psikososial
Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang
mengalami stress yang berkepanjangan.
5) Riwayat pemakaian obat
Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau
pernahkah pasien tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat
3. Pemeriksaan Fisik
a. Head to toe
1) Kepala
a) Kepala
26
Inspeksi: Bentuk kepala simetris
Palpasi: Tidak ada lesi, tidak ada benjolan
b) Rambut
Inspeksi: Kondisi rambut bersih, tidak ada ketombe, warna rambut
hitam, rambut lurus tidak rontok.
c) Mata
Inspeksi: Warna sklera putih, tidak konjungtivis, pupil: Normal
isokor,kedua bentuk pupilnya simetris, tidak ada sekret pada mata,
kelopak mata normal warna merah muda, pergerakan mata klien normal,
serta lapang pandang normal.
Palpasi: Tidak adanya edema dan tidak ada benjolan disekitar mata.
d) Hidung
Inspeksi: Tidak ada deformitas pada hidung, tidak ada cuping hidung,
tidak ada sekret, tidak ada polip atau benjolan didalam hidung, fungsi
penciuman baik, kedua lubang hidung simetris dan tidak terjadi
pendarahan pada lubang hidung (epistaksis).
e) Mulut
Inspeksi: Tidak ada perdarahan rahang gigi, warna mukosa mulut pucat,
membran mukosa kering, tidak ada lesi, tidak terdapat benjolan pada
lidah, tidak ada karies pada gigi.
f) Telinga
Inpeksi: Kedua telinga simetris, tidak ada lesi pada telinga, tidak ada
serumen berlebih, tidak adanya edema, ketika diperiksa dengan otoskop
tidak adanya peradangan, dan tidak terdapat cairan pada membran
timpani.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada aurikula dan membran timpani
normal.
Auskultasi: Tes rinne (+), tes wibber (+).
2) Leher
Inspeksi: Bentuk simetris, warna kulit rata sama dengan tubuh, tidak ada lesi,
tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Palpasi: Tidak ada deformitas pada trakea, tidak ada benjolan pada leher,
tidak ada nyeri tekan dan tidak ada peradangan.
3) Dada
27
a) Paru
Inspeksi: Bentuk dada bidang, simetris antara kiri dan kanan, pola napas
pendek pada istirahat dan aktivitas, frekuensi napas pasien reguler,
pergerakan otot bantu pernafasan normal.
b) Jantung
TD: peningkatan sistolik dengan diastolic stabil.
Inspeksi: denyutan jantung normal
Palpasi: Ictus cordis normal di IC ke 5
Auskultasi: Bunyi jantung normal, tidak ada pembesaran jantung atau
tidak ada kardiomegali.
Perkusi: pekak
4) Abdomen
Inspeksi: warna kulit abdomen normal seperti warna kulit disekitarnya, tidak
ada distensi, tidak adanya bekas operasi, tidak terdapat kolostomi.
Auskultasi: peristaltik usus normal 5-30 x/ menit
Perkusi: timpani
Palpasi: adanya nyeri tekan, tidak ada hematomegali, tidak ada pembesaran
lien (ginjal)
5) Otot
Inspeksi: Kelemahan otot dan penurunan kekuatan
6) Integumen
Inspeksi: Terdapat kemerahan, edema misalnya pada muka ( terutama
palpebra dan bibir ), gangguan fungsi kulit,eritema, papula (lesi teraba kecil),
vesikel (lepuhan kecil berisi cairan), skuama (kulit yang bersisik), dan
likenifikasi (penebalan kulit).
7) Persyarafan
a) Tingkat kesadaran: composmentis
b) GCS:
(1) Eye: Membuka secara spontan 4
(2) Verbal: Orientasi baik, nilai 5
(3) Motorik: Mengikuti perintah, nilai 6
c) Total GCS: Nilai 15
(1) Reflek: Normal

28
(2) Tidak ada riwayat kejang
(3) Koordinasi gerak normal
b. ADL (Activitas Daily Living)
1) Pola Persepsi Kesehatan
a) Adanya riwayat infeksi sebelumya
b) Pengobatan sebelumnya tidak berhasil.
c) Riwayat mengonsumsi obat-obatan tertentu, misalnya, vitamin; jamu,
antibiotik.
d) Adakah konsultasi rutin ke Dokter.
e) Hygiene personal yang kurang.
f) Lingkungan yang kurang sehat, tinggal berdesak-desakan.
2) Pola Nutrisi Metabolik
a) Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, waktu makan, berapa kali sehari
makan.
b) Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu: berminyak, pedas.
c) Jenis makanan yang disukai.
d) Nafsu makan menurun.
e) Muntah-muntah.
f) Penurunan berat badan.
g) Turgor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-pecah, benjolan.
h) Perubahan warna kulit, terdapat bercak-bercak, gatal-gatal, rasa terbakar
atau perih.
3) Pola Eliminasi
a) Sering berkeringat.
b) Tanyakan pola berkemih dan bowel.
4) Pola Aktivitas dan Latihan
a) Pemenuhan sehari-hari terganggu.
b) Kelemahan umum, malaise.
c) Toleransi terhadap aktivitas rendah.
d) Mudah berkeringat saat melakukan aktivitas ringan
e) Perubahan pola napas saat melakukan aktivitas.
5) Pola Tidur dan Istirahat
a) Kesulitan tidur pada malam hari karena stres.
6) Pola Persepsi Kognitif
29
a) Perubahan dalam konsentrasi dan daya ingat.
b) Pengetahuan akan penyakitnya.

7) Pola Persepsi dan Konsep Diri


a) Perasaan tidak percaya diri atau minder.
b) Perasaan terisolasi.
8) Pola Hubungan dengan Sesama
a) Hidup sendiri atau berkeluarga
b) Frekuensi interaksi berkurang
c) Perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran
9) Pola Reproduksi Seksualitas
a) Gangguan pemenuhan kebutuhan biologis dengan pasangan.
b) Penggunaan obat KB mempengaruhi hormon.
10) Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress

a) Emosi tidak stabil


b) Ansietas, takut akan penyakitnya
c) Disorientasi, gelisah
11) Pola Sistem Kepercayaan

a) Perubahan dalam diri klien dalam melakukan ibadah


b) Agama yang dianut

30
3.2 Tindakan Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
keperawatan hasil
1. Nyeri b.d Tujuan : 1. kaji jenis dan 1. Dapat
adanya lesi Setelah dilakukan tingkat nyeri mengetahui
kulit tindakan keperawatan pasien. tentukan kriteria nyeri
selama 1x30 menit, apakah nyerinya pasien
diharapkan nyeri kronis atau akut. 2. Untuk
berkurang atau Selain itu, kaji memfasilitasi
teradaptasi factor yang dapat pengkajian
Kriteria hasil : mengurangi atau yang akurat
1. Pasien melaporkan memperberat; tentang
nyeri berkurang lokasi, durasi, tingkat nyeri
2. Nyeri dapat intensitas dan pasien
diadaptasi karakteristik 3. Untuk
3. Dapat nyeri; dan tanda- menentukan
mengidentifikasi tanda dan gejala keefektifan
aktifitas yang psikologis. obat
meningkatkan atau 2. Pengkajian 4. Tindakan ini
menurunkan nyeri berkelanjutan meningkatkan
4. Pasien tidak gelisah membantu kesehatan,
dan skala nyeri 0-1 meyakinkan kesejahteraan,
atau teradaptasi bahwa dan
penanganan dapat peningkatan
memenuhi tingkat
kebutuhan pasien energy, yang
dalam penting untuk
mengurangi nyeri. pengurangan
3. Berikan obat yang nyeri
dianjurkan untuk 5. Untuk
mengurangi nyeri, menurunkan
bergantung pada ketegangan
gambaran nyeri atau spasme
pasien. pantau otot dan untuk
31
adanya reaksi mendistribusi
yang tidak kan kembali
diinginkan tekanan pada
terhadap obat. bagian tubuh
Sekitar 30 sampai
40 menit setelah Kolaborasi:
pemberian obat, 1. Tindakan ini
minta pasien membantu
untuk menilai meredakan
kembali nyerinya gejala.
dengan skala 1
sampai 10 2. Masalah
4. Atur periode pasien dapat
istirahat tanpa disebabkan
terganggu oleh iritasi
5. Bantu pasien atau sensitisasi
untuk mendapat karena
posisi yang pengobatan
nyaman, dan sendiri.
gunakan bantal 3. Pemotongan
untuk membebat kuku akan
atau menyokong mengurangi
daerah yang sakit kerusakan
bila perlu. kulit karena
garukan.
Kolaborasi:
1. Gunakan terapi
topical seperti
yang
dipreskripsikan.
2. Anjurkan pasien
untuk menghindari
pemakaian salep

32
atau lotion yang
dibeli tanpa resep
dokter.
3. Jaga agar kuku
selalu terpangkas.

2. Kerusakan Tujuan : 1. Inspeksi kulit 1. Untuk


integritas kulit Setelah dilakukan pasien setiap menentukan
b.d inflamasi tindakan keperawatan pergantian tugas keefektifan
dermatitis, selama 1x30 menit jaga, jelaskan dan regimen
respon diharapkan kerusakan dokumentasikan perawatan
menggaruk integritas kulit dapat kondisi kulit dan kulit
membaik laporkan
Kriteria hasil : perubahan
1. Pasien menunjukkan 2. Bantu pasien 2. Untuk
tidak adanya dalam melakukan meningkatkan
kerusakan kulit tindakan hygiene kenyamanan
2. Pasien menunjukkan dan kenyamanan dan
turgor kulit yang kesejahteraan
normal 3. Berikan obat nyeri 3. Pengurangan
sesuai program nyeri
dan pantau diperlukan
keefektifannya untuk
mempertahan
kan kesehatan
4. Pertahankan 4. Untuk
lingkungan yang meningkatkan
nyaman rasa sejahtera
pasien
5. Peringatkan agar 5. Untuk
tidak menyentuh mencegah
luka atau balutan kerusakan
6. Atur posisi pasien kulit dan
supaya nyaman mencegah
33
dan kemungkinan
meminimalkan infeksi
tekanan pada 6. Tindakan
penonjolan tulang. tersebut
Ubah posisi pasien mengurangi
minimal setiap 2 tekanan,
jam. Pantau meningkatkan
frekuensi sirkulasi dan
pengubahan posisi mencegah
pasien dan kondisi kerusakan
kulitnya kulit
7. Berikan 7. Tindakan ini
kesempatan pasien membantu
untuk mengurangi
mengungkapkan ansietas dan
perasaan tentang meningkatkan
masalah kulitnya ketrampilan
8. Berikan koping
pengarahan pada 8. Untuk
pasien dan mendorong
anggota keluarga kepatuhan
atau pasangan
dalam program 
perawatan kulit

3. Gangguan Tujuan : 1. Terima persepsi 1. Untuk


citra tubuh b.d Dalam waktu 1x30 menit diri pasien dan memvalidasi
penampakan pasien menerima berikan jaminan perasaannya
kulit yang perubahan citra tubuh bahwa ia dapat 2. Untuk
tidak baik Kriteria hasil : mengatasi krisis mendapat
1. Pasien berpartisipasi ini nilai dasar
dalam berbagai 2. Ketika pada
aspek perawatan dan membantu pasien pengukuran

34
dalam pemgambilan yang sedang kemajuan
keputusan tentang melakukan psikologisnya
perawatan perawatan diri, 3. Untuk
2. Pasien menyatakan kaji pola koping meningkatkan
perasaan positif dan tingkat harga rasa
terhadap dirinya dirinya kemandiriann
sendiri 3. Dorong pasien ya
3. Pasien berpartisipasi melakukan 4. Agar pasien
dalam program perawatan diri dapat
rehabilitasi dan 4. Berikan mengungkapk
konseling kesempatan an
kepada pasien keluhannya
untuk dan
menyatakan memperbaiki
perasaan tentang kesalahpaham
citra tubuhnya an
dan hospitalisasi 5. Untuk
mendukung
5. Bimbing dan adaptasi dan
kuatkan focus kemajuan
pasien pada yang
aspek-aspek berkelanjutan
positif dari
penampilannya
dan upayanya
dalam
menyesuaikan
diri dengan
perubahan citra
tubuhnya

35
5. Resiko infeksi Tujuan : 1. Minimalkan resiko1.     
b.d kerusakan Setelah melakukan infeksi pasien
perlindungan tindakan keperawatan dengan :
kulit selama 1x30 menit, a. Mencuci tangan a. Mencuci
infeksi dapat dihindari sebelum dan tangan adalah
Kriteria hasil : setelah satu-satunya
1. Tanda-tanda vital memberikan cara terbaik
dalam batas normal perawatan untuk
2. Tidak adanya tanda- mencegah
tanda infeksi penularan
pathogen
b. Menggunakan b. Sarung tangan
sarung tangan dapat
untuk melindungi
mempertahanka tangan pada
n asepsis pada saat memegang
saat luka yang
memberikan dibalut atau
perawatan melakukan
langsung berbagai
tindakan
2. Pantau suhu dan 2. Suhu yang
catat pada kertas terus
grafik. Laporkan meningkat
evaluasi segera setelah
pembedahan
dapat
merupakan
tanda awitan
komplikasi
pulmonal,
infeksi luka
atau dehisens,

36
infeksi
saluran kemih
atau
tromboflebitis
3. Bantu pasien 3. Mencuci
mencuci tangan tangan
sebelum dan mencegah
sesudah makan penyebaran
dan setelah dari pathogen
kamar mandi terhadap
objek dan
makanan lain
4. Beri pendidikan 4. Tindakan
kepada pasien tersebut
mengenai : memungkinka
a. Teknik n pasien
mencuci tangan untuk
yang baik berpartisipasi
b. Factor-faktor dalam
yang perawatan
meningkatkan dan
resiko infeksi, membantu
tanda-tanda dan pasien
gejala infeksi memodifikasi
gaya hidup
untuk
mempertahan
kan tingkat
kesehatan
yang
optimum

BAB 3

37
ASUHAN KEPERAWATAN

I. Anamnesa
Pengkajian Tanggal 25 Agustus 2020 Pukul : 09.45 WIB
1. Identitas pasien
Nama Klien : An.M
TTL : Palangka Raya, 21 Maret 2019
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : Belum Sekolah
Alamat : Jl. Hiu Putih
Diagnosa medis : Dermatitis

2. Identitas penanggung jawab


Nama Klien : Tn.A
TTL : Malang, 21 Maret 1990
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Karyawan Distributor
Alamat : Jl. Hiu Putih
Hubungan keluarga : Ayah Kandung

3. Keluhan utama
Ayah Klien mengatakan “ anak nya terdapat bintik-bintik kemerahan pada bagian
tangan kirinya”

38
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ayah Klien mengatakan 3 hari yang lalu minum susu yang di belikan oleh ibunya,
besok nya klien merasakan gatal-gatal disertai dengan bintik-bintik merah pada
tangan kirinya, dan kemudian ayah klien berinisiatif sendiri untuk membeli obat di
pasaran, setelah meminum obat tersebut beberapa hari kemudian tidak ada
perubahan kemudian ayah klien membawa klien berobat di puskesmas Kayon.
Sesampai di puskesmas kayon, An.M di periksa di ruang poli anak suhu dengan
hasil 36,6 ˚C dan di anjurkan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium terlebih
dahulu dan akan di tangani lebih lanjut.
b. Riwayat kesehatan lalu
1) Riwayat prenatal : Selama kehamilan, ibu tidak pernah sakit yang parah. Ny.S
Selama hamil rutin memeriksa kehamilannya ke tenaga kesehatan terdekat
(Puskesmas) setiap bulan.
2) Riwayat natal : An.M lahir di rumah dengan persalinan normal yang dibantu
oleh bidan kampung
3) Riwayat postnatal : Normal, Spontan
4) Penyakit sebelumnya : An.M tidak pernah menderita penyakit DBD,DIARE
maupun Dermatitis sebelumnya, An.M hannya pernah mengalami batuk pilek
dan badan panas sebelumnya.
5) Imunisasi

Jenis BCG DPT Polio campak Hepatitis TT MR


Usia 1 bln 2, 4,6 2,4,6, 9 bln 0,2,6 bln 7 bln -
bln bln

VIT A

c. Riwayat kesehatan keluarga


Tn.A mengatakan dalam keluarganya tidak ada keluarga yang mengalami
penyakit seperti yang dialami anaknya (Dermatitis) dan tidak ada riwayat
penyakit keturunan keluarga dari ibunya dan bapaknya seperti jantung,
hipertensi, Diabetes meilitus, Asma dan tidak ada penyakit menular seperti
hepatitis, dan TB paru.
39
d. Susunan genogram 3 (tiga) generasi

e.

Gambar 2.1 Genogram Keluarga


f. gambar:
Keterangan
g. : Laki-laki
h.
: Perempuan
i.
: Meninggal
j.
Dunia
k.
: Hubungan
l.
Keluarga
m.
: Tinggal

II. Pemeriksaan fisik


1. Keadaan umum : An.M tampak gelisah, tampak sering menggaruk , di bagian
tangan yang gatal, tangan terlihat tampak kemerahan.
2. Tanda vital
Tekanan darah : - mmhg
Nadi : - x/mnt
Suhu : 36,6 ˚C
Respirasi : - x/mnt
3. Kepala dan wajah
a. Ubun-ubun
Menutup ( √ ) Ya ( ) Tidak
Keadaan ( ) cembung ( ) cekung ( ) lain,lain…
Kelainan ( ) Hidrocefalus ( ) Microcephalus
b. Rambut
Warna : Hitam
Keadaan : Rontok ( ) Ya (√ ) Tidak

40
Mudah dicabut ( ) Ya (√ ) Tidak

Kusam ( ) Ya (√ ) Tidak
c. Kepala
Keadaan kulit kepala : baik
Peradangan/benjolan : ( ) Ada, sebutkan
( √ ) Tidak
d. Mata
Bentuk : (√ ) simetris ( ) tidak
Conjungtiva : merah muda
Skelera : putih
Reflek pupil : Pupil mengecil bila diberikan rangsangan cahaya.
Oedem Palpebra : ( ) Ya (√ ) tidak
Ketajaman penglihatan : An.N dapat merespon ke arah cahaya
e. Telinga
Bentuk : ( √ ) Simetris ( ) tidak
Serumen/secret : ( ) Ada ( √ ) tidak
Peradangan : ( ) Ada ( √ ) tidak
Ketajaman pendengaran : baik
f. Hidung
Bentuk : ( √ ) Simetris ( ) tidak
Serumen/secret : ( ) Ada ( √ ) tidak
Pasase udara : ( ) terpasang O2….. liter ( √ ) tidak
Fungsi penciuman : baik
g. Mulut
Bibir : intak ( ) ya (√ ) tidak
Stanosis ( ) ya ( √ ) tidak
Keadaan ( ) kering ( √ ) lembab
Palatum : ( √ ) keras ( ) lunak
h. Gigi
Carries : ( ) ya, sebutkan…............ (√ ) tidak
Jumlah gigi : lengkap
4. Leher dan tengorokan
Bentuk : simetris

41
Reflek menelan : baik
Pembesaran tonsil : tidak ada
Pembesaran vena jugularis : tidak ada
Benjolan : tidak ada
Peradangan : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
5. Dada
Bentuk : (√ ) simetris ( ) tidak
Retraksi dada : ( ) ada (√ ) tidak
Bunyi nafas : Vesikuler
Tipe pernafasan : perut dan dada
Bunyi jantung : s1-s2 ( Lup-Dup)
Iktus cordis : tidak ada
Bunyi tambahan : tidak ada
Nyeri dada : tidak ada
Keadaan payudara : simetris
6. Punggung
Bentuk : (√ ) simetris ( ) tidak
Peradangan : ( - ) ada, sebutkan………….
Benjolan : ( - ) ada, sebutkan…………
7. Abdomen
Bentuk : (√ ) simetris ( ) tidak
Bising usus :-
Asites : ( ) ada ( √ ) tidak
Massa : ( ) ada, sebutkan……..
Hepatomegali : ( ) ada ( √ ) tidak
Spenomegali : ( ) ada (√ ) tidak
Nyeri : ( ) ada, sebutkan
8. Ektremitas
Pergerakan/ tonus otot : An. M dapat bergerak dengan bebas
Oedem : ( ) ada, sebutkan………… ( √ ) tidak
Sianosis : ( ) ada, sebutkan………… ( √ ) tidak
Clubbing finger : ( ) ada (√ ) tidak

42
Keadaan kulit/turgor : -Terdapat bintik-bintik kemerahan diabagian tangan
kiri dan kulit mudah terkelupas.
9. Genetalia
a. Laki-laki
Kebersihan : baik
Keadaan testis :(√ ) lengkap ( ) tidak
Hipospadia :( ) ada (√ ) tidak
Epispadia : ( ) ada ( √ ) tidak

III. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan


1. Gizi : BB : 7,5 Kg saat Sakit, TB : 68 Cm,
2. Kemandirian dalam bergaul : An.M belum mampu makan dengan sendirinya
3. Motorik halus : An.M belum mampu bergerak dan beraktivitas
sendiri
4. Motorik kasar : An.M belum dapat bermain dengan teman
sebaya nya
5. Kognitif dan bahasa : An.M belum mampu berbicara dengan baik
6. Psikososial : An.M belum dapat bergaul dengan baik di
lingkungan.
IV. Pola Aktifitas sehari-hari

No Pola kebiasaan Sebelum sakit Saat sakit


1 Nutrisi 5-6x/60 ml sehari 4-5x/60 ml sehari
a. Frekuensi Baik Baik
b. Nafsu makan/selera Nasi, lauk, sayur (MPASI) Nasi,lauk,
c. Jenis makanan sayur(MPASI)
2 Eliminasi 1-2x/hari 1-2x/hari
a. BAB Lembek lembek
Frekuensi
Konsistensi 5-6x/hari 5-6x/ hari
b. BAK Kuning jernih Kuning jernih
Frekuensi
Konsistensi
3 Istirahat/tidur ±1-3 jam ±1-3 jam
a. Siang/ jam ±10-12 jam ±10-12jam

43
b. Malam/ jam
4 Personal hygiene 2x / hari 2x /hari dilap
a. Mandi 2 kali sehari -
b. Oral hygiene 2 hari sekali 2 hari sekali
Baju di ganti 2x sehari Baju di ganti 2x sehari
Di potong setiap 2 minggu Kuku bersih
sekali, dan bersih

IV. Data penunjang

Parameter Hasil Nilai Normal


1. WBC 5.11 x 10^3/UL 4.00-10.000
2. RBC 3.22 x 10^6/UL 3.50-5.50
3. HGB 9.3 g/dl 11.0-16.00

V. Penatalaksanaan
1. Cetirizine 5 mg ( 1x1)
2. Ketokonazole 3 mg (1x1)

44
ANALISA DATA
DATA SUBJEKTIF DAN
PENYEBAB MASALAH
DATA OBJEKTIF
1. DS: TN.A mengatakan Hipersensitivitas zat kimia
“anak saya masih ada
Zat kimia
bintik-bintik merah di Gangguan integritas kulit
Reaksi alergi
bagian tangan kirinya”
DO: Inflamasi jaringan kulit
- Terdapat bintik-
bintik merah di Gangguan Integritas Kulit
bagian tangan kiri
pasien.
- Pasien terlihat
menggaruk-garuk di
bagian tangan kiri
yang merah dan
gatal.
- An.M rewel dan
masih gelisah
2 .DS : Ayah Klien Faktor Eksogen Defisit Pengetahuan

mengatakan anaknya
Alergen
muncul bintik-bintik merah ↓
Pruritus
setelah di belikan susu oleh

ibu nya Kurangnya informasi

DO :
Defisit Pengetahuan
- Ayah klien tampak belum
mengetahui jika
dermatitis salah satu
penyebab nya adalah
pemberian susu formula
yang tidak cocok pada
anaknya
- Ayah klien tampak
kebingungan

45
PRIORITAS MASALAH

46
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi jaringan kulit.
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi

47
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : An.M
Diagnosa Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
Keperawatan
1.Gangguan Tujuan : Setelah dilakukan 2 kali 1. Monitor keadaan umum pasien 1. Untuk memonitor kondisi pasien
integritas kulit kunjungan diharapkan kulit dalam 2. Observasi keadaan luka dan selama perawatan terutama pada
berhubungan keadaan normal dengan kriteria karakter luka perawatan kulit.
dengan hasil : 3. Anjurkan keluarga untuk selalu 2. Mengetahui karakteristik luka di
inflamasi - Kulit tidak bintik-bintik dan menjaga kebersihan diri pasien. kulit dan agar dapat mengetahui
jaringan kulit kemerahan berkurang 4. Anjurkan keluarga untuk selalu seberapa parah luka yang dialami
- Gatal berkurang menjaga kebersihan lingkungan 3. Untuk menjaga kebersihan apa yang
pasien. digunakan pasien agar tidak
5. Lakukan pembersihan luka pasien. tekontaminasi oleh kuman/bakteri.
6. Kolaborasi dengan dokter dalam 4. Untuk mengurangi resiko bagian
permberian obat antihistamin yang terdapatnya alergi
(cetirizine 5mg (1x1),obat anti 5. Untuk mencegah terjadinya infeksi
alergi) 6. Untuk membantu dalam mengatasi
penyakit/peradangan kulit yang di
alami pasien.

18
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : An.M

19
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
1.Defisit Pengetahuan Tujuan : 1. Observasi tingkat pengethauan orang 1.Mengetahui tingkat pengetahuan
beruhubungan dengan Setelah di lakukan 2 kali tua orang tua
kurangnya terpapar kunjungan maka diharapkan 2. Berikan edukasi tentang dermatitis 2. Agar orang tua mengetahui tentang
informasi orang tua memahami dan 3. Anjurkan orang tua untuk penyakit dermatitis
mengetahui tentang melakukan tindakan yang telah di 3. Agar orang tua mengetahui
penyakit dermatitis dengan anjurkan tindakan yang tepat jika anak
kriteria hasil : 4. Evaluasi pengetahuan mengalami dermatitis
1. Orang tua memahami 3. Memastikan agar orang tua dapat
tentang penyakit melaksanakan anjuran yang telah
dermatitis di berikan
2. Orang tua mampu
mengulang kembali
materi yang di berikan
3. Orang tua melakukan
tindakan sesuai anjuran
yang di berikan

20
DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2014 Berbagai Sistem Organ Tubuh Manusia Dan


Fungsinya.http://kumpulantugassekolahnyarakabintang/2014/11berbagai-sistem-organ-
tubuh-manusia-dan.html.Diakses pada tanggal 18 februari 2018.
Djuanda Adhi, dkk. (2015). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas
Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia
Departemen Kesehatan RI.2014 .Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Laporan
Nasional 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pembangunan Kesehatan.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI.(2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta
Universitas Muhammadiyah Semarang. (2015) BAB II Tinjauan Pustaka
Dermatiti.http://digilib.unimus.ac.id/72982/babII.pdf
Wartonah, Tarwoto.2015.Alergi-Imunologi Anak. Edisi kedua ed.Jakarta: Badan
Penerbit IDAI.
KARAKTERISTIKDANMANAJE cross-
MEN DERMATITISKONTAK sectional.Terdapat106kasusdermatitiskonta
ALERGI PASIEN RAWAT kalergidiRumahSakitInderaDenpasar,
71kasusadalahpasiendenganjeniskelaminpe
JALANDIRUMAH SAKIT
rempuan(66,98%),93kasusadalahpasien
INDERADENPASAR PERIODE dengan usia produktif (87,74%) dan 24
JANUARI – JULI 2014 kasus berada pada rentang usia 41 – 50
tahun

1 (22,64%).Lokasimunculnyagejalapalingban
PratamaYuliusPrabowo ,I Gede yakadalahdaerahtangan,denganjumlah57
2
Made Adioka , Agung Nova
3
Mahendra ,DesakKetut kasus(53,77%).Keluhangatalmerupakankel
uhanpalingbanyak,denganjumlah102kasus

1 2
ProgramStudiPendidikan Dokter, Bagian
Farmasi,
3
BagianFarmakologidanTerapiFakultas (96,23%).Effloresensiyang paling banyak
dijumpaiadalah eritema,yang
Dermatititskontakalergi(DKA)merupakanp ditemukanpada80
enyakityangseringdijumpai.Sampaisaatini kasus(75,47%).ManajemenDKAyangpalin
belumadapenelitianyangdilakukanberkaita
ndengankarakteristikdanmanajemenDKAd gsering
i digunakanadalahpreparattopikalyang
mengandung kortikosteroid (99,06%) dan
Denpasar.Penelitianinidilakukanuntukmen untuk terapi per-oral diberikan anti-
getahuikarakteristikdanmanajemenDKApa
sien histamin (94,34%).
rawatjalandiRumahSakitInderaDenpasarpa
daperiodeJanuari–Juli2014.Penelitianini KataKunci :
Dermatitis
merupakanpenelitiandeskriptifyangdatanya KontakAlergi;Ka
merupakandataretrospektifyangdiambilsec rakteristik;Manaj
ara emen

18
sedangkan sisanyaidiopatik.Dermatitis kontak
ialah dermatitis yang disebabkan oleh
Allergiccontactdermatitis(DKA)isacommo
ndisease.Noresearchhasbeendoneto find
out the characteristics, and management of
DKA in Denpasar. This study was
conducted to determine characteristic and
managementofoutpatientswithDKA in
Indera HospitalDenpasar
intheperiodofJanuary to July 2014.
Thisstudywasretrospectiveandcross-
sectionalstudy.A
hundredandsixcasesofallergiccontactderma
titisathospitalfrom JanuarytoJuly2014was
obtained.Seventy
onecaseswerefemales(66.98%),93caseswer
epatientswith productiveage
(87.74%)and24caseswere in theage
rangeof41-50years (22.64%).DKA
onhandwasthe
mostlocationfoundinthisstudy,with57cases
(53.77%).Themostfrequentcomplaintwas
itchy (96.23%). Themostcommonly-
foundefflorescencewaserythema(75.47%).
Most commonly-
prescribedagentsforDKAwere
topicalpreparations containing
corticosteroids (99,06%)and oralanti-
histamine (94,34%).

Keywords:Alle
rgic
ContactDermat
itis,
characteristic,
management

PENDAHULUAN

Dermatitisadalahperadangankulit(epidermis

dandermis)sebagai respon terhadap pengaruh


faktoreksogen danataufaktorendogen,dengan
kelainanklinisberupaeffloresensi polimorfik
(eritema, edema, papul,vesikel,skuama,
1
likenifikasi) dankeluhangatal. Etiologidari
dermatitis dapatdipilahmenjaditiga,yakni
eksogen(dariluartubuh),seperti:zat-zatkimia,
suhu, mikroorganisme, dan endogen (dari
dalam tubuh),sepertipadadermatitis atopik,

19
bahan/substansi yang menempel pada
1
kulit.

Dermatitis kontak dapat


dikelompokkan
menjadidua,yaknidermatitis
kontakalergi
(DKA),dandermatitiskontakiritan(DKI)
.

Berdasarkan
ulasanThyssen,dkk.mengenai
prevalensi dermatitis
kontakalergipadaseluruh kelompok
umurdibeberapanegarabagian Amerika
UtaradanEropaBarattahun 1966
hingga2007,median
prevalensidermatitis kontak
alergiterhadappalingsedikit1alergen
adalah21,2%(12,5%-40,6%,) dengan
2
rata– rata prevalensisebesar19,5%.
Secaraumum alergenspesifik
penyebabalergikontak berbeda

20
padatiapnegara.Namunsecaraumum alergen Dari hasil pengambilan data pasien rawat
yangpalingseringmenyebabkan terjadinya
alergikontak dermatitis iniadalah nikel, jalan di Rumah Sakit Indera Denpasar Bali
2
thimerosal,danparfumcampuran. bulanJanuari–Juli2014,telahdidapatkan 106
Tujuanpenelitian iniadalahuntuk mengetahui sampelyangtermasukkedalam kriteriainklusi.
karakteristikdanmanajemen dermatitis Penelitian iniinginmengetahui distribusi
kontakalergipasienrawatjalandi karakteristik subjekpenelitian,baikdarijenis
RumahSakitInderaDenpasar padaperiode kelamin,kategoriusia,dan kelompokusia.
Januari–Juli2014.
Tabel1.Karakteristik sampelberdasarkanjenis
kelamin
BAHANDANMETODE
Jenis Kelamin N %
Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Laki–laki 35 33,02
Perempuan 7166,98
Indera Denpasar Bali pada bulan
Agustus 2014.Desainpenelitian iniadalah
Total 106 100
penelitian deskriptif denganpendekatancross-
sectional. Sampel penelitian iniadalahsemua
pasiendermatitis kontakalergiyangmemiliki Berdasarkan hasilpenelitianyangtelah
datarekam medis lengkapsertamemenuhi kriteria dilakukan di Rumah Sakit Indera Denpasar,
inklusi diRumahSakitInderaDenpasar
padaperiodeJanuari–Juli2014.Jumlahsampel
yangdigunakandihitungmenggunakan rumus
Yamane,danmendapatkanhasilsebanyak106
3
sampel. Sampel diambil secarapurposive
sampling.

Metode pengumpulan datadengan


menggunakandata primer berupa data rekam
medis pasien yang di dapat berdasarkan

registrasidiRumahSakitInderaDenpasarpada

periode Januari – Juli 2014 dengan metode

cross-sectional.

Pengolahan datadilakukan secarastatistik


deskriptifuntukmenganalisis databerupa
persentasedengancaramendeskripsikan atau
menggambarkan datayangtelahterkumpul.
Penyajiandataditampilkan dalambentuktabel.
Untukpengertian produktif dannon-produktif,
penelitimenggolongkan subjekdenganusia15
tahun hingga 64tahunkedalam kelompok
produktif, dansubjekdiluaritusebagai
kelompoknon-produktif.

HASIL

KarakteristikSampel

21
didapatkan bahwajumlahpasienperempuan lebih Denganmenggunakan sudutpandangkedua,
banyakdaripadapasienlaki–laki,dengan rentangusia41–50tahunmerupakan rentang usia
rincianberupapasienperempuan sejumlah71 yang paling sering dijumpai, yakni
orang(66,98%)danpasienlaki–lakisejumlah sejumlah24orang(22,64%).

35orang(33,02%).

Tabel 2. Karakteristik sampel berdasarkan GambaranUmum


kategoriusia
Gambaranumumyangdijabarkan oleh peneliti
KategoriUsia N % meliputi lokasi effloresensi, keluhan
Produktif 93 87,74
pasien,daneffloresensiyangmuncul.
NonProduktif 1312,26
Tabel 4.Lokasieffloresensi
Total106 100
Lokasi N %
Tangan 57 53,77
Padapenelitian ini,usiadilihatdengan
menggunakan dua sudut pandang. Sudut
pandangpertamaberdasarkan kategoriusia, yakni
usiaproduktifdanusianon-produktif,dan sudut
pandang kedua berdasarkan kelompok usia
yangdibagi menjadibeberapakelompok dengan
masing masing kelompok mencakup
usiadalamrentang10tahun.Penggunaan dua
sudutpandanginidimaksudkan untukmelihat
apakahadakecenderungan perbedaanfaktor
risiko dari masing – masing kelompok, baik
yangberdasarkan kategoriusiamaupun
kelompokusia.

Tabel 3. Karakteristik sampel berdasarkan


kelompokusia

KelompokUsia(tahun) N %
0–10 4 3,77
11 –20 17 16,04
21 –30 14 13,21
31 –40 23 21,7
41 –50 24 22,64
51 –60 13 12,26
61–701110,38Total
106 100

Berdasarkan sudutpandangpertama,
didapatkan databahwakategoriusiaproduktif
lebihseringdijumpai padapasienyang berkunjung
keRumahSakitInderaDenpasar, yaknisejumlah
93orang(87,74%),sedangkan usia
nonproduktifsejumlah13orang(12,26%).

22
skuama, erosi, ekskoriasi, krusta, fisura, bula
danvesikel.

Tabel 7.Manajemen dermatitiskontakalergi


Kaki 35 33,02
Tubuh 24 22,64 Manajemen N %
Wajah 16 15,09
Leher 6 5,66
Kelamin 2 1,89 AntiHistaminOral 100 94,34
KortikosteroidOral 65 61,32
Padapenelitianini,didapatkan databahwa
VitaminOral 16 15,09
tanganmerupakan predileksiterbanyak,yakni
sejumlah57 kasus(53,77%). KortikosteroidTopikal 105 99,06

Tabel 5.Keluhan pasien AntibiotikTopikal 89 83,96

Keluhan N % KeratolitikTopikal 38 35,85

Gatal 102 96,23 KompresNaCl0,9% 13 12,26


Kemerahan 37 34,91
Perih 5 4,72 AntiJamurTopikal 1 0,94
Luka 3 2,83 PelembabTopikal 6 5,66
Pecahpecah 4 3,77

Padapenelitian inigejalayangpalingsering
dikeluhkan olehpasienadalahgatal,yang
terdapat pada 102kasus(96,23%). Sedangkan
Tabel 6.Effloresensiyangmuncul untukdataeffloresensi, eritemamerupakan
effloresensi yang paling banyak dijumpai,yakni
Effloresensi N %
pada80kasus(75,47%). Penelitijuga
Eritema 80 75,47 menemukan effloresensi berupa papul, plak,

Papul 33 31,13

Plak 29 27,36
Tabel 8.Bahan aktifobat
Skuama 39 36,79

Erosi 48 45,28

Ekskoriasi 6 5,66

Krusta 14 13,21

Fisura 2 1,89

Bula 1 0,94

Vesikel 1 0,94

23
ManajemenDermatitisKontakAlergi digunakan,yaknipada105kasus (99,06%) di
Rumah Sakit Indera Denpasar. Untuk
Manajemen dermatitis kontak alergi di manajemenkortikosteroid topikal,bahanaktif
Rumah SakitInderaDenpasarselama penelitian yang sering digunakan adalah mometason
diperolehhasil bahwakortikosteroidtopikaldan furoat, desoksimetason,klobetasolpropionate,
anti-histamin oralmerupakanobatyangpaling hidrokortison,betametason,triamsinolon.
seringdigunakan. Terdapat jugabeberapa
Selainkortikosteroid topikal,diberikanpula
golongan obatlainyangjugadigunakan pada
antibiotiktopikal.Pemberian antibiotik ini
kasuskasusdermatitis kontakalergi,antaralain
dimaksudkanuntukmencegahterjadinyainfeksi
vitamin oral,kortikosteroid oral,antibiotik
sekunder.Bahanaktifantibiotik yangdigunakan
topikal,keratolitik topikal,kompres NaCl0,9%,
adalahchlorampenicoldan gentamisin.Selain
pelembabdanantijamur.
itu,keratolitik topikal,kompresNaCl0,9%dan
Kortikosteroid topikal merupakan pelembab jugadiberikan padabeberapakasus
manajemen topikalyangpaling banyak sebagai terapi pendukung.

Jenis Sediaan Golongan Obat Bahan Aktif Bentuk Sediaan

Per-Oral AntiHistamin Oxatamide Tablet


Setirizine Tablet
MebhidrolinNaphadisilate Tablet
Loratadine Tablet
Kortikosteroid MetilPrednisolon Tablet
Triamsinolon Tablet
Vitamin VitaminBKompleks Tablet
VitaminC Tablet

24
Topikal Kortikosteroid MometasonFuroat Krim,Lotion
Desoksimetason Krim
KlobetasolPropionate Krim
Hidrokortison Krim
Betametason Krim
Triamsinolon Krim
Antibiotik Chlorampenicol Krim
Gentamisin Krim
Keratolitik AsamSalisilat Krim
Pelembab Urea Krim
AntiJamur Ketokonazol Krim
Anti-histaminoralmenempatiposisipertama Sampelpadapenelitian ini,sebagian besar
dalam manajemen per-oral, yakni pada 100 termasukdalamkelompokusiaproduktif.Hal
kasus(94,34%).Bahanaktifuntukanti-histamin iniselaras dengan alasan bahwaorangyang
beradadalamrentangusiaproduktifakansering
oral adalahoxatamide, setirizine, mebhidrolin terpapardenganagen penyebab,baik melalui
naphadisilate,loratadine. aktivitassehari–hariataupunpekerjaan.
4

Selainiturentang usia41–50tahun
merupakan rentangusiaterbanyak pada
PEMBAHASAN penelitian ini. Data ini berbeda dengan data
yangdidapatkan olehAisyahdiRumahSakit
Berdasarkan hasilpenelitianyangtelah Immanuel,yangmenyebutkan bahwarentang
dilakukan di Rumah Sakit Indera Denpasar, usiapuncakterjadinya dermatitisterjadipada
4
didapatkan bahwajumlahpasienperempuan usia21–30tahun,sebanyak 64orang (26,89%).
lebihbanyakdaripadapasienlaki–laki.Hasil Perbedaan hasil yang didapatkan
inisesuaidengan tinjuan pustakayang
mengatakan bahwafrekuensidermatitiskontak olehpenelitidenganAisyahdapatdikarenakan
1
alergilebihtinggipadaperempuan.

Adapun hasilinijugaserupadengan penelitian


yangdilakukan olehAisyah,yang dilakukan
diRumahSakitImmanuel Bandung pada periode
Januari 2011 hingga Desember
4
2011. Padapenelitian tersebutdidapatkan jumlah
pasien wanita sebanyak 177 orang

(74,37%).Adabeberapa pendapatyang
mendukung jenis kelamin perempuan
merupakan salahsatufaktorrisikoyangdapat
meningkatkan risiko terjadinya dermatitis
kontakalergi.Salahsatunyakarenaperempuan

dimungkinkanlebihsering mengalamikontak

dengan agen penyebab bila dibandingkan


dengan laki–laki.Halinijugadapatdikaitkan
4
denganfaktorsosialdanfaktorlingkungan.

25
perbedaantempatpelaksanaan penelitian,yang
mungkin berbedapadapekerjaan ataupun paparan
faktoreksogen padasubjek penelitian,
ataumemangtidakterdapat hubunganyang
berartiantarausiadankejadian dermatitis
5
kontak,sepertiyangdikemukakanolehAfifah.

Dalamlaporantersebut,disebutkan bahwahasil
ujichisquareuntukujihubungan variabelusia
dengankejadian dermatitiskontakdidapatkan
nilaip=0,833(p>0,005),rasioprevalensi (RP)
sebesar0,833dengan95%confidence interval (CI)
0,3537 – 3,587 sehingga untuk variabel
usiatidakmemiliki hubungan yangbermakna
5
denganterjadinyadermatitiskontak.

Padapenelitianini,didapatkan databahwa
tanganmerupakan predileksiterbanyak.Hal
serupajugadikemukakan olehAisyahdidalam
penelitiannya, dikatakanbahwapredileksi
terbanyak adalahtangan,yaknisebanyak 99
4
kasus(34,36%).

Halinisesuaidengan tinjauan pustakayang


menyebutkan bahwakejadiandermatitiskontak
baik iritan maupun alergi paling sering di
tangan.Inidimungkinkan karenatangan merupakan
organtubuhyangpalingsering digunakan
untukmelakukanpekerjaan sehari– hari.Bahkan
penyakit kulitakibatkerja,
sepertigaataulebihmengenai tangan. Pada
pekerjaan yangbasah,misalnyamemasak
makanan,mencuci pakaian, pengatur rambut di
salon, angka kejadian dermatitistangan lebih
1
tinggi.

Padapenelitian inigejalayangpalingsering
dikeluhkan olehpasienadalahgatal.Sedangkan
untukdataeffloresensi, eritemamerupakan
effloresensi yangpaling banyak dijumpai.
PenelitianAisyahyangdilakukan diRumah Sakit
Immanuel Bandungjugamendukung hasil
ini.Padapenelitian tersebutdidapatkangejala
klinisterbanyak adalahmakulaeritematosa,
4
sebanyak75pasien(31,51%).

Datagejaladan effloresensi yangdidapatkan


padapenelitian inijugasesuaidengantinjauan
pustakayangmengatakanbahwagejalaklinis

26
yangumumnya dikeluhkan penderitaadalah diperolehhasil bahwa kortikosteroidtopikaldan
gatal,sedangkan untukeffloresensi yang anti-histamin oralmerupakanobatyangpaling
mungkin didapat,dapatbervariasi, berdasarkan
seringdigunakan. Terdapat jugabeberapa
keparahan, lokasi, dan waktu terjadinya
penyakit.Padayangakutdimulaidenganbercak golongan obatlainyangjugadigunakan pada
eritematosa yang berbatas jelas kemudian kasuskasusdermatitis kontakalergi,antaralain
diikutiedema,papulovesikel, vesikelataubula. vitaminoral,kortikosteroid oral,antibiotik
Vesikel danbuladapatpecahsehingga topikal,keratolitiktopikal,kompres NaCl0,9%,
menimbulkan erosidaneksudasi(basah).Pada pelembab danantijamur.Halinisesuaidengan
yangkronis terlihatkulitkering,skuama, papul,
referensi,yangmenyebutkan bahwa
likenifikasi danmungkinjugafisura,dengan
1 kortikosteroid topikalmerupakanterapiutama
batasyangtidakjelas.
yang digunakan, selain edukasi kepada pasien
Manajemen dermatitiskontakalergidi Rumah untuk
SakitInderaDenpasarselama penelitian
menghindaripaparan bahan penyebab apabila
6
diketahui. Penggunaan kortikosteroid topikal
inidapatdikatakan sebagaiterapidefinitif,
dikarenakankortikosteroid topikaldigunakan
untukmengatasi prosesradangyangterjadi
secaralangsung.
SIMPULAN
Pada penelitian ini didapatkan satu kasus
Simpulandaripenelitianiniadalahjumlah
yangmanajemennya agakberbedabila
dibandingkan dengantinjauanpustaka,yakni kasusdermatitiskontakalergi pasienrawatjalan
pemberian antijamurtopikal.Perbedaan diRumahSakitInderaDenpasarperiodeJanuari
manajemen inidapatlahdijelaskan dengan
kondisi pasien tersebut, dimana pasien tersebut –Juli2014adalah 106kasus.Karakteristik
terdiagnosis dermatitiskontakalergidengan dermatitis kontakalergipasien rawatjalanyang
diagnosisbandingtineakruris. paling sering dijumpai adalah pasien
perempuan, denganusiaproduktifpadarentang
Anti-histaminoralmenempatiposisipertama usiaterbanyak 41–50tahun,lokasipredileksi
dalammanajemen per-oral.Halinimungkin tangan,sertakeluhan daneffloresensi yang
disebabkanolehpenggunaananti-histamin oral palingseringmuculadalah gatalsertamakula
sebagaiterapisimtomatis, yakniuntuk eritema.Manajemen dermatitiskontakalergi
menghilangkan rasagatalyangseringmenjadi pasienrawatjalanmeliputipemberian obat
keluhanutamapasien. topikalmaupunper-oral.Jenis obattopikalyang
palingseringdigunakan adalahkortikosteroid, dan
Penggunaan kortikosteroid oral,tidak
jenisobatper-oral yang palingsering
sebanyakkortikosteroid topikalataupunanti
digunakanadalahanti histamin.
histamineoral.Kortikosteroid oralhanya
diberikan padakasusdermatitiskontakalergi yang Penelitimenyarankan perludilakukan
cukup parah. Selainanti histamineoral dan penelitian mengenai prevalensi dermatitis
kortikosteroidoral, beberapa pasien juga kontak alergidengan jumlahsampelyanglebih
mendapatkan vitaminoralsebagaiterapi besardanwaktu penelitian yanglebih panjang
untukmemperoleh gambaranumumdermatitis
pendukung. kontak alergi secara lebih luas. Penelitian

lanjutanjugaperlu dilakukanpenelitianlanjutan

untukmengetahui apakahusiabenartidak
berpengaruh terhadaprisikodermatitiskontak
alergi.

27
DAFTARPUSTAKA Gejala Klinik, serta Predileksidi Rumah

1. Djuanda A, Hamsah M dan Aisah S. SakitImmanuelBandungPeriodeJanuari


Dermatitis Kontak Alergi. Dalam: Ilmu 2011–Desember2011.2012.
PenyakitKulitdanKelamin,EdisiKelima. 5. Afifah A. Faktor – Faktor yang
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas BerhubungandenganTerjadinyaDermatitis
Indonesia;2009. Kontak Akibat Kerja pada Karyawan
2. ThyssenJP,MenneALTdanJohansenJD. Binatu.2012.
The Epidemiologyof Contact Allergy in 6. Hogan, Daniel J. Allergic Contact
the General Population-Prevalence and Dermatitis. [diakses 4 September 2014].
Main Findings. Blackwell Munksgaards: Diunduh dari: URL:
2007;287-299. www.medscape.com/allergiccontactdermati
3. Yamane T. An Introductory Analysis. tis.
Dalam:Statistics.Edisike-2.NewYork:
HarperandRow;1967.
4. Aisyah. Gambaran Penyakit Dermatitis
KontakBerdasarkanUsia,JenisKelamin,

28
LEMBAR KONSULTASI

Hari/Tgl/ Catatan TTD


No Waktu Pembimbing Mahasiswa Pembimbing
1. Jumat, 09 1. Bimbingan pre conference
Oktober 2. Perhatikan sistematika penuliasan
2020 3. Tambahkan konsep dasar kep.
anak
4. Perbaiki WOC
5. Perbaiki referensi/ sumber 10
tahun terakhir
6. Buat BAB 2 Devi Kristy Dayana Rimba Aprianti,
S.Kep., Ners
Sarjana Keperawatan Ners Reguler is
inviting you to a scheduled Zoom
meeting.
Topic: Bimbingan Pre Conference
Ners Ang.VII Kel. 1 Pembimbing
Rimba Aprianti
Time: Oct 9, 2020 11:00 AM Jakarta
Join Zoom Meeting
https://zoom.us/j/93648982668?
pwd=TWU1VEFkVjJLOEdWOEFqUj
NJS0ozUT09
Meeting ID: 936 4898 2668
Passcode: Tx2SEg

18
Senin,12 1. Perbaiki Riwayat penyakit
2. Oktober 2020

Devi Kristy Dayana


2. Perbaiki diagnosa kedua
3. Perbaiki intervensi Rimba Aprianti,
S.Kep., Ners
Sarjana Keperawatan Ners Reguler is
inviting you to a scheduled Zoom
meeting.Topic: Bimbingan Askep Ners
Stase Anak Kel. 1 Pembimbing Rimba
Aprianti Time: Oct 12, 2020 10:00 AM
Jakarta Join Zoom Meeting
https://zoom.us/j/98353817875?
pwd=RGYxcjVjdmVrdmQwV0JyN2g4
VkhyZz09Meeting ID: 983 5381 7875
Passcode: 1EdUB7

19
Rabu,7 1. Tambahkan diagnosa pada
1. Oktober 2020 bagian lp

20
keperawatan Anak is inviting
you to a scheduled Zoom
meeting.
Topic: Bimbingan Pre Conf Devi Kristy Dayana Sri Wulandari T.
dengan Ibu Sri Wulandari T. S.Kep.,Ners
S.Kep.,Ns
Time: Oct 7, 2020 04:00 PM
JakartaJoin Zoom Meeting
https://us04web.zoom.us/j/76747
312828?
pwd=Z29EZU01Mit1MTYzdUp
FUUV4UTFwZz09
Meeting ID: 767 4731 2828
Passcode: Ners7

Senin,12
2.
Oktober 2020
1. Perbaiki diagnosa
Devi Kristy Dayana is inviting you to
a scheduled Zoom meeting.Topic:
Bimbingan Askep bersama ibu Sri
Wulandari T, S.Kep.,Ners Devi Kristy Dayana
Time: Oct 12, 2020 03:00 PM Jakarta Sri Wulandari T,
Join Zoom Meeting S.Kep.,Ners
https://us04web.zoom.us/j/714172487
11?
pwd=emtvdVdSSWVJa2JkdmRVQ2k
0S0hSdz0
Meeting ID: 714 1724 8711
Passcode: Ners7

21
22
18
18
18
19

Anda mungkin juga menyukai