Anda di halaman 1dari 32

METODE PELAKSANAAN

PEMBANGUNAN EMBUNG SEPPONG SENDANA KAB. MAJENE

Ruang Lingkup Pekerjaan :


1. Pekerjaan Persiapan
 Mobilisasi dan Demobilisasi
 Penyiapan Jalan
 Pembersihan Lokasi
2. Pekerjaan Coffering dan Dewatering
 Coffering dan Dewatering
 Saluran Pengelak
3. Pekerjaan Tubuh Embung/Tanggul Dekzerk :
 Galian tanah Mekanis
 Timbunan tanah dari hasil Galian di padatkan
4. Pekerjan Lantai Hulu
 Galian Tanah Mekanis
 Beron Siklop
5. Pekerjaan Mercu Embung
 Galian Tanah Mekanis
 Beton Siklop
 Bekisting
6. Pekerjaan Lantai Hilir
 Galian Tanah Mekanis
 Timbunan tanah dari hasil galian Dipadatkan
 Beton Siklop
 Pasangan Batu kali (1PC : 4PC)
 Pasangan Batu pelindung (Riprap)
 Plesteran ( 1PC : 3PC)
 Exvaniom Joint
7. Pekerjaan Pondasi Dinding
 Galian Tanah Mekanis
 Timbunan tanah dari hasil Galian dipadatkan
 Beton K 225
 Pembesian
 Bekisting
8. Pekerjaan Selimut Beton
 Beton K 225
 Pembesian
 Bekisting
9. Pekerjaan Pondasi Sumuran
 Galian Tanah Mekanis
 Beton Siklop
 Besi angker ⊘ 16 - 300 mm
 Pengecoran Buis beton Bertulang d=100 cm
 Pemasangan Buis Beton Bertulang
 Pembesian buis beton bertulang d=100
 Bekisting buis beton bertulang
10. Pekerjaan Lantai Kerja
 Galian Tanah Mekanis
 Beton K 125
11. Pekerjaan Balok Pengikat
 Beton K 225
 Pembesian
 Bekisting
12. Pekerjaan Intake dan Jalur Pipa
 Galian Tanah Mekanis
 Pasangan Batu kali (1PC : 4PC)
 Beton K 225
 Pengadaan dan Pemasangan Pipa GIP ⊘ 4”- P 6m
 Pengadaan dan Pemasangan Gate Velve GIP ⊘ 4”
 Accesories
 Bar Screen/Saringan Kasar
13. Pekerjaan Pipa Penguras
 Pasangan Batu Kali (1PC : 4 PC)
 Beton K 225
 Plesteran
 Pintu Penguras b=100
14. Pekerjaan Bak Penampungan
 Galian Tanah Mekanis
 Beton K 225
 Pembesian
 Stop kran dia 3 /4 “
 Aksesories
 Pasangan Batu kali 1:4
 Lantai kerja K125
 Bekisting

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

I.1 Mobilisasi dan Demobilisasi


Mobilisasi paling lambat sudah kami mulai laksanakan dalam waktu 15 (lima belas) hari sejak
diterbitkan SPMK yang meliputi ;
o Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
o Mempersiapkan fasilitas kantor, rumah, gudang dan sebagainya.
o Mendatangkan personil-personil.
o Mobilisasi peralatan terkait dan personil selaku Penyedia Jasa kami lakukan secara
bertahap sesuai dengan kebutuhan.
o Pada peruntuhan di Lokasi Kerja kami akan menyediakan rambu-rambu keamanan yang
pakai dalam pelaksanaan proyek.
Demobilisasi baru akan kita laksanakan setelah pekerjaan dinyatakan telah selesai, maka kami
100 % maka dilakukan pembersihan, semua peralatan konstruksi, peralatan mesin-mesin dan
personil dipulangkan ke daerah asal.

I.2 Penyiapan Jalan

Pekerjaan penyiapan jalan kerja terdiri dari pembersihan dan buangan semua bahan bahan
organic seperi rumput-rumput, tnah permukaan dan dan akar-akar menggunakan alat berat.
Pekerjaan pembersihan dan penyiapan jalan kerja kami laksanakan sampai pada batas area
sebagiamana ditunjukan pada gambar atau sebagaimana di tunjukan oleh direksi.

I.3 Pembersihan lokasi

Pekerjaan Pembersihan dan striping / kosrekan adalah membersihkan akar-akar dan semak
belukar termasuk pohon-pohon yang dapat menghambat pelaksanaan pekerjaan membersihkan
lapangan kerja untuk saluran dan bangunan dari semua tumbuhan dan bambu, termasuk pohon -
pohon/semak - semak. membongkar akar - akar, mengisi lubang - lubangnya dengan tanah lalu
dipadatkan kemudian membuang tumbuhan dan bambu, termasuk pohon- pohon/semak - semak
dari lokasi pekerjaan. Kosrekan dimulai dengan pemotongan rumput rumput/perdu/semak
termasuk pohon dan dilanjutkan dengan mengosrek permukaan tanah yang mengandung akar-
akar rumput/perdu/semakmenggunakan alat Excavator dengan ketebalan kosrekan 20 cm. Hasil
kosrekan Kemudian dibuang ke luar areal kerja atau ketempat yang disetujui oleh pihak
direksi.Apabila pekerjaan kosrekan selesai maka kami selaku penyedia jasa akan Melaporkepada
direksi untuk pemeriksaan.

II. PEKERJAAN COFFERING & DEWATERING

2.1 Coffering & Dewatering

Coffering dan dewatering dilakukan untuk mengeringkan lokasi yang akan dilaksanakan
kegiatan dengan menyiapkan bahan serta menyediakan, memasang dan mengoprasikan segala
jenis pompa serta peralatan lainnya yang dibutuhkan untuk keperluan pengeringan rembesan
pada berbagai bagian pekerjaan sesuai dengan ketentuan konstruks untuk setiap jenis pekerjan.
Cara pelaksanaan :
a. Penyedia jasa menyiapkan dan memasan bahan pembuat tanggul sementara untuk menjaga
rembesan.
b. Penyedia jasa harus memasang dan mengoprasikan segala jenis pompa yang mampu
menghisap air yang menyandung lumpur dan pasir serta peralatan lainnya yang dituhkan
untuk kepeeerluan pengeringan rembesan.
c. Jenis dan ukuran pompa yang digunakan, sesuai dengan keadaan lokas kegiatan.
d. Penyedia jasa perlu mengontrol kondisi lokasi kegiatan atau tempat-tempat lain, untuk
mencegah adanya akumulasi limpasan air.

2.2 Saluran pengelak

- Saluran pengelak di buat dari sisi kanan (arah aliran) yang bertujuan untuk mempermudah
jalur alat berat dan dump truck untuk pekerjaan pengalihan sungai.
- Penggalian pada area hulu penggalian ini dilakukan sebagai awal untuk pembentuk tanggul,
kontraktor melakukan survei sipat datar untuk mengetahui perbedaan tinggi antara dasar
bagian hulu sungai kurang lebih 200 m ke arah hulu.
- Pengurugan Hasil galian di buat sebagai tanggul. Penggalian ini masih menyisakan bukaan
untuk aliran air sungai sampai pembuatan panjang tanggul selesai.
- Pengurungan ini dilakukan sampai pada pertemuan aliran air sungai yang ada dengan tetap
memperhatikan lebar dan tinggi tanggul yang sesuai. Pemadatan pada setiap pekerjaan
pengurugan harus dilaksanakn untuk menjaga kestabilan dan kekuatan tanggul selama
pengalihan air.
- Pemasangan boulder anti gerusan Pada sisi sepanjang tanggul yang dibuat diberi pasangan
boulder seperti rip-rap yang disusun sedemikian rupa sehingga berfungsi menahan gerusan
air terhadap badan tanggul selama pelaksanaan pekerjaan utama berlangsung.
- Pengalihan air setelah proses pembuatan tanggul selesai dilakukan, dan Direksi telah
memeriksa dan menyetejui maka bukaan pada area hulu sungai segera ditutup dan di buat
berbentuk tanggul pula sampai air mengalir ke sepanjang saluran samping kiri tanggul.

III. PEKERJAAN TUBUH EMBUNG / TANGGUL DEKZERK

III.1Galian tanah Mekanis

 Galian tanah mekanis dilakukan pada lokasi yang telah ditentukan pihak Direksi. Dan
terlebih dahulu sudah dibersihkan dari berbagai kotoran yang dapat mengganggu pada saat
pekerjaan konstruksi. Galian tanah harus sesuai dengan gambar rencana baik kedalaman
maupun lebar galian. Galian tanah dilakukan dengan cara mekanik menggunakan alat berat
Excavator dan untuk galian tanah yang tidak digunakan dibuang pada tempat yang ideal
(diluar saluran) agar tidak masuk kembali kedalam galian. Galian tanah untuk konstruksi
dikerjakan pada lokasi yang telah diukur dan yang ditunjukan oleh Direksi , Dimensi
disesuaikan gambar rencana. Untuk melakukan pekerjaan ini kami akan melakukan usaha
yang cukup aman dari longsor dan untuk penggalian pada area pemasangan pondasi jika
berada dalam keadaan dibawah muka air, maka kami tidak akan melakukan penggalian
dengan jumlah yang besar. Setelah selesai pekerjaan maka dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapat persetujuan.
 Untuk Tanah Buangan dari galian akan kami tempatkan pada tempat yang tidak menganggu
jalannya pelaksanaan pekerjaan dan kami akan menempatkan hasil galian ini diluar lokasi
proyek agar tidak mengotori serta tidak merusak pandangan hingga pekerjaan selesai.
 Untuk pekerjaan Galian Tanah diberlakukan Prinsip Pelaksanaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja ( K3) tetap harus diperhatikan dalam melaksanakan Pekerjaan ini dengan
menggunakan alat mekanis Excavator, karena memiliki resiko tertimpah alat berat dan
resiko lainnya. Oleh karena itu operator Alat Excavator, memperhatikan medan kerja agar
tidak terperosok atau buketnya menimpa tenaga kerja.

III.2 Timbunan Tanah dari Hasil galian di Padatkan.

 Untuk pekerjaan timbunan tanah dipadatkan diambil dari luar yang disetujui oleh Direksi.
setelah itu jika dibutuhkan kami akan menyerahkan hasil uji laboratorium untuk tanah
dilokasi yang diusulkan kepada Direksi guna mendapatkan persetujuan paling lambat 30
( tiga puluh ) hari sebelum kegiatan timbunan tanah dari luar dilaksanakan. Kegiatan
timbunan tanah boleh dilakukan hanya bila telah mendapatkan persetujuan Direksi dan
dijamin bahwa tanah bahan timbunan benar-benar bersih dan bebas dari bahan organik.
 Untuk kegiatan pekerjaan timbunan tanah, material timbunan dari luar diangkut dengan
menggunakan Dump Truck. Setelah itu material di pindahkan dari dump truck ke tempat
area lokasi penimbunan untuk pekerjaan tanggul banjir dengan cara mekanik (alat) setelah
mendapatkan persetujuan Direksi.
 Sebelum melakukan pelaksanaan timbunan terlebih dahulu melakukan uji coba pelintasan
untuk mengetahui beberapa banyak lintasan yang akan dipakai sebagai dasar untuk
melaksanakan pekerjaan timbunan. Setelah itu material tanah dari luar dihampar secara
merata, menggunakan cara mekanik (alat) Bulldozer dan kemudian dipadatkan, untuk
mendapatkan kepadatan maksimal sebelum melakukan pengilasan pada timbunan tanah
yang telah dihampar, dilakukan penyiraman terhadap timbunan dengan menggunakan alat
Water Tank setelah dilakukan penyiraman barulah kemudian timbunan tanah dipadatkan
dengan menggunakan Alat Vibrator Roller. Timbunan Tanah dipadatkan secara bertahap,
lapis demi lapis. Untuk kepadatan timbunan ditentukan dari hasil uji laboratorium dengan
melakukan tes sand cone hasil pemadatan yang baik.
 Prinsip Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3) tetap harus diperhatikan dalam
melaksanakan Pekerjaan Timbunan Tanah Borrow Area dengan menggunakan alat mekanis
Excavator pada saat menggali dan mamasukkan Timbunan Tanah ke Dump Track, karena
memiliki resiko terkena buket, tertimpah timbunan dan resiko lainnya. Oleh karena itu
operator Alat Excavator, memperhatikan medan kerja. Untuk keselamatan kerja saat
membawah Timbunan dari luar ke lokasi pekerjaan proyek yang dapat mengakibatkan
terjadinya kecelakaan lalulintas.

IV. PEKERJAAN LANTAI HULU

IV.1 Galian Tanah Mekanis

 Galian tanah mekanis dilakukan pada lokasi yang telah ditentukan pihak Direksi. Dan
terlebih dahulu sudah dibersihkan dari berbagai kotoran yang dapat mengganggu pada saat
pekerjaan konstruksi. Galian tanah harus sesuai dengan gambar rencana baik kedalaman
maupun lebar galian. Galian tanah dilakukan dengan cara mekanik menggunakan alat berat
Excavator dan untuk galian tanah yang tidak digunakan dibuang pada tempat yang ideal
(diluar saluran) agar tidak masuk kembali kedalam galian. Galian tanah untuk konstruksi
dikerjakan pada lokasi yang telah diukur dan yang ditunjukan oleh Direksi , Dimensi
disesuaikan gambar rencana. Untuk melakukan pekerjaan ini kami akan melakukan usaha
yang cukup aman dari longsor dan untuk penggalian pada area pemasangan pondasi jika
berada dalam keadaan dibawah muka air, maka kami tidak akan melakukan penggalian
dengan jumlah yang besar. Setelah selesai pekerjaan maka dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapat persetujuan.
 Untuk Tanah Buangan dari galian akan kami tempatkan pada tempat yang tidak menganggu
jalannya pelaksanaan pekerjaan dan kami akan menempatkan hasil galian ini diluar lokasi
proyek agar tidak mengotori serta tidak merusak pandangan hingga pekerjaan selesai.
 Untuk pekerjaan Galian Tanah diberlakukan Prinsip Pelaksanaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja ( K3) tetap harus diperhatikan dalam melaksanakan Pekerjaan ini dengan
menggunakan alat mekanis Excavator, karena memiliki resiko tertimpah alat berat dan
resiko lainnya. Oleh karena itu operator Alat Excavator, memperhatikan medan kerja agar
tidak terperosok atau buketnya menimpa tenaga kerja.

IV.2 Beton Siklop

Beton siklop adalah beton normal/ beton biasa yang menggunakan ukuran agregat yang relatif
besar. Ukuran agregat kasar dapat encapai 20 cm, namun proporsi agregat yang lebih besar ini
sebaiknya tidak lebih dari 20 % agregat seluruhnya.
Cara pelaksanaan beton siklop yakni:
1. Material halus yang digunakan adalah material dengan ukuran maksimum 5 mm.
2. Agregat kasar yang digunakan untuk beton adalah batu alam.
3. Air yng digunakan adalah air bersih yang bebas dari bau, limbah dan tidak berwarna.
4. Semen yang digunakan adalah semen portland,
5. Beton dan adukan harus dibuat dari semen, pasir, kerikil dan air sebagaimana yang
dientukan.
6. Campuran beton siklop yang digunakan adalah campuran beton 60% (1PB : 2SP : 3Kr)
ditambah 40% batu belah ukuran 15-20 cm.
7. Campuran menggunakan concrate mixer.
8. Pada pengecoran beton harus harus dipadatkan dengan alat pemadat yakni concrete
vibrator ketelitian dalam hal pemadatan perlu diperhatikan.
9. Pengecoran tidak dilakaukan pada saat hujan deras tanpa perlindungan dan apabila suhu
udara di atas 35 derajat tanpa persetujuan direksi.

V. PEKERJAAN MERCU EMBUNG

V.1 Galian Tanah Mekanis

 Galian tanah mekanis dilakukan pada lokasi yang telah ditentukan pihak Direksi. Dan
terlebih dahulu sudah dibersihkan dari berbagai kotoran yang dapat mengganggu pada saat
pekerjaan konstruksi. Galian tanah harus sesuai dengan gambar rencana baik kedalaman
maupun lebar galian. Galian tanah dilakukan dengan cara mekanik menggunakan alat berat
Excavator dan untuk galian tanah yang tidak digunakan dibuang pada tempat yang ideal
(diluar saluran) agar tidak masuk kembali kedalam galian. Galian tanah untuk konstruksi
dikerjakan pada lokasi yang telah diukur dan yang ditunjukan oleh Direksi , Dimensi
disesuaikan gambar rencana. Untuk melakukan pekerjaan ini kami akan melakukan usaha
yang cukup aman dari longsor dan untuk penggalian pada area pemasangan pondasi jika
berada dalam keadaan dibawah muka air, maka kami tidak akan melakukan penggalian
dengan jumlah yang besar. Setelah selesai pekerjaan maka dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapat persetujuan.
 Untuk Tanah Buangan dari galian akan kami tempatkan pada tempat yang tidak menganggu
jalannya pelaksanaan pekerjaan dan kami akan menempatkan hasil galian ini diluar lokasi
proyek agar tidak mengotori serta tidak merusak pandangan hingga pekerjaan selesai.
 Untuk pekerjaan Galian Tanah diberlakukan Prinsip Pelaksanaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja ( K3) tetap harus diperhatikan dalam melaksanakan Pekerjaan ini dengan
menggunakan alat mekanis Excavator, karena memiliki resiko tertimpah alat berat dan
resiko lainnya. Oleh karena itu operator Alat Excavator, memperhatikan medan kerja agar
tidak terperosok atau buketnya menimpa tenaga kerja.

V.2 Beton Siklop

Beton siklop adalah beton normal/ beton biasa yang menggunakan ukuran agregat yang relatif
besar. Ukuran agregat kasar dapat encapai 20 cm, namun proporsi agregat yang lebih besar ini
sebaiknya tidak lebih dari 20 % agregat seluruhnya.
Cara pelaksanaan beton siklop yakni:
1. Material halus yang digunakan adalah material dengan ukuran maksimum 5 mm.
2. Agregat kasar yang digunakan untuk beton adalah batu alam.
3. Air yng digunakan adalah air bersih yang bebas dari bau, limbah dan tidak berwarna.
4. Semen yang digunakan adalah semen portland,
5. Beton dan adukan harus dibuat dari semen, pasir, kerikil dan air sebagaimana yang
dientukan.
6. Campuran beton siklop yang digunakan adalah campuran beton 60% (1PB : 2SP : 3Kr)
ditambah 40% batu belah ukuran 15-20 cm.
7. Campuran menggunakan concrate mixer.
8. Pada pengecoran beton harus harus dipadatkan dengan alat pemadat yakni concrete
vibrator ketelitian dalam hal pemadatan perlu diperhatikan.
9. Pengecoran tidak dilakaukan pada saat hujan deras tanpa perlindungan dan apabila suhu
udara di atas 35 derajat tanpa persetujuan direksi.

5.3 Bekisting

Pekerjaan ini harus mencakup Memasang dan membongkar bekesting sesuai dengan gambar
rencana dan petunjuk Direksi. Apabila disetujui oleh direksi pekerjaan maka acuan dari tanah
akan dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping pada dasarnya harus dipangkas secara manual
sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum
pengecoran beton.Bekiting dibentuk dari rangkaian kayu, besi atau sejenisnya yang dapat
membatasi dan membentuk beton sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar. Bekisting
dibuat sedemikian rupa sehingga membentuk rangkaian acuan yang kuat dan kokoh serta tidak
mudah berubah bentuk selama pelaksanaan pengecoran. Bagian permukaan bekisting dilapisi
dengan multipleks atau bahan lain, sehingga dapat menghasilkan permukaan beton yang rata.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, permukaan bekisting terlebih dahulu diolesi dengan minyak
bekisting, sehingga mudah dilepas pada saat pembongkaran. Bekisting dapat dibongkar apabila
beton telah cukup kuat menahan beban berat sendiri atau beban kerja sementara yang akan
dibebankan kepadanya. Setelah itu dilakukan pembongkaran., pada proses pembongkaran
Bekisting dilakukan disaat Pengecoran telah selesai dan sudah kering. Pembongkaran bekisting
kami lakukan dengan hati-hati agar supaya jangan sampai merusak struktur beton.Hasil
bongkaran bekisting sebaiknya dikumpul atau ditempatkan pada tempat yang aman agar tidak
menggangu kegiatan pekerjaan yang lain. Untuk Perakitan Bekesting diberlakukan Prinsip
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3) dan tetap harus diperhatikan dalam
melaksanakan Pekerjaan ini utamanya pada keselamatan pekerja, karena memiliki resiko tangan
terluka, teriris, lecet menghirip debu semen dan resiko lainnya. Oleh karena itu pekerja harus
tetap, memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan kerja.

VI. PEKERJAAN LANTAI HILIR


VI.1 Galian tanah Mekanis

 Galian tanah mekanis dilakukan pada lokasi yang telah ditentukan pihak Direksi. Dan
terlebih dahulu sudah dibersihkan dari berbagai kotoran yang dapat mengganggu pada saat
pekerjaan konstruksi. Galian tanah harus sesuai dengan gambar rencana baik kedalaman
maupun lebar galian. Galian tanah dilakukan dengan cara mekanik menggunakan alat berat
Excavator dan untuk galian tanah yang tidak digunakan dibuang pada tempat yang ideal
(diluar saluran) agar tidak masuk kembali kedalam galian. Galian tanah untuk konstruksi
dikerjakan pada lokasi yang telah diukur dan yang ditunjukan oleh Direksi , Dimensi
disesuaikan gambar rencana. Untuk melakukan pekerjaan ini kami akan melakukan usaha
yang cukup aman dari longsor dan untuk penggalian pada area pemasangan pondasi jika
berada dalam keadaan dibawah muka air, maka kami tidak akan melakukan penggalian
dengan jumlah yang besar. Setelah selesai pekerjaan maka dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapat persetujuan.
 Untuk Tanah Buangan dari galian akan kami tempatkan pada tempat yang tidak menganggu
jalannya pelaksanaan pekerjaan dan kami akan menempatkan hasil galian ini diluar lokasi
proyek agar tidak mengotori serta tidak merusak pandangan hingga pekerjaan selesai.
 Untuk pekerjaan Galian Tanah diberlakukan Prinsip Pelaksanaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja ( K3) tetap harus diperhatikan dalam melaksanakan Pekerjaan ini dengan
menggunakan alat mekanis Excavator, karena memiliki resiko tertimpah alat berat dan
resiko lainnya. Oleh karena itu operator Alat Excavator, memperhatikan medan kerja agar
tidak terperosok atau buketnya menimpa tenaga kerja.

VI.2 Timbunan Tanah dari Hasil galian di Padatkan.

 Untuk pekerjaan timbunan tanah dipadatkan diambil dari luar yang disetujui oleh Direksi.
setelah itu jika dibutuhkan kami akan menyerahkan hasil uji laboratorium untuk tanah
dilokasi yang diusulkan kepada Direksi guna mendapatkan persetujuan paling lambat 30
( tiga puluh ) hari sebelum kegiatan timbunan tanah dari luar dilaksanakan. Kegiatan
timbunan tanah boleh dilakukan hanya bila telah mendapatkan persetujuan Direksi dan
dijamin bahwa tanah bahan timbunan benar-benar bersih dan bebas dari bahan organik.
 Untuk kegiatan pekerjaan timbunan tanah, material timbunan dari luar diangkut dengan
menggunakan Dump Truck. Setelah itu material di pindahkan dari dump truck ke tempat
area lokasi penimbunan untuk pekerjaan tanggul banjir dengan cara mekanik (alat) setelah
mendapatkan persetujuan Direksi.
 Sebelum melakukan pelaksanaan timbunan terlebih dahulu melakukan uji coba pelintasan
untuk mengetahui beberapa banyak lintasan yang akan dipakai sebagai dasar untuk
melaksanakan pekerjaan timbunan. Setelah itu material tanah dari luar dihampar secara
merata, menggunakan cara mekanik (alat) Bulldozer dan kemudian dipadatkan, untuk
mendapatkan kepadatan maksimal sebelum melakukan pengilasan pada timbunan tanah
yang telah dihampar, dilakukan penyiraman terhadap timbunan dengan menggunakan alat
Water Tank setelah dilakukan penyiraman barulah kemudian timbunan tanah dipadatkan
dengan menggunakan Alat Vibrator Roller. Timbunan Tanah dipadatkan secara bertahap,
lapis demi lapis. Untuk kepadatan timbunan ditentukan dari hasil uji laboratorium dengan
melakukan tes sand cone hasil pemadatan yang baik.
 Prinsip Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3) tetap harus diperhatikan dalam
melaksanakan Pekerjaan Timbunan Tanah Borrow Area dengan menggunakan alat mekanis
Excavator pada saat menggali dan mamasukkan Timbunan Tanah ke Dump Track, karena
memiliki resiko terkena buket, tertimpah timbunan dan resiko lainnya. Oleh karena itu
operator Alat Excavator, memperhatikan medan kerja. Untuk keselamatan kerja saat
membawah Timbunan dari luar ke lokasi pekerjaan proyek yang dapat mengakibatkan
terjadinya kecelakaan lalu lintas.

VI.3 Beton Siklop

Beton siklop adalah beton normal/ beton biasa yang menggunakan ukuran agregat yang relatif
besar. Ukuran agregat kasar dapat encapai 20 cm, namun proporsi agregat yang lebih besar ini
sebaiknya tidak lebih dari 20 % agregat seluruhnya.
Cara pelaksanaan beton siklop yakni:
1. Material halus yang digunakan adalah material dengan ukuran maksimum 5 mm.
2. Agregat kasar yang digunakan untuk beton adalah batu alam.
3. Air yng digunakan adalah air bersih yang bebas dari bau, limbah dan tidak berwarna.
4. Semen yang digunakan adalah semen portland,
5. Beton dan adukan harus dibuat dari semen, pasir, kerikil dan air sebagaimana yang
dientukan.
6. Campuran beton siklop yang digunakan adalah campuran beton 60% (1PB : 2SP : 3Kr)
ditambah 40% batu belah ukuran 15-20 cm.
7. Campuran menggunakan concrate mixer.
8. Pada pengecoran beton harus harus dipadatkan dengan alat pemadat yakni concrete vibrator
ketelitian dalam hal pemadatan perlu diperhatikan.
9. Pengecoran tidak dilakaukan pada saat hujan deras tanpa perlindungan dan apabila suhu
udara di atas 35 derajat tanpa persetujuan direksi.

VI.4 Pasangan Batu kali (1pc : 4p)

Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pasangan batu adalah semua pekerjaan konstruksi yang
menggunakan material utama batu kali atau batu gunung antara lain pekerjaan saluran atau
bangunan lainnya. Ukuran, ketinggian, ketebalan (dimensi) pekerjan pemasangan batu ini
ditentukan dalam gambar rencana. Jika tidak ditentukan ukurannya dalam gambar rencana batu.
Pasangan batu terdiri dari batu sungai atau gunung dan setiap batu harus mempunyai berat antara
6kg sampai 25 kg, akan tetapi batu yang lebih kecil dapat dipakai atas persetujuan Direksi.
Ukuran maksimum harus memperhatikan tebal dinding, tetapi harus memperhatikan batasan
berat seperti tercantum diatas.Material, Batu harus bersih, keras, padat, tahan lama, Semen
Portland (PC) Semen yang digunakan mengikuti ketentuan - ketentuan dari PBI 1972 - NI.2.
Pasir, yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, kadar lumpur yang terkandung
dalam pasir tidak boleh lebih dari 5 %. Air yang digunakan untuk campuran pekerjaan pasangan
batu tidak boleh mengandung minyak, alkali, garam - garam, bahan - bahan organis untuk itu
sebaiknya dipakai air bersih. Adukan Semen, Adukan haruslah merupakan semen mortar yang
memenuhi persyaratan dari adukan semen. Adukan semen diklarifikasikan menurut
perbandingan campuran antara semen dan pasir. Perbandingan campuran ini adalah
perbandingan volume dan harus mengikuti sesuai dengan yang ditentukan. Untuk pasangan
batu , perbandingan campuran antara semen dan pasir satu berbanding empat ( 1 : 4 ).
Pencampuran adukan dilakukan dengan mesin pengaduk ( Molen ). Untuk pekerjaan Pasangan
Batu diberlakukan Prinsip Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3) dan tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan Pekerjaan ini utamanya pada keselamatan pekerja, karena
memiliki resiko tangan terluka, terkena debu semen dan resiko lainnya. Oleh karena itu pekerja
harus tetap, memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan kerja.

VI.5 Pasangan batu pelindung (Riprap)

Pekerjaan ini mencangkup batu pelindung untuk pengaman yakni berupa batu kali atau batu
gunung. Bahn yangg digunakan untuk pembuatan batu pelindung adalah batu kali atau batu
gunung, batu yang digunakan adalah batu yang tidak mudah rapuh (keras, kuat, dan padat),
ukuran batu minimum 50 kg -100 kg. Cara pelaksaan yaitu, pemasangan batu pelindung disusun
di depan lantai olakan, dengan menggunakan alat excavator kapasitas 0.93 m3 dan disesuaikan
dengan bentuk dan ukuran batu yang akan di pasang dan harus sesuai dengan gambar konstruksi
dan persetujuan direksi.

VI.6 Plesteran (1PC : 3 P)

Pekerjaan ini mencakup finishing/topi pasangan batu kali, plesteran, atau sesuai dengan gambar
rencana dan petunjuk Direksi.Material, Semen Portland (PC) Semen untuk pekerjaan plesteran
sama dengan yang digunakan untuk pekerjaan beton. Pasir, yang digunakan harus pasir yang
berbutir tajam dan keras, kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5 %
atau sama dengan pekerjaan pasangan batu kali. Air, yang digunakan untuk plesteran sama
dengan yang digunakan untuk pekerjaan pasangan batu kali. Adukan Semen Untuk pekerjaan
plesteran ini digunakan campuran 1 bagian semen (PC) : 3 bagian pasir. Untuk semua bagian
yang akan diplester harus bersih dari kotoran dan disiram dengan air. Tebal plesteran 1 cm.
Selama proses pengeringan plesteran harus disiram air agar tidak terjadi retak akibat proses
pengeringan yang terlalu cepat. Penyampuran adukan dilakukan dengan tenaga manusia atau
dengan cara lain. sesuai dengan petunjuk Direksi,jika melakukan metode campuran dengan
tangan maka akan mengerjakannya saat memperoleh izin Direksi. Untuk pekerjaan Plesteran
diberlakukan Prinsip Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3) dan tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan Pekerjaan ini utamanya pada keselamatan pekerja, karena
memiliki resiko tangan terluka, terkena debu semen dan resiko lainnya. Oleh karena itu pekerja
harus tetap, memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan kerja.

VI.7 Exvaniom Joint

Exvaniom joint merupakan salah satu jenis sambungna salah satu jenis sambunngan yang sering
digunakan untuk menyambunng beton jembatan.

 Bahan yang digunakan :


1. Rubber waterstop lebar 380-400 mm, tebal 180 mm
2. Bitumen 450 mm, tebal 180 mm
3. Seng plat BJLS 020 (lebar 300 mm, tebal 100 mm)
4. Kawat Beton

 Cara Pelaksanaan
1. Seng plat dipasang secara melintang sepanjang bentangan/ tubuh mercu, bersamaan dengan
pemasangan bekisting sebelum pengecoran beton siklop dimulai.
2. Waterstop dan bitumen dipasang setelah pengecoran beton siklop yang dipasang vertical
sepanjang bentangan / tubuh mercu.
3. Waterstop dan bitumen diikat dengan kuat menggunakan kawat beton sehingga saat
pengecoran tidak terjadi pergeseran.
4. Setelah itu dilakukan pengecoran beton siklop selanjutnya.
5. Dan disesuaikan dengan gambar kerja atau petunjuk direksi.
VII. PEKERJAAN PONDASI DINDING

VII.1 Galian Tanah mekanis

 Galian tanah mekanis dilakukan pada lokasi yang telah ditentukan pihak Direksi. Dan
terlebih dahulu sudah dibersihkan dari berbagai kotoran yang dapat mengganggu pada saat
pekerjaan konstruksi. Galian tanah harus sesuai dengan gambar rencana baik kedalaman
maupun lebar galian. Galian tanah dilakukan dengan cara mekanik menggunakan alat berat
Excavator dan untuk galian tanah yang tidak digunakan dibuang pada tempat yang ideal
(diluar saluran) agar tidak masuk kembali kedalam galian. Galian tanah untuk konstruksi
dikerjakan pada lokasi yang telah diukur dan yang ditunjukan oleh Direksi , Dimensi
disesuaikan gambar rencana. Untuk melakukan pekerjaan ini kami akan melakukan usaha
yang cukup aman dari longsor dan untuk penggalian pada area pemasangan pondasi jika
berada dalam keadaan dibawah muka air, maka kami tidak akan melakukan penggalian
dengan jumlah yang besar. Setelah selesai pekerjaan maka dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapat persetujuan.
 Untuk Tanah Buangan dari galian akan kami tempatkan pada tempat yang tidak menganggu
jalannya pelaksanaan pekerjaan dan kami akan menempatkan hasil galian ini diluar lokasi
proyek agar tidak mengotori serta tidak merusak pandangan hingga pekerjaan selesai.
 Untuk pekerjaan Galian Tanah diberlakukan Prinsip Pelaksanaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja ( K3) tetap harus diperhatikan dalam melaksanakan Pekerjaan ini dengan
menggunakan alat mekanis Excavator, karena memiliki resiko tertimpah alat berat dan
resiko lainnya. Oleh karena itu operator Alat Excavator, memperhatikan medan kerja agar
tidak terperosok atau buketnya menimpa tenaga kerja.

VII.2 Timbunan Tanah dari hasil galian di padatkan

 Untuk pekerjaan timbunan tanah dipadatkan diambil dari luar yang disetujui oleh Direksi.
setelah itu jika dibutuhkan kami akan menyerahkan hasil uji laboratorium untuk tanah
dilokasi yang diusulkan kepada Direksi guna mendapatkan persetujuan paling lambat 30
( tiga puluh ) hari sebelum kegiatan timbunan tanah dari luar dilaksanakan. Kegiatan
timbunan tanah boleh dilakukan hanya bila telah mendapatkan persetujuan Direksi dan
dijamin bahwa tanah bahan timbunan benar-benar bersih dan bebas dari bahan organik.
 Untuk kegiatan pekerjaan timbunan tanah, material timbunan dari luar diangkut dengan
menggunakan Dump Truck. Setelah itu material di pindahkan dari dump truck ke tempat
area lokasi penimbunan untuk pekerjaan tanggul banjir dengan cara mekanik (alat) setelah
mendapatkan persetujuan Direksi.
 Sebelum melakukan pelaksanaan timbunan terlebih dahulu melakukan uji coba pelintasan
untuk mengetahui beberapa banyak lintasan yang akan dipakai sebagai dasar untuk
melaksanakan pekerjaan timbunan. Setelah itu material tanah dari luar dihampar secara
merata, menggunakan cara mekanik (alat) Bulldozer dan kemudian dipadatkan, untuk
mendapatkan kepadatan maksimal sebelum melakukan pengilasan pada timbunan tanah
yang telah dihampar, dilakukan penyiraman terhadap timbunan dengan menggunakan alat
Water Tank setelah dilakukan penyiraman barulah kemudian timbunan tanah dipadatkan
dengan menggunakan Alat Vibrator Roller. Timbunan Tanah dipadatkan secara bertahap,
lapis demi lapis. Untuk kepadatan timbunan ditentukan dari hasil uji laboratorium dengan
melakukan tes sand cone hasil pemadatan yang baik.
 Prinsip Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3) tetap harus diperhatikan dalam
melaksanakan Pekerjaan Timbunan Tanah Borrow Area dengan menggunakan alat mekanis
Excavator pada saat menggali dan mamasukkan Timbunan Tanah ke Dump Track, karena
memiliki resiko terkena buket, tertimpah timbunan dan resiko lainnya. Oleh karena itu
operator Alat Excavator, memperhatikan medan kerja. Untuk keselamatan kerja saat
membawah Timbunan dari luar ke lokasi pekerjaan proyek yang dapat mengakibatkan
terjadinya kecelakaan lalu lintas.

VII.3 Beton K 225


Untuk pekerjaan beton ini ialah semua pekerjaan yang terbuat dari konstruksi beton mencakup
persiapan sampai penyelesaian, dimana ukuran-ukuran dimensi dan volume dicantumkan pada
gambar rencana atau menurut petunjuk direksi.Semua mutu beton harus disesuaikan dengan
persyaratan SNI "Peraturan Beton Bertulang Indonesia" PBI 1971 N.I.-2. Kelas dari beton yan
akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan haruslah seperti yang ditentukan
dalam gambar atau oleh direksi.

Sebelum memulai pekerjaan terlebih dahulu memasang bouwplank yang terbuat dari kayu
dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran yang ada digambar kerja atas persetujuan Direksi.
Setelah memasang bouwplank selesai kemudian menyiapkan material yang akan digunakan
berupa pasir pasangan, batu pecah/kerikil, semen dan air dan ditempatkan pada tempat yang
mudah dijangkau, serta menjaga stok material tidak habis sehingga pekerjaan dapat berjalan
terus. Cara pemasangannnya kuat, tidak bergeser saat pengecoran, serta lokasi yang akan dicor
harus bebas dari kotoran akibat pembuatan bekisting. Pekerjaan ini harus mendapat persetujuan
dari Direksi.Pemakaian besi hanya pada bangunan konstruksi atau bangunan
pelengkap/bangunan tebing sungai, jenis serta kualitasnya harus mengacu pada spesifikasi yang
ditentukan. Besi yang digunakan harus bebas dari bahan yang mengandung minyak, tidak
berkarat, dan bahan lain yang dapat membahayakan beton. Besi dibuat sesuai dengan gambar
rencana dan atas persetujuan direksi. Melakukan pengujian material dan mix desain setiap mutu
beton 1 : 2 : 3 dari material yang akan digunakan untuk mendapatkan perbandingan komposisi
material sebelum pekerjaan pengecoran. Pembetonan diperuntukan pada pekerjaan konstruksi
beton bertulang dengan campuran 1 :2 :3 K-225 yang sesuai dengan standar PBI 1971, Material
yang dipakai harus mengikuti spesifikasi yang ada, pengadukan beton memakai concrete mixer
truck dan akhir beton diperhalus serta dibersihkan.
Untuk pekerjaan Pembuatan Beton diberlakukan Prinsip Pelaksanaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja ( K3) dan tetap harus diperhatikan dalam melaksanakan Pekerjaan ini
utamanya pada keselamatan pekerja, karena memiliki resiko terjatuh, terhirup debu semen dan
tangan lecet atau luka akibat penggunaan alat manual dan resiko lainnya. Oleh karena itu
pekerja harus tetap,/ memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan kerja.

VII.4 Pembesian

Mutu besi beton yang digunakan harus sesuai dengan persyaratan yang disebutkan dalam kontrak
atau gambar. Besi beton harus bersih dari lapisan minyak, lemak, bebas dari cacat seperti retak,
serpihan dan sebagainya.Harus berpenampang bulat dan memenuhi syarat yang tercantum PBI
1971. Pemotongan dan pembengkokan bentuknya sesuai dengan gambar kerja, besi tidak boleh
ada karat atau kotoran lainnya yang melekat pada besi, sehingga dapat
mengakibatkanmenurunnya mutu beton. Penempatan dan pemasangan besi beton serta cara
mengikatnya harus sesuai dengan spesifikasi teknik dan gambar kerja, sehingga kedudukan besi
beton tidak mengalami perubahan selama proses pengecoran. Besi beton yang dipasang lebih
dari satu lapis harus diberi antara dengan potongan besi minimal sama dengan diameter besi
beton tersebut. Sebelum pengecoran dimulai, beton decking (selimut beton) harus dipasang,
sedangkan ukurannya sesuai dengan spesifikasi, pada saat pengecoran, besi beton tidak boleh
diinjak oleh pekerja, karena dapat mengakibatkan perubahan bentuk (ikatan menjadi longgar,
dan lain lain). Besi yang dipakai dalam pekerjaan tulangan yaitu besi yang mempunyai standar
dan besaran yang tertera dalam kontrak dan gambar kerja dan sudah disetujui oleh pihak pemilik
proyek.Bentuk dan ukuran pemasangan besi berdasar dengan ketentuan besaran tulangan
Trushblok yang akan dibuat.Besi di Atur sedemikian rupa sehingga tempat dimana besi di
tempatkan bisa untuk kegiatan pabrikasi. Pastikan bahwa besi yang belum di gunakan tertutup
dengan terpal atau apaun sehingga besi tidak cepat karatan.Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat
serta bahan bahan yang mengurangi daya rekat ,Jumlah penampang besi beton harus sama seperti
tercantum dalam gambar perhitungan.

VII.5 Bekisting

Pekerjaan ini harus mencakup Memasang dan membongkar bekesting sesuai dengan gambar
rencana dan petunjuk Direksi. Apabila disetujui oleh direksi pekerjaan maka acuan dari tanah
akan dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping pada dasarnya harus dipangkas secara manual
sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum
pengecoran beton.Bekiting dibentuk dari rangkaian kayu, besi atau sejenisnya yang dapat
membatasi dan membentuk beton sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar. Bekisting
dibuat sedemikian rupa sehingga membentuk rangkaian acuan yang kuat dan kokoh serta tidak
mudah berubah bentuk selama pelaksanaan pengecoran. Bagian permukaan bekisting dilapisi
dengan multipleks atau bahan lain, sehingga dapat menghasilkan permukaan beton yang rata.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, permukaan bekisting terlebih dahulu diolesi dengan minyak
bekisting, sehingga mudah dilepas pada saat pembongkaran. Bekisting dapat dibongkar apabila
beton telah cukup kuat menahan beban berat sendiri atau beban kerja sementara yang akan
dibebankan kepadanya. Setelah itu dilakukan pembongkaran., pada proses pembongkaran
Bekisting dilakukan disaat Pengecoran telah selesai dan sudah kering. Pembongkaran bekisting
kami lakukan dengan hati-hati agar supaya jangan sampai merusak struktur beton.Hasil
bongkaran bekisting sebaiknya dikumpul atau ditempatkan pada tempat yang aman agar tidak
menggangu kegiatan pekerjaan yang lain. Untuk Perakitan Bekesting diberlakukan Prinsip
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3) dan tetap harus diperhatikan dalam
melaksanakan Pekerjaan ini utamanya pada keselamatan pekerja, karena memiliki resiko tangan
terluka, teriris, lecet menghirip debu semen dan resiko lainnya. Oleh karena itu pekerja harus
tetap, memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan kerja.

VIII. PEKERJAAN SELIMUT BETON

VIII.1 Beton K 225

Untuk pekerjaan beton ini ialah semua pekerjaan yang terbuat dari konstruksi beton mencakup
persiapan sampai penyelesaian, dimana ukuran-ukuran dimensi dan volume dicantumkan pada
gambar rencana atau menurut petunjuk direksi.Semua mutu beton harus disesuaikan dengan
persyaratan SNI "Peraturan Beton Bertulang Indonesia" PBI 1971 N.I.-2. Kelas dari beton yan
akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan haruslah seperti yang ditentukan
dalam gambar atau oleh direksi.

Sebelum memulai pekerjaan terlebih dahulu memasang bouwplank yang terbuat dari kayu
dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran yang ada digambar kerja atas persetujuan Direksi.
Setelah memasang bouwplank selesai kemudian menyiapkan material yang akan digunakan
berupa pasir pasangan, batu pecah/kerikil, semen dan air dan ditempatkan pada tempat yang
mudah dijangkau, serta menjaga stok material tidak habis sehingga pekerjaan dapat berjalan
terus. Cara pemasangannnya kuat, tidak bergeser saat pengecoran, serta lokasi yang akan dicor
harus bebas dari kotoran akibat pembuatan bekisting. Pekerjaan ini harus mendapat persetujuan
dari Direksi.Pemakaian besi hanya pada bangunan konstruksi atau bangunan
pelengkap/bangunan tebing sungai, jenis serta kualitasnya harus mengacu pada spesifikasi yang
ditentukan. Besi yang digunakan harus bebas dari bahan yang mengandung minyak, tidak
berkarat, dan bahan lain yang dapat membahayakan beton. Besi dibuat sesuai dengan gambar
rencana dan atas persetujuan direksi. Melakukan pengujian material dan mix desain setiap mutu
beton 1 : 2 : 3 dari material yang akan digunakan untuk mendapatkan perbandingan komposisi
material sebelum pekerjaan pengecoran. Pembetonan diperuntukan pada pekerjaan konstruksi
beton bertulang dengan campuran 1 :2 :3 K-225 yang sesuai dengan standar PBI 1971, Material
yang dipakai harus mengikuti spesifikasi yang ada, pengadukan beton memakai concrete mixer
truck dan akhir beton diperhalus serta dibersihkan.
Untuk pekerjaan Pembuatan Beton diberlakukan Prinsip Pelaksanaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja ( K3) dan tetap harus diperhatikan dalam melaksanakan Pekerjaan ini
utamanya pada keselamatan pekerja, karena memiliki resiko terjatuh, terhirup cebuh semen dan
tangan lecet atau luka akibat penggunaan alat manual dan resiko lainnya. Oleh karena itu
pekerja harus tetap,/ memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan kerja.

VIII.2 Pembesian

Mutu besi beton yang digunakan harus sesuai dengan persyaratan yang disebutkan dalam kontrak
atau gambar. Besi beton harus bersih dari lapisan minyak, lemak, bebas dari cacat seperti retak,
serpihan dan sebagainya.Harus berpenampang bulat dan memenuhi syarat yang tercantum PBI
1971. Pemotongan dan pembengkokan bentuknya sesuai dengan gambar kerja, besi tidak boleh
ada karat atau kotoran lainnya yang melekat pada besi, sehingga dapat
mengakibatkanmenurunnya mutu beton. Penempatan dan pemasangan besi beton serta cara
mengikatnya harus sesuai dengan spesifikasi teknik dan gambar kerja, sehingga kedudukan besi
beton tidak mengalami perubahan selama proses pengecoran. Besi beton yang dipasang lebih
dari satu lapis harus diberi antara dengan potongan besi minimal sama dengan diameter besi
beton tersebut. Sebelum pengecoran dimulai, beton decking (selimut beton) harus dipasang,
sedangkan ukurannya sesuai dengan spesifikasi, pada saat pengecoran, besi beton tidak boleh
diinjak oleh pekerja, karena dapat mengakibatkan perubahan bentuk (ikatan menjadi longgar,
dan lain lain). Besi yang dipakai dalam pekerjaan tulangan yaitu besi yang mempunyai standar
dan besaran yang tertera dalam kontrak dan gambar kerja dan sudah disetujui oleh pihak pemilik
proyek.Bentuk dan ukuran pemasangan besi berdasar dengan ketentuan besaran tulangan
Trushblok yang akan dibuat.Besi di Atur sedemikian rupa sehingga tempat dimana besi di
tempatkan bisa untuk kegiatan pabrikasi. Pastikan bahwa besi yang belum di gunakan tertutup
dengan terpal atau apaun sehingga besi tidak cepat karatan.Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat
serta bahan bahan yang mengurangi daya rekat ,Jumlah penampang besi beton harus sama seperti
tercantum dalam gambar perhitungan.

VIII.3 Bekisting

Pekerjaan ini harus mencakup Memasang dan membongkar bekesting sesuai dengan gambar
rencana dan petunjuk Direksi. Apabila disetujui oleh direksi pekerjaan maka acuan dari tanah
akan dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping pada dasarnya harus dipangkas secara manual
sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum
pengecoran beton.Bekiting dibentuk dari rangkaian kayu, besi atau sejenisnya yang dapat
membatasi dan membentuk beton sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar. Bekisting
dibuat sedemikian rupa sehingga membentuk rangkaian acuan yang kuat dan kokoh serta tidak
mudah berubah bentuk selama pelaksanaan pengecoran. Bagian permukaan bekisting dilapisi
dengan multipleks atau bahan lain, sehingga dapat menghasilkan permukaan beton yang rata.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, permukaan bekisting terlebih dahulu diolesi dengan minyak
bekisting, sehingga mudah dilepas pada saat pembongkaran. Bekisting dapat dibongkar apabila
beton telah cukup kuat menahan beban berat sendiri atau beban kerja sementara yang akan
dibebankan kepadanya. Setelah itu dilakukan pembongkaran., pada proses pembongkaran
Bekisting dilakukan disaat Pengecoran telah selesai dan sudah kering. Pembongkaran bekisting
kami lakukan dengan hati-hati agar supaya jangan sampai merusak struktur beton.Hasil
bongkaran bekisting sebaiknya dikumpul atau ditempatkan pada tempat yang aman agar tidak
menggangu kegiatan pekerjaan yang lain. Untuk Perakitan Bekesting diberlakukan Prinsip
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3) dan tetap harus diperhatikan dalam
melaksanakan Pekerjaan ini utamanya pada keselamatan pekerja, karena memiliki resiko tangan
terluka, teriris, lecet menghirip debu semen dan resiko lainnya. Oleh karena itu pekerja harus
tetap, memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan kerja.

IX. PEKERJAAN PONDASI SUMURAN

IX.1 Galian Tanah Mekanis

 Galian tanah mekanis dilakukan pada lokasi yang telah ditentukan pihak Direksi. Dan
terlebih dahulu sudah dibersihkan dari berbagai kotoran yang dapat mengganggu pada saat
pekerjaan konstruksi. Galian tanah harus sesuai dengan gambar rencana baik kedalaman
maupun lebar galian. Galian tanah dilakukan dengan cara mekanik menggunakan alat berat
Excavator dan untuk galian tanah yang tidak digunakan dibuang pada tempat yang ideal
(diluar saluran) agar tidak masuk kembali kedalam galian. Galian tanah untuk konstruksi
dikerjakan pada lokasi yang telah diukur dan yang ditunjukan oleh Direksi , Dimensi
disesuaikan gambar rencana. Untuk melakukan pekerjaan ini kami akan melakukan usaha
yang cukup aman dari longsor dan untuk penggalian pada area pemasangan pondasi jika
berada dalam keadaan dibawah muka air, maka kami tidak akan melakukan penggalian
dengan jumlah yang besar. Setelah selesai pekerjaan maka dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapat persetujuan.
 Untuk Tanah Buangan dari galian akan kami tempatkan pada tempat yang tidak menganggu
jalannya pelaksanaan pekerjaan dan kami akan menempatkan hasil galian ini diluar lokasi
proyek agar tidak mengotori serta tidak merusak pandangan hingga pekerjaan selesai.
 Untuk pekerjaan Galian Tanah diberlakukan Prinsip Pelaksanaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja ( K3) tetap harus diperhatikan dalam melaksanakan Pekerjaan ini dengan
menggunakan alat mekanis Excavator, karena memiliki resiko tertimpah alat berat dan
resiko lainnya. Oleh karena itu operator Alat Excavator, memperhatikan medan kerja agar
tidak terperosok atau buketnya menimpa tenaga kerja.

IX.2 Beton Siklop

Beton siklop adalah beton normal/ beton biasa yang menggunakan ukuran agregat yang relatif
besar. Ukuran agregat kasar dapat encapai 20 cm, namun proporsi agregat yang lebih besar ini
sebaiknya tidak lebih dari 20 % agregat seluruhnya.
Cara pelaksanaan beton siklop yakni:
1. Material halus yang digunakan adalah material dengan ukuran maksimum 5 mm.
2. Agregat kasar yang digunakan untuk beton adalah batu alam.
3. Air yng digunakan adalah air bersih yang bebas dari bau, limbah dan tidak berwarna.
4. Semen yang digunakan adalah semen portland,
5. Beton dan adukan harus dibuat dari semen, pasir, kerikil dan air sebagaimana yang
dientukan.
6. Campuran beton siklop yang digunakan adalah campuran beton 60% (1PB : 2SP : 3Kr)
ditambah 40% batu belah ukuran 15-20 cm.
7. Campuran menggunakan concrate mixer.
8. Pada pengecoran beton harus harus dipadatkan dengan alat pemadat yakni concrete
vibrator ketelitian dalam hal pemadatan perlu diperhatikan.
9. Pengecoran tidak dilakaukan pada saat hujan deras tanpa perlindungan dan apabila suhu
udara di atas 35 derajat tanpa persetujuan direksi.

9.3 Besi Angker ⊘ 16 - 300 mm

Besi angker yang digunakan harus menggunakan besi ⊘16 dengan panjang 300 cm, dimana dari
ukuran tersebut tiap ujung angker di bengkokkan, ukuran angker tertera pada gambar
pelaksanaan dengan berat jenis tidak kurang dari yang ditentukan. Angker ditempatkan pada saat
pengecoran buis beton menggunakan empat buah angker, penyedia jasa harus menggunakan
peralatannya yang memulai untuk pekerjaan ini terutama ketepatan titik penempatan dengan
produktivitas yang mencukupi, menempatan angker dapat dilihat pada gambar konstruksi.

9.4 Pengecoran Buis beton k225 d=100 cm

Pengecoran buis beton dilakukan dengan menggunakan besi diameter 16 dengan panjang 100
cm, Pondasi dengan susunan buis beton Empat susun dan di belakangnya buis beton dua susun
sesuai gambar rencana.

9.5 Pemasangan buis beton

Pemasangan buis beton harus sesuai yang ditunjukkan dalam gambar rencana, dengan susunan
buis beton pemasangan dan penyusunan buis beton harus menggunakan excavator long arm
kapasitas 0.93 m3. Penyusunan buis beton harus harus bertahap, dan buis beton tidak boleh
pecah atau retak.

9.6 Pembesian buis beton

- Membuat cetakan beton yang di sesuaikan dengan bentuk dan ukuran pada gambar diberi
ikatan sebaik mungkin sehingga dapat mencegah kebocoran dan bentuknya tetap.
- Menyiapkan perancah, acuan dan pekerjaan persiapan lainnya sampai sempurna.
- Tulangan-tulangan beton yang telah di susun dan diikat diberi beton decking agar tidak
bergeser dan terlalu dekat dengan permukaan luar beton.
- Pengadukan, pengangkutan dan pengecoran beton dilakukan pada saat cuaca baik. Apabila
terjadi gangguan cuaca, maka baik alat maupun material pengecoran dilindungi agar nilai
aiir semen tidak berubah.
- Pengadukan dengan beton molen tidak boleh kurang dari 1,5 menit dihitung sejak
tercampurnya semua bahan beton termasuk air dan campuran tidak boleh lebih lama dari
30 menit didalam mixer.

9.7 Bekesting buis beton


- Membuat cetakan beton yang di sesuaikan dengan bentuk dan ukuran pada gambar diberi
ikatan sebaik mungkin sehingga dapat mencegah kebocoran dan bentuknya tetap.
- Menyiapkan perancah, acuan dan pekerjaan persiapan lainnya sampai sempurna.
- Tulangan-tulangan beton yang telah di susun dan diikat diberi beton decking agar tidak
bergeser dan terlalu dekat dengan permukaan luar beton.
- Pengadukan, pengangkutan dan pengecoran beton dilakukan pada saat cuaca baik. Apabila
terjadi gangguan cuaca, maka baik alat maupun material pengecoran dilindungi agar nilai
aiir semen tidak berubah.
- Pengadukan dengan beton molen tidak boleh kurang dari 1,5 menit dihitung sejak
tercampurnya semua bahan beton termasuk air dan campuran tidak boleh lebih lama dari 30
menit didalam mixer.

X. PEKERJAAN LANTAI KERJA

10.1 Galian tanah Mekanis

 Galian tanah mekanis dilakukan pada lokasi yang telah ditentukan pihak Direksi. Dan
terlebih dahulu sudah dibersihkan dari berbagai kotoran yang dapat mengganggu pada saat
pekerjaan konstruksi. Galian tanah harus sesuai dengan gambar rencana baik kedalaman
maupun lebar galian. Galian tanah dilakukan dengan cara mekanik menggunakan alat berat
Excavator dan untuk galian tanah yang tidak digunakan dibuang pada tempat yang ideal
(diluar saluran) agar tidak masuk kembali kedalam galian. Galian tanah untuk konstruksi
dikerjakan pada lokasi yang telah diukur dan yang ditunjukan oleh Direksi , Dimensi
disesuaikan gambar rencana. Untuk melakukan pekerjaan ini kami akan melakukan usaha
yang cukup aman dari longsor dan untuk penggalian pada area pemasangan pondasi jika
berada dalam keadaan dibawah muka air, maka kami tidak akan melakukan penggalian
dengan jumlah yang besar. Setelah selesai pekerjaan maka dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapat persetujuan.
 Untuk Tanah Buangan dari galian akan kami tempatkan pada tempat yang tidak menganggu
jalannya pelaksanaan pekerjaan dan kami akan menempatkan hasil galian ini diluar lokasi
proyek agar tidak mengotori serta tidak merusak pandangan hingga pekerjaan selesai.
 Untuk pekerjaan Galian Tanah diberlakukan Prinsip Pelaksanaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja ( K3) tetap harus diperhatikan dalam melaksanakan Pekerjaan ini dengan
menggunakan alat mekanis Excavator, karena memiliki resiko tertimpah alat berat dan
resiko lainnya. Oleh karena itu operator Alat Excavator, memperhatikan medan kerja agar
tidak terperosok atau buketnya menimpa tenaga kerja.

10.1 Beton K 125


 Sesuai gambar dalam dokumen maka volume pekerjaan beton K 125 akan digunakan sesuai
gambar atau petunjuk Direksi dan atau pekerjaan lainnya sesuai hasil field engineering yang
telah disetujui Direksi Pekerjaan.
 Beton K 125 di produksi secara manual ( concrete mixer ). Material berupa pasir, semen dan
agregat kasar diterima dilokasi pekerjaan.
 Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan beton K 125 untuk pekerjaan diatas (poin
pertama) dapat di uraikan sebagai berikut :
- Semen, pasir, batu pecah dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan
menggunakan concrete mixer.
- Beton dicor ke dalam bekisting yang telah disiapkan
- Penyelesaian dan perapian setelah pengecoran

XI. PEKERJAAN BALOK PENGIKAT

11.1 Beton K 225

Untuk pekerjaan beton ini ialah semua pekerjaan yang terbuat dari konstruksi beton mencakup
persiapan sampai penyelesaian, dimana ukuran-ukuran dimensi dan volume dicantumkan pada
gambar rencana atau menurut petunjuk direksi.Semua mutu beton harus disesuaikan dengan
persyaratan SNI "Peraturan Beton Bertulang Indonesia" PBI 1971 N.I.-2. Kelas dari beton yan
akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan haruslah seperti yang ditentukan
dalam gambar atau oleh direksi.

Sebelum memulai pekerjaan terlebih dahulu memasang bouwplank yang terbuat dari kayu
dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran yang ada digambar kerja atas persetujuan Direksi.
Setelah memasang bouwplank selesai kemudian menyiapkan material yang akan digunakan
berupa pasir pasangan, batu pecah/kerikil, semen dan air dan ditempatkan pada tempat yang
mudah dijangkau, serta menjaga stok material tidak habis sehingga pekerjaan dapat berjalan
terus. Cara pemasangannnya kuat, tidak bergeser saat pengecoran, serta lokasi yang akan dicor
harus bebas dari kotoran akibat pembuatan bekisting. Pekerjaan ini harus mendapat persetujuan
dari Direksi.Pemakaian besi hanya pada bangunan konstruksi atau bangunan
pelengkap/bangunan tebing sungai, jenis serta kualitasnya harus mengacu pada spesifikasi yang
ditentukan. Besi yang digunakan harus bebas dari bahan yang mengandung minyak, tidak
berkarat, dan bahan lain yang dapat membahayakan beton. Besi dibuat sesuai dengan gambar
rencana dan atas persetujuan direksi. Melakukan pengujian material dan mix desain setiap mutu
beton 1 : 2 : 3 dari material yang akan digunakan untuk mendapatkan perbandingan komposisi
material sebelum pekerjaan pengecoran. Pembetonan diperuntukan pada pekerjaan konstruksi
beton bertulang dengan campuran 1 :2 :3 K-225 yang sesuai dengan standar PBI 1971, Material
yang dipakai harus mengikuti spesifikasi yang ada, pengadukan beton memakai concrete mixer
truck dan akhir beton diperhalus serta dibersihkan.
Untuk pekerjaan Pembuatan Beton diberlakukan Prinsip Pelaksanaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja ( K3) dan tetap harus diperhatikan dalam melaksanakan Pekerjaan ini
utamanya pada keselamatan pekerja, karena memiliki resiko terjatuh, terhirup cebuh semen dan
tangan lecet atau luka akibat penggunaan alat manual dan resiko lainnya. Oleh karena itu
pekerja harus tetap,/ memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan kerja.

11.2 Pembesian

Mutu besi beton yang digunakan harus sesuai dengan persyaratan yang disebutkan dalam kontrak
atau gambar. Besi beton harus bersih dari lapisan minyak, lemak, bebas dari cacat seperti retak,
serpihan dan sebagainya.Harus berpenampang bulat dan memenuhi syarat yang tercantum PBI
1971. Pemotongan dan pembengkokan bentuknya sesuai dengan gambar kerja, besi tidak boleh
ada karat atau kotoran lainnya yang melekat pada besi, sehingga dapat
mengakibatkanmenurunnya mutu beton. Penempatan dan pemasangan besi beton serta cara
mengikatnya harus sesuai dengan spesifikasi teknik dan gambar kerja, sehingga kedudukan besi
beton tidak mengalami perubahan selama proses pengecoran. Besi beton yang dipasang lebih
dari satu lapis harus diberi antara dengan potongan besi minimal sama dengan diameter besi
beton tersebut. Sebelum pengecoran dimulai, beton decking (selimut beton) harus dipasang,
sedangkan ukurannya sesuai dengan spesifikasi, pada saat pengecoran, besi beton tidak boleh
diinjak oleh pekerja, karena dapat mengakibatkan perubahan bentuk (ikatan menjadi longgar,
dan lain lain). Besi yang dipakai dalam pekerjaan tulangan yaitu besi yang mempunyai standar
dan besaran yang tertera dalam kontrak dan gambar kerja dan sudah disetujui oleh pihak pemilik
proyek.Bentuk dan ukuran pemasangan besi berdasar dengan ketentuan besaran tulangan
Trushblok yang akan dibuat.Besi di Atur sedemikian rupa sehingga tempat dimana besi di
tempatkan bisa untuk kegiatan pabrikasi. Pastikan bahwa besi yang belum di gunakan tertutup
dengan terpal atau apaun sehingga besi tidak cepat karatan.Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat
serta bahan bahan yang mengurangi daya rekat ,Jumlah penampang besi beton harus sama seperti
tercantum dalam gambar perhitungan.

11.3 Bekisting

Pekerjaan ini harus mencakup Memasang dan membongkar bekesting sesuai dengan gambar
rencana dan petunjuk Direksi. Apabila disetujui oleh direksi pekerjaan maka acuan dari tanah
akan dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping pada dasarnya harus dipangkas secara manual
sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum
pengecoran beton.Bekiting dibentuk dari rangkaian kayu, besi atau sejenisnya yang dapat
membatasi dan membentuk beton sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar. Bekisting
dibuat sedemikian rupa sehingga membentuk rangkaian acuan yang kuat dan kokoh serta tidak
mudah berubah bentuk selama pelaksanaan pengecoran. Bagian permukaan bekisting dilapisi
dengan multipleks atau bahan lain, sehingga dapat menghasilkan permukaan beton yang rata.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, permukaan bekisting terlebih dahulu diolesi dengan minyak
bekisting, sehingga mudah dilepas pada saat pembongkaran. Bekisting dapat dibongkar apabila
beton telah cukup kuat menahan beban berat sendiri atau beban kerja sementara yang akan
dibebankan kepadanya. Setelah itu dilakukan pembongkaran., pada proses pembongkaran
Bekisting dilakukan disaat Pengecoran telah selesai dan sudah kering. Pembongkaran bekisting
kami lakukan dengan hati-hati agar supaya jangan sampai merusak struktur beton.Hasil
bongkaran bekisting sebaiknya dikumpul atau ditempatkan pada tempat yang aman agar tidak
menggangu kegiatan pekerjaan yang lain. Untuk Perakitan Bekesting diberlakukan Prinsip
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3) dan tetap harus diperhatikan dalam
melaksanakan Pekerjaan ini utamanya pada keselamatan pekerja, karena memiliki resiko tangan
terluka, teriris, lecet menghirip debu semen dan resiko lainnya. Oleh karena itu pekerja harus
tetap, memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan kerja.

XII. PEKERJAAN INTAKE DAN JALUR PIPA

12.1 Galian tanah mekanis

 Galian tanah mekanis dilakukan pada lokasi yang telah ditentukan pihak Direksi. Dan
terlebih dahulu sudah dibersihkan dari berbagai kotoran yang dapat mengganggu pada saat
pekerjaan konstruksi. Galian tanah harus sesuai dengan gambar rencana baik kedalaman
maupun lebar galian. Galian tanah dilakukan dengan cara mekanik menggunakan alat berat
Excavator dan untuk galian tanah yang tidak digunakan dibuang pada tempat yang ideal
(diluar saluran) agar tidak masuk kembali kedalam galian. Galian tanah untuk konstruksi
dikerjakan pada lokasi yang telah diukur dan yang ditunjukan oleh Direksi , Dimensi
disesuaikan gambar rencana. Untuk melakukan pekerjaan ini kami akan melakukan usaha
yang cukup aman dari longsor dan untuk penggalian pada area pemasangan pondasi jika
berada dalam keadaan dibawah muka air, maka kami tidak akan melakukan penggalian
dengan jumlah yang besar. Setelah selesai pekerjaan maka dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapat persetujuan.
 Untuk Tanah Buangan dari galian akan kami tempatkan pada tempat yang tidak menganggu
jalannya pelaksanaan pekerjaan dan kami akan menempatkan hasil galian ini diluar lokasi
proyek agar tidak mengotori serta tidak merusak pandangan hingga pekerjaan selesai.
 Untuk pekerjaan Galian Tanah diberlakukan Prinsip Pelaksanaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja ( K3) tetap harus diperhatikan dalam melaksanakan Pekerjaan ini dengan
menggunakan alat mekanis Excavator, karena memiliki resiko tertimpah alat berat dan resiko
lainnya. Oleh karena itu operator Alat Excavator, memperhatikan medan kerja agar tidak
terperosok atau buketnya menimpa tenaga kerja.

12.2 Pasangan batu kali (1PC : 4P)

Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pasangan batu adalah semua pekerjaan konstruksi yang
menggunakan material utama batu kali atau batu gunung antara lain pekerjaan saluran atau
bangunan lainnya. Ukuran, ketinggian, ketebalan (dimensi) pekerjan pemasangan batu ini
ditentukan dalam gambar rencana. Jika tidak ditentukan ukurannya dalam gambar rencana batu.
Pasangan batu terdiri dari batu sungai atau gunung dan setiap batu harus mempunyai berat antara
6kg sampai 25 kg, akan tetapi batu yang lebih kecil dapat dipakai atas persetujuan Direksi.
Ukuran maksimum harus memperhatikan tebal dinding, tetapi harus memperhatikan batasan
berat seperti tercantum diatas.Material, Batu harus bersih, keras, padat, tahan lama, Semen
Portland (PC) Semen yang digunakan mengikuti ketentuan - ketentuan dari PBI 1972 - NI.2.
Pasir, yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, kadar lumpur yang terkandung
dalam pasir tidak boleh lebih dari 5 %. Air yang digunakan untuk campuran pekerjaan pasangan
batu tidak boleh mengandung minyak, alkali, garam - garam, bahan - bahan organis untuk itu
sebaiknya dipakai air bersih. Adukan Semen, Adukan haruslah merupakan semen mortar yang
memenuhi persyaratan dari adukan semen. Adukan semen diklarifikasikan menurut
perbandingan campuran antara semen dan pasir. Perbandingan campuran ini adalah
perbandingan volume dan harus mengikuti sesuai dengan yang ditentukan. Untuk pasangan
batu , perbandingan campuran antara semen dan pasir satu berbanding empat ( 1 : 4 ).
Pencampuran adukan dilakukan dengan mesin pengaduk ( Molen ). Untuk pekerjaan Pasangan
Batu diberlakukan Prinsip Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3) dan tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan Pekerjaan ini utamanya pada keselamatan pekerja, karena
memiliki resiko tangan terluka, terkena debu semen dan resiko lainnya. Oleh karena itu pekerja
harus tetap, memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan kerja.

12.3 Beton K 225

Untuk pekerjaan beton ini ialah semua pekerjaan yang terbuat dari konstruksi beton mencakup
persiapan sampai penyelesaian, dimana ukuran-ukuran dimensi dan volume dicantumkan pada
gambar rencana atau menurut petunjuk direksi.Semua mutu beton harus disesuaikan dengan
persyaratan SNI "Peraturan Beton Bertulang Indonesia" PBI 1971 N.I.-2. Kelas dari beton yan
akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan haruslah seperti yang ditentukan
dalam gambar atau oleh direksi.

Sebelum memulai pekerjaan terlebih dahulu memasang bouwplank yang terbuat dari kayu
dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran yang ada digambar kerja atas persetujuan Direksi.
Setelah memasang bouwplank selesai kemudian menyiapkan material yang akan digunakan
berupa pasir pasangan, batu pecah/kerikil, semen dan air dan ditempatkan pada tempat yang
mudah dijangkau, serta menjaga stok material tidak habis sehingga pekerjaan dapat berjalan
terus. Cara pemasangannnya kuat, tidak bergeser saat pengecoran, serta lokasi yang akan dicor
harus bebas dari kotoran akibat pembuatan bekisting. Pekerjaan ini harus mendapat persetujuan
dari Direksi.Pemakaian besi hanya pada bangunan konstruksi atau bangunan
pelengkap/bangunan tebing sungai, jenis serta kualitasnya harus mengacu pada spesifikasi yang
ditentukan. Besi yang digunakan harus bebas dari bahan yang mengandung minyak, tidak
berkarat, dan bahan lain yang dapat membahayakan beton. Besi dibuat sesuai dengan gambar
rencana dan atas persetujuan direksi. Melakukan pengujian material dan mix desain setiap mutu
beton 1 : 2 : 3 dari material yang akan digunakan untuk mendapatkan perbandingan komposisi
material sebelum pekerjaan pengecoran. Pembetonan diperuntukan pada pekerjaan konstruksi
beton bertulang dengan campuran 1 :2 :3 K-225 yang sesuai dengan standar PBI 1971, Material
yang dipakai harus mengikuti spesifikasi yang ada, pengadukan beton memakai concrete mixer
truck dan akhir beton diperhalus serta dibersihkan.

Untuk pekerjaan Pembuatan Beton diberlakukan Prinsip Pelaksanaan Kesehatan dan


Keselamatan Kerja ( K3) dan tetap harus diperhatikan dalam melaksanakan Pekerjaan ini
utamanya pada keselamatan pekerja, karena memiliki resiko terjatuh, terhirup cebuh semen dan
tangan lecet atau luka akibat penggunaan alat manual dan resiko lainnya. Oleh karena itu
pekerja harus tetap,/ memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan kerja.

12.4 Pengadaan dan pemasangan pipa GIP ⊘ 4”

Jenis pipa yang digunakan dalam dekerjaan pipa adalah jenis pipa yang mempunyai kekuatan
tahan tekanan air 50 kg/cm2, dengan ⊘ 4. Pipa tersebut di pasang melintang di tubuh embung.
Pipa di pasang dan disambung dengan baik jangan sampai bocor.

12.5 Pengadaan dan pemasangan Gate Velve GIP ⊘ 4”

Jenis pipa yang digunakan dalam dekerjaan pipa adalah jenis pipa yang mempunyai kekuatan
tahan tekanan air 50 kg/cm2, dengan ⊘ 4. Gate velve ini dipasang sebelum masuk ke bak
penampungan dan pipa penguras pada bak penampungan.

12.6 Aksesoris

Accesories yang akan di gunakan adalah accesories pipa standar yang sesuai Spesifikasi Teknis.

 Accesories yang akan di pasang, terlebih dahulu di periksa harus bersih dari segala
kotoran, minyak, gomok dll.
 Pemasangan sedemikian rupa di sesuaikan dalam dokumen perencanaan.
 Selama proses pemasangan digunakan peralatn yang sesuai dengan kebutuhan sehingga
proses pemasangan berjalan lancar dan berlangsung dengan baik.

12.7 Bar screen/saringan kasar.

Bar screen berguna untuk menyaring kotoran berupa daun-daun atau kayu, guna mencegah
tersumbatnya pipa pengambilan air ke bak penampungan.
- Bar screen dipasang di ujung dalam pipa pengambil seperti yang ditunjukkan dalam gambar,
saringan pipa ini dibuat seperti kisi-kisi yang terbuat dari besi siku 40x40x4 cm dan besi
diameter 12 mm dan di buat dengan cara pengelasan.
- Penempatan bar screen ini dipasang di dinding up stream di ujung pipa GIP 4” seperti yang
tertera pada gambar.

XIII. PEKERJAAN PINTU PENGURAS

13.1 Pasangan Batu Kali (1PC : 4P)

Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pasangan batu adalah semua pekerjaan konstruksi yang
menggunakan material utama batu kali atau batu gunung antara lain pekerjaan saluran atau
bangunan lainnya. Ukuran, ketinggian, ketebalan (dimensi) pekerjan pemasangan batu ini
ditentukan dalam gambar rencana. Jika tidak ditentukan ukurannya dalam gambar rencana batu.
Pasangan batu terdiri dari batu sungai atau gunung dan setiap batu harus mempunyai berat antara
6kg sampai 25 kg, akan tetapi batu yang lebih kecil dapat dipakai atas persetujuan Direksi.
Ukuran maksimum harus memperhatikan tebal dinding, tetapi harus memperhatikan batasan
berat seperti tercantum diatas.Material, Batu harus bersih, keras, padat, tahan lama, Semen
Portland (PC) Semen yang digunakan mengikuti ketentuan - ketentuan dari PBI 1972 - NI.2.
Pasir, yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, kadar lumpur yang terkandung
dalam pasir tidak boleh lebih dari 5 %. Air yang digunakan untuk campuran pekerjaan pasangan
batu tidak boleh mengandung minyak, alkali, garam - garam, bahan - bahan organis untuk itu
sebaiknya dipakai air bersih. Adukan Semen, Adukan haruslah merupakan semen mortar yang
memenuhi persyaratan dari adukan semen. Adukan semen diklarifikasikan menurut
perbandingan campuran antara semen dan pasir. Perbandingan campuran ini adalah
perbandingan volume dan harus mengikuti sesuai dengan yang ditentukan. Untuk pasangan
batu , perbandingan campuran antara semen dan pasir satu berbanding empat ( 1 : 4 ).
Pencampuran adukan dilakukan dengan mesin pengaduk ( Molen ). Untuk pekerjaan Pasangan
Batu diberlakukan Prinsip Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3) dan tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan Pekerjaan ini utamanya pada keselamatan pekerja, karena
memiliki resiko tangan terluka, terkena debu semen dan resiko lainnya. Oleh karena itu pekerja
harus tetap, memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan kerja.

13.2 Beton K 225

Untuk pekerjaan beton ini ialah semua pekerjaan yang terbuat dari konstruksi beton mencakup
persiapan sampai penyelesaian, dimana ukuran-ukuran dimensi dan volume dicantumkan pada
gambar rencana atau menurut petunjuk direksi.Semua mutu beton harus disesuaikan dengan
persyaratan SNI "Peraturan Beton Bertulang Indonesia" PBI 1971 N.I.-2. Kelas dari beton yan
akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan haruslah seperti yang ditentukan
dalam gambar atau oleh direksi.

Sebelum memulai pekerjaan terlebih dahulu memasang bouwplank yang terbuat dari kayu
dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran yang ada digambar kerja atas persetujuan Direksi.
Setelah memasang bouwplank selesai kemudian menyiapkan material yang akan digunakan
berupa pasir pasangan, batu pecah/kerikil, semen dan air dan ditempatkan pada tempat yang
mudah dijangkau, serta menjaga stok material tidak habis sehingga pekerjaan dapat berjalan
terus. Cara pemasangannnya kuat, tidak bergeser saat pengecoran, serta lokasi yang akan dicor
harus bebas dari kotoran akibat pembuatan bekisting. Pekerjaan ini harus mendapat persetujuan
dari Direksi.Pemakaian besi hanya pada bangunan konstruksi atau bangunan
pelengkap/bangunan tebing sungai, jenis serta kualitasnya harus mengacu pada spesifikasi yang
ditentukan. Besi yang digunakan harus bebas dari bahan yang mengandung minyak, tidak
berkarat, dan bahan lain yang dapat membahayakan beton. Besi dibuat sesuai dengan gambar
rencana dan atas persetujuan direksi. Melakukan pengujian material dan mix desain setiap mutu
beton 1 : 2 : 3 dari material yang akan digunakan untuk mendapatkan perbandingan komposisi
material sebelum pekerjaan pengecoran. Pembetonan diperuntukan pada pekerjaan konstruksi
beton bertulang dengan campuran 1 :2 :3 K-225 yang sesuai dengan standar PBI 1971, Material
yang dipakai harus mengikuti spesifikasi yang ada, pengadukan beton memakai concrete mixer
truck dan akhir beton diperhalus serta dibersihkan.

Untuk pekerjaan Pembuatan Beton diberlakukan Prinsip Pelaksanaan Kesehatan dan


Keselamatan Kerja ( K3) dan tetap harus diperhatikan dalam melaksanakan Pekerjaan ini
utamanya pada keselamatan pekerja, karena memiliki resiko terjatuh, terhirup cebuh semen dan
tangan lecet atau luka akibat penggunaan alat manual dan resiko lainnya. Oleh karena itu
pekerja harus tetap,/ memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan kerja

13.3 Plesteran (1PC : 3 P)

Pekerjaan ini mencakup finishing/topi pasangan batu kali, plesteran, atau sesuai dengan gambar
rencana dan petunjuk Direksi.Material, Semen Portland (PC) Semen untuk pekerjaan plesteran
sama dengan yang digunakan untuk pekerjaan beton. Pasir, yang digunakan harus pasir yang
berbutir tajam dan keras, kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5 %
atau sama dengan pekerjaan pasangan batu kali. Air, yang digunakan untuk plesteran sama
dengan yang digunakan untuk pekerjaan pasangan batu kali. Adukan Semen Untuk pekerjaan
plesteran ini digunakan campuran 1 bagian semen (PC) : 3 bagian pasir. Untuk semua bagian
yang akan diplester harus bersih dari kotoran dan disiram dengan air. Tebal plesteran 1 cm.
Selama proses pengeringan plesteran harus disiram air agar tidak terjadi retak akibat proses
pengeringan yang terlalu cepat. Penyampuran adukan dilakukan dengan tenaga manusia atau
dengan cara lain. sesuai dengan petunjuk Direksi,jika melakukan metode campuran dengan
tangan maka akan mengerjakannya saat memperoleh izin Direksi. Untuk pekerjaan Plesteran
diberlakukan Prinsip Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3) dan tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan Pekerjaan ini utamanya pada keselamatan pekerja, karena
memiliki resiko tangan terluka, terkena debu semen dan resiko lainnya. Oleh karena itu pekerja
harus tetap, memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan kerja.
13.4 Pintu Penguras b = 100 cm

- Besarnya bentang pintu yang di perlukan yakni B = 100 cm, lendutan dari pelat daun pintu
dibatasi sampai 1/360 dari bentang pintu sebelum suatu pengurangan 1 mm dari tebal pintu
untuk kelonggaran korosi, dilakukan.
- Pelat daun pintu tidak boleh kurang dari 5 mm. Pintu harus dapat di kunci pada posisi
terbuka penuh, tertutup rapat dan pada posisi di tengah kedua posisi tersebut (ada pada
gambar).
- Rangka pada pintu di buat dengan pengelasan terdiri dari sponing baja, bagian ambang
bawah dan ambang atas. Bagian sponing terdiri dari susunan baja profil siku dan batang
pelat di kerjakan secara pabrikasi untuk menyangga daun pintu dalam seluruh gerakannya.
- Bagian ambang bawah dan atas dibuat dari baja profil siku dan di las ujungnya pada bagian
sponing
- Baja angker di laskan pada bagian sponing dan ambang bawah untuk pemegangnya kuat
dalam coakan dan struktur bila nantinya di cor beton di tempat.
- Setelah daun pintu di selipkan dalam sponing, pelat penutup di las pada ujung atas bagian
sponing agar daun pintu tidak dapat di lepas lagi.
- Bagian sponing di bor seperti yang ditentukan pada gambar untuk memasangkan pena
pengunci dun pintu.
- Daun pintu terdiri dari pelat baja yang dilengkapi dengan lubang tempat pengangkatan
dengan tangan.
- Lubang tersebut di perkuat dengan batang bulat yang dilas.
- Daun pintu di lubangi dengan bor untuk penempatan pen pengunci daun pintu dan disatukan
dengan pemegang rantai.
- Pemegang rantai dan pen pengunci di buat dari batang baja bulat seperti tampak pada
gambar dan diberi rantai dengan ukuran dan panjang sedemikian sehingga pen pengunci
dapat dimasukkan dalam lubang pada kerangka dan saun pintu yang posisinya pas.

XIV. PEKERJAAN BAK PENAMPUNG

14.1 Galian Tanah Mekanis

 Galian tanah mekanis dilakukan pada lokasi yang telah ditentukan pihak Direksi. Dan
terlebih dahulu sudah dibersihkan dari berbagai kotoran yang dapat mengganggu pada saat
pekerjaan konstruksi. Galian tanah harus sesuai dengan gambar rencana baik kedalaman
maupun lebar galian. Galian tanah dilakukan dengan cara mekanik menggunakan alat berat
Excavator dan untuk galian tanah yang tidak digunakan dibuang pada tempat yang ideal
(diluar saluran) agar tidak masuk kembali kedalam galian. Galian tanah untuk konstruksi
dikerjakan pada lokasi yang telah diukur dan yang ditunjukan oleh Direksi , Dimensi
disesuaikan gambar rencana. Untuk melakukan pekerjaan ini kami akan melakukan usaha
yang cukup aman dari longsor dan untuk penggalian pada area pemasangan pondasi jika
berada dalam keadaan dibawah muka air, maka kami tidak akan melakukan penggalian
dengan jumlah yang besar. Setelah selesai pekerjaan maka dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapat persetujuan.
 Untuk Tanah Buangan dari galian akan kami tempatkan pada tempat yang tidak menganggu
jalannya pelaksanaan pekerjaan dan kami akan menempatkan hasil galian ini diluar lokasi
proyek agar tidak mengotori serta tidak merusak pandangan hingga pekerjaan selesai.
 Untuk pekerjaan Galian Tanah diberlakukan Prinsip Pelaksanaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja ( K3) tetap harus diperhatikan dalam melaksanakan Pekerjaan ini dengan
menggunakan alat mekanis Excavator, karena memiliki resiko tertimpah alat berat dan resiko
lainnya. Oleh karena itu operator Alat Excavator, memperhatikan medan kerja agar tidak
terperosok atau buketnya menimpa tenaga kerja.

14.2 Beton K 225

Untuk pekerjaan beton ini ialah semua pekerjaan yang terbuat dari konstruksi beton mencakup
persiapan sampai penyelesaian, dimana ukuran-ukuran dimensi dan volume dicantumkan pada
gambar rencana atau menurut petunjuk direksi.Semua mutu beton harus disesuaikan dengan
persyaratan SNI "Peraturan Beton Bertulang Indonesia" PBI 1971 N.I.-2. Kelas dari beton yan
akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan haruslah seperti yang ditentukan
dalam gambar atau oleh direksi.

Sebelum memulai pekerjaan terlebih dahulu memasang bouwplank yang terbuat dari kayu
dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran yang ada digambar kerja atas persetujuan Direksi.
Setelah memasang bouwplank selesai kemudian menyiapkan material yang akan digunakan
berupa pasir pasangan, batu pecah/kerikil, semen dan air dan ditempatkan pada tempat yang
mudah dijangkau, serta menjaga stok material tidak habis sehingga pekerjaan dapat berjalan
terus. Cara pemasangannnya kuat, tidak bergeser saat pengecoran, serta lokasi yang akan dicor
harus bebas dari kotoran akibat pembuatan bekisting. Pekerjaan ini harus mendapat persetujuan
dari Direksi.Pemakaian besi hanya pada bangunan konstruksi atau bangunan
pelengkap/bangunan tebing sungai, jenis serta kualitasnya harus mengacu pada spesifikasi yang
ditentukan. Besi yang digunakan harus bebas dari bahan yang mengandung minyak, tidak
berkarat, dan bahan lain yang dapat membahayakan beton. Besi dibuat sesuai dengan gambar
rencana dan atas persetujuan direksi. Melakukan pengujian material dan mix desain setiap mutu
beton 1 : 2 : 3 dari material yang akan digunakan untuk mendapatkan perbandingan komposisi
material sebelum pekerjaan pengecoran. Pembetonan diperuntukan pada pekerjaan konstruksi
beton bertulang dengan campuran 1 :2 :3 K-225 yang sesuai dengan standar PBI 1971, Material
yang dipakai harus mengikuti spesifikasi yang ada, pengadukan beton memakai concrete mixer
truck dan akhir beton diperhalus serta dibersihkan.
Untuk pekerjaan Pembuatan Beton diberlakukan Prinsip Pelaksanaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja ( K3) dan tetap harus diperhatikan dalam melaksanakan Pekerjaan ini
utamanya pada keselamatan pekerja, karena memiliki resiko terjatuh, terhirup cebuh semen dan
tangan lecet atau luka akibat penggunaan alat manual dan resiko lainnya. Oleh karena itu
pekerja harus tetap,/ memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan kerja

14.3 Pembesian

Mutu besi beton yang digunakan harus sesuai dengan persyaratan yang disebutkan dalam kontrak
atau gambar. Besi beton harus bersih dari lapisan minyak, lemak, bebas dari cacat seperti retak,
serpihan dan sebagainya.Harus berpenampang bulat dan memenuhi syarat yang tercantum PBI
1971. Pemotongan dan pembengkokan bentuknya sesuai dengan gambar kerja, besi tidak boleh
ada karat atau kotoran lainnya yang melekat pada besi, sehingga dapat
mengakibatkanmenurunnya mutu beton. Penempatan dan pemasangan besi beton serta cara
mengikatnya harus sesuai dengan spesifikasi teknik dan gambar kerja, sehingga kedudukan besi
beton tidak mengalami perubahan selama proses pengecoran. Besi beton yang dipasang lebih
dari satu lapis harus diberi antara dengan potongan besi minimal sama dengan diameter besi
beton tersebut. Sebelum pengecoran dimulai, beton decking (selimut beton) harus dipasang,
sedangkan ukurannya sesuai dengan spesifikasi, pada saat pengecoran, besi beton tidak boleh
diinjak oleh pekerja, karena dapat mengakibatkan perubahan bentuk (ikatan menjadi longgar,
dan lain lain). Besi yang dipakai dalam pekerjaan tulangan yaitu besi yang disetujui oleh pihak
pemilik proyek.Bentuk dan ukuran pemasangan besi berdasar dengan ketentuan besaran tulangan
Trushblok yang akan dibuat.Besi di Atur sedemikian rupa sehingga tempat dimana besi di
tempatkan bisa untuk kegiatan pabrikasi. Pastikan bahwa besi yang belum di gunakan tertutup
dengan terpal atau apaun sehingga besi tidak cepat karatan.Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat
serta bahan bahan yang mengurangi daya rekat ,Jumlah penampang besi beton harus sama seperti
tercantum dalam gambar perhitungan.

14.4 Stop Kran dia ¾”

Stop kran yang digunakan pada pekerjaan pembangunan Embung Seppong Sendana Kab.
Majene seperti yang ditunjukan pada gambar, yaitu Stop kran ⊘ ¾ ” yang dipasang pada dinding
bak penampung yang disambungkan ke pipa PVC ¾ “.

14.5 Aksesoris

Accesories yang akan di gunakan adalah accesories pipa standar yang sesuai Spesifikasi Teknis.

 Accesories yang akan di pasang, terlebih dahulu di periksa harus bersih dari segala
kotoran, minyak, gomok dll.
 Pemasangan sedemikian rupa di sesuaikan dalam dokumen perencanaan.
 Selama proses pemasangan digunakan peralatn yang sesuai dengan kebutuhan sehingga
proses pemasangan berjalan lancar dan berlangsung dengan baik.

14.6 Pasangan Batu Kali (1PC : 4P)

Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pasangan batu adalah semua pekerjaan konstruksi yang
menggunakan material utama batu kali atau batu gunung antara lain pekerjaan saluran atau
bangunan lainnya. Ukuran, ketinggian, ketebalan (dimensi) pekerjan pemasangan batu ini
ditentukan dalam gambar rencana. Jika tidak ditentukan ukurannya dalam gambar rencana batu.
Pasangan batu terdiri dari batu sungai atau gunung dan setiap batu harus mempunyai berat antara
6kg sampai 25 kg, akan tetapi batu yang lebih kecil dapat dipakai atas persetujuan Direksi.
Ukuran maksimum harus memperhatikan tebal dinding, tetapi harus memperhatikan batasan
berat seperti tercantum diatas.Material, Batu harus bersih, keras, padat, tahan lama, Semen
Portland (PC) Semen yang digunakan mengikuti ketentuan - ketentuan dari PBI 1972 - NI.2.
Pasir, yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, kadar lumpur yang terkandung
dalam pasir tidak boleh lebih dari 5 %. Air yang digunakan untuk campuran pekerjaan pasangan
batu tidak boleh mengandung minyak, alkali, garam - garam, bahan - bahan organis untuk itu
sebaiknya dipakai air bersih. Adukan Semen, Adukan haruslah merupakan semen mortar yang
memenuhi persyaratan dari adukan semen. Adukan semen diklarifikasikan menurut
perbandingan campuran antara semen dan pasir. Perbandingan campuran ini adalah
perbandingan volume dan harus mengikuti sesuai dengan yang ditentukan. Untuk pasangan
batu , perbandingan campuran antara semen dan pasir satu berbanding empat ( 1 : 4 ).
Pencampuran adukan dilakukan dengan mesin pengaduk ( Molen ). Untuk pekerjaan Pasangan
Batu diberlakukan Prinsip Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3) dan tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan Pekerjaan ini utamanya pada keselamatan pekerja, karena
memiliki resiko tangan terluka, terkena debu semen dan resiko lainnya. Oleh karena itu pekerja
harus tetap, memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan kerja.

14.7 Beton K 125 (Lantai Kerja)

 Sesuai gambar dalam dokumen maka volume pekerjaan beton K 125 akan digunakan sesuai
gambar atau petunjuk Direksi dan atau pekerjaan lainnya sesuai hasil field engineering yang
telah disetujui Direksi Pekerjaan.
 Beton K 125 di produksi secara manual ( concrete mixer ). Material berupa pasir, semen dan
agregat kasar diterima dilokasi pekerjaan.
 Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan beton K 125 untuk pekerjaan diatas (poin
pertama) dapat di uraikan sebagai berikut :
- Semen, pasir, batu pecah dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan
menggunakan concrete mixer.
- Beton dicor ke dalam bekisting yang telah disiapkan
- Penyelesaian dan perapian setelah pengecoran

14.8 Bekisting
Pekerjaan ini harus mencakup Memasang dan membongkar bekesting sesuai dengan gambar
rencana dan petunjuk Direksi. Apabila disetujui oleh direksi pekerjaan maka acuan dari tanah
akan dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping pada dasarnya harus dipangkas secara manual
sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum
pengecoran beton.Bekiting dibentuk dari rangkaian kayu, besi atau sejenisnya yang dapat
membatasi dan membentuk beton sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar. Bekisting
dibuat sedemikian rupa sehingga membentuk rangkaian acuan yang kuat dan kokoh serta tidak
mudah berubah bentuk selama pelaksanaan pengecoran. Bagian permukaan bekisting dilapisi
dengan multipleks atau bahan lain, sehingga dapat menghasilkan permukaan beton yang rata.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, permukaan bekisting terlebih dahulu diolesi dengan minyak
bekisting, sehingga mudah dilepas pada saat pembongkaran. Bekisting dapat dibongkar apabila
beton telah cukup kuat menahan beban berat sendiri atau beban kerja sementara yang akan
dibebankan kepadanya. Setelah itu dilakukan pembongkaran., pada proses pembongkaran
Bekisting dilakukan disaat Pengecoran telah selesai dan sudah kering. Pembongkaran bekisting
kami lakukan dengan hati-hati agar supaya jangan sampai merusak struktur beton.Hasil
bongkaran bekisting sebaiknya dikumpul atau ditempatkan pada tempat yang aman agar tidak
menggangu kegiatan pekerjaan yang lain. Untuk Perakitan Bekesting diberlakukan Prinsip
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3) dan tetap harus diperhatikan dalam
melaksanakan Pekerjaan ini utamanya pada keselamatan pekerja, karena memiliki resiko tangan
terluka, teriris, lecet menghirip debu semen dan resiko lainnya. Oleh karena itu pekerja harus
tetap, memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan kerja.

Anda mungkin juga menyukai