Anda di halaman 1dari 44

PENDAHULUAN

Orientasi Mengamati
Kabel listrik merupakan kawat yang terbuat dari tembaga. Pada saat siang
hari suhu udara dapat mencapai 35°C maka kabel listrik akan tampak kendor.
Namun ketika malam hari saat suhu udara rendah sekitar 29°C - 31°C kabel listrik
tersebut akan terlihat kencang. Mengapa terjadi hal seperti itu dengan kabel listrik?
Pada jendela di rumah Aminah terdapat sebuah kaca. Ketika malam hari jika ditiup
angin, kaca tersebut akan berbunyi dan jika diperhatikannya ternyata kaca tersebut
terpasang longgar pada jendela. Namun ketika siang hari walau ditiup angin jendela
tersebut tidak berbunyi dan terpasang kuat pada jendela. Apa yang menyebabkan
bisa terjadi hal demikian? Perhatikanlah bentuk dari jembatan!. Jembatan dibuat
dengan cara menyambungkan besi-besi sebagai komponen utamanya. Diantara
sambungan-sambungan itu terdapat celah yang memisahkan komponen besi yang
satu dengan yang laiannya. Mengapa harus dibuat seperi itu? Pada siang bolong,
Anton disuruh ibunya memperbaiki kawat jemuran pakaian mereka karena kawat
tersebut kendur. Padahal sore kemarin Anton sengaja memasang kawat jemuran
yang terbuat dari aluminium supaya kencang dan kuat. Tetapi mengapa sekarang di
siang hari kawat tersebut malah kendur?

3
Rumusan Masalah Menanya

Tulislah rumusan masalah kalian di bawah ini!

Hipotesis
Menalar

Berdasarkan rumusan masalah yang muncul, tulislah hipotesis (jawaban sementara)


kalian pada kolom berikut!

A. SUHU DAN PEMUAIAN

1. Suhu
Di SMP kalian pasti sudah mempelajari tentang jenis-
jenis zat, padat, cair, dan gas kan ???
Setiap zat memiliki susunan partikel yang berbeda-beda. Setiap
partikel penyusun zat mengalami getaran. Getaran partikel-
partikel zat menghasilkan energi kinetik yang sebanding dengan
panas zat. Bila suatu zat bertambah panas, maka energi kinetik
Gambar 1. Wujud zat
rata-rata partikel zat

4
Sangatlah mudah untuk menambah energi kinetik rata-rata
DEFINISI DAN
partikel dalam zat. Misalnya, pukullah sekeping uang logam
SATUAN SUHU
dengan palu, kemudian segera sentuh. Uang logam akan terasa Suhu adalah suatu
hangat. Hal ini disebabkan pukulan palu yang menyebabkan besaran yang
menunjukan derajat
partikel-partikel dalam uang bergerak lebih cepat dan panas dinginya
bertabrakan. Jadi, suatu zat baik padat, cair maupun gas akan suatu benda. Satuan
Suhu dalam SI
menjadi lebih hangat karena partikel-partikelnya bergerak lebih
adalah Kelvin
cepat, sehingga menghasilkan energi kinetik rata-rata partikel
lebih besar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa suhu
adalah ukuran kelajuan gerak partikel-partikel dalam suatu zat
atau ukuran energi kinetik rata-rata partikel dalam suatu zat

2. Termometer
Alat yang dapat mengukur suhu suatu benda disebut
termometer. Termometer bekerja dengan memanfaatkan
perubahan sifat-sifat fisis benda akibat perubahan suhu.
Termometer berupa tabung kaca yang di dalamnya berisi zat
cair, yaitu raksa atau alkohol. Pada suhu yang lebih tinggi,
raksa dalam tabung memuai sehingga menunjuk angka yang
lebih tinggi pada skala. Sebaliknya, pada suhu yang lebih
rendah raksa dalam tabung menyusut sehingga menunjuk
angka yang lebih rendah pada skala. Terdapat empat skala
yang digunakan dalam pengukuran suhu, yaitu skala Celcius,
Fahrenheit, Reamur, dan Kelvin. Ide pertama penggunaan
termometer adalah oleh Galileo, yang menggunakan pemuaian
gas,

5
Galileo Galilei
Galileo Galilei adalah seorang fisikawan, Italia.
Meskipun ia tidak menciptakan Termometer Galileo,
tetapi dinamai tersebut untuk menghormati idenya.
Termometer Galileo terdiri dari sebuah silinder kaca
tertutup berisi cairan bening dan serangkaian bola
kaca dengan berat yang berbeda. Karena perubahan
suhu, bola kaca naik dan turun. Suhu dibaca dari
ukiran piringan logam digantung pada bola kaca.

Bagaimana skala pada termometer dibuat? Skala pada termometer berdasarkan dua titik acuan,
yaitu titik tetap atas dan titik tetap bawah. Pada umumnya titik tetap bawah ditentukan
berdasarkan titik lebur es murni (suhu es yang sedang mencair) pada tekanan 1 atmosfer.
Sementara itu, titik tetap atas ditentukan berdasarkan titik didih air murni (suhu air murni yang
sedang mendidih) pada tekanan 1 atmosfer. Rentang antara titik tetap bawah dan titik tetap atas
dibagi menjadi beberapa bagian (skala). Ada 4 macam skala termometer yaitu sebagai berikut.

Gambar 2. Skala termometer

6
Keempat skala tersebut memiliki perbedaan dalam pengukuran suhunya. Berikut rentang suhu
yang dimiliki setiap skala.
a. Termometer skala Celsius
Memiliki titik didih air 100°C dan titik bekunya 0°C. Rentang suhunya berada pada suhu
0°C – 100°C dan dibagi dalam 100 skala.
b. Temometer skala Reamur
Memiliki titik didih air 80°R dan titik bekunya 0°R. Rentang suhunya berada pada suhu 0°R
– 80°R dan dibagi dalam 80 skala.
c. Termometer skala Fahrenheit
Memiliki titik didih air 212°F dan titik bekunya 32°F. Rentang suhunya berada pada suhu
32°F – 212°F dan dibagi dalam 180 skala.
d. Termometer skala Kelvin
Memiliki titik didih air 373,15 K dan titik bekunya 273,15 K. Rentang suhu ya berada pada
suhu 273,15 K – 373,15 K dan dibagi dalam 100 skala

Tabel 1. Hubungan antara termomter Celcius, Reamur, Fahrenheit dan Kelvin.

Celcius Reamur Fahrenheit Kelvin

Titik didih air 100oC 80oR 212oF 373

Titik beku air 0oC 0oR 32oF 273

Rentang jarak 100 80 180 100

Pembanding 5 4 9 5

7
Setiap suhu pada skala Celsius berhubungan dengan suatu suhu tertentu pada skala Fahrenheit.
untuk mengonversikannya, mengingat bahwa 0 °C sama dengan 32° F, dan jangkauan 100°pada
skala Celsius sama dengan jangkauan 180° pada skala Fahrenheit.

8
CONTOH SOAL

1. Suhu sebuah benda 80oC nyatakan suhu benda tersebut dalam derajat Reamur dan derajat
Fahrenheit.
Penyelesaian:
Diketahui: t = 80oC
Ditanya: a) oR = ...?
b) oF = ...?
Jawab :

2. Sebuah termometer X setelah ditera dengan termometer


O
Celcius di dapat 40 C = 80O X dan 20 O
C = 50O X. Jika
suhu sebuah benda 80O C, maka berapa O
X suhu benda
tersebut?
Diketahui : 40 O C = 80O X
20OC=50OX
Ditanya : 80 O C = …… X
Jawab :

9
Jika kita melihat kereta api melintas. Kita
dapat melihat rel sebagai jalannya. Rel
kereta api terlihat terpasang agak renggang,
kenapa?.

Pada siang hari sambungan rel akan nampak menyatu antara bagian satu dengan lainnya.
Dan pada malam hari sambungan tersebut kembali nampak renggang. Hal itu sangat
berkaitan dengan sifat pemuaian dan penyusutan zat. Peristiwa pemuaian dan penyusutan
terjadi pada zat padat, zat cair, dan gas. Jika suhu benda naik, secara umum ukuran benda
bertambah. Peristiwa ini disebut pemuaian.

A. PEMUAIAN
Pemuaian adalah bertambah besarnya ukuran suatu benda karena kenaikan suhu yang terjadi
pada benda tersebut. Kenaikan suhu yang terjadi menyebabkan benda itu mendapat tambahan
energi berupa kalor yang menyebabkan molekul-molekul pada benda tersebut bergerak lebih
cepat. Setiap zat mempunyai kemampuan memuai yang berbedabeda. Gas, misalnya, memiliki
kemampuan memuai lebih besar daripada zat cair dan zat padat. Adapun kemampuan memuai
zat cair lebih besar daripada zat padat. Tabel 2 menunjukkan koefisien muai panjang pada
berbagai zat

10
Tabel 2 Koefisien muai panjang berbagai zat padat pada suhu 20 °C

1. Pemuaian Zat Padat


Coba anda amati bingkai kaca jendela di ruang kelasmu!
Adakah bingkai jendela yang melengkung? Tahukah anda
apa sebabnya? Bingkai jendela tersebut melengkung tidak lain
"KOMET”
karena mengalami pemuaian. Pemuaian yang terjadi pada Kolom
mengingatGas,
benda, sebenarnya terjadi pada seluruh bagian benda tersebut. memiliki
kemampuan muai
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu zat karena lebih besar
daripada zat cair
kenaikan suhu yang terjadi pada zat tersebut. Namun, jika benda dan zat padat
didinginkan gerakkan partikel-partikel akan melambat yang
mengakibatkan partikel-partikel saling mendekat. Hal ini
menyebabkan benda menyusut. Semakin panas suatu benda,
maka semakin cepat gerakan antar partikel zat dan semakin
besar pula pemuaian yang terjadi pada zat tersebut.

9
Setiap jenis zat mempunyai kemampuan memuai yang
berbeda-beda. Gas misalnya, memiliki kemampuan muai
“BETA”
lebih besar daripada zat cair dan zat padat. Pemuaian zat BERITA FISIKA

pada dasarnya terjadi ke segala arah. Namun, pada bahan


ajar ini yang akan dibahas pemuaian panjang, luas, dan Pada suhu -182,96°C oksigen
berubah wujud dari gas
volume. Besar pemuaian bergantung pada; ukuran awal menjadi cair, dan apabila suhu
di-turunkan menjadi -218,4°C
zat, karakteristik bahan, dan besar perubahan suhu zat.
akan berubah wujud menjadi
Untuk mempermudah pemahaman maka pemuaian padat.

pada zat padat dibedakan tiga macam, yaitu pemuaian


panjang, pemuaian luas, dan pemuaian volume.

a. Pemuaian Panjang
Pada gambar disamping terlihat bahwa kabel telepon tidak terlihat
kencang atau kendor hal ini dilakukan bukan karena disengaja
tetapi karena pada siang hari terjadi pemuaian pada kawat didalam
kabel listrik tersebut sehingga ukuran kawat akan semakin
membesar karena telah menerima panas dari matahari dan akibat
menerima panas tersebut maka terjadi perbedaan suhu sebelum dan sesudah menerima panas
matahari, sehingga harus dibuat ruang untuk kawat tersebut memuai. Jika sebuah batang
mempunyai panjang mula-mula l1, koefisien muai panjang (α), suhu mula-mula T1, lalu
dipanaskan sehingga panjangnya menjadi l2 dan suhunya menjadi T2, maka akan berlaku
persamaan, sebagai berikut.

Karena 𝛥l =l1 . α x 𝛥 T , maka persamaannya menjadi seperti berikut

10
Keterangan:
l1 : panjang batang mula-mula (m)
l2 : panjang batang setelah dipanaskan (m)
𝛥l : selisih panjang batang = l1 – l2
Α : koefisien muai panjang (l°C)
T1 : suhu batang mula-mula (° C)
T2 : suhu batang setelah dipanaskan (° C)
𝛥T : selisih suhu (° C) = T2 – T1

CONTOH SOAL

1. Sebuah benda yang terbuat dari baja memiliki panjang 1000 cm. Berapakah pertambahan
panjang baja itu, jika terjadi perubahan suhu sebesar 50°C ?
Diketahui : a. I2 = 1000 cm
b. 𝛥T = 50 °C
c. α = 12 x 10-6C-1
Ditanyakan : 𝛥l = … ?
𝛥l = I1 α x T
= 1000 x 12 x 10-6 x 50
= 60 cm
Jadi, pertambahan panjang benda tersebut sebesar 60 cm
b. Pemuaian Luas
Pertambahan luas zat padat untuk setiap kenaikan 1ºC pada zat seluas 1 m 2
disebut koefisien muai luas (β). Hubungan antara luas benda, pertambahan luas suhu, dan
koefisien muai luas suatu zat adalah :
KOEFISIEN
Keterangan:
A  Ao  A MUAI LUAS
A  A t A : Luas akhir (m2)
o
Koefisien muai luas
A  Ao (1  t ) ΔA : Pertambahan luas (m2)
(β) adalah bilangan
A0 : Luas mula-mula (m2) yang menyatakan
Besarnya β : seberapa besar
β : Koefisien muai luas zat (/º C)
  2 pertambahan luas
Δt : Kenaikan suhu (ºC) suatu bahan setiap
satuan panjang
jika suhunya naik 1
°C

11
c. Pemuaian Volume
Jika suatu balok mula-mula memiliki panjang P o, lebar Lo, dan tinggi ho
dipanaskan hingga suhunya bertambah Δt, maka berdasarkan pada pemikiran muai
panjang dan luas diperoleh harga volume balok tersebut sebesar
V  Vo  V Keterangan: KOEFISIEN
V  Vot V : Volume akhir (m ) 3 MUAI VOLUME
Koefisien muai
V  Vo (1  t ) V0 : Volume mula-mula (m3) volum(γ) adalah
Dimana: ΔV : Pertambahan volume (m3) bilangan yang
menyatakan
3 γ : Koefisien muai volume (/ºC) seberapa besar
  3  
2 Δt : Kenaikan suhu (ºC) pertambahan volum
suatu bahan setiap
satuan panjang jika
o
suhunya naik 1 C
2. Pemuaian Zat Cair
Sifat zat cair adalah selalu mengikuti wadahnya.
Jika air dituangkan ke dalam botol, bentuk air
mengikuti bentuk botol. Oleh karena itu zat cair
hanya memiliki muai volume. Persamaan untuk
pemuaian volume zat cair sama dengan pemuain
volume zat padat.

Seperti halnya zat padat, zat cair akan memuai


Info fisika
volumenya jika dipanaskan. Sebagai contoh,
ketika kita memanaskan panci yang berisi penuh Pernahkan kalian memanaskan air?
dengan air, apa yang akan terjadi pada air di Pernahkan anda mengalami air yang
tumpah dari wadahya ketika dipanaskan
dalam panci tersebut? Pada suhu yang sangat
pada suhu tertentu?. Hal tersebut
tinggi, sebagian dari air tersebut akan tumpah. terjadi karena pemuaian volume zat cair
Hal ini berarti volume air di dalam panci tersebut lebih besar daripada pemuaian volume
zat padat untuk kenaikkan suhu yang
memuai atau volumenya bertambah.
sama

12
Tabel 3. Koefisien muai volum zat cair untuk beberapa jenis zat dalam satuan K-1
No Jenis Zat Cair Koefisien muai ruang
1. Alkohol 0,0012
2. Air 1,0004
3. Gliserin 0,0005
4. Minyak paraffin 0,0009
5. Raksa 0,0012

Kegiatan Siswa:
Judul : Pemuaian Zat Cair
Tujuan : 1. Menentukan faktor penyebab terjadinya pemuaian pada zat cair
Alat dan Bahan : 1. Dua buah termometer celcius
2. Gelas beaker
3. Bungsen
4. Air
Langkah-Langkah :1. Masukkan air kedalam beaker gelas sebanyak 300 ml
2. Kemudian ukur suhunya sebelum dipanaskan
3. Panaskan air dalam beaker gelas
4. Kemudian masukkan termometer kedalam beaker gelas
5. kemudian ukur suhu dan volume dalam beaker sesudah dipanaskan

3. Pemuaian Gas
Pernakah anda naik mobil atau motor, ketika sedang
berada dijalan kemudian bannya pecah apa yang
menyebakan hal itu bisa terjadi
Jika gas dipanaskan, maka dapat mengalami pemuaian
volum dan juga terjadi pemuaian tekanan. Dengan
demikian pada pemuaian gas terdapat beberapa
persamaan, sesuai dengan proses pemanasannya.
Pemuaian gas dibedakan tiga macam, yaitu :
13
a. Pemuaian Gas pada Suhu Tetap (Isotermal)

Pernahkah kalian memompa ban dengan pompa


manual. Apa yang kalian rasakan ketika baru pertama
kali menekan pompa tersebut? Apa yang kalian rasakan
ketika kalian menekannya lebih jauh? Awalnya
mungkin terasa ringan. Namun, lama kelamaan menjadi
berat. Hal ini karena ketika kita menekan pompa,
berarti volume gas (V) tersebut mengecil. Pemuaian
gas pada suhu (T) tetap berlaku hukum Boyle, yaitu gas
di dalam ruang tertutup yang suhunya (T) dijaga tetap,
maka hasil kali tekanan (P) dan volume gas adalah
tetap.

Dirumuskan sebagai:
PV  tetap Keterangan:
atau P : tekanan gas (atm)
P1V1  P2V2 V : volume gas (m3)

b. Pemuaian Gas pada Tekanan Tetap (Isobar)

Pemuaian gas pada tekanan tetap berlaku hukum Gay


Lussac, yaitu gas di dalam ruang tertutup dengan tekanan
dijaga tetap, maka volume gas sebanding dengan suhu
mutlak gas.
Dalam bentuk persamaan dapat dituliskan
sebagai: Keterangan:
V1 V2 V : volume (m3)

T1 T2 T : suhu (K)

14
c. Pemuaian Gas Pada Volume Tetap (Isokhorik)

Pemuaian gas pada volume tetap berlaku hukum Boyle-Gay


Lussac, yaitu jika volume gas di dalam ruang tertutup dijaga
tetap, maka tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya.
Hukum Boyle-Gay Lussac dirumuskan sebagai :
P1 P2

T1 T2
Dengan menggabungkan hukum Boyle dan hukum Gay
Lussac diperoleh persamaan
P1V 1 P2V 2

T1 T2

Contoh soal :

1. Panjang sebatang alumunium pada suhu 0 oC adalah 2 meter. Koefisien muai panjang
alumunium 2,35 . 10-5 /oC. Panjang alumunium pada suhu 50 oC adalah...
Penyelesaian:
Dik: T0 = 0 oC
T1 = 50 oC
L0 = 2 m
α = 2,35 . 10-5 /oC
Dit: L1=…?
Jb : Terlebih dahulu hitung perubahan panjang.
ΔL = L0 . α . ΔT = 2 m . 2,35 . 10-5 /oC . (50 0C – 0 oC)
ΔL = 4,7 m . 10-5 /oC . 50 oC = 235 . 10-5 m = 0,00235 m
Menghitung L1
ΔL = L1 – L0
L1 = ΔL + L0 = 0,00235 m + 2 m = 2,00235 m

Latihan Soal
1. Sebatang baja pada suhu 20 oC panjangnya 100 cm. Kemudian memuai sehingga
panjangnya menjadi 100,1 cm. Jika koefisien muai panjang baja 10 -5 /oC maka suhu akhir
baja tersebut adalah...

15
2. Sebuah silinder tembaga pada suhu 25 oC volumenya 1 liter. Jika koefisien muai panjang
tembaga 2 . 10-4 /oC, maka volume silinder ketika suhunya 105 oC adalah……………....

d. Rangkuman
1. Pemuaian terjadi pada tiga zat yaitu zat padat, zat cair dan gas.
2. Pemuaian pada zat padat dibedakan menjadi tiga macam yaitu pemuaian panjang,
pemuaian luas dan pemuian volume.
a. Pemuaian panjang:

L  Lot c. Pemuaian volume


L  Lo(1  t ) L  Lot
b. Pemuaian Luas L  Lo(1  t )
L  Lot
L  Lo(1  t )
3. Pemuaian pada zat cair
Pemuaian zat cair untuk masing-masing jenis zat cair berbeda-beda, akibatnya
walaupun mula-mula volume zat cair sama tetapi setelah dipanaskan volumenya menjadi
berbeda-beda. Pemuaian volume zat cair terkait dengan pemuaian tekanan karena
peningkatan suhu.
4. Pemuaian Gas
Pemuaian gas dibedakan tiga macam, yaitu :
a. Pemuaian Gas pada Suhu Tetap (Isotermal)
PV  tetap
atau
P1V1  P2V2

b. Pemuaian Gas pada Tekanan Tetap (Isobar)


V1 V2

T1 T2
c. Pemuaian Gas Pada Volume Tetap (Isokhorik)
P1 P2

T1 T2

5. Dengan menggabungkan hukum Boyle dan hukum Gay Lussac diperoleh persamaan
P1V 1 P2V 2

T1 T2

16
PENDAHULUAN

PENGARUH KALOR TERHADAP SUHU DAN WUJUD ZAT

Orientasi

Mengamati

Siang hari suhu udara di Indonesia sangat panas bisa mencapai 35 0C.
Sehingga, untuk menyegarkan tubuh orang-orang memasukkan
bongkoahan-bongkahan batu es ke dalam minumannya. Namun, ternyata
lama-kelamaan batu es yang ada di dalam minuman tersebut jadi semakian
kecil dan kemudian hilang. Apa yang terjadi dengan batu es tersebut? Suatu
malam terjadi hujan deras dan tiba-tiba mati lampu. Untuk mengatasi gelap-
gulita makan dinyalakanlah lilin. Lilin yang pada awal dinyalakan
ukurannya panjang kemudian semakin pendek setelah semakian lama
dinyalakan dan lama-kelamaan mati. Apa yang terjadi dengan lilin tersebut?
Ibu sedang memasak air yang banyak di rumah, karena ada keperluan di luar
rumah ibu meminta anaknya untuk menjaga masakan air tersebut. Si anak
kerana asik bermaian lupa dengan air tersebut, kemudian setelah agak lama
ia baru ingat dan melihatnya. Ia sangat terkejut karena air yang dimasak ibu
kini tinggal sedikit. Apa yang terjadi dengan air tersebut?

17
Rumusan Masalah

Menanya

Tulislah rumusan masalah kalian di bawah ini!

Hipotesis
M enalar

Berdasarkan rumusan masalah yang muncul, tulislah hipotesis (jawaban sementara)


kalian Pada kolom berikut!

18
B. PERUBAHAN WUJUD ZAT

Suatu ketika kamu melihat ibumu memanaskan air yang ditaruh


dalam teko. Teko tersebut ditaruh di atas kompor gas, lalu air
dipanaskan sampai air mendidih. Proses perubahan wujud zat
apakah yang terjadi sehingga menyebabkan air dalam ceret
mendidih? Bagaimanakah kecepatan didih air dalam teko yang
ditutup dan teko yang dibuka tutupnya?

Setiap ada perbedaan suhu antara dua sistem, maka akan terjadi perpindahan kalor. Kalor
mengalir dari sistem bersuhu tinggi ke sistem yang bersuhu lebih rendah. Apa sajakah
pengaruh kalor terhadap suatu sistem atau benda?
a. Kalor dapat mengubah suhu benda
Pernahkah kalian mengamati sebuah besi yang diberi kalor, misalnya
dibakar? Tentu kalian sering mengamatinya. Besi tersebut akan
menjadi lebih panas. Lebih panas ini berarti suhunya naik. Ini
membuktikan bahwa kalor dapat mengubah suhu zat. Pengaruh ini
banyak penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya
memasak air, memanasi besi untuk melubangi kayu atau karet dan
memanaskan benda waktu pagi pada terik matahari. Kalor merupakan salah satu bentuk
energi, sehingga dapat berpindah dari satu sistem ke sistem yang lain karena adanya
perbedaan suhu. Sebaliknya, setiap ada perbedaan suhu antara dua sistem maka akan terjadi
perpindahan kalor. Sebagai contoh, es yang dimasukkan ke dalam gelas berisi air panas,
maka es akan mencair dan air menjadi dingin. Karena ada perbedaan suhu antara es dan air
maka air panas melepaskan sebagian kalornya sehingga suhunya turun dan es menerima kalor
sehingga suhunya naik (mencair)

19
b. Kalor dapat mengubah wujud zat

Sore itu Aris dan Diana pergi ke


minimarket untuk membeli es krim. Ketika
sampai di rumah, Ayah mengajak mereka untuk
membantu membersihkan halaman belakang
rumah. Sebelum membantu ayah, Aris dan Diana menyimpan es krim mereka terlebih
dahulu. Diana menyimpan di dalam lemari es, sedangkan Aris meletakkannya di atas meja.
30 menit kemudian, setelah selesai membantu ayah keduanya hendak memakan es krim
mereka. Es krim Diana masih tetap membeku sedangkan es krim Aris sudah mencair dan
tidak enak dimakan lagi. Apa yang terjadi pada es krim mereka?

Kalian pasti sudah mengetahui bahwa wujud zat ada tiga yaitu padat, cair dan gas.
Pernahkah kalian melihat es yang mencair atau air yang sedang menguap? Ternyata
perubahan wujud zat itu membutuhkan kalor. Ada
perubahan wujud yang memerlukan kalor,tetapi
ada juga perubahan wujud yang melepaskan kalor.
Perubahan wujud yang memerlukan kalor adalah
menguap dan mencair, sedangkan yang
melepaskan kalor adalah mengembun dan
membeku. Kalor yang diberikan pada zat dapat mengubah wujud zat tersebut. Perubahan
wujud yang terjadi ditunjukkan gambar disamping. Zat dapat berubah wujud jika diberikan
panas atau melepaskan panas. Ada 6 macam perubahan wujud zat yaitu:
 Membeku yaitu perubahan wujud zat dari cair ke padat. Contohnya: air menjadi es
 Mencair atau melebur yaitu perubahan wujud zat dari padat ke cair. Contoh: es menjadi
air, mentega yang meleleh
 Menyublim yaitu perubahan wujud zat dari padat ke gas. Contohnya penguapan kapur
barus
 Deposisi yaitu perubahan wujud zat dari gas ke padat. Contohnya jelaga yang merupakan
hasil pembakaran pada lampu minyak.
 Menguap yaitu perubahan wujud zat dari cair ke gas. Contohnya: air yang mendidih akan
menguap menjadi asap
 Mengembun yaitu perubahan wujud zat dari gas ke cair. Contohnya embun di pagi hari

20
c. Kalor Laten dan Perubahan Wujud Zat
Ketika zat sedang berubah wujud, baik melebur, membeku, menguap, dan mengembun, suhu
zat tetap walaupun ada pelepasan dan penyerapan kalor. Dengan demikian, ada sejumlah
kalor yang dilepaskan atau diserap pada saat perubahan wujud zat, tetapi tidak digunakan
untuk menaikkan atau menurunkan suhu. Kalor semacam ini disebut kalor laten dan
disimbolkan dengan huruf L. Besarnya kalor ini ternyata bergantung juga pada jumlah zat
yang mengalami perubahan wujud (massa benda). Jadi, kalor laten adalah kalor yang
dibutuhkan oleh suatu benda untuk mengubah wujudnya per satuan massa. Kalor laten
merupakan kalor yang dibutuhkan 1 kg zat untuk berubah wujud. Kalor laten ada dua macam,
yaitu kalor lebur dan kalor didih (kalor uap).

1. Kalor lebur merupakan kalor yang dibutuhkan 1 kg zat untuk melebur. Kalor yang
dibutuhkan untuk melebur sejumlah zat yang massanya m dan kalor leburnya Lf dapat
dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
Q : Kalor yang diperlukan (J)
𝑄
𝐿𝑣 = 𝑎𝑡𝑎𝑢
m : Massa zat (kg) 𝑚
𝑄 = 𝑚 𝐿𝑣
Lf : Kalor lebur zat (J/kg)

2. Kalor didih merupakan kalor yang dibutuhkan 1 kg zat untuk mendidih/menjadi uap.
Kalor ini sama dengan kalor yang diperlukan pada zat untuk mengembun. Jadi, kalor yang
dibutuhkan 1 kg air untuk menguap seluruhnya sama dengan kalor yang dibutuhkan untuk
mengembun seluruhnya. Kalor yang dibutuhkan untuk menguapkan sejumlah zat yang
massanya m dan kalor didih atau uapnya Lv, dapat dinyatakan sebagai berikut.

Keterangan:
Q : kalor yang diperlukan (J) 𝑄
𝐿𝑓 = 𝑎𝑡𝑎𝑢
m : massa zat (kg) 𝑚
𝑄 = 𝑚 𝐿𝑓
Lv : kalor didih uap zat (J/kg)

21
Perhatikan analisis grafik perubahan wujud pada es yang dipanaskan sampai menjadi uap
berikut:

Keterangan :
Pada Qe es mendapat kalor dan digunakan menaikkan suhu es, setelah
𝑄𝑒 = 𝑚 𝑐 ∆𝑇
suhu sampai pada 0 °C kalor yang diterima digunakan untuk melebur
𝑄𝐿𝑒 = 𝑚 𝐿𝑒
(QLe), setelah semua menjadi air barulah terjadi kenaikan suhu air
𝑄𝑐 = 𝑚 𝑐 ∆𝑇
(Qc), setelah suhunya mencapai suhu 100°C maka kalor yang diterima
𝑄𝐿𝑢 = 𝑚 𝐿𝑢
digunakan untuk berubah wujud menjadi uap (QLu), kemudian setelah
berubah menjadi uap semua maka akan kembali terjadi kenaikan suhu 𝑄𝑢 = 𝑚 𝑐 ∆𝑇

kembali (Qu)
Besarnya kalor yang diserap maupun dilepaskan pada setiap fase dapat
dilihat pada bagan disamping.
Ketika terjadi perubahan wujud, zat memerlukan energi untuk memutuskan ikatan molekul.
Molekul-molekul yang telah terputus ikatannya akan meninggalkan wujud semula menjadi
wujud baru. Oleh karena itu, selama terjadi perubahan wujud, suhu tidak mengalami
perubahan.
Q~m
Mengapa kalor yang diserap oleh suatu zat pada saat melebur atau menguap tidak menaikkan
suhunya? Berdasarkan teori kinetik, pada saat melebur atau menguap, kecepatan getaran
molekul bernilai maksimum. Kalor yang diserap tidak menambah kecepatannya, tetapi
digunakan untuk melawan gaya ikat antar molekul zat tersebut. Akhirnya, molekul-molekul
ini dapat melepaskan diri dari ikatannya sehingga zat padat berubah menjadi cair atau zat cair

22
berubah menjadi gas. Setelah seluruh zat padat melebur atau menguap, barulah suhu zat
bertambah lagi. Peristiwa sebaliknya terjadi pada saat zat cair membeku dan mengembun.

Besar kalor lebur dan kalor penguapan untuk berbagai zat:


Tabel 4 Kalor Laten (pada 1 ATM)
Zat Titik Kalor Lebur Titik Didih Kalor Penguapan
Lebur kkal/kg J/kg (°C) kkal/kg J/kg
(°C)
Oksigen -218,8 3,3 0,14 x 10-5 -183 51 2,1 x 105
Nitrogen -210,0 6,1 0,26 x 10-5 -195,8 48 2,0 x 105
Etil -114 25 1,04 x 10-5 78 204 8,5 x 105
Alkohol
Amonia -77,8 8,0 0,33 x 10-5 -33,4 33 1,37 x 105
Air 0 79,9 3,33 x 10-5 100 539 22,6 x 105
Timah 327 5,9 0,25 x 10-5 1.750 208 8,7 x 105
hitam
Perak 961 21 0,88 x 10-5 2.193 558 23 x 105
Besi 1.808 69,1 2,89 x 10-5 3.023 1520 63,4 x 105
Tungsten 3.410 44 1,84 x 10-5 5.900 1150 48 x 105
Catatan : nilai numeric 1 kkal/kg = 1 kal/g

Contoh Soal: Kalor yang diperlukan untuk mendidih Q2


Q2 = mes cair Δt
Berapakah banyaknya kalor yang = (2x10-3) (4200) (100)
diperlukan untuk mengubah 2 g es pada = 840 J
suhu 0°C menjadi uap air pada suhu Kalor yang diperlukan untuk menguap Q3
100°C? Q3 = mes Luap
Penyelesaian: = (2) (2260)
Diagram perubahan wujud = 4520 J
Kalor yang diperlukan untuk melebur Q1 Jadi, kalor total yang diperlukan adalah
Q1 = mes Les Q = Q1 + Q2 + Q3
= (2) (336) = 672 + 840 + 4520
= 672 J = 6032 J

23
d. Rangkuman dan Intisari
1. Kalor laten adalah kalor yang digunakan untuk perubahan wujud suatu zat tanpa adanya
perubahan suhu. Contoh: kalor lebur dan kalor uap
2. Kalor yang dibutuhkan untuk merubah zat padat yang massanya m menjadi cairan tanpa
perubahan suhunya adalah Q = m Lf, dengan m adalah massa zat, dan Lf adalah kalor
laten peleburan atau kalor lebur zat tersebut
3. Beberapa perubahan wujud suatu zat adalah mencair (padat ke cair), membeku (cair ke
padat), menguap (cair ke gas), mengembun (gas ke cair) dan menyublim (padat ke gas)
4. Menguap hanya terjadi pada permukaan zat cair dan dapat terjadi pada sembarang suhu,
sedangkan mendidih terjadi pada seluruh bagian zat cair dan hanya terjadi pada suhu
tertentu yang disebut titik didih
5. Kalor lebur suatu zat adalah banyaknya kalor yang diperlukan setiap kilogram zat itu
untuk melebur pada titik leburnya
6. Kalor uap suatu zat adalah banyaknya kalor yang diperlukan setiap kilogram zat itu
untuk menguap pada titik didihnya

24
PENDAHULUAN

ASAS BLACK

Orientasi

Mengamati

Andi ingin memakan telur rebus, namun karena baru dimasak telur tersebut masih
sangat panas. Kemudian andi memasukkannya kedalam air, tidak beberapa lama
telur tersebut menjadi dingin dan andi biasa membukanya. Apa yang terjadi antara
telur panas dan air?
Pak Ali adalah penempah besi. Pada saat menempah besi, saat besi dari tungku
perapian memerah dan suhunya tinggi, pak Ali memasukkannya ke dalam air. Air
tersebut menjadi sedikit bertambah suhunya dan suhu besin menjadi berkurang,
dan bahkan suhu besi dan air sekarang sama. Apa yang terjadi antara besi panas
dan air?

Rumusan Masalah
Menanya

Hipotesis

Tulislah rumusan masalah kalian di bawah ini!

Menalar

25
Berdasarkan rumusan masalah yang muncul, tulislah hipotesis (jawaban sementara)
kalian pada kolom berikut!

C. AZAS BLACK

a. KALOR
Pernahkah kamu memasak air atau melihat ibu
memasak air? Jika kita memanaskan air seperti pada gambar
di bawah ini. Apakah yang terjadi pada air? dan pernahkah
kamu memegang es batu? Apakah yang terjadi pada es batu,
jika kamu biarkan di tangan? Gambar 3. Memasak Air

Jika kita memasak air seperti pada gambar, maka energi


dari kompor berpindah ke air begitu pula es yang bersuhu
rendah lama kelamaan akan mencair dikarenakan energi
dari tangan berpindah ke es.
Gambar 4. Es batu

Gambar 5. Air panas Gambar 6. Air dingin Gambar 7. Air Hangat

39
Demikian juga terlihat pada gambar air panas yang dicampur dengan air dingin akan
menjadi air hangat. Pada umumnya benda yang bersuhu tinggi (panas), akan mengalirkan
suhunya ke benda yang memiliki suhu lebih rendah. Hal ini berarti ada sesuatu yang
berpindah atau masuk pada air dingin, yaitu panas atau kalor. Energi yang dipindahkan
melalui perbedaan suhu tersebut dinamakan kalor. Besarnya kalor yang diserap atau dilepas
oleh suatu benda berbanding dengan massa benda (m), kalor jenis benda (c), dan perubahan
suhu (T). Jadi, banyaknya kalor yang dilepaskan atau diserap dapat dituliskan sebagai
berikut:

Q = m • c • ∆T

Keterangan :
m : massa benda (kg)
c : kalor jenis benda (kal/gram°C atau joule/kg°C)
∆T : kenaikan suhu (°C)
Q : kalor (kal/J)

Satu kalori adalah banyaknya kalor yang di perlukan untuk menaikkan suhu 1 0C air murni
yang massanya 1 gram.

Dalam SI, satuan


kalor adalah Joule
1 kal = 4,2 Joule
1 kalori = 4, 18 joule

40
CONTOH SOAL

500 gram es bersuhu −12oC dipanaskan hingga suhu −2oC. Jika kalor jenis es adalah 0,5
kal/goC, tentukan banyak kalor yang dibutuhkan, nyatakan dalam satuan joule!
Pembahasan:
Diketahui:
m=500 gr
T1 = −12oC
T2 = −2oC
ΔT = T2 − T1 = −2o − (−12 ) = 10oC
c = 0,5 kalori/groC
Ditanya: Q =…….??
Penyelesaian:
Q = m.c.ΔT
Q = (500)(0,5)(10) = 2500 kalori (1 kalori = 4,2 joule)
maka, Q = 2500 x 4,2 = 10500 joule

KALOR JENIS DAN KAPASITAS KALOR

Jika kalor diberikan pada dua benda yang berbeda,


Ketika menggoreng ikan maka akan menghasilkan suhu yang berbeda pula,
biasanya kita menggunakan Contohnya ketika minyak dan air dipanaskan dengan suhu
minyak goreng, pernah yang sama maka minyak akan memiliki perubahan suhu 2
berpikir mengapa harus kali lebih besar dibandingkan air, disebabkan oleh
menggunakan minyak goreng perbedaan kalor jenis yang dimiliki suatu benda. Hal inilah
dan bukan air? yang menyebabkan kita mengoreng ikan memakai minyak
goreng bukan air. Kalor Jenis Benda adalah banyaknya
kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu dari 1 kg
massa benda tersebut menjadi 1 derajat Celcius.

41
Satuan dari Kalor Jenis adalah Kalori / gr oC atau dalam Sistem Internasional ditetapkan dengan
Joule / Kg oC. Kalor Jenis dapat dituliskan dalam persamaan berikut :

Keterangan:
Bahan C (J/kgK)
c : kalor jenis (J/K)
Tembaga 385
Q : kalor (J) Besi/ Baja 450
m : massa benda(J/kg K) Air 4200
∆T : perubahan suhu (K) Es 2100
Beberapa kalor jenis zat

Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda
sebesar 1 derajat celcius. Jika kalor Q menghasilkan suhu sebesar t maka kapasitas kalor dapat
dirumuskan:

Keterangan:
C : kapasitas kalor (J/K)

42
∆T : perubahan suhu (K)
Q : kalor (J)

Bila kedua persamaan tersebut dihubungkan maka terbentuk persamaan baru:

Keterangan:
C : kapasitas kalor (J/K)
m : massa benda(J/kg K)
c : kalor jenis (J/K)

CONTOH SOAL

Suatu benda bermassa 2 kg menyerap kalor sebanyak 100 kal ketika suhunya berubah dari 200C hingga 700C.
Hitunglah kalor jenis benda tersebut?

Pembahasan
Diketahui:
m= 2 kg= 2000 gr
Q= 100 kal
ΔT=t2-t1=700C-200C=500C
Ditanya: c =……?
Penyelesaian
Q
c
m  T
100 kal
c
(2000 gr)  (50 0 C )
100 kal
c
100000 gr 0 C
c  10 3 kal / gr 0 C

43
Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan atau menurunkan suhu suatu benda
bergantu pada

Semakin lama pemanasan


berarti kalor yang diterima air
semakin besar dan suhu air
semakin tinggi. Sehingga
besarnya kalor (Q) yang
diberikan pada sebuah benda
sebanding dengan kenaikan
suhu benda itu (ΔT ).

Untuk menaikkan suhu yang sama, jumlah


massa zat sama, tetapi jenis zat berbeda
membutuhkan kalor yang berbeda pula.
Kalor (Q) yang diperlukan untuk menaikkan
suhu bergantung pada jenis zat (c).

air minyak

Untuk menaikkan suhu yang sama,


2 kg air lebih lama atau perlu kalor
lebih banyak dari 1 kg air. Jumlah
1 kg kalor (Q) yang diserap benda untuk
2 kg menaikkan suhu yang sama adalah
sebanding dengan massa benda
(m).

Dari ketiga percobaan tersebut dapat diambil kesimpulan. Kalor yang dilepas
/ diterima oleh zat ketika berubah suhunya, tergantung pada: massa zat (m),
jenis zat (c), dan perubahan suhu (ΔT ).
b. Azas Black

44
Pernahkah kamu mandi dan airnya kedinginan? Apa yang kamu lakukan? Kemudian
pernahkah kamu membuat teh manis dan terlalu panas? Apa yang kamu lakukan? Tentunya
kamu akan menuangkan sejumlah air panas pada air mandi kamu. Dan kamu akan mendinginkan
teh manis dengan menambahkan es.

Gambar 8: Seorang anak mandi Gambar 9: Teh yang masih panas


Kejadian-kejadian yang pernah kamu lakukan diatas ternyata sangat sesuai dengan konsep
fisika. Apabila dua zat atau lebih mempunyai suhu yang berbeda dan terisolasi dalam suatu
sistem, maka kalor akan mengalir dari zat yang suhunya tinggi ke zat yang suhunya rendah. Jika
air panas dicampur dengan air dingin, sehingga diperoleh campuran yaitu air hangat. Ini berarti
air panas suhunya turun, karena memberikan kalor kepada air yang dingin. Sedangkan air dingin
suhunya naik karena ia menyerap kalor dari air panas. Maka kalor yang dilepas air panas akan
sama besarnya dengan kalor yang diterima air dingin. Prinsip ini sesuai dengan hukum kekekalan
energi yang pertama kali dirumuskan oleh Joseph Black (1728-1899) yang dikenal sebagai Azas
Black.

Jika sistem ini terisolir, yaitu aliran kalor bebas dari pengaruh lingkungan, maka berlaku
hukum kekekalan energi kalor (asas black) yaitu:
“ Jumlah kalor yang dilepas oleh zat yang panas sama dengan jumlah kalor yang diserap oleh zat
yang dingin.” dimana teori ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

45
Qlepas  Qterim a
m1.c1T1  m 2 .c2 T2
Keterangan:
Qlepas : besar kalor yang diberikan (J)
Qterima : besar kalor yang di terima
m : massa benda(J/kg K)
c : kalor jenis (J/K)
∆T : perubahan suhu (K)
Sesuai dengan Azas Black, maka pertukaran kalor pada zat dapat ditentukan dengan mengukur
kalor jenis zat dengan menggunakan kalorimeter.

Joseph Black adalah seorang fisikawan yang


lahir pada 16 april 1728 dan meninggal pada
16 Desember 1799 dimana pada tahun 1760 ia
mengemukakan pertama kalinya tentang Azas
Black dimana ia menyatakan bahwa "Pada
pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang
dilepas zat yang suhunya lebih tinggi sama
dengan banyaknya kalor yang diterima zat
yang suhunya lebih rendah"

Gambar : Joseph Black

Contoh Soal:
Jika 75 gram air yang suhunya 0 oC dicampur dengan 50 gram air yang suhunya 100 oC, maka
suhu akhir campuran itu adalah . . .
Pembahasan
Diketahui:
M1=75 gr
T1= 00C
M2=50 gr
T2= 1000C
c=1 kkal/kg0C
Ditanya: T0C=…..?

46
Penyelesaian:
Qserap=Qlepas
m.c. ΔT = m.c. ΔT
75 . 1 . (T – 0) = 50 . 1 . (100 – T)
75 T = 5000 – 50T
125 T = 5000
T = 40 0C
RANGKUMAN
1. Kalor adalah salah satu bentuk energi panas yang berpindah dari suhu yang tinggi ke benda yang bersuhu
rendah.
2. Dalam SI, satuan kalor adalah Joule. 1 kal = 4,2 Joule, 1 kalori = 4, 18 joule
3. Kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang diperlukan suatu zat untuk menaikkan suhu zat
sebesar 1C.
Q
C
Δt
4. Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan zat sebesar 1 kg untuk mengalami
perubahan suhu sebesar 1 K atau 1C.
C Q
c atau c
m m.t
5. Pengaruh kalor yang diberikan pada suatu benda dapat menyebabkan tiga hal, yaitu :
b. terjadi pemuaian
c. terjadi perubahan wujud
d. terjadi perubahan suhu
6. Asas Black menyatakan bahwa kalor yang diberikan suatu benda sama dengan kalor yang diterima pada suatu
benda dalam suatu sistem tertutup.

Qserap = Qlepas

47
PENDAHULUAN

PERPINDAHAN KALOR

Orientasi

Mengamati

Dalam kehidupan sehari-hari kalian pasti pernah mengalami atau melihat kejadian-
kejadian berikut:
1. Ketika kita membuat kopi atau minuman panas, lalu kita mencelupkan sendok
untuk mengaduk gulanya. Biarkan beberapa menit, maka sendok tersebut akan
ikut panas.
2. Ketika kita mendekatkan tangan kita pada bola lampu yang sedang menyala.
panas lampu akan memengaruhi tangan kita sehingga tangan kita terasa hangat.

Rumusan Masalah

Menanya

Tulislah rumusan masalah kalian di bawah ini!

48
Hipotesis
Menalar

Berdasarkan rumusan masalah yang muncul, tulislah hipotesis (jawaban sementara)


kalian pada kolom berikut!

D. PERPINDAHAN KALOR

A. Konduksi
a. Defenisi Konduksi
Jika kamu menyeduh kopi atau teh dengan air panas dan
mengaduknya dengan menggunakan sendok logam apa yang
kamu rasakan?
Kamu akan merasakan bahwa sendok lama kelamaan
akan panas. Hal ini karena terjadi perpindahan kalor dari air
seduhan ke sendok tersebut, sehingga saat kamu terus
memegang ujung sendok tangan kamu akan merasakan panas. Dengan kata lain kalor mengalir
dari air yang bersuhu tinggi ke sendok (sehingga suhu sendok juga menjadi tinggi) menuju
tanganmu (suhu rendah). Peristiwa perpindahan kalor dari seduhan air panas ke ujung sendok
tidaklah disertai perpindahan partikel-partikel pada sendok.
Perpindahan kalor dengan cara konduksi disebabkan karena partikel- partikel penyusun
ujung zat yang bersentuhan dengan sumber kalor bergetar. Makin besar getarannya, maka energi
kinetiknya juga makin besar. Energi kinetik yang besar menyebabkan partikel tersebut
menyentuh partikel di dekatnya, demikian seterusnya sampai akhirnya Anda merasakan panas.
Peristiwa ini dapat dianalogikan sebagai berikut. Andi ingin memberikan buku kepada
Rahmat, tetapi dia tidak boleh berdiri dari tempat duduk, sehingga Andi harus mengoper

49
bukunya melalui Budi, lalu Budi mengopernya ke Bagas, baru kemudian Bagas memberikannya
kepada Rahmat. Buku tersebut tetap sampai ke Rahmat tanpa Andi perlu untuk beranjak dari
tempat duduknya. Hal ini yang dimaksud dengan perpindahan kalor secara Konduksi.
Jadi konduksi dapat didefenisikan sebagai perpindahan kalor tanpa diikuti oleh
perpindahan partikel-partikel penyusun zat perantaranya.
b. Faktor Yang Mempengaruhi Laju Kalor Konduksi
Untuk lebih memahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi laju kalor konduksi suatu benda kita
misalkan ada sebuah batang besi dipanaskan pada salah satu ujungnya.

Q
T1 A
d T2

Dari gambar di atas ada beberapa hal yang mempengaruhi laju suatu kalor secara konduksi,
yaitu:
1. Beda suhu diantara kedua permukaan (∆ = )
2. Ketebalan atau panjang bahan (d), makinn tebal dinding makin lambat perpindahan kalor.
3. Luas permukaan (A), makin luas permukaan kalor makin cepat perpindahan kalor.
4. konduktivitas termal zat (k), merupakan ukuran keampuan zat menghantarkan kalor, semakin besar nilai k
maka semakin cepat laju perpindahan kalor.
secara matematis laju perpindahan kalor diuliskan sebagai berikut

=

Keterangan:
Q : Kalor yang dihantarkan ( J)
A : Luas permukaan (m2)
ΔT : Beda suhu antara kedua ujung benda (K)
d : Ketebalan atau panjang bahan (m)
t : Selang waktu yang diperlukan (s)
k : Konduktivitas termal zat (J/s mK)

50
CONTOH SOAL

Sebuah batang logam sepanjang 150 cm dengan luas penampang 30 cm 2 salah satu ujungnya
menempel pada es (oC) dan ujung lainnya menempel pada benda bersuhu 100 oC. Jika
konduktivitas termalnya 0,9 kal/s cm oC. hitunglah kalor yang merambat pada batang itu selama
10 sekon.
Penyelesaian
Dik: k = 0,9 kal/s cm oC
A = 30 cm2
d = 150 cm
∆ = 100 oC - 0 oC= 100 oC
= 10 s
Dit: Q...?
Jawab:

=


=

= 180 kal
B. Konveksi
a. Defenisi Konveksi
Pernahkah kamu memasak air? Menurut kamu saat
proses pemanasan apakah suhu di permukaan air sama
dengan suhu di dasarnya?

Pada saat air di panaskan maka akan memuai, pemuaian ini dimulai dari air yang berada
di bagian bawah yang lebih dekat dengan nyala api. Ketika air di bagian bawah ini memuai,
massa jenisnya akan berkurang sehingga akan membuat air di bagian bawah tersebut bergerak

51
naik (ke atas). Tempatnya digantikan oleh air yang suhunya lebih rendah, yang bergerak turun
karena massa jenisnya lebih besar. Untuk membuktikan kejadian seperti ini, dapat digunakan zat
warna agar gerakan air nampak jelas.
Gejala alam yang merupakan contoh dari perpindahan kalor secara konveksi adalah
terjadinya angin darat dan angin laut. Pada siang hari, daratan suhunya lebih cepat panas.
Akibatnya udara di atas daratan akan bergerak naik dan udara yang lebih dingin yang berada di
atas laut bergerak ke daratan karena tekanan udara di atas permukaan laut lebih besar daripada
tekanan di atas daratan.
Dari penjelasan di atas maka konveksi dapat didefenisikan sebagai perpindahan panas
yang disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat perantara yang disebabkan oleh perbedaan
massa jenis.

b. Faktor Yang Mempengaruhi Laju Konveksi


Laju perpindahan kalor konveksi dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu:
1. Luas permukaan benda A yang bersentuhan dengan fluida
2. Perbedaan suhu ∆ diantara benda dan fluida
3. Koefisien konveksi h
Secara matematis laju perpindahan kalor dituliskan sebagai berikut:

= ∆

Keterangan :
Q : Kalor yang dihantarkan ( J)
A : Luas permukaan (m2)
ΔT : Perbedaan suhu (K)
t : Selang waktu yang diperlukan (s)
h : koefisien konveksi (J/s m2 K)

52
CONTOH SOAL

Sebuah dinding bersuhu relatif tetap 25oC pada suhu udara luar 18oC. Hitunglah kalor yang
hilang selama tiga jam karena konveksi kalor jika luas dinding 15 m 2 dan h= 3,5 J/s m2K!
Penyelesaian:
Dik: h = 3,5 J/s m2K
A = 15 m2
∆ = 25 oC - 18 oC= 7 oC = 280 K
= 3 jam = 10.800 s

Dit: Q...?
Jawab:

= ∆

= ∆
= (3,5 J/s m2K) (15 m2)( 280 K) (10.800 s)
= 4,536 x 107 J

C. Radiasi
a. Defenisi Radiasi
Dalam keseharian pada siang hari yang cerah kita dapat merasakan hangatnya sinar matahari.
Mengapa kita bisa merasakan panasnya matahari? Padahal letak matahari sendiri sangat jauh dari
bumi, dan juga terdapat ruang hampa antara bumi dan matahari.
Hal ini karena kalor dapat berpindah tanpa melalui zat perantara . Bagaimanakah proses
radiasinya? Matahari adalah sumber cahaya di bumi, sinarnya masuk ke bumi melewati filter
yang disebut atmosfer, sehingga cahaya yang masuk ke bumi adalah cahaya yang tidak
berbahaya. Cahaya yang masuk ke bumi melalui lapisan atmosfer itu dikenal dengan gelombang
elektromagnetik yang terbagi ke dalam gelombang pendek dan gelombang panjang. Seperti
Radio, TV, Radar, Inframerah, Cahaya Tampak, Ultraviolet, Sinar X dan Sinar Gamma.
Sinar Gelombang Elektromagnetik tersebut dibedakan berdasarkan panjang gelombang dan
frekuensinya. Semakin besar panjang gelombang semakin kecil frekuensinya. Energi radiasinya

53
tergantung dari besarnya frekuensi dalam arti semakin besar frekuensi semakin besar energi
radiasinya.
Dalam kasus ini, terdapat hal yang disebut radiasi benda hitam, yang memaparkan bahwa
semakin hitam benda tersebut maka energi radiasi yang dikenainya juga makin besar. Hal ini
adalah fakta sehari-hari. Saat kita menjemur pakaian hitam dan putih dibawah sinar matahari
dengan jenis dan tebal yang sama, maka pakaian warna hitam akan lebih cepat kering
dibandingkan dengan pakaian berwarna putih.
Jadi radiasi (pancaran) dapat kita definisikan sebagai perpindahan kaor tanpa melalui zat
perantara.
b. Faktor yang Mempengaruhi Laju Radiasi
Tahun 1879 Joseph Stefan melakukan pengukuran daya total yang dipncarkan oleh benda
hitam sempurna. dia menyatakan bahwa daya total itu sebanding dengan pangkat empat suhu
mutlaknya. Lima tahun kemudian Ludwig Boltzman menurunkan hubugan yang sama.
Persamaan ini dikenal dengan Hukum Steafan-Boltzman, yang berbunyi: Energi yang
dipancarkan oleh sebuah benda hitam dalam bentuk radiasi kalor tiap satuan waktu
(Q/t)sebanding dengan luas permukan (A) dan sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak
permukaannya (T4). Secara matematis dituliskan sebgai berikut

adalah tetapan Stefan-Boltzman = 5,7 x 10-8 W/m2 K4.


Tidak semua benda dapat dianggap sebagai benda hitam sempurna, agar persamaan di atas
dapat digunakan untuk semua benda maka persamaan Stefan-Boltzman dituliskan sebagai
berikut

Keterangan :
Q : Kalor yang dihantarkan ( J)
t : Waktu yang diperlukan (s)
A : Luas permukaan (m2)
T : Suhu (K)
: tetapan Stefan-Boltzman ( 5,7 x 10-8 W/m2 K4)
e : koefisien emisivitas

54
Dengan e adalah koefisien emisivitas. Emisivitas adalah kemampuan suatu permukaan untuk
memacarkan radiasi dibandingkan dengan benda hitam sempurna. Nilai emivitas terletak di
antara 0dan 1. Untuk benda hitam sempurna nilai emisivitasnya adalah 1.
Warna hitam dikatakan sempurna menyerap panas, sedangkan warna putih mampu
memantulkan panas atau cahaya dengan sempurna. Sehingga emisivitas bahan (kemampuan
menyerap panas) untuk warna hitam e = 1 sedangkan warna putih e = 0. Untuk warna lainnya
berkisar antara 0 dan 1.

CONTOH SOAL

Sebuah bola tembaga 20 cm2 dipanaskan hinngga 127oC. Jika emivitasnya 0,4 dan = 5,67 x 10-
8
W/m2 K4, hitunglah energi radiasinya tiap detik!
Penyelesaian
Dik : A = 20 cm2 = 2 x 10-3 m2
T = 127 oC + 273 = 400 K
e = 0,4
= 5,67 x 10-8 W/m2 K4
Dit : Q/t...?

= 0,4 x 5,67 x 10-8 W/m2 K4 2 x 10-3 m2 x (400 K)4


= 1, 161 W/s

55
D. Penerapan Perpindahan Kalor di Kehidupan Sehari-hari

Termos

Termos berfungsi untuk menyimpan zat cair yang berada di


dalamnya agar tetap panas dalam jangka waktu tertentu. Termos
dibuat untuk mencegah perpindahan kalor secara konduksi,
konveksi, maupun radiasi.

Dinding termos dibuat sedemikian rupa, untuk menghambat perpindahan kalor pada termos,
yaitu dengan cara:
 Permukaan tabung kaca bagian dalam dibuat mengkilap dengan lapisan perak yang berfungsi
mencegah perpindahan kalor secara radiasi dan memantulkan radiasi kembali ke dalam termos
 Dinding kaca sebagai konduktor yang jelek, tidak dapat memindahkan kalor secara konduksi, dan
 Ruang hampa di antara dua dinding kaca, untuk mencegah kalor secara konduksi dan agar
konveksi dengan udara luar tidak terjadi.

SOAL- SOAL LATIHAN


Kerjakanlah Soal Latihan di bawah ini !
1. Gambar dibawah ini merupakan peralatan yang dapat mencegah perpindahan kalor baik secara konduksi,
konveksi, maupun radiasi. Bagaimanakah prinsip kerjanya ?

2. Mengapa pegangan panci di desain terbuat dari karet ? Apa yang terjadi jika pegangan panci terbuat dari
logam ?
3. Jelaskan prosesnya mengapa jika ujung besi dipanaskan maka ujung yang lain lama kelamaan juga akan
panas !
4. Pada saat memanaskan air apa yang menyebabkan seluruh bagian air menjadi panas secara merata?

56
5. Jika Anda menjemur pakaian di dalam dan di luar ruangan. Jelaskan mengapa pakaian yang dijemur diluar
ruangan lebih cepat kering daripada yang dijemur di dalam ruangan?
6. Sebuah ruang dengan pendingin ruang (AC) memiliki kaca jendela yang luasnya 2,0 m x 1,75 m dan
tebalnya 3,2 mm. Jika suhu pada permukaan dalam kaca 25 oC dan suhu pada permukaan luar kaca 31 oC,
maka berapakah laju kalor yang masuk keruangan itu ?
7. Kawat lampu pijar yang luasnya 50 mm2 meradiasikan energi dengan laju 2,835 W. Jika kawat pijar dapat
dianggap sebagai benda hitam sempurna, maka berapakah suhu permukaannya ?
8. Sebuah dinding bersuhu relatif tetap 26oC pada suhu udara luar 18oC. Hitunglah kalor yang hilang selama
dua jam karena konveksi kalor jika luas dinding 15 m2 dan h= 3,5 J/s m2K!

RANGKUMAN
1. Perpindahan kalor secara konduksi merupakan perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel zat
perantaranya. Laju kalor konduksi dapat dihitung menggunakan persamaan :

=

2. Perpindahan kalor secara konveksi merupakan perpindahan kalor disertai perpindahan partikel zat
perantaranya. Laju kalor konduksi dapat dihitung menggunakan persamaan :

= ∆

3. Perpindahan kalor secara radiasi merupakan perpindahan kalor tanpa disertai zat perantara. Laju kalor
radiasi dapat dihitung menggunakan persamaan :

4. Beberapa peralatan yang menerapkan prinsip kalor dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: termos, strika, dan
panel surya.

57

Anda mungkin juga menyukai