Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
berkenan memberi petunjuk dan kekuatan kepada penulis sehingga makalah
“Vitamin B12 Kobalamin” ini’dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi – materi yang ada.
Materi – materi bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan siswa.
Serta siswa juga dapat memahami nilai – nilai dasar yang direfleksikan dalam
berpikir dan bertindak.
Mudah-mudahan dengan mempelajari makalah ini, para siswa akan
mampu menghadapi masalah-masalah atau kesulitan-kesulitan yang timbul dalam
belajar. Dan dengan harapan semoga siswa mampu berinovasi dan berkreasi
dengan potensi yang dimiliki, dan menjadi sangat bermanfaat.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
terbentuk oleh ikatan antara atom C nomor 3 dengan atom C nomor 5 pada
molekul deoksiribosa dengan perantaraan gugus fosfat. (Anna Poedjiadi, 2009)
Setiap nukleotida yang menyusun DNA terdiri atas gugusan gula, asam
fosfat, dan basa nitrogen. (Rohana Kusumawati, 2013) a. Gugusan gula (gula
pentose yang dikenal sebagai deoksiribosa).
3
Beberapa enzim yang berperan dalam replikasi DNA adalah sebagai berikut:
a. Enzim helikase berfungsi untuk menghidrolisis rantai ganda
polinukleotida menjadi dua rantai mononukleotida.
b. Enzim polymerase berfungsi untuk merangkai rantai-rantai
mononukleotida untuk membentuk DNA baru.
Enzim ligase berfungsi untuk menyambung ulir DNA yang baru terbentuk.
RNA (Ribonucleic Acid)
Asam ribonukleat adalah suatu polimer yang terdiri atas molekul-molekul
ribonukleotida. Seperti DNA, asam ribonukleat ini terbentuk oleh adanya ikatan
antara atom C nomor 3 dengan atom C nomor 5 pada molekul ribose dengan
perantaraan gugus fosfat. Meskipun banyak persamaannya dengan DNA, RNA
mempunyai beberapa perbedaan dengan DNA yaitu (Anna Poedjiadi, 2009)
Bagian pentosa RNA adalah ribose, sedangkan bagian pentosa DNA adalah
deoksiribosa.
Bentuk molekul DNA ialah double helix. Bentuk molekul RNA bukan
double helix tetapi berupa rantai tunggal yang terlipat sehingga menyerupai rantai
ganda.
RNA mengandung basa adenin, guanin, dan sitosin seperti DNA, tetapi
tidak mengandung timin. Sebagai gantinya, RNA mengandung urasil. Dengan
demikian bagian basa pirimidin RNA berbeda dengan bagian basa pirimidin
DNA. Jumlah guanin dalam molekul RNA tidak perlu sama dengan sitosin,
demikian pula jumlah adenin tidak harus sama dengan urasil.
4
b. mRNA (Messenger RNA) atau ARN duta
mRNA berupa rantai tunggal yang relatif panjang. mRNA dibentuk dalam
nucleus dan berfungsi membawa kode genetic (kodon) dari DNA ke
ribosom.
c. tRNA (Transfer RNA) atau Rantai Terpendek
tRNA terdapat dalam sitoplasma dan berfungsi menerjemahkan kodon dari
mRNA menjadi asam amino. Asam amino dibawa oleh tRNA ke ribosom.
Pada salah satu ujung tRNA terdapat tiga rangkaian basa pendek disebut
antikodon. Suatu asam amino tertentu akan melekat pada ujung tRNA
yang bersebrangan dengan ujung antikodon. Pelekatan ini merupakan cara
agar tRNA berfungsi. Pengurutan asam amino sesuai dengan urutan kodon
pada mRNA.
5
sel dan penting untuk melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara
kesehatan.
Kebanyakan vitamin-vitamin ini tidak dapat disintesis oleh tubuh. Beberapa
di antaranya masih dapat dibentuk oleh tubuh, namun kecepatan pembentukannya
sangat kecil sehingga jumlah yang terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan
tubuh. Oleh karenanya tubuh harus memperoleh vitamin dari makanan sehari-hari.
Jadi vitamin mengatur metabolisme, mengubah lemak dan karbohidrat menjadi
energi, dan ikut mengatur pembentukan tulang dan jaringan.
Sejarah penemuan vitamin dimulai oleh Eijkman yang pertama kali
mengemukakan adanya zat yang bertindak sebagai faktor diet esensial dalam
kasus penyakit beri-beri. Pada tahun 1897 ia memberikan gambaran adanya suatu
penyakit yang diderita oleh anak ayam yang serupa dengan beri-beri pada
manusia. Gejala penyakit tersebut terjadi setelah binatang diberi makanan yang
terdiri atas beras giling murni. Ternyata penyakit ini dapat disembuhkan dengan
member makanan sisa gilingan beras yang berupa serbuk. Hasil penemuan yang
menyatakan bahwa dalam makanan ada faktor lain yang penting selain
karbohidrat, lemak dan protein sebagai energi, mendorong para ahli untuk
meneliti lebih kanjut tentang vitamin, sehingga diperoleh konsep tentang vitamin
yang dikenal sekarang. Pada saat ini terdapat terdapat lebih dari 20 macam
vitamin. Polish kemudian memberi nama faktor diet esensial ini dengan vitamin.
Selanjutnya hasil pekerjaan Warburg tentang koenzim (1932 – 1935) dan
kemudian penyelidikan R Kuhn dan P Kerrer menunjukkan adanya hubungan
antara struktur kimia vitamin dengan koenzim.
Vitamin diberi ke dalam dua golongan. Golongan pertama oleh Kodicek
(1971) disebut prakoenzim, dan bersifat larut dalam air, tidak disimpan oleh
tubuh, tidak beracun, diekskresi dalam urine. Yang termasuk golongan ini adalah:
tiamin, riboflavin, asam nikotinat, piridoksin, asam kolat, biotin, asam pantotenat,
vitamin B12 (disebut golongan B) dan vitamin C. golongan kedua yang larut
dalam lemak disebut alosterin, dan dapat disimpan di dalam tubuh. Apabila
vitamin ini terlalu banyak dimakan, akan tersimpan dalam tubuh, dan memberikan
gejala penyakit tertentu, yang juga membahayakan. Kekurangan vitamin
mengakibatkan terjadinya penyakit defisiensi, tetapi biasanya gejala penyakit akan
6
hilang kembali apabila kecukupan vitamin tersebut terpenuhi. (Anna Poedjiadi,
2009)
7
Di dalam darah vitamin B12 terikat pada transport protein. Vitamin B12 berfungsi
sebagai koenzim pada reaksi yang memerlukan 5 deoxyadenosine atau
berpartisipasi sebagai substrat pada reaksi metilasi untuk membentuk
metilkobalamin. Vitamin B12 diperlukan untuk sintesis purin dan pirimidin (asam
nukleat).
Vitamin ini diperlukan juga untuk mengubah folat menjadi bentuk aktif, dan
dalam fungsi normal metabolisme semua sel, terutama sel-sel saluran cerna,
sumsum tulang, dan jaringan saraf. Vitamin B12 merupakan kofaktor dua jenis
enzim pada manusia, yaitu metionin sintetase dan metilmalonil-KoA mutase.
Reaksi metionin sintetase melibatkan asam folat. Gugus metil 5-metil
tetrahidrofolat (5-metil-H4 folat) dipindahkan ke kobalamin untuk membentuk
metilkobalamin yang kemudian memberikan gugus metil ke homosistein. Produk
akhir adalah metionin, kobalamin, H4 folat, yang dibutuhkan dalam pembentukan
poliglutamil folat dan 5,10-metil-H4 folat, yang merupakan kofaktor timidilat
sintetase dan akhirnya untuk sintesis DNA. Terjadinya anemia megaloblastik pada
kekurangan vitamin B12 dan folat terletak pada peranan vitamin B12 dalam reaksi
yang dipengaruhi oleh metionin sintetase ini.
Reaksi metilmalonil-KoA mutase terjadi dalam mitokondria sel dan
menggunakan deosiadenosilkobalamin sebagai kofaktor. Reaksi ini mengubah
metilmalonil-KoA menjadi suksinil-KoA. Reaksi-reaksi ini diperlukan untuk
degradasi asam propionate dan asam lemak rantai ganjil terutama dalam sistem
saraf. Diduga gangguan saraf pada kekurangan vitamin B12 disebabkan oleh
gangguan aktivitas enzim ini. (Sunita Almatsier, 2010)
8
ini bersifat keturunan dan selebihnya karena proses menua (usia sesudah 40 tahun)
dengan meningkatnya proses atrofi pada jaringan tubuh.
Kekurangan vitamin B12 menimbulkan dua jenis sindroma. Gangguan
sintesis DNA menyebabkan gangguan perkembangbiakan sel-sel, terutama sel-sel
yang cepat membelah. Sel-sel membesar (megaloblastosis), terutama prekusor sel-
sel darah merah dalam sumsum tulang, dan sel-sel penyerap pada permukaan
usus. Megaloblastosis menyebabkan anemia megaloblastik, glositis, serta
gangguan saluran serna berupa gangguan absorpsi dan rasa lemah.
Sindroma kedua berupa gangguan saraf yang menunjukkan degenerasi otak,
saraf mata, saraf tulang belakang dan saraf perifer. Tanda-tandanya adalah mati
rasa, semutan, kaki terasa panas, kaku dan rasa lemah pada kaki. Kekurangan
vitamin B12 lebih banyak terjadi pada orang tua karena makan yang tidak teratur.
(Sunita Almatsier, 2010)
Defisiensi vitamin ini biasanya disebabkan oleh kerusakan sistem absorpsi
di usus. Beberapa gejala defisiensi atau kekurangan vitamin B12 antar lain (Anna
Poedjiadi, 2009) Anemia pernisiosa, yang disebabkan oleh ketidakmampuan
tubuh mengabsorpsi B12.
Depresi mental.
Semua vitamin B12 alami diperoleh dari hasil sintesis bakteri, fungi atau
ganggang. Sumber utama vitamin B12 adalah makanan protein hewani yang
diperoleh dari hasil sintesis bakteri di dalam usus, seperti hati, ginjal, disusul oleh
susu, telur, ikan, keju, dan daging. Vitamin B12 dalam sayuran ada bila terjadi
pembusukan atau pada sintesis bakteri. Vitamin B12 yang terjadi melalui sintesis
bakteri pada manusia tidak diabsorpsi karena sintesis terjadi di dalam kolon.
Bentuk vitamin B12 dalam makanan terutama sebagai 5-deoksiadenosil dan
hidroksikobalamin, sedikit sebagai metilkobalamin dan sedikit sekali sebagai
sianokobalamin. (Sunita Almatsier, 2010)
9
Untuk kebutuhan diet dianjurkan (Anna Poedjiadi, 2009)
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari bahasan di atas bahwa:
a. Asam nukleat adalah suatu polimer yang terdiri atas banyak molekul
nukleotida yang terdapat pada jaringan-jaringan tubuh.
b. Asam nukleat terdiri atas DNA dan RNA.
c. DNA adalah polimer yang terdiri atas molekul-molekul
deoksiribonukleotida yang terikat satu sama lain.
d. RNA adalah suatu polimer yang terdiri atas molekul-molekul
ribonukleotida.
e. Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam
jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh
tubuh.
f. Vitamin B12 adalah salah satu metabolit sekunder yang secara eksklusif
hanya diproduksi oleh beberapa jenis bakteri dan archaea.
g. Vitamin B12 diperlukan untuk sintesis purin dan pirimidin (asam
nukleat).
h. Defisiensi vitamin B12 biasanya disebabkan oleh kerusakan sistem
absorpsi di usus.
3.2 Saran
Saran kepada masyarakat agar memperhatikan Angka Kecukupan Gizi
(AKG) yang dianjurkan untuk vitamin B12 supaya defisiensi vitamin ini dapat
menurun. Begitu halnya dengan sintesis DNA, konsumsi vitamin B12 yang sesuai
dengan AKG tersebut akan menurunkan angka kejadian penyakit akibat defisiensi
vitamin B12.
11
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Kusumawati, Rohana, dkk. 2013. BIOLOGI untuk SMA/MA Kelas XII. Klaten:
Intan Pariwara
Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Kimia dan Proses 2004 ISSN: 1411 – 4216
Prosiding Angka Kecukupan Gizi dan Acuan Label Gizi WNPG VIII, 2004
12