Anda di halaman 1dari 7

I.

Pendahuluan
Hampir seluruh tanaman penghasil minyak atsiri yang saat ini tumbuh di wilayah
Indonesia sudah dikenal oleh sebagian masyarakat. Bahkan beberapa jenis tanaman minyak
atsiri menjadi bahan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Minyak atsiri dihasilkan dari bagian jaringan tanaman tertentu seperti akar, batang,
kulit, daun, bunga, buah, atau biji. Sifat minyak atsiri yang menonjol antara lain mudah
menguap pada suhu kamar, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan aroma
tanaman yang menghasilkannya, dan umumnya larut dalam pelarut organik.
Minyak atsiri merupakan senyawa organik yang berasal dari tumbuhan dan bersifat
mudah menguap, mempunyai rasa getir, dan bau mirip tanaman asalnya. Minyak atsiri
dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang, atau sering pula disebut minyak
essential. Bahan baku minyak ini diperoleh dari berbagai bagian tanaman seperti daun,
bunga, buah, biji, kulit batang, akar, dan rimpang.
Minyak atsiri banyak digunakan sebagai bahan baku untuk industri parfum, bahan
pewangi (fragrances), aroma (flavor), farmasi, kosmetika dan aromaterapi.
Berbagai macam tanaman yang dibudidayakan atau tumbuh dengan sendirinya di
berbagai daerah di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk diolah menjadi minyak atsiri,
baik yang unggulan maupun potensial untuk dikembangkan. Tanaman penghasil minyak
atsiri yang termasuk unggulan adalah tanaman yang memiliki volume produksi cukup besar
di dalam negeri dan hasil minyaknya telah sangat dikenal di pasar dunia. Tanaman dalam
kelompok ini misalnya nilam, akar wangi, pala, cengkeh, dan sereh wangi.
Proses produksi minyak atsiri dapat ditempuh melalui 3 cara, yaitu; (1) pengempaan
(pressing), (2) ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction), dan (3) penyulingan
(distillation). Penyulingan merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk
mendapatkan minyak atsiri.  Penyulingan dilakukan dengan mendidihkan bahan baku di
dalam ketel suling sehingga terdapat uap yang diperlukan untuk memisahkan minyak atsiri
dari komponen bukan minyak atsiri atau dengan cara mengalirkan uap jenuh dari ketel
pendidih air (boiler) ke dalam ketel penyulingan yang berisi bahan baku minyak atsiri.
Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor agroindustri potensial yang dapat
menjadi andalan bagi Indonesia untuk mendapatkan devisa. Negara tujuan ekspor seperti
USA, Eropa, Australia, Afrika, Cina, India, dan ASEAN. Beberapa minyak atsiri unggulan
seperti minyak nilam telah memberikan pangsa pasar lebih dari 90% kebutuhan dunia atau
sekitar 35-40% dari total nilai ekspor minyak atsiri. Sementara untuk ekspor minyak daun
cengkeh dan turunannya telah menyuplai lebih dari 70% dari kebutuhan dunia, dan lebih dari
90% kebutuhan dunia untuk minyak pala disuplai oleh Indonesia. Minyak atsiri lainnya juga
berperan penting di pasar dunia seperti minyak akar wangi, minyak sereh wangi, minyak
kenanga, minyak jahe, minyak jeruk purut, minyak adas, minyak kemukus, minyak kayu
putih, minyak massoi, minyak cendana, minyak gaharu, dan lain-lain.
Sifat minyak atsiri sendiri antara lain :
1. Dapat didestilasi. 
2. Tidak meninggalkan noda. 
3. Tidak tersabunkan. 
4. Tidak tengik. 
5. Tidak mengandung asam.
Itulah sifat yang membedakan minyak atsiri dengan minyak lemak.
Dalam tanaman, keberadaan minyak atsiri bisa di berbagai tempat antara lain :
 Dalam rambut kelenjar seperti Labiatae, misal: kumis kucing, mentha. 
 Di dalam sel-sel parenkim seperti Piperaceae, misal: merica 
 Pada tabung minyak seperti Umbelliferae, misal: adas. 
 Saluran lisogen dan sisogen seperti Pinaceae & Rutaceae, misal: pinus, jeruk.
Sedang cara pembentukan minyak atsiri dalam tanaman antara lain langsung dari
protoplasma, dekomposisi dari resin ataupun dengan cara hidrolisis dari glikosida tertentu.
Bila minyak atsiri baru saja didestilasi, umumnya tidak berwarna atau berwarna pucat.
Penyimpanan dalam jangka waktu lama yang tidak terkontrol dapat menyebabkan minyak
menjadi berwarna, mulai dari kuning tua hingga coklat. Untuk menghindari kerusakan seperti
itu dapat diatasi dengan perlakuan seperti :
- Disimpan pada wadah tertutup rapat.
- Terlindung dari cahaya.
- Di tempat yang kering.
- Di tempat yang sejuk.
- Disimpan penuh dalam wadah.
Pada bagian tanaman, minyak atsiri terkandung dominan misalnya :
 Di tumbuhan Rosa sinensis, pada petala bunga. 
 Cinamomum, pada korteks dan daun. 
 Foeniculi vulgare, pada perikap buah. 
 Labiatae, pada rambut kelenjar. 
 Citrus, pada kulit buah.
Bagi tanaman penghasil minyak, minyak atsiri berfungsi sebagai insect repellant
(mengusir serangga/parasit lain) dan insect attractant (menarik). Dalam beberapa hipotesis
dapat disimpulkan bahwa tumbuhan akan memproduksi minyak atsiri secara maksimal jika
kondisi tumbuh dalam keadaan susah, misalnya akar tanaman sulit mendapat air, struktur
tanah berkapur atau jarang nutrisi makanan, dan sebagainya. Kondisi semacam itu membuat
tanaman berusaha untuk memproduksi minyak atsiri agar tetap toksik terhadap serangan
serangga maupun parasit lain.
Sebagian besar minyak atsiri mempunyai sifat fisika kimia sebagai berikut :
1. Bau khas. 
2. Tidak larut dalam pelarut air, larut dalam eter, kloroform, dan pelarut organik
lain. 
3. Sebagian komponen kandungan minyak mudah menguap. 
4. Yang mengandung fenol dapat membentuk garam 
5. Dapat membentuk kristal.
Kandungan kimia semua minyak atsiri merupakan senyawa campuran dan tidak
pernah dalam bentuk tunggal, misal minyak kapulaga mengandung 5 komponen besar seperti
cineol, borneol, limonen, alfa-terpinilasetat dan alfa terpinen. Jika diuraikan, cineol berbau
sedap tapi pedas seperti minyak kayu putih. Borneol berbau kamper seperti kapur barus,
limonen harum seperti jeruk keprok, alfa-terpinilasetat berbau jeruk purut, sedang alfa
terpinen berbau jeruk citrun. Nah, campuran dari kelima komponen itulah yang membuat
aroma khas kapulaga.
Dari semua jenis minyak atsiri sebenarnya tersusun dari jalur biosintesis metabolit
sekunder :
 Asetat- mevalonat untuk golongan terpenoid. 
 Jalur sikimat-fenil propan untuk golongan aromatik.
Contoh kerangka minyak atsiri :
1. Monoterpen yaitu :
            a.  Asiklis.
            b.  Siklis
2. Seskuiterpen.
3. Senyawa fenil propanoid
Cara penyarian minyak atsiri ada beberapa metode tergantung dari jenis dan sifat dari
bahan baku dan minyak atsirinya. Beberapa metode umum yang biasa digunakan antara lain :
1. Destilasi (air, uap dan air-uap)
2. Pengepresan
3. Ekstraksi
4. Enfleurasi
5. Hidrolisis glikosida tertentu.
II. Kegunaan dan Aktivitas Biologi Minyak Atsiri
Pada tanaman, minyak atsiri mempunyai tiga fungsi yaitu: membantu proses
penyerbukan dan menarik beberapa jenis serangga atau hewan, mencegah kerusakan tanaman
oleh serangga atau hewan, dan sebagai cadangan makanan bagi tanaman (Sudaryani &
Sugiharti, 1998).
Minyak atsiri digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri, misalnya industri
parfum, kosmetika, farmasi, bahan penyedap (flavoring agent) dalam industri makanan dan
minuman (Ketaren, 1985).
III. Komposisi Kimia Minyak Atsiri
Pada umumnya perbedaan komposisi minyak atsiri disebabkan perbedaan jenis tanaman
penghasil, kondisi iklim, tanah tempat tumbuh, umur panenan, metode ekstraksi yang
digunakan dan cara penyimpanan minyak. Minyak atsiri biasanya terdiri dari berbagai
campuran persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan
oksigen (O). Pada umumnya komponen kimia minyak atsiri dibagi menjadi dua golongan
yaitu: 1) Hidrokarbon, yang terutama terdiri dari persenyawaan terpen dan 2) Hidrokarbon
teroksigenasi.
a. Golongan hidrokarbon
Persenyawaan yang termasuk golongan ini terbentuk dari unsur Karbon (C) dan
Hidrogen (H). Jenis hidrokarbon yang terdapat dalam minyak atsiri sebagian besar terdiri dari
monoterpen (2 unit isopren), sesquiterpen (3 unit isopren), diterpen (4 unit isopren) dan
politerpen.
b. Golongan hidrokarbon teroksigenasi
Komponen kimia dari golongan persenyawaan ini terbentuk dari unsure Karbon (C),
Hidrogen (H) dan Oksigen (O). Persenyawaan yang termasuk dalam golongan ini adalah
persenyawaan alcohol, aldehid, keton, ester, eter, dan fenol. Ikatan karbon yang terdapat
dalam molekulnya dapat terdiri dari ikatan tunggal, ikatan rangkap dua, dan ikatan rangkap
tiga. Terpen mengandung ikatan tunggal dan ikatan rangkap dua. Senyawa terpen memiliki
aroma kurang wangi, sukar larut dalam alkohol encer dan jika disimpan dalam waktu lama
akan membentuk resin. Golongan hidrokarbon teroksigenasi merupakan senyawa yang
penting dalam minyak atsiri karena umumnya aroma yang lebih wangi. Fraksi terpen perlu
dipisahkan untuk tujuan tertentu, misalnya untuk pembuatan parfum, sehingga didapatkan
minyak atsiri yang bebas terpen (Ketaren, 1985).
IV. Tanaman Sumber Minyak Atsiri dan Kegunaannya
Berikut adalah daftar minyak atsiri yang berkembang di Indonesia:
No. Nama Nama Nama Tanaman Kegunaan Kondisi
Minyak Dagang
1. Adas Fennel Oil Foenicullum vulgare Flavor, Rempah, Potensi
Sabun, Krim, dikembangkan
Parfum,
Pengobatan,
Kosmetik
2. Akar wangi Vetiver Oil Vetiveria zizanoides Parfum, Sabun, Sudah
Kosmetik, Sebagai Berkembang
Fiksatif
3. Bangle Bangle Oil Zingiber Farmasi Potensi
cassummunar dikembangkan
4. Cendana Sandalwood Santalum album Antibakteri, Sudah
Oil Antiseptik, Berkembang
Desinfektan,
Ekspektoran,
Sedatif, Stimulan,
dan Refrigeran.
5. Cengkeh Clove Oil Syzygium aromaticum Flavor, Antibiotik Sudah
  Berkembang
6. Gaharu Agarwood Aquilaria sp. Parfum, Kosmetika, Sedang
Oil dan Obat-obatan Berkembang
7. Gandapura Wintergreen Gaultheria Parfum, Obat- Potensi
Oil fragrantissima obatan, Flavor Dikembangkan
8. Jahe Ginger Oil Zingiber officinale Pengobatan Sedang
tradisional, Dikembangkan
Penyedap Makanan
(Flavor)
9. Jeringau Calamus Oil Acarus calamus Farmasi   Potensi
dikembangkan
10. Jeruk Limau - - - -
11. Jeruk Purut Lime Oil Citrus hystrix Makanan, Parfum Potensi
dikembangkan
12. Kapolaga Cardamon Oil Elletaria Farmasi Potensi
cardamomum dikembangkan
13. Kayu Manis Cinnamon Cinnamomum casea Penyedap Rasa, Potensi
Bark Oil Flavor dikembangkan
14. Kayu Putih Cajuput Oil Melaleuca Obat Gosok, Sudah
leucadendron Farmasi Berkembang
15. Kemangi Basil Oil Ocimum grattisimum Farmasi, Makanan, Potensi
Pestisida Nabati dikembangkan
16. Kemukus Cubeb Oil Piper cubeba L. Flavor Saus, Sedang
Minuman Berkembang
Beralkohol,
Fragrance pada
Sabun, Detergen,
Krim, Parfum, Obat
Radang, Bronchitis,
Asma, dll.
17. Kenanga Cananga Oil Canangium odoratum Aromaterapi, Sudah
Parfum, Kosmetik Berkembang
18. Ketumbar Coriander OIl Coriandrum sativum Makanan, Farmasi Potensi
dikembangkan
19. Klausena Clausena/Ani Clausena anisata Farmasi, Minuman, Sedang
s Oil Parfum, Rokok, Berkembang
Permen Karet,
Pasta Gigi
20. Kunyit Curcuma Oil Curcuma domestica Flavour, Farmasi Potensi
dikembangkan
21. Lada Black Pepper Piper nigrum Flavor pada produk Sudah
Oil Makanan & Berkembang
Minuman,
Antimikroba
22. Lawang - Lawang Obat gosok, Potensi
minyak angin dikembangkan
23. Masoi Massoi Oil Criptocaria massoia Flavour Makanan Sedang
Berkembang
24. Melati Jasmine Oil Jasminum sambac Parfum, Sedang
Aromaterapi, Berkembang
Kosmetik
25. Nilam Patchouli Oil Pogostemon cablin Sebagai Fiksatif Sudah
Benth pada pembuatan Berkembang
parfum
26. Pala Nutmeg Oil Myristica fragrans Flavor pada Sudah
Houtt Makanan, Rokok Berkembang
27. Palmarosa Palmarosa Oil Cymbopogon martini Farmasi Potensi
dikembangkan
28. Permen Cormint Oil Mentha arvensis Flavor, Parfum, Potensi
Pasta gigi, Permen dikembangkan
29. Rosemari Rosemari Oil Rosmarinus officinale Farmasi Potensi
dikembangkan
30. Selasih Mekah Basil Oil Ocimum grattisimum Farmasi, Makanan Potensi
(Eugenol dikembangkan
type)
31. Sereh Dapur Lemongrass Cymbopogon citratus Makanan, Farmasi Sedang
Oil Berkembang
32. Sereh Wangi Citronella Oil Cymbopogon nardus Flavor, Parfum, Sudah
Sabun Berkembang
33. Sirih - - x x
34. Surawung Native Backousia citriodora Farmasi Potensi
Pohon Myrthle Oil dikembangkan
35. Temulawak Curcuma Oil Curcuma xanthorizza Farmasi, Minuman Potensi
dikembangkan
36. Terpentin Terpentin Oil Pinus merkusii Kosmetik, Sedang
Campuran Bahan Berkembang
Pelarut, Minyak
Cat, Antiseptik,
Kamper, dan
Farmasi
37. Ylang-ylang Ylang-ylang Canangium odoratum Bahan dasar Sedang
Oil parfum Berkembang

V. Referensi
 Lutony Tony L, Rahmayati Y. 1994. Produksi dan Perdagangan Minyak Atsiri.
Bandung. PT. Penebar Swadaya.
 Agusta Andria. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Bandung. ITB.
 http://lansida.blogspot.com/2012/06/apakah-minyak-atsiri-itu.html
 http://www.atsiri-indonesia.com/index.php?page=blog&det=minyak-atsiri

Anda mungkin juga menyukai