Anda di halaman 1dari 22

Strategi Perusahaan-Perusahaan

di China Bangkit dari Krisis


Corona

Photo bySkull Kat


on Unsplash
P andemi virus corona telah mengguncang
dunia. Jumlah pasien corona di seluruh
dunia mencapai 381.293 orang dan 16.572
orang diantaranya meninggal dunia karenanya.
Saat ini, virus corona sudah menyebar sampai
190 negara.

Virus corona berasal dari Kota Wuhan di Provinsi


Hubei, Republik Rakyat China. Oleh sebab itu
apabila jumlah kasus corona di China adalah
yang terbanyak di dunia yaitu 81.514.

Namun, kabar baik beberapa waktu terakhir


sudah datang dari China. Jumlah kasus baru
di Negeri Tirai Bambu terus menurun, bahkan
penularan domestik sudah tidak ada.

Hal ini tidak lepas dari determinasi China dalam


membendung virus corona. Sejumlah daerah
melakukan karantina wilayah (lockdown) total.

1
Photo by Thomas Peter/
Reuters

Transportasi publik tidak beroperasi, warga


juga tidak boleh keluar rumah kecuali untuk
urusan mendesak.

Seiring serangan virus corona yang mereda,


kondisi mulai membaik, aktivitas masyarakat
kembali pulih meski belum 100%. Konsumen
mulai memadati pusat perbelanjaan dan
restoran karena social distancing tidak lagi

2
diperlukan.

Aktivitas publik yang berangsur semarak


membuat ekonomi China bergeliat. Sejumlah
data menunjukkan ekonomi China mulai
menunjukkan perbaikan.

Lalu, apa saja strategi yang diterapkan


di China untuk bangkit dari krisis
Corona?

Harvard Business Review merinci ada 12 strategi


penting terkait respons perusahaan di China
terhadap bencana seperti wabah Corona.
Banyak strategi yang dapat diterapkan dan
dicontoh oleh perusahaan lain di mancanegara.

3
Photo by Markus Spiske
on Unsplash

1. Merencanakan ulang respons terhadap


krisis.

Menurut definisi, krisis memiliki lintasan yang


sangat dinamis. Untuk bisa menaklukkan krisis
harus dilakukan dengan perencanaan yang
matang dengan respon tepat di waktu yang
cepat.

4
Sebagai contoh pada tahap awal wabah virus
corona, produsen mie instan dan minuman
terkemuka di China, Master Kong, meninjau
dinamika setiap hari dan memprioritaskan
upaya pemulihan secara teratur.

Perusahaan mampu mengantisipasi


penimbunan dan kelangkaan stok, serta
menggeser fokus perusahaan dari penjualan
offline dan jaringan ritel besar ke sistem O2O
(online-ke-offline), e-commerce, dan toko-
toko kecil.

2. Menggunakan pendekatan bottom-up


dan top-down

Respons yang cepat dan terkoordinir


membutuhkan keputusan yang diambil dari
pucuk pimpinan (top-down).

5
Sebagai contoh Huazhu, yang mengoperasikan
6.000 hotel di 400 kota di seluruh China,
membentuk satuan tugas krisis yang bertemu
setiap hari untuk meninjau prosedur dan
mengeluarkan panduan top-down untuk
seluruh jaringan hotel.

Photo by Xie Huanchi/


Xinhua via REUTERS

3. Menciptakan kejelasan dan keamanan


bagi karyawan

6
Dalam krisis, sulit untuk menemukan kejelasan
ketika situasi dan informasi yang tersedia
terus berubah. Padahal di waktu seperti ini,
kryawan membutuhkan informasi yang jelas
agar paham apa yang akan dilakukan.

Misalnya, produsen peralatan dapur terbesar


di China, Supor, melembagakan pedoman
operasional dan prosedur yang sangat
spesifik untuk karyawannya seperti instruksi
untuk membatasi paparan saat makan di
kantin dan rencana darurat untuk situasi
luar biasa. Selain itu, perusahaan melakukan
pemeriksaan kesehatan untuk karyawan dan
keluarga mereka sejak tahap awal wabah serta
menyiapkan peralatan pencegahan.

7
Photo by ILO Asia-Pacific
on Flickr

4. Mengalokasikan tenaga kerja secara


fleksibel

Pada beberapa sektor bisnis yang sangat


terpukul oleh Covid-19 seperti restoran,
karyawan tidak dapat menjalankan kegiatan
rutin mereka. Daripada memberlakukan cuti
atau bahkan PHK, beberapa perusahaan China
merelokasi karyawan ke kegiatan baru dan

8
berharga, seperti perencanaan pemulihan,
bahkan meminjamkan mereka ke perusahaan
lain.

Misalnya lebih dari 40 restoran, hotel, dan


jaringan bioskop mengoptimalkan staf mereka
dengan meminjamkan karyawan kepada
Hema yang merupakan sebuah jaringan
supermarket ritel yang dimiliki oleh Alibaba.
Pada saat kondisi seperti ini perusahaan seperti
Hema sangat membutuhkan tenaga kerja
untuk layanan pengiriman karena lonjakan
pembelian online

5. Mengubah jaringan penjualan

Penjualan ritel secara konvensional sangat


terdampak oleh wabah corona. Namun,
perusahaan di China dengan cepat
memindahkan upaya penjualan ke saluran

9
baru.

Misalnya, perusahaan kosmetik Lin Qingxuan


terpaksa menutup 40 persen tokonya selama
krisis, termasuk semua yang lokasinya di
Wuhan. Namun, perusahaan mempekerjakan
kembali 100 lebih beauty advisor perusahaan
untuk menjadi influencer online yang
memanfaatkan aplikasi seperti WeChat untuk
melibatkan pelanggan secara virtual dan
mendorong penjualan online.

6. Menggunakan media sosial untuk


koordinasi

Saat situasi mengharuskan kerja dari jarak jauh


dan tantangan koordinasi yang kompleks,
banyak perusahaan China menggunakan
platform media sosial seperti WeChat untuk

10
Photo by Jonas Lee
on Unsplash

tetap berkoordinasi dengan karyawan dan


mitra mereka.

Misalnya, Cosmo Lady, perusahaan pakaian


dalam terbesar di China, memprakarsai
program yang bertujuan meningkatkan
penjualannya melalui WeChat.

11
7. Mempersiapkan untuk pemulihan yang
lebih cepat dari perkiraan

Hanya enam pekan setelah awal wabah corona,


China tampaknya berada pada tahap awal
pemulihan. Biro perjalanan premium China
contohnya, meskipun bisnis jangka pendek
anjlok, perusahan memfokuskan kembali pada
persiapan jangka panjang. Tanpa mengurangi
jumlah karyawan, perusahaan tersebut justru
mendorong karyawan untuk menggunakan
waktu mereka untuk meningkatkan sistem
internal, meningkatkan keterampilan, dan
merancang produk dan layanan baru agar
lebih siap dalam fase pemulihan.

12
8. Beda sektor, beda kecepatan pemulihan
Photo by Skull Kat
on Unsplash

Tidak mengherankan, jika setiap sektor dan


kelompok produksi yang berbeda pulih
dengan kecepatan yang berbeda pula
sehingga membutuhkan pendekatan yang
berbeda pula.

Sebagai contoh, sebuah konglomerat makanan


dan minuman global besar menggunakan
krisis untuk mempercepat pergeseran jangka

13
panjang dalam bauran produknya di China,
termasuk meningkatkan fokusnya pada
produk-produk yang berhubungan dengan
kesehatan, produk-produk impor, dan saluran
penjualan online.

9. Melihat kesempatan di tengah kesulitan

Krisis di China berdampak pada semua sektor


sampai batas tertentu, namun ada permintaan
yang meningkat juga di beberapa bidang
tertentu.

Misalnya, sebuah platform video sosial senilai


US$28 miliar Kuaishou yang mempromosikan
penawaran pendidikan online untuk
mengimbangi penutupan sekolah dan
universitas.

14
Photo by Isaac Smith
on Unsplash

10. Sesuaikan strategi pemulihan bisnis


berdasarkan lokasi

Kebijakan kesehatan masyarakat regional,


dinamika penyakit, dan pedoman administrasi
akan menciptakan dinamika pemulihan
yang berbeda-beda berdasarkan lokasi
yang kemungkinan tidak mengikuti struktur
geografis dari perusahaan.

15
Sebagai contoh, sebuah perusahaan susu
terkemuka di China dengan basis produksi
yang luas dan distribusi nasional hingga ke
seluruh China mengembangkan pendekatan
tersegmentasi berdasarkan dinamika
pemulihan regional dan kota.

11. Melakukan inovasi cepat dalam


memenuhi kebutuhan baru

Selain menyeimbangkan portofolio produk,


kebutuhan pelanggan baru juga menciptakan
peluang untuk inovasi. Ketika terancam oleh
krisis, banyak perusahaan akan fokus pada
langkah-langkah defensif, tetapi beberapa
perusahaan China berani berinovasi di antara
peluang yang muncul.

16
Misalnya pada industri asuransi terkenal
konservatif, dalam menanggapi krisis Ant
Financial menambahkan cakupan klaim virus
Corona gratis ke produk-produknya.

Photo by Markus
Spiske on Unsplash

12. Menemukan kebiasaan konsumsi baru

Beberapa perubahan kemungkinan akan


bertahan setelah krisis, dan banyak sektor

17
akan kembali ke realitas pasar yang baru di
China dan di tempat lain.

Bahkan, beberapa perusahaan di China sudah


merencanakan perubahan ini pasca krisis
nanti. Salah satunya, perusahaan makanan
manis dari China yang tengah mempercepat
upaya transformasi digital. Perusahaan
membatalkan kampanye offline untuk Hari
Valentine dan kegiatan promosi lainnya, dan
menginvestasikan kembali sumber dayanya
ke dalam bidang pemasaran digital.

Itu adalah strategi perusahaan-perusahaan di


China untuk bangkit dari krisis Corona. Lalu,
bagaimana strategi perusahaan Anda?

Semangat terus untuk Anda yang berjuang


menyelamtkan perusahaan Anda, tim Anda,
dan perekonomian di Indonesia.

18
Di tengah Virus Corona yang melanda, Aksoro
hadir menjadi teman terbaik untuk belajar
#dirumahaja

Saat kondisi ekonomi sedang lesu seperti saat


ini, Aksoro hadir membawa solusi.

Jadi, walaupun sedang #dirumahaja bukan


berarti Anda tidak bisa meningkatkan skill yaa!

Saat ini adalah kesempatan terbaik untuk Anda


belajar karena banyak waktu yang tersedia.

Khusus untuk sahabat Aksoro tercinta


dimanapun Anda berada, hari ini Aksoro
memberikan free akses Ruang Bisnis kepada
Anda. Ada materi "Content Marketing for Scale
Up" yang bisa Anda pelajari langsung saat ini.

Untuk Anda yang belum tahu Ruang Bisnis,


ini adalah platform bisnis dari sang Bossman

19
Sontoloyo, pemilik 32 perusahaan skala
nasional. Seorang Die Hard Entrepreneur yang
akan membagikan semua ilmu, strategi, rumus
dalam berbisnis.

Segera manfaatkan kesempatan emas ini


sekarang juga!

Biasanya akses Ruang Bisnis berbayar jutaan.

20
khusus untuk Anda sahabat Aksoro selama
masa pandemik ini aksesnya kami gratiskan.
Langsung klik https://ruangbisnis.co.id/
register-2 dan jika ada yang perlu ditanyakan
bisa langsung hubungi customer care kami di
WhatsApp 0822-2416-0899

21

Anda mungkin juga menyukai