Anda di halaman 1dari 14

HUKUM ASURANSI

“IMPLEMENTASI ASURANSI KERUGIAN DALAM PEMBIAYAAN


KENDARAAN BERMOTOR”

Oleh :
NAMA : VARIZA PRAHA TANJUNG
NPM : B1A017152
SEMESTER : 6

DOSEN PENGAMPU :
EDI HERMANSYAH SH., M.H

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BENGKULU
2020

1
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kendaraan bermotor menjadi aset yang cukup berharga karena alat
transportasi ini menjadi salah satu pilihan bagi keluarga atau perorangan
untuk bepergian baik untuk mencari nafkah maupun digunakan untuk
keperluan sehari-hari.
Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh
peralatan teknik untuk pergerakannya, dan digunakan untuk transpostasi
darat. Umumnya kendaraan bermotor menggunakan mesin pembakaran
dalam (perkakas atau alat untuk menggerakkan atau membuat sesuatu yang
dijalankan dengan roda, digerakkan oleh tenaga manusia atau motor
penggerak, menggunakan bahan bakar minyak atau tenaga alam). Jadi,
kendaraan bermotor adalah kendaraan di atas aspal dan tanah seperti mobil
sedan, bis, truck, trailer, pick up, kendaraan beroda tiga dan beroda dua,
dan sebagainya.1
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terbaru terkait
perkembangan jumlah kendaraan bermotor sampai 2018. Totalnya, per
2018 jumlah semua jenis kendaraan bermotor mencapai 146.858.759 unit.
Semakin kompetitifnya industri otomotif, kendaraan bermotor di Indonesia
pada saat ini menunjukkan pertumbuhan yang cukup pesat. Dengan itu,
semakin beragam dan banyaknya kendaraan bermotor yang beredar, tentu
saja menimbulkan semakin padatnya kondisi lalu lintas dan risiko yang harus
dihadapi oleh manusia juga menjadi semakin lebih besar.
Risiko berkaitan erat dengan kondisi ketidakpastian dalam kehidupan
manusia, maka dengan itu manusia harus mempersipkannya dengan sebaik-
baiknya melalui berbagai cara yang salah satunya adalah Asuransi. Saat ini,
Asuransi dipandang sebagai cara yang sangat penting peranannya. Asuransi
merupakan salah satu upaya untuk menanggulangi berbagai risiko yang
mungkin timbul, baik pada diri seseorang maupun terhadap harta benda
1
Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko-Ed, 2-10, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012),
hal.89.

2
yang dimiliki.2 Risiko kecelakaan yang mungkin menimpa kendaraan
bermotor berasal dari luar maupun dari dalam. Berasal dari luar seperti
ditabrak oleh kendaraan lain, dicuri, dirusak atau dibakar oleh orang, dan
karena bencana alam seperti banjir, topan badai, dan sebagainya.
Bersumber dari dalam karena kesalahan, kelalaian, atau kesengajaan
pengemudi, misalnya menabrak kendaraan lain, menabrak orang, menabrak
rumah penduduk, jatuh ke jurang, terbakar, dan sebagainya.
Risiko-risiko yang terjadi akan menimbulkan kerugian finansial bagi
pemiliknya. Bukan saja kerugian finansial tetapi juga mengakibatkan
tanggung jawab terhadap pihak lain, bila kendaraan tersebut menghadapi
risiko yang berasal dari luar seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. 3 Maka
dari itu, peran dari asuransi ini sangat penting untuk pengalihan sebuah
resiko. Pengalihan risiko terhadap perusahaan asuransi tidak hanya bisa
dilakukan oleh pemilik kendaraan bermotor yang cara pembeliannya tunai,
tetapi asuransi juga dapat dimiliki oleh orang yang memiliki kendaraan
bermotor dengan pembayaran secara berkala melalui kredit. Risiko dalam hal
pembiayaan kendaraan bermotor lebih besar, dikarenakan bisa saja
kendaraan tersebut mengalami resiko sebelum pembayaran selesai.
Berdasarkan latar belakang diatas, dalam makalah ini penulis tertarik
untuk akan membahas “IMPLEMENTASI ASURANSI KERUGIAN DALAM
PEMBIAYAAN KENDARAAN BERMOTOR”

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaturan tanggung jawab debitur kendaraan bermotor
yang terikat perjanjian pembiayaan?
2. Bagaimana pengaturan tanggung jawab tertanggung dalam hal hilangnya
kendaraan bermotor yang diasuransikan dan masih terikat perjanjian
pembiayaan konsumen?

2
https://www.cermati.com/artikel/pengertian-asuransi-dan-manfaatnya diakses pada 15 April
2020 pada pukul 14.00 WIB.
3
Ibid, Hal.93

3
C. TUJUAN DAN MANFAAT
1. TUJUAN
a) Untuk memperoleh informasi mengenai pengaturan tanggung jawab
debitur kendaraan bermotor yang terikat perjanjian pembiayaan.
b) Untuk memperoleh informasi mengenai pengaturan tanggung jawab
tertanggung dalam hal hilangnya kendaraan bermotor yang
diasuransikan dan masih terikat perjanjian pembiayaan konsumen.

2. MANFAAT
a) Mengetahui tentang pengaturan tanggung jawab debitur kendaraan
bermotor yang terikat perjanjian pembiayaan.
b) Mengetahui tentang pengaturan tanggung jawab tertanggung dalam
hal hilangnya kendaraan bermotor yang diasuransikan dan masih
terikat perjanjian pembiayaan konsumen.

BAB II

4
PEMBAHASAN

A. PENGATURAN TANGGUNG JAWAB DEBITUR KENDARAAN


BERMOTOR YANG TERIKAT PERJANJIAN PEMBIAYAAN
Pembelian kendaraan bermotor bisa dibeli melalui tunai/lunas maupun
kredit. Pembelian secara kredit terutama pada kendaraan baru, biasanya
dilengkapi dengan asuransi. Asuransi kendaraan bermotor secara umum
dibagi menjadi dua jenis, yaitu: All Risk dan Total Lost Only (TLO).4
Asuransi All Risk melindungi pengguna kendaraan dari risiko hilang sampai
lecet. Sedangkan, TLO melindungi pengguna dari risiko hilang saja. Biasanya
leasing mendaftarkan kendaraan kredit ke asuransi jenis TLO. Jadi, kita perlu
membayar premi asuransi ketika mengkredit kendaraan. Biaya premi yang
merupakan biaya ekstra ini memberi kita manfaat, sebab, kita sebagai
kreditor bisa mengajukan klaim asuransi jika terjadi kehilangan.
Perjanjian asuransi terjadi sejak adanya kesepakatan antara pihak
penangggung dan pihak tertanggung yang diuraikan dalam surat yang
disebut polis asuransi.5 Menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian, disebutkan bahwa : “Asuransi
adalah perjanjian antara dua pihak, perusahaan asuransi dan pemegang
polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi
sebagai imbalan untuk memberikan penggantian kepada tertanggung atau
pemegang polis karena kerugian, atau bertanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung karena terjadinya peristiwa
yang tidak pasti”.6
Berdasarkan Pasal 246 KUHD, dikatakan bahwa “Asuransi atau
pertanggungan adalah sebuah perjanjian yang mengikat penanggung kepada
tertanggung dengan cara menerima sejumlah premi yang dimaksudkan

4
https://kreditgogo.com/artikel/Asuransi-Kendaraan-dan-Umum/Perbedaan-Asuransi-
Kendaraan-All-Risk-Total-Loss-Only.html diakses pada 15 April 2020 pukul 17.33 WIB.
5
A.Hasymi Ali, Pengantar Asuransi, Bumi Aksara, Jakarta, 2005, hal.89
6
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian Pasal 1 angka 1

5
untuk menjamin penggantian terhadap tertanggung akibat adanya kerugian
yang timbul terjadinya kerusakan.”
Asuransi atau pertanggungan, di dalamnya selalu mengandung
pengertian adanya suatu risiko. Berdasarkan Polis Standar Asuransi
Kendaraan Bermotor Indonesia, tanggung jawab pihak asuransi kepada
tertanggung adalah memberikan jaminan penggantian terhadap risiko-risiko
yang termasuk dalam ketentuan polis standar asuransi kendaraan bermotor
Indonesia.7 Dalam hal ini, Pihak perusahaan pembiayaan wajib
mengasuransikan barang konsumsi sesuai persyaratan yang ditentukan oleh
pihak debitur kepada perusahaan asuransi yang telah ditunjuk atau disetujui
oleh pihak perusahaan pembiayaan.
Seperti yang kita ketahui, bahwa salah satu risiko yang dapat
terjadi adalah kendaraan bermotor hilang dicuri . Ketentuan ini sesuai
dengan kejadian yang dialami tertanggung apabila mengalami kehilangan
kendaraan bermotor yang menimbulkan kerugian terhadap tertanggung
mengenai kendaraan. Jika terjadi risiko kehilangan yang dipertanggungkan
pada barang konsumsi, maka pihak debitur harus segera melaporkan kepada
pihak perusahaan pembiayaan, selanjutnya pihak perusahaan pembiayaan
yang membuat tebusan kepada pihak asuransi.
Namun terkadang terjadinya kesulitan dalam pengajuan klaim
asuransi yang bukan hanya akibat dari pihak asuransi tetapi juga akibat dari
pihak perusahaan pembiayaan. Beberapa kasus yang ada, hal tersebut
terjadi akibat dari timbulnya suatu sengketa konsumen karena adanya
perbedaan tolak ukur mengenai hal-hal yang terdapat didalam perjanjian
asuransi yaitu disebut dengan Polis Asuransi. Serta tidak terpenuhinya
persyaratan serta dokumen-dokumen yang merupakan langkah pertama
yang harus dipenuhi apabila akan mengajukan klaim asuransi. Polis asuransi
adalah salah satu dokumen penting yang terdapat di dalam perjanjian

7
https://www.academia.edu/35196188/POLIS_STANDAR_ASURANSI_KENDARAAN_BERMOTO
R_INDONESIA diakses pada 17 April 2020 pada pukul 14.43 WIB.

6
asuransi yang merupakan alat bukti tertulis bahwa telah terjadi perjanjian
pertanggungan antara penanggung dan tertanggung. 8
Keharusan atau kewajiban untuk mebuat perjanjian asuransi didalam
polis terdapat didalam ketentuan Pasal 255 KUHD yaitu bahwa “Suatu
pertanggungan haruslah dibuat secara tertulis dalam suatu akta yang
dinamakan polis.”9 Berdasarkan ketentuan Pasal 255 KUHD tersebut dapat
diketahui bahwa fungsi polis adalah sebagai alat bukti tertulis bahwa telah
terjadi perjanjian asuransi antara tertanggung dan penanggung. Sebagai alat
bukti tertulis, isi yang dicantumkan dalam polis harus jelas, tidak boleh
mengandung kata-kata atau kalimat yang multitafsir. Hal tersebut
mempersulit tertanggung dan penanggung merealisasikan hak dan
kewajiban mereka dalam pelaksanaan asuransi. Polis menyatakan semua
ketentuan dan kesepakatan mengenai syarat-syarat khusus untuk mencapai
tujuan asuransi. Asuransi adalah suatu bentuk perjanjian, maka seluruh
kesepakatan yang tertuang didalam polis perjanjian asuransi akan mengikat
kedua belah pihak yaitu penanggung dan tertanggung dan berlaku sebagai
hukum khusus.10

8
https://www.cermati.com/artikel/pengertian-polis-asuransi-dan-cara-memilih-polis-yang-
tepat dikases pada 19 April 2020 16.55 WIB.
9
Kitab Undang-undang Hukum Dagang Pasal 255.
10
Lailati Alifah, dkk. Penyelesaian Sengketa Klaim Asuransi Kehilangan Kendaraan Bermotor
pada PT. Raksa Pratikara Berdasarkan Kontrak Dan Melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
(BPSK), Jurnal Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, 2015, hal.7.

7
B. PENGATURAN TANGGUNG JAWAB TERTANGGUNG DALAM HAL
HILANGNYA KENDARAAN BERMOTOR YANG DIASURANSIKAN DAN
MASIH TERIKAT PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN
Asuransi kerugian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,
dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan pergantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin
akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti.
Asuransi kendaraan bermotor adalah suatu bentuk asuransi yang
menjamin kerugian, kerusakan, dan kehilangan atas kendaraan bermotor
akibat terjadinya risiko yang menimpa obyek pertanggungan. 11
Jaminan yang diberikan dalam asuransi kendaraan bermotor antara
lain sebagai berikut:12
a. Kerugian, kerusakan atau kehilangan atas kendaraan bermotor
dari terjadinya risiko yang dijamin dalam polis.
b. Tanggung jawab hukum atas tuntutan dari pihak ketiga.
c. Santunan atas kecelakaan pada pengemudi dan penumpang.

Risiko Yang Dapat Dijamin dalam asuransi kendaraan bermotor antara


lain sebagai berikut:13
a. Tabrakan, benturan, terbalik juga termasuk juga akibat dari kesalahan
material, konstruksi, cacat sendiri.
b. Perbuatan jahat orang lain, pencurian termasuk pencurian
yang didahului atau disertai dengan kekerasan atau ancaman.
c. Kebakaran atau sambaran petir

11
R. Permata Hastuti A, F. Milla Fitri, Asuransi Konvensional, Syariah & BPJS (Yogyakarta:
Parama Publishing, 2016), Hal. 71.
12
Ibid, Hal. 71.
13
Ibid, Hal. 72

8
Perusahaan pembiayaan tidak memberikan jaminan kerugian yang
disebabkan oleh hipnotis dan penggelapan, karena hipnotis sangat sulit di-
cover dan polis yang biasanya tidak mendapatkan klaim dari pihak asuransi
yakni penggelapan. Dengan itu, risiko yang tidak dapat antara lain sebagai
beikut:

a. Kehilangan keuntungan selama kendaraan tidak dapat digunakan


akibat kecelakaan.

b. Kerugian akibat penggelapan.


c. Akibat perbuatan jahat yang dilakukan oleh tertanggung atau keluarga
tertanggung.

d. Kendaraan digunakan untuk belajar mengemudi atau pelombaan atau


karnaval, atau tindak kejahatan, kelebihan muatan, tidak memiliki SIM
atau melanggar peraturan lalu lintas, akibat bencana alam atau
perang, dll.

Syarat sah perjanjian kendaraan bermotor tidak mendapat pengaturan


khusus dalam KUHD. Oleh karena itu semua ketentuan umum asuransi
kerugian dalam KUHD berlaku terhadap asuransi kendaraan bermotor.
Disamping ketentuan umum mengenai asuransi kerugian, kesepakatan bebas
yang dibuat secara tertulis dalam bentuk akta yang disebut polis. Polis
standar asuransi kendaraan bermotor adalah sebagai berikut : 14
1. Wilayah negara berlakunya asuransi.
2. Pembayaran premi.
3. Pemberitahuan kecelakaan, tindakan pencegahan, tuntutan dari pihak
ketiga, tuntutan pidana terhadap tertanggung.
4. Kerugian, ganti kerugian, asuransi rangkap, laporan tidak benar,
subrogasi Pasal 284 KUHD, dan hilangnya hak ganti kerugian.
5. Perselisihan dan arbitrase
6. Berakhirnya asuransi kendaraan bermotor.
14
https://www.academia.edu/35196188/POLIS_STANDAR_ASURANSI_KENDARAAN_BERMOT
OR_INDONESIA , op.cit.

9
Namun dalam hal ini, jika harga kendaraan yang diasuransikan
tersebut, lebih besar dari harga asuransi, dan mengalami kerugian dengan
melibatkan pihak ketiga, maka pihak asuransi akan menggantikan menurut
hitungan dari bagian yang diasuransikan terhadap bagian yang tidak
diasuransikan. Kerugian dalam asuransi kerugian kendaraan bermotor ini
disebut dengan sebagian (partial loss) dan asuransi ini disebut asuransi
dibawah harga (under insurance). Selain itu ada yang disebut kerugian total
(total loss) yaitu kerusakan atau kerugian yang biaya perbaikannya
diperkirakan sama dengan atau lebih dari 75% (tujuh puluh lima persen) dari
harga sebenarnya kendaraan bermotor tersebut bila diperbaiki atau hilang
karena dicuri atau tidak ditemukan dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak
terjadinya pencurian atas kendaraan bermotor yang diasuransikann tersebut.
Hal ini telah jelas menjelaskan bahwa kerugian asuransi kendaraan bermotor
dibagi menjadi dua, yaitu: kerugian sebagian (partial loss) dan kerugian total
(total loss).

Akan tetapi, berdasarkan Pasal 277 ayat (1) KUHD, dalam hal terjadi
kerugian atau kerusakan atas kendaraan bermotor yang diasuransikan
dengan polis ini, yang kendaraan bermotor tersebut sudah ditanggung oleh 1
(satu) atau lebih asuransi lain dan jumlah segala asuransi itu lebih dari harga
kendaraan bermotor yang dimaksudkan itu, maka jumlah yang telah
diasuransikan dengan polis ini dianggap berkurang menurut perbandingan
antara jumlah segala asuransi dengan harga yang diasuransikan. Akan tetapi
premi tidak dikurangi atau dikembalikan. Asuransi ini disebut asuransi
rangkap.

Jadi, oleh karena asuransi atau pertanggungan itu merupakan suatu


perjanjian, maka di dalamnya paling sedikit tersangkut dua pihak. Pihak yang
satu adalah pihak yang seharusnya menanggung risikonya sendiri, tetapi
kemudian mengalihkannya kepada pihak lain, pihak pertama ini lazim disebut
sebagai tertanggung atau dengan kata lain ialah pihak yang bersedia
menerima risiko dari pihak pertama dengan menerima sautu pembayaran
yang disebut premi. Pihak yang menerima risiko pihak yang satu tersebut

10
lazim disebut sebagai penanggung (biasanya perusahaan pertanggungan
atau asuransi).15

Kewajiban utama penanggung dalam perjanjian asuransi sebenarnya


adalah memberi ganti kerugian. Meskipun demikian kewajiban memberi ganti
rugi itu merupakan suatu kewajiban bersyarat atas terjadi atau tidak
terjadinya suatu peristiwa yang diperjanjikan yang mengakibatkan timbulnya
suatu kerugian. Artinya, pelaksanaan kewajiban penanggung itu masih
tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya peristiwa yang telah
diperjanjikan oleh para pihak sebelumnya.16

Apabila suatu kerugian terjadi sebagai akibat dari suatu peristiwa


yang tidak tertentu yang tidak diperjanjikan, maka tentu saja penanggung
harus memenuhi kewajibannya untuk memberi ganti kerugian. Meskipun
demikian tidak setiap kerugian dan setiap adanya peristiwa selalu berakhir
dengan pemenuhan kewajiban penanggung terhadap tertanggung,
melainkan harus dalam suatu rangkaian peristiwa yang mempunyai
hubungan sebab akibat. Perusahaan asuransi sebagai penanggung dengan
tegas memberikan kriteria dan batasan luasnya proteksi atau jaminan yang
diberikannya kepada tertanggung. Kriteria dan batasan tersebut dicantumkan
di dalam polis, sesuai dengan jenis asuransi yan bersangkutan. Sehingga
setiap polis tercantum jenis peristiwa apa saja yang menjadi tanggung jawab
penanggung. Jadi apabila terjadi kerugian yang disebabkan karena peristiwa-
peristiwa yang diperjanjikan itulah penanggung akan membayar ganti
kerugian.

Salah satu unsur yang terdapat dalam pengertian asuransi menurut


Pasal 246 KUHD adalah hak dan kewajiban para pihak, yaitu penanggung
berhak atas premi sebagai imbalan dari pengalihan risiko, dan berkewajiban
mengganti kerugian kepada tertanggung. Apabila premi dibayar maka sejak
itulah risiko ganti kerugian beralih kepada penanggung. Hal ini juga
dinyatakan dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2014

15
A.Abbas Salim, Dasar-dasar Asuransi, PT.Raja Grafindo, Jakarta, 2008, hal.8.
16
Abdulkadir Muhammad, 2011, Hukum Asuransi Indonesia, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung,
hal.181.

11
tentang Usaha Perasuransian. Berdasarkan undang-undang tersebut maka
dinyatakan bahwa yang berhak atas ganti kerugian adalah tertanggung,
apabila tertanggung mengalami kecelakaan dan menimbulkan adanya
kerugian, maka tertanggung berhak mengajukan klaim kepada pihak
penanggung dan pihak penanggung berhak mengganti kerugian tersebut.

BAB 3

12
PENUTUP

KESIMPULAN
1. Pengaturan tanggung jawab debitur kendaraan bermotor yang terikat
perjanjian pembiayaan berdasarkan Pasal 266 KUHD memberikan
pengecualian yaitu pertanggungan ini tidak menjamin kerugian, kerusakan,
biaya atas kendaraan bermotor dan atau tanggung jawab hukum terhadap
pihak ketiga, yang disebabkan oleh kendaraan digunakan untuki hal lain.
2. Bentuk ganti rugi yang dapat diberikan perusahaan asuransi sebagai
penanggung kepada konsumen asuransi sebagai tertanggung akibat
hilangnya kendaraan roda empat karena dicuri yaitu perusahaan asuransi
membayar sejumlah uang kepada konsumen atas kehilangan kendaraan
roda empat tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

13
Referensi perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian
Kitab Undang-undang Hukum Dagang

Referensi buku
Salim, abbas. 2012. Asuransi dan Manajemen Risiko-Ed. Jakarta: Rajawali
Pers.
Ali, A.Hasymi. 2005. Pengantar Asuransi. Jakarta:Bumi Aksara.
R. Permata Hastuti A, F. Milla Fitri. 2016. Asuransi Konvensional, Syariah &
BPJS. Yogyakarta: Parama Publishing.
Andasasmita, Komar. 2005. Problem Asuransi Kendaraan Bermotor dan
Praktek Ikatan Notaris. Bandung.
Salim, Abbas. 2008. Dasar-dasar Asuransi. Jakarta : PT.Raja Grafindo.
Muhammad, Abdulkadir. 2011.Hukum Asuransi Indonesia. Bandung : PT.Citra
Aditya Bakti.

Jurnal

Alifah, Lailati dkk. 2015. Penyelesaian Sengketa Klaim Asuransi Kehilangan


Kendaraan Bermotor pada PT. Raksa Pratikara Berdasarkan Kontrak Dan Melalui
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK). Jurnal Fakultas Hukum Universitas
Brawijaya.

Referensi internet
https://www.cermati.com/artikel/pengertian-asuransi-dan-manfaatnya
https://kreditgogo.com/artikel/Asuransi-Kendaraan-dan-Umum/Perbedaan-
Asuransi-Kendaraan-All-Risk-Total-Loss-Only.html

https://www.academia.edu/35196188/POLIS_STANDAR_ASURANSI_KENDARAAN_B
ERMOTOR_INDONESIA
https://www.cermati.com/artikel/pengertian-polis-asuransi-dan-cara-memilih-
polis-yang-tepat

14

Anda mungkin juga menyukai