Anda di halaman 1dari 7

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2010 (SNATI 2010) ISSN: 1907-5022

Yogyakarta, 19 Juni 2010

MANAJEMEN MASALAH DALAM PENGELOLAAN


INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI
(Studi Kasus pada ITENAS)
Mira Musrini Putra
ITENAS - Institut Teknologi Nasional
Jl. P.K.H. Mustapa No.23 Bandung 40124
e-mail: sangkuriang26@yahoo.com

ABSTRAKS
Manajemen masalah adalah menginvestigasi penyebab dari insiden-insiden dan bertujuan untuk mencegah
insiden yang serupa untuk timbul kembali. Dengan menghilangkan kesalahan-kesalahan (error), dimana sering
membutuhkan perubahan struktural dari infrastruktur TI (teknologi informasi) pada suatu organisasi, jumlah
dari insiden dapat dikurangi dengan berjalannya waktu. Manajemen masalah merupakan salah satu proses
untuk pengelolaan infrastruktur TI (Teknolgi Informasi) yang dipandang cukup penting pada organisasi.
Kerangka kerja manajemen yang digunakan untuk menganalisa proses ini adalah COBIT. Pada dokumen resmi
dari COBIT disediakan pedoman implementasi berikut daftar pengukuran kinerja, faktor kritis, indikator
ketercapaian kinerja dan tingkat kematangan. Semua alat dirancang untuk mendukung keberhasilan
implementasi proses-proses TI. Analisa yang dilakukan adalah menentukan proses-proses yang dianggap
penting, dan mengukur tingkat kematangannya. Studi kasus yang menjadi tempat penelitian adalah salah satu
perguruan tinggi di Bandung. Tujuannya adalah mencoba memberikan rekomendasi tatakelola TI pada pihak
manajemen dan staf operasional terutama pada proses manajemen masalah. Adapun rekomendasi yang
diberikan berdasarkan enam atribut yang utama yaitu Awareness and Communication (AC) ,Policies
Procedures and Standard (PSP), Tools and Automation(TA), Skill and Expertise (SE), Responsibilities and
Accountabilities (RA), Goal Setting and Measurement (GSM). Rekomendasi ini diberikan dengan mengacu pada
ketentuan di COBIT dan ITIL.

Kata Kunci: pengelolaan infrastruktur TI, infrastruktur TI, Cobit,

1. Manajemen masalah penawaran layanan dan tingkat layanan yang untuk


Menurut definisi ITIL manajemen masalah memenuhi kebutuhan bisnis teknologi informasi.
adalah menginvestigasi penyebab dari insiden- Pedoman manajemen masalah dalam Kerangka
insiden dan bertujuan untuk mencegah insiden yang kerja COBIT adalah berisi prosedur yang harus
serupa untuk timbul kembali. Dengan diimplementasi disertai alat bantu sebagai berikut:
menghilangkan kesalahan-kesalahan (error), dimana  Elemen pengukuran kinerja (pengukuran hasil
sering membutuhkan perubahan struktural dari dan kinerja yang diperlukan dari semua proses
infrastruktur TI (teknologi informasi) pada suatu TI)
organisasi, jumlah dari insiden dapat dikurangi  Daftar faktor keberhasilan kritis (CSF) yang
dengan berjalannya waktu. Berdasarkan literatur IT menyediakan pedoman praktis, tidak bersifat
teknis, untuk setiap proses TI.
System Management dari Rich Reisser manajemen
 Model maturity untuk membantu dalam
masalah adalah suatu proses untuk mengidentifikasi
membandingkan dan pengambilan keputusan
masalah, mencatat, masalah, menganalisa dan peningkatan kapabilitas TI.
melacak masalah , mencari solusi.
Peluang terjadinya permasalahan di dalam Model maturity dari COBIT dibagi menjadi
penerapan TI harus dapat dicegah dan diatasi dengan enam atribut yaitu PSP, TA, SE, RA, GSM, dan
baik, mengingat dapat mempengaruhi kinerja tingkat kematangan dibagi menjadi 5 tingkat , yaitu
layanan TI dan pada akhirnya dapat berdampak tingkat pertama adalah initial/adhoc, tingkat kedua
buruk terhadap bisnis. Pengelolaan masalah TI pada adalah Repeatable but Intuitive.
dasarnya dapat melibatkan berbagai unsur baik yang Tingkat ketiga adalah Defined, tingkat keempat
ada di lingkungan internal maupun eksternal. Agar adalah Managed, dan tingkat tertinggi adalah
pengelolaan permasalahan yang efektif, maka optimised.
diperlukan prosedur-prosedur khusus yang disusun Pedoman manajemen masalah menurut ITIL
berisi komponen berikut:
berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola TI yang baik.
- Manajemen masalah.
Sasaran pengelolaan permasalahan adalah
- Ruang lingkup manajemen masalah.
meyakinkan kepuasan pengguna akhir melalui - Konsep-konsep dasar .
- Manfaat-manfaat dari manajemen masalah.

A-64
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2010 (SNATI 2010) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 19 Juni 2010

- Perencanaan dan implementasi. memberikan layanan sistem informasi SIKAD dan


- Aktivitas kendali masalah . SIKEU.
- Aktivitas kendali kesalahan(error). Terdapat paket aplikasi yang berlisensi yang
- Manajemen masalah secara proaktif. digunakan sejumlah 22, terdiri aplikasi statistik dan
- Pemberian informasi untuk mendukungan berbagai sistem operasi (windows, linux dan
organisasi sebagainya). Jumlah total PC yang terhubung dengan
- Metrik-metrik jaringan infrastruktur ITENAS adalah 341 PC.
- Peran-peran yang diperlukan dalam manajemen Perangkat keras jaringan yang digunakan adalah
masalah router, kabel UTP, kabel COAX, HUB, Switch. User
yang harus dilayani sebanyak 300 user.
ITIL adalah kerangkat kerja manajemen untuk
para staf yang bertanggung jawab dalam pengelolaan 4. Analisa
infrastuktur, COBIT adalah kerangka kerja Hasil diagnostis awareness menunjukkan bahwa
manajemen untuk para manajer. Dari COBIT proses–proses yang dianggap pernting adalah DS10
diformulasikan suatu kebijakan, dan penerjemahan (problem management), DS8 (incident
dari kebijakan adalah berbagi standard TI dan SOP management), PO5 (IT invesment management) AI3
yang berdasarkan ITIL. (Acquire and maintain technology infrastructure).
Prioritas yang diutamakan adalah manajemen
masalah (DS10). Hal ini penting untuk UPT PPKE
2. Tinjauan organisasi sebagai divisi yang bertanggung jawab pada layanan
Struktur organisasi ITENAS: TI. Rata-rata kemampuan perbaikan adalah sekitar 2
hari kerja, ini berdasarkan data Januari 2009- Januari
YAYASAN
2010. Banyak keluhan user rata-rata perbulan
adalah 30 keluhan meliputi kerusakan server,
SENAT
AKADEMIK
INSTITUT
INSTITUT
DEWAN
PENYANTUN kerusakan virus, pergantian card router, kerusakan
akibat petir dan putusnya aliran listrik.
Hasil pengukuran kematangan untuk
UNIT
PENJAMINAN
manajemen masalah adalah 1 dan ekspektasinya
MUTU BIRO UNIT
PELAKSANA
adalah 4 (managed). Pengukuran maturity dilakukan
TEKNIS
dengan membuat kuesioner level 1 hingga level 5,
kemudian memberikan nilai untuk masing kuesioner
tersebut, kemudian dirata-ratakan. Hasil yang
SENAT FAKULTAS
LEMBAGA PENELITIAN
DAN PEMBERDAYAN
diperoleh adalah level 1.2.
FAKULTAS
MASYARAKAT
Adapun model maturity berdasarkan masing-
masing atribut adalah:
KOORDINATOR JURUSAN
MATAKULIAH DAN
LABORATORIUM UMUM Model maturity untuk manajemen masalah pada ke
enam atribut adalah:
LABORATORIUM

Tabel 1. Tingkat kematangan manajemen masalah


3. Dukungan infrastruktur Teknologi Informasi atribut AC
Sistem informasi yang ada saat ini Tingkat Awareness and Communication (AC)
adalah:Sistem informasi akademik (SIKAD), Sistem kematangan
informasi keuangan (SIKEU), Sistem informasi 1 Initial/ Individu telah mengenali kebutuhan untuk
ad hoc mengelola permasalahan dan mengetahui
Kepegawaian (SIAP), Sistem informasi Monitoring
penyebabnya. Proses mengelola
dan Evaluasi Belajar (SIMONEB), Sistem informasi permasalahan merupakan issue yang belum
Inventaris (SIMAS), Sistem Informasi Logistik dibahas secara serius.
(SILOGIS) , Sistem Informasi Kemahasiswaan dan 2 Repeatable Adanya kesadaran tinggi akan kebutuhan
Alumni (SISKA). but intuitive dan manfaat dari pengelolaan masalah-
ITENAS memiliki infrastruktur jaringan, yang masalah TI dalam unit bisnis dan fungsi
telah menghubungkan seluruh gedung, dengan layanan informasi. Informasi mengenai
kebijakan pengelolaan permasalahan,
pusatnya adalah di gedung UPT PPKE(gedung 4) disebarkan secara reaktif dan informal.
dan rektorat(gedung 15). Itenas mempunyai dua 3 Defined Kebutuhan adanya integrasi sistem
macam infrastruktur jaringan, jaringan yang berbasis pengelolaan permasalahan sudah disepakati
GUI (Graphical User Interface)dan jaringan yang dan dibuktikan dengan adanya dukungan
berbasis text (text based). pihak manajemen, serta alokasi anggaran
Jaringan GUI untuk memberikan layanan sistem untuk staf pengelola dan pelatihan.
informasi SIAP, SIMONEB, SIMAS, SILOGIS dan 4 Measured Proses manajemen permasalahan sudah
dipahami dengan baik pada semua tingkatan
SISKA, serta email. Jaringan text based untuk organisasi.

A-65
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2010 (SNATI 2010) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 19 Juni 2010

5 Optimised Proses pengelolaan permasalahan sudah Tingkat Skill and Expertise (SE)
maju, diterapkan dan dikomunikasikan kematangan
secara proaktif, serta memberikan 1 Initial/ Keahlian yang dibutuhkan untuk
kontribusi terhadap tujuan-tujan TI Ad hoc menanggulangi permasalahan belum
diidentifikasi. Individu kunci yang memiliki
pengetahuan menyediakan semacam
Tabel 2. Tingkat kematangan manajemen masalah bantuan untuk mengatasi masalah yang
atribut PSP berhubungan dengan area keahliannya saja.
Tingkat Policies Standard and Procedure (PSP) Belum ada rencana pelatihan dan belum
kematangan pernah diadakan pelatihan penanggulangan
1 Initial/ Informasi atas permasalahan yang terjadi masalah secara formal.
ad hoc tidak disebarkan, sehingga menimbulkan 2 Repeatable Kebutuhan skill minimum untuk mengatasi
masalah baru dan hilangya produktivitas but intuitive permasalahan pada beberapa area yang
saat berusaha diatasi sendiri. Belum ada bersifat kritikal sudah teridentifikasi.
proses dan kebijakan standar untuk Pelatihan pengelolaan masalah dilakukan
mengelola permasalahan. secara informal dan belum mengacu kepada
2 Repeatable Kebijakan resmi mengenai pengelolaan perencanaan.
but intuitive permasalahan baru dikembangkan pada 3 Defined Kebutuhan skill yang diperlukan untuk
tahap menetapkan beberapa individu kunci pengelolaan permasalahan telah
yang harus bertanggungjawab dalam didefinisikan dan didokumentasikan secara
mengatasi permasalahan. menyeluruh. Rencana pelatihan formal telah
3 Defined Kebijakan dan peningkatan proses-proses disusun, tetapi pelaksanaannya masih
pengelolaan masalah dan insiden mulai tergantung kepada inisiatif individu.
distandardisasi dan didokumentasikan 4 Measured Pengetahuan dan tenaga ahli sudah
memadai, dikelola dengan baik dan
4 Measured Metode-metode dan prosedur-prosedur
dikembangkan ke tingkat yang lebih tinggi.
sudah didokumentasikan, dikomunikasikan
Fungsi telah dianggap sebagai aset dan
dan diukur untuk menjamin efektifitas.
kontributor utama bagi keberhasilan
Pengelolaan permasalahan diintegrasikan
pencapaian tujuan-tujuan TI, serta
dengan proses-proses terkait lainnya. peningkatan layanan TI. Teknik pelatihan
5 Optimised Perekaman, pelaporan, analisis diaplikasikan sesuai dengan rencana.
permasalahan dan penetapan hasilnya Seluruh tenaga ahli yang ada dilibatkan dan
dilakukan secara otomatis dan terintegrasi efektivitas pelatihan dinilai.
dengan pengelolaan konfigurasi data. 5 Optimised Secara fomal diadakan peningkatan keahlian
Proses, kebijakan dan prosedur sudah sesuai kebutuhan personil dan tujuan
distandardisasi. organisasi. Diadakan kontak dengan pihak
vendor dan tenaga ahli dari luar untuk
Tabel 3. Tingkat kematangan manajemen masalah memelihara pengetahuan.
atribut TA
Tingkat Tools and Automation(TA) Tabel 5. Tingkat kematangan manajemen masalah
kematangan atribut RA
1 Initial/ Beberapa perangkat bantu (tools) untuk Tingkat Responsibilities and Accountabilities (RA)
Ad hoc mengelola permasalahan dan insiden sudah kematangan
ada karena memang merupakan bawaan 1 Initial/ Penanganan masalah dilaksanakan secara
dari perangkat-perangkat standar sistem Ad hoc reaktif dan atas inisiatif sendiri.
yang digunakan. Belum ada rencana Tanggung jawab manajemen masalah tidak
menggunakan tools khusus untuk ditugaskan.
mengelola permasalahan dan insiden. 2 Repeatable Sudah ada beberapa individu kunci yang
2 Repeatable Pendekatan umum untuk menggunakan but intuitive ditunjuk untuk mengatasi permasalahan,
but intuitive perangkat bantu yang diperlukan dalam meskipun dengan kewenangan terbatas.
mengatasi permasalahan sudah ada, tetapi Tingkat layanan kepada para pengguna
baru sebatas memanfaatkan solusi yang bervariasi dan diatasi semampunya oleh
dikembangkan oleh individu-individu penanggungjawab.
kunci. 3 Defined Penanggungjawab proses telah ditetapkan,
3 Defined Rencana pengelolaan masalah siap tetapi kewenangannya masih terbatas.
digunakan dan sudah ada rencana Perekaman, penelusuran masalah, dan
otomatisasi proses. Penggunaan perangkat penyelesaiannya telah disebar di antara tim
bantu baru sebatas untuk mengatasi penanggungjawab, menggunakan peralatan
masalah-masalah mendasar dan belum yang tersedia tanpa pemusatan.
sesuai dengan perencanaan, serta belum 4 Measured Tanggungjawab dan kepemilikan proses
terintegrasi. sudah jelas dan terorganisir. Memberikan
4 Measured Perangkat bantu diimplementasikan sesuai bantuan kepada para pengguna termasuk
dengan rencana standardisasi dan beberapa dalam hal pengelolaan data, fasilitas, dan
diantaranya telah terintegrasi dengan operasional. Budaya pemberian penghargaan
perangkat lainnya. diterapkan untuk meningkatkan motivasi.
5 Optimised Sebagian besar sistem telah dilengkapi 5 Optimised Penanggungjawab proses memiliki
dengan pendeteksi permasalahan dan kewenangan penuh untuk mengambil
mekanisme peringatan otomatis, dan keputusan. Tanggungjawab pengelolaan
dievaluasi secara berkelanjutan permasalah sudah diturunkan ke masing-
masing unit kerja. Berbagai permasalahan
sudah dapat diantisipasi dan dicegah.
Tabel 4. Tingkat kematangan manajemen masalah
atribut SE

A-66
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2010 (SNATI 2010) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 19 Juni 2010

Tabel 6. Tingkat kematangan manajemen masalah RA: Menetapkan peran tugas dan tanggung jawab
atribut GSM tim manajemen masalah.
Tingkat Goal Setting and Measurement (GSM) GSM: Menetapkan tujuan efektifitas dan ukuran-
kematangan ukuran kinerja pengelolaan masalah dan
1 Initial/ Target tidak jelas dan belum ada
Ad hoc pengukuran yang dilakukan insiden, dikaitkan dengan tujuan bisnis,
2 Repeatable Target sudah mulai ditentukkan secara melalui aktivitas : mulai melakukan analisis
but intuitive intuitif dan metrik mulai digunakan, namun penyebab dari masalah yang terjadi,
belum terdokumentasi dengan baik melakukan pencatatan dan pelacakan untuk
3 Defined Target dan metrik sudah mulai
didefinisikan dengan baik pada manajemen
setiap masalah yang terjadi dengan baik,
masalah . dan pelatihan. melakukan perhitungan semua metrik yang
4 Measured Target dan metrik sudah didefinisikan dan sudah didefinisikan seperti jumlah error yang
dievaluasi secara berkala. terjadi.
5 Optimised Target dan metrik sudah ditentukan dan
mengikuti best practice dari perusahaan- Rekomendasi untuk pihak manajemen untuk ke
perusahaan lain yang menjadi terkemuka. tingkat 4
Perbaikan secara berkesinambungan sudah AC: Memelihara dan meningkatkan kesadaran dan
membudaya dalam organisasi untuk pemahaman pengelolaan masalah dan insiden
mencapai standard best practice tersebut.
Proses pengelolaan permasalahan sudah melalui sarana komunikasi di kampus secara
maju, diterapkan dan dikomunikasikan berkala, baik melalui buletin atau web.
secara proaktif, serta memberikan PSP: Melakukan integrasi proses-proses
kontribusi terhadap tujuan-tujan TI.. pengelolaan masalah dan insiden dengan
proses-proses terkait lainnya. Melaksanakan
inventori SOP dan secara rutin melakukan
Nilai 1.2 menunjukkan bahwa kematangan pada
evaluasi terhadap SOP.
setiap atribut berada pada keadaan ad Hoc, maka
TA: Menggunakan perangkat bantu sesuai
rekomendasi yang diberikan adalah dengan
rencana dan standardisasi yang ditetapkan.
menyelidiki kemungkinan perbaikan yang dapat
SE: Mengembangkan pengetahuan para pengelola
dilakukan. Rekomendasi yang diberikan terdiri dari
ke tingkat yang lebih tinggi. Menerapkan
2 jenis, yaitu rekomendasi untuk pihak manajemen
teknik-teknik pelatihan sesuai dengan
dan staf pengelola infrastruktur:
perencanaan yang telah dibuat.Melibatkan
para pengelola dalam kegiatan pelatihan dan
Rekomendasi untuk pihak manajemen untuk ke
penilaian efektifitas hasil pelatihan.
tingkat 3
RA: Membuat struktur organiasi yang lebih
AC: Meningkatkan kesadaran akan pentingnya
terstruktur dan efisisien meliputi seluruh
integrasi sistem pengelolaan masalah dan
ruang lingkup pekerjaan. Menetapkan semua
insiden. Manajemen memberikan dukungan
peran dan tanggung jawab dari setiap
berupa alokasi anggaran yang memadai untuk
personil, dan memastikan seluruh tanggung
para staf pengelola masalah
jawab dengan memberikan reward dan
PSP: Melakukan standardisasi dan dokumentasi
penalti.
kebijakan dan proses-proses pengelolaan
GSM: Mengukur efisiensi dan efektifitas
masalah dan insiden, seperti prosedur
pengelolaan masalah dan insiden
identifikasi dan klasifikasi
menggunakan KGI dan KPI, yang meliputi
permasalahan,prosedur penelusuran dan
pengukuran:
penyelesaian masalah, prosedur pengakhiran
- jumlah masalah yang terjadi dan
masalah, prosedur ekskalasi masalah.
dampaknya terhadap bisnis
TA: Melakukan perencanaan penggunaan
- prosentase masalah yang terselesaikan
perangkat bantu dan standardisasinya, serta
dalam periode waktu yang ditentukan
otomatisasi proses pengelolaan masalah dan
- frekuensi laporan atau pembaharuan pada
insiden.Mengoptimalkan perangkat bantu
masalah yang sedang terjadi, berdasarkan
yang ada untuk mengelola masalah dan
bobot permasalahan.
insiden
SE: Melakukan pendefinisian dan dokumentasi
Rencana dan Implementasi rekomendasi:
kebutuhan skill untuk mengelola
AC: Mempublikasikan operasi TI termasuk
permasalahan dan insiden secara menyeluruh.
manajemen masalah kepada user dan
Membuat perencanaan pelatihan formal
manajemen untuk meningkatkan tingkat
pengelolaan masalah dan insiden.Mendorong
pemahaman proses ini
atau menganjurkan individu untuk mengikuti
pelatih
Berbagai cara dapat dilakukan untuk menjaga
pengetahuan unit bisnis terhadap aktivitas operasi

A-67
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2010 (SNATI 2010) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 19 Juni 2010

IT. Contoh implementasi perdana aplikasi atau mudah dimengerti dan mudah untuk dikerjakan
hardware harus memiliki rencana komunikasi, user maka produktivitas seluruh staff meningkat.
harus mengetahui resiko potensial yang dapat 3. Kualitas pekerjaan . Karena SOP dirancang oleh
mengganggu aktivitas kerja mereka. Helpdesk juga ahli yang sangat mengerti ruang lingkup tugas,
harus memberitahu, waktu respon terhadap maka proses dan daftar yang berkaitan dengan
panggilan user, dan target waktu untuk solusi proses tersebut akan menghasilkan hasil terbaik.
masalah, dan meminta user untuk Dengan mengikuti SOP-SOP ini maka anggota
mempublikasikannya jika masalah tersebut berhasil tim yang kurang berpengalaman dapat mancapai
diselesaikan. hasil yang sama dengan anggota tim yang lebih
Usaha untuk mempublikasi ini, dapat dilakukan berpengalaman.
melalui komunikasi via email, ketiga target berhasil 4. Standard-standard pengukuran. Setelah SOP ini
dicapai, pembuatan poster yang mengatakan ditentukan, manajer IT dapat menentukan
beberapa hari tanpa berfungsinya sistem dapat standard pekerjaan untuk setiap tugas. Standard
memberi dampak negatif pada bisnis. ini merupakan suatu tool untuk menilai kinerja
dari anggota tim dan tool untuk menentukan
PSP: Menetapkan kebijakan, standard dan jumlah staff yang dibutuhkan.
prosedur 5. Konsistensi dari operasi . Implementasi
standard-standard dan daftar tentang subtugas
Prosedur yang harus ada adalah prosedur yang harus dilakukan , digunakan untuk
identifikasi dan klasifikasi masalah, prosedur menjamin bahwa setiap tugas dilakukan dengan
penelusuran dan penyelesaian masalah, prosedur cara yang hampir sama dan dengan tingkat
pengakhiran masalah (opening and close problem), kedetailan yang sama. Hal ini meningkatkan
prosedur integrasi manajemen perubahan konfigurasi konsistensi hasil dari anggota tim dan
dan manajemen masalah. meningkatkan kepuasan bisnis unit.
Standard TI adalah aktivitas baku yang 6. 6.Membuat tugas-tugas rutin/ SOP dan
dilakukan dalam lingkungan infrastruktur TI. Jika mengevaluasinya secara berkala.
semua aktivitas sudah distandardkan akan
Pembuatan SOP dan pandangan manajemen
mempermudah tim untuk mencari penyebab dari
masalah.
Jagalah SOP
Sejumlah tugas operasi IT yang dapat tetap up todate
distandarkan adalah:
1. Pergerakan pegawai: penambahan, pemindahan
kedatangan pegawai baru.
2. Proses backup data Identifikasi Pengembangan Uji SOP dan tentukan
Masukan SOP
inventori tugas SOP utnuk setiap usaha standard yang Checklist dan Tambahkan pada
3. Start up / shut down sistem yang akan tugas dengan harus dilakukan tim , dokumentasi final SOP Binder
pada proses
evaluasi staff
distandardkan bantuan “expert” kemudian dirinci
4. Reset password
5. Pengelolaan kapasitas
6. Upgrade sistem
7. Change Management Gunakan SOP
8. Pemasangan desktop baru untuk mengukur
kinerja Staff
9. Verifikasi invoice vendor

Dalam setiap standard ditetapkan tugas-tugas Integrasi antara manajemen masalah dan
rutin atau prosedur-prosedur rutin yang disebut manajemen perubahan konfigurasi adalah dengan
sebagai SOP (Standards of Procedures). membedakan dan mengaklasifikasikan seluruh
Setelah prosedur-prosedur standard ini masalah mana yang masuk kedalam change
ditetapkan, tim dapat menentukan waktu yang management atau yang masuk kedalam service
diperlukan untuk menyelesaikan prosedur tersebut. request.
Keuntungan yang diperoleh dengan mengimplemen- Masalah yang termasuk dalam manajemen
tasikan SOP (standards of Procedure): perubahan adalah:
1. Pelatihan untuk ketrampilan staff . Dokumentasi  Permintaan untuk merubah, menghilangkan
lengkap dari prosedur utama merupakan suatu atau menambah produk perangkat keras atau
acuan untuk melatih anggota tim baru, atau perangkat lunak yang berdampak pada lebih dari
anggota yang akan dipromosikan ke peran yang seorang user (sekelompok user).
baru. Lebih lanjut lagi , pelatihan anggota tim  Perubahan tersebut didesain untuk keadaan
baru ini untuk mengantisipasi jika ada anggota darurat atau perubahan yang direncanakan.
tim lain yang sedang berlibur atau berhalangan.
2. Produktivitas staff. Jika subtugas yang Masalah yang termasuk kedalam service request
dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap tugas adalah:

A-68
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2010 (SNATI 2010) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 19 Juni 2010

 Permintaan untuk merubah, menghilangkan Lapisan dua adalah para teknisi yang terlibat
atau menambah produk perangkat keras atau pada perbaikan desktop/laptop user , dan melakukan
perangkat lunak yang berdampak untuk seorang kunjungan juga pada lokasi user . Jika lapisan
user saja. pertama ini tidak dapat memberikan solusi pada
batas waktu yang ditentukan maka masalah tersebut
SE dan TA: memberikan ketrampilan root cause diberikan kepada tingkat berikutnya.
analysis dan menggunakan tool-tool. Lapisan ketiga lebih teknis dalam
menyelesaikan masalah user, lapisan kedua termasuk
Memberikan bekal ketrampilan dan programmer (untuk masalah aplikasi), administrasi
pengetahuan untuk seluruh dekstop, sistem operasi, jaringan (untuk masalah jaringan), administrator
LAN/WAN dan melatih pegawai untuk dapat sistem (untuk masalah sistem atau masalah yang ada
melakukan analisa akar masalah. Area operasi hubungannya dengan server).
departemen IT ini adalah lahan subur untuk Lapisan tiga ini juga melibatkan orang –orang
mengidentifikasi penyebab masalah dan memberikan yang memiliki ketrampilan sangat tinggi atau
solusinya. Penggunaan sistem untuk melacak spesialist IT . Ahli IT dari vendor atau orang support
masalah dapat membantu mengidentifikasi trend- IT dari vendor ini juga dilibatkan pada lapisan ini.
trend masalah yang sering muncul. Terkadang sulit Profil staf dari tim pengelola masalah yang
untuk menemukan akar penyebab masalah hal ini direkomendasi adalah sebagai berikut:
dikarenakan, pada saat Ketika masalah itu sampai ke 1. Memiliki Kemampuan tinggi dalam bekerja
Helpdesk sudah dalam kondisi yang sangat kritis secara tim, memiliki pengetahuan tinggi tentang
dan memerlukan pemikiran dan tindakan yang cepat, perangkat keras dan perangkat lunak desktop ,
padahal dalam menganalisa akar masalah diperlukan memiliki Kemampuan untuk membuat laporan
waktu yang lebih lama. dan menganalisis metrik.
Berdasarkan hal diatas, staf pendukung ini 2. Memiliki Kemampuan yang cukup dalam
(lapisan 1, 2 dan 3) perlu didukung oleh tool untuk berkomunikasi dengan user, dan bekerja dalam
melacak masalah, merekord masalah, sistem berbasis kelompok dengan berbagai macam karakter dari
pengetahuan, tool–tool tersebut sangat membantu anggotanya.
untuk proses analisa akar permasalahan.
Untuk mendiagnosa dan memecahkan masalah GSM: mendefinisikan metrik berupa KPI, KGI dan
pada area operasi dianjurkan untuk mengadopsi secara rutin melakukan evaluasi terhadap
proses ROOT CAUSE ANALYSIS yang klasik. kepuasan user.
Untuk para helpdesk sediakan latihan untuk
meningkatkan ketrampilan berkomunikasi dan a. Melakukan survey terhadap kepuasan kastamer
bagaimana melayani user. Ini untuk membentuk secara periodik, berdasarkan arsip masalah yang
sikap yang berorientuasi pada kastamer. Misalkan pernah ditangani dan mengkuantifikasi umpan
dengan memberikan informasi setiap hari tentang balik dari user. Sangat sulit untuk
status trouble ticket nya. mempekirakan apakah tim support IT ini sudah
Pastikan bahwa setiap individu memiliki memenuhi harapan user, jika umpan balik dari
tanggung jawab terhadap masalah-masalah tertentu user ini tidak didapat. Data-data tentang
untuk diselesaikan, yaitu dengan mengikuti kepuasan user ini harus diolah secara statistik.
perkembangan penanganan masalah, sampai masalah b. Implementasikan suatu iterasi tertutup dalam
itu dinyatakan selesai oleh user dan user merasa menangani masalah user. Jika user yang masih
puas. menemui masalah, padahal masalah tersebut
sudah dinyatakan selesai oleh helpdesk, akan
RA: Menetapkan peran, tanggung jawab setiap merasa tidak puas. Untuk mengatasi hal ini, user
personil, menetapkan tiga lapisan untuk sendiri harus menyatakan masalahnya selesai
penangan masalah. atau mengetahui secara pasti bahwa masalah
sudah terpecahkan .
Pengelolaan masalah ini biasanya ditangani oleh c. Tentukan metrik helpdesk dan lakukan analisa
tiga lapisan tim operasi TI ini, dan setiap lapisan trend secara statistik mengenai kinerja grup
memiliki tool-tool yang spesisik, prosedur-prosedur support ini baik secara tim maupun individual.
dan proses–proses. Lapisan pertama biasanya adalah d. Menetapkan KPI : durasi waktu antara masalah
orang helpdeks yang menerima telpon dan email dari yang dilaporkan sampai identifikasi akar
user. Lapisan pertama ini merespon telpon dari penyebab masalah, dan sebagainya.
enduser tersebut dengan melacak masalah melalui e. Menetapkan KGI: % masalah yang teratasi, %
suatu perangkat lunak, dan menentukan siapa saja masalah yang berulang, jumlah masalah yang
dari tim operasi TI itu yang harus menangani dibuka atau ditutup.
masalah user, dan menyediakan semua penanganan
yang dibutuhkan oleh user. Tahapan yang dilakukan adalah:

A-69
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2010 (SNATI 2010) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 19 Juni 2010

a. Melakukan sosialisasi untuk masalah TI pada


pihak pimpinan insitut.
b. Melakukan sosialisasi untuk masalah TI pada
pihak manajer dan pimpinan UPT PPKE
c. Melakukan diagnostic awarenesss terhadap
proses-proses TI pada pihak manajemen
d. Melakukan pengukuran tingkat maturity pada
proses TI, dengan wawancara dengan pihak
manajemen, staf operasional dan pihak
pimpinan.
e. Menentukan ekspektasi dari tingkat maturity
yang diinginkan.
f. Membuat rekomendasi untuk mencapai tingkat
kematangan tertentu berdasarkan enam atribut.
g. Membuat rencana untuk mengimplementasikan
rekomendasi tersebut, berdasarkan milestone
dan subtarget yang hendak dicapai.

5. Kesimpulan
Manajemen masalah adalah salah satu proses
dari Tatakelola Teknologi Informasi. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan kinerja layanan TI
dengan melakukan analisa akar masalah dan
diharapkan hal ini akan mengurangi jumlah insiden
yang terjadi.
Implementasi dari manajemen masalah
membutuhkan metrik berupa KPI ,KGI. KPI adalah
metrik untuk mengukur kinerja , KGI suatu
pengukuran untuk menentukan pencapaian sasaran.
Agar penerapannya berhasil dengan baik harus
dilakukan perencanaan implementasi yang
disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan
organisasi.

Daftar Pustaka
IT Governance Institute, “Board Briefing on IT
Governance”, 2rd Edition.
IT Governance Institute, “CobiT Audit Guidelines”,
3rd Edition, July 2000.
IT Governance Institute, “CobiT Implementation
Tool Set”, 3rd Edition., July 2000.
Company Profile Institut Teknologi Nasional, 2005
– 2009
ITIL,” Service Support” , 2002.
Schiesser, Rich,” IT Systems Management”,
Prentice Hall, 1st edition, 2002.
Baschap, Jon, “The Executive’s guide to information
technology”, John willey and sons, 1st edition,
2003.

A-70

Anda mungkin juga menyukai