Anda di halaman 1dari 30

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2. 1. Sejarah Perusahaan

Coca Cola merupakan produk minuman ringan yang dikenal dengan soft

drink. Pertumbuhan Coca Cola sebagai minuman ringan dan salah satu merek

minuman ringan yang terkenal didunia tentu tidak terlepas dari permulaan awal

pertumbuhannya. Sejarah produk Coca Cola semula berawal pada bulan Mei 1886

di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, ketika seorang ahli farmasi dan ahli

minuman Dr. Jhon Styth Pemberton memformulasikan suatu ramuan khusus

dengan gula murni menjadi sirup dan beraroma segar dan berwarna karamel yang

kemudian dikenal dengan Coca Cola.

Seiring dengan perjalanan waktu, Coca Cola semakin berkembang dan

digemari masyarakat, maka timbul ide dari Joseph Beidenharn untuk

membotolkan Coca Cola. Sejak tahun 1990 distribusi Coca Cola secara

meyakinkan meluas sampai keluar negri. Pada tahun 1907 pembangunan pabrik-

pabrik pembotolan Coca Cola diluar negeri mulai digiatkan. Pembangunan

dilakukan dengan cara memakai Franchise System, yaitu sistem kerja sama saling

menguntungkan antara dua perusahaan ( The Coca Cola Company dengan Pabrik

Minuman) yang sama sekali terpisah modal kepemilikan dan manajemen.

Coca Cola mulai diperdagangkan di Indonesia pada tahun 1927 ketika

Nederland Indische Mineral Water Fabriek (Pabrik Air Mineral Hindia Belanda)

membotolkan untuk pertama kali di Batavia. Produksi Coca Cola lumpuh pada

Universitas Sumatera Utara


zaman penjajahan Jepang (1942-1945), tetapi setelah kemerdekaan Indonesia,

pabrik tersebut beroperasi dibawah nama The Indonesia Bootles Ltd. NV (IBL)

dengan status perusahaan nasional. Tahun 1971 IBL menjalin kerjasama dengan

tiga perusahaan Jepang, yaitu Mitsui Toatsu Chemical Inc, Mitsui & Co. Ltd dan

Mikuni Coca Cola Bottling Co. membentuk PT. Djaya Beverages Bootling

Company (DBBBC).

Sampai sekarang tercatat ada 11 pabrik Coca Cola yang beroperasi

diberbagai propinsi di Indonesia. Pabrik-pabrik ini diberi lisensi oleh The Coca

Cola Company di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat untuk memproduksi, dengan

perwakilannya di Indonesia adalah PT. Coca Cola Indonesia

Kesebelas pabrik pembotolan tersebut adalah :

1. Tahun 1971 : PT. Djaya Beverages Bottling Company, Jakarta.

2. Tahun 1973 : PT. Brasseris Del Indonesia, Medan.


3. Tahun 1976 : PT. Tirtalina Bootling Company, Surabaya.

4. Tahun 1978 : PT. Coca Cola Pan Java Bottling Company, Semarang.

5. Tahun 1951 : PT. Tirta Permata Sari Bottling Company, Ujung Pandang.

6. Tahun 1983 : PT. Tirta Mukti Indah Bottling Company, Bandung.

7. Tahun 1985 : PT. Tribana Jaya Nusantara Bottling Company,. Padang.

8. Tahun 1985 : PT. Banyu Agung Sejahtera Bottling Company, Denpasar.

9. Tahun 1985 : PT. Swarna Dipa Mekar Bottling Company, Tanjung Karang

10. Tahun 1985 : PT. Bangun Wenang Beverage Company, Menado

11. Tahun 1991 : PT. Eka Ticma Manunggal Bottling Company, Banjarmasin.

Tahun 1995 Coca Cola Amatil milik Australia yang merupakan

perusahaan pembotolan terbesar di dunia untuk pabrikasi, distribusi dan

Universitas Sumatera Utara


pemasaran produk The Coca Cola Company mengambil alih semua pabrik

pembotolan Coca Cola Company di Indonesia kecuali Manado.

2. 2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Coca Cola Bottling Indonesia mulai dirintis pada tahun 1973 oleh PT.

Braseries Del Indonesia, perusahaan PMA Prancis. Produk andalan perusahaan ini

sebenarnya Bir, Coca Cola, Sprite dan Fanta merupakan produk sampingan. Pada

tahun 1982 PT. Brasseries Del Indonesia diambil alih oleh PT. Multi Bintang

Indonesia yang juga produsen bir terkenal di Indonesia.

PT. Coca Cola Bottling Indonesia pada mulanya didirikan dengan nama

PT. Pan Java Bottling Company. Perusahaan ini didirikan oleh P. Hutabarat lalu

beliau memberikan kepercayaan kepada Mugijanto, seorang karyawan muda PT.

Panatraco Ltd, Jakarta untuk mengengola. Pada tahap awal, kegiatan perusahaan

ini adalah sebagai penyalur minuman Coca Cola, Sprite dan Fanta untuk daerah

Medan , Aceh dan sekitarnya. Karena pelanggan sering mengeluh akan persediaan

produk yang kurang akibat keterlambatan barang, maka pada tanggal 5 Desember

1976 didirikan pabrik pembotolan PT. Coca Cola Amatil Indonesia yang salah

satunya berada di Medan. Saat ini PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan

mempunyai 630 orang karyawan yang terbagi dalam berbagai bidang dan

memproduksi 3 macam jenis miniman ringan (sof drink) yang berkarbonat, yaitu

Coca Cola, Sprite, Fanta dan 1 macam jenis minuman teh botol Frestea yang

terbagi dalam berbagi macam ukuran (193 ml, 296 ml dan 220 ml) dalam

kemasan botol.

Universitas Sumatera Utara


2.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan kerangka organisasi yang ditetapkan untuk

proses manajerial sistem dan pola tingkah laku yang muncul didalam praktek

penyelenggaraan organisasi dan manajemen. Penyusunan struktur organisasi

sangat penting guna membantu pengaturan dan pengarahan usaha-usaha

organisasi sehingga memudahkan koordinasi dan konsistensi dengan tujuan-

tujuan organisasi.

PT. Coca Cola Botlling Indonesia Medan berstruktur organisasi

horizontal/ organic setelah mengalami reorganisasi pada April 2004. Reorganisasi

adalah proses perombakan struktur organisasi sehingga perusahaan lebih efisien

dalam bertindak. Sifat organisasinya berubah dari desentralisasi menjadi

sentralisasi. Peran struktur organisasi yang ramping (horizontal) ini akan

mempermudah pengawasan dan dapat memangkas biaya birokrasi yang rumit

dalam perusahaan dengan penghapusan level organisasi yang tidak perlu

(Kotler,2004).

Struktur yang dimiliki dan dijalankan perusahaan Coca Cola Regional

Medan adalah struktur fungsional dan garis, seperti terlihat pada Gambar 2.1.

Struktur organisasi fungsional dan garis berada dalam satu garis komando, dimana

masing-masing bawahan wajib melaksanakan instruksi dan bertanggung jawab

kepada atasannya sesuai dengan instruksi yang diterimanya. Pimpinan (General

Manager) langsung membawahi setiap manager sedangkan staff bekerja dan

memberikan saran-saran kepada atasannya.

Universitas Sumatera Utara


2.4. Pembagian Tugas Dan Tanggung Jawab

Berikut ini adalah uraian tugas dan tanggung jawab setiap bagian-bagian

yang ada di perusahaan :

1. General Manager

a. Menentukan dan merumuskan kebijaksanaan utama dalam usaha

pencapaian tujuan umum perusahaan.

b. Mengkoordinir dan mengawasi tugas-tugas yang didelegasikan kepada

manager-manager dan menjalin hubungan yang baik dengan mereka.

c. Membuat peraturan-peraturan intern pada perusahaan yang tidak

bertentangan dengan undang-undang yang ditetapkan.

2. Secretary

a. Menyelenggarakan surat-menyurat yang berhubungan dengan perusahaan.

b. Mengatur hubungan dengan pihak luar atau tamu.

c. Menyusun dokumentasi.

d. Bertanggung jawab kepada General Manager

3. Human Resources Manager

a. Menerjemahkan strategi perusahaan ke dalam strategi SDM.

b. Menumbuhkan kepuasan karyawan terutama terhadap gaji (Base Salary

and Variabel Salary), bonus, tunjangan kerja (Inature).

c. Mencari info Best Practice dalam pelatihan, pengembangan karyawan dan

manajemen karir dari perusahaan lain.

d. Membantu dalam perancangan dan implementasi sistem penilaian kerja.

Universitas Sumatera Utara


e. Membantu dalam administrasi karyawan termasuk masalah pelaksanaan

hukum.

f. Membantu Industrial Affairs Manager, Public Relation Manager, Training

Manager, dan Remuneration Manager (Menangani masalah pengupahan)

g. Bertanggung jawab kepada General Manager.

4. Finance Manager

a. Membantu pencapaian sasaran keuangan perusahaan dengan

mempersiapkan laporan keuangan yang terkonsolidasi secara tepat waktu

dan akurat.

b. Membantu General Manager mengumpulkan/menyusun data untuk

rencana finansial jangka pendek maupun jangka panjang.

c. Membawahi Financial Accounting Manager, Manajement Accounting

Manager, Examiner Accounting Manager, Purchasing/ Procurement

Supervisor, Tax Office.

d. Bertanggung jawab kepada General Manager.

5. General Sales and Marketing Manager

a. Mengorganisasi dan mengontrol pendistribusian/pemasaran produk agar

target penjualan dan market share dapat tercapai.

b. Bertanggung jawab menyediakan informasi pasar yang akurat dan up to

date.

c. Membawahi Area Manager Medan (Koordinator penjualan di Medan),

Area Manager-OT (Koordinator penjualan luar kota), Customer Sesvice

Universitas Sumatera Utara


System (CSS Mgr), Distribution Service System (DSS Mgr), Marketing

Development (MD Mgr).

d. Bertanggung jawab kepada General Manager.

6. Technical Operatiom Manager

a. Mengkoordinir dan mengawasi setiap bagian yang ada di bawahnya

misalnya processing, teknik, raw material, dan administrasi produksi.

b. Merencanakan, mengawasi dan mengatur produksi perusahaan agar sesuai

dengan spesifikasi dan standar mutu yang telah ditentukan.

c. Membawahi Production Manager, Maintenance Engineering Manager,

Warehouse and Transp. Manager, Demand and O.P Manager, Quality

Assurance Manager, Quality Management System Manager.

d. Bertanggung jawab kepada General Manager.

7. Business Service Manager

a. Mengawasi rencana dan pelaksanaan program jasa pelayanan dan

pengadaan sarana kendaraan/mobil Coca Cola bagi karyawan.

b. Mengadakan bimbingan, pengarahan, serta pengendalian kepada

karyawan-karyawan jasa perusahaan sehingga aktivitas mereka dapat

diarahkan kepada tercapainya pekerjaan yang efektif, efisien dan lancar.

c. Membawahi IS Application Manager, CDE Manager dan Fleet Manager.

d. Bertanggung jawab kepada General Manager

8. Cold Drink Equipment Manager

a. Melakukan pembelian cold dink equipment

b. Mengatur pendistribusian cold drink equipment

Universitas Sumatera Utara


c. Bertanggung jawab kepada General Manager

9. Information System Manager

a. Mengawasi progam pelayanan umum dan pemelihaaan lokasi pabrik

b. Mengawasi penyelesaian izin, rekomendasi dari instalasi pemerintah

c. Betanggung jawab kepada HRD Manager

10. Extenal Affair Officer

a. Menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat

b. Meminta dana untuk mengadakan kegiatan amal bagi masyaakat

c. Bertanggung jawab kepada HRD Manager

11. Taining Coordinator

a. Mengadakan pelatihan

b. Memilih peserta pelatihan

c. Bertanggung jawab kepada HRD Manager

12. Financial Accountant

a. Mengumpulkan dana dan menyusun data keuangan perusahaan

b. Mengatur cash flow untuk perusahaan

c. Bertanggung jawab kepada Finance Manager

13. Management Accountant

a. Membuat pembukuan keuangan di perusahaan

b. Memperoleh data keuangan dari departemen lain di perusahaan

c. Bertanggung jawab kepada Finance Manager

14. Examier Accountant

a. Mengumpulkan dana dan menyusun data keuangan khusus luar kota

Universitas Sumatera Utara


b. Mengatur cash flow untuk luar kota

c. Bertanggung jawab kepada Finance Manager

15. Purchasing Supervisor

a. Melakukan pembelian bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan

b. Menyetujui ataupun membatalkan pembelian bahan

c. Bertanggung jawab kepada Finance Manager

16. Tax Officer

a. Mengaudit mngenai kebutuhan akan karyawan

b. Mengajukan usulan untuk menambah atau mengurangi karyawan

c. Bertanggung jawab kepada Finance Manager

17. Area Manager Medan

a. Mendayagunakan seluruh aparat dan peralatan yang ada di warehouse di

Medan secara optimal dan efisien

b. Memberhentikan sales-sales di Medan yang dianggap melanggar peraturan

perusahaan

c. Bertanggung jawab kepada General sales Manager

18. Area Manager Out town

a. Mendayagunakan seluruh aparat dan yang ada di warehouse di luar kota

secara optimal

b. Memberhentikan sales-sales di Medan yang dianggap melanggar peraturan

perusahaan

c. Bertanggung jawab kepada General Sales Manager

Universitas Sumatera Utara


19. Channel Manager

a. Mengawasi penjualan produk pada distributor di dalam kota

b. Memberhentikan sales-sales di Medan yang dianggap melanggar peraturan

perusahaaan

c. Bertanggung jawab kepada Genaral sales Manager

20. Fleet Manager

a. Mengawasi pendistribusian keperluan produksi di lantai pabrik

b. Mengatur pendistribusian keperluan produksi

c. Bertanggung jawab kepada General sales Manager

21. Dealer Manager

a. Mengembangkan dealer-dealer di wilayah pemasaran

b. Mengklaim dealer-dealer yang melanggar perjanjian bersama

c. Bertanggung jawab kepada General Sales Manager

22. Production Manager

a. Membuat laporan produksi secara periodic mengenai mutu dan jumlah

produk apakah sesuai dengan yang telah ditentukan

b. Mengkoordinir kegiatan-kegiatan dalam bidang pemerosesan bahan baku

menjadi produk jadi

c. Bertanggung jawab kepada Technical Operation Manager

23. Technical Part and Row Material Manager

a. Mengawasi peralatan dan mesin produksi

b. Mengajukan usulan untuk pengadaan suku cadang dan keperluan mesin.

c. Bertanggung jawab kepada Technical Operation Manager

Universitas Sumatera Utara


24. Engineering Manager

a. Mengontrol aktivitas yang berhubungan dengan keteknikan untuk

meyakinkan agar target produksi dapat tercapai

b. Memonitor aktivitas yang berhubungan dengan keteknikan

c. Bertanggung jawab kepada Technical Operation Manager

25. Personal Administration Manager

a. Mengawasi serta membuat laporan mengenai prestasi kerja para karyawan

b. Mengajukan promosi untuk karyawan

c. Bertanggung jawab kepada Technical Operation Manager

26. Quality Assurance Manager

a. Meneliti, memeriksa dan menganalisa mutu bahan baku maupun produk

jadi

b. Memisahkan bahan baku maupun produk yang tidak sesuai dengan standar

yang telah ditentukan

c. Bertanggung jawab kepada Technical Operation Manager

27. PPIC Manager

a. Merencanakan dan mengontrol kebutuhan untuk kegiatan proses produksi

b. Bertanggung jawab kepada Technical Operation Manager

28. Technical & Desktop Support

a. Mengumpulkan informasi-informasi bisnis yang dibutuhkan perusahaan

b. Meminta informasi yang dibutuhkan dari departemen lainnya di

perusahaan

c. Bertanggung jawab kepada Information System Supervisor

Universitas Sumatera Utara


2.5. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

2.5.1. Jumlah Tenaga Kerja


Tenaga kerja di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Unit Medan direkrut

dari tenaga kerja bangsa Indonesia sendiri. Sebagian besar tenaga kerja di bagian

produksi dan pemasaran direkrut dari penduduk sekitar pabrik.

Jumlah tenaga kerja pada PT. Coca Cola Bottling Medan sampai pada

bulan Desember 2006 sebanyak 627 orang karyawan. Perincian jumlah karyawan

tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini :

Tabel. 2. 1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Coca Cola Bottling Medan

Departement Jumlah Karyawan

1. General Administration 9 orang

2. Finance and Accounting 14 orang

3. Human Resources 26 orang

4. Sales and Marketing 408 orang

5. Production 170 orang

Total 627 orang

Status karyawan pada perusahaan ini mempunyai status sebagai berikut :


a. Karyawan bulanan (tetap) dengan gaji/upah dibayar sekali sebulan sesuai

dengan klasifikasi penggajian yang dibagi-bagi dalam golongan tertentu.

b. Karyawan harian dengan upah/gaji yang dibayar sekali dalam dua

minggu sesuai dengan standart upah yang berlaku di perusahaan dengan

Universitas Sumatera Utara


berpedoman pada ketentuan upah minimum yang ditetapkan pemerintah.

c. Karyawan honorer/kontrak dengan upah yang ditetapkan berdasarkan

dokumen perjanjian kontrak secara individu.

2.5.2 Jam Kerja


Agar perusahaan dapat berjalan lancar dan optimal dalam melaksanakan

operasional pabrik untuk mencapai tujuan maka diperlukan pengaturan waktu jam

kerja yang baik.

Sesuai dengan peraturan Depnaker bahwa jam kerja seorang karyawan

adalah 40 jam perminggu, selebihnya diperkirakan jam kerja lembur. Pengaturan

jam kerja normal untuk karyawan adalah sebagai berikut:

1. Semua karyawan kecuali karyawan di departemen marketing, security dan

kamar mesin hari kerjanya adalah hari Senin sampai dengan hari Jumat

dengan jam kerja sebagai berikut :

 Jam 08.00 - 12.00 WIB Waktu Kerja

 Jam 12.00 - 13.00 WIB Waktu Istirahat

 Jam 13.00 - 17.00 WIB Waktu Kerja

2. Untuk Departemen Marketing, jam kerja untuk hari Senin sampai Jumat

adalah :

 Jam 08.00 - 12.00 WIB

 Jam 12.00 - 13.00 WIB

 Jam 13.00 - 17.00 WIB

 Sedangkan untuk hari Sabtu jam kerja 08.00 – 13.00 WIB

Universitas Sumatera Utara


a. Bagian Security (Departemen Human Resources Development) dan

kamar mesin (Departement Production), jam kerja dibagi atas tiga shift

setiap hari yakni :

 Shift I : Jam 06.00 – 14.00 WIB

 Shift II : Jam 14.00 – 22.00 WIB

 Shift III : Jam 22.00 – 06.00 WIB

Untuk bagian security satu shift terdiri dari empat orang dengan pergantian

setiap dua hari sekali, sedangkan untuk kamar mesin, pergantian shift setiap lima

hari sekali dan satu shift hanya satu orang yang bekerja.

2.6. Sistem pengupahan

Gaji/upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari perusahaan

kepada karyawan untuk suatu pekerjaan yang telah dilakukan yang dinilai dalam

bentuk perjanjian atau undang-undang. Banyak cara atau sistem pembayaran

gaji/upah yang digunakan oleh perusahaan. Setiap perusahaan memakai sistem

yang berbeda-beda, dengan dasar sistem tersebut akan membawa keuntungan bagi

perusahaan tanpa merugikan karyawan.

Sistem pengupahan di perusahaan ini dibedakan atas :

a. Untuk karyawan bulanan dan honorer menerima gaji setiap bulan sekali

pada tiap tanggal 25.

b. Untuk karyawan harian menerima gaji dua minggu sekali.

Universitas Sumatera Utara


Bagi setiap karyawan yang bekerja diluar jam kerja normal, akan diberikan

upah lembur dengan ketentuan sebagai berikut :

Upah lembur = 1/173 x gaji pokok x jumlah jam lembur

Berdasarkan ketentuan Depnaker jam kerja sebulan adalah 173 jam.

Perhitungan jam lemburnya adalah :

a. Untuk hari biasa :

- Jam lembur pertama dikali 1,5 x upah

- Jam lembur selebihnya dikali 2 x upah lembur

b. Untuk hari Sabtu/libur :

- Jam pertama dikali 2 x upah lembur

- Jam kedelapan dikali 3 x upah lembur

- Jam kesembilan dan seterusnya dikali 4 x upah lembur

c. Untuk karyawan yang lembur diberikan juga tambahan uang makan lembur

sebesar

- Untuk lembur 3 jam pertama diberikan uang makan senilai 1 kali

makan.

- Untuk jam lembur berikutnya akan ditambah lagi uang makan senilai

1 kali makan (setiap 5 jam berikutnya).

Khusus untuk bagian Marketing tidak diperhitungkan lembur apabila

bekerja diluar jam kerja yang telah ditentukan, tetapi mereka akan mendapat

insentif.

Universitas Sumatera Utara


2.7. Proses Produksi

Dalam melaksanakan suatu aktivitas produksi pada perusahaan, tentunya

tidak terlepas dari bahan-bahan yang digunakan dan jenis produk yang akan

dibuat. Oleh sebab itu PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan menggunakan

bahan baku utama, bahan pembantu dan bahan penolong.

2. 7. 1. Standar Mutu Produk

PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan sangat mengutamakan kualitas

standar mutu produk. Dalam setiap kali memproduksi Coca cola, Sprite, Fanta dan

Frestea dilakukan pemeriksaan produk, mulai dari water tretment, sympel syrup,

final syrup, dan beverage (hasil minuman ringan). Adapun yang menjadi standar

mutu produk PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan adalah :

- Kemurnian ( purity)

- Rasa (taste)

- Bau ( odor)

- Penampakan

Pemeriksaan dilakukan dalam 1 jam setiap kali produksi untuk melihat

hasil standar mutu produk. Pemeriksaan dilakukan di laboratorium.

2. 7. 2. Bahan Yang Digunakan

a. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan

produk, ikut dalam proses produksi dan memiliki persentase terbesar

dibandingkan bahan–bahan lainnya. Jadi bahan baku ini juga disebut bahan

Universitas Sumatera Utara


utama. Adapun bahan baku yang digunakan PT. Coca Cola Bottling Indonesia

Medan dalam pembuatan minuman ringan ini adalah :

- Air

Air diperoleh dari sumur bor dengan kedalaman 100-200 meter untuk

kemudian diolah sebelum digunakan dalam proses produksi, maupun oleh

kebutuhan sehari-hari perusahaan.

Air diperoleh dari sumur bor yang dikategorikan menjadi 2 jenis :

1. Treated Water

Digunakan untuk produksi, keperluan air minum kantin, dan kantor.

2. Untreated Water

Digunakan untuk keperluan kamar mandi, pencucian ruangan,

perkarangan dan lain – lain.

- Gula

Gula yang digunakan haruslah memenuhi standar yang telah ditetapkan,

diantaranya adalah gula yang memiliki kadar 99,99% dan bebas dari

kotoran. Gula diperoleh dari Australia, Thailand dan China. Rata – rata

kebutuhan gula yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.2

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.2. Rata – rata Jumlah Pemakaian Gula / unit Produksi

Jenis Produksi Jumlah Gula Keterangan

Coca Cola 203.225

Sprite 258.081

Fanta Strawbery 292.65 Untuk Produksi

Fanta Melon 259.20 1 satuan unit

Fanta Creamy 255.40

Frestea 166.80

Sumber : Departemen QA (Laboratorium) PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan

- Concentrate

Concentrate dibeli dari PT. Coca Cola Indonesia Jakarta (satu-satunya

perusahaan yang menyediakan bahan ini untuk Coca Cola Company di

Indonesia). Concentrate terdiri dari 2 jenis yaitu Concentrate Dry (Part IB

dan Part I) serta Concetrate liquid. Rata-rata kebutuhan Concentrate per

unit produksi yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2. 3. Rata-rata Jumlah Pemakaian Concent-rate/Unit Produksi

Jenis Concetrate (Part)


Keterangan
Produksi I IB II

Coca Cola 0.667 t 0.67 t

Sprite 0.25 0.25 b 0.5 b


Fanta
0.5 b 0.5 b 1.0 t T= tabung
Strawbery
0.5 b 0.5 b 1.0 t B=bungkus
Fanta Melon

Fanta Creamy 0.5 b 0.5 0.5 b

Fanta Soda 0.5 b

Water

Sumber : Departemen QA (Laboratorium) PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan

- Carbon Dioksida (CO 2 )

Carbon dioksida (CO 2 ) merupakan bahan baku yang berfungsi sebagai

penyegar dan pengawet minuman. Selain dari itu secara kualitas berfungsi

untuk menunjukkan ciri dari Coca Cola itu sendiri. CO 2 di beli dari PT.

Aneka Gas dan UD. Mulya Perkasa di Medan. Rata-rata penggunaan CO 2

dapat dilihat pada Tabel 2.4

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2. 4. Rata – rata Jumlah Pemakaian CO 2 /unit Produksi

Jenis Produksi Jumlah Pemakaian Keterangan

CO 2 (Kg)

Coca Cola 14.26

Sprite 14.65

Fanta Strawbery 9.90 Untuk Produksi 1

Fanta Melon 9.90 Satuan Unit

Fanta Creamy 9.90

Fanta Soda Water 15.84

Sumber : Departemen QA (Laboratorium) PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan

b. Bahan Pembantu

Bahan pembantu adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi

dan ditambahkan ke dalam proses pembuatan produk yang mana komponennya

tidak jelas dibedakan pada produk.

- Kaporit [Ca (Ocl) 2 )

Digunakan dalam proses pengolahan air, membunuh bakteri (menghambat

pertumbuhan mikroorganisme), membilas botol dan sanitasi peralatan.

- Asam Sulfat (H 2 SO 4 )

Bahan ini digunakan untuk membebaskan dan menghilangkan gas-gas

yang terlarut dalam air.

Universitas Sumatera Utara


- Filter Aid

Berfungsi untuk melapisi filter paper sewaktu proses penyaringan sympel

syrup di filter press, memperbesar pori – pori filter paper sehingga

mempermudah filtrasi dan menahan carbon aktif sehingga tidak lolos ke

final syrup tank.

- Karbon Aktif

Digunakan pada pembuatan syrup untuk menjernihkan larutan gula dan

menghilangkan bau-bau asing.

- Kerikil

Berfungsi sebagai media penyaring pada sand filter di proses pengolahan

air agar dapat menyaring benda-benda asing yang larut dalam air olahan.

- Caustik Soda (NaOH)

Dipakai pada proses pencucian botol pada bottle washer sebagai deterjen.

- Bahan Kimia Lainnya

Misalnya Poly Aluminium Chlorine (PAC), kapur, Cl 2 , KM n O 4 .

c. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan-bahan yang dibutuhkan guna

menyelesaikan suatu produk atau suatu bahan yang ditambahkan pada produk

dimana bahan ini bukan bagian dari produk akhir.

Bahan penolong pada proses pembuatan minuman ringan yang terdapat

pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan pada umumnya dibutuhkan pada

proses packing, yaitu :

Universitas Sumatera Utara


- Botol

Botol adalah bahan pengemas minuman ringan yang dihasilkan oleh PT.

Coca Cola Bottling Indonesia Medan yang siap dipasarkan.

- Crown Cork (penutup botol)

Digunakan untuk menutup botol minuman ringan.

- Crate (Peti Plastik)

Berfungsi sebagai tempat penyusunan botol-botol dengan kapasitas 24

botol per crate. Crate yang dipakai ada yaitu :

Full Depth

Crate ini dipakai untuk produk Coca Cola, Sprite, Fanta dan Frestea

dengan berat rata-rata kurang lebih dari 1,8-1,9 kg/buah.

- Karton

Digunakan sebagai tempat pengepakan minuman yang dikemas dalam

botol plastik.

2. 8. Uraian Proses

Berdasarkan cara pembuatannya, minuman yang diproduksi PT. Coca

Cola Bottling Indonesia Medan dapat dikelompokan atas 2 kelompok besar yakni

kelompok Coca cola, Sprite, dan Fanta serta kelompok Frestea. Coca cola, Sprite,

Fanta yang mengalami proses pembuatan yang sama, hanya komposisi bahannya

yang berbeda. Yang akan diuraikan disini adalah proses pembuatan Coca cola,

Sprite, dan fanta dimana flow proces chartnya dapat dilihat pada lampiran.

Universitas Sumatera Utara


Adapun proses pembuatan dan pembotolan Coca cola, Sprite, dan Fanta di

perusahaan ini mengalami beberapa tahapan, seperti terlihat pada gambar 2.2

berikut:

WATER PRODUCT
5865 L/jam HOT WATER

GULA 25 Kg/jam,
DEAERATOR SIMPLE SIRUP
CARBON, FILTER AID
P
A
R
CONCENTRATE PART I
A COOLER FINAL SIRUP
AND PART II 25 L/jam
M
I
X
FILTER FILTER FILTER CO
CARBONATOR KARBON PERMANGANAT 25 Kg/j
KAPAS

BEVERAGE

FILLER WASHING MACHINE BOTTLE

CROWNER CROWN CORK

DATA CODER

FINISH GOOD
18000 botol/jam

Gambar 2.2. Blok Diagram Pembuatan Soft Drink

Uraian dari proses pengolahan air hingga pembotolan adalah sebagai berikut:

1. Proses Pengolahan Air (Water Treatment)

Air merupakan salah satu bahan baku utama dalam pembuatan minuman

pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan. Air diperoleh dari 4 sumur bor

dengan kedalaman 100-200 m dari sumur dan dengan kedalaman ini diharapkan

air sumur tersebut tidak mengandung zat-zat organik atau bebas dari pencemaran.

Universitas Sumatera Utara


Air yang diperoleh dengan bantuan pompa raw meter yang berkapasitas 22

m3/jam.

Air dari sumur akan dipompa ke alat degasifier yang sebelumnya di

injeksikan H 2 SO 4 dengan tujuan mengubah CO 2 sehingga mudah dibebaskan dan

menghilangkan gas-gas yang terlarut dalam air.

Dari degasifier air masuk ke dalam fluclator tank / reaction tank.

Sebelumnya ditambahkan Poly Aluminium Chlorine (PAC), kapur dan Cl 2 10%.

PAC berfungsi untuk mengendapkan senyawa-senyawa organik. Kapur berfungsi

untuk menaikan besar Ph, karena semakin besar Ph maka kecepatan

mengendapkann semakin besar. Sementara Cl 2 berfungsi sebagai antiseptik untuk

mematikan kuman-kuman bakteri dan standart chlorine dalam air, dimana standart

chlorine dalam air adalah 6-10 ppm. Pada fluclator tank terjadi pengendapan floc

dimana akan mengendap kebawah, sementara air pada bagian atas akan dialirkan

ke sand filter. Jarak antara permukaan air dengan floc dijaga lebih kurang 1-1,25

m untuk mempertahankan kejernihan air.

Di sand filter air akan disaring. Ada 3 sand filter tetapi yang digunakan

hanya 2, sementara yang satu lagi sebagai cadangan. Sebagian filter digunakan

kerikil dengan ukuran sebagai berikut :

- Lapisan I dengan ukuran 2-3 m

- Lapisan II dngan ukuran 1-2 m

- Lapisan III dengan ukuran 0.5-1 m

Total lapisan tebalnya lebih kurang ¾ dari tinggi sand filter. Setiap hari

setelah produksi akan dilakukan back wash yang berfungsi untuk menghilangkan

Universitas Sumatera Utara


partikel/kotoran dalam sand filter. Sementara setiap 3 bulan sekali kerikil-kerikil

akan dikeluarkan untuk dicuci dengan Hcl 2-5 % lalu dapat dipakai kembali.

Dari sand filter air dialirkan ke storage tank. Setelah air sampai ketinggian

maksimum, pompa air dari sumur akan mati secara otomatis dan akan hidup

kembali apabila telah mencapai tinggi maksimum.

Kemudian air dialirkan lagi ke buffer tank dan sebelumnya ditambahkan

chlorine 10 %. Tujuannya adalah untuk membunuh sisa-sisa dari bakteri -bakteri

yang masih terdapat di dalam air yang telah diolah.

Dari buffer tank ini , air dilewatkan melalui carbon filter untuk menyerap

chlorine dan partikel-partikel kecil. Kadar Cl 2 setelah melewati carbon filter

adalah 0 ppm. Setelah itu air dilewatkan melalui polisher filter sebagi proses

penyaringan akhir.

Air hasil pengolahan (treated water) inilah yang dipakai untuk proses

produksi pembuatan Coca Cola, Sprite, Fanta, dan Frestea. Pada tiap tahapan

proses pengolahan akan diambil sampel air untuk diperiksa oleh bagian Quality

Control di laboratorium untuk memastikan bahwa air hasil pengolahan akan

memenuhi persyaratan yang ditentukan.

2. Proses Pembuatan Syrup

Treated Water dari hot water tank dialirkan ke tangki pelarut dan

didalamnnya dimasukkan gula sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.

Perbandingan air dan gula berdasarkan pada derajat kemanisan (Brix) yang

ditentukan. Temperatur air untuk melarutkan lebih kurang 800C. Ke dalam tangki

pelarut tersebut juga dimasukkan karbon aktif untuk menyerap bau dan

Universitas Sumatera Utara


menurunkan warna sehingga larutan menjadi jernih. Pelarutan gula dan air

dilakukan selama lebih kurang dari 60 menit dan diaduk dengan agigator sampai

homogen. Hasil pelarutan ini disebut syrup dasar telah memenuhi syarat yang

telah ditentukan.

Setelah semua larut, langkah selanjutnya adalah penyaringan / filtrasi.

Sebelumnya dilakukan precoating (pelapisan awal) untuk membentuk lapiasan

pada filter paper. Air treated dialairkan ke tangki precoting yaitu sebuah tangki

kecil yang terbuat dari stainless steel yang dilengkapai oleh sebuah agigator. Lalu

kedalamnya ditambahkan filter aid. Cairan dari tangki precoating disirkulasikan

melalui filter sampai semua filter aid menempel pada filter paper dengan baik.

Syrup dasar akan dialirkan ke filter dan disirkulasikan sampai filternya bersih.

Syrup dasar yang telah disaring dimasukkan ke tangki pencampur.

Sebelumnya didinginkan sampai temperatur 20-250C. Pada tangki pencampur

dimasukan concentrate Coca Cola, demikian juga untuk Sprite dan Fanta. Setelah

semua part dituangkan, campuran syrup dasar diaduk selama lebih kurang 1 jam.

Pada syrup akhir, derajat kemanisan diperiksa kembali agar tercapai tingkat

kemanisan yang sesuai dengan standart yang ditentukan.

3. Proses Pemurnian CO 2

CO 2 yang dipakai adalah CO 2 yang dibeli dari PT. Aneka Gas Medan dan

UD. Mulya Perkasa Medan. CO 2 ini kemungkinan besar masih mengandung zat /

gas lain sehingga mengurangi kemurnian CO 2 . Untuk itu CO 2 perlu dimurnikan

terlebih dahulu sebelum digunakan dengan cara sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


- Tabung-tabung CO 2 pada bagian atasnya harus disemprot dengan air

terlebih dahulu supaya selang-selang penghubung tidak membeku, bila

membeku CO 2 tidak berjalan dengan lancar.

- CO 2 kemudian dialirkan lagi ke dalam tabung yang berisi KM n O 4

berfungsi mengikat zat impurity (kotoran).

- CO 2 kemudian dialirkankan lagi ke dalam tabung yang berisi air.

Tujuannya untuk memurnikan CO 2 agar KM n O 4 tidak terbawa pada

proses selanjutnya.

- Tahap selanjutnya adalah melewatkan CO 2 pada tabung yang berisi

karbon dengan tujuan untuk menghilangkan bau yang tidak diinginkan.

- Terakhir CO 2 disaring pada filter sehingga kotoran yang tersisa dapat

tertahan.

- CO 2 yang telah melalui tahapan diatas adalah CO 2 yang telah dimurnikan

dan dapat digunakan dalam proses pencampuran.

4. Proses Pencampuran air, Syrup dan CO 2

Proses paramix adalah proses pencampuran dari air, syrup akhir dan CO 2

sehingga diperoleh minuman ringan (beverage) yang siap untuk diisi kemasannya.

Air dari treated water dan syrup akhir bersamaan masuk ke mesin

pencampuran. Air sebelumnya didearasi di Daerator. Dearasi adalah proses

pengeluaran udara dari dalam air yang digunakan untuk membuat minuman

sehingga mempermudah proses karborasi dan membantu mempelancar pengisian.

Jadi dearasi ini bertujuan untuk memisahkan gas oksigen di dalam air sehingga

Universitas Sumatera Utara


CO 2 mudah larut di dalamnya. Air masuk ke daerator dimana tekanan daerator

adalah 0,8 bar, dan kemudian gas CO 2 akan dipompakan masuk kedalam liter air.

Syrup akhir langsung dimasukkan ke dalam gelas syrup. Dengan

perbandingan tertentu, air dan syrup akhir dircampur.

Hasil pencampuran didinginkan sehingga temperatur lebih kurang 0-10C

dengan medium pendingin gelikol. Hal ini dilakukan karena semakin rendah

temperatur campuran, semakin tinggi absorpsi CO 2 .

Campuran kemudian dimasukan ke karbonasi. Karbonasi adalah proses

pelarutan CO 2 dalam suatu cairan. Gas CO 2 yang dimurnikan di masukkan ke

karbonator dimana tekanannya dikendalikan oleh alat Taylor. Alat taylor

mengukur temperatur campuran cairan dan dikonversikan ke dalam tekanan CO 2

yang dibutuhkan agar air dapat mengabsorbsi CO 2 hingga kandungan tertentu.

Produk yang keluar dari karbonator inilah yang disebut beverage dan diteruskan

kemesin filter dan crowner.

5. Proses Pembotolan

Proses pembotolan mengalami beberapa tahap, yaitu :

a. Pencucian Botol

Botol-botol yang digunakan untuk pengisian minuman harus bersih

(bebas kuman), tidak rusak atau pecah. Untuk itu botol-botol sebelum digunakan

harus di cuci terlebih dahulu.

Botol bekas yang datang dari pasar (setelah dikonsumsi konsumen)

ataupun botol baru masuk ke mesin pencuci botol, terlebih dahulu di sortir.

Tujuannya untuk memeriksa apakah ada botol-botol yang terlalu kotor atau rusak.

Universitas Sumatera Utara


Botol yang terlalu kotor akan dipisahkan untuk dicuci secara manual terlebih

dahulu, sementara botol yang rusak/pecah akan disisihkan. Dengan bantuan

conveyor, botol-botol dimasukkan ke dalam mesin pencucian botol yang cara

kerjanya adalah sebagai berikut :

- Botol dibilas menggunakan air yang disirkulasi kembali dari air tahap

pembilasan akhir. Air ini umumnya mengandung sedikit sisa caustik yang

dapat membantu pembilasan awal. Air dipanaskan sampai temperatur lebih

kurang 450C.

- Setelah melalui pembilasan awal, kotoran-kotoran di bagian dalam dan di

luar botol yang tidak terlalu lekat akan terlepas. Botol-botol kemudian akan

masuk ke tangki perendam caustic I. Larutan di dalam tangki I harus

bersuhu lebih kurang 560C, dan konsentrasi caustic lebih kurang 2,5 %.

- Botol-botol kemudian bergerak ke tangki perendam caustic II yang suhunya

lebih panas yaitu lebih kurang 780C. Botol akan disemprot di bagian

dalamnya untuk dibersihkan.

- Botol kemudian melalui tangki perendam yang berisi air yang disirkulasi

dari treated dan mengalami penyemprotan luar dan dalam sebanyak 2 kali.

- Botol-botol yang telah dicuci dialirkan dengan menggunakan conveyor ke

mesin filter dan crowner. Sebelum botol diperiksa oleh inspektor untuk

mengetahui apakah botol sudah memenuhi syarat. Botol yang masih kotor

atau cacat akan disisihkan.

b. Pengisian Minuman Kebotol

Proses pengisian minuman ke dalam botol adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


- Pembukaan filling valve (kran pengisian)

- Pembukaan filling valve bertujuan agar tekanan yang ada pada mesin dapat

dipindahkan ke botol.

- Setelah selesai pengisian, kran pengisian di tutup.

- Pembuangan udara yang masih tersisa di dalam ruangan botol bagian atas

ditujukan untuk menghindari timbulnya buih sehingga sejumlah minuman

keluar dari dalam botol yang mengakibatkan isinya menjadi kurang. Hal

ini bisa terjadi karena adanya perbedaan tekanan.

c. Penutupan Botol Minuman

Botol yang telah berisi minuman selanjutnya di tutup dengan

menggunakan crowner machine, yang fungsinya untuk menutup botol.

Botol yang sudah di tutup selalu dicek oleh inspektor. Inspeksi akan

mensortir minuman yang tidak memenuhi syarat, misalnya retak, volume botol

yang kurang bagus atau berlebih dan sebagainya. Minuman tersebut lalu

disisihkan sebagai reject produk. Produk ini tidak boleh dijual, sedangkan

minuman yang baik (lolos dari sortiran) akan dibawa ke tempat pengepakan

melalui conveyor.

d. Pemberian Kode Produksi dan Pengepakan

Sebelum sampai ketempat pengepakan, botol diberi kode produksi oleh

coding machine dan diperiksa oleh inspektor. Produk yanag tidak memenuhi

syarat disisihkan untuk dibuang. Ditempat pengepakan botol di masukan oleh

operator ke dalam crate dan disusun di atas pallet. Forklift akan membawa pallet

yang telah diisi dengan produk ke gudang produk jadi.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai