Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................................i
1. Pendahuluan.....................................................................................................................................................1
2. Ruang Lingkup.................................................................................................................................................1
3. Acuan Normatif................................................................................................................................................1
4. Istilah dan Definisi...........................................................................................................................................1
4.1 CBR.........................................................................................................................................................1
4.2 Kehilangan Agregat.................................................................................................................................1
4.3 Alur yang Diijinkan.................................................................................................................................2
5. Data Yang Dibutuhkan.....................................................................................................................................2
5.1 Jumlah Kumulatif Beban Gandar Standar...............................................................................................2
5.2 Jumlah Kendaraan Niaga.........................................................................................................................2
5.3 Modulus Resilien Tanah Dasar...............................................................................................................2
5.4 Modulus Elastisitas Lapis Bawah............................................................................................................2
5.5 Modulus Elastisitas Lapis Atas...............................................................................................................2
6. Kehilangan Agregat..........................................................................................................................................4
7. Tebal Minimum Lapisan..................................................................................................................................5
8. Alur yang Diijinkan..........................................................................................................................................5
9. Kehilangan Tingkat Pelayanan........................................................................................................................5
10. Tebal Jalan Kerikil Berdasarkan Kriteria Kehilangan Tingkat Pelayanan..................................................5
11. Tebal Jalan Kerikil Mempertimbangkan Alur.............................................................................................7
12. Konversi Lapis Atas Terhadap Lapis Bawah..............................................................................................8
13. Perencanaan Jalan Kerikil............................................................................................................................9
13.1 Langkah-Langkah Perencanaan...............................................................................................................9
13.2 Bagan Alir...............................................................................................................................................9
LAMPIRAN A. Bagan Alir Perencanaan
LAMPIRAN B. Tabel Konversi
LAMPIRAN C. Contoh Perhitungan

Petunjuk Teknis Perancangan Jalan Kerikil i


Petunjuk Teknis Perancangan Jalan Kerikil ii
Petunjuk Teknis Perancangan Tebal Jalan Kerikil

1. Pendahuluan
Petunjuk teknis perancangan tebal jalan kerikil ditujukan sebagai panduan bagi perencana
dalam melakukan perancangan tebal jalan yang diperkeras dengan agregat. Petunjuk teknis
ini dilengkapi dengan beberapa grafik.

2. Ruang Lingkup
a. Pedoman ini berlaku untuk lalu lintas rencana maksimum 100.000 beban gandar standar
kumulatif (For the aggregate surfaced roads used for many county and forest roads, the
maximum traffic level considered is 100,000 ESAL applications, while the practical
minimum level is 10,000, AASHTO’93 pp II-69).
b. Bahan utama untuk lapisan perkerasannya merupakan agregat atau campuran agregat
yang memenuhi kriteria tertentu.
c. Petunjuk teknis perancangan ini tidak mencakup perencanaan drainase.
d. Satuan yang digunakan masih merupakan Imperial Unit, tabel konversi terhadap Satuan
Internasional diberikan pada Lampiran B.
e. Pada metoda ini daya dukung dari bahan pembentuk perkerasan dianggap konstan
sepanjang tahun.
f. Perhitungan merujuk kepada grafik-grafik.
g. Kriteria perhitungan tebal terdiri atas penurunan tingkat pelayanan (PSI) dan nilai alur
yang diijinkan selama umur rencana serta mempertimbangkan kehilangan agregat
selama umur rencana.

3. Acuan Normatif
AASHTO, 1993 : AASHTO Guide for Design of Pavement Structures.
FHWA, 2000 : Gravel Roads Maintenance and Design Manual.

4. Istilah dan Definisi

4.1 CBR
California Bearing Ratio, yang merupakan perbandingan (dalam %) kekuatan struktural
suatu bahan dengan bahan standar yang berupa batuan tertentu yang terdapat di California,
Amerika Serikat.

4.2 Kehilangan Agregat


Besarnya kehilangan agregat dalam inci yang terjadi selama umur rencana yang disebabkan
oleh lalu lintas dan erosi.

Petunjuk Teknis Perancangan Jalan Kerikil 1


4.3 Alur yang Diijinkan
Besarnya penurunan pada permukaan jalan kerikil akibat lalu lintas yang lewat selama umur
rencana

5. Data Yang Dibutuhkan


Data yang dibutuhkan untuk perencanaan unpaved road adalah sebagai berikut:
a. Jumlah kumulatif beban standar yang dibutuhkan selama umur rencana.
b. Jumlah kendaraan niaga (truck) yang lewat selama umur rencana.
c. Modulus resilien tanah dasar.
d. Modulus elastisitas bahan lapis bawah (sub base layer).
e. Modulus elastisitas bahan lapis atas (base layer).
f. Klasifikasi Jalan.

5.1 Jumlah Kumulatif Beban Gandar Standar


Jumlah kumulatif beban gandar standar didapat dari hasil perhitungan volume lalu lintas,
pengukuran beban gandar kendaraan, serta mempertimbangkan faktor umur rencana dan
bangkitan lalu lintas (traffic growth).

5.2 Jumlah Kendaraan Niaga


Jumlah kendaraan niaga (truck) yang lewat selama umur rencana dihitung dengan
menggunakan data hasil pengukuran pada tahun awal serta memperhitungkan juga umur
rencana dan bangkitan lalu lintas (traffic growth).

5.3 Modulus Resilien Tanah Dasar


Modulus resilien tanah dasar didapat dari hasil pengujian menggunakan AASHTO T-274.
Korelasi yang sering dipakai adalah menggunakan persamaan berikut ini:

MR  1500 CBR (psi)


Dimana :
MR = Modulus Resilen Tanah Dasar (psi).
CBR= Nilai CBR tanah dasar (%).

5.4 Modulus Elastisitas Lapis Bawah


Modulus elastisitas lapis bawah didapat dari hasil pengujian menggunakan AASHTO T-274.
Korelasi yang sering dipakai ditunjukkan pada Gambar 1.

5.5 Modulus Elastisitas Lapis Atas


Modulus elastisitas lapis atas didapat dari hasil pengujian menggunakan AASHTO T-274.
Korelasi yang sering dipakai ditunjukkan pada Gambar 2.

Petunjuk Teknis Perancangan Jalan Kerikil 2


100

CBR

Nilai-R
90 2

Triaxial Texas
70 20

Modulus, 1000 psi


50 80
3
40 70
30
20 60 14
12
50
10 4
40 10
30
5
25 5

Gambar 1. Korelasi Parameter Struktural Lapis Bawah

40
Nilai-R

Modulus, 1000psi
CBR

Triaxial Texas

100 85 2,0 30
70 80 25
50
40 70 3,0
30 20
60
3,5
20 15
50
4,0

Gambar 2. Korelasi Parameter Struktural Lapis Atas

Petunjuk Teknis Perancangan Jalan Kerikil 3


6. Kehilangan Agregat
Untuk jalan kerikil, kehilangan agregat akibat lalu lintas dan erosi perlu dipertimbangkan
dalam perancangan tebal perkerasan. Kehilangan agregat ini akan menyebabkan tebal
perkerasan berkurang dan turunnya daya dukung sistem perkerasan.
Beberapa rumus empiris yang digunakan dalam memprediksi kehilangan agregat ini adalah
sebagai berikut:

Mc Cullogh et.all :
GL = 0.12 + 0.1223 * LT
Dimana :
GL : kehilangan agregat (inci).
LT : jumlah kendaraan niaga (truck) yang bermuatan penuh.

Mc Cullogh et al di dalam studi nya di Brazil :


 B 
 25.4 
GL =  
 3380.6 
 0.0045 LADT +  0.467 G 
 R 
Dimana:
GL : kehilangan agregat (inci).
B : jumlah pembentukan (blading) selama umur rencana.
LADT : rata-rata LHR.
R : jari-jari curvature, feet.
G : nilai grade, %

Studi dari TRL di Kenya:


Kehilangan agregat per tahun adalah sebagai berikut:

 T2 
AGL =  2  x f  4,2 + 0.092 T + 0,889 R 2  1,88 VC 
  T  50  

Dimana :
AGL : kehilangan agregat per tahun, inci.
T : volume lalu lintas per tahun 2 arah, ribu kendaraan.
R : curah hujan tahunan, inci.
VC : gradient jalan, %.
f : 0,037 untuk agregat lateritik.
0,043 untuk agregat quartz.
0,028 untuk agregat vulkanik
0,059 untuk agregat koral.

Petunjuk Teknis Perancangan Jalan Kerikil 4


7. Tebal Minimum Lapisan
Tebal minimum lapisi bawah dan lapis atas diberikan pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Tebal Minimum Lapisan (inci)

No Lapisan Minimum (inci)


1 Lapis Bawah ……..
2 Lapis Atas ……..

8. Alur yang Diijinkan


Alur yang diijinkan untuk jalan kerikil maksimum 2 inci.

9. Kehilangan Tingkat Pelayanan


Kehilangan tingkat pelayanan PSI adalah penurunan tingkat pelayanan selama umur
rencana. Kehilangan tingkat pelayanan untuk jalan kerikil maksimum 2.

10. Tebal Jalan Kerikil Berdasarkan Kriteria Kehilangan Tingkat Pelayanan


Perhitungan tebal lapisan jalan kerikil yang didasarkan atas kehilangan tingkat pelayanan
(PSI) diberikan dalam bentuk grafik seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Parameter yang
diperhitungkan adalah jumlah kumulatif beban gandar standar selama umur rencana,
kehilangan tingkat pelayanan yang diijinkan PSI, modulus elastisitas lapis atas, dan
modulus resilien tanah dasar.

Petunjuk Teknis Perancangan Jalan Kerikil 5


3,5 Modolus Lapis Pondasi
Mlp (psi)
3,0
Modulus Resilien
Tanah Dasar MR (psi)
2,5

0
0
00
.00
.

0
70

.00
60
2,0 1.000

00
50

.0

00
40

.0
0
1,0 00

30
.
20 00
Kehilangan Tingkat Pelayanan .0
5.000 10
Yang Diijinkan, PSI

10.000

15.000

20.000

4 6 8 10 12 14 16
1 5 10 50 100 400
Jumlah Lintasan Ijin Beban Tebal Lapis Atas, Dlp (inci)
Standar, W18 (ribuan)

Gambar 3. Grafik Perencanaan Jalan Kerikil Mempertimbangkan Kehilangan Tingkat Pelayanan PSI

Petunjuk Teknis Perancangan Jalan Kerikil 6


11. Tebal Jalan Kerikil Mempertimbangkan Alur
Perhitungan tebal jalan kerikil yang mempertimbangkan kedalaman alur yang terjadi selama
umur pelayanan diberikan pada Gambar 4 berikut ini. Parameter yang dibutuhkan dalam
perhitungan ini adalah jumlah kumulatif beban gandar standar selama umur rencana,
modulus elastisitas lapis atas, modulus resilien tanah dasar, dan kedalaman alur ijin.

Jumlah Kumulatif Beban Gandar Standar, W18 (ribu)

10

100
50
1

400
5 Modulus Lapis Atas (psi)
10.000

70.000
40.000
50.000
60.000
20.000

30.000

TL

Modulus Resilien Tanah Dasar, MR (psi)


10.000

1.000
5.000
20.000

TL
2,0

3,0
0,5

1,0

Kedalaman Alur Ijin, RD (inci)


14
13
16
15

10
12
11

7
9

4
8

Tebal Lapis Atas Mempertimbangkan Alur (Inci)

Gambar 4. Tebal Lapis Atas Mempertimbangkan Alur

Petunjuk Teknis Perancangan Jalan Kerikil 7


12. Konversi Lapis Atas Terhadap Lapis Bawah
Untuk mengkoversi sebagian lapis atas menjadi lapis, data yang dibutuhkan adalah moduilus
lapis atas, modulus lapis bawah, tebal lapis atas, dan tebal lapis atas yang akan dikonversi.

16

14

ModuluLapis B
Tebal LapisA
12

aw
tas(inci)

ah,E
10

sb(psi)
8

Penurunan Ketebalan Lapis Atas (inci)


10

12
14
16
8
6
4

TL

Modulus Lapis Atas (psi)


30.000
70.000

10.000
50.000
30

5
25

15
20

10

Tebal Lapis Bawah Yang Dibutuhkan, Dbs (inci)

Gambar 5. Grafik Konversi Lapis Atas Menjadi Lapis Bawah

Petunjuk Teknis Perancangan Jalan Kerikil 8


13. Perencanaan Jalan Kerikil
13.1 Langkah-Langkah Perencanaan
Dalam merencanakan jalan kerikil beberapa langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
a. Identifikasi data yang dibutuhkan yaitu : jumlah kumulatif beban gandar standar selama
umur rencana, volume kendaraan niaga selama umur rencana, modulus resilien tanah
dasar, modulus elastisitas lapis bawah, modulus elastisitas lapis atas, LHR, dan tipe
agregat yang akan digunakan untuk lapis atas maupun lapis bawah.
b. Dengan menggunakan data LHR, jumlah kendaraan niaga (truck), dan tipe agregat
kemudian dihitung kehilangan agregat yang terjadi selama umur rencana menggunakan
persamaan-persamaan pada butir 6.
c. Tentukan tebal minimum masing-masing lapisan berdasarkan Tabel 1.
d. Tentukan alur yang diijinkan berdasarkan Tabel 2.
e. Tentukan penurunan tingkat pelayanan seperti yang diberikan pada Tabel 3.
f. Tentukan tebal lapis pondasi yang dibutuhkan berdasarkan kriteria penurunan tingkat
pelayanan PSI dengan menggunakan grafik pada Gambar 3.
g. Tentukan tebal lapis atas yang dibutuhkan berdasarkan kriteria alur yang diijinkan
dengan menggunakan grafik pada Gambar 4.
h. Membandingkan hasil yang didapat pada langkah f dan g, kemudian ambil nilai yang
terkecil sebagai tebal lapis atas yang dipertimbangkan.
i. Dengan mempertimbangkan kehilangan agregat yang didapat dari langkah b, maka
ditentukan tebal lapis pondasi rancangan dengan menggunakan hubungan berikut ini:
DBS = DBS + (0,5 x GL)
Dimana :
DBS : Tebal lapis pondasi rancangan.
DBS : Tebal lapis pondasi sebelum dikoreksi.
GL : Kehilangan agregat.
j. Untuk mengkoversi sebagian lapis atas menjadi lapis bawah digunakan grafik pada
Gambar 5.

13.2 Bagan Alir


Bagan alir perencanaan diberikan pada Lampiran A

Petunjuk Teknis Perancangan Jalan Kerikil 9


LAMPIRAN A.
Bagan Alir Perencanaan

Mulai

Pengumpulan data :
Kumulatif beban gandar standar, kendaraan niaga,
Modulus Resilien Tanah dasar, Modulus Elastisitas Lapis
Atas, Modulus Elastisitas Lapis Bawah, LHR, tipe agregat

Perhitungan :
Kehilangan agregat, tebal minimum, alur yang
diijinkan, penurunan tingkat pelayanan

Perhitungan : Perhitungan :
Tebal berdasarkan kriteria Tebal berdasarkan kriteria
penurunan tingkat pelayanan penurunan alur yang diijinkan

Bandingkan:
Ambil yang terkecil

Perhitungan :
Tentukan tebal rancangan dengan
mempertimbangkan kehilangan agregat

Perhitungan :
Konversi sebagian lapis atas
menjadi lapis bawah

Selesai

Petunjuk Teknis Perancangan Jalan Kerikil 10


Petunjuk Teknis Perancangan Jalan Kerikil 11
LAMPIRAN B.
Tabel Konversi

Petunjuk Teknis Perancangan Jalan Kerikil 12


LAMPIRAN C.
Contoh Perhitungan

Petunjuk Teknis Perancangan Jalan Kerikil 13


Petunjuk Teknis Perancangan Jalan Kerikil 14

Anda mungkin juga menyukai