Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Analisis Bahan Anorganik
OLEH :
KOTA TASIKMALAYA
2020
A. Pengertian Sampling
Sampling adalah proses pengambilan atau memilih n buah elemen dari populasi
yang berukuran N (Lohr, 1999). Dalam melakukan sampling, terdapat teori dasar yang
untuk membuat sampling menjadi lebih efisien. Pengertian efisien dalam teori dasar
sampling adalah rancangan sampling yang menghasilkan dugaan yang paling mendekati
(Cochran, 1991).
menghemat waktu, tenaga dan biaya tanpa mengurangi keakuratan data, dan informasi
Eriyanto (2007) mengemukakan bahwa pemakaian sampel akan berguna jika dapat
B. Tujuan Sampling
Tujuan dari metode sampling adalah menentukan populasi dan ukuran sampel
yang representative. Populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Sedangkan sampel adalah sebagian atau
bertindak sebagai perwakilan dari populasi sehingga hasil penelitian yang berhasil
diperoleh dari sampel dapat digeneralisasikan pada populasi. Adapun tujuan lain dari
sampling adalah
1. mengurangi jumlah objek/orang yang diteliti jumlah tenaga yang terlibat, waktu
3. Menonjolkan sifat sifat umum dari populasi, ciri-ciri khas individual di abaikan
4. Menentukan berapa contoh yang diambil sehingga tidak terlalu mahal namun tetap
mewakili populasi
5. Mempunyai visi, kebijakan, sikap dan pengetahuan yang benar dalam melakukan
pengambilan sampel.
D. Jenis-jenis Sampling
1. Probability sampling
memiliki peluang sama dipilih menjadi sampel. Dengan kata lain, semua anggota
tunggal dari populasi memiliki peluang tidak nol. Teknik ini melibatkan
anggota populasi atau semesta tadi memiliki peluang yang sama untuk terpilih
sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Cara demikian dilakukan
bilamana jumlah unit sampling di dalam suatu populasi tidak terlalu besar.
Misal, populasi terdiri dari 500 orang mahasiswa program S1 (unit sampling).
digunakan teknik ini, baik dengan cara undian, ordinal, maupun tabel bilangan
lapis. Menurut Sugiyono (2001: 58) teknik ini digunakan bila populasi
diploma, 30 orang S1, 15 orang S2 dan 15 orang S3. Jumlah sampel yang harus
Sugiyono (2001: 59) menyatakan bahwa teknik ini digunakan untuk menentukan
lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800 orang lulusan SMU, 700 orang lulusan
SMP, maka 3 orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil semuanya
sebagai sampel. Karena dua kelompok itu terlalu kecil bila dibandingkan denan
Teknik ini disebut juga cluster random sampling. Menurut Margono (2004: 127),
sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan
diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara,
suatu kota. Untuk random tidak dilakukan langsung pada semua pelajar-pelajar
tetapi pada sekolah/kelas sebagai kelompok atau cluster. Teknik sampling daerah
ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel
daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu
Probability Sampling
2. Non-probability Sampling
Bahwa setiap anggota populasi memiliki peluang nol. Artinya, pengambilan sampel
a. Sampling sistematis
teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah
diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari
semua anggota diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100.
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau
kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk
itu, yang diambil sebagai sampel adalah 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100.
b. Quota sampling
teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu
sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Menurut Margono (2004: 127) dalam
dilakukan secara kelompok. Setelah jumlah sampel ditentukan 100 dan jumlah
anggota peneliti berjumlah 5 orang, maka setiap anggota peneliti dapat memilih
sampel secara bebas sesuai dengan karakteristik yang ditentukan (golongan II)
sebanyak 20 orang.
c. Sampling aksidental
yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data (Sugiyono, 2001: 60). Menurut Margono (2004: 27) menyatakan
bahwa dalam teknik ini pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu.
mempergunakan setiap warga negara yang telah dewasa sebagai unit sampling.
ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri
populasi yang sudah diketahui sebelumnya, dengan kata lain unit sampel yang
disiplin pegawai maka sampel yang dipilih adalah orang yang memenuhi
e. Sampling jenuh
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan
bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel
f. Snowball sampling
(Sugiyono, 2001: 61), Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang
mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-
semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding semakin lama semakin
(hipotesis).
E. Tahapan Sampling
Dalam melalukan penelitian pada suatu populasi tentunya dibutuhkan suatu data
jumlah yang besar, maka data yang dicari sangatlah banyak pula, untuk itu perlu adanya
teknik sampling atau proses pengambilan sampel, berupa pengambilan contoh dari
sebagian populasi yang dijadikan sebagai data untuk mewakili populasi tersebut.
Menurut Tull dan Hawkins sendiri, proses pengambilan sampel (sampling) terdiri dari
dulu populasi di bagi dalam empat komponen yaitu elemenn, unit sampling, tempat
memaparkan dengan jelas dan spesifik dari elemen populasi, dalam tahap ini hal
3. Spesifikasi Unit Sampling (Specified Sampling Unit). Unit sampling merupakan unit
dasar dari elemen populasi yang akan dijadikan sampel, tetapi terkadang dapat
berdiri sendiri menjadi sebuah komponen populasi tersendiri atau berupa unit
4. Seleksi Metode Sampling (Specified Sampling Method). Pada tahap ini ditentukan
metode sampling yang akan digunakan. Metode yang digunakan adalah teknik
tergantung pada jenis studi, homogenitas populasi, jenis sampel, serta jumlah dana
populasi yang sudah cukup representative untuk diteliti. Akan tetapi apabila populasi
F. Peralatan Sampling
1. Sampling Air
a. van dorn horizontal water sample untuk mengambil sampel pada kedalaman
tertentu
b. Kemmerer water sampler untuk mengambil sampel air pada kedalaman tertentu
2. Sampling tanah
Bor sampel tanah digunakan untuk analisa atau pengambilan sampel tanah gambut
yang akan diuji
3. Sampling Udara
Cara ini dikembangkan sejak tahun 1948 menggunakan filter berbentuk segi empat
seukuran kertas A4 yang mempunyai porositas 0,3 – 0,45 µm dengan kecepatan
pompa berkisar 1.000 – 1.500 lpm. Pengukuran berdasarkan metoda ini untuk
penentuan sebagai TSP (Total Suspended Partikulate). Alat ini dapat digunakan
selama 24 jam setiap pengambilan contoh udara ambien.
4. Sampling Darah
a. Plester digunakan untuk fiksasi akhir penutupan luka bekas plebotomi, sehingga
membantu proses penyembuhan luka dan mencegah adanya infeksi akibat
perlukaan atau trauma akibat penusukan.
b. Tabung vakum pertama kali dipasarkan dengan nama dagang Vacutainer. Jenis
tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik.
Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam
tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai.
e. Kapas alcohol merupakan bahan dari wool atau kapas yang mudah menyerap dan
dibasahi dengan antiseptic berupa etil alkohol. Tujuan penggunaan kapas alkohol
adalah untuk menghilangkan kotoran yang dapat mengganggu pengamatan letak
vena sekaligus mensterilkan area penusukan agar resiko infeksi bisa ditekan
f. Needle dan wing needle ialah ujung spuit atau jarum yang digunakan untuk
pengambilan secara vakum. Needle ini bersifat non fixed atau mobile sehingga
mudah dilepas dari spuit serta container vacuum. Penggantian needle
dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan besarnya vena yang akan diambil atau
untuk kenyamanan pasien yang menghendaki pengambilan dengan jaru kecil.
g. Tourniquet merupakan bahan mekanis yang fleksibel, biasanya terbuat dari karet
sintetis yang bisa merenggang. Digunakan untuk pengebat atau pembendung
pembuluh darah pada organ yang akan dilakukan penusukan plebotomy. Adapun
tujuan pembendungan ini adalah untuk fiksasi, pengukuhan vena yang akan
diambil. Dan juga untuk menambah tekanan vena yang akan diambil, sehingga
akan mempermudah proses penyedotan darah kedalam spuit.
h. Spuit adalah alat yang digunakan untuk pengambilan darah atau pemberian injeksi
intravena dengan volume tertentu. Spuit mempunyai skala yang dapat digunakan
untuk mengukur jumlah darah yang akan diambil, volume spuit bervariasi dari
1ml, 3ml, 5ml bahkan ada yang sampai 50ml yang biasanya digunakan untuk
pemberian cairan sonde atau syring pump.
.