Anda di halaman 1dari 1

Puasa Ramadan

Ramadan berarti panas yang menyengat atau kekeringan, khususnya pada tanah. Bulan ke
sembilan selalu jatuh pada musim panas yang sangat menyengat. Sejak pagi hingga petang batu-batu
gunung dan pasir gurun terpanggang oleh segatan matahari musim panas yang waktu siangnya lebih
panjang daripada waktu malamnya. Di malam hari panas di bebatuan dan pasir sedikit reda, tapi
sebelum dingin betul sudah berjumpa dengan pagi hari. Demikian terjadi berulang-ulang, sehingga
setelah beberapa pekan terjadi akumulasi panas yang menghanguskan. Hari-hari itu disebut bulan
Ramadan, bulan dengan panas yang menghanguskan.
Setelah umat Islam mengembangkan kalender berbasis bulan, yang rata-rata 11 hari lebih
pendek dari kalender berbasis matahari, bulan Ramadan tak lagi selalu bertepatan dengan musim
panas. Orang lebih memahami ‘panas’nya Ramadan secara metaphoric (kiasan). Karena di hari-hari
Ramadan orang berpuasa, tenggorokan terasa panas karena kehausan. Atau, diharapkan dengan
ibadah-ibadah Ramadan maka dosa-dosa terdahulu menjadi hangus terbakar. Kekhususan bulan
Ramadan ini bagi pemeluk agama Islam tergambar pada Al quran pada surat Al Baqarah ayat 185
yang artinya:
“bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda. Karena itu, barangsiapa di antara kamu
hadir di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu…’’

Anda mungkin juga menyukai