Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN INDIVIDU

BLOK 10 SISTEM STOMATOGNASI


PEMICU 5
”GIGIKU SAKIT”

Disusun Oleh:
Devita Alamanda
190600079

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Radiografi dibidang ilmu kedokteran gigi yaitu pengambilan gambar menggunakan
radiografi dengan sejumlah radiasi untuk membentuk bayangan yang dapat dikaji pada film
pemeriksaan radiografi mempunyai peranan yang sangat penting. Hampir semua perawatan gigi
dan mulut membutuhkan data dukungan pemeriksaan radiografi agar perawatan yang dilakukan
mencapai hasil optimal.
Radiografi dental merupakan bagian yang penting dalam perawatan gigi. Bersamaan
dengan pemeriksaan oral, radiografi dental memberikan gambaran yang lengkap dan rongga
mulut.Radiografi sangat penting bagi mahasiswa kepaniteraan klinik untuk: menegakkan
diagnosis, rencana perawatan, dan evaluasi hasil perawatan.

1.2. DESKRIPSI TOPIK


Narasumber : Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp.RKG(K); Cek Dara Manja, drg.,
Sp.RKG; Minasari,drg.,MM

Seorang wanita berumur 40 tahun, datang ke praktek dokter gigi mengeluhkan geraham
sebelah kanan bawah berlubang besar dan gusinya bengkak tetapi pasien tidak merasakan sakit.
Pasien ingin melakukan pemeriksaan dan pengobatan terhadap keluhan/ penyakit yang
dideritanya.
Hasil pemeriksaan klinis oleh dokter gigi ditemukan gigi 47 non vital dan bengkak pada
gingiva, gigi 14 terlihat karies dengan pulpa yang sudah terbuka serta gigi 28 belum erupsi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pemeriksaan apakah yang akan anda lakukan saat pertama kali pasien datang
dengan berbagai keluhan seperti yang tertera di atas (sebelum dirujuk untuk dilakukan
pemeriksaan radiografi)?
Sebelum dirujuk untuk dilakukan pemeriksaan radiologi, dapat dilakukan pengkajian.
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan
informasi atau data tentang respon pasien agar dapat mengidentifikasi dan mengenali masalah atau
kebutuhan kesehatan pasien. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti :
 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik adalah metode pengumpulan data yang sistematik dengan


memakai indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa untuk mendeteksi masalah
kesehatan pasien. Untuk pemeriksaan fisik digunakan teknik inspeksi, palpasi, thermis, sondasi,
perkusi, druk dan mobility. Inspeksi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara
melihat bagian gigi yang akan diperiksa melalui pengamatan, hasil data yang diperoleh misalnya:
terlihat lubang di bagian oklusal. Palpasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara
perabaan terhadap bagian-bagian tubuh yang mengalami kelainan, misalnya: perabaan pada
kelenjar lymph yang diduga adanya radang atau pembengkakan. Perkusi adalah pemeriksaan fisik
yang dilakukan dengan cara mengetuk bagian gigi yang dilakukan dengan cara menggunakan
ujung-ujung sonde tanpa tekanan. Thermis adalah pemeriksaan vitalitas gigi dengan
menggunakan chlorethyl, dengan cara menyemprotkan chlorethyl pada kapas kecil, dan secara
perlahan dimasukkan ked lam lobang gigi. Sondasi adalah pemeriksaan gigi dengan memakai
sonde, untuk melihat ada tidaknya karies, kedalaman karies sera vitalitas gigi. Mobility adalah
untuk melihat derajat kegoyangan gigi.

 Pemeriksaan subjektif

berupa data umum pasien (identitas pasien), keluhan pasien (anamnese), riwayat
kesehatan umum, riwayat kesehatan gigi.

 Pemeriksaan objektif

2
berupa data pemeriksaan ekstra oral dan pemeriksaan intra oral yang meliputi
pemeriksaan jaringan keras gigi dan pemeriksaan mukosa mulut.1

2.2. Pada kasus di atas, untuk gigi 47, jenis radiografi apa yang bisa digunakan untuk
melihat keadaan tersebut dan apa yang menjadi indikasi radiografi yang anda pilih
Radiografi periapikal adalah komponen penunjang diagnostik yang menghasilkan gambar
radiografi dari beberapa gigi dan jaringan apeks sekitarnya. pada kasus, ditemukan gigi 47 non
vital dan bengkak pada gingiva, sehingga untuk melihat keadaan tersebut, dapat menggunakan
radiografi periapikal.
Indikasi Radiografi Periapikal
Indikasi utama dalam menggunakan radiografi periapikal, yaitu:
1. Deteksi infeksi apikal atau peradangan.
2. Penilaian status periodontal.
3. Apabila terjadi trauma pada gigi dan tulang alveolar.
4. Penilaian terhadap keberadaan dan posisi gigi yang tidak erupsi.
5. Penilaian morfologi akar sebelum ekstraksi.
6. Selama perawatan endodontik.
7. Penilaian pra-operasi dan pasca operasi apikal.
8. Mengevaluasi kista apikal dan lesi di dalam tulang alveolar.
9. Mengevaluasi pasca operasi implan.2

2.3. Apakah suspek radiodiagnosis keadaan tersebut dan bagaimana gambarannya


secara radiografi ?
Pada skenario, gigi 47 disebut nonvital dan ginviva disekitar gigi tersebut mengalami
pembengkakan. Bila saraf mati dan pembuluh darah tidak mengalirkan darah pada gigi tersebut,
maka gigi tersebut adalah gigi mati atau gigi tak vital. Gigi nonvital di skenario tersebut dapat
disebabkan karena adanya nekrosis pulpa pada gigi 47 yang mengalami karies gangrene pulpa.
Penyebaran infeksi berlanjut ke jaringan periapical yang berakibat timbulnya abses periapical dan
menyebabkan pembengkakan pada gingiva sekitar gigi 47 . Gambaran sescara radiografi adalah:
 Mahkota : terdapat gambaran radiolusen
 Akar : 2

3
 Lamina dura : melebar di 1/3 apikal
 Ligament periodontal : tampak adanya pelebaran
 Furkasi : bifurkasi.3

2.4. Keadaan gigi 28 adalah embeded, jelaskan jenis-jenis radiografi yang mungkin
digunakan untuk melihat keadaan gigi 28 dan jenis mana yang dipilih serta alasannya.
Radiografi panoramik merupakan prosedur ekstraoral sederhana yang menggambarkan
daerah rahang atas dan rahang bawah dalam satu lembar film. Meskipun radiografi panoramik
memperoleh gambaran sekitar gigi yang lebih luas, namun penggunaan radiografi periapikal dapat
memberi keterangan yang lebih jelas dan rinci tentang gigi dan jaringan sekitarnya. Berbagai
perbedaan keuntungan, indikasi, maupun kualitas hasil gambaran radiografi gigi menyebabkan
adanya dua jenis radiografi yang dipakai pada pemeriksaan impaksi molar ketiga. Keuntungan
panoramik diantaranya semua jaringan pada area yang luas dapat tergambarkan pada film,
mencakup tulang wajah dan gigi, pasien menerima dosis radiasi yang rendah, gambar mudah
dipahami pasien dan media pembelajaran. Sedangkan keuntungan radiografi periapikal tergantung
pada teknik radiografi periapikal yang digunakan.
Radiografi panoramik merupakan radiologi diagnostik yang sangat populer, karena selain
berguna untuk mendeteksi kelainan pada gigi dan jaringan pendukung, juga dapat mengidentifikasi
anatomi serta gambaran lainnya. Selain itu, kelebihan radiologi panoramik yang dapat memuat
keseluruhan maksilomandibular sehingga dapat menampilkan gigi molar impaksi lebih dari satu
regio. Oleh karena itu, foto panoramik banyak dilakukan selain foto periapikal.
Pada beberapa kasus, penggunaan teknik foto periapikal sangat diindikasikan dari
perawatan yang akan dilakukan dengan berbagai keuntungan, seperti gambaran radiografi yang
dihasilkan lebih jelas dan rinci, yang meliputi jaringan gigi dan pendukungnya sehingga
memudahkan diagnosis dan rencana perawatan. Selain itu, biaya foto periapikal lebih murah serta
teknik pemotretan yang lebih sederhana dibanding teknik foto panoramik. Sehingga, jenis
radiografi yang dipilih adalah radiografi periapikal.4

2.5. Ada berapa jenis radiografi yang mungkin digunakan untuk melihat kasus gigi 14
dan jelaskan teknik apa yang digunakan agar semua saluran akar untuk perawatan saluran
akar dapat terlihat.

4
Radiografi yang mungkin digunakan untuk melihat kasus gigi 14 adalah:
 Radiografi periapikal
Radiografi periapikal adalah radiografi yang berguna untuk melihat gigi geligi
secara individual mulai dari keseluruhan mahkota, akar gigi dan jaringan
pendukungnya
 Radiografi panoramic
Radiografi panoramik adalah radiografi yang digunakan untuk melihat adanya
fraktur pada rahang, lesi atau tumor, dan melihat keadaan gigi geligi pada masa
campuran untuk rencana perawatan ortodonti. Radiografi panoramik akan
memperlihatkan gambaran radiografi keadaan gigi - geligi maksila, mandibula,
sinus maksilari, dan sendi temporo mandibularis secara menyeluruh dalam satu
buah film. Kelebihan radiografi panoramik adalah daerah yang dapat dilihat lebih
luas, dosis radiografi lebih kecil, waktu pengerjaan cepat, cocok untuk pasien yang
sulit membuka mulut dan nyaman untuk pasien.5

Teknik yang dapat digunakan agar semua saluran akar untuk perawatan saluran akar dapat
terlihat adalah: Teknik Clark’s Rule disebut juga dengan tube shift technique atau buccal object
rule atau SLOB (same lingual, opposite buccal) yang awalnya diperkenalkan pada tahun 1910.
Teknik ini menggunakan teknik horizontal dan vertical angulation yang menggerakkan arah
tabung ke arah horizontal dan vertikal. Kegunaan teknik ini paling banyak dipakai dalam bidang
endodontik untuk melihat saluran akar yang berimpit pada gigi. Selain itu, dapat melihat gigi yang
impaksi atau objek yang lain yang berada superimposed pada gigi lainnya.6

2.6. Apa sajakah anatomi normal yang dapat terlihat pada radiograf periapikal gigi 47,
14 dan 28?
Radiografi periapikal adalah jenis radiografi intra oral yang bertujuan untuk melihat gigi
dan jaringan pendukung di sekitar gigi. Setiap film biasanya menunjukkan dua sampai empat gigi
dan memberikan informasi secara rinci tentang gigi mulai dari mahkota, dentin, pulpa, akar gigi,
dantulang alveolar sekitar gigi sampai ke apikal.

5
Secara radiografi gambaran anatomi normal pada gigi sampai yang terlihat pada gambar :
a. Enamel merupakan bagian gigi yang terpadat, mahkota gigi terlihat radiopak yang berakhir
pada batas cemento-enamel junction
b. Dentin merupakan struktur gigi setelah enamel tetapi tidak mengalami kalsifikasi sehingga
tidak begitu radiopak. Jika hasil radiografi tidak begitu baik maka sulit membedakan atas dari
enamel, dentin, dan dentino-enamel junction
c. Pulpa berada di tengah mahkota dan akar gigi yaitu terlihat radiolusen. Seiring
pertambahan umur maka kamar pulpa akan semakin mengecil bahkan dalam beberapa kasus hilang
tertutup dentin sekunder
d. Lamina dura terlihat radiopak dan berjalan tanpa putus (lamina dura terlihat jelas ketika
setelah dilakukan pencabutan)
e. Crest alveolar adalah anatomi gigi antara margin gingiva dengan puncak tulang alveolar
yang terletak diantara gigi dan terlihat radiopak pada radiografi
f. Tulang alveolar adalah anatomi gigi yang berguna sebagai pendukung dan penahan gigi
yang terlihat radiopak.3

2.7. Apabila anda harus melakukan lebih dari satu kali radiografi, hal apa yang
menguatkan anda sehingga anda dibenarkan untuk melakukan hal ini?
Radiografi dibidang ilmu kedokteran gigi adalah pengambilan gambar menggunakan
radiografi dengan sejumlah radiasi untuk membentuk bayangan yang dapat dikaji pada foto film
ronsen. Radiografi memunyai peranan yang sangat penting. Hampir semua perawatan gigi dan
mulut membutuhkan data dukungan pemeriksaan radiografi agar perawatan yang dilakukan
mencapai hasil yang optimal. Sebelum mengambil gambar radiografi tentu sebagai dokter gigi
harus menentukan diagnosis penyakit pasien,jenis radiografi yang akan digunakan agar dapat
dilakukan penanganan paling baik dan efisien selanjutnya. Apabila seorang dokter harus
melakukan radiografi lebih dari satu kali,hal tersebut harus sejalan dengan kebutuhan penanganan
selanjutnya seperti (letak regio gigi yang berbeda tetapi dokter gigi memerlukan radiografi secara
intraoral) serta prinsip keselamatan dan kesehatan dalam dunia radiologi yaitu, justifikasi (risiko
yang ditimbulkan harus lebih kecil dari manfaat yang diterima), limitasi (nilai batas dosis yang
sudah ditetapkan dan tidak boleh dilampaui), optimasi (pemanfaatan radiasi diupayakan serendah
mungkin dengan mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi). Selain itu, hasil dari foto

6
radiografi yang dapat dokter gigi pakai adalah hasil foto radiografi terbaik agar dapat dibaca
dengan baik dan benar sehingga penanganan lanjutan dapat berjalan dengan lancar. Pengulangan
foto radiografi tentu harus berada pada dosis ambang batas dengan penggunaan alat proteksi baik
pada pasien maupun dokter gigi untuk meminimalisir efek yang berbahaya.7

2.8. Usaha apa yang akan anda lakukan agar pasien merasa aman akan bahaya radiasi
yang mungkin terjadi?
Teknis pelaksanaan pemeriksaan turut berdampak pada perlindungan pasien: durasi
fluoroskopi diusahakan sesingkat mungkin, volume radiasi dijaga serendah mungkin dengan
kolimasi cermat, jarak pasien dengan detektor diusahakan dekat, dan protokol pemeriksaan
(contoh dalam CT) dioptimalkan dosisnya oleh dokter yang berpengalaman dan oleh teknologi
pemindaian yang lebih baik. Dosis minimal berarti dosis yang masih memberikan kinerja
diagnostik pemeriksaan yang baik, disebut sebagai prinsip ALARA. Sistem detektor penghemat
dosis seperti kombinasi layar-film atau detektor area digital yang optimal, serta filtrasi sinar yang
adekuat, penting dimiliki. Bagi pasien, kolimasi berkas sinar X penting untuk menjaga agar
pajanan akibat radiasi hamburan tetap rendah. Pelindung timbal harus dikenakan bila mungkin
untuk memperkecil pajanan terhadap gonad; pada trauma, pelindung timbal pada ovarium
perempuan tidak mungkin dikenakan karena fraktur cincin panggul bisa saja terlewatkan.
Pemindai CT jenis baru dapat memodifikasi konstan arus tabung dan pajanan menurut ketebalan
pasien di tiap lokasi sambil terus melanjutkan pemeriksaan.8

2.9. Jelaskan peran mikroorganisme dan bakteri yang dominan pada kasus tersebut.
(MN-BO)
Karies adalah penghancuran lokal dari jaringan gigi oleh aksi bakteri. Baik email atau
sementum yang didemineralisasi oleh asam produk mikroorganisme. Lesi primer yang secara
klinis terdeteksi dikenal sebagai white spot dan dapat dicegah dengan remineralisasi atau
pengembalian kristal hidroksiapatit pada email gigi. Proses remineralisasi dapat ditingkatkan
dengan fluoride. Kavitas akibat karies dapat berkembang menembus dentin dan ke ruang pulpa
yang pada akhirnya dapat menyebabkan nekrosis dan abses periapikal. Saat ini, Streptococcus
mutans dianggap mikroorganisme etiologi utama dalam proses karies, dengan Lactobacillus dan

7
mikroorganisme lain yang berpartisipasi dalam perkembangan penyakit. Bukti terbaru juga
mendukung peran ragi (Candida albicans) sebagai mikrobiota yang terlibat dalam proses karies.9
Abses periapikal adalah kumpulan pus yang terlokalisir dibatasi oleh jaringan tulang yang
disebabkan oleh infeksi dari pulpa dan atau periodontal. Sebagian besar kasus abses periapikal
biasanya diawali oleh invasi dari bakteri yang ada pada karies. Proses terjadinya infeksi bakteri
akibat karies ini diawali ketika lesi karies mencapai dentin, sehingga tubulus dentin menjadi jalan
masuk untuk bakteri, produk bakteri, sisa-sisa jaringan, dan iritan dari saliva. Jika karies tidak
segera dirawat dan gigi akhirnya menjadi nekrosis, maka bakteri akan berkoloni pada jaringan
nekrotik sehingga pulpa terinfeksi Bakteri utama penyebab terjadinya karies yaitu Streptococcus
mutan. Bakteri ini berperan dalam proses awal terjadinya karies meskipun bakteri ini termasuk
flora normal dalam rongga mulut manusia.10

8
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Radiografi dental adalah salah satu kemajuan teknologi yang telah berkembang secara
pesat dalam bidang kedokteran gigi yang dapat melihat suatu kelainan didalam rongga mulut.
Terutama kelainan pada jaringan penyangga gigi, akar gigi, maupun kelainan lainnya yang
terdapat pada apical gigi. Hal ini sangat berguna hingga memudahkan dokter gigi dalam membantu
menentukan suatu kelainan pada rongga mulut.
Dalam bidang kedokteran gigi, teknik radiografi yang digunakan terdiri dari dua jenis,
yaitu: radiografi intraoral dan radiografi ekstraoral. Radiografi intraoral terdiri dari atas beberapa
tipe, yaitu: radiografi periapikal, radiografi bitewing, radiografi oklusal. Radiografi ekstraoral
terdiri atas beberapa tipe, yaitu radiografi panoramic, radiografi lateral jaw, radiografi sefalometri,
radiografi postero-anterior, radiografi antero-posterrior, radiografi proyeksi water’s, radiografi
proyeksi reverse-towne, radiografi submentoveitex.
Radiasi yang digunakan di radiologi di samping bermanfaat untuk membantu menegakkan
diagnosa, juga dapat menimbulkan bahaya bagi pekerja radiasi dan masyarakat umum yang berada
disekitar sumber radiasi tersebut. Besarnya bahaya radiasi ini ditentukan oleh besarnya radiasi,
jarak dari sumber radiasi, dan ada tidaknya pelindung radiasi.
Proteksi radiasi merupakan prosedur penting yang harus dilakukan sebelum melakukan
radiografi. Dasar perlindungan radiasi dari prinsip ALARA (as low as reasonable achieveble)
menyebutkan bahwa tidak peduli sekecil apapun dosis efek merusak tetap ada. Setiap dosis yang
dapat dikurangi tanpa kesulitan pengeluaran atau ketidak nyamanan harus dikurangi. Persiapan
terhadap proteksi radiografi harus dilakukan terhadap semua yang berhubungan dengan
pelaksanaan radiografi antara lain pasien, operator dan lingkungan kerja radiologi

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Gultom E, Laut DM. Konsep Dasar Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut II & III.
1st ed. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2018: 3-4.
2. Mulianingsih, E. Perbedaan Ukuran Kamar Pulpa Molar Satu Rahang Bawah pada Pasien
Diabetes Melitus dan Non-Diabetes Melitus Ditinjau dari Radiografi Periapikal. Medan:
Universitas Sumatera Utara, 2015: 5.
3. Dinata AM. Perkembangan Akar Gigi Molar Satu Permanen Mandibula Pada Usia 6-10
Tahun Ditinjau Dari Radiografi Periapikal Di Salah Satu Sd Negeri Medan. Medan:
Universitas Sumatera Utara, 2015: 17.
4. Toppo S. Distribusi Pemakaian Radiografi Periapikal Dan Radiografi Panoramik Pada
Pasien Impaksi Molar Ketiga Rahang Bawah Di Kota Makassar. Dentofasial 2012; 11(2):
75-7.
5. Tushiva L. Pengetahuan Mahasiwa Kepaniteraan Klinik tentang Prosedur Pemanfaatan
Radiografi Kedokteran Gigi pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat.
Medan: Universitas Sumatera Utara, 2016.
6. Damayanti MA, Firman RN, Sitam S. Teknik Clark’s Rule dalam Bidang Kedokteran Gigi.
Jurnal Radiologi Dentomaksilofasial Indonesia 2019; 3(3): 13-6.
7. Boel T. Dental Radiografi Prinsip dan Teknik. 4th ed. Medan: USU Press; 2020.
8. Maleachi R, Tjakraatmadja R. Pencegahan Efek Radiasi pada Pencitraan Radiologi. CDK-
266 2018, 45(7): 537-8.
9. Wikanto KA. Perbedaan Daya Antibakteri Pasta Gigi Herbal Dan Non Herbal Terhadap
Bakteri Lactobacillus acidophilus Secara In Vitro. Semarang: Universitas Muhammadiyah
Semarang, 2017: 8-9.
10. Amelia R. Identifikasi Bakteri Pada Gigi Nekrosis Disertai Abses Periapikal. Padang:
Universitas Andalas, 2016: 1.

10

Anda mungkin juga menyukai