Anda di halaman 1dari 41

STRUKTUR PASAR

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas Ekonomi Mikro Dan Makro

Dosen Pengampu :

Ana M. Maghfiroh, M,Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 6
1. Ririn Agustin Ningsih (12403193145)
2. Imtikanah Putri Khofifah (12403193154)
3. Nina Rahmawati (12403193166)
4. Agung Adi Saputra (12403193171)

SEMESTER 3
JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH 3D
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
SEPTEMBER 2020

I
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat allah SWT karena telah
memberikan kelancaran dan kemurahan-Nya kepada kami, sehingga kami
menyelesaikan tugas mata kuliah “pancasila” dalam bentuk makalah. Sholawat
serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad, SAW.

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa sesuai dengan


kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, maka makalah yang berjudul
“Sejarah Perumusan Pancasila Sebagai Sejarah Perjuangan Bangsa” ini, masih
jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak demi menyempurnakan pembuatan makalah ini, kami berharap
makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan kami
semua maupun pembaca.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tulungagung, 23 September 2020

Penyusun,

II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . ..............................................................................................I

KATA PENGANTAR ..............................................................................................II

DAFTAR ISI .............. ..............................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1

1.1 Latar Belakang ... ..............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah . ..............................................................................................2

BAB PEMBAHASAN .............................................................................................3

A. PENGERTIAN PASAR PEERSAINGAN SEMPURNA ....................................3


1. Ciri-ciri pasar persaingan ................................................................................4
2. Permintaan dan Hasil penjualan ......................................................................4
B. PASAR MONOPOLI ............................................................................................13
a. Pengertian Pasar Monopoli .............................................................................13
b. Ciri-ciri Pasar Monopoli ..................................................................................14
c. Faktor Penyebab Terbentukunya Pasar Ekonomi ...........................................15
C. PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK .........................................................20
a. Karakteristik Pasar Moopoistik .......................................................................20
b. Keseimbangan Jangka Pendek Pada Pasar Persaingan Monopolistik .............22
c. Keseimbangan Jangka Panjang Pada Pasar .....................................................24
d. Persaingan Baku Harga ...................................................................................25
D. PASAR OLIGOPOLI ............................................................................................29
a. Karakteristik Pasar Oligopoli ..........................................................................30
b. Kekuasaan Menentukan Harga Adakalahnya Kuat Adakalahnya Lemah.......31
c. Menghasilkakn Produk Standar Atau Berbeda Corak .....................................31

PENUTUP .................. ..............................................................................................37

1. Kesimpulan .... ..............................................................................................37

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................38

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dewasa ini dunia usaha semakin dinamis dan berkembang dengan sangat pesat
dan luar biasa dinegara tercinta kita. Dalam perkembangan usaha ini jelas
diperlukan peran dan sosok yang dapat menjaga perkembangan usaha tersebut
tetap di jalurnya. Peran dan sosok tersebut adalah hukum. Tujuannya tentu untuk
kemanfaatan, keadilan dan kepastian dalam melakukan kegiatan bisnis.
Perkembangan dunia usaha jika tidak diikuti dengan pengaturan yang jelas akan
berpotensi banyak terjadi pelanggaran yang berdampak pada praktek monopoli
dan persaingan usaha tidak sehat dalam menjalankan aktivitas bisnis.
Perkembangan usaha atau bisnis tersebut menghasilkan berbagai variasi barang
dan/atau jasa yang dapat menjadi suatu kebutuhan yang baru. Kondisi seperti ini
tentunya di satu sisi mempunyai manfaat bagi konsumen karena kebutuhan akan
barang dan/atau jasa yang diinginkan dapat terpenuhi namun di sisi lainnya
perkembangan variasi barang dan jasa tersebut tidak dukung dengan adanya
variasi harga yang dapat dipertimbangkan oleh konsumen. kondisi seperti inilah
yang membuat konsumen menjadi korban karena begitu merasa
ketergantungannya terhadap suatu produk dan tingkat konsumtif yang tinggi
membuat permintaan akan produk terus bertambah.
Pada dasarnya konsumen dengan pelaku usaha berada pada posisi yang
seimbang dengan ukuran penawaran dan permintaan (demand and supply).
Namun pada praktiknya kedudukan ini menjadi tidak seimbang hingga
mengakibatkan konsumen berada pada posisi yang lebih lemah. Lemah karena
konsumen yang menjadi objek aktivitas bisnis bagi pelaku usaha untuk meraup
keuntungan sebesar-besarnya dengan berbagai cara penjualan, promosi produk
dan bahkan membuat perjanjian antar pelaku usaha dalam memproduksi barang
dan jasa. Memperoleh keuntungan sebesar-besarnya adalah tujuan utama pelaku
usaha dan itu sudah merupakan hakikat dari bisnis.
Pada dasarnya pelaku usaha tidak dapat menentukan secara sepihak harga atas
produk dan/atau jasa melainkan harga tercipta melalui mekanisme pasar
berdasarkan ekuilibrium permintaan dan penawaran (supply and demand).

1
Mekanisme pasar yang seimbang dan ideal tercermin dari struktur pasar
persaingan sempurna, dengan struktur pasar persaingan sempurna seperti ini
melindungi konsumen. Struktur pasar persaingan sempurna membuat konsumen
sebagai pembuat harga (price maker) pelaku usaha sebagai penerima harga (
price taker).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah dalam struktur pasar terdapat persaingan penjual?
2. Apakah harga yang sama terhadap barang atau jasa bersifat social good
memberikan perlindungan terhadap konsumen?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui tentang struktur pasar.
2. Mengetahui harga yang sama terhadap barang atau jasa social good
memberikan perlindungan terhadap konsunen.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pasar Persaingan Sempurna


Pasar adalah tempat bertemunya antara pembeli dengan penjual, dan terjadi
interaksi antara penjual dan pembeli terhadap barang dan jasa tertentu. Pasar
peraingan sempurna adalah bentuk pasar dimana dipasar terdapat banyak penjual
dan pembeli, setiap penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi pasar. Pasar
persaingan sempurna (Perfect Competition Market) adalah bentuk pasar yang
paling tua. Bentuk pasar ini sudah dikenal sejak jaman Adam Smith dalam
bukunya The Wealth of Nation. Bentuk pasar ini sangat sangat baik digunakan
oleh negara yang membutuhkan kebebasan bertransaksi bagi para pelaku
ekonomi. Namun, belum ada satu negarapun yang menerapkan bentuk pasar ini
secara murni. Hal ini karena secara umum masing-masing pelaku ekonomi dipasar
ingin memperoleh kepentingan tersendiri. Para produsen melakukan strateginya
untuk memperoleh keuntungan secara maksimal, demikian juga para konsumen
ingin memperoleh kepuasan secara maksimal.
1. Ciri-ciri Pasar Persaingan Sempurna
a. Terdapat banyak penjual (perusahaan) dan pembeli dipasar, sehingga baik
penjual maupun pembeli tidak dapat mempengaruhi pasar dan masing-masing
hanya membeli dan menjual sebagian sangat kecil saja dari jumlah total yang
diperdagangkan dipasar.
b. Perusahaan menjual produk yang standar dan homogen, artinya tidak terdapat
perbedaan yang nyata diantara barang yang dihasilkan antara sebuah perusahaan
dengan produksi perusahaan lainnya. Contonya satu gantang gandum atau
selembar saham Amazon.com
c. Penjual dan pembeli memperoleh informasi secara sempurna tentang harga dan
ketersediaan semua sumber daya dan produk
d. Perusahaan dan sumber daya bebas untuk bergerak dan berpindah, yaitu mereka
dalam jangka tertentu dapat dengan mudah masuk atau keluar industri. Sekiranya
perusahaan mengalami kerugian, dan ingin meninggalkan industri tersebut,
langkah ini dapat dengan mudah dilakukan. Sebaliknya apabila ada produsen yang

3
ingin melakukan kegiatan di industri tersebut, produsen dapat dengan mudah
masuk. Sama sekali tidak ada hambatan-hambatan, baik secara legal maupun
secara teknologi.
e. Produsen sebagai price taker, dimana tidak dapat menetapkan harga. Karena
harga sepenuhnya ditentukan berdasarkan tarikan permintaan penawaran dipasar,
sehingga setiap produsen menetapkan harga berdasarkan mekanisme yang terjadi
di pasar.
2. Permintaan Dan Hasil Penjualan
a. Permintaan pasar dan perusahaan
Setiap perusahaan adalah pengambil harga (price taker), yaitu sebuah perusahaan
tidak mempunyai hak untuk menentukan harga. Hal ini berarti berapa banyak pun
barang yang diproduksikan dan dijual oleh produsen, ia tidak akan dapat
mengubah harga yang ditentukan oleh pasar, karena jumlah yang diperoduksikan
itu hanya sebagian kecil dari jumlah yang diperjualbelikan di pasar.

3. Hasil penjualan rata–rata, penerimaan total dan penerimaan marginal.


a. Hasil penjualan rata-rata (Average Revenue)
Penjualan rata – rata adalah penerimaan dari hasil penjualan setiap unit barang.
Dengan kata lain penerimaan rata-rata adalah hasil bagi antara penerimaan total
dengan jumlah penjualan. Apabila AR adalah penerimaan ratarata, maka secara
matematis, penerimaan rata-rata dapat dihitung dengan rumus berikut:

AR = TR/Q

b. Penerimaan total (Total Revenue)


Penerimaan total adalah seluruh pendapatan yang diterima perusahaan atas
penjualan barang hasil penjualannya. Dengan kata lain penerimaan total
merupakan hasil perkalian antara harga dengan jumlah barang. Secara sistematis
penerimaan total dapat diketahui melalui rumus berikut :
TR = P X Q

4
c. Penerimaan marjinal (Marginal Revenue)
Penerimaan marjinal adalah penerimaan dengan menjual satu unit lagi hasil
produksinya. Penerimaan marjinal merupakan hasil bagi antara perubahan jumlah
penjualan. Apabila MR adalah penerimaan marjinal, maka secara matematika
marjinal dapat dihitung sebagai berikut:

MR = Δ 𝑇𝑅 /Δ𝑄

4. Pemaksimuman Keuntungan Jangka Pendek


Syarat pemaksimuman keuntungan yaitu :
a. Membandingkan hasil penjualan total dengan biaya total, keuntungan adalah
perbedaan antara hasil penjualan total yang diperoleh dengan biaya total yang
dikeluarkan. Keuntungan akan mencapai maksimum apabila perbedaan antara
keduanya adalah maksimum, maka keuntungan yang maksimum akan dicapai
apabila perbedaan nilai antara hasil penjualan total dengan biaya total adalah yang
paling maksimum.
b. Menunjukan keadaan dimana hasil penjualan marjinal sama dengan biaya
marjinal. Cara ini dengan menggunakan kurva atau data biaya ratarata dan biaya
marjinal. Pemaksimuman keuntungan dicapai pada tingkat produksi dimana hasil
penjualan marjinal (MR) sama dengan biaya marjinal (MC) atau MR = MC. Suatu
perusahaan akan menambah keuntungannya apabila menambah produksinya pada
ketika MR > MC yaitu hasil penjualan marjinal (MR) melebihi biaya marjinal
(MC). Dalam keadaan ini pertambahan produksi dan penjualan akan
menambah keuntungannya. Dalam keadaan sebaliknya, yaitu apabila MR < MC,
mengurangi produksi dan penjualan akan menambah untung. Maka keuntungan
maksimum di capai dalam keadaan dimana MR = MC berlaku.

1) Jumlah produksi dan biaya produksi


Jumlah TFC TVC TC MC AFC AVC AC
produksi (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
(1)

5
0 50 0 50 - - - -
2 50 50 100 25 25 25 50
6 50 100 150 12.5 12.5 16.7 25
12 50 150 200 8.3 8.3 12.5 16.7
20 50 200 250 6.25 6.25 10 12.5
27 50 250 300 7.1 7.1 9.3 11.1
33 50 300 350 8.3 8.3 9.1 10.6
38 50 350 400 10.0 10.0 9.2 10.5
42 50 400 450 12.5 12.5 9.5 10.7
45 50 450 500 16.7 16.7 10 11.1
47 50 500 550 25 25 10.6 11.7

Keterangan:
a) Kolom (1) menunjukan berbagai jumlah produksi yang dapat dicapai
b) Kolom (2) menggambarkan biaya tetap total yaitu biaya yang dikeluarkan
untuk membeli input tetap yang digunakan dalam proses produksi.
c) Kolom (3) menunjukan biaya berubah total yaitu semua biaya yang
dibelanjakan untuk membeli input berubah (tenaga kerja)
d) Dengan menjumlahkan biaya tetap total (kolom 2) dengan biaya berubah total
kolom (3) diperoleh biaya total yaitu seperti ditunjukan dalam kolom (4).
e) Biaya marjinal yaitu tambahan biaya yang perlu dikeluarkan untuk menambah
satu unit produksi (kolom 5)
f) Kolom (6) menjunjukan biaya tetap rata-rata, yaitu biaya berubah total dibagi
dengan jumlah produksi.
g) Biaya total rata-rata ditunjukkan dengan kolom (8). Biaya ini menggambarkan
biaya per unit untuk menghasilkan suatu barang.
Ciri-ciri dari data dan kurva berbagai jenis biaya :
a) Biaya berubah total mula-mula mengalami kenaikan yang lambat, akan
tetapi setelah satu tingkat produksi tertentu kenaikannya makin lama
makin cepat.
b) Biaya total mempunyai sifat yang sama dengan biaya berubah total
c) Biaya tetap rata-rata semakin lama semakin kecil. Oleh sebab itu biaya

6
tetap rata-rata menurundari kiri atas ke kanan bawah.
d) Biaya berubah rata-rata, biaya rata-rata dan biaya marjinal, mempunyai sifat
yang sama; pada tingkat produksi yang rendah ketiga jenis biaya tersebut semakin
menurun apabila produksi meningkat, tetapi pada pada produksi yang lebih tinggi
biaya-biaya tersebut akan semakin tinggi 134 apabila produksi ditambah.
Berdasarkan sifat ini kurva untuk ketiga jenis biaya berbentuk huruf “U”.

2) Jumlah produksi dan hasil penjualan


Jumlah Harga Hasil Penjualan Hasil Penjualan Hasil Penjualan
Produksi (P) Total Total rata-rata Marjinal
(Q) (2) (TR = P x Q) (AR) (MR)
(1) (3) (4) (5)
0 150 - - -
1 150 150 150 150
2 150 300 150 150
3 150 450 150 150
4 150 600 150 150
5 150 750 150 150
6 150 900 150 150
7 150 1050 150 150
8 150 1200 150 150
9 150 1350 150 150
10 150 1500 150 50

Keterangan :
a) kolom (1), menggambarkan jumla produksi yang dapat dicapai
b) Kolom (2) menunjukan tingkat harga barang yang diproduksi. Harga seunit
tetap Rp. 150 ribu oleh karena produsen terebut berada dipasar persaingan
sempurna
c) Kolom (3) menunjukan hasil penjualan total yang akan diterima oleh produsen
pada berbagai tingkat prduksi. Dihitung dengan rumus : TR =P x Q dimana TR

7
Keuntungan = hasil penjualan total – biaya produksi total
adalah jumlah
hasil penjualan,
P adalah tingkat harga dan Q adalah jumlah produksi.

d) Kolom (4), menunjukan hasil penjualan rata-rata. Dalam persaingan sempurna


harga adalah tetap, walau berapapun jumlah produksi yang dilakukan. Oleh sebab
itu AR = P
e) Kolom (5), menunjukkan hasil penjualan marjinal yaitu tambahan hasil
penjualan yang disebabkan oleh pertambahan seunit barang yang dijual. Oleh
karena itu harga adalah tetap, maka hasil penjualan marjinal adalah sama dengan
tingkat harga.

5. Menentukan Keuntungan Maksimum


a. Hasil penjualan total, biaya total dan keuntungan
Cara untuk menentukan tingkat produksi yang akan memaksimumkan keuntungan
adalah :
1) Membandingkan hasil penjualan total dan biaya total pada setiap tingkat
produksi
2) Menentukan tingkat produksi dimana hasil penjualan total melebihi biaya total
pada jumlah yang paling maksimum.
Formulanya sebagai berikut

Produksi Harga penjualan Biaya produksi Keuntungan


(1) (2) (3) (4)
0 - 100 -100
1 150 200 -50
2 300 280 20
3 450 340 110
4 600 380 220
5 750 400 350

8
6 900 480 420
7 1050 630 420
8 1200 880 320
9 1350 1260 90
10 1500 1800 -300

Hasil perhitungan yang diperoleh menunjukan keuntungan maksimum dicapai


apabila perusahaan memproduksi sebanyak 6 atau 7 unit dan keuntungan
maksimum yang dinikmati perusahaan adalah Rp 420 ribu.

b. Hasil penjualan marjinal, biaya marjinal dan keuntungan


Formulanya yaitu :
Tambahan untung = penambahan penjualan total – tambahan
biaya

Jumlah Tambahan Tambahan Tambahan Jumlah


produksi hasil biaya keuntungan keuntungan
(1) penjualan (MC) (4) (5)
(MR) (4)
(3)
0 - - - -
1 150 100 50 50
2 150 80 70 120
3 150 60 90 210
4 150 40 110 320
5 150 20 130 450
6 150 80 70 520
7 150 150 0 520
8 150 250 -100 420
9 150 380 -230 190
10 150 540 -390 -200

9
Jumlah keuntungan maksimumnya pada tingkat produksi 6 dan 7 unit yaitu Rp.
520 ribu. Dibawah ini adalah kurva MC dan MR dan penentuan tingkat produksi
yang memaksimumkan keuntungan.

Aturan Output Dalam Persaingan


Untuk memaksimalkan laba, perusahaan persaingan sempurna menghasilkan
keluaran dimana harga sama dengan biaya marginal dalam kisaran dimana biaya
marginal meningkat:
P = MC (Q)
Laba perusahaan persaingan sempurna adalah π = PQ – C (Q)
Kondisi awal untuk memaksimalkan laba mengaharuskan laba marginal menjadi
nol: 𝑑𝜋/𝑑𝑄 = 𝑃 − 𝑑(𝑄)/𝑑𝑄 = 0, dengan demikian kita memperoleh aturan
memaksimalkan laba untuk sutu perusahaan dalam persaingan sempurna: 𝑃 =
𝑑𝐶/𝑑𝑄 atau P = MC.
6. Operasi Perusahaan Dan Industri Dalam Jangka Panjang
Dalam jangka panjang perusahaan dan industri dapat membuat beberapa
perubahan tertentu yang didalam jangka pendek tidak dapat dilakukan.
Perusahaan dapat menambah faktor-faktor produksi yang didalam jangka pendek
adalah tetap jumlahya. Kemungkinan ini menyebabkan perusahaan tidak lagi
mengeluarkan biaya tetap. Semuanya adalah biaya berubah. Keadaan dalam
industri juga mengalami perubahan, yaitu perusahaan-perusahaan baru akan
memasuki industri dan beberapa perusahaan lama yang tidak efesien akan gulung
tikar dan meninggalkan industri. Perubahan seperti ini tidak akan berlaku dalam
jangka pendek. Apabila suatu perusahaan tidak dapat menutupi biaya berubahnya,
ia tidak akan membubarkan usahanya tetapi hanya akan menghentikan kegiatan
produksinya.

Keuntungan jangka panjang


Dalam jangka panjang perusahaan tidak mungkin mendapatkan keuntungan yang
luar biasa (melebihi normal). Keuntungan luar biasa akan menarik perusahaan-
perusahaan baru untuk kedalam industri tersebut, yang akan menambah
penawaran dan menurunkan harga. Kerugian mendorong beberapa perusahaan

10
mengundurkan diri dari industri tersebut. Penawaran akan berkurang dan harga
naik kembali, dan perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang normal
kembali. Jadi, didalam jangka panjang perusahaan-perusahaan cendrung mendapat
keuntungan normal saja.

7. Kurva Penawaran Industri Dalam Jangka Panjang


Berdasarkan pada perubahan biaya produksi dalam jangka panjang, kurva
penawaran industri dalam pasar persaingan sempurna dapat dibedakan dalam 4
bentuk, yaitu :
1) Biaya jangka panjang yang tidak berubah
2) Permintaan dapat mengalami perubahan kenaikan dan penurunan. Perubahan
ini menyebabkan penyesuaian ke atas kurva penawaran. Pada akhirnya interaksi
diantara permintaan yang telah mengalami perubahan dengan penawaran yang
menyesuaikan dengan perubahan permintaan tersebut akan menyebabkan harga
tetap.
3) Biaya jangka panjang yang semakin meningkat. Pada umumnya didalam jangka
panjang perusahaan akan mengalami kenaikan biaya produksi. Hal ini disebabkan
oleh harga-harga faktor produksi yang semakin bertambah tinggi.
4) Biaya jangka panjang yang semakin menurun. Penurunan biaya produksi dalam
suatu industri pada umumnya ditimbulkan oleh kemajuan tekhnologi dalam
industri tersebut dan perbaikan di industri lain.

8. Kelebihan Dan Kekurangan Pasar Persaingan Sempurna


Kelebihan Pasar Persaingan Sempurna :
1) Persaingan sempurna memaksimumkan efesiensi
a. Efisiensi produktif memiliki dua syarat untuk setiap biaya produksi, pertama
biaya yang dikeluarkan adalah yang paling minimum. dan yang kedua, industri
secara keseluruhan harus memproduksikan barang pada biaya rata-rata yang
paling rendah. Yaitu pada titik kurva AC mencapai titik yang paling rendah.
b. Efesiensi alokatif, alokasi sumber daya mencapai efesiensi yang maksimum
apabila harga barang sama dengan biaya marjinal untuk memproduksikan barang
tersebut. Harga =

11
biaya marjinal.77
2) Pasar persaingan sempurna memberikan penjelasan tentang prilaku dalam
dunia ideal, dimana perusahaan dapat berproduksi dalam skala yang efesien
dengan harga outpu yang termurah. Konsekuensi modal pasar persaingan
sempurna bagi masyarakat adalah pasar ini memberikan tingkat kemakmuran dan
kenikmatan yang maksimal karena :
a. Harga jual output barang dan jasa yang termurah, sebab skala produksi yang
efesien.
b. Jumlah output paling banyak sehingga rasio output per penduduk maksimal,
karena setiap penduduk memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan dan ini
berarti kemakmuran
maksimal.
c. Masyarakat merasa nyaman dalam mengonsumsi karena tidak perlu membuang
waktu untuk memilih barang dan jasa (produk homogen) dan tidak takut ditipu
dalam kualitas dan
harga (informasi sempurna).
d. Diproduksikan barang-barang yang diperlukan konsumen dengan ongkos
produksi yang minimum, berarti semua skala ekonomis telah dimanfaatkan, hal
ini tergambar pada AC minimum.

Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna :


Model pasar persaingan sempurna memiliki beberapa kelemahan, yaitu :
a. Kelemahan dalam hal asumsi, dimana asumsi yang digunakan mustahil untuk
terwujud dalam dunia nyata.
b. Kelemahan dalam pengembangan teknologi, sebab perusahaan tidak
mempunyai dana cukup untuk kegiatan riset dan pengembangan produknya.
Padahal kegiatan ini dibutuhkan untuk memperoleh tekhnologi produksi yang
meningkatkan efesiensi produksi.
c. Konflik efesiensi keadilan, dimana pasar persaingan sempurna sangat
menekankan efesiensi, tetapi dalam dunia nyata hal ini menimbulkan masalah
ketidakadilan.
d. Distribusi pendapatan tidak selalu merata

12
e. Persaingan sempurna adakalanya menimbulkan biaya sosial, karena ada biaya
sosial yang tidak tercangkup dalam biaya perusahaan.

9. Pasar Persaingan Sempurna Menurut Perspektif Islam


Menurut islam ini adalah struktur pasar yang ideal terjadi, dimana penentuan
harga sepenuhnya ditentukan oleh tarikan permintaan dan penawaran di pasar,
tidak ada intervensi pasar. Rasulullah SAW sangat menjunjung tinggi
pembentukan harga yang terjadi akibat pembentukan mekanisme pasar yang
terjadi. Apabila Adam Smith mengatakan bahwasanya mekanisme pasar terjadi
oleh adanya invisible hand (tangan –tangan ghaib) sebenarnya yang dikatakan
tersebut terinspirasi oleh pemikiran ekonom muslim terdahulu. Namun,
strukturpasar persaingan sempurna tidaklah mungkin dapat terjadi dalam
kehidupan nyata meskipun baik dalam ekonomi konvensional, maupun islam
keduanya mengatakan bahwa struktur persaingan sempurna merupakan struktur
pasar yang paling baik dibandingkan dengan struktur pasar yang lainnya.1
B. PASAR MONOPOLI

a. Pengertian Pasar Monopoli

Istilah monopoli berasal dari Bahasa Latin yaitu Monos Polein yang
berarti “ Berjualan Sendiri”. Oleh karena itu, Monopolist adalah penjual
tunggal suatu barang yang tidak mempunyai substitusi yang dekat atau
rapat (close substitute).
Sebagai penjual tunggal, monopolis tersebut lebih mampu mengendalikan
tingkat harga dan outputnya dibanding perusahaan dalam pasar persaingan
sempurna. Namun demikian monopolist tersebut belum tentu akan
memperoleh keuntungan ekonomi yang positif. Berbicara masalah
Monopoli Ahli ekonomi banyak mengemukakan pendapat, yaitu:2

1. Monopoli adalah suatu pasar yang hanya memiliki satu (satu-satunya)


penjual atau produsen, tanpa ad substitusinya.
2. Monopoli adalah suatu bentuk pasar dimana hanya terdapat suatu
perusahaan saja.
3. Monopoli adalah suatu keadaan dimana di dalam pasar hanya ada satu
penjual sehingga tidak ada pihak lain yang menyainginya.

1
Hanani Nuhfil. Ekonomi Mikro,(Malang: PS Agribisnis 2011), hlm. 56-66
2
Fahmi Medias. Ekonomi Mikro Islam, (Magelang: UNIMMA 2018), hlm. 133-134.

13
4. Monopoli adalah suatu pasar yang hanya mempunya penjual dengan
banyak pembeli.
5. Monopoli adalah suatu situasi dalam pasar dimana hanya ada satu atau
segelintir perusahaan yang menjual produk yang tidak memiliki
pengganti yang mirip dan ada hambatan bagi perusahaan lain untuk
masuk ke dalam industri tersebut.

b. Ciri – ciri Pasar Monopoli

Pasar monopoli memiliki ciri-ciri sebagai berikut:3


1. Pasar Monopoli adalah Industri Satu Perusahaan
Barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain.
Para pembeli tidak mempunyai pilihan lain. Kalau mereka menginginkan
barang tersebut maka mereka harus membeli dari perusahaan monopoli
tersebut. Syarat-syarat penjualan sepenuhnya ditentukan oleh monopoli itu
dan para pembeli tidak dapat membuat apapun dalam menentukan syarat
jual beli.

2. Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip


Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu
dan tidak terdapat barang mirip (close substitute) yang dapat
menggantikan barang tersebut. Aliran listrik adalah contoh dari barang
yang tidak mempunyai barang pengganti yang mirip; yang ada hanyalah
barang pengganti yang sangat berbeda sifatnya yaitu lampu minyak.

3. Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk dalam Industri


Tanpa sifat ini pasar monopoli tidak akan terwujud karena tanpa
adanya halangan tersebut pada akhirnya akan terdapat beberapa
perusahaan dalam industri. Keuntungan perusahaan monopoli tidak akan
menyebabkan perusahaan-perusahaan lain memasuki industri tersebut.

4. Dapat Mempengaruhi Penentuan Harga


Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya penjual
dalam pasar, maka penentuan harga dapat dikuasainya. Oleh sebab itu,
perusahaan monopoli dipandang sebagai penentu harga atau price setter.

5. Promosi Iklan Kurang Diperlukan


Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya perusahaan
dalam industry, ia tidak perlu mempromosikan barang nya dengan
menggunakan iklan. Pembeli yang memerlukan barang yang
diproduksinya terpaksa membeli darinya. Walaupun bagaimana pun

3
Sidit Sardjono. Ekonomi Mikro, (Yogyakarta: ANDI 2017), hlm. 305-306.

14
perusahaan monopoli sering membuat iklan iklan tersebut bukanlah
bertujuan untuk menarik pembeli, sapi untuk memelihara hubungan baik
dengan masyarakat.

c. Faktor Penyebab Terbentuknya Pasar Ekonomi 4

Faktor penyebab terbentuknya monopoli adalah adanya hambatan. Teknis


dari perusahaan lain. Ketidakmampuan bersaing secara teknis
menyebabkan perusahaan lain sulit bersaing dengan perusahaan yang
sudah ada.
1. Perusahaan memiliki kemampuan dan atau pengetahuan khusus yang
memungkinkan berproduksi sangat efisien.
2. Tinnginya tingkat efisiensi memungkinkan perusahaan monopolis
mempunyai kurva biaya (MC dan AC) yang menurun.
3. Perusahaan memiliki kampuan control sumber factor produksi, baik
berupa SDA, SDM, maupun produksi.

Hambatan Legalitas
1. Undang-undang dan Hak Paten
2. Hak Paten (Paten Right) atau Hak Cipta
1) Hanya ada satu produsen
2) Listrik yang dihasilkan PLN tidak mempunyai substitusi
3) Perusahaan-perusahaan lain tidak dapat memasuki industry
listrik karena ada hambatan

d. Karakteristik, Maksimalisasi Laba, dan Ekuilibrum di Pasar


Monopoli5

1. Kurva Permintaan
Mengingat di pasar monopoli hanya ada satu produsen, maka kurva
permintaan pasar merupakan kurva permintaan produsen tersebut.Perlu
dicatat bahwa produsen memiliki kuasa untuk menentukan harga sekaligus
kuantitas output; Oleh karena itu, kurva permintaan yang terbentuk di pasar
monopoli cenderung turun dari sebelah kiri atas menuju kanan bawah (bisa
dilihat pada Gambar 2., pada kurva D). Mengapa bentuk kurva permintaan
menurun? Karena semakin banyak kuantitas output yang dijual produsen,
harga output/unit akan semakin berkurang. Kurva permintaan yang
menurun itu jugalah yang menunjukkan mengapa marginal revenue (MR)
produsen monopoli selalu dibawah harga output.

4
Sidit Sardjono. Ekonomi Mikro, (Yogyakarta: ANDI 2017), hlm. 306.
5
Setiyo Hn,m“KARAKTERISTIK, MEMAKSIMALISASI, DAN EKUILIBRIUM DI PASAR MONOPOLI”.
Dalam https://www.ajarekonomi.com/2018/06/karakteristik-maksimalisasi-laba-dan.html?m=1 ,
diakses 19 September 2020

15
2. Kurva Penawaran
Tidak seperti pasar persaingan sempurna yang memiliki kurva penawaran
karena banyaknya produsen yang ada di pasar, di pasar monopoli hanya ada
satu produsen; Artinya, kurva penawaran di pasar monopoli hanya berwujud
satu titik dimana marginal cost (MC) sama dengan marginal revenue (MR).
Jika pun terjadi perubahan permintaan yang menggeser penawaran, kita
tidak bisa serta merta menggambarkan kurva penawaran sebagai gabungan
dari titik keseimbangan semula dengan titik keseimbangan baru (karena
bentuknya tidak beraturan).Dengan demikian, kurva penawaran pada pasar
monopoli tidak dapat dirumuskan melalui gambar kurva.

3. Maksimalisasi Laba di Pasar Monopoli


Di bagian ini kita akan mencermati bagaimana laba maksimal dan titik
keseimbangan di pasar monopoli terbentuk.
a) Maksimalisasi Laba di Pasar Monopoli
Pada pasar monopoli, laba maksimal tercapai ketika jumlah
output berada ditingkat dimana marginal cost (MC) sama
dengan marginal revenue (MR)
Adapun penjelasannya terlihat pada Gambar 1. Dibawah ini.

Keterangan;
Kuantitas output yang menghasilkan laba maksimal adalah
pada tingkat dimana MC=MR, yakni sebesar Q1.

b) Ekulibrium Pasar Monopoli


Setelah menentukan besarnya output yang menghasilkan laba
maksimal (Q1), maka produsen akan menentukan harga yang
bersedia dibayar oleh pembeli. Pada saat itulah tercapai
keseimbangan di pasar monopoli.
Untuk mempermudah penjelasan, kita bisa melihat gambar 2.
Berikut ini.

16
Keterangan:
a. Setelah kuantitas output yang menghasilkan laba maksimal
diketahui (Q1) dan harga yang bersedia konsumen bayar juga
diketahui (P1), maka pada saat itu ditemukan titik ekuilibrium
(V).
b. Adapun laba maksimal yang diperoleh produsen monopoli
adalah sebesar area segiempat P1-T-U-V.

4. Inefisiensi Pada Pasar Monopoli


Selanjutnya, kita akan memahami tercapainya level output efisien dan
terjadinya deadweight loss di pasar monopoli. Dua hal Ini sekaligus bisa
menggambarkan inefisiensi pada pasar monopoli.
a. Level Output Efisien.

Jika level output yang memaksimalkan laba adalah ketika MR = MC,


maka level output dikatakan efisien ketika MC=D.

Untuk mempermudah pemahaman, kita bisa melihat pada Gambar 3.

Keterangan:

a) Titik X, dimana terjadi persinggungan antara permintaan (D) dengan


marginal cost (MC) merupakan level output efisien.
b) Area sebelah kiri dan kanan level output efisien (X), menunjukkan
inefisiensi di pasar monopoli.

17
b. Deadweight Loss.

Deadweight loss menunjukkan inefisiensi pada pasar monopoli, karena


pada saat itu produsen menetapkan harga diatas marginal cost (P>MC).

Gambar 4. menunjukkan terjadinya deadweight loss di pasar monopoli.

Keterangan:

a. Karena produsen menetapkan harga sebesar P1 (dimana P MC)


untuk memaksimalkan laba, sedangkan level output efisien adalah
titik X, maka area segitiga yang terbentuk (area V-W-X) merupakan
deadweight loss.
b. Deadweight loss ini serupa dengan penerapan pajak, hanya saja hal
tersebut dilakukan oleh produsen monopoli.

5. Diskriminasi Harga dan Pengaruhnya Pada Konsumen


Berikutnya kita akan melihat bagaimana penerapan harga oleh produsen
monopoli berpengaruh terhadap laba produsen dan kesejahteraan
masyarakat (yang tercermin dalam surplus konsumen).
Dalam contoh sederhana, kita kondisikan produsen memiliki pilihan dalam
penetapan harga output, yakni:
1. penerapan harga yang tidak diskriminatif, dalam hal ini produsen
menerapkan harga tunggal bagi setiap konsumen.
2. penerapan diskriminasi harga, dimana produsen menentukan harga
yang berbeda untuk setiap konsumen.

Kita bisa melihat kedua kondisi diatas melalui du kurva di Gambar 5.

18
Keterangan:

a. pada kurva sebelah kiri, ketika produsen memberlakukan harga yang


sama, sebagian konsumen bersedia melakukan pembelian. Dengan
demikian tercipta surplus konsumen yang tercermin pada area segitiga
A-P1-V.
b. masih pada kurva yang sama, sebagian konsumen lainnya tidak bersedia
membeli output pada harga tersebut, sehingga tercipta deadweight loss
(area segitiga V-U-X). Adapun profit yang diterima produsen (surplus
produsen) adalah sebesar area segiempat P1-B-U-V.
c. pada kurva sebelah kanan, saat produsen memberlakukan diskriminasi
harga, semua konsumen bersedia membayar dengan harga yang telah
ditentukan (kedua pihak sama-sama memperoleh manfaat). Dalam hal
ini tidak terjadi deadweight loss, sehingga seluruh area surplus (segitiga
A-B-X) merupakan profit bagi produsen.
d. perlu diingat bahwa dalam realita, diskriminasi harga tidaklah
sesempurna seperti pada kasus diatas. Kasus tersebut hanya
menunjukkan bahwa diskriminasi harga berpengaruh terhadap
peningkatan laba produsen di pasar monopoli.

e. Kebaikan dan Keburukan Pasar Monopoli

Monopoli akan memberi dampak positifa dan negative karena monopoli


memiliki kebaikan dan keburukan. Berikut diuraikan kebaikan dan
keburukan monopoli.6
1. Kebaikan Monopoli
a. Monopoli yang diberikan pemerintah dalam bentuk penghargaan
dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi di kalangan
perusahaan.
b. Monopoli yang disebabkan adanya economics of scale dapat
meningkatkan daya saing perusahaan.

6
Eeng Ahman. Membina Kompetensi Ekonomi, (Bandung: Grafindo 2007), hlm. 95

19
c. Monopoli yang dilakukan pemerintah dapat mengontrol
kepentingan orang banyak terutama untuk produk yang berkaitan
dengan hajat hidup orang banyak.
2. Keburukan Monopoli
a. Monopoli karena pasar dikuasai oleh seorang penjual dapat
memberi peluang bagi perusahaan tersebut bertindak sewenang-
wenang sehingga akan merugikan konsumen.
b. Monopoli dapat menyebabkan produksi tidak efisien.
c. Monopoli memungkinkan penjual melakukan praktik diskriminasi
harga untuk produk yang sama.
d. Monopoli dapat mengurangi pelayanan terhadap konsumen.
e. Monopoli dapatt menyebabkan konsumen tidak memiliki
kemampuan untuk melakukan pilihan.
C. PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK

Pada dasarnya struktur pasar persaingan monopolistik mirip


dengan persaingan sempurna, dimana dalam industri terdapat banyak
perusahaan yang bebas keluar masuk, akan tetapi produk yang dihasilkan
tidak homogen melainkan terdifresiasi. Akan tetapi perbedaan antara satu
merek produk dengan produk lain tidak terlalu jauh. Dengan diffrensiasi
produk semacam ini mendorong perusahaan untuk melakukan persaingan
non harga. Meskipun produk yang dihasilkan telah terdiffrensiasi, namun
produk antara satu dengan yang lain sangat mungkin menjadi saling
substitusi.

a. Karakteristik Pasar Persaingan Monopolistik


1. Produk yang dihasilkan terdiffrensiasi (diffrentiated
product)

Karakteristik ini merupakan ciri yang sangat penting untuk


membedakan antara pasar persaingan monopolistik dengan pasar
persaingan sempurna. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa dalam
persaingan sempurna, bahwa produk yang dihasilkan adalah identik atau
serupa. Dalam pasar persaingan sempurna produk sangat sulit dibedakan
antara produk yang dihasilkan antara satu produsen dengan produsen
yang lainnya. Berbeda dengan pasar persaingan monopolistik produk
antara satu perusahaan dengan perusahaan lain berbeda coraknya

20
(diffrentiated product), dan secara fisik mudah dibedakan antara produksi
satu perusahaan dengan perusahaan yang lainnya.

Disamping perbedaan dalam bentuk fisik produk tersebut, terdapat


pula perbedaan dalam kemasannya, perbedaan jasa antar perusahaan
setelah penjualan (after sales services). Dengan adanya perbedaan-
perbedaan ini, maka produk yang dihasilkan oleh perusahaan dalam pasar
persaingan monopolistik bukan barang pengganti sempurna (perfect
substitution) terhadap barang yang dihasilkan oleh perusahaan lain. Jadi
produk yang dihasilkan antara satu perusahaan dengan perusahaan lain
adalah barang substitusi yang dekat (close substitution). Dengan adanya
perbedaan dalam sifat barang yang dihasilkan inilah yang menjadi sumber
dari adanya kekuatan monopoli dalam pasar persaingan sempurna,
walaupun sangat kecil.

2. Jumlah Perusahaan dalam Industri Banyak


Karakteristik kedua dalam pasar persaingan monopolistik adalah
terdapat banyak penjual dalam industri, namun tidak sebanyak seperti
pada pasar persaingan sempurna. Dalam pasar persaingan monopolistik
tidak terdapat satupun perusahaan yang ukurannya terlalu besar, jadi
ukuran perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik mirip atau
hampir sama besar. Kondisi tersebut menyebabkan produksi yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik
relatif kecil dibanding volume produk yang ada dalam pasar secara
keseluruhan.
3. Perusahaan Mempunyai Sedikit Kekuatan dalam Harga
Pasar persaingan monopolistik, berbeda dengan pasar persaingan
sempurna yang tidak mempunyai kekuatan sama sekali dalam
mempengaruhi harga. Perusahaan dalam persaingan monopolistik
mempunyai sedikit kekuatan dalam mempengaruhi harga, namun
kekuatan tersebut relatif kecil apabila dibanding dengan pasar monopoli
dan pasar oligopoli. Kekuatan untuk mempengaruhi harga dalam pasar

21
persaingan monopolistik bersumber dari sifat produk yang dihasilkan,
dimana produk yang dihasilkan berbeda dengan produk perusahaan lain
yang ada di pasar. Perbedaan tersebut menyebabkan para pembeli
memilih antara produk satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Oleh karena itu apabila suatu perusahaan menaikkan harga
produknya, maka perusahaan tetap dapat memperoleh pembeli, walaupun
pembeli mereka tidak sebanyak dengan ketika perusahaan tidak
menaikkan harga. Sebaliknya ketika perusahaan menurunkan harga, maka
tidak serta bahwa produk yang ditawarkannya akan habis terjual. Hal
tersebut disebabkan karena banyak di antara konsumen masih tetap
membeli barang dihasilkan oleh perusahaan lain yang ada di pasar,
walaupun harganya relatif lebih mahal, namun karena konsumen sudah
terbiasa dengan produk tersebut, maka ia tetap membelinya.
4. Perusahaan Bebas Keluar Masuk dalam Industri
Dalam pasar persaingan monopolistik perusahaan tidak banyak
mengalami hambatan untuk masuk dalam industri, namun tidak semudah
pada pasar persaingan
sempurna. Hal tersebut disebabkan karena beberapa faktor antara lain,
pertama adalah modal yang diperlukan relatif besar dibanding dengan
mendirikan perusahaan pada pasar persaingan sempurna, kedua karena
perusahaan harus menghasilkan produk yang berbeda dengan yang sudah
ada di pasar, serta diperlukan promosi untuk menjual produk. Oleh karena
dalam pasar persaingan monopolistik perusahaan harus dapat
menghasilkan produk yang lebih menarik dibanding dengan produk yang
sudah ada di pasar, serta harus dapat meyakinkan konsumen akan
kelebihan dari produk yang dihasilkannya. .
b. Keseimbangan Jangka Pendek pada Pasar Persaingan
Monopolistik
Seperti halnya dengan pasar persaingan monopoli, pada pasar
persaingan monopolistik perusahaan menghadapi kurva permintaan
dengan kemiringan negatif (berslop menurun), karena perusahaan dalam
pasar persaingan monopolistik memiliki kekuatan untuk mempengaruhi

22
harga, Namun karena terdapat banyak produk substitusi yang dekat dengan
produk itu, maka kurva permintaan sangat elastis terhadap perubahan
harga. Elastisitas harga terhadap permintaan semakin tinggi, apabila
diffrensiasi produk semakin sedikit.
Seperti hal dengan monopoli, karena kurva permintaan yang
dihadapi perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik memiliki
kemiringan negatif dan linear, maka kurva pendapatan marjinalnya berada
di bawah kurva permintaan, yang memotong sumbu harga pada titik yang
sama dan memiliki kemiringan absolut dua kali lipat dari kurva
permintaan. Seperti halnya dengan perusahaan dalam struktur pasar
persaingan sempurna dan monopoli, tingkat output terbaik pada pasar
persaingan monopolistik dalam jangka pendek dicapai ketika pendapatan
marjinal sama dengan biaya marjinal, sepanjang harga yang ditentukan
pada kurva permintaan, melebihi biaya variabel rata-rata. Hal tersebut
dapat dilihat pada Gambar .
Gambar menunjukkan bahwa jumlah output terbaik dalam jangka
pendek perusahaan dalam persaingan monopoli adalah Q* yang
ditunjukkan oleh titik E, yaitu ketika MR=MC. Pada saat Q < Q*, maka
MC > MR, dan laba total perusahaan dapat ditingkatkan apabila
perusahaan meningkatkan jumlah outputnya. Untuk dapat menjual pada
tingkat output terbaik yaitu Q*, maka perusahaan mengenakan harga
sebesar P* yaitu titik A pada kurva D. Oleh karena pada saat Q=Q*, maka
ATC=C yaitu titik B pada gambar 9.1, maka perusahaan yang berada pada
pasar persaingan monopolistik ini memperoleh laba sebesar P*-C, dan laba
total sebesar daerah P*CAB.

23
Gambar : Keseimbangan jangka pendek dalam pasar persaingan monopolistik.

Sama halnya dengan pasar persaingan sempurna, maupun monopoli,


perusahaan persaingan monopolistik dapat memperoleh keuntungan, titik impas
atau bahkan menderita kerugian. Apabila P = ATC maka perusahaan mencapai
titik impas, dan apabila P < ATC, maka perusahaan menderita kerugian, tetapi
perusahaan dapat meminimumkan kerugian apabila P>AVC.

Oleh karena kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam pasar
persaingan monopolistik memiliki kemiringan yang negatif, MR = MC < P pada
output terbaiknya, sehingga seperti pada kasus monopoli, bagian dari kurva MC
yang menaik terletak di atas kurva AVC, bukan merupakan kurva penawaran
jangka pendek perusahaan monopolistic.

c. Keseimbangan Jangka Panjang pada Pasar Persaingan


Monopolistik

Apabila perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik dalam jangka


pendek dapat memperoleh keuntungan di atas normal, maka perusahaan baru akan
tertarik untuk masuk dalam industri tersebut, sehingga jumlah perusahaan dalam
industri bertambah banyak. Hal tersebut disebabkan karena dalam pasar
persaingan monopolistik tidak terdapat hambatan yang berarti untuk masuk dalam
industri. Dampak dari banyaknya perusahaan yang terlibat dalam industri, maka
masing- masing perusahaan akan menghadapi permintaan yang sedikit pada
masing-masing tingkat harga. Seperti halnya dengan pasar persaingan sempurna,

24
dalam pasar persaingan monopolistik setiap perusahaan akan memperoleh
keuntungan normal dalam jangka panjang., seperti terlihat pada Gambar

Gambar : keseimbangan jangka panjang dalam pasar persaingan


monopolistic

Gambar diatas menunjukkan keseimbangan jangka panjang pada pasar


persaingan monopolistik. Produksi yang dihasilkan perusahaan adalah sebesar Q*
dengan harga sebesar P*. Pada saat tingkat harga sebesar P* sama dengan biaya
total rata-rata, hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan hanya memperoleh
keuntungan normal.

d. Persaingan Bukan Harga

Dewasa ini tingkat persaingan bukan harga dalam merebut pangsa


pasar menjadi suatu yang sangat umum dalam pasar persaingan.
Perusahaan-perusahaan melakukan berbagai usaha selain dalam merebut
konsumen. Dalam konteks ekonomi usaha-usaha bukan harga pada
dasarnya bertujuan untuk memindahkan kurva permintaan ke kanan.
Pemindahan tersebut menunjukkan bahwa setiap tingkat pendapatan dan
kesempatan kerja, maka jumlah barang yang diminta menjadi bertambah.

Secara umum persaingan bukan harga dapat dibedakan ke dalam


dua kelompok yaitu; Pertama melakukan diffrensiasi produk, dalam arti

25
bahwa perusahaan berusaha menciptakan barang sejenis namun dengan
corak yang berbeda dengan hasil produksi perusahaan lain. Kedua
melakukan usaha periklanan dan berbagai bentuk promosi penjualan.

Dalam pasar persaingan monopolistik dan oligopoli persaingan


bukan harga sangat aktif dilakukan oleh perusahaan. Sementara pada pasar
persaingan sempurna dan pasar monopoli, persaingan bukan harga tidak
menjadi penting. Hal tersebut disebabkan karena pada pasar monopoli,
hanya ada satu perusahaan dalam industri sehingga produk yang dihasilkan
tidak punya pesaing. Sementara pada pasar persaingan sempurna produk
yang dihasilkan oleh perusahaan adalah identik antara satu perusahaan
dengan perusahaan yang lain, dan pembeli sangat sulit membedakan hasil
produksi satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, sehingga bagi
perusahaan tidak berguna untuk melakukan usaha persaingan bukan harga
dalam merebut konsumen.

1. Difrensiasi Produk

Dalam pasar persaingan monopolistik setiap perusahaan akan


berusaha untuk menghasilkan barang yang memiliki sifat tersendiri, dan
dapat dengan jelas dibedakan dengan produk yang dihasilkan oleh
perusahaan-perusahaan pesaing. Oleh karena itu dalam pasar persaingan
monopolistik terdapat berbagai barang yang dihasilkan oleh perusahaan
dalam industri, dengan karakteristik tersendiri; seperti bentuk, mutu,
mode, desain, dan merek yang berbeda-beda. Terdapat berbagai variasi
dari semua jenis barang menjadi sifat tersendiri dari pasar persaingan
monopolistik yang tidak dijumpai pada pasar persaingan sempurna.

Oleh karena itu perusahaan dapat meningkatkan pengeluarannya


dalam usaha melakukan variasi produk, agar dapat meningkatkan
permintaan atas produknya, dan membuat produknya menjadi lebih tidak
elastis terhadap perubahan harga. Variasi produk dapat dilakukan dengan
mengacu pada ciri produk yang dihasilkan dalam pasar persaingan
monopolistik untuk menjadikan produk lebih menarik bagi konsumen.

26
Misalnya produsen dapat mengurangi kandungan gula dalam minuman
botol, kemudian memberikan hadiah kejutan kecil dalam setiap tutup
botol.

Dalam pasar persaingan monopolistik barang yang berbeda-beda


tersebut akan menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen dalam membeli
produk. Sebagian konsumen lebih menyukai membeli barang walaupun
harganya sedikit lebih mahal dibanding barang yang sejenis yang
dihasilkan oleh produsen lain. Jadi diffrensiasi produk dalam pasar
persaingan monopolistis dapat menciptakan suatu bentuk kekuatan
monopoli. Suatu perusahaan dapat menciptakan barang tertentu yang
berbeda dengan barang lainnya, berarti perusahaan menciptakan suatu
penghambat bagai perusahaan-perusahaan lain dalam merebut
konsumennya.

Diffrensiasi produk juga memungkinkan seorang produsen dalam


pasar persaingan monopolistik untuk dapat menjual hasil produksinya
dengan harga sedikit lebih mahal, meskipun dengan konsekwensi bahwa
permintaan akan turun, dan sebaliknya seorang produsen juga
memungkinkan untuk merebut sebagian dari konsumen pesaing dengan
cara menurunkan harga produknya.

Bagi konsumen barang yang sejenis, namun berbeda corak dan


merek menimbulkan suatu keuntungan tersendiri. Di mana konsumen
memiliki pilihan yang lebih banyak dalam membeli suatu barang, sehingga
memungkinkan konsumen untuk membeli barang yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya. Beberapa pakar ekonomi memandang bahwa
pilihan yang beraneka ragam ini, sebagai kompensasi atas ketidakefisienan
perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik dalam menggunakan
sumber daya.

2. Periklanan

Dalam pasar persaingan monopolistik, jumlah yang dibelanjakan


perusahaan untuk melakukan kegiatan periklanan berbeda untuk produk

27
yang berbeda. Perusahaan yang menjual barang dengan kebutuhan yang
sangat terdiffrensiasi, misalnya parfum, minuman, pembersih, biasanya
menghabiskan lebih banyak biaya periklanan, sementara perusahaan yang
menjual barang industri seperti; mesin air, mesin pabrik hanya sedikit
melakukan pengeluaran untuk kegiatan iklan, serta perusahaan yang
menjual produk yang homogen, misalnya beras, kacang, atau minyak
goreng tidak melakukan pengiklanan sama sekali.

3. Iklan dan Biaya Produk

Usaha periklanan yang dilakukan oleh perusahaan dalam pasar


persaingan monopolistik berdampak pada biaya produk. Pertanyaan yang
muncul apakah ikan akan menaikkan atau menurunkan biaya produk per
unit. Kedua kemungkinan tersebut dapat terjadi, tergantung pada apakah
aktivitas periklanan yang dilakukan oleh perusahaan dalam arti bahwa
perubahan permintaan yang terjadi setelah kegiatan periklanan dilakukan.
Apabila permintaan produk menjadi lebih elastis, maka besar
kemungkinan akan membuat biaya produksi akan menjadi lebih rendah.
Tetapi hal seperti ini, kecil kemungkinan akan terjadi. Hak tersebut berarti
bahwa pada umumnya iklan akan menaikkan biaya produksi.

4. Merek Dagang

Kegiatan periklanan yang dilakukan oleh perusahaan dalam pasar


persaingan monopolistik terkait erat dengan merek dagang atau merek
produk. Dalam suatu pasar misalkan terdapat dua jenis perusahaan, satu
menjual produk dengan merek terkenal sementara yang satu menjual
produk substitusinya dengan merek yang tidak terkenal. Contoh, disebuah
toko kelontong biasa, anda dapat membeli Teh Botol Sostro dan Teh Botol
lainnya yang tidak terlalu terkenal. Pada toko yang sama anda dapat
membeli Wafer Tenggo dan wafer lainnya yang tidak terlalu terkenal.
Pada umumnya perusahaan dengan merek dagang atau produk terkenal

28
menghabiskan uang lebih banyak untuk iklan dan menjual produknya
lebih mahal.

Dalam perkembangan terakhir para ekonom mendukung adanya


merek dagang, hal tersebut disebabkan karena mereka memandang sebagai
cara yang bermanfaat bagi konsumen untuk memastikan bahwa barang
yang mereka beli memiliki kualitas yang tinggi. Terdapat dua pendapat
berkembang dalam kaitannya dengan hal ini. Pertama, merek dagang
memberikan informasi kepada konsumen mengenai kualitas barang, ketika
kualitas tidak dapat dengan mudah ditentukan sebelum dilakukan
pembelian. Kedua merek dagang memberi insentif kepada perusahaan
untuk menjaga kualitas produknya, karena dengan merek dagang mereka
mempertaruhkan reputasi perusahaannya.

D. PASAR OLIGOPOLI

Pasar oligopoli (oligopoly) adalah suatu pasar dimana hanya


terdapat sedikit perusahaan yang bersaing antara satu dengan yang lain,
dan masuknya perusahaan baru dalam industri melalui banyak rintangan.
Produk dihasilkan oleh perusahaan dalam pasar oligopoli umum sudah
terdifrensiasi. Kekuatan monopoli dalam pasar oligopoli sangat tergantung
pada bagaimana perusahaan saling berinteraksi dalam pasar. Misalnya
apabila perusahaan-perusahaan yang ada dalam pasar lebih kooperatif dari
bersaing, maka perusahaan-perusahaan yang ada dapat mengenakan harga
yang jauh di atas biaya marjinal dan memperoleh laba yang besar.

Dalam menjelaskan sikap perusahaan dalam pasar oligopoli lebih


rumit dibanding menjelaskan sikap perusahaan dalam pasar lainnya. Hal
tersebut disebabkan karena tidak terdapat keseragaman dalam sifat-sifat
pada berbagai industri dalam pasar oligopoli. Tingkah laku perusahaan
sangat berbeda apabila misalnya dalam industri hanya terdapat dua atau
tiga perusahaan, dibanding dengan 10 atau 15 perusahaan. Juga berbeda

29
apabila perusahaan dalam industri membuat perjanjian untuk menetapkan
harga atau membagi-bagi pasar.

Akibat dari jumlah perusahaan yang terbatas atau sangat sedikit


dalam industri, maka kegiatan suatu perusahaan dalam pasar oligopoli
sangat dipengaruhi oleh kegiatan perusahaan lainnya dalam industri yang
sama. Oleh karena itu setiap perusahaan senantiasa memperhatikan
tindakan perusahaan lainnya sebelum mereka membuat suatu keputusan.

Dalam kenyataannya beberapa industri dalam pasar oligopoli,


perusahaan- perusahaan yang ada benar-benar saling bekerja sama, dan
tidak sedikit pula yang saling bersaing secara agresif, walaupun akan
memberikan laba dalam jumlah yang lebih kecil. Untuk mengetahui
kenapa hal tersebut dapat terjadi, maka kita perlu mempertimbangkan
bagaimana perusahaan-perusahaan oligopoli memutuskan jumlah output
dan harga produknya. Keputusan semacam ini merupakan keputusan yang
rumit, karena masing-masing perusahaan harus beroperasi secara strategis
ketika mereka mengambil keputusan. Dalam mengambil keputusan suatu
perusahaan harus mempertimbangkan reaksi dari pesaingnya.

a. Karakteristik Pasar Oligopoli

Pasar oligopoli serupa dengan pasar monopoli dan persaingan


monopolistik dalam arti bahwa ketiga jenis pasar ini menghadapi kurva
permintaan dengan kemiringan negatif. Berbeda dengan monopoli yang
tidak memiliki pesaing dan dengan perusahaan persaingan monopolistik
yang menghadapi banyak pesaing, perusahaan oligopoli menghadapi
sedikit pesaing. Oleh karena jumlah pesaing yang relatif sedikit, maka
masing-masing perusahaan menyadari bahwa para pesaing mungkin
bereaksi terhadap apa yang dilakukan perusahaan, dan karena itu
perusahaan harus mempertimbangkan reaksi pesaingnya tersebut. Dengan
demikian perusahaan dalam pasar oligopoli harus menyadari
interdependensi di antara keputusan-keputusan yang diambil oleh berbagai
perusahaan dalam industri, karena mereka terlibat dalam strategi bersaing.

30
Perbedaan utama perusahaan oligopoli dengan pasar lainnya yaitu
perusahaan dalam pasar oligopoli menyadari dampak keberadaan mereka
terhadap perusahaan- perusahaan pesaing dan mereka mungkin
memperhitungkan reaksi pesaing apabila mereka memutuskan suatu
tindakan tertentu. Dalam konteks ini kita mengatakan bahwa perilaku
perusahaan dalam pasar oligopoli adalah bersifat strategis, dalam arti
bahwa perusahaan memperhitungkan dampak keputusan mereka atas
perusahaan- perusahaan pesaing dan reaksi yang mereka harapkan dari
perusahaan-perusahaan pesaing tersebut.

b. Kekuasaan Menentukan Harga Adakalanya Kuat dan


Adakalanya Lemah

Dalam pasar oligopoli kekuasaan menentukan harga adakalanya


kuat dan adakalanya lemah. Kekuatan menentukan harga sangat
tergantung pada kerja sama di antara perusahaan yang terlibat dalam
industri. Apabila perusahaan-perusahaan yang terlihat dalam pasar
oligopoli, tidak melakukan kerja sama, maka kekuatan untuk menentukan
harga menjadi lemah. Apabila satu perusahaan dalam pasar oligopoli
memutuskan harga dalam jangka pendek, maka perusahaan dapat menarik
membeli dalam jumlah yang lebih besar, sehingga perusahaan pesaing
yang kehilangan pembeli akan melakukan tindakan balasan dengan
menurunkan harga yang lebih besar, sehingga konsumen perusahaan
yang pertama menurunkan harga akan kehilangan pelanggannya. Dengan
demikian tidak ada alasan untuk suatu perusahaan dalam pasar oligopoli
untuk mengubah tingkat harga.

c. Menghasilkan Produk Standar atau Berbeda Corak

Dalam pasar persaingan oligopoli perusahaan dapat menghasilkan


barang standar. Perusahaan oligopoli dalam menghasilkan barang standar
banyak dijumpai dalam industri yang menghasilkan bahwa mentah, seperti
industri semen, industri baja dan sebagainya. Di samping itu dalam pasar
oligopoli juga dijumpai produk yang berbeda corak. Barang berbeda corak

31
dalam pasar oligopoli banyak dijumlah pada industri akhir. Contoh
perusahaan dalam pasar oligopoli yang menghasilkan produk berbeda
corak seperti industri mobil, industri rokok, dan industri kapal.

d. Umumnya Perusahaan Oligopoli Melakukan Promosi dalam


Bentuk Iklan

Penggunaan media promosi berupa iklan dalam pasar oligopoli


sangat dibutuhkan terutama bagi perusahaan yang menghasilkan produk
yang berbeda corak. Perusahaan dalam pasar oligopoli dengan produk
yang berbeda corak biasanya rela mengeluarkan biaya iklan yang cukup
besar. Pengeluaran biaya iklan yang cukup besar tersebut pada dasarnya
memiliki dua tujuan yaitu; menaik pembeli baru dan mempertahankan
pembeli lama.

e. Keseimbangan dalam Pasar Oligopoli

Kita telah membahas tentang keseimbangan pada tiga jenis pasar


yang sudah dibahas sebelumnya yang bertujuan untuk mengetahui harga
dan jumlah yang berlaku dalam keseimbangan. Pada pasar persaingan
sempurna harga keseimbangan diperoleh dengan menyamakan jumlah
yang ditawarkan dan jumlah yang diminta.

Sementara pada pasar monopoli harga keseimbangan diperoleh


apabila biaya marjinal sama dengan penerimaan marjinal, dan pada pasar
persaingan monopolistik harga keseimbangan jangka panjang terjadi
ketika perusahaan baru masuk dalam industri yang membuat laba jangka
panjang penjadi nol.

Berbeda dengan pasar oligopoli, suatu perusahaan menetapkan


harga outputnya senantiasa didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
strategis yang berkenaan dengan perilaku pesaingnya. Pada saat yang sama
keputusan-keputusan pesaing umumnya sangat tergantung pada
perusahaan yang pertama tadi.

32
Ingat kembali bagaimana kita menggambarkan keseimbangan
dalam pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan monopolistik;
apabila suatu pasar berada dalam keseimbangan, maka perusahaan-
perusahaan akan melakukan yang terbaik yang dapat mereka lakukan
dan mereka tidak memiliki alasan untuk mengubah harga dan
outputnya. Jadi pada pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan
monopolistik berada dalam keseimbangan apabila jumlah yang ditawarkan
sama dengan jumlah yang diminta. Dalam hal ini masing-masing
perusahaan melakukan hal yang terbaik yang dapat dilakukan, perusahaan
menjual seluruh hasil produksinya untuk memaksimumkan laba. Seperti
halnya dengan perusahaan monopoli berada pada keseimbangan apabila
penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal. Dengan beberapa
modifikasi ekulibrium nash, kita dapat menerapkan prinsip yang sama
pada pasar oligopoli.

Model ini terlihat abstrak, namun hal tersebut merupakan suatu yang logis.
Hal ini memberi kita suatu dasar untuk menentukan keseimbangan dalam pasar
oligopoli. Konsep Ekulibrium Nash, ini pertama kali dikembangkan oleh ahli
matematika John Nash pada tahun 1951, sehingga kita menyebut keseimbangan
yang digambar itu, sebagai Ekulibrium Nash.

Ekulibrium Nashi: Masing-masing perusahaan melakukan hal terbaik untuk


mengimbangi apa yang dilakukan para pesaingnya.

f. Model Cournot

Ekonom Prancis abad 19 bernama Agustin Cournot, menemukan


apa yang dikenal dengan konsep penerimaan marjinal dan penggunaannya.
Model ini baik untuk membahas tentang maksimisasi laba maupun untuk
mengembangkan sebuah model di mana terdapat dua perusahaan yang
bersaing pada pasar yang sama.

g. . Model Stakelberg

33
Model stakelberg berasumsi bahwa dalam industri hanya terdapat
dua produsen, satu perusahaan bertindak sebagai pemimpinan (leader
firm). Dan satu perusahaan yang bertindak sebagai pengikut (follower).
Perusahaan yang bertindak sebagai pemimpin pasar, memiliki
kewenangan untuk menentukan jumlah output yang dihasilkan untuk
memaksimumkan keuntungan. Berdasarkan jumlah output yang telah
ditentukan oleh perusahaan pemimpin, maka perusahaan pengikut akan
bertindak sesuai dengan model cournot, yaitu perusahaan pengikut
berasumsi bahwa perusahaan pemimpin tidak akan mengubah jumlah
outputnya.
h. Model Kartel
Dalam suatu kartel pada dasarnya produsen setuju untuk bekerja sama
dalam menetapkan harga dan tingkat output. Secara umum tidak semua
produsendalam suatu industri perlu bergabung dalam kartel tersebut, dan
kebanyakan kartel yang terjadi hanya melibatkan sebagian perusahaan
yang ada salam industri. Akan tetapi apabila banyak perusahaan yang
terlibat dalam kartel, dan apabila permintaan pasar tidak elastis, maka
kartel dapat mendorong harga akan naik jauh di atas harga pada tingkat
persaingan. Kartel yang terbentuk banyak yang berskala internasional
maupun nasional. Walaupun undang-undang anti monopoli Amerika
Serikat, melarang perusahaan-perusahaan Amerika melakukan kolusi,
namun undang-undang anti monopoli dinegara-negara lain lebih lemah
dan kadang-kadang tidak ditegakkan, bahkan beberapa negara sama
sekali tidak memiliki undang-undang inti monopoli.Selanjutnya tidak satu
pun negara yang menghalangi negara-negara atau perusahaan yang
dikendalikan oleh pemerintah untuk membentuk kartel. Misalnya Kartel
APEC yaitu suatu perjanjian internasional antar negara-negara yang
memproduksi minyak, di mana telah lebih dari 30 tahun berhasil
menaikkan harga minyak dunia jauh di atas tingkat harga yang bersaing.
i. Model Kurva Permintaan Terpatah
Model kurva permintaan terpatah (kingked demand curve model),
dikemukakan oleh Paul Sweezy pada tahun 1939 dalam usahanya untuk

34
menjelaskan harga yang sulit berubah (kekakuan harga), seperti yang
sering terjadi dalam berbagai model oligopolistik. Sweezy mengatakan
bahwa apabila suatu perusahaan oligopoli menaikkan harga produknya,
maka perusahaan tersebut akan kehilangan hampir seluruh pelanggannya,
karena perusahaan lain dalam industry tidak ikut menaikkan harga.
Sebaliknya apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka
perusahaan tersebut tidak dapat meningkatkan volume penjualannya,
karena para pesaingnya dengan cepat ikut menurunkan harga. Oleh
karena itu Sweezy mengatakan bahwa perusahaan oligopoli akan
menghadapi kurva permintaan yang memiliki patahan pada tingkat harga
yang berlaku dan sangat elastis terhadap perubahan harga apabila
harganya dinaikkan, akan tetapi sangat tidak elastis apabila harganya
diturunkan. Dalam model kurva permintaan yang terpatah ini, para
pengusaha oligopoli menyadari saling ketergantungan diantara mereka,
tetapi mereka bertindak tanpa melakukan persekongkolan (kartel) untuk
mempertahankan tingkat harga yang mereka kenakan. Walaupun faktor
biaya dan permintaan yang mereka hadapi berubah, namun mereka tetap
memilih untuk bersaing dalam hal kualitas, iklan, pelayanan, dan bentuk-
bentuk lain persaingan non harga.
j. Model Kepemimpinan Harga
Pada dasarnya model kepemimpinan harga cenderung mengikuti
berbagai situasi pada dunia nyata. Pada kenyataannya, beberapa pasar,
ada kecenderungan terdapat suatu perusahaan atau sekelompok
perusahaan dianggap sebagai pemimpin harga, dan selanjutnya
perusahaan lain menyesuaikan harga pada harga yang telah ditetapkan
oleh pemimpin pasar yang ada.
Pemimpin pasar biasanya adalah perusahaan yang paling besar atau
dominan dalam industri. Dapat pula perusahaan yang paling rendah biaya
produksinya, atau perusahaan lain yang diakui sebagai barometer pasar
yang paling tepat untuk mengetahui perubahan dalam industri dan kondisi
biaya, yang menuntut dilakukannya perubahan harga. Perubahan harga

35
yang teratur kemudian dilakukan oleh perusahaan dalam industri tersebut,
mengikuti pemimpin harga.
Dalam model kepemimpinan harga perusahaan yang dominan itu
menentukan harga untuk memaksimumkan keuntungannya totalnya,
sehingga memungkinkan perusahaan lainnya (perusahaan pengikut)
dalam industri untuk menjual sebanyak yang mereka inginkan pada
tingkat harga yang ditetapkan oleh pemimpinan pasar, dan selanjutnya
perusahaan pemimpin mengisi kekurangan dalam pasar. Oleh karena itu
perusahaan pengikut bertindak sebagai pesaing sempurna atau Price taker.
Serta perusahaan dominan bertindak sebagai pemasok produk yang
sifatnya residual monopolistik.7

7
Akhmad, Ekonomi Mikro-Teori Dan Aplikasi di Dunia Usaha,(Yogyakarta, CV.ANDI OFFSET,
2014), hlm.276-293

36
BAB III

Penutup
Kesimpulan.
Kesimpulan dari makalah adalah pasar sebagai tempat bertemunya antara pembeli
dengan penjual, dan terjadi interaksi antara penjual dan pembeli terhadap barang
dan jasa tertentu. Pasar peraingan sempurna adalah bentuk pasar dimana dipasar
terdapat banyak penjual dan pembeli, setiap penjual dan pembeli tidak dapat
mempengaruhi pasar. Pasar persaingan sempurna (Perfect Competition Market)
adalah bentuk pasar yang paling tua. Bentuk pasar ini sudah dikenal sejak jaman
Adam Smith dalam bukunya The Wealth of Nation. Bentuk pasar ini sangat
sangat baik digunakan oleh negara yang membutuhkan kebebasan bertransaksi
bagi para pelaku ekonomi. Namun, belum ada satu negarapun yang menerapkan
bentuk pasar ini secara murni. Hal ini karena secara umum masing-masing pelaku
ekonomi dipasar ingin memperoleh kepentingan tersendiri. Para produsen
melakukan strateginya untuk memperoleh keuntungan secara maksimal, demikian
juga para konsumen ingin memperoleh kepuasan secara maksimal.

37
Daftar Pustaka

Akhmad, 2014, Ekonomi Mikro-Teori Dan Aplikasi di Dunia Usaha, Yogyakarta, CV.ANDI
OFFSET.
Ahmad, Eeng, 2007, Membina Kompetensi Ekonomi, Bandung: Grafindo.

Sidit, Sardjono, 2017,Ekonomi Mikro,Yogyakarta,CV ANDI.

Setiyo Hn,m“KARAKTERISTIK, MEMAKSIMALISASI, DAN EKUILIBRIUM DI PASAR


MONOPOLI”. Dalam https://www.ajarekonomi.com/2018/06/karakteristik-
maksimalisasi-laba-dan.html?m=1.

Hanani ,Nuhfil, 2011, Ekonomi Mikro,Malang: PS Agribisnis.

Fahmi, Medias,2018, Ekonomi Mikro Islam, Magelang: UNIMMA 2018.

38

Anda mungkin juga menyukai