Anda di halaman 1dari 14

1

MAKALAH
KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH
“PENYAKIT SARS”

DOSEN PEMBIMBING :
Nikmatul Fadillah, S.Kep.Ns
DI SUSUN OLEH :
Aprilia Octaviani (P27820318007)
Moch. Saefuddin (P27820318013)
Arif Hidayat (P27820318019)
Marcel Febyo Putra (P27820318026)
Sasti Nawang Andini (P27820318032)
Karina Dwi Anggraeni (P27820318038)

D-III KEPERAWATAN KAMPUS SUTOPO


POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
2

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...................................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................................4
1.3 Tujuan..............................................................................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
2.1 DEFINISI.........................................................................................................................................5
2.2 ETIOLOGI.......................................................................................................................................5
2.3 MANIFESTASI KLINIS.................................................................................................................5
2.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG....................................................................................................6
2.5 INDIKASI RAWAT........................................................................................................................8
2.6 INDIKASI KELUAR DARI RUMAH SAKIT..............................................................................9
2.7 MASALAH YANG LAZIM MUNCUL.........................................................................................9
2.8 DISCHARGE PLANNING...........................................................................................................10
2.9 KASUS............................................................................................................................................11
2.10 Diskusi Kelompok........................................................................................................................12
BAB III
PENUTUP....................................................................................................................................13
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................................13
3.2 SARAN...........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14
3

KATA PENGANTAR

Asalamualaikum wr.wb. Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa
yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga makalah Keperawatan Medikal
Bedah dengan topic penyakit SARS ini dapat kami selesaikan.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah.
Dalam makalah ini disajikan informasi mengenai penyakit SARS.
Tentunya, tidak ada gading yang tidak retak, makalah ini tentu masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu , kritik dan saran selalu penulis harapkan agar menjadi pedoman di masa yang
akan datang. Akhir kata kami ucapkan banyak Terima kasih. Wassalamualaikum wr.wb.
4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini banyak sekali virus yang dapat berkembang dan mewabah dengan cepat yaitu
contohnya sars corona virus. SARS itu singkatan dari Severe Acute Respiratory Syndrome atau
Corona Virus Pneumonia (CVP) Virus ini dapat menyebabkan infeksi pada paru – paru seperti
penyakit pneumonia. SARS pertama kali muncul pada November 2002 di provinsi Guangdong
Tiongkok. Wabah penyakit gangguan pernapasan misterius ini terus melanda kawasan Asia dan
terus meminta korban. Seorang pasien di Hongkong menjadi korban tewas keenam di wilayah
administrative. . SARS sekarang dipercayai disebabkan oleh virus SARS. Sekitar 10% dari
penderita SARS meninggal dunia

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari SARS ?
2. Bagaimana gejala umum yang terjadi pada penderita SARS ?
3. Apa saja pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan penderita SARS ?
4. Apa saja masalah yang sering muncul pada penderita SARS ?
5. Bagaimana pencegahan pencegahan penyakit SARS ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi SARS
2. Mengetahui gejala umum pada penderita SARS
3. Mengetahui pemeriksaan penunjang pada penderita SARS
4. Mengetahui masalah yang sering muncul pada penderita SARS
5. Mengetahui pencegahan penyakit SARS
5

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Sever acute respiratory syndrome –corona virus (SARS) merupakan suatu penyakit yang serius
dan disebabkan oleh infeksi virus pada paru-paru yang bersifat mendadak dan menunjukkan
gejala gangguan pernapasan pada pasien yang mempunyai riwayat kontak dengan pasien SARS
(Widoyono).
2.2 ETIOLOGI
Dua virus yang pertama kali dicurigai sebagai penyakit SARS adalah paramyxovirus dan
coronavirus. Dan terakhir hanya coronavirus yang diduga sebagai penyebab SARS. Proses
penularan SARS adalah berdasarkan droplet dan kontak. Penularan fecal oral juga mungkin
terjadi melalui diare. SARS juga bisa menyebar jika seseorang menyentuh secret atau
permukaan/obyek yang terinfeksius dan kemudian secara langsung menyentuh mata, hidung,
atau mulut, juga melalui batuk atau bersin dari pasien SARS. Setelah masuk ketubuh manusia
kemudian menimbulkan infeksi saluran pernafasan atas dan juga bawah sehingga mengakibatkan
system imunitas pernapasan menjadi turun dan berakibat batuk yang lama akan mengakibatkan
kerusakan epitel dan gerakan silia berkurang jika ia diteruskan akan mengakibatkan infeksi
bertambah berat. (Sumarmo)
2.3 MANIFESTASI KLINIS
1. gejala umum seperti flu
2. temperature diatas 38C selama lebih dari 24 jam
3. adanya batuk ringan sampai (batuk yang diasosiasikan dengan SARS cenderung batuk
kering)
4. satu/lebih gejala saluran pernapasan bagian bawah yaitu batuk, napas pendek, kesulitan
bernapas
5. sakit kepala, kaku otot, anoreksia, lemah, bercak merah pada kulit, bingung, dan diare
6. gejala khas seperti gejala diatas menjadi semakin berat dan cepat dan dapat menjadi
peradangan paru (pneumonia), jika terlambat dapat meninggal. Masa inkubasi 2-10 hari.
7. Satu/lebih keadaan berikut (dalam 10 hari terakhir)
- Ada riwayat kontak era dengan seseorang yang diyakini menderita SARS
- Sebelum sakit punya riwayat berpergian kedaerah geografis yang tercatat sebagai
daerah dengan penularan penyakit SARS
- Tinggal di daerah dengan transmisi local SARS
6
8. suspect case SARS jika foto dada terbukti ditemukan infiltrate yang sesuai dengan
penunomia atau sindrom distress pernapasan akut
9. Pemeriksaan laboratorium ditemukan hasil :
- Limfoma, luecopenia, dan trombosittopenia : pada pemeriksaan sederhana menunjukkan
hitung leukosit kurang dari 3,5Х109/L dan limfopenia kurang dari 1X109/L
- Hiponatremia dan hipokalemia ringan
- Peningkatan LDH, ALT dan kadar transaminase hepar
- Peningkatan kadar kteatinin kinase ( CK )
10. Infeksi SARS-CoV idak dapat dipastikan (unconfiremed) jika :
- Dalam serum pada masa konvalensens (serum yang diambil 28 hari atau lebih setelah
awitan gejalanya) tidak ditemukan antibodi terhadap SARS-CoV
- Tes laboratorium tidak dikerjakan atau tidak lengkap
Menurut pembagian stadium SARS dibagi dalam 2 yaitu:
1. Stadium 1 dimulai dengan suatu gejala mirip flu yang mulai terjadi 2-7 hari. Setelah
inkubasi dan khas ditandai dengan gejala prodromal berupa demam > 38 C dengan tanpa
menggigil, dapat disertai dengan gejala yang tidak spesifik seperti malaise, sakit kepala,
myalgia, anoreksia, dan pada beberapa pasien juga dapat mengalami diare. Stadium ini
berlangsung selama 3-7 hari.
2. Stadium 2, adalah fase gejala saluran pernafasan. Fase ini secara tipikal dapat mulai terjadi
3 hari stelah inkubasi. Pasein mengalami batuk kering, sesak nafas, dan pada sebagian kasus
dapat timbul hipoksemia yang progresif. Gejala ini dapat berkembang menjadikegagalan
pernafasan yang memerlukan intubasi dan ventilasi mekanik.
SARS juga dapat dibagi menjadi 3 derajat:
1. Derajat 1 : (derajat ringan /klasik) ditandai demam >3 hari, batuk tidak produktif, foto
dada tidak ada gambaran pneumonia dan penderita sembuh dengan sendirinya.
2. Derajat 2 : (derajat sedang )gejala klasik ditambah kelainan di paru dan penderita akan
sembuh dengan baik atau justru jatuh kederajat berat.
3. Derajat 3 : (derajat berat ) ditandai dengan gejala susah bernafas dan hipoksia
2.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. pemeriksaan fisik: dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi pernafasan abnormal (
seperti ronki, atau wheezing). Tekanan darah sering kali rendah dan kulit, bibir serta kulit
penderita tampak kebiruan ( sianosis, karena kekurangan oksigen).
2. rongen dada ( menunjukkan adanya penimbunan cairan di tempat yang seharusnya terisi
udara.
7
3. CT-scan toraks menunjukan gambaran Bronkiolitis Obleterans Organizing Pneumonia
(BOOP).
4.Pemeriksaan Laboratorium
- Pemeriksaan darah perifer lengkap
- Pemeriksaan SGOT/SGPT untuk mengetahui fungsi hati
- Pemeriksaan tes antibody (IgG/IgM)
- Pemeriksaan mulekular ( PCR) pada specimen dahak, feses, dsan cara perifer
- Pemeriksaan diteksi anti gen dan kultur virus
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Kasus Suspect SARS
1. Kasus dengan gejala SARS melewati triase ( petugas sudah memakai masker N95). Untuk
segera dikirim keruangan pemeriksaan atau bangsal yang sudah disiapkan.
2. berikan masker bedah pada penderita
3. petugas yang masuk keruang pemeriksaan sudah memakai penggunaan alat proteksi
perorangan ( PAPP).
4. catat dan dapatkan keterangan rinci mengenai tanda klinis, riwayat perjalanan, riwayat kontak
termasuk riwayat munculnya gangguan pernafasan pada kontak sepuluh hari sebelumnya.
5. pemeriksaan fisik.
6. Lakukan pemeriksaan foto toraks dan darah tepi lengkap
7. Bila foto toraks normal lihat indikasi rawat atau tetap dirumah, anjurkan untuk melakukan
kebersihan diri, kurangi aktivitas, dan anjurkan menghindari menggunakan angkutan umum
selama belu
8.pengobatan dirumah diberikan antibiotic bila ada indikasi,vitamin dan makanan bergizi.
9. anjurkan pada pasien apabila keadaan memburuk segera hubungi dokter, atau rumah sakit.
10. bila foto toraks menunjukkan gambaran inflitrat 1 sisi atau 2 sisi paru paru dengan atau tanpa
inflitrat interstial lihat penatalaksanaan kasus probable suspek SARS yang dirawat,seperti :
11. isolasi
12. perhatikan :
a. keadaan umum
b. kesadaran
c. tanda vital (tensi, nadi, frekuensi nafas, suhu )
8
13. terapi suportif
14. antibiiotik : beta lactam atau beta lactam ditambah dengan anti beta lactamase oral ditambah
makrolid generasi baru oral ( roksitromisin, klaritromisin, asitromisin )
Penatalaksanaan kasus probable SARS
1. Rawat di rumah sakit dalam ruang isolasi dengan kasus sejenis.
2. Pengambilan darah untuk: darah tepi lengkap, fungsi hati, keratin fosfokinase, urea,
elektrolit, C reaktif protein.
3. Pengambilan sampel untuk membedakan dari kasus pneumonia tipikal/ Atipikal lainnya;
A. pemeriksaan usap hidung dan tenggorokan,
B. biarkan darah, serologi
C. urine
4. pemantuan darah dua hari sekali
5. foto toraks di ulang sesuai indikasi klinis
6. Pemberian pengobatan
a. Ringan atau sedang
antibiotic golongan beta lactam + anti beta lactamase (intravena) ditambah makrolid generasi
baru oral atau sefalosporin G2, sefalosporin G3 (intravena), ditambah makrolid generasi baru
oral atau fluorokuinolon respirasi (intravena) : moxifloxacin, levofloxacin, gatifloxacin.
b. berat
- pasien yang tidak ada factor resiko infeksi pseudomonas, diberikan sefalosporin G3 non
pseudomonas ( intravena) ditambah makrolid generasi baru oral atau fluorokuinolon
respirasi (intravena). Antibiotic untuk pasien dengan factor resiko infeksi pseudomonas,
diberikan sefalosporin anti pseudomonas (seftazidin, sefoperazon, sefipim)/ karbapenem
(intravena) ditambah luorokuinolon anti pseudomonas ( siprofloksasin, levofloksasin)
intravena / aminoglikosida intravena ditambah, makrolid generasi baru oral.
- Kartikosteroid : hidrokortison (intravena) 4 mg/kg BB tiap 8 jam, tapering atau
metilprednisolon (intravena) 240 +- 320 mg tiap hari
- Ribavirin 1,2 gr oral tiap 8 jam atau 8 mg/kg BB intravena tiap 8 jam
2.5 INDIKASI RAWAT
Penderita SARS yang dirawat inap adalah:
1. Suspect SARS dengan riwayat kontak erat (+)
2. Suspect SARS dengan gejala klinis berat yaitu :
- Sesak nafas dengan frekuensi nafas 30kali/menit
9
- Nadi lebih 100kali/menit
- Ada gangguan kesadaran
- Kondisi umum lemah
3. Indikasi rawat inap lain ditentukan oleh dokter yang memeriksa penderita
Yang harus diperhatikan terhadap penderita SARS
1. Di rumah sakit, ruang perawatan penderita suspect SARS harus dibedakan dengan ruang
penderita probable SARS. Saat memeriksa dan merawat penderita SARS, petugas medis harus
memakai penggunaan alat proteksi perorangan (PAPP).
2. Penderita suspect SARS dengan gejala klinis ringan tidak dirawat inap di rumah sakit, akan
tetapi dirawat di rumah (home isolation). Tindakan yang harus dilakukan selama home isolation
atau isolasi di rumah adalah :
- Penderita harus dirumah sampai demam hilang dan selalu menggunakan masker sampai
14 hari sesudah dua hari bebas panas.
- Alat makan dan minumnya dipisahkan dari alat makan dan minum anggota keluarga lain.
- Penderita harus diukur suhu tubuhnya setiap 8 jam sekali. Bila dalam 2 kali pengukuran
terjadi kenaikan suhu tubu mencapai 38C, maka penderita harus segera dikirim ke rumah
sakit.
- Minum obat yang diberikan sesuai petunjuk.
- Anggota keluarga yang merawat penderita dan tinggal serumah, harus memakai masker.
- Anggota keluarga merawat penderita harus mencuci tangan setelah merawat penderita.
- Apabila anggota keluarga lain yang menderita demam selama penderita masih sakit
sampai dengan 10 hari setelah penderita dinyatakan sembuh maka harus segera
memeriksakan diri ke rumah sakit dan selalu menggunakan masker.
2.6 INDIKASI KELUAR DARI RUMAH SAKIT
1. Tidak panas selama 48 jam
2. Tidak batuk
3. Leukosit kembali normal
4. Trombosit kembali normal
5. CPK kembali normal
6. Uji fungsi hati kembali normal
7. Sodium plasma kembali normal
8. Perbaikan X-foto torak
2.7 MASALAH YANG LAZIM MUNCUL
10
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan inflasi dan obstruksi jalan nafas
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak adekuat, takipneu, demam.
3. Keidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
pemasukan berhubungan dengan factor biologis
4. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologi (kerusakan organ)
5. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi (RR>24x/menit) atau
hipoventilasi (RR<16x/menit)

2.8 DISCHARGE PLANNING


1. Biasakan hidup bersih dan cuci sebelum dan sesudah aktivitas
2. Penderita harus memakai masker sampai 14 hari setelah 2 hari bebas panas dan terus berada di
rumah. Dan keluarga memakai masker setiap berdekatan dengan penderita (sekitar 2 meter)
3. Jika ada keluarga yang menderita demam saat penderita masih sakit maka segera rujuk ke
rumah sakit
4. Jika memiliki peliharaan jagalah kebersihan dan kesehatan peliharaan
5. Hindari kontak langsung dengan penderita yang menderita SARS. Serta hindari berpergian ke
daerah yang endemic penyakit tersebut sebelum disterilkan serta selalu memakai masker.
6. Hindari menggunakan barang atau tempat makan yang sama dengan penderita
7. Desinfeksi kamar tidur dan kamar mandi penderita secara berkala sampai sembuh. Serta
membakar sampah penderita untuk menghindari penularan
8. Selalu menutup mulut apabila batuk dan bersin serta tidak meludah sdi sembarang tempat
9. Ketahui gejala dan penyebabnya serta cara menghindarinya atau tindakan pertama saat
menemukan gejala dari SARS.
11

2.9 KASUS
Pemerintah akan mengumumkan hasil tes penyakit Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS) atau sindrom radang pernapasan akut parah terhadap tiga WNI yang diduga terjangkit
virus tersebut, Kamis (3/4) ini. Selain itu, pemerintah juga akan mengesahkan bahwa SARS
adalah wabah penyakit berbahaya yang harus diantisipasi di Indonesia.
Kepastian ketiga orang tersebut menderita SARS atau tidak didasarkan pada tes serologi
(tes antivirus dari sampel darah). Untuk itu, sampel darah mereka dibawa ke Atlanta, Amerika
Serikat lantaran di Indonesia belum ada peralatan tes serologi [baca: Depkes Membentuk Posko
Pemantau Penyebaran Virus SARS].
SARS pertama kali ditemukan di Propinsi Guangdong, Cina, November 2002.
Penyebaran virus pneumonia (penyakit infeksi jaringan paru-paru) yang tak biasa itu kini
mencapai 15 negara, termasuk Singapura dan Kanada. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
mencatat bahwa hingga kemarin, SARS sudah menewaskan 62 orang di seluruh dunia dari 1.804
kasus SARS. Untungnya, Indonesia masih dinyatakan sebagai negara yang bebas dari virus
mematikan tersebut. Namun begitu, untuk mengantisipasi, pemerintah tetap membentuk posko
untuk memantau perkembangan penyebaran virus SARS, terutama dari tiga pelabuhan
internasional dan sembilan bandar udara di Tanah Air.
Di antaranya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jambi di Bandara Sultan Thaha dan
Pelabuhan Laut Samudra, dan Kuala Tungkal. Jajaran pemprov setempat mengatakan, lokasi
Jambi yang berdekatan dengan Singapura sangat memungkinkan menjadi pintu masuk
penyebaran SARS. Apalagi, jalur transportasi Singapura-Jambi dikenal cukup padat. Begitu juga
dengan kabar angin yang menyebutkan bahwa sejumlah warga Jambi terserang virus SARS.
Yang terakhir ini, Kepala Dinas Kesehatan Jambi Oscar Karim langsung membantah. Menurut
dia, hingga kini, tak seorang warga Jambi pun diidentifikasi menderita SARS.
Hingga Rabu malam, petugas di sejumlah posko SARS mengaku belum menemukan
kasus penderita SARS di Indonesia. Jika petugas menemukan kasus tersebut, yang bersangkutan
akan dibawa ke rumah sakit yang sudah ditentukan. Khusus di Jakarta, penderita akan dirujuk ke
RS Persahabatan, Jakarta Timur dan RS Sulianti Saroso, Jakarta Utara
Kepala Sub Direktorat Survailans Epidemologi Imunologi Depkes dokter Azimal
mengatakan, karena belum ada obatnya, penyembuhan masih dilakukan dengan pengobatan
suportif atau dengan cara menyembuhkan gejala-gejala penyakit.
Pemerintah juga bakal memberlakukan travel advisory agar warga negara Indonesia
untuk sementara waktu tidak bepergian ke negara-negara yang terjangkit SARS. Selain itu,
pemerintah juga melarang bayi di bawah usia lima tahun dan lanjut usia untuk berangkat ke
negara-negara yang terkena wabah SARS.
Dengan kebijakan itu, jajaran Departemen Kesehatan bersama Dirjen Imigrasi berwenang
menahan dan mengkarantina orang-orang yang dicurigai menderita SARS. Sayangnya, kebijakan
ini memicu masalah lainnya. Banyak pihak mempertanyakan kesiapan jajaran pemerintah di
lapangan dalam menangani SARS. Sebagai contoh, jumlah masker untuk mencegah SARS
12
hingga kini masih terbatas. Demikian pula kesiapan rumah sakit rujukan baik di Jakarta maupun
di daerah.
Informasi terbaru yang dihimpun SCTV menyebutkan, WHO mengeluarkan peringatan
bagi para wisatawan untuk tidak mengunjungi Hongkong dan Provinsi Guandong di Cina. Kedua
wilayah tersebut diklaim sebagai kawasan paling banyak ditemukan kasus penyakit SARS. Ada
ratusan pendeita SARS di Hongkong dan Guandong. Peringatan kesehatan ini adalah kali
pertama yang dikeluarkan WHO. Soalnya pihak WHO sendiri mengaku tak menyangka bahwa
wabah ini terus meluas.
Khusus di Hongkong, 16 orang meninggal karena SARS dan 23 kasus penderita SARS
baru ditemukan sehingga total orang yang terinfeksi virus tersebut di Hongkong mencapai 708
orang. Pemimpin Hongkong Tung Chee Hwa mengungkapkan bahwa Presiden Cina Hu Jintao
telah menanyakan perihal perkembangan situasi di daerah yang terjangkit SARS.
Di Hongkong, kawasan pemukiman padat penduduk di Kowloon menjadi wilayah yang
rentan penyebaran SARS. Orang ketiga yang menjadi korban keganasan SARS berasal dari
Perumahan Amoy Gardens di Kowloon. WHO dan sejumlah ahli kesehatan Hongkong
berpendapat, infeksi SARS yang menjangkit di satu blok mengindikasikan virus tersebut bisa
menyebar melalui air atau sistem pengairan dan tak cuma melalui kontak tubuh serta udara.
2.10 Diskusi Kelompok
SARS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus corona SARS. Penderita yang
terkena SARS mengalami gangguan pernafasan yang akut (terjadi dalam waktu cepat) karena
penyebaran virus pneumonia (penyakit infeksi jaringan paru-paru) dan dapat menyebabkan
kematian. SARS merupakan penyakit menular dan dapat mengenai siapa saja, terutama orang
tua. SARS merupakan sindrom pernafasan akut berat dimana sebagian besar penderitanya
dipastikan meninggal dunia apabila tidak ditangani dengan baik. Penyakit SARS ini menular
melalui kontak fisik dengan penderita dan juga lingkungan ( seperti melalui air atau system
pengairan serta melalui udara )sekitar penderita. Maka dari itu, apabila kita melakukan kontak
fisik dengan penderita harus mengutamakan keselamatan. Seperti menggunakan masker,
membersihkan tubuh setelah melakukan kontak fisik dengan penderita, tidak menggunakan
barang-barang bergantian dengan penderita termasuk tempat makan. Karena hal tersebut dapat
menyebabkan penularan penyakit SARS ini.
Dari kasus di atas SARS lebih sering ditemukan pada penduduk Asia. SARS pertama kali
ditemukan di Propinsi Guangdong, Cina, November 2002. Untuk memastikan apakah terjangkit
penyakit SARS atau tidak, maka harus dilakukan tindakan tes serologi (tes antivirus melalui
sempel darah). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa, penyakit SARS sudah
menewaskan 62 orang di seluruh dunia dari 1.804 kasus SARS. Maka untuk mengantisipasi
terjangkitnya penyakit SARS, maka pemerintah Indonesia membentuk posko untuk memantau
perkembangan penyebaran virus SARS, terutama dari tiga pelabuhan internasional dan sembilan
bandar udara di Tanah Air.
13

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan gejala sakit pernapasan
yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi saluran pernafasan yang disebabkan
oleh virus Corona Family Paramyxovirus. SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah
suatu jenis kegagalan paru-paru dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan
terjadinya pengumpulan cairan di paru-paru (edema paru). SARS mempunyai gejala mirip
seperti flu,seperti demam, gejala gastrointestinal, batuk, radang tenggorokan dan gejala non-
spesifik lainnya. Sesak napas bisa terjadi kemudian.
Pencegahan SARS meliputi Contact person dan Lingkungan. Pencegahan secara contact
person yaitu menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh kita sedangkan pencegahan secara
lingkungan yaitu menjaga kebersihan lingkungan dengan cara selalu membersihkan dalam dan
luar rumah.
Penyebaran penyakit ini dengan cara melalukan kontak fisik dengan penderita dan juga
ingkungan. Maka dengan demikian apabila kita melakukan kontak fisik dengan penderita harus
mengutamakan keselamatan. Seperti menggunakan masker, membersihkan tubuh setelah
melakukan kontak fisik dengan penderita, tidak menggunakan barang-barang bergantian dengan
penderita termasuk tempat makan. Karena hal tersebut dapat menyebabkan penularan penyakit
SARS ini.

3.2 SARAN
Diharapkan masyarakat mampu dan paham untuk menjaga kebersihan lingkungan dan
meningkatkan kepedulian terhadap diri sendiri dengan selalu menjaga kesehatan.
Diharapkan pemerintah memberikan penyuluhan tentang tanda – tanda saat terkena penyakit
SARS agar masyarakat tahu dan mengerti apa yang harus dilakukannya apabila tanda – tanda itu
muncul pada diri seseorang tersebut.
14

DAFTAR PUSTAKA

Nurarif,S.Kep.Ns, Amin huda, Hardhi Kusuma, S.Kep.Ns. Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta.Mediaction Jogja
https://www.liputan6.com/news/read/52312/keberadaan-sars-di-indonesia-diumumkan-hari-ini?
related=dable&utm_expid=.9Z4i5ypGQeGiS7w9arwTvQ.1&utm_referrer=

Anda mungkin juga menyukai