PROSES PRODUKSI II
Oleh:
BURHAN HAFID
NIM : 1307114576
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan akhir pratikum PROSES PRODUKSI II, khususnya ”CNC (Computer
Numerically Controlled)” sebagai laporan akhir pratikum CNC ini tepat pada
waktunya.
Pertama-tama penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
Orang tua yang telah memberikan dorongan moril dan materil dalam
proses pembuatan laporan akhir ini
Bapak YOHANES ,ST.,MT,selaku dosen pengampu proses produksi
II.
Asisten proses produksi II yang telah membimbing dan mamberikan
arahan serta masukan dalam proses pembuatan laporan ini
Teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan laporan
pratikum proses produksi II,khususnya CNC.
Penulis telah berusaha menyusun laporan ini dengan sebaik-baiknya.
Namun, penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan penulis, sehinggamasih
terdapatnya banyak kesalahan dan kekurangan yang luput dari perhatian penulis.
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sangatlah diharapkan untuk
membangun kedepannya. atas perhatiannya penulis mengucapkan banyak terima
kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL.................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
ii
BAB IV PROSEDUR KERJA
BAB V PEMBAHASAN
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
Gambar 5.3 Hasil CNC Benda Kerja Job Sheet 1 ..............................................33
Gambar 5.4 Gambar Benda Kerja Job Sheet 2 ...................................................34
Gambar 5.5 Gerak Pemakanan Benda Kerja Job Sheet 2...................................34
Gambar 5.6 Hasil CNC Benda Kerja Job Sheet 2 ..............................................35
Gambar 5.7 Gambar Benda Kerja Job Sheet 3 ...................................................36
Gambar 5.8 Gerak Pemakanan Benda Kerja Job Sheet 3 ...................................36
Gambar 5.9 Hasil CNC Benda Kerja Job Sheet 3 ..............................................36
Gambar 5.10 Gambar Benda Kerja Job Sheet 4 .................................................38
Gambar 5.11 Gerak Pemakanan Benda Kerja Job Sheet 4.................................38
Gambar 5.12 Hasil CNC Benda Kerja Job Sheet 1 ............................................38
Gambar 5.13 Gambar Benda Kerja Milling Job Sheet 1 ....................................40
Gambar 5.14 Gerak Pemakanan Benda Kerja Milling Job Sheet 1 ....................41
Gambar 5.15 Hasil CNC Benda Kerja Milling Job Sheet 1 ...............................41
Gambar 5.16 Gambar Benda Kerja Milling Job Sheet 2 ....................................43
Gambar 5.17 Gerak Pemakanan Benda Kerja Milling Job Sheet 1 ....................43
Gambar 5.18 Hasil CNC Benda Kerja Milling Job Sheet 2 ...............................44
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
vii
1.2 Tujuan
Dalam pelaksanaan praktikum ini memiliki beberapa tujuan yaitu:
1. Penulis dapat mengetahui CNC dari sejarah hingga definisinya serta cara
simulasi program mesin CNC.
2. Agar memperoleh soft skill dibidang mesin bubut khusunya CNC,
3. Saat memasuki dunia kerja tidak cangung lagi terhadap mesin CNC dan
program simulasi CNC.
4. Agar penulis dapat membanding antara teori di kelas dengan pratikum
yang dilaksanakan.
1.3 Manfaat
Dalam pelaksanaan praktikum ini memiliki beberapa manfaat yaitu:
1. Penulis memiliki skill dan keterampilan dalam mengoperasikan CNC
simulator.
2. Penulis dapat mengetahui kode yang digunakan CNC simulator.
3. Penulis dapat membuat berbagai macam bentuk produk dengan tingakat
kesulitan yang berbeda dengan program CNC simulator.
viii
BAB IV Prosedur Kerja
Pada bab ini berisikan mengenai langkah-langkah kerja yang
dilaksanakan untuk praktikum mesin bubut. Berupa menghidupkan
dan mematikan serta mengunakan sesuai dengan standar sehingga
program dapat berjalan dengan baik.
BAB V Pembahasan
Bab ini berisikan tentang program mesin CNC dari hasil praktikum,
dan
Gambar gerak pemakananan yang ditunjukkan dalam bentuk
autocad 2 dimensi
BAB VI Kesimpulan dan saran
Bab ini berisikan mengenai kesimpulan yang dapat diambil setelah
melakukan praktikum prses produksi II serta beberapa saran yang
dapat diberikan untuk sebagai bahan pembelajaran bagi praktikum
berikutnya.
ix
BAB II
TEORI DASAR
1
komputer sebagai pengendali gerakan. Pada tahun 1960 an, Mesin Bubut CNC
sudah tersedia dengan masih menggunakan komputer dengan ukuran besar.
Selama tahun 1980 an, banyak pabrik mesin mengembangkan teknologi
PC (Personal Computer) untuk meningkatkan kehandalan dan menurunkan biaya
dari kontrol CNC model sebelumnya. Dalam perkembangnya Mesin Bubut CNC
semakin modern, Output perkerjaan atau kemampuan mesin makin meningkat,
semakin sederhana dan rapih bentuknya namun semakin mudah cara
pengoperasiannya dan didesign semakin komplit bagian perangkat alat kerjanya
sehingga akan lebih effisien dan praktis.
2.2 Pengertian Mesin CNC (Computer Numerically Controlled)
2
(jumlah putaran poros utama), dan arah putaran poros utama,
pengekleman,pengaturan cairan pendingin dan sebagainya.
Mesin perkakas CNC dilengkapi dengan berbagai alat potong yang dapat
membuat benda kerja secara presisi dan dapat melakukan interpolasi yang
diarahkan secara numerik (berdasarkan angka).Parameter sistem operasi CNC
dapat diubah melalui program perangkat lunak (software load program) yang
sesuai.Tingkat ketelitian mesin CNC lebih akurat hingga ketelitian seperseribu
millimeter, karena penggunaan ballscrew pada setiap poros transportiernya.
Ballscrew bekerja seperti lager yang tidak memiliki kelonggaran/spelling namun
dapat bergerak dengan lancar.
Pada awalnya mesin CNC masih menggunakan memori berupa kertas
berlubangsebagai media untuk mentransfer kode G dan M ke sistem kontrol.
Setelah tahun 1950,ditemukan metode baru mentransfer data dengan
menggunakan kabel RS232, floppydisks, dan terakhir oleh Komputer Jaringan
Kabel (Computer Network Cables) bahkan bisa dikendalikan melalui
internet.Akhir-akhir ini mesin-mesin CNC telah berkembang secara menakjubkan
sehingga telah mengubah industri pabrik yang selama ini menggunakan tenaga
manusia menjadi mesin-mesin otomatik. Dengan telah berkembangnya Mesin
CNC, makabenda kerja yang rumit sekalipun dapat dibuat secara mudah dalam
jumlah yang banyak.Selama ini pembuatan komponen/suku cadang suatu mesin
yang presisi dengan mesin perkakas manual tidaklah mudah, meskipun dilakukan
oleh seorang operator mesin perkakas yang mahir sekalipun.
Penyelesaiannya memerlukan waktu lama. Bila ada permintaan konsumen
untuk membuat komponen dalam jumlah banyak dengan waktu singkat, dengan
kualitas sama baiknya, tentu akan sulit dipenuhi bila menggunakan perkakas
manual. Apalagi bila bentuk benda kerja yang dipesan lebih rumit, tidak dapat
diselesaikan dalam waktu singkat. Secara ekonomis biaya produknya akan
menjadi mahal, hingga sulit bersaing dengan harga di pasaran.
Tuntutan konsumen yang menghendaki kualitas benda kerja yang
presisi,berkualitas sama baiknya,dalam waktu singkat dan dalam jumlah yang
banyak, akanlebih mudah dikerjakan dengan mesin perkakas CNC (Computer
3
NumerlcallyControlled), yaitu mesin yang dapat bekerja melalui pemogramman
yang dilakukan dan dikendalikan melalui komputer. Mesin CNC dapat bekerja
secara otomatis atau semi otomatis setelah diprogram terlebih dahulu melalui
komputer yang ada.Program yang dimaksud merupakan program membuat benda
kerja yang telahdirencanakan atau dirancang sebelumnya. Sebelum benda kerja
tersebut dieksikusiatau dikerjakan oleh mesin CNC, sebaikanya program tersebut
di cek berulang-ulang agar program benar-benar telah sesuai dengan bentuk benda
kerja yang diinginkan, serta benar-benar dapat dikerjakan oleh mesin CNC.
Pengecekan tersebut dapat melalui layar monitor yang terdapat pada mesin atau
bila tidak ada fasilitas cheking melalui monitor (seperti pada CNC TU EMCO
2A/3A) dapat pula melalui plotter yang dipasang pada tempat dudukan
pahat/palsu frais. Setelah program benar-benar telah berjalan seperti rencana, baru
kemudian dilaksanakan/dieksekusi oleh mesin CNC.
Dari segi pemanfaatannya, mesin perkakas CNC dapat dibagi menjadi
dua,antara lain:
a. mesin CNC Training unit (TU), yaitu mesin yang digunakan sarana
pendidikan, dosen dan training.
b. mesin CNC produktion unit (PU), yaitu mesin CNC yang digunakan untuk
membuat benda kerja/komponen yang dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
Dari segi jenisnya, mesin perkakas CNC dapat dibagi menjadi tiga
jenis,antara lain:
a. mesin CNC 2A yaitu mesin CNC 2 aksis, karena gerak pahatnya hanya
pada arah dua sumbu koordinat (aksis) yaitu koordinat X, dan koordinat Z,
atau dikenal dengan mesin bubut CNC,
b. mesin CNC 3A, yaitu mesin CNC 3 aksis atau mesin yang memiliki
gerakan sumbu utama kearah sumbu koordinat X, Y, dan Z, atau dikenal
dengan mesin frsais CNC.
c. mesin CNC kombinasi, yaitu mesin CNC yang mampu mengerjakan
pekerjaan bubut dan freis sekaligus, dapat pula dilengkapi dengan
4
peralatan pengukuran sehingga dapat melakukan pengontrolan kualitas
pembubutan/ pengefraisan pada benda kerja yang dihasilkan. Pada
umumnya mesinCNC yang sering dijumpai adalah mesin CNC 2A (bubut)
dan mesin CNC 3A (frais).
5
pada sumbu (pusat) benda kerja yang akan dikerjakan pada bagian ujung.
Sedangkan pada mesin frais, titik referensinya diletakkan pada pertemuan
antara dua sisi pada benda kerja yang akan dikerjakan.
2. Sistem Incremental
Pada system ini titik awal penempatan yang digunakan sebagai acuan
adalah selalu berpindah sesuai dengan titik actual yang dinyatakan terakhir.
Untuk mesin bubut maupun mesin frais diberlakukan cara yang sama. Setiap
kali suatu gerakan pada proses pengerjaan benda kerja berakhir, maka titik
akhir dari gerakan alat potong itu dianggap sebagai titik awal gerakan alat
potong pada tahap berikutnya.
Sejalan dengan berkembangnya kebutuhan akan berbagai produk industri
yang beragam dengan tingkat kesulitan yang bervariasi, maka telah
dikembangkan berbagai variasi dari mesin CNC. Hal ini dimaksud untuk
memenuhi kebutuhan jenis pekerjaan dengan tingkat kesulitan yang tinggi.
Berikut ini diperlihatkan berbagai variasi mesin CNC.
6
2.5 Pemrograman Mesin CNC (Computer Numerically Controlled)
Pemrograman adalah suatu urutan perintah yang disusun secara rinci tiap
blok per blok untuk memberikan masukan mesin perkakas CNC tentang apa yang
harus dikerjakan. Untuk menyusun pemrograman pada mesin CNC diperlukan
hal-hal berikut.
Metode Pemrograman.
Metode pemrograman dalam mesin CNC ada dua,yaitu:
1. Metode Incremental
Adalah suatu metode pemrograman dimana titik referensinya selalu
berubah, yaitu titik terakhir yang dituju menjadi titik referensi baru untuk
ukuran berikutnya.
Sebelum mempelajari sistem penyusunan program terlebih dahulu harus
memahami betul sistem persumbuan mesin bubut CNC-TU2A. Ilustrasi
Gambar di bawah ini adalah skema eretan melintang dan eretan memanjang,
di mana mesin dapat diperintah bergerak sesuai program
2. Metode Absolut
Adalah suatu metode pemrograman di mana titik referensinya selalu tetap
yaitu satu titik / tempat dijadikan referensi untuk semua ukuran.
7
ada perbedaan yang berarti. Misal: mesin perkakas CNC dengan sistem kontrol
EMCO, kode-kodenya dimasukkan ke dalam standar DIN. Dengan bahasa kode
ini dapat berfungsi sebagai media komunikasi antarmesin dan operator, yakni
untuk memberikan operasi data kepada mesin untuk dipahami. Untuk
memasukkan data program ke dalam memori mesin dapat dilakukan dengan
keyboard atau perangkat lain
8
diam.Untuk arah gerakan pada Mesin Bubut diberi lambing sebagai
berikut :
Sumbu X untuk arah gerakan melintang tegak lurus terhadap
sumbu putar.
Sumbu Z untuk arah gerakan memanjang yang sejajar
sumbu putar.
Untuk memperjelas fungsi sumbu-sumbu Mesin Bubut CNCTU-2A
dapat dilihat pada gambar ilustrasi di bawah ini :
9
sehingga semua gerakan yang berjalan sesuai dengan program yang diberikan,
keuntungan dari sistem ini adalah mesin memungkinkan untuk diperintah
mengulang gerakan yang sama secara terus menerus dengan tingkat ketelitian
yang sama pula.
a. Prinsip Kerja Mesin Frais CNC TU (Training Unit) 3 Axis
Mesin Frais CNC TU-3A menggunakan sistem persumbuan dengan
dasar system koordinat Cartesius Prinsip kerja mesin CNC TU-3A
adalah meja bergerak melintang dan horizontal sedangkan pisau / pahat
berputar. Untuk arah gerak persum-buan Mesin Frais CNC TU-3A
tersebut diberi lambang pesumbuan sebagai berikut :
10
Motor utama adalah motor penggerak cekam untuk memutar benda
kerja. Motor ini adalah jenis motor arussearah/DC (Direct Current) dengan
kecepatan putaranyang variabel. Adapun data teknis motor utama adalah:
1. Jenjang putaran 600 – 4000 rpm
2. Power Input 500 Watt
3. Power Output 300 Watt
11
c. Step motor
Step motor berfungsi untuk menggerakkan eretan, yaitu gerakan sumbu
X dan gerakan sumbu Z. Tiap-tiap eretan memiliki step motor sendiri-
sendiri, adapun data teknis step motor sebagai berikut:
1. Jumlah putaran 72 langkah
2. Momen putar 0.5 Nm.
3. Kecepatan gerakan :
- Gerakan cepat maksimum 700 mm/menit.
- Gerakan operasi manual 5 – 500 mm/menit.
- Gerakan operasi mesin CNC terprogram 2 – 499 mm/menit.
12
Pada revolver bisa dipasang enam alat potong sekaligus yangterbagi
mejadi dua bagian, yaitu :
1. Tiga tempat untuk jenis alat potong luar dengan ukuran
12x12mm.Misal: pahat kanan luar, pahat potong, pahat ulir, dll.
2. Tiga tempat untuk jenis alat potong dalam dengan maksimum
diameter 8 mm. Misal: pahat kanan dalam, bor, center drill, pahat
ulir dalam, dll.
Untuk memutar toolturret digerakkan oleh step motor. Sedangkan cara
pengoperasian toolturret dapat dilaksanakan dengan cara manual dan
terprogram. Pengoperasian tool curent dengan cara manual :
1. Mesin pada fungsi manual
e. Cekam
Cekam pada Mesin Bubut berfungsi untuk menjepit benda kerja pada
saat proses penyayatan berlangsung. Kecepatan spindel Mesin Bubut ini
diatur menggunakan transmisi sabuk. Pada sistem transmisi sabuk dibagi
menjadi enam transmisi penggerak.
13
Gambar 2.11 Cekam
f. Meja mesin
Meja mesin atau sliding bed sangat mempengaruhi baik buruknya
hasil pekerjaan menggunakan Mesin Bubut ini, hal ini dikarenakan
gerakan memanjang eretan (gerakan sumbu Z) tertumpu pada kondisi
sliding bed ini. Jika kondisi sliding bed sudah aus atau cacat bisa
dipastikan hasil pembubutan menggunakan mesin ini tidak akan maksimal,
bahkan benda kerja juga rusak. Hal ini juga berlaku pada Mesin Bubut
konvensional.
14
Gambar 2.13 Kepala Lepas
Keterangan :
1. Saklar utama.
2. Lampu kontrol saklar utama.
3. Tombol emergensi.
4. Display untuk penunjukan ukuran.
5. Saklar pengatur kecepatan sumbu utama.
6. Amperemeter.
15
7. Saklar untuk memilih satuan metric atau inch.
8. Slot disk drive.
9. Saklar untuk pemindah operasi manual atau CNC (H=hand/manual, C=
CNC).
10. Lampu control pelayanan CNC.
11. Tombol START untuk eksekusi program CNC.
12. Tombol masukan untuk pelayanan CNC.
13. Display untuk penunjukan harga masing- masing fungsi (X, Z,F, H), dll.
14. Fungsi kode huruf untuk masukan program CNC.
15. Saklar layanan sumbu utama.
16. Saklar pengatur asutan.
17. Tombol koordinat sumbu X, Z.
16
Gambar berikut menjelaskan macam – macam bentuk pahat bubut dan benda kerja
yang dihasilkan. Bagian pahat yang bertanda bintang adalah pahat kanan, artinya
melakukan pemakanan dari kanan ke kiri saat proses pengerjaan.
Berdasarkan bentuknya, pahat bubut diatas dari kanan ke kiri adalah:
17
Fungsinya digunakan untuk membuat ulir, baik ulir tunggal maupun ulir
ganda. Bentuk pahat ulir harus sesuai dengan bentuk ulir yang diinginkan,
misalnya sudut ulir yang di inginkan 45˚ maka pahat yang harusnya dibuat
adalah memiliki sudut 45˚. Untuk itu diperlukan pengasahan pahat sesuai
dengan mal ulirnya. Standart sudut pahat ulir di lihat dari bentuknya di bagi
menjadi 2 : sudut metris 60˚ dan sudut ulir whitwoth 55°.
18
Fungsinya digunakan untuk pembubutan rata memanjang yang
pemakanannya di mulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi kepala
lepas. Pahat rata kiri ini memiliki sudut baji 55˚.
4. Pahat Bor
Ada tiga macam mata bor jika dilihat dari jenis batuan yang dibor, yaitu :
1. Mata bor untuk batuan lunak , bentuk gigi panjang dan langsing.
19
2. Mata bor untuk batuan sedang, bentuk gigi agak pendek dan tebal.
3. Mata bor untuk batuan keras, bentuk gigi pendek dan tebal.
Ukuran – ukuran pahat yang biasa dipakai :
Pahat 36” untuk pipa selubung 30”
Pahat 26” untuk pipa selubung 20”
Pahat 17. 1/2 untuk pahat selubung 13. 3/8”
Pahat 12. 1/4” untuk pipa selubung 9. 5/8”
Pahat 8. 1/2” untuk selubung 7”
Pahat 6” untuk pipa selubung 4.1/2”
5. Pahat Potong
Sesuai dengan namanya pahat ini memiliki fungsi yang digunakan untuk
memotong benda kerja. Setalah dilakukan pembubutan hingga hasil akhir
maka selanjutnya diteruskan dengan pemotongan benda kerja lihat gambar
dibawah ini bentuk pahat potong untuk bubut.
20
Tabel 2.1 Macam-Macam Kode CNC
a. Kode G
G 00 : Gerak lurus cepat ( tidak boleh menyayat)
G 01 : Gerak lurus penyayatan
G 02 : Gerak melengkung searah jarum jam (CW)
G 03 : Gerak melengkung berlawanan arah jarum jam (CCW)
G 04 : Gerak penyayatan (feed) berhenti sesaat
G 20 : Data input dalam inchi
G 21 : Baris blok sisipan yang dibuat dengan menekantombol ~ dan INP
G 25 : Memanggil program sub routine
G 27 : Perintah meloncat ke nomeor blok yang dituju
G 28 : Mengembalikan posisi pahat pada titik referensi (0)
G 33 : Pembuatan ulir tunggal
G 64 : Mematikan arus step motor
G 65 : Operasi disket (menyimpan atau memanggil program)
21
G 73 : Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal
G 78 : Siklus pembuatan ulir
G 81 : Siklus pengeboran langsung
G 82 : Siklus pengeboran dengan berhenti sesaat
G 83 : Siklus pengeboran dengan penarikan tatal
G 84 : Siklus pembubutan memanjang
G 85 : Siklus pereameran
G 86 : Siklus pembuatan alur
G 88 : Siklus pembubutan melintang
G 89 : Siklus pereameran dengan waktu diam sesaat
G 90 : Program absolut
G 91 : Program Incremental
G 92 : Penetapan posisi pahat secara absolut
G 98 : Feed per Menit
G 99 : Feed per revolution.
b. Kode M
M00 : Berhenti terprogram
M03 : Sumbu utama searah jarum jam
M 02 : Untuk menutup program
M 04 : untuk putaran spindle berlawanan arah jarum jam diikuti dengan
kode S untuk kecepatan putaran dalam mm/min atau inchi/min
M05 : Sumbu utama berhenti
M06 : Penghitungan panjang pahat, penggantian pahat
M08 : Untuk menghidupkan cairan pendingin (coolant)
M09 : Untuk menghentikan cairan pendinggin (coolant)
M 10 : Untuk membuka chuck
M 11 : Untuk Mengunci Chuck
M 13 : kombinasi antara kode M 03 dan M 08
M 14 : kombinasi antara kode M 04 dan M 08
M l7 : Perintah melompat kembali
22
M 22 : Titik tolak pengatur
M 23 : Titik tolak pengatur
M 26 : Titik tolak pengatur
M 30 : Untuk menutup program
M 38 : untuk membuka pintu pelindung
M 39 : Untuk menutup pintu pelindung
M 99 : Parameter lingkaran
M 98 :Kompensasi kelonggaran/ kocak Otomatis.
23
2.10 Kecepatan Potong dan Putaran Mesin
a. Kecepatan Potong
Kecepatan potong adalah suatu harga yang diperlukan dalam menentukan
kecpatan pada proses penyayatan atau pemotongan benda kerja. Harga
kecepatan potong tersebut ditentukan oleh jenis alat potong dan jenis
benda kerja yang dipotong.Adapun rumus dasar untuk menentukkan
kecepatan potong adalah :
𝑽𝑿𝑫𝑿𝑺
Vs = (m/menit)
𝟏𝟎𝟎𝟎
Keterangan :
Vs: kecepatan potong dalam m/menit
D : diameter pisau dalam mm
S : Kecepatan putar spindel dalam rpm
faktor-faktor yang mempengaruhi harga kecepatan potong
1). Bahan benda kerja/material
Semakin tinggi kekuatan bahan yang dipotong, maka hargakecepatan
potongnya semakin kecil
2). Jenis alat potong
Jemakin tinggi kekuatan alat potongnya, maka hargakecepatan
potongnya semakin besar.
3). besarnya kecepatan penyayatan/asutan
semakin besar jarak asutan, maka kecepatan potongnyasemakin kecil.
4). kedalaman penyayatan/pemotongan
semakin tebal penyayatan, maka harga kecepatanpotongnya semakin
kecil.
b. Jumlah Putaran
Jika harga kecepatan potong benda kerja diketahui maka jumlah putaran
sumbu utama dapat dihitung dengan ketentuan :
𝑉𝑐 𝑥 1000
n= (putaran/menit)
𝜋𝑑
24
c. Kecepatan Asutan
Secara teoritis kecepatan asutan bisa dihitung dengan rumus :
F = n x fpt x Zn
Keterangan :
n: jumlah putaran dalam put/menit
fpt :feed per teeth dalam mm
Zn :jumlah gigi pisau.
25
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
Alat yang digunakan selama praktikum Proses Produksi II (CNC
Simulator) adalah :
1. Laptop
Gambar 3. 1 Laptop
2. Peralatan gambar
Peralatan gambar meliputi pena, pensil, pengaris, penghapus serja jangka
Berfungsi untuk menggambar hasil benda kerja yang telah diperoleh dari
hasil simulasi program CNC
3. Modul praktikum
Berfungsi untuk menjalankan program CNC dalam bentuk jobsheet yang
akan dibuat nantinya sehingga dapat diproduksi masal.
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan selama praktikum Proses Produksi II (CNC
Simulator) adalah :
26
1. Millimeter Blok
Berfungsi untuk media gambar benda kerja agar lebih teliti dan jelas
dimana titiknya
27
BAB IV
PROSEDUR KERJA
28
d. Kecepatan putaran spindle (S100),
e. Memasang tool (M06 T..?) ,
f. Menghidupkan coolant(M08).
g. Harus di perhatikan setiap pembuatan program harus di awali
nomor program dan di awali tanda titik koma (;).
29
4.2 Program CNC Frais (Milling)
1. Tentukan jenis pengerjaan yang kita inginkan yaitu dengan cara :
Pilih Screen <Milling atau Turning
30
Gambar 4. 7 Kepala Program Milling
31
BAB V
PEMBAHASAN
3.1 Turning
A. Job Sheet 1
32
Gambar 5.3 Hasil CNC Benda Kerja Job Sheet 1
N01 01234 N25 X15;
N02 BILLET [X27 Z35]; N26 G01 X15 Z-16 F200;
N03 M03 S1000; N27 X20 Z-21 F200;
N04 M06 T0101; N28 G00 X20 Z0;
N05 G00 X0 Z1; N29 X13.5;
N06 G01 Z-1 F200; N30 G01 X13.5 Z-16 F200;
N07 X25; N31 G00 X15 Z0;
N08 Z-29.76; N32 X12.5;
N09 G00 X27 Z0; N33 G01 X12.5 Z-16 F200;
N10 X23; N34 G00 X13.5 Z0;
N11 G01 X23 Z-24.76 F200; N35 X11;
N12 G00 X25 Z0; N36 G01 X11 Z-4 F200;
N13 X21; N37 G00 X12.5 Z0;
N14 G01 X21 Z-24.76 N38 X8.5;
F200; N39 G01 X8.5 Z-2 F200;
N15 G00 X23 Z0; N40 G00 X11 Z0;
N16 X20; N41 X7.5;
N17 G01 X20 Z-24.76 F200; N42 Z-1;
N18 G00 X21 Z0; N43 G01 X12.5 Z-6 F200;
N19 X19; N44 G00 X27 Z0;
N20 G01 X19 Z-18.5 F200; N45 M06 T0909;
N21 G00 X20 Z0; N46 G00 X27 Z-32.76;
N22 X17; N47 G01 X18 F200;
N23 G01 X17 Z-17 F200; N48 X27;
N24 G00 X18 Z0; N49 Z0;
33
N50 M06 T0101; N58 M06 T0909;
N51 G00 X24.7 Z-24.76; N59 G00 X27 Z-32.76;
N52 G01 X25 Z-25.06 F200; N60 G01 X0 F200;
N53 G00 X25 Z0; N61 X27;
N54 Z-29.46; N62 G00 X27 Z0;
N55 G01 X24.7 Z-29.76 F200; N63 G28 X0 Z0;
N56 G00 X26 ; N64 M05;
N57 Z0; N65 M
B. Job Sheet 2
34
Gambar 5.6 Hasil CNC Benda Kerja Job Sheet 2
35
C. Job Sheet 3
36
N01 01234 N26 X8;
N02 BILLET [X25 Z60 N27 G01 X8 Z-21 F200;
F300]; N28 G03 X16 Z-25 R4
N03 M03 S1000; F300;
N04 M06 T0101; N29 G00 X13 Z0;
N05 G00 X0 Z1; N30 X4;
N06 G01 Z-1 F300; N31 G01 X4 Z-1 F200;
N07 X24; N32 G03 X8 Z-5 R4 F300;
N08 Z-51; N33 G00 X24 Z0;
N09 G00 X25 Z0; N34 M06 T0909;
N10 X21; N35 G00 X26 Z-54;
N11 G01 X21 Z-39 F300; N36 G01 X15 F300;
N12 G00 X25 Z0; N37 G00 X26;
N13 X18; N38 Z0;
N14 G01 X18 Z-39 F300; N39 M06 T0101;
N15 G00 X21 Z0; N40 G00 X24 Z-50;
N16 X16; N41 G01 X23 Z-51 F300;
N17 G01 X16 Z-37 F300; N42 G00 X26;
N18 G02 X24 Z-41 R4 N43 Z0;
F300; N44 M06 T0909;
N19 G00 X21 Z0; N45 G00 X26 Z-54;
N20 X13; N46 G01 X0 F300;
N21 G01 X13 Z-22 F300; N47 X26;
N22 G00 X16 Z0; N48 G00 X26 Z0;
N23 X10; N49 M05;
N24 G01 X10 Z-21 F300; N50 M30;
N25 G00 X13 Z0;
37
D. Job Sheet 4
38
N01 01234 N30 X13;
N02 BILLET [X27 Z60 N31 G01 X13 Z-30 F300;
F300]; N32 G00 X15 Z0;
N03 M03 S1000; N33 X11;
N04 M06 T0101; N34 G01 X11 Z-30 F300;
N05 G00 X0 Z1; N35 G00 X13 Z0;
N06 G01 Z-1 F300; N36 X10;
N07 X25; N37 G01 X10 Z-30 F300;
N08 Z-51; N38 X15;
N09 G00 X27 Z0; N39 G00 X25 Z0;
N10 X23; N40 M06 T0909;
N11 G01 X23 Z-44 F300; N41 G00 X10 Z0;
N12 G00 X25 Z0; N42 Z-24;
N13 X22; N43 G01 X5 F300;
N14 G01 X22 Z-43.5 F300; N44 X12;
N15 G00 X23 Z0; N45 G00 Z-23;
N16 X20; N46 G01 X5 F300;
N17 G01 X20 Z-42.5 F300; N47 X12;
N18 G02 X25 Z-45 R2.5 N48 G00 Z-15;
F300; N49 G01 X5 F300;
N19 G00 X27 Z0; N50 X12;
N20 X18; N51G00 Z-14;
N21 G01 X18 Z-33 F300; N52 G01 X5 F300;
N22 G00 X20 Z0; N53 X12;
N23 X16; N54 G00 X25 Z0;
N24 G01 X16 Z-31 F300; N55 M06 T0101;
N25 G00 X18 Z0; N56 G00 X8 Z0;
N26 X15; N57 G01 Z-3 F300;
N27 G01 X15 Z-30 F300; N58 G00 X10 Z0;
N28 X20 Z-35; N59 X6;
N29 G00 X16 Z0; N60 G01 X6 Z-2 F300;
39
N61 G00 X8 Z0; N71 G00 X27 Z0;
N62 X5; N72 M06 T0909;
N63 G01 X5 Z-1 F300; N73 G00 X27 Z-54;
N64 X10 Z-6; N74 G01 X0 F300;
N65 Z-30; N75 X27;
N66 X15; N76 G00 X27 Z0;
N67 X20 Z-35; N77 G28 X0 Z0;
N68 Z-42.5; N78 M05;
N69 G02 X25 Z-45 R2.5 N79
F300; M30
N70 G01 Z-51 F300;
3.2 Frais
A. Job sheet 1
40
Gambar 5.14 Gerak Pemakanan Benda Kerja Milling Job Sheet 1
41
N10 G01 X30 Y-7 C30 N27 G00 X-8 Y30;
F200; N28 G03 I38 J0 F200;
N11 X67 Y30 C30 N29 G00 X-5 Y30;
F200; N30 Z-5;
N12 X30 Y67 C30 N31 G03 I35 J0 F200;
F200; N32 G00 X-5 Y30;
N13 X-7 Y30 C30 F200; N33 Z-7;
N14 Z-5; N34 G03 I35 J0 F200;
N15 G01 X30 Y-7 C30 N35 G00 X-5 Y30;
F200; N36 Z-9;
N16 X67 Y30 C30 N37 G03 I35 J0 F200;
F200; N38 G00 X-9 Y30;
N17 X30 Y67 C30 N39 Z-5;
F200; N40 G03 I39 J0 F200;
N18 X-7 Y30 C30 F200; N41 G00 X-9 Y30;
N19 G00 X-7 Y30 Z10 ; N42 Z-7;
N20 X30 Y9; N43 G03 I39 J0 F200;
N21 Z-3; N44 G00 X-9 Y30;
N22 G03 I0 J21 F200; N45 Z-9;
N23 G00 X30 Y9 Z10; N46 G03 I39 J0 F200;
N24 X0 Y30; N47 M05;
N25 Z-3 N48 M30;
N26 G03 I30 J0 F200;
42
B. Job Sheet 2
43
Gambar 5.18 Hasil CNC Benda Kerja Milling Job Sheet 2
N01 O1234; N24 Y65;
N02 BILLET [X100 Y70 N25 X5;
Z30]; N26 Y5;
N03 G90 G21 G28 X0 Y0 N27 Z-10;
Z0; N28 X95;
N04 M03 S1000; N29 Y65;
N05 M06 T0101; N30 X5;
N06 G00 X0 Y5 Z0; N31 Y5;
N07 G01 Z-2 F100; N32 G00 Z1;
N08 X95; N33 X35 Y30;
N09 Y65; N34 G01 Z-2 F100;
N10 X5; N35 X65;
N11 Y5; N36 Y40;
N12 Z-4; N37 X35;
N13 X95; N38 Z-4;
N14 Y65; N39 Y30;
N15 X5; N40 X65;
N16 Y5; N41 Y40;
N17 Z-6; N42 X35;
N18 X95; N43 Z-5;
N19 Y65; N44 Y30;
N20 X5; N45 X65;
N21 Y5; N46 Y40;
N22 Z-8; N47 X35;
N23 X95; N48 G00 Z1;
44
N49 X3 Y20; N79 X31 Y65 R19 F100;
N50 Z-2 ; N80 G01 X18;
N51 G01 X18 Y5 F100; N81 X5 Y52;
N52 X82; N82 Y40;
N53 X95 Y18; N83 G02 X5 Y30 I0 J-5
N54 Y30; F100;
N55 G02 X95 Y40 I0 J5 N84 G01 Y18 F100;
F100; N85 Z-6;
N56 G01 Y52 F100; N86 G01 X18 Y5 F100;
N57 X82 Y65; N87 X82;
N58 X69; N88 X95 Y18;
N59 G02 X50 Y56 R19 N89 Y30;
F100; N90 G02 X95 Y40 I0 J5
N60 X31 Y65 R19 F100; F100;
N61 G01 X18; N91 G01 Y52 F100;
N62 X5 Y52; N92 X82 Y65;
N63 Y40; N93 X69;
N64 G02 X5 Y30 I0 J-5 N94 G02 X50 Y56 R19
F100; F100;
N68 G01 Y18 F100; N95 X31 Y65 R19 F100;
N69 Z-4 ; N96 G01 X18;
N70 X18 Y5 F100; N97 X5 Y52;
N71 X82; N98 Y40;
N72 X95 Y18; N99 G02 X5 Y30 I0 J-5
N73 Y30; F100;
N74 G02 X95 Y40 I0 J5 N100 G01 Y18 F100;
F100; N101 Z-8;
N75 G01 Y52 F100; N102 G01 X18 Y5 F100;
N76 X82 Y65; N103 X82;
N77 X69; N104 X95 Y18;
N78 G02 X50 Y56 R19 N105 Y30;
F100;
45
N106 G02 X95 Y40 I0 J5 N132 G01 Y18 F100;
F100; N133 G00 Z1;
N107 G01 Y52 F100; N134 X0 Y0;
N108 X82 Y65; N135 G01 Z-12 F100;
N109 X69; N136 X82;
N110 G02 X50 Y56 R19 N137 X100 Y18;
F100; N138 Y30;
N111 X31 Y65 R19 F100; N139 G02 X100 Y40 I0 J5
N112 G01 X18; F100;
N113 X5 Y52; N140 G01 Y52 F100;
N114 Y40; N141 X82 Y70;
N115 G02 X5 Y30 I0 J-5 N142 X18;
F100; N143 X0 Y52;
N116 G01 Y18 F100; N144 Y40;
N117 Z-10; N145 G02 X0 Y30 I0 J-5
N118 G01 X18 Y5 F100; F100;
N119 X82; N146 G01 Y18;
N120 X95 Y18; N147 X18 Y0;
N121 Y30; N148 Z-14;
N122 G02 X95 Y40 I0 J5 N149 X82;
F100; N150 X100 Y18;
N123 G01 Y52 F100; N151 Y30;
N124 X82 Y65; N152 G02 X100 Y40 I0 J5
N125 X69; F100;
N126 G02 X50 Y56 R19 N153 G01 Y52 F100;
F100; N154 X82 Y70;
N127 X31 Y65 R19 F100; N155 X18;
N128 G01 X18; N156 X0 Y52;
N129 X5 Y52; N157 Y40;
N130 Y40; N158 G02 X0 Y30 I0 J-5
N131 G02 X5 Y30 I0 J-5 F100;
F100; N159 G01 Y18;
46
N160 X18 Y0; N188 X82;
N161 Z-16; N189 X100 Y18;
N162 X82; N190 Y30;
N163 X100 Y18; N191 G02 X100 Y40 I0 J5
N164 Y30; F100;
N165 G02 X100 Y40 I0 J5 N192 G01 Y52 F100;
F100; N193 X82 Y70;
N166 G01 Y52 F100; N194 X18;
N167 X82 Y70; N195 X0 Y52;
N168 X18; N196 Y40;
N169 X0 Y52; N197 G02 X0 Y30 I0 J-5
N170 Y40; F100;
N171 G02 X0 Y30 I0 J-5 N198 G01 Y18;
F100; N199 X18 Y0;
N172 G01 Y18; N200 G00 Z1;
N173 X18 Y0; N201 G28 X0 Y0 Z0;
N174 Z-18; N202 T0202;
N175 X82; N203 G00 X5 Y5;
N176 X100 Y18; N204 G01 Z-20 F100;
N177 Y30; N205 G00 Z1;
N178 G02 X100 Y40 I0 J5 N206 X95 Y5;
F100; N207 G01 Z-20 F100;
N179 G01 Y52 F100; N208 G00 Z1;
N180 X82 Y70; N209 X95 Y65;
N181 X18; N210 G01 Z-20 F100;
N182 X0 Y52; N211 G00 Z1;
N183 Y40; N212 X5 Y65;
N184 G02 X0 Y30 I0 J-5 N213 G01 Z-20;
F100; N214 G00 Z1;
N185 G01 Y18; N215 G28 X0 Y0 Z0;
N186 X18 Y0; N216 M05;
N187 Z-20; N217 M30;
47
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Adapun saran yang dapat di ambil penulis selama pratikum proses produksi II,
CNC simulator adalah :
1. Era 1960-an mulai dipelajari oleh U.S. Airforce untuk merancang komponen
pesawat terbang.Kemampuan ini dapat menghemat biaya untuk pemesinan
presisi berbentuk contour. Pada 1947, Parson mengemukakan ide pembuatan
kurva data 3-axis secara otomatis dan menggunakan data untuk mengkontrol
mesin. Parson menggunakan punched card untuk mengontrol posisi mesin.
Pada 1949,Parson dan U.S. Airforce menciptakan prototipe programmable
milling machine. Pada 1952, awal mulanya ditampilkan mesin milling NC
“three-axis Cincinnati Hydrotel”. Dewasa ini, pasaran mesin NC di Amerika
masih di dominasi oleh mesin buatan Jepang. CNC singkatan dari Computer
Numerically Controlled, merupakan mesin perkakas yang dilengkapi dengan
sistem mekanik dan kontrol berbasis komputer yang mampu membaca
instruksi kode N, G, F, T, dan lain-lain, dimana kode-kode tersebutakan
menginstruksikan ke mesin CNC agar bekerja sesuai dengan program benda
kerja yang akan dibuat. Secara umum cara kerja mesin perkakas CNC tidak
berbeda dengan mesin perkakas konvensional.
2. Metode Pemrograman.
Metode pemrograman dalam mesin CNC ada dua,yaitu:
Metode Incremental
Adalah suatu metode pemrograman dimana titik referensinya selalu
berubah, yaitu titik terakhir yang dituju menjadi titik referensi baru untuk
ukuran berikutnya.
Sebelum mempelajari sistem penyusunan program terlebih dahulu harus
memahami betul sistem persumbuan mesin bubut CNC-TU2A. Ilustrasi
Gambar di bawah ini adalah skema eretan melintang dan eretan memanjang,
di mana mesin dapat diperintah bergerak sesuai program
48
Metode Absolut
Adalah suatu metode pemrograman di mana titik referensinya selalu tetap
yaitu satu titik / tempat dijadikan referensi untuk semua ukuran.
3. Penempatan jalur pemakanan harus di perhatikan dan diperhitungkan karena
dengan penempatan jalur gerak makan tool yang benar dapat mempersingkat
langkah kerja program.
4. Perhitungan koordinat harus diperhitungkan dengan benar, jika tidak
program tidak akan jalan.
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat di ambil penulis selama pratikum proses produksi II,
CNC simulator adalah :
Diharapkan agar mesin CNC di perbaiki agar praktikan bisa langsung praktek
menggunakan mesin CNC.
Diharapkan untuk tidak mengunakan bantuan elektronik berupa handphone
dan flaskdisk
Diharapkan untuk menjaga sopan santun dan sikap saat berada dalam
labrotatorium CAD,CAM,dan CNC
49
DAFTAR PUSTAKA
http://aditya89.wordpress.com/2008/02/21/artikel- mesin-cnc/
http://id.wikipedia.org/wiki/CNC
http://irfanproject07.blogspot.com/
http://hafizarmunsa.blogspot.com/2014/11/jenis-jenis-serta-kegunaan-pahat-
pada.html
Masnur, dedy. 2013. Modul Praktikum Mesin CNC 1. Pekabaru : Universitas
Riau
50
LAMPIRAN
51