Askep Hepatitis Dan Sirosis Hepatis
Askep Hepatitis Dan Sirosis Hepatis
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan pola nafas berbubungan dengan keterbatasan ekspansi dada
karena hidrotoraks dan ascites.
b. Perubahan status nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat (anoreksia, nausea, vomitus).
c. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi cairan karena aldosteron
menigkat, dan tekanan osmotic koloid menurun.
d. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan pruritus.
e. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipoksia akibat hipoventilasi.
f. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan metabolisme tubuh meningkat
sehingga produksi energi kurang, anemia, ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit.
g. Nyeri berhubungan dengan peningkatan trigliserida yang mengakibatkan
hepatomegali.
h. Perdarahan berhubungan dengan penurunan absorbsi vit. K dan terjadinya
hemoroid.
i. Anemi berhubungan dengan perdarahan dan gangguan produksi sel darah merah
akibat splenomegali.
j. Potensial infeksi berhubungan dengan perubahan metabolism protein, fungsi
fagosit hepar lumpuh, kurangnya leukosit (akibat splenomegali).
3. Intervensi Keperawatan
a. Diagnosa keperawatan : Ketidakefektifan pola nafas berbubungan dengan
keterbatasan ekspansi dada karena hidrotoraks dan asites.
Tujuan : Pola nafas kembali efektif
Kriteria hasil : Bebas dispnea dan sianosis, GDA dalam rentang normal, pola
nafas efektif, kapasitas vital alam rentang normal.
Intervensi Rasional
Kolaborasi
1) Berikan tambahan O2 1) Mungkin perlu mengobati/mencegah
sesuai indikasi. hipoksia. Bila pernapasan/oksigenasi
tidak adekuat, ventilasi mekanik sesuai
2) Penanganan ascites; kebutuhan.
istirahat dan diet rendah 2) Bila istirahat dan diet rendah garam
garam. tidak dapat mengatasi, diberikan
pengobatan diuretik berupa
spironolakton 50-100 mg/hari (awal)
dan dapat ditingkatkan sampai 300
mg/hari bila setelah 3-4 hari tidak
Mandiri terdapat perubahan.
1) Pertahankan kepala tempat
tidur tinggi. Posisi miring. 1) Memudahkan pernafasan dengan
menurunkan takanan pada diafragma
2) Awasi frekuensi, dan meminimalkan ukuran aspirasi
kedalaman dan upaya secret.
pernafasan. 2) Pernafasan dangkal cepat/dispnea
mungkin ada sehubungan dengan
3) Selidiki perubahan tingkat hipoksia dan atau akumulasi cairan
kesadaran dalam abdomen.
3) Perubahan mental dapat menunjukkan
hipoksemia dan gagal pernafasan yang
sering disertai koma hepatik.
b. Diagnosa keperawatan : Perubahan status nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat (anoreksia, nausea, vomitus)
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : Tidak mengalami tanda malnutrisi lebih lanjut (mata tidak
cowong, turgor kulit baik, tidak terjadi anemia), menunjukkan peningkatan berat
badan progresif mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal.
Intervensi Rasional
Kolaborasi
Konsul denga ahli diet untuk emberikan diet Kalori dibutuhkan pada kebanyakan pasien
tinggi dalam kalori dan karbohidrat sederhana, yang pemasukannya dibatasi, karbohidrat
rendah lemak dan tinggi protein sedang; batasi memberi ennergi siap pakai. Lemak sulit
natrium bila perlu. Berikan tambahan cairan diserap. Protein diperlukan untuk
sesuai indikasi. menurunkan edema dan meningkatkan
regenerasi sel hati. Catatan: Protein dan
makanan tinggi ammonia dibatasi bila kadar
ammonia meninggi atau pasien mempunyai
tanda klinis ensefalopati hepatic.
Glukosa menuurn karena gangguan
Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh glikogenesis, penurunan simpanan glikogen,
glukosa serum, albumin, total protein, amonia atau masukan tak adekuat. Protein menurun
karena gangguan metabolism, penurunan
sintesis hepatic, atau ascites. Peningkatan
kadar ammonia perlu pembatasan masukan
protein untuk mencegah komplikasi serius.
Hati yang rusak tidak dapat menyimpan
Berikan obat sesuai dengan Vitamin A, B kompleks, D dan K, juga
indikasi: Tambahan vitamin, thiamin, besi, terjadi kekurangan besi dan asam folat yang
asam folat dan Enzimpencernaan menimbulkan anemia. Dan meningkatkan
pencernaan lemak dan dapat menurunkan
diare.
Untuk menghilangkan mual atau muntah dan
Pemberian antiemetik dapat meningkatkan pemasukan oral.
Mandiri Meminimalkan anoreksia dan mual
Berikan makanan sedikit dan sering sesuai sehubungan dengan status uremik.
dengan diet. Memberikan informasi tentang kebutuhan
Ukur masukan diet harian dengan jumlah pemasukan atau defisiensi.
kalori. Diet yang tepat penting untuk penyembuhan.
Bantu dan dorong pasien untuk makan; Pasien mungkin makan lebih baik bila
jelaskan alasan tipe diet. Beri pasien makan keluarga terlibat dan makanan yang disuka
bila pasien mudah lelah, atau biarkan orang sebanyak mungkin.
terdekat membantu pasien. Pertimbangkan
makanan yang disukai. Pasien mungkinmencungkil atau hanya
Dorong pasien untuk makan semua makanan makan sedikit gigitan karena kehilangan
atau makanan tambahan. minat pada makanan dan mengalami mual,
kelemahan umum, malaise.
Perdarahan dari varises esophagus dapat
Berikan makanan halus, hindari makanan terjadi pada sirosis berat.
kasar sesuai indikasi.