Studi Pengamatan
Studi Pengamatan
I. PENDAHULUAN
Perubahan bidang kesehatan di Indonesia saat ini terjadi begitu pesat, persaingan bebas terjadi di semua
tatanan kesehatan terutama rumah sakit. Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari system
kesehatan di sebuah rumah sakit. Pelayanan keperawatan merupakan kegiatan yang selalu ada yaitu
selama 24 jam di rumah sakit, sehingga baik buruknya sebuah rumah sakit sangat dipengaruhi oleh
kualitaspelayanan keperawatan. Untukmempertahankan eksistensinya dalam persaingan bebas ini
adalah dengan cara meningkatkan kepuasan pelanggan (pasien dan keluarga). Kepuasan pasien tersebut
bisa dicapai diantaranya dengan meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Kualitas pelayanan
keperawatan diantaranya ditentukan oleh manajemen asuhan keperawatan yaitu suatu pengelolaan
Sumber Daya Manusia (SDM) keperawatan. Dalam menjalankan kegiatan keperawatan dapat
digunakan metoda proses keperawatan untuk menyelesaikan masalah pasien. Dengan demikian dalam
pengelolaan asuhan keperawatan ini terdapat hubungan antara perawat dan pasien baik langsung
ataupun tidak angsung.
Ada tiga komponen penting dalam manajemen asuhan keperawatan yang salah satunya adalah Sistem
engorganisasian dalam pemberian asuhan keperawatan (Marquis & Huston, 1998). Salah satu dari
beberapa sistem tersebut adalah Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP). Penerapan MPKP di
umah sakit bermacam Pengembangan MPKP di berbagai negara lebih menekankan pada aspek proses
keperawatan. Hal tersebut terjadi karena struktur yang ada sudah memungkinkan terciptanya pemberian
asuhan keperawatan profesional. Analisis tentang struktur dan proses pemberian asuhan keperawatan
yang ada di rumah sakit-rumah sakit Indonesia, sulit untuk menerapkan proses seperti yang dilakukan
di luar negeri. Kondisi saat ini dilihat dari struktur, mayoritas tenaga adalah lulusan SPK dan DIII
Keperawatan, jumlah tenaga tidak berdasarkan derajat ketergantungan pasien, kurang mampu
melakukan tindakanterapi keperawatan tetapi lebih pada tindakan kolaborasi, kurang mampu
mengintroduksi hal-hal baru dan cenderung bekerja secara rutin, kurang mampu menunjukkan
kemampuan kepemimpinan dan tidak ada otonomi dalam mengambil keputusan untuk asuhan
keperawatan klien. (Sitorus, 2006)
Saat ini praktek pelayanan keperawatan di rumah sakit belum mencerminkan praktek pelayanan
profesional dimana aktivitas keperawatan belum sepenuhnya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan
pasien. MPKP merupakan salah satu upaya meningkatkan praktek pelayanan keperawatan di rumah
Sakit. MPKP yang pertama kali diterapkan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr Cipto
Mangunkusumo (RSCM) masih mengalami hambatan yaitu penerapan proses keperawatan yang belum
optimal yang disebabkan jumlah perawat yang belum seimbang dengan beban kerja perawat. Metoda
pemberian asuhan keperawatan yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada upaya
pemenuhan kebutuhan klien, melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas.
Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) diaplikasikan dalam bentuk model Keperawatan
Primer adalah metode pemberian asuhan keperawatan komprehensif. Metode Keperawatan Primer
adalah metode pemberian asuhan keperawatan komprehensif yang merupakan penggabungan model
praktik keperawataan profesional. Setiap perawat profesional
bertanggung jawab terhadap asuhan keparawatan pasien yang menjadi tanggung jawabnya. perawat
primer bertanggung jawab memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh dengan menulis asuhan
keperawatan, mulai pengkajian sampai perencanaan keperawatan selama 24 jam
sejak pasien mulai dirawat sampai pulang (Huber, 2000).
Modifikasi kuantitas dan kualifikasi tenaga dan berbagai persyaratan yang berhubungan dengan MPKP
seperti sarana, pengorganisasian, standar dokumentasi, menjadikan model asuhan bukan MPKP yaitu
ada berbagai macam jenis modifikasi sesuai kondisi yang ada, misalnya modifikasi
tim dan modifikasi perawat primer.
Ganbaran Umum
Kapasitas Tempat Tidur : 30 TT terbagi atas 8 TT Ruang Laki – laki, 8 TT Ruang Wanita, 8 TT Ruang
anak, 2 TT Ruang Kelas I, 1 TT Ruang VIP, 3 TT di Ruang Rawat Inap Kebidanan
Dari jumlah Tenaga maka didapatkan Rasio Perawat : TT adalah 1 : 3,75, 1 perawat menangani 3,75
Bed
Model asuhan keperawatan menggunakan metode tim yang dimodifikasi dengan fungsional, yaitu pada
saat shift pagi kepala ruang merangkap ketua tim membagi tugas sesuai dengan jumlah pasien pada
saat shift bersangkutan, pada saat shift siang dan malam menggunakan metode fungsional, setiap
perawat melaksanakan perasat sesuai dengan kesepakatan, contohnya peawat 1 bertugas konsul terapi
sampai dengan pemberian terapi, perawat 2 melaksanakan perasat tambahan seperti memberikan
penyuluhan dan mengerjakan laporan jaga.
Model dokumentasi asuhan keperawatan belum lengkap dan belum dipakai secara menetap, hanya saat
ada mahasiswa praktik saja. Form pasien berisi Inform consent, Pengkajian, advis dokter dan tindakan
perawat, Evaluasi dan blanko pemeriksaan tambahan. Lembar rekam medik belum dilengkapi dengan
format askep yang lengkap.
Model koordinasi perawat belum pernah melaksanakan operan timbang terima yang sesuai standart
manajemen keperawatan, belum menerapkan morning report dan ronde keperawatan, alasannya tidak
ada waktu dan kualifikasi tenaga masih kurang. Bed side teaching hanya dilaksanakan jika ada
mahasiswa prktik saja, belum ada agenda khusus untuk staff keperawatan
III. PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
Swanburg. C. Russell. Alih Bahasa Samba.Suharyati. (2000). Pengantar kepemimpinan dan
Manajemen Keperawatan, Untuk Perawat Klinis. EGC. Jakarta
La Monica L. Elaine. Alih Bahasa Nurachmah. Elly. (1998). Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan, Pendekatan Berdasarkan Pengalaman. EGC. Jakarta
…… …Manajemen Bidang Keperawatan. (2000) Pusat Pengembangan keperawatan
Carolus. Jakarta
Sahar, Juniati, Kumpulan Makalah Manajemen. (1995). PSIK FK UI. Jakarta