Anda di halaman 1dari 5

BIOMEDIK

MENCARI DAN MENGANALISIS ARTIKEL PENYAKIT


HIPERSENSITIVITAS

Oleh
Nama :Kristian Dwi Cahya
Nim :1821B0017
Prodi :Ilmu Kesehatan Masyarakat

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

SURYA MITRA HUSADA

KEDIRI

2018
HIPERSENSITIVITAS
Hipersensitivitas adalah reaksi berlebihan, tidak diinginkan karena terlalu
senisitifnya respon imun (merusak, menghasilkan ketidaknyamanan, dan terkadang
berakibat fatal) yang dihasilkan oleh sistem imun.
HIPERSENSITIVITAS Dibagi menjadi empat tipe:
1. Hipersensitivitas Tipe 1 (Reaksi Cepat)
Reaksi yang muncul segera setelah alergen masuk dalam tubuh. Disebut juga
reaksi alergi, reaksi anafilaksis dan immediate(segera) hypersensitivity.Reaksi
ini dapat mengakibatkan gejala yang beragam, mulai dari ketidaknyamanan kecil
hingga kematian. Waktu reaksi berkisar antara 15-30 menit setelah terpapar
antigen, namun terkadang juga dapat mengalami keterlambatan awal hingga 10-
12 jam. Hipersensitivitas tipe I diperantarai oleh imunoglobulin E (IgE).
Komponen seluler utama pada reaksi ini adalah sel mast atau basofil. Reaksi ini
diperkuat dan dipengaruhi oleh trombosit, neutrofil, dan eosinofil.Pengobatan
yang dapat ditempuh untuk mengatasi hipersensitivitas tipe I adalah
menggunakan anti-histamin untuk memblokir reseptor histamin, penggunaan
Imunoglobulin G (IgG), hyposensitization (imunoterapi atau desensitization)
untuk beberapa alergi tertentu.
2. Hipersensitivitas Tipe 2 (reaksi sitotoksik atau sitolitik)
Terjadi karena dibentuk antibodi jenis IgG(ImunoglobulinG)atau
IgM(ImunoglobulinM)terhadap antigen yang merupakan bagian sel pejamu,pada
permukaan sel dan matriks ekstraseluler. Kerusakan akan terbatas atau spesifik
pada sel atau jaringan yang secara langsung berhubungan dengan antigen
tersebut.Hipersensitivitas dapat melibatkan reaksi komplemen (atau reaksi silang)
yang  berikatan dengan antibodi sel sehingga dapat pula menimbulkan kerusakan
jaringan. Beberapa tipe dari hipersensitivitas tipe II adalah: a. Pemfigus (IgG
bereaksi dengan senyawa intraseluler di antara sel epidermal),  b. Anemia
hemolitik autoimun (dipicu obat-obatan seperti penisilin yang dapat menempel
pada permukaan sel darah merah dan berperan seperti hapten untuk  produksi
antibodi kemudian berikatan dengan permukaan sel darah merah dan
menyebabkan lisis sel darah merah), dan c. Sindrom Goodpasture (IgG bereaksi
dengan membran permukaan glomerulus sehingga menyebabkan kerusakan
ginjal)
3. Hipersensitivitas tipe III
merupakan hipersensitivitas kompleks imun. Hal ini disebabkan adanya
pengendapan kompleks antigen-antibodi yang kecil dan terlarut di dalam
jaringan. Hal ini ditandai dengan timbulnya inflamasi atau peradangan. Pada
kondisi normal, kompleks antigen-antibodi yang diproduksi dalam jumlah besar
dan seimbang akan dibersihkan dengan adanya fagosit. Namun, kadang-kadang,
kehadiran  bakteri, virus, lingkungan, atau antigen (spora fungi, bahan sayuran,
atau hewan) yang  persisten akan membuat tubuh secara otomatis memproduksi
antibodi terhadap senyawa asing tersebut sehingga terjadi pengendapan kompleks
antigen-antibodi secara terus-menerus. Hal ini juga terjadi pada penderita
penyakit autoimun. Pengendapan kompleks antigen-antibodi tersebut akan
menyebar pada membran sekresi aktif dan di dalam saluran kecil sehingga dapat
memengaruhi beberapa organ, seperti kulit, ginjal, paru-paru, sendi, atau dalam
bagian koroid pleksus otak
MACAM-MACAM ALERGI
1.Alergi makanan adalah merupakan respon alamiah imun tubuh yang bersifat
negatif terhadap protein dari makanan yang kita konsumsi. Intolerance atau alergi
terhadap jenis makanan, umumnya dapat berpengaruh pada siapa saja serta dapat
menimbulkan reaksi yang berbeda pada tiap individunya.Maka tidak semua
intolerance atau alergi makanan itu nantinya dapat menyebabkan terganggunya sistem
imunitas tubuh manusia.makanan yang paling banyak menyebabkan reaksi alergi
yaitu makanan yang berasal dari laut, seperti udang, lobster, kepiting, ikan dan telur,
kacang polong Pada anak-anak, penyebab alergi makanan yang paling sering yaitu
telur, susu, kacang, dan
2.Alergi obat-obatan Jenis alergi ini disebabkan oleh penggunaan obat-obatan
tertentu. Reaksi alergi obat merupakan reaksi alergi di mana system kekebalan tubuh
bereaksi secara berlebihan terhadap obat-obatan tertentu yang dikonsumsi oleh
seseorang. yang diberikan tubuh pun sangat keras. Contohnya dapat menyebabkan
gatal-gatal, terdapat bercak- bercak merah pada kulit, mual dan muntah. Obat yang
berpotensi menimbulkan alergi antara lain antibiotic alergi (sulfonamid), vaksin , dan
obat non alergik ( kontras x-ray, aspirin, antibiotic, dan obat tekanan darah tinggi.
 3.Alergi debu Alergi debu disebabkan ketidakbiasaan tubuh dalam menerima
kehadiran debu. Hal ini dapat menimbulkan penderita dapat mengalami bersin-bersin
dalam frekuensi yang sering, flu, rasa gatal, dan hidung tersumbat.
4.Alergi suhu udara (dingin/panas) Alergi ini diakibatkan oleh alergen udara.
Ketidakmampuan sistem imun menerima udara dingin misalnya dapat mengakibatkan
jaringan dalam hidung menjadi  bengkak, sehingga hidung pun menjadi tersumbat.
Alergi dingin terjadi karena  pelepasan histamine dalam jumlah yang cukup besar
yang kemudian menyerang system kekebalan tubuh. Reaksi terjadi ketika seseorang
terkena paparan langsung udara dingin atau air dingin atau ketika terjadi suatu
perubahan suhu yang drastic. Gejala yang dapat dialami jika seseorang menderita
alergi udara adalah seringnya mengalami bersin-bersin, gatal-gata, mata merah dan
berair. Dalam kondisi tertentu, mucul alergi yang disebut urtikaria. Gejalanya adalah
gatal-gatal dan muncul bentol akibat udara dingin. Jenis alergi ini sering dialami
orang-orang yang tinggal di negara tropis. Biasanya, penderita biduran (nama lain
alergi ini) memiliki jaringan kulit yang sensitif. Biduran ini muncul karena tubuh
mengeluarkan histamin (salah satu zat  pelindung tubuh) berlebih untuk
mempertahankan tubuh dari suhu rendah. Akibatnya, muncul bercak kemerahan dan
bengkak. Jika dibiarkan, produksi histamin berlebih ini dapat menimbulkan sesak
napas dan pelebaran pembuluh darah.
5.Alergi musiman & Alergi yang terjadi terus menerus Musiman (hay fever)
yang umumnya disebabkan kontak dengan allergen dari luar rumah seperti benang
sari, debu, polusi udara atau asap. Serta Rinitis Alergi yang terjadi terus menerus
(parennial) yang diakibatkan karena kontak dengan allergen yang sering berada di
rumah misalnya kutu debu rumah, debu parabot, bulu binatang  peliharaan serta bau-
bauan yang menyengat
6.Alergi zat kimia tertentu
7.Adapun penyakit-penyakit yang disebabkan
oleh reaksi alergi :
•Konjungtivitis
•Asma
•Rinitis
•Anafilaktic shock,Suatu reaksi alergi yang parah dan berpotensi mengancam nyawa.
Definisi Reaksi Alergi (Reaksi Hipersensitivitas) adalah reaksi-reaksi dari sistem
kekebalan yang terjadi ketika jaringan tubuh yang normal mengalami cedera/terluka.
Mekanisme dimana sistem kekebalan melindungi tubuh dan mekanisme dimana
reaksi hipersensitivitas bisa melukai tubuh adalah sama. Karena itu reaksi alergi juga
melibatkan antibodi, limfositdan sel-sel lainnya yang merupakan komponen dalam
system imun yang berfungsi sebagai pelindung yang normal pada sistem kekebalan.
Gejala
Reaksi alergi bisa bersifat ringan atau berat. Kebanyakan reaksi terdiri dari mata
berair,mata terasa gatal dan kadang bersin. Pada reaksi yang esktrim bisa terjadi
gangguan pernafasan, kelainan fungsi jantung dan tekanan darah yang sangat
rendah, yang menyebabkan syok. Reaksi jenis ini disebut anafilaksis, yang bisa
terjadi pada orang-orang yang sangat sensitif, misalnya segera setelah makan
makanan atau obat-obatan tertentu atau setelah disengat lebah, dengan segera
menimbulkan gejala.

ALERGI DEBU

Alergi debu adalah salah satu jenis alergi yang umum terjadi. Alergi terjadi ketika
sistem imun tubuh kita bereaksi berlebihan terhadap substansi yang sebenarnya tidak
berbahaya. Debu adalah salah satu contoh alergen yang memicu sistem imun
menghasilkan histamin dan menimbulkan gejala-gejala alergi yang Anda
kenal.Kotoran tungau debu tersebut kemudian dapat terhirup atau tersentuh kulit
sehingga memicu respon protektif tubuh berupa pelepasan histamin. Lantas timbul lah
gejala seperti bersin-bersin, batuk, mata merah dan berair, gatal dan ruam merah pada
kulit hingga serangan asma.

Apa penyebab alergi debu?

Tungau debu (Dermatophagoides farinae) menjadi penyebab umum alergi debu di


dalam rumah. Di samping tungau debu, partikel-partikel debu lainnya seperti spora
dari jamur yang biasa hinggap pada dinding maupun furniture rumah, bulu hewan
peliharaan dan serpihan-serpihan dari kecoak yang telah lama mati juga dapat menjadi
penyebab timbulnya reaksi alergi.

Gejala alergi debu:

 Bersin-bersin
 Hidung mampat atau berair
 Mata merah, gatal, dan berair
 Batuk-batuk
 Sesak napas dan dada terasa berat
 Napas menjadi pendek-pendek dan berbunyi
 Gatal-gatal pada kulit
Cara mencegah alergi debu

 Hindari penggunaan karpet yang berbulu, terutama di kamar tidur.


 Bersihkan rumah Anda secara teratur.
 Menjauhkan hewan peliharaan dari penderita alergi debu juga bisa mencegah
timbulnya gejala alergi, karena kulit mati dan bulu hewan juga dapat
memicu alergi.
 Bersihkan sprei serta sarung bantal guling sesering mungkin dan cuci
menggunakan air panas. Tempat tidur menjadi salah satu tempat favorit
tungau debu karena banyak kulit mati yang terlepas saat kita tidur.

Solusi dan Mengatasi


Cuci semua perlengkapan tempat tidur seperti seprai, selimut dan sarung bantal
dengan air panas setidaknya seminggu sekali. Jangan lupa pula untuk ikut menjemur
bantal dan kasur yang digunakan di bawah sinar matahari secara rutin. Mulai dengan
hidup sehat

Anda mungkin juga menyukai