Anda di halaman 1dari 11

NEOPLASMA

A. Pengertian
a. Neoplasma ialah masa jaringan yang abnormal, tumbuh berlebihan, tidak
terkordinasi dengan jaringan normal dan tumbuh terus- menerus meskipun rangsang
yang menimbulkan telah hilang. Sel neoplasma mengalami transformasi oleh karena
mereka terus- menerus membelah. Pada neoplasma, proliferasi berlangsung terus
meskipun rangsang yangmemulainya telah hilang. Proliferasi demikian disebut
proliferasi neoplastik, yang mempunyai sifat progresif,tidak bertujuan, tidak
memperdulikan jaringan sekitarnya,tidak ada hubungan dengan kebutuhan tubuh dan
bersifat parasitic.
b. Sel neoplasma bersifat parasitic dan pesaing sel atau jaringan normal atas kebutuhan
metabolismenya pada penderita yang berada dalam keadaan lemah. Neoplasma
bersifat otonom karena ukurannya meningkat terus. Proliferasi neoplastik
menimbulkan massa neoplasma, menimbulkan pembengkakan / benjolan pada
jaringan tubuh membentuk tumor.
c. Ø Pengaruh tumor pada penderita :
d. Akibat local
e. Masa jaringantumor yang tumbuh menimbulkan tekanan pada alat – alat penting di
sekitarnya. Misalnya pembuluh darah, saraf saluran visceral,duktus dan alat padat
yang menimbulkan berbagai komplikasi.
f. Akibat umum
g. Pada umumnya penderita kanker menjadi kurus diikuti oleh badan lemah, anemia,
dan anoreksia. Koheksi (kumpulan gejala- gejala) disebabkan oleh kelainan
metabolisme, bukan dari kebutuhan makanan, melainkan akibat dari kerja factor
terlarut seperti sitoksin yang diproduksi tumor.
h. Aktivitas Fungi
i. Aktifitas fungi lebih khas pada tumor jinak dari pada tumor ganas / kanker, karena
tumor ganas selnya udak berdiferensiasi maka kemampuannya hilang.

B. PATOFISIOLOGI
a. Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh mutasi
ganetic dari DNA seluler, sel abnormal ini membentukkolondan berpopliferasi secar
abnormal, mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel
tersebut.
b. Sel-sel neoplasma mandapat ener gi terutama dari anaerob karena kemampua sel
untuk oksidasi berkurang meskipun mempunyai enzim yang lengkap untuk oksidasi.
Susunan enzim sel uniform sehingga lebih mengutamakan berkembang biak yang
membutuhkan energi unruk anabolisme daripada untuk berfungsi yang menghasilkan
energi dengan jalan katabolisme.
c. Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentukprotioplasma dan
energi, antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat mengalahkan sel-sel normal
dalam mendapatkan bahan-bahan tersebut. (Kusuma, Budi drg. 2001).
d. Ketika dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasi, dan terjadi
perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar
dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluhdarah, melalui pembuluh
darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk
metastase (penyebaran tumor) pada bagian tubuh yang lain.
e. Meskipun penyakit ini dapat diuraikan secara umum seperti yang telah digunakan,
namun tumor bukan suatu penyakit tunggal dengan penyebab tunggal: tetapi
lebihkepada suatu kelompok penyakit yang jelas denagn penyebab, metastase,
pengobatan dan prognosa yang berbeda. (Smelstzer, Suzanne C.2001).

C. TANDA DAN GEJALA


1) Hiperplasia
2) Konsistensi tumor umumnya padat atau keras
3) Tumor epital biasanya mengandung sedikit jaringan ikat dan apabila berasal dari
masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat maka akan elastic kenyal atau
lunak.
4) Kadang tampak hipervaskulari disekitar tumor.
5) Biasa terjadi pengerutan dam mengalami retraksi.
6) Edema disekitar tumor disebabkan infiltrasi kepembuluh limfe.
7) Nyeri
8) Anoreksia, mual, muntah.
9) Penurunan berat badan.
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Prosedur diagnostik yang biasa dilakukan dalam mengevaluasi malignansi meliputi:
1) Marker tumor
Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang tumor atau oleh
tubuh dalam berespon terhadap tumor.
2) Pencitraan resonansi magnetic (MRI)
Penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi_radio untuk menghasilkan gambaran
berbagai struktur tubuh.
3) CT Scan
Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X untuk memindai susunan lapisan
jaringan untuk memberikan pandangan potongan melintang.
4) Flouroskopi
Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan perbedaan ketebalan antar jaringan;
dapat mencakup penggunaan bahan kontras.
5) Ultrasound
Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layer penerima,
digunkan untuk mengkaji jaringan yang dalam di dalam tubuh.
6) Endoskopi
Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran dengan memasukan suatu ke
dalam rongga tubuh atau ostium tubuh; memungkinkan dilakukannya biopsy
jaringan, aspirasi dan eksisi tumor yang kecil.
7) Pencitraan kedokteran nuklir
Menggunakan suntikan intravena atau menelan bahan radiosisotope yang diikuti
dengan pencitraan yang menjadi tempat ber kumpulnya radioisotope. (Smeltzer,
Suzanne C.2001).

E. PENATALAKASAAN MEDIS
1) Pembedahan
Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya gasterektoni subtotal atau
total, dan digunakan untuk baik pengobatan maupun paliasi. Pasien dengan tumor
lambung tanpa biopsy dan tidak ada bukti matastatis jauh harus menjalani laparotomi
eksplorasi atau seliatomi untuk menentukan apakah pasien harus menjalani prosedur
kuratif atau paliatif. Komplikasi yang berkaitan dengan tindakan adalah injeksi,
perdarahan, ileus, dan kebocoran anastomoisis. (Smeltzer, Suzanne C. 2001)
2) Radioterapi
Penggunaaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel dalam pengobatan
tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA dan RNA sel tumor. Bentuk energy
yang digunakan pada radioterapi adalah ionisasi radiasi yaitu energy tertinggi dalam
spektrum elektromagnetik.
3) Kemoterapi
Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk reseksi tumor,
untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan pada kombinasi dengan terapi
radiasi dengan melawan sel dalam proses pembelahan, tumor dengan fraksi
pembelahan yang tinggi ditangani lebih efektif dengan kemoterapi.
4) Bioterapi
Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatan keempat untuk kanker
dengan menstimulasi system imun (biologic response modifiers/BRM) berupa
antibody monoclonal, vaksin, factor stimulasi koloni, interferon, interleukin.(Danielle
Gale. 2000).

I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dan merupak dasar proses keperawatan
diperlukan pengkajian yang cermat untuk mengenal masalah klien agar dapat
memberikan rah kepada tindakan keperawatan.Keberhasilan keperawatan sanagat
tergantung kepada kecermatan dan ketelitian dalam pengkajian. Tahap pengkajian
ini terdiri dari empat komponen antara lain: pengelompokan data, analisa data,
perumusan diagnosa keperawatan.

Data dasar pengkajian klien :


a. Aktivitas istirahat
Gejala : kelemahan dan keletihan
b. Sirkulasi
Gejala : palpitasi, nyeri, dada pada pengarahan kerja.
Kebiasaan : perubahan pada TD
c. Integritas ego
Gejala : alopesia, lesi cacat pembedahan
Tanda : menyangkal, menarik diri dan marah
d. Eliminasi
Gejala : perubahan pada pola defekasi misalnya : darah pada feces, nyeri
pada defekasi. Perubahan eliminasi urunarius misalnya nyeri atau ras terbakar
pada saat berkemih, hematuria, sering berkemih.
Tanda : perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
e. Makanan/cairan
Gejala : kebiasaan diet buruk ( rendah serat, tinggi lemak, aditif bahan
pengawet). Anoreksisa, mual/muntah.
Intoleransi makanan
Perubahan pada berat badan; penurunan berat badan hebat, berkuranganya
massa otot.
Tanda : perubahan pada kelembapan/tugor kulit, edema.
f. Neurosensori
Gejala : pusing, sinkope.
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : tidak ada nyeri atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan
ringan sampai berat (dihubungkan dengan proses penyakit)
h. Pernafasan
Gejala : merokok(tembakau, mariyuana, hidup dengan sesoramh yang
merokok.) Pemajanan asbes.
i. Keamanan
Gejala : pemajanan bahan kimia toksik. Karsinogen
Pemajanan matahari lama/berlebihan.
Tanda : demam, ruam kulit, ulserasi.
j. Seksualitas
Gejala : masalah seksualitas misalnya dampak pada hubungan perubahan
pada tingkat kepuasan. Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun.
Multigravida, pasangan seks miltifel, aktivitas seksual dini.
k. Interaksi social
Gejala : ketidakadekuatan/kelemahan sotem pendikung. Riwayat perkawinan
(berkenaan dengan kepuasan di rumah dukungan, atau bantuan).
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Penentuan diagnosa keperawatan harus berdasarkan analisa data dari hasil pengkajian,
maka diagnosa keperawatan yang ditemukan di kelompokkan menjadi diagnosa aktual,
potensial dan kemungkinan. (Budianna Keliat, 1994,1). Beberapa diagnosa keperawatan
yang mungkin muncul pada pasien dengan tumor abdomen antara lain :
Pre operasi
a)      Nyeri (akut) b/d proses penyakit
b)      Ansietas b/d perubahan status kesehatan.
c)      Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi
Intra opreasi
a) Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan efek anestesi (vasodilatasi)
b) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan efek anestesi (melemahkan otot
– otot diafragma)
c) Resiko injuri berhubungan dengan proses pembedahan (penggunaan alat cauther)
Post operasi
a) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan tindakan
pembedahan.
b) Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi.
c) Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi.
d) Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
e) Kerusakan intregitas kulit/jaringan berhubungan dengan insisi bedah.

2. PERENCANAAN
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, dibuat rencana tindakan untuk
mengurangi, menghilangkan dan mencegah masalah klien. (Budianna Keliat, 1994,
16)
Pre operasi
1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit.
Kemungkinan dibuktikan oleh: keluhan nyeri, respon autonomic gelisah,
perilaku berhati-hati
Hasil yang diharapkan :
a) Melaporkan nyeri yang dirasakan menurun atau menghilang
b) Mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan
Intervensi Rasional
1) Tentukan riwayat nyeri misalnya 1) Informasi memberikan data dasar
lokasi, durasi dan skala. untuk mengevaluasi kebutuhan /
keefektifan intervensi.

2) Berikan tindakan kenyaman dasar 2) Dapat meningkatkan relaksasi


misal: massage punggung dan aktivitas
hiburan misalnya music.

3) Dorong penggunaan keterampilan 3) Memungkinkan klien untuk


penggunaan keterampilan manajement berpartisipasi secara aktif dalam
nyeri misalnya relaksasi napas dalam. meningkatkan rasa control.

4) Kolaborasi pemberian analgetik 4) Analgetik dapat menghambat


sesuai indikasi. stimulus nyeri.

2. Ansietas/cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.


Kemungkinan dibuktikan oleh: peningkatan ketegangan, gelisah,
mengekspresikan masalah mengenai perubahan dalam kejadian hidup.
Hasil yang diharapkan :
a) Menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa
takut
b) Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada tingkat dapat
diatasi.
c) Mendemonstrasikan penggunaan mekanisme koping efektif dan partisipasi
aktif dalam pengaturan obat.
INTERVENSI RASIONAL
1.   Dorong klien untuk mengungkapkan 1.   Memberikan kesempatan untuk
pikiran dan perasaan memeriksa takut realistis serta
kesalahan konsep tentang diagnosis
2.   Berikan lingkungan terbuka sehingga 2.   Membantu klien merasa diterima pada
klien merasa aman untuk mendiskusikan kondisinya tanpa perasaan dihakimi dan
perasaannya meningkatkan rasa terhormat
3.   Pertahankan kontak sesering mungkin 3.   Memberikan keyakinan bahwa klien
dengan klien. tidak sendiri atau ditolak.
4.   Bantu klien/keluarga dalam mengenali 4.   Dukungan dan konseling sesering
dan mengklasifikasikan rasa takut untuk diperlukan untuk memungkinkan
memulai mengembangkan strategi individu mengenal dan menghadapi rasa
koping. takut.
5.      Berikan informasi yang akurat 5.      Dapat menurunkan ansietas
3. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi
Tujuan : dapat mengungkapkan informasi akurat tentang diagnose dan aturan
pengobatan.
Kriteria Hasil :
a. Pasien paham mengenai penyakitnya
b. Pasien menerima proses pengobatan dengan baik
INTERVENSI RASIONAL
1.      Tinjau ulang dengan klien/orang           Memvalidasi tingkat pemahaman saat
tedekat pemahaman diagnose khusus, ini mengidentifikasi kebutuhan belajar
alternative pengobatan dan sifat dan memberiakan dasar pengobatan
harapan. dimana klien membuat keputusan
berdasarkan informasi.
2.      Tentukan persepsi klien tentang           Membantu identifiokasi ide, sikap,
kanker dan pengobatan kanker rasa takut, kesalahan konsepsi, dan
kesenjanagan pengetahaun tentang
kanker.
3.      Tinjau ulang aturan pengobatan           Meningkatkan kemampuan untuk
khusus dan penggunaan obat yang mengatur perwatan diri dan menghindari
dijual bebas. potensial, komplikasi, reaksi/interaksi
obat.
4.      Tinjau ulang dengan klien/orang           Meningkatkan kesejateraan,
terdekat pentingnya mempertahankan memudahkan pemulihan dan
status nutrisi optimal. memumgkinkan klien mentoleransi
pengobatan
5.      Anjurkan meningkatkan masukan           Meperbaiki konsistensi feces dan
cairan dan serta dalam diet serta latihan merangsang peristaltic.
teratur.

Intra opresasi
1. Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan efek anestesi (vasokontriksi).
Tujuan : Tidak terjadi penurunan curah jantung
Kriteria hasil : Tekanan darah dalam batas normal, tidak terjadi hipotensi.
Rencana tindakan :
a. Pantau atau catat kecenderungan frekuensi jantung dan tekanan darah khususnya
terjadinya hipotensi.
Rasional : Hipotensi dapat terjadi akibat kekurangan cairan dan vasokontriksi pembuluh
darah.
b. Catat suhu kulit atau warna dan kualitas atau kesamaan nadi perifer.
Rasional : kulit hangat, merah muda dan nadi kuat indikator curah jantung adekuat.
c. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
Rasional : Meningkatkan oksigenisasi maksimal, menurunkan kerja jantung.
d. Kolaborasi dalam pemberian cairan elektrolit dan obat sesuai indikasi.
Rasional : kebutuhan pasien terpenuhi tergantung tipe pembedahan.
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan efek anestesi (relaksasi otot – otot
diafragma).
Tujuan : Pola nafas efektif
Kriteria hasil : pola nafas normal (18 – 20 x/menit)/efektif, tidak terjadi sianosis atau
tanda – tanda hipoksia
Rencana tindakan :
a) Pertahankan jalan udara pasien
Rasional : Mencegah obstruksi jalan nafas
b) Catat frekuensi dan kedalaman pernafasan pasien
Rasional : Memastikan efektifitas pernafasan sehingga upaya memperbaikinya dapat
segera dilakukan.
c) Pantau TTV secara terus menerus
Rasional : Meningkatnya pernafasan, takikardi, bradhikardi, menunjukkan kemungkinan
hipoksia
d) Posisikan pasien pada posisi yang sesuai dengan jenis pembedahan dan anestesi
Rasional : Posisi yang benar akan mendorong ventilasi pada lobus paru dan menurunkan
tekanan pada diafragma
e) Observasi fungsi otot terutama otot pernafasan
Rasional : Obat anestesi dalam proses pembedahan dapat menimbulkan relaksasi pada
otot pernafasan.
3. Risiko injuri berhubungan dengan proses pembedahan (penggunaan alat cauther).
Tujuan : Cedera tidak terjadi
Kriteria hasil : Meningkatkan keamanan dan menggunakan sumber – sumber secara
tepat
Rencana tindakan :
a) Antisipasi gerakan jalur dan mendukung posisi pasien yang tepat
Rasional : Mencegah tegangan atau dislokalisasi
b) Pastikan keamanan elektrikal dan alat – alat yang dipergunakan selama prosedur
operasi
Rasional : pemeriksaan alat – alat elektrik secara periodik penting dilakukan untuk
keamanan pasien dan tindakan operasi
c) Lindungi sekitar kulit dan anatomi yang sesuai menggunakan handuk basah, spon
dan penghentian pendarahan
Rasional : mencegah kerusakan integritas kulit dan beri batasan perlukaan anatomi pada
area operasi
d) Berikan petunjuk yang sederhana dan singkat pada pasien yang sadar
Rasional : membantu pasien dalam memahami prosedur yang dilakukan sehingga
mengurangi resiko cedera

Post operasi
1. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan tindakan
pembedahan.
Tujuan : Mempertahankan volume cairan adekuat denga membrane mukosa lembab,
turgor kulit dan pengisian kapiler baik tanda vital stabil dan haluaran urien adekuat.
INTERVENSI RASIONAL
1.      Pantau tanda-tanda vital dengan          Tanda-tanda awal hemoragi usus dan
sering. Periksa balutan luka dengan pembentukan hematoma yang dapat
sering selama 24 jam pertama menyebabkan syok hepovelemik.
terhadap tanda-tanda darah merah
terang dan berlebihan.
2.      Palpasi nadi periver. Evaluasi          Memberikan informasi tentang volume
pengisian kapiler turgor kulit, dan sirkulasi umum dan tingkat hidrasi.
status membrane mukosa.
3.      Perhatikan adanya edema.          Edema dapat terjadi Karena
perpindahan cairan berkenaan dengan
penurunan kadar albumin (protein).
4.      Pantau masukan dan haluaran.          Indikator langsung dari hidrasi organ
dan fungsi. Memberikan pedoman untuk
penggantian cairan.

5.      Pantau suhu tubuh.          Demam rendah umum selama 24-48
jam pertama dan dapat menambah
kehilangan cairan.
.     

2. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi.


Tujuan : Resiko infeksi tidak terjadi.
Kriteria : Luka sembuh dengan baik, verband tidak basah dan tidak ada tanda- tanda
infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor).

INTERVENSI RASIONAL
1.      Kaji tanda-tanda infeksi dan vital          Mengetahui tanda-tanda infeksi dan
sign. menentukan intervensi selanjutnya.
2.      Gunakan tehnik septik dan          Dapat mencegah terjadinya
antiseptic. kontaminasi dengan kuman penyebab
infeksi.
3.      Berikan penyuluhan tentang cara          Memberikan pengertian kepada klien
pencegahan infeksi. agar dapat mengetahui tentang perawatan
luka.
4.      Penatalaksanaan pemberian obat          Obat antibiotik dapat membunuh
antibiotik. kuman penyebab infeksi

3. Nyeri akut berhubungan dengan luka operasi


Tujuan : Nyeri berkurang
Kriteria hasil : Melaporkan nyeri terkontrol , tampak rileks dan mampu istirahat dengan
tepat
Tindakan keperawatan
a. Catat petunjuk non-verbal mislanya gelisah, menolak untuk bergerak, berhati – hati
dengan abdomen.
Rasional : Bahasa tubuh / non-verbal dapat secara psikologis dan fisiologik dapat
digunakan sebagi petunjuk verbal untuk mengidentifikasi nyeri.
b. Kaji skala nyeri, catat lokasi, karakteristik ( sakal 0-10 ) selidiki dan laporkan
perubahan nyeri yang tepat
Rasional : Berguna dalam pengawasan keefektifan obat ,kemajuan penyembuhan.

Anda mungkin juga menyukai