Kebudayaan
BOBBI ANDI MOKODASER
18021102022
Nusa Tenggara Timur
Sumber :
http://tanahair.kompas.com/read/2011/07/04/1119101/Kampung.Waereb..
Lingkaran berpusat menjadi ciri khas Wae Rebo. Yang menjadi pusatnya adalah
para leluhur mereka.
Wae Rebo tidak pernah melupakan tanah leluhurnya, terkandung dalam
ungkapan “neka hemong kuni agu kalo” yang artinya “jangan lupakan tanah
kelahiran”.
Photograph by swimupgood on Flickr
Bangunan rumah adat yang berbentuk bulat memiliki makna filosofis yakni
kesatuan pola hidup manusia yang utuh dan menyatu tanpa konflik, penuh
ketulusan, kebulatan hati, serta keadilan.
Ditopang oleh sembilan tiang utama, bermakna kehidupan janin menjadi bayi
selama sembilan bulan.
Berdiri di atas tanah seluas ¾
luas lapangan sepak bola.
Membentuk formasi setengah
lingkaran.
Tata letak rumah-rumah
menggambarkan mereka tidak
pernah terlibat peperangan
dengan piihak manapun.
Dibagi menjadi lima lantai dengan fungsi yang
berbeda-beda :
Diameter lt.1 = 11 m
Tinggi = 15 m
Kedalaman
pondasi = 2 m
Sumber : http://www.kidnesia.com/Kidnesia2014/Indonesiaku/Teropong-Daerah/Nusa-Tenggara-
Timur/Seni-Budaya/Mbaru-Niang-Rumah-Adat-di-Wae-Rebo
Niang
Gendang
Maro
Niang Gena Niang Gena
Ndorom Pirong
Compang
Sumber : https://bandanaku.wordpress.com/2014/02/07/membangun-
mbaru-niang-rumah-tadisional-wae-rebo/
Sumber :
https://bandanaku.wordpress.com/2014/02/07/mem
bangun-mbaru-niang-rumah-tadisional-wae-rebo/
Penyangga dinding yang
sekaligus berfungsi sebagai atap
ini adalah kumpulan rotan dalam
satu ikatan, ukurannya sangat
besar, dan panjangnya
disesuaikan dengan keliling
lingkaran. Yang paling panjang
adalah pada lantai satu,
sepanjang 34,54 m (keliling
lingkarang = 2 phi r) dan
semakin ke atas semakin pendek.
Sumber :
https://bandanaku.wordpress.com/2014/02/07/memban
gun-mbaru-niang-rumah-tadisional-wae-rebo/
1. Warga saling berinteraksi dan menjalin keakraban antara sesamanya.
2. Kokohnya nilai persatuan.
3. Tidak adanya pagar yang membatasi masing-masing Mbaru Niang
menunjukkan kuatnya semangat kebersamaan, kekeluargaan, dan
kegotongroyongan.
4. Setiap orang luar yang datang ke daerah Wae Rebo selalu dianggap anak,
saudara, dan keluarga.
5. Pemisahan lantai dasar (nolang untuk zona privat, lutur untuk zona tamu)
menunjukkan adanya nilai saling menghormati antara tamu dan keluarga.
Meskipun demikian, para tamu dan keluarga yang tinggal masih pada
tingkat/lantai yang sama menunjukkan persamaan derajat antara tamu dan
keluarga.
6. Pintu-pintu kamar menghadap ke tiang bongkok yang melambangkan hak
setiap penghuni rumah yang sama rata.
7. Jika ada rejeki berlebih, tak jarang penghuni Mbaru Niang berbagi makanan
dengan penghuni lainnya.
8. Hak untuk menghuni rumah adat diperoleh melalui penunjukan oleh tetua
masing-masing pewaris keturunan. Biasanya, hak diberikan kepada anak laki-
laki tertua dalam keluarga.