Anda di halaman 1dari 24

Arsitektur &

Kebudayaan
BOBBI ANDI MOKODASER
18021102022
Nusa Tenggara Timur

Sumber :
http://tanahair.kompas.com/read/2011/07/04/1119101/Kampung.Waereb..

Lokasi : kampung Wae Rebo, desa Satar Lenda, Kec. Satarmase


Barat, Kab. Manggarai, Prov. Nusa Tenggara Timur
Sumber : Site Review Report : Preservation of the Mbaru Niang (Lad, 2013).

• berada pada ketinggian 1.100 mdpal


• memiliki hawa yang dingin
• diapit oleh pegunungan dan hutan tropis lebat
• jauh dari kampung-kampung tetangga
Sumber : Site Review Report : Preservation of the Mbaru Niang (Lad, 2013).

Dapat ditempuh selama 4 jam dalam perjalanan darat.


Ruteng –desa Dintor – Sebu – Denge –Sungai Wae Lomba –desa Wae Rebo
Photograph by swimupgood on Flickr

Bukan hanya sebagai tempat berlindung, tetapi juga merupakan wujud


keselarasan manusia dengan alam
➢ Agar sosialisasi antarsuku semakin erat dan terus terjalin
hubungan antarkeluarga.

➢ Agar dapat berlindung dari hewan buas.

➢ Agar dapat berlindung dari bahaya gempa.


Sumber : Site Review Report : Preservation of the Mbaru Niang (Lad, 2013).

Lingkaran berpusat menjadi ciri khas Wae Rebo. Yang menjadi pusatnya adalah
para leluhur mereka.
Wae Rebo tidak pernah melupakan tanah leluhurnya, terkandung dalam
ungkapan “neka hemong kuni agu kalo” yang artinya “jangan lupakan tanah
kelahiran”.
Photograph by swimupgood on Flickr
Bangunan rumah adat yang berbentuk bulat memiliki makna filosofis yakni
kesatuan pola hidup manusia yang utuh dan menyatu tanpa konflik, penuh
ketulusan, kebulatan hati, serta keadilan.

Ditopang oleh sembilan tiang utama, bermakna kehidupan janin menjadi bayi
selama sembilan bulan.
Berdiri di atas tanah seluas ¾
luas lapangan sepak bola.
Membentuk formasi setengah
lingkaran.
Tata letak rumah-rumah
menggambarkan mereka tidak
pernah terlibat peperangan
dengan piihak manapun.
Dibagi menjadi lima lantai dengan fungsi yang
berbeda-beda :

Diameter lt.1 = 11 m

Tinggi = 15 m

Kedalaman
pondasi = 2 m

Sumber : http://www.kidnesia.com/Kidnesia2014/Indonesiaku/Teropong-Daerah/Nusa-Tenggara-
Timur/Seni-Budaya/Mbaru-Niang-Rumah-Adat-di-Wae-Rebo
Niang
Gendang
Maro
Niang Gena Niang Gena
Ndorom Pirong

Niang Gena Niang Gena


Jekong Jintam
Niang Gena
Niang Gena Maro
Mandok

Compang

Photograph by swimupgood on Flickr


Sumber : Site Review Report : Preservation of the Mbaru Niang (Lad, 2013).

Photograph by swimupgood on Flickr


Sumber : http://www.hdesignideas.com/2013/10/mbaru-
niang-rumah-adat-di-pulau-flores.html

Pondasi dari Mbaru Niang terdiri dari beberapa bilang


batang kayu yang ditanam ke tanah sedalam 2 meter.
Dilapisi dengan ijuk dan plastik.
Glondongan
rotan

Sumber : https://bandanaku.wordpress.com/2014/02/07/membangun-
mbaru-niang-rumah-tadisional-wae-rebo/

Berdiameter 11 m, berlandaskan balok-balok


dan hamparan papan kayu dan dikelilingi
glondongan rotan besar sebagai dudukan utama
atap.
Bongkok akan menjadi
penyangga dari keseluruhan
aktifitas pembangunan rumah,
sehingga harus sangat
diyakinkan ikatan pada
pasaknya benar-benar kuat.

Sumber :
https://bandanaku.wordpress.com/2014/02/07/mem
bangun-mbaru-niang-rumah-tadisional-wae-rebo/
Penyangga dinding yang
sekaligus berfungsi sebagai atap
ini adalah kumpulan rotan dalam
satu ikatan, ukurannya sangat
besar, dan panjangnya
disesuaikan dengan keliling
lingkaran. Yang paling panjang
adalah pada lantai satu,
sepanjang 34,54 m (keliling
lingkarang = 2 phi r) dan
semakin ke atas semakin pendek.

Sumber :
https://bandanaku.wordpress.com/2014/02/07/memban
gun-mbaru-niang-rumah-tadisional-wae-rebo/
1. Warga saling berinteraksi dan menjalin keakraban antara sesamanya.
2. Kokohnya nilai persatuan.
3. Tidak adanya pagar yang membatasi masing-masing Mbaru Niang
menunjukkan kuatnya semangat kebersamaan, kekeluargaan, dan
kegotongroyongan.
4. Setiap orang luar yang datang ke daerah Wae Rebo selalu dianggap anak,
saudara, dan keluarga.
5. Pemisahan lantai dasar (nolang untuk zona privat, lutur untuk zona tamu)
menunjukkan adanya nilai saling menghormati antara tamu dan keluarga.
Meskipun demikian, para tamu dan keluarga yang tinggal masih pada
tingkat/lantai yang sama menunjukkan persamaan derajat antara tamu dan
keluarga.
6. Pintu-pintu kamar menghadap ke tiang bongkok yang melambangkan hak
setiap penghuni rumah yang sama rata.
7. Jika ada rejeki berlebih, tak jarang penghuni Mbaru Niang berbagi makanan
dengan penghuni lainnya.
8. Hak untuk menghuni rumah adat diperoleh melalui penunjukan oleh tetua
masing-masing pewaris keturunan. Biasanya, hak diberikan kepada anak laki-
laki tertua dalam keluarga.

Anda mungkin juga menyukai