Anda di halaman 1dari 7

“REVIEW ARTIKEL ILMIAH KONSEPTUAL & ARTIKEL

PENELITIAN”

Dosen Pengampu :

Renda Yuriananta, M.Pd

Disusun Oleh :

Riska Aulya (205050101111015)

(Kelas H)

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
REVIEW ARTIKEL ILMIAH KONSEPTUAL

Judul Artikel : Penggunaan probiotik dalam pakan untuk meningkatkan kualitas


karkas dan daging domba.

Penulis : Budi Haryanto

Reviewer : Riska Aulya (205050101111015)

Kata Kunci : Probiotik, Respons produksi ternak

Pendahuluan :

Probiotik dapat didefinisikan sebagai pakan aditif dalam bentuk


mikroorganisme hidup. Penggunaan probiotik dalam pakan temak sebenarnya
sudah dilakukan sejak awal abad 20 namun dengan diketemukannya antibiotik
pada tahun 1920-an, maka penggunaan probiotik menjadi suatu cara yang kurang
diminati lagi. Produktivitas domba ditentukan oleh kualitas dan kuantitas nutrien
yang dikonsumsi, disamping juga ditentukan oleh genetik dan tatalaksana
pemeliharaan temak. Serangkaian penelitian pemanfaatan probiotik dalam pakan
telah dilakukan di Balai Penelitian Temak secara in vitro maupun in vivo dengan
basil yang menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap peningkatan kecernaan
komponen serat pakan maupun terhadap produktivitas temak.

Gagasan Baru :

Penambahan probiotik mempunyai dampak positif. Salah satunya


menyatakan, bahwa banyaknya kandungan mikroorganisme hidup dalam usus
ternak dapat mempengaruhi metabolisme dalam usus, meningkatkan populasi
mikroorganisme yang menguntungkan, 3 sehingga produktivitas ternak lebih baik,
kandungan lemaknya lebih rendah, sebab probiotik dapat meningkatkan
metabolisme energi (ME) dan Total Digestible Nutrien (TDN) sehinga imbangan
antara protein dan energi lebih bagus.

Diskusi dan Aplikasi :

Mekanisme kerja dari probiotik antara lain adalah menghasilkan asam,


menurunkan pH dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen,
berfroliferasi di dalam saluran pencernaan dan bersaing dengan bakteri patogen,
dalam hal ini bersaing untuk mendapatkan nutrisi seperti karbohidrat dan bersaing
untuk memperoleh tempat pelekatan pada dinding usus, mempunyai aktivitas
antimikrobial.

Tetapi pada jurnal ini saya mendapatkan bahwa pemberian probiotik saja
tidak berpengaruh terhadap pertambahan berat badan serta karkas domba tersebut.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleeeeeh kemampuan probiotik untuk
meningkatkan kecemaan bahan organik pakan didalarn rumen sedangkan sebagian
besar energi yang dihasilkan digunakan untuk proses penimbunan protein dalam
jaringan daging dan sebagian kecil yang digunakan dalam penimbunan lemak
didalam daging.

Metode :

Ternak dibagi menjadi 4 kelompok dan ditempatkan pada kandang


individu. Semua temak mendapat pakan konsentrat (terdiri atas 4 macam
konsentrat) dalam jumlah 1,5% dari bobot badan per hari. Konsentrat tersebut
adalah

a) konsentrat kontrol,
b) konsentrat kontrol ditambah 10% protein by-pass rumen dalam campuran,
c) konsentrat kontrol ditambah probiotik 0,5% dalam campuran dan
d) konsentrat kontrol ditambah dengan 10% protein bypass rumen dan 0,5%
probiotik dalam campuran konsentrat.

Data karkas yang diambil berupa berat, persentase, marble. Serta kualitas
daging akan dianalisis lebih lanjut.

Hasil :

Pertambahan bobot badan domba yang mendapatkan perlakuan pakan


dalam bentuk tambahan probiotik sebesar 0,5% dalam pakan tidak menunjukkan
perbedaan yang nyata dengan domba dalam kelompok kontrol. Hal ini berarti
bahwa respon produksi ternak belum dapat ditingkatkan dalam penelitian ini oleh
penambahan probiotik saja didalam pakannya. Ditinjau dari kualits daging,
temyata bahwa penambahan protein by-pass rumen dan probiotik belum
menyebabkan perbedaan keempukan daging dimana ditunjukkan oleh adanya
kisaran nilai keempukan daging antara 5,16 sampai dengan 5,96. Nilai keempukan
ini menunjukkan bahwa daging yang dihasilkan tergolong dalam kualitas yang
cukup baik.

Pembahasan :

1. Pertambahan Bobot Badan (PBB)

Penambahan protein by-pass rumen cenderung menyebabkan peningkatan


efisiensi pemanfaatan pakan dimana ditunjukkan oleh adanya konversi pakan
yang lebih rendah (9,1) dibandingkan perlakuan kontrol (9,8). Sementara,
penambahan probiotik saja tidak memberikan peningkatan konversi pakan.
2. Karakteristik dan Kualitas Karkas

Penggunaan protein by-pass rumen dan probiotik dalam penelitian ini


menghasilkan daging yang mempunyai pH normal. Kadar lemak jaringan otot
sangat dipengaruhi oleh keadaan nutrisi ternak. Penggunaan protein by-pass
rumen dan probiotik dalam campuran pakan konsentrat menunjukkan bahwa
penggunaan protein by-pass rumen sangat nyata (P<0,0l) mempengaruhi kadar
lemak daging yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena penggunaan protein by-
pass rumen dapat menghasilkan deposit lemak dalam daging. Dengan demikian
masih belum dapat disimpulkan secara jelas apakah probiotik yang diujicobakan
dalam penelitian ini yang mempunyai pengaruh positif terhadap produktivitas
temak.

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa


kombinasi pemberian protein by--pass rumen dan probiotik dapat mengubah
metabolisme didalam jaringan tubuh yang mempengaruhi deposisi nutrien dalam
karkas.

Substansi Karya Ilmiah Konseptual:

Substansi artikel dalam jurnal ilmu peternakan dan veteriner dengan judul
“Penggunaan probiotik dalam pakan untuk meningkatkan kualitas karkas dan
daging domba” isinya tidak lepas dari tujuan dari penelitian yaitu untuk
meningkatkan kualitas karkas dan daging domba. Penelitian ini dilakukan untuk
mengevaluasi pengaruh penambahan probiotik di dalam pakan terhadap respon
produksi domba serta karakteristik karkas yang dihasilkan. Dan ternyata dengan
penambahan probiotik saja belum melihatkan reaksi positif pada pencernaan
ternak, lalu solusinya adalah dengan pemberian protein yang dilakukan bersamaan
dengan protein karena dapat mengubah metabolisme jaringan tubuh yang
mempengaruhi nafsu makan serta pencernaan ternak yang akan membawa
perubahan deposisi nutrien dalam karkas.
REVIEW ARTIKEL ILMIAH PENELITIAN

Judul Artikel : Pemanfatan Kunyit dan Temulawak sebagai Imbuhan


Pakan untuk Ayam Broiler

Penulis : ARNOLD P. SINURAT1, T. PURWADARIA1, I.A.K.


BINTANG1. P.P. KETAREN1. N. BERMAWIE2, M.
RAHARJO2 dan M. RIZAL2

Reviewer : Riska Aulya (205050101111015)

Kata Kunci : Ayam Broiler, Kunyit, Temulawak, Bioaktif

Pendahuluan :

Imbuhan pakan atau 'feed additives' adalah suatu bahan yang dicampurkan
didalam pakan yang dapat mempengaruhi kesehatan, produktifitas, maupun
keadaan gizi ternak. Dari semua imbuhan pakan, antibiotika merupakan imbuhan
pakan yang paling luas penggunaannya di seluruh dunia. Antibiotika mulai
digunakan sebagai imbuhan pakan pada akhir tahun empat puluhan. Ayam yang
diberi ampas fermentasi pembuatan antibiotika tetrasiklin tumbuh lebih cepat
dibandingkan dengan ayam yang tidak diberi bahan tersebut.

Sampel :

Bahan tepung kunyit atau Curcuma longa dan temulawak atau Curcuma
xanthorrhiza Roxb yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari produksi
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balitro)- Bogor. Penelitian dimulai
pada ayam broiler umur sehari (DOC) hingga umur 35 hari.

Metode :

Konsentrasi temulawak dan kunyit yang diuji dihitung berdasarkan


kandungan zat aktif kurkumin dalam kunyit dan xanthorizol dalam temulawak,
yang masing masing dianggap dapat efektif sebagai anti bakteri dan anti jamur.
Sejumlah 900 ekor DOC broiler dipilih yang bobotnya lebih seragam, yang
digunakan. Anak ayam tersebut dibagi ke dalam 60 kandang percobaan beralas
sekam. Setiap kandang berisi 15 ekor ayam dan setiap 6 kandang diberi ransum
percobaan yang sama (10 perlakuan, 6 ulangan). Ayam ditimbang sebelum diberi
makan ransum. Selama penelitian dilakukan pengamatan terhadap penampilan
ternak (konsumsi ransum, pertumbuhan, FCR, mortalitas, kondisi litter dan
persentase karkas), kecernaan gizi (protein dan energi) ransum akibat pemberian
bioaktif juga diukur pada akhir percobaan selama 4 hari, dengan menggunakan
metode koleksi total. Uji lanjut untuk mengetahui perbedaan perlakuan dilakukan
dengan Uji Duncan.
Hasil :

Selama penelitian (umur 1-35 h), konsumsi ransum ayam tidak nyata
(P>0,05 ) dipengaruhi oleh pemberian imbuhan pakan antibiotika, kunyit,
temulawak maupun kombinasi kunyit dengan temulawak. Hasil ini bertentangan
dengan anggapan umum bahwa temulawak dapat merangsang nafsu makan.

Pembahasan :

Bobot hidup ayam pada akhir penelitian (umur 35 hari) juga tidak nyata
(P>0,05) dipengaruhi oleh pemberian imbuhan dalam pakan. BINTANG dan
NATAAMIJAYA (2005) melaporkan bahwa penggunaan tepung kunyit dosis
rendah (0,04 %) menghasilkan bobot hidup lebih berat dibanding ayam yang
diberi kunyit dosis yang lebih tinggi (> 0,08%). Jadi dapat disimpulkan bahwa
pemberian kunyit (curcuma longa) sebanyak 0,5% (5 g/kg ransum) dalam ransum
adalah yang paling baik untuk meningkatkan pertambahan bobot hidup ayam
broiler. persentase karkas tertinggi terdapat pada ayam broiler yang diberi
imbuhan pakan temulawak dosis sedang (69,97. Akan tetapi analisis statistik
menunjukkan bahwa pemberian imbuhan pakan tidak menyebabkan perubahan
terhadap persentase karkas ayam broiler.

Kesimpulan :

Hasil penelitian yang dilaporkan dalam artikel ini, imbuhan antibiotika,


tepung kunyit, tepung temulawak maupun kombinasi kunyit dan temulawak tidak
memperlihatkan adanya pengaruh positif terhadap performan (perumbuhan dan
efisiensi penggunaan pakan). Pemberian imbuhan pakan berupa antibiotik, tepung
kunyit, tepung temulawak maupun campuran kunyit dan temulawak tidak
menyebabkan perubahan yang nyata terhadap pertumbuhan, efisiensi pengunaan
pakan, mortalitas, daya cerna zat gizi pakan dan persentase karkas ayam broiler.

Substansi Karya Ilmiah Penelitian :

Substansi artikel dalam jurnal ilmu peternakan dan veteriner dengan judul
“Pemanfatan Kunyit dan Temulawak sebagai Imbuhan Pakan untuk Ayam
Broiler”. Salah satu aspek yang sudah mulai diteliti untuk menggantikan
antibiotika sebagai imbuhan pakan adalah bioaktif tanaman. Oleh karena itu,
dilakukan penelitian terhadap kemungkinan penggunaan kunyit dan temulawak
sebagai imbuhan pakan pengganti antibiotika dalam ransum unggas. Tepung
kunyit dan temulawak dianalisis kadar zat aktifnya sebelum digunakan, kemudian
dicampurkan kedalam ransum standard yang disusun untuk ayam broiler dengan
berbagai dosis. Tetapi setelah dilakukan penelitian ridak ditemukannya perubahan
nyata mengenai menyebabkan perubahan terhadap pertumbuhan, efisiensi
pengunaan pakan, mortalitas, daya cerna zat gizi pakan dan persentase karkas
ayam broiler.
DAFTAR PUSTAKA

Budi Haryanto. 2000. “PENGGUNAAN PROBIOTIK DALAM PAKAN


UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KARKAS DAN DAGING DOMBA”.
Bogor: Dewan Redaksi (31 Agustus 2000).

Sinurat. 2009. “Pemanfatan Kunyit dan Temulawak sebagai Imbuhan Pakan untuk
Ayam Broiler”. Bogor: Dewan Redaksi (10 Maret 2009).

Anda mungkin juga menyukai