Anda di halaman 1dari 11

RESUME CHAPTER 10: FRAUD AUDITING

Resume ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengauditan I


Kelas BWI-A

Oleh:

Fadhilah Khoiruwnia

041911535039

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
PSDKU BANYUWANGI
BANYUWANGI
2020
FRAUD AUDITING

A. Specific Fraud Risk Areas

1. Revenue and Accounts Receivable Fraud Risk

Pendapatan, piutang dan akun kas sangat rentan terhadap manupilasi dan
pencurian. Sebuah penelitian mengatakan bahwa separuh dari fraud yang terjadi
melibatkan akun pendapatan dan piutang.

Risiko pelaporan keuangan palsu untuk pendapatan. Beberapa faktor yang


membuat pendapatan sangat rentan untuk dimanipulasi antara lain karena revenue
merupakan akun yang paling besar jumlahnya dalam laporan laba rugi. Apabila
terdapat salah saji dengan persentase kecil dalam pendapatan, akan memberikan
pengaruh yang besar dalam laporan L/R. Terdapat 3 tipe dalam manipulasi
pendapatan, yaitu : 1) Fictitious Revenue, 2) Premature revenue recognition, dan
3) Manipulation of adjustment to revenues.

Warning signs of Revenue Fraud. Terdapat beberapa tanda dari adanya


revenue fraud, yaitu : 1) Analytical Procedure. Prosedur Analitis sering
menandakan penipuan pendapatan. terutama persentase margin kotor dan
perputaran piutang. Pendapatan fiktif melebih-lebihkan persentase margin kotor,
dan pengakuan pendapatan prematur juga melebih-lebihkan marjin kotor jika
biaya terkait penjualan tidak diakui . 2) Documentary Discrepancies. Auditor
harus menyadari tanda-tanda yang tidak biasa dan perubahan pada dokumen, dan
mereka harus bergantung pada salinan dokumen asli daripada duplikat. Karena
pelaku penipuan berusaha menyembunyikan penipuan, bahkan satu transaksi yang
tidak biasa dalam sampel harus dianggap sebagai indikator potensi penipuan yang
harus diselidiki.

Misapropriate of Receipt Involving Revenue. Salah satu fraud yang paling


menyulitkan adalah mendeteksi kapan penjualan tersebut tidak dicatat dan kas dari
penjualan tersebut dicuri. Beberapa fraud lebih mudah untuk dideteksi ketika
barang dikirimkan secara kredit kepada customer. Melacak dokumen pengiriman
barang kepada customer dapat digunakan untuk memverifikasi penjualan yang
dilakukan.

2. Inventory Fraud Risk

Inventory rentan untuk dimanipulasi dengan para manajer yang ingin


memiliki tujuan untuk mencapai laporan keuangan tertentu. Persediaan fiktif telah
menjadi kasus yang paling sering terjadi dalam laporan keuangan. Banyak
perusahaan yang memiliki beragam persediaan yang terdapat di lokasi yang
berbeda-beda. Ketika auditor ingin memverifikasi jumlah persediaan -mungkin
dengan penghitungan fisik- tidak semua lokasi penyimpanan persediaan akan
diperiksa.Sehingga relatif mudah bagi kien untuk mentransfer persediaan ke lokasi
yang akan diperiksa oleh auditor.

3. Purchase and Accounts Payable Fraud Risk

Perusahaan mungkin terlibat dalam upaya untuk mengecilkan nilai akun


hutang dan melebihkan nilai akun pendapatan. Hal ini dapat dilakukan dengan
tidak mencatat hutang sampai periode selanjutnya, atau dengan mencatat
pelunasan fiktif dari piutang.

4. Other Areas of Fraud Risk

Meskipun beberapa akun lebih suspectible / rentan dari pada yang lain,
hampir setiap akun dapat dimanupulasi.

Fixed Assets merupakan target yang sering untuk pencurian, karena fixed aset
yang mempunyai sifat mudal dibawa kemana - mana. Untuk mengurangi risiko
pencurian, fixed asset harus dilindungi secara fisik, seperti harus berlabel
permanen dan lain lain.

Intagible Assets contohnya seperti goodwill, patents dan copyright. Hasil dari
perkiraan akuntansi akan menjadi subjek manipulasi yang dilakukan oleh
manajemen. Untuk mengatasi risiko ini, auditor sering melibatkan spesialis,
seperti ahli penilaian bisnis, untuk membantu auditor dalam mengevaluasi bukti
audit, terkait dengan jumlah dari catatan manajemen.

Payroll Expenses, payroll merupakan area yang jarang dimanipilasi, atau area
yang jarang terjadi kecurangan pada pelaporan keuangan. Namun, perusahaan
dapat melebihkan inventories dan net income dengan mencatat kelebihan biaya
tenaga kerja. Pekerja perusahaan kadang kadang digunakan untuk menetapkan
fixed asset. Kelebihan biaya tenaga kerja tersebut dapat juga dikapitalisasikan
sebagai fixed asset dalam keadaan seperti ini. Payroll fraud yang melibatkan
penyalahgunaan aset sudah umum terjadi, namun jumlah dari kesalahan tersebut
sering tidak material / immaterial. Ada dua kecuaran yang umum dilakukan
diantaranya adalah menciptakan karyawan / tenaga kerja fiktif dan melebih
lebihkan jam kerja karyawan.
B. Responsibilities When Fraud is Suspected

Selama berlangsungnya audit, auditor terus mengevaluasi apakah bukti yang


dikumpulkan serta observasi lain yang dilakukan mengindikasikan adanya salah saji
yang material akibat kecurangan.Semua salah saji yang ditemukan auditor selama
audit harus dievaluasi untuk mengetahui setiap indikasi kecurangan.Apabila dicurigai
ada kecurangan, auditor akan mengumpulkan informasi tambahan untuk menetukan
apakah kecurangan itu memang ada.Seringkali auditor memulai dengan mengajukan
pertanyaan tambahan kepada manajemen dan pihak lainnya.

1. Penggunaan Pengajuan Pertanyaan

Pengajuan pertanyaan dapat menjad teknik pengumpulan bukti audit yang


efektif, sebagai teknik pengumpulan bukti audit harus disesuaikan dengan tujuan
penggunaannya. Salah satu atau lebih dari tiga kategori pengajuan pertanyaan
dapat digunakan, tergantung pada tujuan auditor:

a. Kategori pertanyaan. Seorang auditor menggunakaan informational


inquiry yang berisi tentang informasi mengenai fakta serta detail yang
auditor tidak miliki, biasanya tentang kejadian masa lalu atau kejadian
yang sedang terjadi. Auditor menggunakan assessment inquiry untuk
menguatkan atau membantah informasi terdahulu, biasanya pertanyaan ini
untuk menguatkan respon manajemen tentang pertanyaan terdahulu
dengan menanyakan pertanyaan kepada karyawan lainnya. Kategori yang
terakhir yaitu interrogative inquiry yang sering digunakan untuk
menentukan apabila ada pihak-pihak individu yang sengaja
menghilangkan pengungkapan mengenai pengetahuan kunci, inquiry ini
biasanya dalam bentuk pertanyaan dengan jawaban ya atau tidak.

b. Mengevaluasi respon dari pertanyaan. Seorang auditor diharapkan


memiliki kemampuan dalam mendengarkan dan mengevaluasi respon dari
pertanyaan yang diberikan. Good listening dan pengamatan behavioral
cues menguatkan teknik pertanyaan auditor dan membantu dalam
menerapkan profesional skepticism.

c. Teknik mendengarkan. Auditor harus tetap memberikan perhatian dengan


tetap melakukan eye-contact, mengangguk sebagai tanda bahwa
memahami. Pendengar yang baik mengambil keuntungan saat diamnya
untuk memikirkan mengenai informasi yang didapat dan memprioritaskan
serta mereview informasi yang didengarnya.
d. Mengobservasi behavioral cues. Seorang auditor yang terampil dalam
menggunakan pertanyaannya mengevaluasi baik isyarat verbal maupun
nonverbal ketika mendengarkan interview.
2. Tanggung jawab lain ketika kecurangan diduga terjadi
Ketika auditor menduga bahwa terdapat kecurangan yang terjadi, maka
auditor harus mendapatakan bukti tambahan untuk menentukan apakah
kecurangan yang terjadi tersebut material.
a. Audit software analysis. Auditor sering menggunakan software audit
seperti ACL atau IDEA untuk menentukan apakah terdapat kecurangan
atau tidak. Selain itu juga menggunakan aplikasi dasar seperti excel untuk
melakukan prosedur analitis dalam memisahkan tingkatannya.
b. Expanded substantive testing. Auditor berkemungkinan untuk melakukan
perluasan prosedur yang berguna untuk menunjukkan peningkatan dari
adanya risiko kecurangan yang terjadi.
c. Other audit impications. Standar audit mensyaratkan auditor untuk
mempertimbangkan implikasi dari adanya aspek lain dalam proses
pengauditan.

C. Documenting the Fraud Assessment


Terkait dengan salahsaji akibat kecurangan (fraud), standar audit mensyaratkan
auditor untuk mendokumentasikan hal hal berikut ini :
1. Keputusan signifikan yang dibuat selama tim perencanaan audit mendiskusikan
tentang kerentanan dari entitas laporan kuangan akibat kecurangan material,
termasuk bagaimana dan kapan keputusan tersebut terjadi dan siapa yang
berpartisipasi.
2. Prosedur yang dilakukan untuk memperoleh informasi - informasi yang
diperlukan untuk mengidentifikasi risiko dari kecurangan material.

3. Risiko yang spesifik dari kecurungan material yang diidentifikasi pada level
laporan keuangan secara keseluruhan dan pada level assersi dan keterangan dari
pendapat auditor untuk risiko tersebut.
4. Alasan yang mendukung sebuah kesimpulan bahwa tidak risiko signifikan dari
pengakuan pendapatan yang tidak wajar
5. Hasil dari prosedur yang dilakukan untuk mengatasi risiko pengendalian
manajemen
6. Sifat dari komunikasi tentang kecurangan yang dibuat manajemen, komite audit
atau yang lainnya.
Referensi:
Arens, Elder, Beasley. 2014. Auditing and Assurance Service, An Itegrated Approach 15th
Edition. England: Pearson Global Edition.
Arens, Elder, Beasley, Hogan. 2017. Auditing and Assurance Services 16th Edition. England:
Pearson Global Edition.
Arens, Elder, Beasley, Jusuf. 2018. Jasa Audit dan Assurance Pendekatan Terpadu
(Adaptasi Indonesia). Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai