Anda di halaman 1dari 12

BIOLOGI

NAMA : Mhd Risky


KELAS : 11 MIPA 4

SMA N 3 PEKANBARU
T.P 2020/2021
Pengertian Totipotensi
Totipotensi dalam biologi sel menunjukkan kemampuan suatu sel untuk dapat
memperbanyak diri dalam keseluruhan (total) kemungkinan perkembangan yang
dimungkinkan. Kata sifat totipoten lebih banyak dipakai. Sel punca, termasuk zigot,
memiliki kemampuan ini. Pada tumbuhan, sel meristem yang berada pada titik tumbuh juga
memiliki kemampuan ini.

Totipotent sel memiliki potensi total. Mereka dapat menjadi spesialis pluripotent sel yang
dapat menimbulkan banyak sel anak, namun tidak semua, dari sel-sel yang diperlukan untuk
pengembangan organisme. Pluripotent sel mengalami lebih spesialisasi ke multipotent sel
yang berkembang untuk menjadi sel-sel yang memiliki fungsi tertentu. Misalnya, batang sel
darah multipotent menjadi sel merah, putih dan sel-sel di dalam darah platelets (keping
darah).

Kemampuan totipotensi dapat diubah dengan mengganti lingkungan hidup/tumbuh sel.


Modifikasi osmotik, nutrisi, hormon, atau sumber energi yang dipaparkan pada sel dapat
mengubah sifat ini menjadi pluripoten (“banyak potensi”), multipoten (“berbagai potensi”),
atau unipoten (“tunggal potensi”). Sel yang pluripoten memiliki kemampuan berubah yang
masih banyak, multipoten hanya beberapa, dan unipoten adalah bentuk sel yang telah
terspesifikasi.

Teori Totipotensi
Teori Totipotensi yaitu kemampuan setiap sel tumbuhan untuk menjadi individu yang
sempurna bila diletakkan dalam lingkungan yang sesuai. Teori totipotensi dikemukakan
oleh G. Heberland pada tahun 1898. Pada tahun 1950, F.C. Steward dan mahasiswanya dari
Cornell University memperoleh tanaman wortel utuh dari sel somatik sel floem akar wortel.
Tahapan dalam totepotensi sel-sel wortel sehingga terbentuk individu baru adalah sebagai
berikut: Floem akar tanaman wortel – Dipotong kecil-kecil masing-masing 2 mg –
Ditumbuhkan pada media bernutrein – Sel-sel membelah, terbentuk kalus (jaringan yang
belum terdeferensiasi) – Kalus dipisahkan dalam media nutrisi – Kalus membelah diri
membentuk embrio – Terbentuk tanaman baru.

Pembudidayaan tanaman di bagi 2, yaitu: Dengan cara Modern, contohnya Kultul jaringan.
Dan dengan cara Tradisional, misalnya Mencangkok, menyetek, menempel (Okulasi),
merunduk dan sambung/enten.

Berdasarkan sifat totipotensi, satu bagian tanaman dapat diklon menjadi tanaman identik
secara genetik. Usaha memperoleh sutau individu baru dari satu sel atau jaringan dikenal
sebagai kultur jaringan.

Adanya sifat totipotensi pada jaringan tumbuhan dimanfaatkan untuk memperoleh anakan
seragam dalam jumlah banyak dan cepat.sel-sel tumbuhan dapat  bersifat totipotensi
(berpotensi penuh), yaitu sel-sel tersebut dapat mempertahankan potensi zigot untuk
membentuk semua bagian organisme matang.
Teori totipotensi di kemukanan oleh G. Heberland pada tahun 1898. Pada tahun 1950, F.C.
Steward dan mahasiswanya memperoleh tanaman wortel utuh dari sel somatik sel floem akar
wortel.

Tahapan dalam totipotensi sel-sel wortel sehingga terbentuk individu baru adalah sebagai
berikut:
1. Floem akar tanaman wortel
2. Dipotong kecil-kecil masing-masing 2 mg
3. Ditumbuhkan pada media bernutrien
4. Sel-sel membelah, terbentuk kalus ( jaringan yang belum terdiferensiasi )
5. Kalus dipisahkan dalam media nutrisi
6. Kalus membelah diri membentuk embrio
7. Terbentuk tanaman baru

Totipotensi Sel
Setiap sel dalam satu tumbuhan memiliki informasi genetik yang sama.
Sel ini memiliki kemampuan untuk tumbuh menjadi individu baru yang utuh seperti
induknya, karena mampu melakukan seluruh aktivitas metabolisme dan mengekspresikan
semua informasi genetiknya di bawah kondisi yang memenuhi syarat sehingga dapat
membentuk organisme yang lengkap dan terdiferensiasi penuh. Potensi sel ini
disebut totipotensi atau berpotensi penuh.

Dengan totipotensi, satu tanaman dapat di klon menjadi banyak tanaman yang identik.
Kemampuan sel ini menyebabkan para ilmuwan tertarik untuk mengembangkan sel, atau
jaringan tersebut menjadi individu baru. Usaha untuk memperoleh individu baru dari satu sel
atau jaringan disebut kultur jaringan.

Prinsip dasar kultur jaringan sama dengan stek. Setiap potongan bagian tubuh tumbuhan akan
menjadi satu individu baru yang utuh (mikropropagasi). Jika kondisi lingkungan sesuai dan
cukup nutrien, maka setiap irisan bagian tubuh tumbuhan ini akan mampu tumbuh menjadi
sejumlah individu yang memiliki sifat yang sama dengan induknya.

Tumbuhan memiliki hormon endogen yang bisa memacu pertumbuhan, seperti auksin dan
sitokinin. Hormon ini akan memacu pembelahan sel tumbuhan sehingga terjadi pertumbuhan.
Dengan menambah hormon pertumbuhan (auksin) pada kultur sel, sel-sel atau jaringan ini
akan membelah membentuk massa sel-sel kalus yang belum terdiferensiasi.

Terdiferensiasi adalah awal proses terbentuknya organ yang ditandai dengan hasil
pembelahan sel yang berbeda bentuk polanya kearah pembentukan organ tertentu. Kemudian,
selsel kalus tersebut ditumbuhkan menjadi individu baru.

Pada kultur jaringan, tahap-tahap perkembangan sel somatik menjadi embrio sama dengan
pertumbuhan zigot. Bedanya zigot (2n) dihasilkan melalui perkawinan sperma dan ovum
yang bersifat haploid (n). Pertumbuhan embrio ini dimulai dari sel → globular → bentuk
jantung → bentuk torpedo → bentuk kotiledon → tumbuhan muda.

Tumbuhan hasil kultur jaringan disebut klon. Tumbuhan baru ini dapat dikembangkan di
lahan biasa atau pada media hidroponik. Dengan kultur jaringan akan dihasilkan tanaman
secara massal tanpa areal yang luas dengan kualitas dengan induknya sehingga kebutuhan
pangan masyarakat akan terpenuhi.

Tipe-tipe sel yang berbeda mentranskripsi seperangkat gen yang berbeda. Perbedaan diantara
tipe sel yang berbeda tergantung pada protein utama yang dibuat, yang ditentukan pada
tingkat pengontrolan sintesa protein. Terdapat lima pengontrolan dalam pembentukan protein
dari DNA :

1. Pengontrolan transkripsi berfungsi mengontrol bagaimana dan kapan suatu gen


ditranskripsikan
2. Pengontrolan prosesing, mengontrol bagaimana transkrip RNA diproses
3. Pengontrolan transpor, memilih m-RNA lengkap yang mana dalam inti sel akan
dikeluarkan ke sitoplasma.
4. Pengontrolan translasi, memilih m-RNA dalam sitoplasma yang ditranslasi oleh
ribosom
5. Pengontrolan degradasi m-RNA, menstabilkan m-RNA tertentu dalam sitoplasama.

Sifat Totipotensi
Berdasarkan sifat totipotensi, satu bagian tanaman dapat diklon menjadi tanaman identik
secara genetik. Usahan memperoleh individu baru dari suatu sel atau jaringan dikenal
sengan kultur sel atau kultur jaringan. Prinsip kultur sel atau kultur jaringan sama dengan
prinsip perkembanga secara vegetatif denga setek. Pada setek, setiap potonng bagian
tumbuhan akan tumbuh menjadi satu individu baru. Hanya saja, pada metode kultur jaringan
harus memperhatikan sterilitas alat dan bahan.

Pada kultur jaringan, sel atau jaringan ditumbuhkan untuk membentuk organisme yang
memiliki bagian yang lengkap. Pemberian nutrisi dan hormon auksin dan sitokinin pada
media pertumbuhannya, akan memacu pebelahan sel-sel sehingga terjadi pertumbuhan. Jika
tanaman dilukai, asam traumalin akan menyembuhkan luka. Pemberian hormon auksin pada
luka tersebut menyebabkan pembelahan sel berlangsung cepat dan terbentuk gumpalan halus
yang disebut kalus yang belum terdiferensiasi. Sel-sel kalus tersebut dapat dikembangkan
menjadi individu baru. Dengan kultur jaringan, seluruh bagian tumbuhan dapat dikembangkn
menjadi individu baru (solomon et al.2005).

Pembentukan Totipotensi
Totipotent sel dibentuk selama fase seksual dan reproduksi asexual termasuk spora dan zygot.
Zygot adalah produk dari perpaduan dari dua gamet. Dalam beberapa organisme, sel
berdiffereniasi dan dapat kembali melakukan totipotency. Sebagai contoh, perkembangan
manusia dimulai ketika sebuah sperma fertilizes menciptakan sebuah telur dan satu sel
totipotent (zygote). Pada hari pertama setelah pembuahan, sel ini membagi menjadi identik
totipotent sel. Kira-kira empat hari setelah pembuahan dan setelah beberapa siklus dari divisi
sel, sel-sel ini mulai totipotent berspesialisasi. Pada tumbuhan, sel meristem yang berada
pada titik tumbuh juga memiliki kemampuan ini.
Totipotent sel memiliki potensi total. Mereka dapat menjadi spesialis pluripotent sel yang
dapat menimbulkan banyak sel anak, namun tidak semua, dari sel-sel yang diperlukan untuk
pengembangan organisme. Pluripotent sel mengalami lebih spesialisasi ke multipotent sel
yang berkembang untuk menjadi sel-sel yang memiliki fungsi tertentu. Misalnya, batang sel
darah multipotent menjadi sel merah, putih dan sel-sel di dalam darah platelets (keping
darah).

Kemampuan totipotensi dapat diubah dengan mengganti lingkungan hidup/tumbuh sel.


Modifikasi osmotik, nutrisi, hormon, atau sumber energi yang dipaparkan pada sel dapat
mengubah sifat ini menjadi pluripoten (“banyak potensi”), multipoten (“berbagai potensi”),
atau unipoten (“tunggal potensi”). Sel yang pluripoten memiliki kemampuan berubah yang
masih banyak, multipoten hanya beberapa, dan unipoten adalah bentuk sel yang telah
terspesifikasi.

Keunggulan Totipotensi

 Bebas menentukan bagian tumbuhan yang akan dikultur


 Waktu yang dibutuhkan relatif singkat
 Tidak membutuhkan ruangan yang luas
 Cepat menghasilkan sejumlah tanaman baru dari satu jenis tanaman

Kultur Jaringan
Kultur jaringan/Kultur In Vitro/Tissue Culture adalah suatu teknik untuk mengisolasi, sel,
protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada nutrisi yang
mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik,sehingga bagian-bagian
tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman sempurna kembali.
Pada tahun 1954, kultur jaringan dipopulerkan oleh Muer, Hildebrandt, dan Riker.

Kultur jaringan memerlukan pengetahuan dasar tentang kimia dan biologi. Prinsip kultur  sel
atau kultur jaringan sama dengan prinsip perkembangbiakan secara vegetatif dengan stek.
Pada stek, setiap potongan bagian tubuh tumbuhan akan tumbuh menjadi satu individu baru.
Hanya saja, pada metode kultur jaringan, sel atau jaringan ditumbuhkan untuk membentuk
organisme yang memiliki bagian yang lengkap. Pemberian nutrien dan hormon tumbuh
auksin dan sitokinin pada media pertumbuhannya, akan memacu pembelahan sel-sel sehingga
terjadi pertumbuhan. Jika tanaman dilukai , asam traumalin akan menyembuhkan luka.

Pemberian hormon auksin pada luka tersebut menyebabkan pembelahan sel berlangsung
cepat dan terbentuk gumpalan halus yang disebut kalus yang belum terdiferensiasi. Sel-sel
kalus tersebut dapat dikembangkan menjadi individu baru. Saat ini, kultur jaringan
dikembankan dengan penambahan hormon yang sesuai kebutuhan untuk pembentukan setiap
organ tumbuhan. Dengan sistem kultur jaringan, seluruh bagian tubuh tumbuhan dapat
dikembangkan menjadi tanaman baru.

Menurut Suryowinoto (1991), kultur jaringan dalam bahasa asing disebut sebagai tissue
culture. Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk
dan fungsi yang sama. jadi, kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman
menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya.

Kultur Jaringan adalah metode pembudidayaan suatu jaringan tanaman secara vegetatif


menjadi tanaman kecil yang memiliki sifat sama dengan tanaman aslinya. Teknik kultur
jaringan memanfaatkan sifat totipotensi tanaman, yaitu kemampuan setiap sel tanaman untuk
tumbuh dan menjadi tanaman sempurna apabila berada di lingkungan sesuai. Agar tumbuhan
sempurna, suatu sel harus ditumbuhkan pada media khusus. Beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi agar kultur jaringan dapat berhasil antara lain :

Pemilihan bahan tanaman (eksplan) yang baik, biasanya diambil dari jaringan meristem.
1. Penggunaan medium yang cocok. Medium ini harus mengandung 5 kelompok
senyawa yaiyu : garam anorganik, sumber karbon vitamin, zat pengatur tubuh, daan
pelengkap organik.
2. Pencapaian keadaan aseptik, yaitu pengambilan bahan tanaman (eksplan) secara steril.
3. Pengaturan udara yang baik.

Prinsip Kultur Jaringan


Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tumbuhan seperti
protoplasma, sekelompok sel, jaringan atau organ serta menumbuhkannya dalam kondisi
aseptik sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi
tanaman lengkap kembali.Teori yang mendasari tehnik kultur jaringan adalah teori sel oleh
Schawann dan Scheleiden (1838) yang menyatakan sifat totipotensi (total genetic potential)
sel, yaitu bahwa setiap sel tanaman yang hidup dilengkapi dengan informasi genetik dan
perangkat fisiologis yang lengkap untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman utuh, jika
kondisinya sesuai.

Prinsip dasar kultur jaringan sama dengan stek. Setiap potongan bagian tubuh tumbuhan akan
menjadi satu individu baru yang utuh ( mikropropagasi ). Jika kondisi lingkungan sesuai dan
cukup nutrient maka setiap irisan bagian tubuh tumbuhan ini akan mampu tumbuh menjadi
sejumlah individu yang memiliki sifat yang sama dengan induknya.

Pada tumbuhan memiliki hormone endogen yang dapat memacu pertumbuhan seperti auksin
dan sitokinin. Hormon ini akan memacu pembelahan sel tumbuhan sehingga terjadi
pertumbuhan. Dengan menambah hormone pertumbuhan ( auksin ) pada kultur sel, sel-sel
jaringan ini akan membelah membentuk massa sel-sel kalus yang belum terdiferensiasi.

Terdiferensiasi merupakan awal proses terbentuknya organ yang ditandai dengan hasil
pembelahan sel yang berbeda bentuk polanya kearah pembentukan organ tertentu, kemudian
sel-sel kalus tersebut ditumbuhkan menjadi individu baru.

Pada kultur jaringan, tahap-tahap perkembangan sel somatic menjadi embrio sama dengan
pertumbuhan zigot. Bedanya zigot ( 2n ) dihasilkan melalui perkawinan sperma dan ovum
yang bersifat haploid ( n ). Pertumbuhan embrio ini dimulai dari sel > globular > bentuk
jantung > bentuk torpedo > bentuk kotiledon > tumbuhan muda.

Tumbuhan hasil kultur jaringan disebut klon. Tumbuhan baru ini bisa dikembangkan di lahan
biasa atau pada media hidroponik. Dengan kultur jaringan akan dihasilkan tanaman secara
missal tanpa areal yang luas dengan kualitas dengan induknya sehingga kebutuhan pangan
masyarakat akan terpenuhi.

Sekarang, kultur jaringan tidak digunakan untuk memperbanyak tanaman tetapi digunakan
sebagai bioteknologi untuk mendapatkan tanaman bebas virus, untuk produksi obat, produksi
tanaman unggul dan sebagainya.

Teknik Kultur Jaringan :


 Meristem culture, budidaya jaringan dengan menggunakan eksplan dari jaringan
muda atau meristem.
 Pollen culture/anther culture, menggunakan eksplan dari pollen atau benang sari.
 Protoplas culture, menggunakan eksplan dari protoplas.
 Chloroplas culture, menggunakan kloroplas untuk keperluan fusi protoplas.
 Somatic cross (bilangan protoplas/fusi protoplas), menyilangkan dua macam
protoplas, kemudian dibudidayakan hingga menjadi tanaman kecil yang mempunyai
sifat baru.

Manfaat Kultur Jaringan


1. Pengadaan bibit tidak tergantung musim.
2. Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat
(dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal
10.000 planlet/bibit).
3. Bibit yang dihasilkan seragam.
4. Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu).
5. Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah.
6. Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan
lingkungan lainnya.
7. Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki.
8. Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman dewasa.
9. Untuk menghasilkan tanaman baru dalam jumlah besar dalam waktu singkat dengan
sifat dan kualitas sama dengan induknya.
10. Mendapatkan tanaman yang bebas dari virus dan penyakit.
11. Menciptakan varietas baru, yaitu dengan cara menggabungkan plasma dari sel-sel
yang berbeda dalam satu spesies lalu menumbuhkannya melalui kultur jaringan.
12. Melestarikan jenis tanaman yang hampir punah.
13. Mempertahankan keaslian sifat-sifat tanaman.

Keuntungan Kultur Jaringan
 Pengadaan bibit tidak tergantung musim.
 Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relative lebih cepat
( dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal
10.000 bibit ).
 Bibit yang dihasilkan seragam.
 Tidak membutuhkan ruang yang luas.
 Bibit yang dihasilkan bebas penyakit ( menggunakan organ tertentu ).
 Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah.
 Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit dan deraan lingkungan
lainnya.
 Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki.

Kultur Jaringan Tradisional

Mencangkok
Mencangkok adalah menguliti hingga bersih dan menghilangkan kambium pada cabang atau
ranting sepanjang 5-10 cm. Tujuan mencangkok untuk mengembangbiakkan tanaman.
Tanaman yg dapat dicangkok adalah tanaman buah berkayu keras atau berkambium. Contoh :
Mangga, jambu, jambu air, jeruk, dll. Saat mencangkok jaringan floem harus dihilangkan
agar zat makanan harus dihilangkan agar zat makanan hasil fotosintesis terhenti didaerah
pemotongan dan merangsang pertumbuhan akar.

Cara Mencangkok Tanaman


Alat dan bahan Mencangkok
 Tali pengikat atau memakai tali rafia.
 Pisau yang tajam
 Serabut kelapa atau plastik.
 Gunting
 Tanah yang subur
 Cabang/ranting yang akan kita cangkok

Langkah – langkah Mencangkok


 Pilih cabang atau ranting yang tidak terlalu tua ataupun terlalu muda.
 Kuliti hingga bersih cabang atau ranting tersebut sepanjang 5-10 cm.
 Kerat kambiumnya hingga bersih, dan angin-anginkan.
 Tutup dengan tanah, kemudian dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa. Ikat pada
kedua ujungnya seperti membungkus permen. Bila menggunakan plastik, lubangi
plastiknya terlebih dahulu.
 Jaga kelembaban tanah dengan cara menyiramnya setiap hari.
 Setelah banyak akar yang tumbuh, potong cabang atau ranting tersebut, kemudian
taruhlah pada pot. Setelah terlihat baik tanamlah di tanah.
Keunggulan mencangkok :
1. Tanaman lebih cepat berproduksi (berbuah).
2. Sifat tanaman baru sama seperti induknya.
3. Menghasilkan buah dalam waktu yang relative singkat ± 4 tahun.
4. Waktu yang diperlukan untuk perbanyakan relative singkat antara 1 – 3 bulan.

Kelemahan mencangkok:
1. Tanaman hasil cangkokan hanya memiliki akar serabut, sehingga lebih mudah
tumbang/roboh dibandingkan tanaman yang berasal dari biji.
2. Umur tanaman lebih pendek dibandingkan tumbuhan yang di tanam dari biji.
3. Bentuk pohon induk jadi rusak.
4. Tidak dapat menyediakan bibit yang relative banyak dalam waktu yang cepat
5. Cara pengerjaan sedikit lebih rumit dan memerlukan ketelatenan.
6. Jika sering dilakukan pencangkokan terhadap pohon induk maka produksi buah induk
menjadi terganggu.

Menyetek
Reproduksi dengan cara menyetek (stek) merupakan cara yang paling mudah dilakukan.
Seperti halnya mencangkok, dari perbanyakan dengan cara stek ini juga diperoleh tanaman
baru yang mempunyai sifat seperti induknya. Sifat ini meliputi ketahanan terhadap serangan
penyakit, rasa buah, warna dan keindahan bunga, dan sebagainya. Tetapi bila dibandingkan
dengan mencangkok, stek mempunyai kelebihan. Kalau cangkok memerlukan bantuan pohon
induk untuk menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri serdiri, tetapi stek tidak
demikian. Stek dengan ketentuannya sendiri akan menumbuhakan akar dan daun untuk
menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah.

Macam-macam Stek
 Stek akar, yaitu stek yang terdiri dari potongan-potongan akar tinggal dengan satu
atau beberapa mata.Contohnya stek pada tanaman Jahe dan kunyit.

 Stek batang, stek ini terdiri dari :


1. Stek cabang, yaitu terdiri dari bagian batang atau cabang atau cabang yang tua, tanpa
kulit hijau lagi.
Contohnya stek tanaman ubi kayu.
2. Stek ranting, yaitu stek tanaman yang berasal dari bagian batang atau ranting yang
masih muda, yang masih mempunyai kulit hijau. Contohnya stek pada tanaman
Pangkas kuning, dan Teh.
3. Stek ujung, yaitu stek yang menggunakan bagian ujung batang yang paling muda
contohnya stek pada tanaman Kangkung.

 Stek Daun, yaitu stek yang menggunakan bagian tanaman yang berupa daun, dengan
satu mata atau lebih. Setiap mata akan membentuk tunas dan akar baru. Setelah
tanaman baru telah tumbuh, bahan stek akan berangsur-angsur membusuk.

 Stek Tunas/Mata, yaitu perbanyakan tanaman dengan menggunakan mata tunas suatu
tanaman, contohnya pada stek tanaman Tebu.
Tetapi yang paling baik adalah stek dengan menggunakan bagian pangkal batang,
karena perakaran yang terjadi lebih banyak dan lebih kuat. Juga jika tumbuh besar
maka fisik tanamn akan lebih kokoh dan tidak mudah roboh. Pangkal batang juga
sangat baik untuk distek karena mempunyi potensi untuk tumbuh tunas yang lebih
banyak.

Contoh cara menyetek tanaman, misalnya pada mawar:


1. Potong batang/tangkai mawar yang sudah tua. Jika terlalu panjang, potong-potonglah
tangkai menjadi 4 – 5 cm dengan pisau yang tajam dan bersih;
2. Media tanam yaitu tanah murni tanpa campuran pupuk jenis apapun. Jangan gunakan
pupuk karena terdapat banyak bakteri yang dapat menghambat atau bahkan
mematikan tanaman yang akan distek. Pada proses penyetekan yang dibutuhkan
tanaman adalah pertumbuhan akar;

3. Proses tanam, masukkan tanah kedalam kantong plastik seperempat kilogram yang di
lubangi dengan sapu lidi terutama bagian bawah, lalu siram dengan air bersih hingga
rata. Setelah itu tancapkan batang mawar yang telah dipotong 4 – 5 cm tadi persis di
tengah-tengah pot/wadah dengan kelembaban setengah dari media tanam;

4. Perawatannya dapat ditempatkan di tempat yang teduh dan usahakan media tanam
tetap lembab dan basah. Jangan memberi pupuk pada tanaman hingga tanaman siap
dipindah;
5. Setelah tanaman udah tumbuh dan memiliki tangkai daun lebih dari tiga, berarti
tanaman siap dipindah ke media tanam yang baru;

Menempel ( Okulasi )
Menempel atau okulasi dilakukan dengan cara menempelkan mata tunas pada tumbuhan lain.
Pada dasarnya, menempel hampir sama dengan menyambung. Tumbuhan yang diokulasi
biasanya memiliki kelebihan-kelebihan tersendiri. Misalnya tumbuhan yang memiliki akar
yang kuat, tetapi buahnya kecil atau asam dapat digabungkan dengan tanaman yang memiliki
buah besar dan manis, tetapi akarnya lemah.

Cara mengokulasi tanaman Alat dan bahan :


 Tali rafia, pisau/cutter,
 Dua jenis tumbuhan ( batang bawah dan batang atas).
Langkah-langkah Mengokulasi
1. Siapkan batang bawah, umur tanaman tergantung dari jenis tanaman apa yang akan
diokulasi.
2. Siapkan batang atas berupa kulit kayu dan mata tunas dari induk tanaman yang
berkualitas baik dan memiliki sifat unggul.
3. Iris dan sayat batang bawah dengan panjang 2-3 cm, lebar 1-1,5 cm.
4. Sisipkan mata tunas ke irisan yang telah dibuat pada batang bawah, lakukan dengan
cepat. Jangan sampai luka sayatan kering. Pastikan tidak ada celah antara luka sayatan
dengan mata tunas.
5. Ikat tempelan menggunakan tali rafia, arah pengikatan dari bawah ke atas sehingga
tali tersusun rapat seperti genting dan tidak ada celah kecuali pada bagian mata tunas.

6. Setelah 2 minggu, lihat mata tunas. Jika berwarna hijau kemerahan atau hitam berarti
okulasi gagal. Sedangkan jika warnanya masih hijau segar dan melekat pada batang
pokok berarti okulasi berhasil dan ikatannya sudah boleh dilepas. Waktu pengikatan
bisa sampai 3 minggu.
7. Bila telah ada kepastian bahwa mata tempelan sudah hidup, segera potong batang
yang berada di atas mata tempelan, tujuannya agar sumber makanan tertuju pada
tunas dari tempelan. Jika tidak, tempelan akan mati. Panjang pemotongan batang dan
jarak pemotongan dari mata tempelan berbeda-beda tergantung dari jenis tanaman
yang diokulasi.

Merunduk 
Merunduk adalah cara reproduksi vegetatif dengan merundukkan cabang atau batang
tumbuhan kedalam tanah. bagian yang tertanam akan mengeluarkan akar. Selanjutnya, bagian
tanah tersebut dapat dipisahkan dan dikembangkan leih lanjut.

Cara melakukan perbanyakan Merunduk :


1. Pilih cabang tanaman yang sudah tua, kuat dan panjang;
2. Bersihkan cabang tanaman bagian tengah dari daun dan kotoran yang menempel;
3. Bengkokkan cabang tanaman ke tanah hingga sedikit dari bagian tengah cabang
menyentuh tanah
4. Kubur cabang tanaman tadi dengan menggunakan tanah;
5. Biarkan selama beberapa hari sambil menyiram gundukan tanah tersebut;
6. Setelah akar dari bagian tengah cabang tadi muncul, pisahkan tanaman baru dari
tanaman induk dengan memotong cabang tanaman tadi dari batang utamanya;
7. Tanaman baru siap dipindahkan ke media tanam

Sambung/Enten
Menyambung atau mengenten bertujuan menggabungkan dua sifat unggul dari individu yang
berbeda. Misalnya, untuk menyokong tumbuhan dibutuhkan jenis tumbuhan yang memiliki
akar kuat. Sementara untuk menghasilkan buah atau daun atau bunga yang
banyak dibutuhkan tumbuhan yang memiliki produktivitas tinggi. Tumbuhan yang dihasilkan
memiliki akar kuat dan produktivitas yang tinggi. Contoh tumbuhan yang bisa disambung
adalah tumbuhan yang sekeluarga. Contohnya, tomat dengan terung.

Cara Mengenten tanaman Alat dan bahan


 pisau/cutter yang steril
 tali raffia
 dua jenis tumbuhan (terung dan tomat)

Cara menyambung tanaman :


1. Pilih tanaman untuk batang bawah dan batang atas yang sehat. Batang bawah
berdiameter lebih besar daripada batang atas.
2. Gunakan pisau steril dan tajam, untuk memotong batang bawah dengan bentuk huruf
V, dan potong batang atas dengan bentuk V terbaik. Panjang batang atas idealnya 3-8
cm.
3. Masukkan batang atas tersebut ke dalam celah batang bawah, lalu ikat sambungan itu
dengan sealtape, atau potongan plastik bening (dari kantong plastik gula pasir).
Usahakan sambungan tidak terkena air.
4. Untuk mengurangi penguapan dan mempercepat tumbuhnya tunas, sisakan 2-4 helai
daun pada batas atas; dan potong daun tersebut menjadi setengahnya atau pangkas
semua daun.
5. Bungkus batang yang disambung tadi dengan kantong plastik, dan letakkan di tempat
teduh selama sekitar 7-10 hari.
6. Dalam kurun waktu itu akan terlihat munculnya tunas daun. Buka kantong plastiknya;
dan taruh di bawah matahari.

Anda mungkin juga menyukai