Hasil LBM 1 Modul 2
Hasil LBM 1 Modul 2
1. Attending Behaviour:
Perilaku yang dapat membuat orang lain dapat berbicara secara terbuka kepada kita, dan
dapat menghormati seseorang sehingga dapat tertarik pada apa yang kita katakan
2. Micro skills of communication:
Kompetensi untuk berkomunikasi secara efektif dengan orang lain
3. Anamnesis:
Proses penggalian informasi mengenai kondisi pasien
4. Interpretasi:
- Proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara 2 atau lebih pembicara yang tidak
dapat menggunakan simbol yang sama baik secara berurutan atau tidak.
- Memaknai sesuatu
5. Komunikasi:
Proses penyampaian informasi dari komunikator ke komunikan
6. Komunikasi verbal:
Proses penyampaian fikiran, pesan atau perasaan seseorang kepada orang lain secara
lisan/tulisan
7. Komunikasi non verbal:
Komunikasi tanpa menggunakan kata-kata seperti isyarat, gesture, mimik wajah, dll
8. Observasi:
Suatu cara pengumpulan data dengan menggunakan pengamatan secara langsung terhadap
suatu objek
9. Etika:
Sesuatu yang sesuai dengan aturan-aturan
10. Empati:
Kemampuan untuk memahami keingina, perasaan dan fikiran orang lain tanpa
mempengaruhi objektifitas dalam menilai orang
11. Komunikatif:
Kemampuan untuk menyampaikan info dengan baik
STEP 2
STEP 3
Manfaat:
- Memecahkan masalah
- Memahami informasi
- Mempererat tali persaudaraan
- Saling bertukar informasi
2. Bagaimana cara komunikasi yang efektif?
- Mengenali dengan siapa kita berbicara
- Menghilangkan rasa minder
- Memperbanyak wawasan
- Menjadi pendengar yang baik
- Humble: menjadi orang yang rendah hati
- Empathy
- Clarity: dalam berkomunikasi secara jelas dan mudah dimengerti
3. Apa jenis-jenis komunikasi?
- Komunikasi verbal:
a. Secara lisan: langsung dan tidak langsung(lewat media)
b. Secara tulisan : sms, sosial media, koran, dll
- Komunikasi non verbal: bahasa isyarat, gesture, body language, dll
- Komunikasi interpersonal : komunikasi yang melibatkan 2 orang
- Komunikasi intrapersonal : komunikasi yang melibatkan empati seseorang (pada diri
sendiri/self reflection)
4. Apa saja unsur-unsur komunikasi?
- Sumber/komunikator: penyampai pesan
- Pesan yang ingin disampaikan
- Penerima/komunikan: penerima pesan
- Pengaruh/efek yang terjadi setelah adanya iformasi yang disampaikan
- Media untuk menyalurkan informasi (elektronik, non elektronik)
- Feedback/respon yang diberikan dari komunikan ke komunikator
- Hambatan yang terjadi selama proses penyampaian informasi
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi?
- Pengetahuan dan ketrampilan dalam berkomunikasi
- Sikap komunikator (mantap dan meyakinkan)
- Pengalaman
- Latar belakang (agama, budaya, lingkungan, pendidikan)
6. Apa hambatan yang terjadi dalam komunikasi?
- Perbedaan bahasa
- Hambatan teknis: dari media
- hambatan semantik: yang disebabkan oleh proses komunikasi yang menggunakan tata
bahasa yang kurang baik
- hambatan manusiawi: perbedaan pengetahuan
- hambatan fisik: keadaan fisik dari komunikator dan komunikan
- hambatan psikologis: keadaan psikologi (mental) dari komunikator dan komunikan
7. apa saja batasan dalam berkomunikasi dalam islam?
8. Apa yang harus dikembangkan seorang dokter dalam membangun komunikasi yang baik
dengan pasien?
CARE
- Comfort: dokter harus membuat nyaman dirinya sendiri dan pasien
- Acceptance: dokter harus menghargai, menghormati, dan menerima keadaan pasien
- Responsiveness: dokter harus tanggap dengan pasien
- Empathy: dokter harus bisa memahami perasan pasien serta tertarik dengan
permasalahan pasien
9. Apa saja aspek micro skill yang harus dilatih dalam komunikasi?
10. Bagaimana cara melakukan attending behaviour?
11. Apa kelebihan dan kekurangan dalam melakukan attending behaviour?
Kelebihan: mudah memahami permasalahan komunikan (pasien)
Kekurangan: membutuhkan waktu yang lama
12. Mengapa attending behaviour sangat diperlukan dalam anamnesis?
Karena dalam proses anamnesis, tidak semua pasien dapat mengungkapkan keluhannya,
sehingga dengan attending behaviour, pasien akan lebih merasa aman dan nyaman dalam
menyampaikan keluhannya
13. Apa langkah-langkah dari anamnesis?
- Memiliki sikap yang baik
- Bertanya tentang identitas
- Bertanya tentang keluhan yang dialami
- Bertanya tentang riwayat medis
- Anamnesis system (mempelajari sistem kerja yang ada pada tubuh pasien / EBM)
- Meresume informasi yang diperoleh
14. Apa tujuan dan manfaat anamnesis?
Tujuan:
- Mengetahui dan mengambil data pasien (identitas, keluhan, dan riwayat penyakit)
- Menentukan diagnosa penyakit
- Untuk membangun hubungan baik antara dokter-pasien
Manfaat:
STEP 4
STEP 5
STEP 6
Sumber-sumber belajar:
1. Andjani, Made Dwi. 2014. Komunikasi Antar Pribadi dalam Masyarakat Majemuk. Jakarta:
Dapur Buku.
2. Materials in this section were mainly adapted from Neher JO, Gordon CC, Meyer B, Stevens
N. A Five-Step "Microskills" Model of Clinical Teaching. Journal of the American Board of
Family Practice. 2011. Debra DaRosa, PhD. Association for Surgical Education.
3. Jurnal Konseling dan Pendidikan. Volume 1 Nomor 1, Februari 2013, Hlm 58-66. Penerapan
Microskills dalam Domain Multicultural
4. http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345678/38761/4/Chapter%20II.pdf
5. http://fk.uns.ac.id/static/file/Manual_Semester_II-2012.pdf
6. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38761/4/Chapter%20II.pdf
7. http://modul.fk.undip.ac.id/UNDUH/komunikasi.doc
8. ASPEK HUKUM DALAM PELAYANAN KESEHATAN, M.Thalal dan Hiswanil,Administrasi
Fakultas Tehnik USU. Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. Buku
“Komunikasi dan Empati dalam hubungan Dokter-Pasien Fak. Kedokteran UI karya
Samsuridjal Djauzi, Supartondo”, Hal. 51
9. Siti Aisah Boediardja. 2009. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
10. Djauzi, S dan Supartondo. 2004. “Komunikasi dan Empati Dalam Hubungan Dokter-Pasien”
Jakarta: Balai Penerbit FK-UI
11. http://idi.org/wp-content/uploads/2013/04/KODEKI-2012
STEP 7
Sumber: Andjani, Made Dwi. 2014. Komunikasi Antar Pribadi dalam Masyarakat Majemuk.
Jakarta: Dapur Buku.
2. Apa saja aspek micro skill yang harus dilatih dalam komunikasi?
The Five Microskills for Clinical Teaching
1. Get a commitment – What do you think is going on?
2. Probe for supporting evidence – What led you to that conclusion?
3. Teach general rules – when this happens, do this…
4. Reinforce what was right – Specifically, you did an excellent job of…
5. Correct Mistakes – Next time this happens, try this…
Sumber : Materials in this section were mainly adapted from Neher JO, Gordon CC, Meyer B,
Stevens N. A Five-Step "Microskills" Model of Clinical Teaching. Journal of the American
Board of Family Practice. 2011. Debra DaRosa, PhD. Association for Surgical Education.
Sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38761/4/Chapter%20II.pdf
5. Bagaimana kriteria anamnesis yang baik?
Menurut Redhono, Dhani. 2012. History Taking – Anamnesis, Anamnesis yang baik harus
mengacu pada pertanyaan yang sistematis, yaitu dengan berpedoman pada empat pokok
pikiran (The Fundamental Four) dan tujuh butir mutiara anamnesis (The Sacred Seven).Yang
dimaksud dengan empat pokok pikiran, adalah melakukan anamnesis dengan cara mencari
data :
1. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
2. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
4. Riwayat Sosial dan Ekonomi
Sebelum melakukan anamnesis lebih lanjut, pertama yang harus ditanyakan adalah identitas
pasien, yaitu umur, jenis kelamin, ras, status pernikahan, agama dan pekerjaan.
1. Riwayat Penyakit Sekarang,
Hal ini meliputi keluhan utama dan anamnesis lanjutan. Keluhan utama adalah
keluhan yang membuat seseorang datang ke tempat pelayanan kesehatan untuk
mencari pertolongan, misalnya : demam, sesak nafas, nyeri pinggang, dll. Keluhan
utama ini sebaiknya tidak lebih dari satu keluhan. Kemudian setelah keluhan utama,
dilanjutkan anamnesis secara sistematis dengan menggunakan tujuh butir mutiara
anamnesis, yaitu :
a. Lokasi (dimana ? menyebar atau tidak ?)
b. kronologis (kapan terjadinya? berapa lama?)
c. Kuantitas keluhan (seberapa sering terjadi ?)
d. Kualitas keluhan (rasa seperti apa ?)
e. Faktor-faktor yang memperberat keluhan.
f. Faktor-faktor yang meringankan keluhan.
g. Analisis sistem yang menyertai keluhan utama.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Ditanyakan adakah penderita pernah sakit serupa sebelumnya, bila dan kapan
terjadinya dan sudah berapa kali dan telah diberi obat apa saja, serta mencari
penyakit yang relevan dengan keadaan sekarang dan penyakit kronik (hipertensi,
diabetes mellitus, dll), perawatan lama, rawat inap, imunisasi, riwayat pengobatan
dan riwayat menstruasi (untuk wanita).
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Anamnesis ini digunakan untuk mencari ada tidaknya penyakit keturunan dari pihak
keluarga (diabetes mellitus, hipertensi, tumor, dll) atau riwayat penyakit yang
menular.
4. Riwayat sosial dan ekonomi
Hal ini untuk mengetahui status sosial pasien, yang meliputi pendidikan, pekerjaan
pernikahan, kebiasaan yang sering dilakukan (pola tidur, minum alkohol atau
merokok, obatobatan, aktivitas seksual, sumber keuangan, asuransi kesehatan dan
kepercayaan).
Sumber: http://fk.uns.ac.id/static/file/Manual_Semester_II-2012.pdf
6. Bagaimana respon pasien dalam komunikasi dengan dokter(anamnesis)?
Contoh empati:
1. Kewajiban Umum
2. Kewajiban Dokter Terhadap Pasien
3. Kewajiban Terhadap Teman Sejawat
4. Kewajiban Dokter Terhadap Diri Sendiri
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1 Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dan
atau janji dokter.
Pasal 2 Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan profesional secara
independen,dan mempertahankan perilaku profesional dalam ukuran yang tertinggi.
Pasal 3 Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi
oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.
Pasal 4 Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri .
Pasal 5 Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya tahan psikis
maupun fisik, wajib memperoleh persetujuan pasien/keluarganya dan hanya diberikan untuk
kepentingan dan kebaikan pasien tersebut.
Pasal 6 Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan
setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan terhadap
hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
Pasal 7 Seorang dokter wajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah
diperiksa sendiri kebenarannya.
Pasal 8 Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan secara
kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya,disertai rasa kasih sayang
(compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.
Pasal 9 Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan
sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya pada saat menanganipasien dia
ketahuimemiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan
penipuan atau penggelapan.
Pasal 10 Seorang dokter wajibmenghormati hak-hak- pasien, teman sejawatnya, dan tenaga
kesehatan lainnya, serta wajibmenjaga kepercayaan pasien.
Pasal 11 Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya melindungi hidup
makhluk insani.
Pasal 14 Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan seluruh keilmuan
dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika ia tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan, atas persetujuan pasien/ keluarganya, ia wajib merujuk
pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian untuk itu.
Pasal 15 Setiap dokter wajib memberikan kesempatan pasiennya agar senantiasa dapat
berinteraksi dengan keluarga dan penasihatnya, termasuk dalam beribadat dan atau
penyelesaian masalah pribadi lainnya.
Pasal 16 Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
seorang pasien,bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.
Pasal 17 Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada oranglain bersedia dan mampu memberikannya.
Pasal 19 Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan
persetujuan keduanya atauberdasarkan prosedur yang etis.
Pasal 20 Setiap dokter wajib selalu memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan
baik.
Pasal 21 Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran/ kesehatan.
Sumber: http://idi.org/wp-content/uploads/2013/04/KODEKI-2012