Anda di halaman 1dari 6

1. Apa tujuan dan manfaat komunikasi?

Tujuan:
- Agar pesan yg disampaikan dpt dimengerti
- Untuk memahami orang lain
- Agar gagasan kita dpt diterima orang lain
- Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu (kegiatan)

Sumber: Sopartondo, Samsuridjal, 2004. Komunikasi & Empati dalam Hubungan Dokter-
Pasien, Jakarta: Penerbit FK UI

2. Bagaimana cara komunikasi yang efektif?


a. Respect: menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan
b. Empathy: kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi/kondisi yang
dihadapi oleh orang lain.
c. Audible: pesan yang disampaikan dapat didengarkan dan dimengerti dengan baik
d. Clarity: pesan yang disampaikan jelas, sehingga tidak menimbulkan multi-tafsir
e. Humble: yaitu sikap rendah hati, contohnya, sikap menerima kritik, tidak sombong, tidak
memandang rendah orang lain, mengakui kesalahan, dll

Sumber: Erika Mediana, SS. M.Si

3. Apa jenis-jenis komunikasi?


- Komunikasi Verbal:
Bersifat sementara, kita mendengarkan kata yang diucap, dan tidak mendengarkan lagi
ketika kata-kata tersebut tidak diucapkan lagi. Bersifat satu saluran, yaitu dari
pendengaran. Pada komunikasi verbal, pada umumnya kita dapat mengendalikan kata-
kata kita, tapi sulit mengendalikan seluruh bahasa tubuh
- Komunikasi non verbal:
Bersifat berkesinambungan, komunikasi masih terus berjalan apabila orang yang kita
hadapi masih berada di hadapan kita. Dapat melalui banyak saluran, yaitu kita bisa
menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, dll

Sumber: Sopartondo, Samsuridjal, 2004. Komunikasi & Empati dalam Hubungan Dokter-
Pasien, Jakarta: Penerbit FK UI

4. Apa saja unsur-unsur komunikasi?

- Pengirim (sender/komunikator): pihak yang mengirimkan pesan. Ada 4 tipe


komunikator, yaitu: Komunikator yg membangun, Komunikator yg mengendalikan,
Komunikator yg melepaskan diri, Komunikator yg menarik diri
- Pesan (message) : yaitu informasi yang disampaikan, ada 3 jenis bentuk pesan< yaitu
informatif, persuasif, coersif
- Encoding: proses untuk mengubah pesan ke dalam simbol.
- Media (channel): saluran untuk menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima.
- Penerima (receiver/komunikan): pihak yang menerima pesan. Ada 3 jenis komunikan,
yaitu: persona, kelompok, massa
- Decoding: proses untuk menerjemahkan isi dari pesan yang diterima.
- Umpan balik (feedback): tanggapan yang diberikan oleh penerima pesan kepada
pengirim atas pesan yang telah diterimanya.
- Effect: yaitu hasil akhir dari komunikasi, berupa perubahan sikap dan tingkah laku. Efek
dapat dilihat dari personal opinion, public opinion, dan major opinion

Sumber: staff.uny.ac.id/sites/default/files/...Sc..../Bab%2010%20Komunikasi.pdf

5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi?


- Latar Belakang Budaya
Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui
kebiasaannya, sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator
dengan komunikan maka komunikasi semakin efektif.
- Ikatan Kelompok atau Group
Nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat mempengaruhi cara mengamati
pesan.
- Harapan
Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai
dengan yang diharapkan.
- Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi
isi pesan yang disampaikan.
- Situasi
Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi. Faktor situasi ini adalah:
1. Faktor ekologis (iklim atau kondisi alam).
2. Faktor rancangan dan arsitektural (penaataan ruang).
3. Faktor temporal, misal keadaan emosi.
4. Suasana perilaku, misal cara berpakaian dan cara berbicara. \
5. Teknologi.
6. Faktor sosial, mencakup sistem peran, struktur sosial dan karakteristik sosial
individu.
7. Lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya.
8. Stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku.
Sumber: Vardiyansah, 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.

6. Apa hambatan yang terjadi dalam komunikasi?


- Gangguan teknis
- Gangguan Semantik
- Gangguan Psikologis
- Rintangan fisik
- Rintangan Status
- Rintangan Kerangka Berfikir
- Rintangan Budaya

Sumber: http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ved=0CEEQFjAG&url=http%3A
%2F%2Fmaterikuliah.weebly.com%2Fuploads
%2F3%2F2%2F5%2F3%2F3253067%2Fhambatan_komunikasi.ppt&ei=Yiw9VKGmHtOPuATqo
IGYBw&usg=AFQjCNGh2BXuDjsF7DJC_JCcGiLrnskKlg&sig2=yqg9oTzN_ZFmXM5or0-
i5Q&bvm=bv.77412846,d.c2E

7. apa saja batasan dalam berkomunikasi dalam islam?


a. Qawlan Sadidan (QS. An-Nisa’: 9) ucapan yang benar adalah yang sesuai dengan Al-
Quran, assunah, dan ilmu. Al-Quran mengatakan bahwa berbicara yang benar,
menyampaikan pesan yang benar, adalah prinsip dasar dalam berkomunikasi dalam
Islam
b. Qawlan Mansyuran (QS. Al-Isra’: 28) hendaknya apapun yang kita sampaikan kepada
orang lain adalah hal-hal yang pantas. Misalnya apabila berbicara dengan orang lain,
pergunakanlah kalimat-kalimat yang tidak mengandung unsur makian, hinaan, dll
c. Qawlan Layyinan (QS. Thaha: 44) dalam ayat ini dijelaskan bahwa dalam berkomunikasi
hendaknya kita bersikap lemah lembut, persuasif, cerdas, memahami lawan bicara dan
mampu mengendalikan emosi.
d. Qawlan Kariman (QS. Al-Isra’:23) dalam ayat ini lebih menekankan hubungan komunikasi
dengan orang yang usianya lebih tua. Yaitu diharuskan untuk menggunakan perkataan
yang mulia, tidak melawan, atau bahkan menunjukkan mimik tidak suka.
e. Qawlan Ma’rufan (QS. An-Nisa’: 5) dalam ayat ini, kita diwajibkan untuk mengatakan hal-
hal yang baik, selain dalam berbicara, ayat ini juga menyangkut tentang wajib
berperilaku yang baik, dalam hal ini dapat diterapkan dalam komunikasi non-verbal.
f. Qawlan Baligha (QS. An-Nisa’: 63) kata baligh dalam bahasa arab artinya sampai
mengenai tujuan. Bila dikaitkan dengan Qawl (ucapan/komunikasi) kata baligh berarti
fasih, jelas maknanya, terang, dan tepat mengungkapkan apa yang dikehendaki.
Karena itu prinsip ini dapat diterjemahkan sebagai prinsip komunikasi yang efektif.

Sumber: Andjani, Made Dwi. 2014. Komunikasi Antar Pribadi dalam Masyarakat Majemuk.
Jakarta: Dapur Buku.

8. Apa yang harus dikembangkan seorang dokter dalam membangun komunikasi yang baik
dengan pasien?
1. Comfort: dokter perlu merasa nyaman dan tidak enggan dalam membahas masalah yang
melibatkan emosional, hal ini dituh=jukan agar pasien tidak merasa enggan untuk
memberikan informasi
2. Acceptance: dokter hendaknya menerima keadaan pasien dengan menghargai dan
memahami perilaku pasien. Tetapi, dokter juga berhak untuk tidak setuju dengan
perilaku pasien
3. Responsiveness: dokter harus memiliki ketrampilan tanggap terhadap informasi yang
tidak langsung atau tidak lengkap dari pasien
4. Empathy: dokter harus mampu mengerti perasaan, pikiran, dan keinginan pasien, tanpa
mengubah objektifitasnya.

Sumber: Sumber: Sopartondo, Samsuridjal, 2004. Komunikasi & Empati dalam Hubungan
Dokter-Pasien, Jakarta: Penerbit FK UI

9. Apa saja aspek micro skill yang harus dilatih dalam komunikasi?
10. Bagaimana cara melakukan attending behaviour?
11. Apa kelebihan dan kekurangan dalam melakukan attending behaviour?
12. Mengapa attending behaviour sangat diperlukan dalam anamnesis?
13. Apa langkah-langkah dari anamnesis?
- Mula-mula dipastikan identitas pasien dengan lengkap
- Keluhan utama : yang menyebabkan penderita datang berobat kemudian ditanya
keluhan tambahan
- Riwayat perjalanan penyakit sekarang : Yakni sejak pasien menunjukkan gejala pertama
sampai saat dilkuakan anamnesis
- Riwayat penyakit terdahulu : Baik yang berkaitan langsung dengan penyakit sekarang
maupun yang tidak ada kaitannya
- Riwayat pasien ketika dalam kandungan ibu
- Riwayat kelahiran
- Riwayat makanan
- Riwayat imunisasi
- Riwayat tumbuh kembang dan riwayat keluarga

Sumber: Sopartondo, Samsuridjal, 2004. Komunikasi & Empati dalam Hubungan Dokter-
Pasien, Jakarta: Penerbit FK UI

14. Apa tujuan dan manfaat anamnesis?


Tujuan:
- Untuk mendapatkan keterangan sebanyak-banyaknya mengenai penyakit pasien
- Membantu menegakkan diagnosa sementara. Ada beberapa penyakit yang sudah dapat
ditegaskan dengan anamnese saja
- Menetapkan diagnosa banding
- Membantu menentukan penatalaksanaan selanjutnya

Sumber: Sopartondo, Samsuridjal, 2004. Komunikasi & Empati dalam Hubungan Dokter-
Pasien, Jakarta: Penerbit FK UI

15. Apa saja syarat-syarat dalam melakukan anamnesis?


16. Bagaimana kriteria anamnesis yang baik?
Anamnesis yang baik harus mengacu pada pertanyaan yang sistematis, yaitu dengan
berpedoman pada empat pokok pikiran (The Fundamental Four) dan tujuh butir mutiara
anamnesis (The Sacred Seven). Yang dimaksud dengan empat pokok pikiran, adalah melakukan
anamnesis dengan cara mencari data :
1. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
2. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
4. Riwayat Sosial dan Ekonomi
Sumber: http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB0QFjAA&url=http%3A%2F
%2Ffk.uns.ac.id%2Fstatic%2Ffile%2FManual_Semester_II-
2012.pdf&ei=tR49VJa7GceQuQSV3YKgBw&usg=AFQjCNHP7b72hNccvbHD-
JrAAwTDUswNgA&sig2=74FPoymo2i6C5hop5hmlUQ
17. Bagaimana respon pasien dalam komunikasi dengan dokter(anamnesis)?
18. Apa saja teknik observasi yang baik?
19. Bagaimanakah tindakan seseorang yang dikatakan sesuai dengan etika dan empati?
20. Mengapa seorang dokter harus memiliki etika dan empati?
Untuk mengantisipasi atau mencegah terjadinya perkembangan yang buruk terhadap
profesi dokter dan mencegah agar dokter dalam menjalani profesinya dapat bersikap
professional maka perlu kiranya membentuk kode etik profesi kedokteran untuk
mengawal sang dokter dalam menjalankan profesinya tersebut agar sesuai dengan
tuntutan ideal. Tuntutan tersebut kita kenal dengan kode etik profesi dokter.
Sumber: Yuwono, Ismantoro Dwi, 2004. Memahami Berbagai Etika Profesi & Pekerjaan,
Jakarta: Penerbit Pustaka Yustisia.
21. Apa perbedaan empati dan simpati? Dan mana yang harus diterapakan seorang dokter?
Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengerti perasaan, pikiran, dan keinginan
orang lain tanpa mempengaruhi objektivitas dalam menilai orang tersebut
Simpati adalah perasaan tertariknya seseorang terhadap orang lain. Simpati timbul
tidak atas dasar logis rasional, tetapi berdasarkan penilaian perasaan
Yang harus diterapkan seorang dokter adalah empati, karena dengan adanya empati,
dapat menimbulkan komunikasi yang efektif antara dokter dengan pasien. Dalam hal
ini, dokter diharapkan dapat mengerti kebutuhan pasien serta dapat menunjukkan
afektifitas/sensitifitas dokter terhadap pasien.
Sumber: Djauzi, S and Supartondo. 2004. “Komunikasi dan Empati Dalam Hubungan Dokter-
Pasien” Jakarta: Balai Penerbit FK-UI
22. Apa saja kode etik kedokteran?
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkanvsumpah dan atau janji dokter.
Pasal 2
Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan profesional secara independen,
dan mempertahankan perilaku profesional dalam ukuran yang tertinggi.
Pasal 3
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu
yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.
Pasal 4
Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri .
Pasal 5
Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik, wajib
memperoleh persetujuan pasien/keluarganya dan hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan
pasien tersebut.
Pasal 6
Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan setiap penemuan
teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan terhadap hal-hal yang dapat
menimbulkan keresahan masyarakat.
Pasal 7
Seorang dokter waajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri
kebenarannya.
Pasal 8
Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan secara kompeten
dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan
penghormatan atas martabat manusia.
Pasal 9
Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan
berupaya untuk mengingatkan sejawatnya pada saat menangani pasien dia ketahui memiliki
kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan.
Pasal 10
Seorang dokter wajib menghormati hak-hak- pasien, teman sejawatnya, dan tenaga kesehatan
lainnya, serta wajib menjaga kepercayaan pasien.
Pasal 11
Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya melindungi hidup makhluk insani.
Pasal 12
Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib memperhatikan keseluruhan aspek pelayanan
kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif ), baik fisik maupun psiko-sosial-kultural
pasiennya serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi sejati masyarakat.
Pasal 13
Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat lintas sektoral di bidang kesehatan, bidang
lainnya dan masyarakat, wajib saling menghormati.
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN
Pasal 14
Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan seluruh keilmuan dan
ketrampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan
atau pengobatan, atas persetujuan pasien/ keluarganya, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang
mempunyai keahlian untuk itu.
Pasal 15
Setiap dokter wajib memberikan kesempatan pasiennya agar senantiasa dapat berinteraksi dengan
keluarga dan penasihatnya, termasuk dalam beribadat dan atau penyelesaian masalah pribadi
lainnya.
Pasal 16
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan
juga setelah pasien itu meninggal dunia.
Pasal 17
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas perikemanusiaan,
kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT
Pasal 18
Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.
Pasal 19
Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan persetujuan
keduanya atau berdasarkan prosedur yang etis.
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI
Pasal 20
Setiap dokter wajib selalu memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik.
Pasal 21
Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran/ kesehatan.
Sumber: Buku Kode Etik Kedokteran Indonesia

Anda mungkin juga menyukai