Anda di halaman 1dari 24

TUGAS TEORI PENGELASAN

LAS SMAW (Shielded Metal Arc Welding)

Oleh :

Nama : Yanuar Dwi Anggito


NIM : 18508134056
Kelas : D1

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGRI YOGYAKARTA
2019
Las SMAW (Shielded Metal Arc Welding)
1. Kesehatan dan keselamatan Kerja Las SMAW)

    

1) Keselamatan kerja terhadap bahaya kebakaran.

Pekerjaan sekecil apapun besar  artinya, apalagi dalam pekerjaan pengelasan


dengan proses las busur listrik, dikarenakan dapat menimbulkan kerusakan
yang fatal / besar dan dapat membahayakan kesehatan pada pengelas/ welder. Dimana
pada proses pengelasan, bunga api yang terjadi adalah merupakan tetesan logam
dan percikan yang memijar yang bersuhu tinggi antara 12000C sampai 16000C. Apabila
percikan tersebut jatuh pada bahan yang mudah terbakar, maka akan dapat menimbulkan
sulutan api dan terjadi kebakaran. Untuk mencegah terjadinya bahaya kebakaran tersebut,
maka bahan – bahan yang mudah terbakar seperti bensin, solar, minyak, cat, kayu, kain,
kertas dan bahan lainnya harus ditempatkan khusus yang jauh dari percikan las.

Untuk itu sebelum bekerja kontrollah ruangan atau tempat kerja dimana anda bekerja,
karena ini menyangkut persiapan sebelum bekerja dan juga untuk keselamatan kita
bersama.
 
2) Keselamatan kerja terhadap bahaya aliran listrik.
Sebelum terjadi busur las diantara benda kerja  dan elektroda terdapat tegangan
kosong  Ek.  Pada generator (arus searah) sampai 200 V dan pada transformator (arus
bolak – balik) sampai 80 V. Tegangan sebesar itu dapat membahayakan kehidupan, bila
juru las memegang benda kerja danelektroda dengan tangan telanjang. Terutama bila kulit
dalam keadaan lembab / basah.
Untuk itu, gunakan pelindung seperti sepatu kerja, pakaian kerja dan sarung tangan
sebagai penyekat / pelindung. Pada pengelasan dengan bahaya kontak listrik, misal di
ruangan sempit / ketel, hanya boleh menggunakan mesin las dengan tanda berikut yaitu
huruf K  menunjukkanpenyearah las dan  42 V untuk transformator las.

Perhatikan beberapa peringatan dibawah ini :


a. Peganglah holder las / pengarah elektroda dengan sarung tangan.
b. Jangan mengelas tanpa baju, walaupun cuaca panas.
c. Jangan duduk atau bersandar pada dinding logam bila tanpa penyekat.
d. Jangan memakai sepatu yang tungkainya berpaku.
e. Jangan menggunakan kabel yang rusak.
f. Pada pengelasan didalam ruangan sempit / ketel, jangan menggunakan transformator
arus bolak – balik dan jangan menggunakan lampu penerang kecuali hanya
menggunakan tegangan listrik 42 Volt.
 

 
Kecelakaan karena arus listrik tergantung dari kuat arus yang mengalir ke dalam tubuh
dan lamanya arus listrik itu mengalir, sedangkan tempat – tempat yang berbahaya adalah
sebagai berikut :
 
1) Penghantar arus las yang rusak
2)  Pemegang elektroda yang rusak
3) Sambungan / klem kabel massa
4) Elektroda
5) Benda kerja
6) Meja las
7) Kerusakan kabel penghubung sumber listrik

 Lingkaran arus las :

Lingkaran arus las harus terhubung dengan baik antara sumber arus las, penghantar arus
las dan benda kerja.
Aliran arus las yang melalui sambungan longgar, klem kotor, bantalan peluru, roda gigi,
bidang licin, rantai atau tali kawat dapat menimbulkan panas, lelehnya bidang kontak,
kerugian tenaga.
 
3) Keselamatan kerja terhadap cahaya busur las.

Dari busur las terpancar cahaya yang tampak dan cahaya tak tampak, yang
membahayakan juru las.
Dari panjang gelombangnya, cahaya dibedakan sebagai berikut :
 
a.    Cahaya infra merah ( cahaya panas ) :
Sinar infra merah berasal dari busur listrik. Adanya sinar infra merah tersebut tidak
segera terasa oleh mata, karena itu sinar ini lebih berbahaya, sebab tidak diketahui,
tidak terlihat.
Akibat dari sinar infra merah terhadap mata sama dengan pengaruh panas, yaitu akan
terjadi pembengkakan pada kelopak mata, terjadinya penyakit kornea dan kerabunan.
Jadi jelas akibat sinar infra merah jauh lebih berbahaya dari pada cahaya tampak. Sinar
infra merah selain berbahaya pada mata juga dapat menyebabkan terbakar pada kulit
berulang-ulang (mula-mula merah kemudian memar dan selanjutnya terkelupas yang
sangat ringan).
Cahaya tak nampak membakar jaringan kulit mata dan mengakibatkan kekaburan
(rabun) mata yang berkepanjangan.
 
b.    Cahaya tampak:
Benda kerja dan bahan tambah yang mencair pada las busur listrik manual
mengeluarkan cahaya tampak. Semua cahaya tampak yang masuk ke mata akan
diterusksn oleh lensa dan kornea mata ke retina mata. Bila cahaya ini terlalu kuat maka
mata akan segera menjadi lelah dan kalau terlalu lama mungkin menjadi sakit. Rasa
lelah dan sakit pada mata sifatnya hanya sementara. Cahaya nampak yang terang dapat
mengganggu mekanisasi pupil mata sehingga membutakan mata atau mengurangi daya
lihat mata.
 
c.    Cahaya ultra violet :
Sinar ultra violet sebenarnya adalah pancaran yang mudah terserap, tetapi sinar ini
mempunyai pengaruh yang besar terhadap reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh.
Bila sinar ultra violet yang terserap oleh lensa melebihi jumlah tertentu, maka pada
mata terasa seakan-akan ada benda asing didalamnya dalam waktu antara 6 sampai 12
jam, kemudian mata akan menjadi sakit selama 6 sampai 24 jam. Pada umumnya rasa
sakit ini akan hilang setelah 48 jam.
Bersifat bagaikan kilatan petir, dapat mengakibatkan pembengkakan pada selaput mata
dan kelopak mata, mata merah dan pedih. Disamping itu dapat membakar kulit yang tak
terlindungi, mirip seperti kena sinar matahari.
Terhadap bahaya tersebut, yang paling utama harus kita lindungi adalah mata, yaitu
dengan kaca filter yang sesuai atau menurut normalisasi yang ditentukan seperti contoh
dibawah :
 

Syarat – syarat kaca filter / pelindung :


         Harus mempunyai daya penerus yang tepat terhadap cahaya tampak.
         Harus mampu menahan cahaya dan sinar yang berbahaya.
         Harus mempunyai sifat – sifat yang tidak melelahkan mata.
         Harus tahan lama dan mempunyai sifat tidak mudah berubah.
         Harus memberikan rasa aman terhdap pemakai.

   d.    Pencegahan Kecelakaan karena Sinar Las  :


 Memakai pelindung mata dan muka ketika mengelas, yaitu kedok atau helm las.
 Memakai peralatan keselamatan dan kesehatan kerja (pakaian pelindung) pakaian kerja , apron / jaket
las, sarung tangan , sepatu keselamatan kerja
 Buatlah batas atau pelindung daerah pengelasan agar orang lain tidak
terganggu  (menggunakan kamar las yang tertutup, menggunakan tabir penghalang).
Kedok las dan helm las dilengkapi dengan kaca penyaring (filter) untuk
menghilangkan dan menyaring sinar infra merah dan ultra violet. Filter dilapisi oleh
kaca bening atau kaca plastik yang ditempatkan disebelah luar dan dalam, fungsinya
untuk melindungi filter dari percikan-percikan las.
 
 
Adapun ukuran (tingkat kegelapan) kaca penyaring tersebut berbanding lurus dengan
besarnya amper pengelasan.
Berikut ini ketentuan umum perbandingan antara ukuran penyaring dan besar amper
pengelasan pada proses las busur manual  :
AMPERE UKURAN PENYARING
Sampai dengan 150 Ampere 10
150 – 250 Ampere 11
250 – 300 Ampere 12
300 – 400 Ampere 13
Lebih dari 400 Ampere 14
 
 
 
4) Keselamatan Kerja Terhadap Pencemaran Udara (Debu dan Asap Las) : 

 
Perlindungan terhadap pencemaran udara adalah dengan cara membuat sirkulasi udara
segar yang cukup pada tempat kerja.
Dianjurkan pula untuk memakai masker pelindung pernafasan yang memenuhi syarat
antara lain :
         Mempunyai daya saring yang tinggi.
         Sesuai dengan bentuk muka.
         Tidak mengganggu pernafasan.
         Tidak mengganggu pekerjaan.
         Kuat, ringan dan mudah dirawat.
 
a. Sifat fisik dan akibat debu dan asap terhadap paru-paru
Debu dan asap las besarnya berkisar antara 0,2 um sampal dengan 3 um jenis
debu ialah eternit dan hidrogen rendah. Butir debu atau asap dengan ukuran
0,5 um dapat terhisap, tetapi sebagian akan tersaring oleh bulu hidung dan
bulu pipa pernapasan, sedang yang lebih halus akan terbawa ke dalam dan ke
luar kembali.
Debu atau asap yang tertinggal dan melekat pada kantong udara diparu-paru
akan menimbulkan penyakit, seperti sesak napas dan lain sebagainya. Karena
itu debu dan asap las perlu mendapat perhatian khusus.
b. Pencegahan kecelakaan karena debu dan asap las  :

1.    Peredaran udara atau ventilasi harus benar-benar diatur dan


diupayakan, di mana setiap kamar las dilengkapi dengan pipa pengisap
debu dan asap yang penempatannya jangan melebihi tinggi rata-rata /
posisi wajah ( hidung ) operator las yang bersangkutan.
2.    Menggunakan kedok / helm las secara benar, yakni pada saat
pengelasan berlangsung harus menutupi sampai di bawah wajah
(dagu), sehingga mengurangi asap / debu ringan melewati wajah.
3.    Menggunakan baju las (Apron) terbuat kulit atau asbes.
4.    Menggunakan alat pernafasan pelindung debu, jika ruangannya tidak
ada sirkulasi udara yang memadai ( sama sekali tidak ada udara ).
                        
c. Pengelasan di ruangan kecil / ketel
 

        
 Bahaya : Terhadap gas, asap, uap, ledakan, aliran listrik, cahaya.
 Pemeriksaan : Pada bahaya keracunan, kebakaran, ledakan.
 Pencegahan : Membuat instalasi udara penyegar, menyiapkan alas
penyekat sebelum bekerja meletakkan mesinlas dilluar, tegangan
penerangan dan mesin listrk maksimum 42 V ( AC )
 Selama bekerja : Udara penyegar bersirkulasi, bekerja dibawah
pengawasan seorang pembantu.
 Selama istirahat : Peralatan las dikeluarkan dari kketel.
 Selesai bekerja :      Peralatan diamankan
2. Prinsip Dasar Las SMAW
Shielded Metal Arc Welding (SMAW) atau Stick welding adalah proses yang
melebur dan menggabungkan logam dengan memanaskannya dengan busur antara
elektroda logam yang dilapisi dan benda kerja. Pelapis luar elektroda, disebut fluks,
membantu menciptakan busur dan menyediakan gas pelindung dan penutup terak untuk
melindungi lasan dari kontaminasi. Inti elektroda menyediakan sebagian besar logam
pengisi lasan.
Ketika elektroda dipindahkan di sepanjang benda kerja dengan kecepatan yang
benar, deposit logam dalam lapisan seragam disebut manik.
Sumber daya pengelasan stick menyediakan arus konstan (CC) dan dapat berupa
arus bolak-balik (AC) atau arus searah (DC), tergantung pada elektroda yang digunakan.
Karakteristik pengelasan terbaik biasanya diperoleh dengan menggunakan sumber daya
DC.
Daya dalam sirkuit pengelasan diukur dalam tegangan dan arus. Tegangan (Volt)
diatur oleh panjang busur antara elektroda dan benda kerja dan dipengaruhi oleh diameter
elektroda. Arus adalah ukuran yang lebih praktis dari daya dalam sirkuit las dan diukur
dalam ampere (Amps).
Ampere yang diperlukan untuk pengelasan tergantung pada diameter elektroda,
ukuran dan ketebalan potongan yang akan dilas, dan posisi pengelasan. Logam tipis
membutuhkan lebih sedikit arus daripada logam tebal, dan elektroda kecil membutuhkan
lebih sedikit arus listrik daripada yang besar. Lebih disukai untuk mengelas pada
pekerjaan dalam posisi datar atau horizontal. Namun, ketika dipaksa untuk mengelas
dalam posisi vertikal atau overhead, sangat membantu untuk mengurangi arus listrik dari
yang digunakan saat pengelasan horizontal. Hasil pengelasan terbaik dicapai dengan
mempertahankan busur pendek, menggerakkan elektroda pada kecepatan seragam, dan
mengumpankan elektroda ke bawah pada kecepatan konstan saat meleleh.
Bagian utama dari las SMAW

Sumber Daya Las - Arus Konstan (CC), AC Atau DC

Penjepit Elektroda
Benda Kerja Penjepit Benda Kerja

3. Prosedur Pengelasan
SMAW
1. Set up Pengelasan SMAW

1) Benda kerja (pastikan benda kerja bersih, sebelum melakukan proses pengelasan
2) Penjepit Benda Kerja
3) Elektroda (Sebelum mengesekkan busur las, masukkan elektroda ke dalam penjepit
elektroda. Elektroda berdiameter kecil membutuhkan lebih sedikit arus daripada
yang besar. Ikuti rekomendasi pabrikan elektroda saat mengatur ampere las
4) Penjepit Elektroda
5) Posisi tangan ketika memegang penjepit elektroda
6) Panjang Busur (Panjang busur adalah jarak dari elektrodake benda kerja. Panjang
busur untuk diameter1/16 dan 3/32 elektroda harus sekitar 1/16 in. (1.6 mm);
panjang busur untuk elektroda 1/8 dan 5/32 in harus sekitar 1/8 in. (3 mm).
7) Terak (Gunakan palu dan sikat kawat chipping untuk menghapus terak)
2. Tabel pemilihan Arus dan Elektroda
Dalam tabel ini terdapat pilihan arus yang harus digunakan sesuai dengan jenis dan
ukuran elektroda.
3. Cara
penyalaan
awal Busur
las
a. Penyalaan
dengan

mengesekkannya

1. Elektroda
2 .Benda Kerja
3 .Busur
Gesek elektroda melintasi benda kerja seperti memukul korek api; segera
angkat elektroda sedikit setelah disentuh kerja. Jika busur keluar, elektroda itu
terangkat terlalu tinggi. Jika elektroda menempel benda kerja, gunakan twist
cepat untuk melepaskannya.
b. Peyalaan dengan mendekatkannya pada benda kerja
1. Elektroda
2. Benda Kerja
3. Busur
dekatkan elektroda pada Benda kerja lurus ke bawah, kemudian angkat sedikit
untuk memulai busur. Jika busur keluar, elektroda itu terangkat terlalu tinggi.
Jika elektroda menempel benda kerja, gunakan twist cepat untuk
melepaskannya.

4. Posisi sudut elektroda


Pegang
holder

elektroda dengan sudut kemiringan sesuai dengan gambar dibawah untuk


mendapatkan hasil yang bagus
5. Gerakan Elektroda Selama
Pengelasan
1. Gerakan pengelasan lurus
2. Gerakan pengelasan
zigzag Z
3. Gerakan pengelasan
zigzag setengah lingkaran

6. Kondisi yang mempengaruhi bentuk pengelasan


Terdapat 3 hal yang mempengaruhi bentuk dari hasil pengelasan, yaitu sudut
elektroda, jarak busur, dan kecepatan gerakan.
7. bentuk dari
hasil
pengelasan
yang bagus
1. spatter rintik-rintik halus
2. Manik Seragam
3. Kawah Sedang Selama
Pengelasan
4. Tidak Ada Tumpang tindih
5. Penetrasi Yang Baik Ke Dalam Basis
Logam
8. Jenis sambungan las
4. Jenis Mesin Las SMAW

Dalam proses pengelasan SMAW tenaga listrik yang di peroleh dari mesin menurut jenis
arus yang dikeluarkan terbagi menjadi 3 jenis mesin :

a. Mesin dengan arus searah (DC)

Selain arus bolak balik, arus searah atau arus DC juga dapat menjadi sumber listrik untuk
mesin las listrik. Arus listrik ini berasal dari mesin berupa dinamo listrik searah. Dinamo
dapat digerakkan oleh motor listrik, motor bensin, motor diesel, atau alat penggerak yang
lain. Mesin arus yang menggunakan motor listrik sebagai penggerak pada mulanya
memerlukan peralatan yang berfungsi sebagai penyearah arus. Penyearah arus
atau rectifier berfungsi dalam mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC).
Arus bolak-balik yang diubah menjadi arus searah pada proses pengelasan mempunyai
beberapa kelebihan, antara lain:
 Nyala busur listrik yang dihasilkan lebih stabil,
 Dapat menggunakan berbagai jenis elektroda,
 Tingkat kebisingan lebih rendah,
 Lebih fleksibel, karena dapat diubah ke arus bolak-balik atau arus searah.
 Dapat digunakan untuk mengelas plat logam yang lebih tipis

Di pasaran terdapat 2 jenis mesin las DC, yaitu mesin las stasioner atau mesin las
portabel. Mesin las stasioner dapat Anda gunakan pada tempat atau bengkel yang
mempunyai jaringan listrik permanen, misal listrik PLN.
Adapun mesin las portable yang mempunyai bentuk relatif kecil bisa Anda
gunakan untuk melakukan las di tempat-tempat yang tidak terjangkau jaringan listrik,
seperti pulau atau daerah terpencil yang jaringan listriknya belum permanen atau listrik
yang dihasilkan tidak stabil seperti listrik hasil sel tenaga surya, angina, dan sumber energi
terbarukan lainnya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian mesin las adalah penggunaan yang
sesuai dengan prosedur yang dikeluarkan oleh prabrik pembuat mesin, perawatan yang
sesuai dengan anjuran. Acap kali gangguan-gangguan dapat timbul pada mesin las, antara
lain mesin tidak mengeluarkan arus listrik atau nyala busur listrik yang dihasilkan lemah.

b. Mesin dengan arus bolak balik (AC)

Mesin las ini membutuhkan arus bolak-balik atau biasa disebut arus AC. Arus ini
adalah arus yang dihasilkan oleh pembangkit lisrik , listrik PLN, atau listrik hasil
generator AC. Biasanya tegangan listrik yang dihasilkan dari sumber listrik ini belum
sesuai dengan tegangan listrik yang dibutuhkan alat las, bisa jadi tegangan lebih besar atau
pun lebih kecil sehingga dibutuhkan alat untuk menurunkan atau menaikkan tegangan
listrik ini, alat tersebut ialah transformator atau biasa disingkat trafo. Gambar di samping
ini merupakan contoh jenis las arus AC.
Trafo yang digunakan pada alat las listrik di pasaran menggunakan trafo step
down yaitu trafo yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik. Mengapa
menggunakan trafo step down? Karena listrik yang disalurkan PLN masih berupa tegangan
tinggi. Biasanya tegangan listrik yang didistribusikan ke daerah bisnis sekitar 20 kV
sedangkan yang disalurkan ke konsumen rumah tangga sekitar 220 V. Alat las listrik di
pasaran hanya membutuhkan tegangan listrik berkisar 55  hingga 85 Volt.
Trafo yang digunakan pada alat las listrik memiliki daya yang cukup besar. Agar alat
las listrik dapat mencairkan sebagian logam induk dan elektroda maka dibutuhkan energi
yang besar. Dikarenakan tegangan listrik pada bagian terminal kumparan sekunder hanya
kecil, maka untuk menghasilkan daya yang besar perlu arus besar. Arus yang digunakan
untuk peralatan las sekitar 10 ampere sampai 500 ampere. Besarnya arus listrik dapat
diatur sesuai dengan keperluan las. Untuk keperluan daya besar diperlukan arus yang lebih
besar pula, dan sebaliknya.
Arus pada transformator dapat disetel sesuai kebutuhan dengan memutar ulir penyetel
arus. Desain ini biasanya memungkinkan tukang las untuk dapat memilih arus keluaran
dengan menggerakkan kumparan primer mendekat atau menjauh dari kumparan sekunder,
menggerakkan  magnetic shunt (gulungan magnetik) ke dalam atau ke luar dari inti trafo,
menggunakan rangkaian seri dari transduktor. Pada transformator las AC, terdapat dua
kabel yaitu kabel busur dan kabel masa, dimana jika kedua kabel tersebut tertukar, tidak
akan mempengaruhi perubahan temperature yang timbul.
Kelebihan dari mesin las arus bolak-balik
 Perlengkapan dan perawatan lebih murah
 Kabel massa dan kabel elektroda dapat ditukar untuk mempengaruhi keluaran
 Busur yang menyala kecil sehingga dapat mengurangi timbulnya keropos pada gerigi
las
Kekurangan dari mesin las arus bolak-balik
 Tidak dapat dipergunakan untuk semua jenis elektroda
 Tidak dapat digunakan untuk mengelas semua jenis logam
 Suara yang dihasilkan lebih bising
 Nyala busur tidak terlalu stabil

c.Mesin dengan kombinasi arus searah (DC) dan arus bolak balik (AC)
Jenis yang terakhir ialah mesin las ganda, dimana mesin las ini mampu mengelas
dengan menggunakan sumber listrik arus searah (DC) maupun dengan arus bolak-balik.
Mesin las ganda mempunyai transformator satu fasa dan sebuah penyearah
atau rectifier dalam satu unit mesin.
Output arus bolak-balik diambil dari terminal lilitan sekunder transformator melalui
regulator arus. Adapun arus searah diambil dari keluaran rectifier. Pengaturan untuk
memilih keluaran arus bolakbalik atau arus searah dapat dilakukan dengan mudah, yaitu
hanya dengan memutar alat pengatur arus dari mesin las. Gambar di samping ini adalah
mesin las ganda (AC-DC).
Mesin las AC-DC lebih fleksibel karena mempunyai semua kemampuan yang dimiliki
masing-masing mesin las DC atau mesin las AC. Mesin las jenis ini sering digunakan
untuk bengkel-bengkel yang mempunyai jenis-jenis pekerjaan yang lebih bervariasi,
sehingga tidak perlu mengganti-ganti jenis las untuk pengelasan berbeda. Mesin las arus
ganda dapat menyuplai arus antara 25 ampere sampai 140 ampere yang digunakan untuk
mengelas plat – plat tipis, baja anti karat (stainless steel) dan alumunium. Dalam
melakukan pengelasan benda kerja yang tebal, arus dapat diatur dari 60 hingga 300
ampere.

Pada mesin arus (DC) dilengkapi dengan komponen yang merubah sifat arus bolak
balik (AC) menjadi arus searah yaitu dengan generator listrik. Mesin arus bolak balik tidak
perlu dilengkapi dengan generator tetapi cukup dengan transformator. Karakteristik
electric effeciensinya 80-85%. Pada mesi kombinasi antara AC dan DC dilengkapi dengan
transformator dan rectifier,diman rectifier ini mempunyai fungsi untuk meratakan arus.

4.Komponen-Komponen Mesin Las SMAW

Perlengkapan yang diperlukan untuk proses pengelasan SMAW adalah peralatan yang


paling sederhana dibandingkan dengan proses pengelasan listrik yang lainnya. Adapun
perlengkapan las SMAW adalah : transformator DC/AC, elektroda, kabel massa, kabel
elektroda, connectors, palu cipping, sikat kawat dan alat perlindungan diri yang sesuai.

–      Sumber Tegangan (power source)

Sumber tegangan diklasifikasikan sebagai mesin las AC dan mesin las DC, mesin las AC
biasanya berupa trafo las, sedangkam mesin las DC selain trafo juga ada yang dilengkapi
dengan rectifier atau diode (perubah arus bolak balik menjadi arus searah) biasanya
menggunakan motor penggerak baik mesin diesel, motor bensin dan motor listrik. mesin las
DC, saat ini banyak digunakan mesin las DC karena DC mempunyai beberapa kelebihan
dari pada mesin las AC yaitu busur stabil dan polaritas dapat diatur. mesin las AC yang
menggunakan transformator atau trafo las.

  

–     Kabel masa dan kabel elektoda (ground cable and electrode cable)

Kabel masa dan kabel elektroda berfungsi menyalurkan aliran listrik dari mesin las ke
material las dan kembali lagi ke mesin las. Ukuran kabel masa dan kabel elektroda ini harus
cukup besar untuk mengalirkan arus listrik, apabila kurang besar akan menimbulkan panas
pada kabel dan merusak isolasi kabel yang akhirnya membahayakan pengelasan.
–     Pemegang  elektroda dan klem masa (holder and claim masa)

Pemegang elektrode berguna untuk mengalirkan arus listrik dari kabel elektrode ke
elektrode serta sebagai pegangan elektrode sehingga pengelas tidak merasa panas pada saat
mengelas. Klem masa berguna untuk menghubungan kabel masa dari mesin las dengan
material biasanya klem masa mempunyai per untuk penjepitnya. Klem ini sangat penting
karena apabila klem longgar arus yang dihasilkan tidak stabil sehingga pengelasan tidak
dapat berjalan dengan baik.

–     Palu las dan sikat kawat (chipping hammer and wire brush)

Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan kerak las pada logam Ias (weld
metal) dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las an..Berhati-hatilah
membersihkan kerak Ias dengan palu Ias karena kemungkinan akan memercik ke mata atau
ke bagian badan lainnya. Jangan membersihkan kerak las sewaktu kerak las masih
panas/merah. Sikat kawat dipergunakan untuk :

ü   membersihkan benda kerja yang akan dilas

ü    membersihkan terak las yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu las.

–      Elektroda

Sebagian besar elektrode las SMAW dilapisi oleh lapisan flux, yang berfungsi sebagai
pembentuk gas yang melindungi cairan logam dari kontaminasi udara sekelilingnya. Selain
itu fluk berguna juga untuk membentuk terak las yang juga berfungsi melindungi cairan las
dari udara sekelilingnya. Lapisan elektrode ini merupakan campuran kimia yang
komposisisnya sesuai dengan kebutuhan pengelasan. Menurut AWS (American Welding
Society ) elektrode diklasifikasikan dengan huruf E dan diikuti empat atau lima digit sebagai
berikut E xxxx (x) . Dua digit yang pertama atau tiga digit menunjukan kuat tarik hasil las
tiga digit menunjukan kuat tarik lebih dari 100.000 psi sedangkan dua digit menunjukan
kuat tarik hasil lasan kurang dari 100.000 psi.

Pembacaan dalam elektroda

E  6010

E- Electrode
60 – Tensile strenght x 1000 psi

Exx1x – All position (flat, horizontal, vertical, overhead)

Exx2x – Horizontal and Flat only

Exx3x –  Flat position only

Exx4x – Flat, Overhead, Horizontal, Vertical down

Last digit X ,  type covering of coating, current, etc

Tabel 1. Macam-macam jenis selaput (fluks)

Angka
Jenis Selaput (Fluks) Arus Pengelasan
Keempat

0 Natrium selulosa, Oksida besi tinggi DC+

1 Kaliunm – Selulosa tinggi AC,DC+

2 Natrium – Titania tinggi AC,DC-

3 Kalium – Titania tinggi AC,DC+

4 Serbuk besi, Titinia AC,DC±

5 Natrium – Hydrogrn rendah DC+

6 Kalium – Hydrogen rendah AC,DC+

7 Serbuk besi, Oksida besi AC,DC+

8 Serbuk besi, Hydrogen rendah AC,DC+

5. Kelebihan dan Kekurangan

5.1 Kelebihan

1. Dapat dipakai dimana saja didalam air maupun di luar air


2. Pengelasan dengan segala posisi.
3. Elektroda tersedia dengan mudah dalam banyak ukuran dan diameter.
4. Perlatan yang digunakan sederhana, murah dan mudah dibawa kemana-mana.
5. Tingkat kebisingan rendah.
6. Tidak terlalu sensitif terhadap korosi, oli & gemuk.
7. Dapat di kerjakan pada ketebalan berapapun
5.2 Kekurangan

1. Pengelasan terbatas hanya sampai sepanjang elektoda dan harus melakukan


penyambungan.
2. Setiap akan melakukan pengelasan berikutnya flag harus dibersihkan.
3. Tidak dapat digunakan untuk pengelasan bahan baja non – ferrous.
4. Efesiensi endapan rendah
Sumber :
http://hima-tl.ppns.ac.id/shielded-metal-arc-welding-smaw/
http://tek-pemesinan.blogspot.com/2017/10/3-jenis-jenis-mesin-las-listrik-gambar.html
https://www.millerwelds.com/resources/welding-resources/stick-welding-resources
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/teknik-pengerjaan-
logam/1094-k-3-las-listrik

Anda mungkin juga menyukai