Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PSIKOLOGI KLINIK ANAK

EVALUASI DENTAL ANXIETY PADA PASIEN ANAK-ANAK

Disusun oleh :
Drg. Dede Rina Fahriani
Nip. 197609012002122003
BAB I
PENDAHULUAN

Prevalensi dari kecemasan dan phobia (ketakutan) terhadap treatment kedokteran gigi
besar. Survei dari The United Kingdom Adult Dental Anxiety tahun 1998 mengindikasikan bahwa
64 % orang dewasa teridentifikasi menjadi gelisah ketika akan melaksanakan treatment gigi.
Kecemasan pasien dalam treatment gigi mempunyai pengaruh yang besar terhadap praktisi
dental yang menangani pasien tersebut. Melakukan perawatan pada pasien yang cemas terutama
pasien anak-anak dapat menjadi sumber utama stress pada para dokter gigi dalam lingkungan
kerjanya sehari-hari.

Kecemasan pasien terhadapa perawatan gigi merupakan suatu hal yang multifaktorial dan
mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Faktor-faktor yang mungkin bisa
menyebabkan kecemasan atau ketakutan anak-anak terhadap treatment gigi adalah trauma yang
dialami saat treatment gigi, perilaku keluarga, teman dan teman sebaya, pengaruh media dan
sebagainya.

Penting untuk memahami dan mengevaluasi komponen individual dari kecemasan dalam
treatment gigi karena ini akan membantu untuk meningkatkan perhatian dari para praktisi dental
dalam mengelola perilaku dan melakukan tindakan medis kepada pasien yang mengalami dental
anxiety.
BAB II

EVALUASI DENTAL ANXIETY PADA ANAK-ANAK

Ketakutan dan kecemasan sebagai sebuah fenomena yang normal

Ketakutan diakui sebagai sebuah emosi, respon melawan terhadap sebuah bahaya dan
manifestasi dari perasaan yang tidak menyenangkan atau kecemasan , dan antisipasi terhadap
adanya sebuah bahaya. Ketakutan terhadap treatment gigi ditemukan pada anak-anak, remaja,
dan orang dewasa. Namun, penanganan pada anak-anak dental anxiey dan phobia lebih
kompleks dibanding remaja dan orang dewasa.Kecemasan dan ketakutan yang berkepanjangan
dari semasa kecil hingga dewasa bisa menyebabkan “phobia” atau persistensi dan ketakutan
yang berlebih terhadap sebuah objek, aktivitas atau situasi. Phobia dapat menyebabkan
penderitaan, pada pasien dan sulit untuk merubah pasien dental phobia ini. Perlu adanya
intervensi psikologik dan terapeutik. Penanganan pasien dental phobia lebih sulit dibandingkan
pasien dental anxiety.

Penting untuk membedakan antara phobia dengan anxiety (cemas).Anxiety adalah sebuah
keadaan umum dari perasaan yang non spesifik, emosi yang ditimbulkan dari suatu keadaaan
yang tidak menyenangkan, sinyal kepada tubuh untuk menyiapkan tubuh dari keadaan yang tidak
menyenangkan. Respon fisiologi yang sering menyertai pasien dental anxiety adalah
meningkatnya detak jantung, perubahan rata-rata respirasi, berkeringat, gemetar, kelelahan, dan
kelemahan. Respon psikologi yang timbul adalah perasaan bahwa akan ada bahaya yang datang,
ketidakberdayaan, dan ketegangan.

Phobia adalah sebuah bentuk rasa ketakutan yang berlebih yang mana irasional , tidak
bisa dijelaskan penyebabnya, bersifat menetap dalam jangka waktu tertentu, dan tidak
mempunyai spesifitas umur.
1. Evaluasi etiologi dari dental anxiety pada anak-anak

Faktor-faktor etiologi yang berhubungan dengan perkembangan dengan dental


anxiety terdiri dari perkembangan psikologis, jenis kelamin,pengalaman trauma gigi,
pengaruh keluarga dan teman sebaya, dan faktor perawatan gigi yang diberikan.

a. Perkembangan kecemasan umum dan psikologi


Dental anxiety adalah sebuah fungsi kepribadian yang berhubungan dengan
perasaan ketidakberdayaan. Oleh karena penting, untuk mempertimbangkan usia dan
tingkat perkembangan psikologis anak ketika menilai kemampuan mereka untuk
mengatasi stress terhadap suatu situasi.
Seiring dengan kematangan anak-anak, maka akan terjadi pula perubahan tingkat
ketakutan anak. Pada saat bayi, mungkin rasa takut muncul sebagai reaksi cepat
terhadap suara keras. Hal ini berkaitan dengan treatment gigi, dimana anak
mendengar suara keras itu pada prosedur operasi gigi.
Sejak dini, anak-anak harus dibiasakan untuk berada di tempat yang gelap, tinggal
sendiri, mengenalkannya pada orang asing, objek, maupun situasi tertentu. Hal
tersebut akan membantu mengurangi rasa cemas dan ketakutan anak-anak terhadap
situasi yang biasanya ada dalam ruangan dokter gigi. Anak-anak akan merasa familiar
dengan dental situation.
b. Gender
Ada berbagai macam laporan dan pendapat mengenai pengaruh dari jenis kelamin
(gender) pada etiologi dental anxiety. Pasien wanita baik anak-anak maupun dewasa
mempunyai skor dental anxiety lebih tinggi dan mempunyai ketakutan yang lebih
besar terhadap treatment gigi dibandingkan pasien laki-laki. Ada banyak perdebatan
mengenai apakah hal ini disebabkan :
 Pria yang kurang mau mengakui kecemasan mereka
 Wanita merasa lebih rentan
 Perempuan menjadi lebih terbuka tentang kecemasan mereka.
c. Pengalaman trauma gigi
Pengalaman negatif dalam treatment gigi sering menjadi faktor etiologi utama
dalam perkembangan dental anxiety pada anak-anak dengan pengalaman negatif
langsung berupa nyeri, peristiwa menakutkan, dan pengalaman memalukan yang
menyebabkan dental anxiety.
Pengalaman trauma saat treatment gigi dapat juga menjadi hubungan yang signifikan
terhadap perilaku dental yang negatif dan akan menjadi faktor penting perkembangan
dental anxiety pada anak-anak.
d. Pengaruh keluarga dan teman sebaya
Pengaruh di luar kontrol seorang dokter gigi sering terjadi dan banyak
mempengaruhi dental anxiety pada anak-anak. Komunikasi dan informasi yang salah,
percakapan dan saran negatif tentang treatment gigi dapat menimbulkan ketakutan
pada anak-anak dan pengalaman tidak menyenangkan dalam treatment gigi yang
diceritakan oleh keluarga dan teman sebaya dari si anak bisa menyebabkan dental
anxiety.
e. Faktor treatment gigi yang diberikan oleh praktisi dental
Faktor treatment gigi yang diberikan oleh para praktisi gigi merupakan hal yang
paling sering menyebabkan dental anxiety pada anak-anak. Dental anxiety pada anak-
anak disebabkan oleh penggunaan jarum suntik dan bor gigi. Faktor lain mungkin
sikap dari dokter maupun perawat gigi. Sikap dari dokter gigi sangat mempengaruhi
dental anxiety anak-anak. Penyalahgunaan kepercayaan yang diberikan anak-anak
kepada dokter gigi akan mengakibatkan anak-anak tidak mempercayai dokter gigi
lagi. Misalnya, dokter gigi mengatakan kalau gigi pencabutan gigi itu tidak terasa
sakit padahal si anak merasa sakit setelah dicabut giginya. Si anak menjadi tidak
percaya lagi kepada dokter gigi dan timbullah dental anxiety sewaktu mereka akan
melakukan dental treatmen. (Chapman, 1999)

Model dental fear pada anak-anak oleh Chapman (1999). Diambi dari Chapman
dan
Kirby-Turner (1999).dicuplik dengan izin dari Wiley-Blackwell.
2. Pengukuran Dental Anxiety
Dalam pendidikan kedokteran gigi, ilmu pengetahuan mengenai perilaku menjadi
komponen yang penting. Komponen ini berguna dalam kaitannya dengan aplikasi metode
psikologik untuk mempelajari dan mengukur perilaku dan sikap dalam treatment gigi
khusunya perilaku dental anxiety. Ada cara dan pendekatan untuk mengukur denta
anxiety. Contohnya, observasi (pengamatan) terhadap perilaku, skala analog visual,
tingkat dental anxiety yang ditetapkan oleh dokter gigi, dan kuesioner yang diisi pasien
untuk melihat perkembangan dental anxiety-nya. Pengukuran dental anxiety yang paling
populer adalah dengan menggunakan kuesioner dan skala.

Skala anxiety pada anak-anak


Skala senyum wajah- Anak-anak diberikan instruksi untuk melingkari
gambaran wajah mereka sesuai apa yan sedang mereka rasakan saat treatment gigi
dilakukan.
BAB III
KESIMPULAN

Dental anxiety pada anak-anak memiliki multifaktorial etiologi yang terdiri dari usia dan
perkembangan psikologis,jenis kelamin pasien, trauma gigi dan medis,pengalaman, pengaruh
keluarga dan kelompok teman sebaya. Anak-anak memiliki perilaku dan sikap sendiri ketika
dihadapkan pada
situasi treatment gigi. Keadaan sosial dan dinamika keluarga juga akan mempengaruhi perilaku
dental anxiety anak-anak. Penting untuk para professional dental untuk memperhatikan
multifaktorial etiologi sehingga bisa melakukan manajemen perilaku pada seting dental.
DAFTAR PUSTAKA

Bankole O.O.; Denloye O.O.; Aderinokun G.A.; Jeboda S.O., 2002, The Relationship of Childrens
Predicted Behaviour to Their Observed Behaviour During Dental Procedures, African Journal of
Biomedical Research. 5 : 109 – 113.

Spectrum of anxiety management,


http://media.wiley.com/product_data/excerpt/92/14051806/1405180692.pdf diunduh 07/04/2012

Armfield, J.M.; Spencer,A.J.; Stewart, J.F., 2006, Dental fear in Australia: who’s afraid of the dentist ,
Australian Dental Journal.51: (1) :78-85.

Anda mungkin juga menyukai