Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Terorisme merupakan tindakan yang memiliki akar keyakinan, doktrin dan ideolo
gi yang dapat menyerang kesadaran masyarakat. Terorisme adalah kata dengan beragam inte
rpretasi yang paling banyak diperbincangkan dan dilansir media massa di seluruh dunia saat i
ni. Definisi terorisme sampai saat ini masih menjadi perdebatan meskipun sudah ada ahli yan
g merumuskan dan juga dirumuskan di dalam peraturan perundang-undangan. Akan tetapi ket
iadaandefinisi yang seragam menurut Hukum Internasional mengenai terorisme tidak serta-m
erta meniadakan definisi hukum terorisme itu. Masing-masing negara mendefinisikan menuru
t hukum nasionalnya untuk mengatur, mencegah dan menanggulangi terorisme.Kata “teroris”
dan terorisme berasal dari kata latin “terrere” yang kurang lebih berarti membuat gemetar ata
u menggetarkan. Kata teror juga bisa menimbulkan kengerian. Akan tetapi sampai saat ini bel
um ada definisi terorisme yang bisa diterima secara universal. Pada dasarnya istilah terorisme
merupakan sebuah konsep yang memiliki konotasi yang sensitif karena terorisme mengakibat
kan timbulnya korban warga sipil yang tidak berdosa.

Indonesia mendefinisikan terorisme sebagaimana tercantum dalam UU No.15 Tahun


2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme :

“Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekeras
an menimbulkan situasi teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulka
n korban yang bersifat massal, dengan cara merampas harta benda orang lain, atau mengakiba
tkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-oyek vital strategis atau lingkungan hidup at
au fasilitas publik atau fasilitas internasional”.

Radikalisme di Indonesia hingga hari ini masih menjadi perbincangan yang mena
rik dan masih hangat. Radikalisme masih menjadi masalah serius bagi banyak kalangan ya
ng mana merupakan isu yang sudah tidak baru lagi dalam kehidupan bermasyarakat. Meskipu
n banyak isu yang dapat memicu adanya tindakan tersebut, namun isu keagamaan yang kerap
menjadi sasaran latar belakang timbulnya suatu perbedaan pemahaman sehingga sering beruj
ung tindakan radikal. Radikalisme adalah suatu perubahan sosial dengan jalan kekerasan, me
yakinkan dengan satu tujuan yang dianggap benar tapi dengan menggunakan cara yang salah.
Radikalisme dalam bahasa radikalisme berarti paham aliran yang menginginkan perubahan at
au pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan. Sikap radikal yang sering membaw
a dampak kekerasan atas nama agama sering disebut radikalisme agama. Radikalisme yang k
uat dalam kelompok masyarakat justru sering kali menggunakan ideologi agama yang mengat
as-namakan Tuhan. Karena hal tersebut dianggapnya sebagai kekuatan mutlak dan dapat digu
nakan sebagai segala tindakan manusia.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan radikalisme?


2. Apa saja isu yang terdapat didalam radikalisme?
3. Apa yang dimaksud dengan terorisme secara universal?
4. Apa saja bentuk-bentuk terorisme?

1.3 TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan paham tentang radikalisme
2. Mahasiswa mampu mengetahui berbagai macam isu isu tentang radikalisme yang ada
di indonesia
3. Mahasiswa diharapkan paham tentang apa itu terorisme secara universal
4. Mahasiswa mampu mengetahui segala bentuk terorisme yang ada di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 APA ITU RADIKALISME

Radikalisme adalah suatu pandangan, paham dan gerakan yang menolak secara meny
eluruh terhadap tatanan, tertib sosial dan paham politik yang ada dengan cara perubahan atau
perombakan secara besar-besaran melalui jalan kekerasan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 2007), radikalisme adalahpaha
m atau aliran yang radikal dalam politikpaham atau aliran yang menginginkan perubahan atau
pembaharuan sosial dengan cara kekerasan atau drastis; sikap ekstrem dalam aliran politik. D
alam Kamus Politik, yang dimaksud radikal adalah orang yang ingin membawa ide-ide politi
knya ke akar-akarnya, dan mempertegas dengan cara yang sempurna doktrin-doktrin yang dih
asilkan oleh usaha tersebut.
Radikalisme merupakan gejala umum yang bisa terjadi dalam suatu masyarakat denga
n motif beragam, baik sosial, politik, budaya maupun agama, yang ditandai oleh tindakan-tin
dakan keras, ekstrim, dan anarkis sebagai wujud penolakan terhadap gejala yang dihadapi.
Radikalisme juga diartikan suatu paham yang dibuat-buat oleh sekelompok orang yan
g menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik secara drastis dengan mengg
unakan cara-cara penekanan dan ketegangan yang pada akhirnya mengakibatkan kekerasan.
Menurut Kartodirdjo (1985), radikalisme adalah gerakan sosial yang menolak secara
menyeluruh tertib sosial yang sedang berlangsung dan ditandai oleh kejengkelan moral yang
kuat untuk menentang dan bermusuhan dengan kaum yang memiliki hak-hak istimewa dan ya
ng berkuasa.
Menurut Rubaidi (2007), radikalisme merupakan gerakan-gerakan keagamaan yang b
erusaha merombak secara total tatanan sosial dan politik yang ada dengan jalan menggunakan
kekerasan. 
Menurut Hasani dan Naipospos (2010), radikalisme adalah pandangan yang ingin mel
akukan perubahan yang mendasar sesuai dengan interpretasinya terhadap realitas sosial atau i
deologi yang dianutnya. 
Menurut Partanto dan Al Barry (1994), radikalisme adalah paham politik kenegaraan
yang menghendaki perubahan dan perombakan besar sebagai jalan untuk mencapai taraf kem
ajuan.
2.2 ISU-ISU RADIKALISME
Radikalisme selalu saja melahirkan berbagai macam-macam pandangan negatif yang
disebarkan oleh suatu kelompok ke masyarakat luas, layaknya hanya sebuah isu ringan
padahal hal itu bisa memperkeruhkan keadaan masyarakat bahkan sampai mengubah
pandangan yang melahirkan isu-isu lainnya yang memparah radikalisme tersebut.
Dengki, orang yang menyebarkan dengki lewat bentuk radikalisme bukan saja
memperkeruh keadaan, mengubah status masyarakat hingga memperburuk suatu generasi di
negara tersebut, jika radikalisme dalam bentuk dengki ini terus menyebar mungkin hanya
sedikit orang-orang indonesia yang mampu berfikir panjang.
Radikalisme mempersulit agama yang sejatinya samhah (ringan) dengan menganggap
ibadah sunnah seakan-akan wajib dan makruh seakan-akan haram. Radikalisme dicirikan den
gan perilaku beragama yang lebih memprioritaskan persoalan-persoalan sekunder dan menge
sampingkan yang primer. 
Kondisi politik pasca reformasi yang masih belum reformasi dan seimbang telah mem
berikan peluang bagi proses pergeseran dan bahkan degradasi pemahaman ideologi. Munculn
ya berbagai ideologi alternatif dalam wacana kiprah politik nasional serta ketidaksiapan peme
rintah menjadi salah satu penyebab masuknya pemahaman radikal. Belum lagi, pemerintah ya
ng belum mampu menggalakkan kembali sosialisasi nilai-nilai dasar dan ideologi nasional Pa
ncasila dalam masyarakat, ditambah lagi karut marut dalam bidang politik adalah beberapa fa
ktor penyebab utamanya.
Problem dalam kehidupan politik yang masih mengganjal adalah belum terwujudnya
check and balances sebagaimana yang dikehendaki oleh konstitusi, terutama dalam rangka sis
tem pemerintahan Presidensil. Hal ini berakibat serius bagi pemerintah yang selalu mendapat
intervensi partai politik di Parlemen sehingga upaya pemulihan kehidupan ekonomi dan kesej
ahteraan masyarakat terganggu. Ketidakseimbangan antara harapan rakyat pemilih dengan ki
nerja pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menciptakan ketidakpercayaan publi
k yang tinggi. Hal ini membuka peluang bagi upaya Destabilisasi politik melalui berbagai car
a dan saluran termasuk media massa dan kelompok penekan (Preasure Grups).

2.3 TERORISME SECARA UNIVERSAL

Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan


perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak
tunduk pada tatacara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target
korban jiwa yang acak serta sering kali merupakan warga sipil.
Istilah teroris oleh para ahli kontraterorisme dikatakan merujuk kepada para pelaku
yang tidak tergabung dalam angkatan bersenjata yang dikenal atau tidak menuruti peraturan
angkatan bersenjata tersebut. Aksi terorisme juga mengandung makna bahwa serang-
serangan teroris yang dilakukan tidak berperikemanusiaan dan tidak memiliki justifikasi, dan
oleh karena itu para pelakunya ("teroris") layak mendapatkan pembalasan yang kejam.

Akibat makna-makna negatif yang dikandung oleh perkataan "teroris" dan


"terorisme", para teroris umumnya menyebut diri mereka sebagai separatis, pejuang
pembebasan, militan, mujahidin, dan lain-lain. Tetapi dalam pembenaran dimata terrorism:
"Makna sebenarnya dari jihad, mujahidin adalah jauh dari tindakan terorisme yang
menyerang penduduk sipil padahal tidak terlibat dalam perang". Padahal Terorisme sendiri
sering tampak dengan mengatasnamakan agama.

Selain oleh pelaku individual, terorisme bisa dilakukan oleh negara atau dikenal
dengan terorisme negara (state terorism). Misalnya seperti dikemukakan oleh Noam
Chomsky yang menyebut Amerika Serikat ke dalam kategori itu. Persoalan standar ganda
selalu mewarnai berbagai penyebutan yang awalnya bermula dari Barat. Seperti ketika
Amerika Serikat banyak menyebut teroris terhadap berbagai kelompok di dunia, di sisi lain
liputan media menunjukkan fakta bahwa Amerika Serikat melakukan tindakan terorisme
yang mengerikan hingga melanggar konvensi yang telah disepakati.

2.4 BENTUK – BENTUK TERORISME

Terdapat beberapa, modelaksi gerakanterorisme yang populer digunakan oleh para ter
oris dalam melancarkan aksi terornya. Diantaranya yaitu:
a.Peledakan bom
Taktik ini barangkali tektik teror yang paling banyak dilakukan para teroris di-era dewasa ini,
karena memang taktik peledakan bom ditempat–tempat umum yang strategis bisa dipandang
efektif untuk melahirkan suasana teror dalam sebuah masyarakat.
b.Pembunuhan
Pembunuhan adalah bentuk aksi teroris yang tertua dan masih digunakan hingga saat ini. Sasa
ran dari pembunuhan ini seringkali telah diramalkan, teroris akan mengklaim bertanggung ja
wab atas pembunuhan yang dilaksanakan.

c.Penghadangan
Dimana penghadangan tersebut biasanya telah dipersiapkan terlebih dahulu secara matang ole
h para teroris dengan melakukan berbagai latihan–latihan terlebih dahulu, serta perencanaan
medan dan waktu.
d.Penculikan
Penculikan tersebut biasanya dilakukan dengan melakukan penghadangan pada korban yang
ditargetkan.
e.Penyanderaan
Perbedaan antara penculikan dan penyanderaan dalam dunia terorisme sangat tipis. Kedua be
ntuk operasi ini seringkali memiliki pengertian yang sama. Penculikan biasanya menahan kor
bannya ditempat yang tersembunyi dan tuntutannya adalah berupa materi dan uang. Sedangka
n penyanderaan berhadapan langsung dengan aparat dengan menahan sandera ditempat umu
m.
f.Perampokan
Taktik perampokan biasanya dilakukan para teroris untuk mencari dana bagi setiap kegiatan a
ksi terornya.
g.Sabotase dan Pembajakan
Pembajakan sangat populer dilancarkan oleh kelompok teroris selama periode 1960–1970. Se
bagai contoh adalah pembajakan terhadap kendaraan yang membawa bahan makanan adalah t
aktik yang digunakan oleh kelompok Tupamaros di Uruguay untuk mendapatkan kesan Robi
n Hood dan menghancurkan propaganda dari pemerintah.
h.Ancaman / Intimidasi
Dimana para teroris berusaha melakukan tindakan–tindakanyang bisa menakut–nakuti atau m
engancam masyarakat atau korban dengan menggunakan kekerasan.
Adapun beberapa Aksi Teror yang telah terjadi di Indonesia yaitu :
1. Teror di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat
Dikutip dari IDN Times, kerusuhan yang terjadi antara pihakkepolisian yang berada di kompl
ek Mako Brimob, Depok, Jawa Baratdegan narapidana teroris yang menjadi tahanan. Dalam
kerusuhan inienam polisi sempat dijadikan sandra.Lima di antaranya meninggal dunia ditang
an narapidana teroris. Satu tahanan teroris juga meninggal duniakarena insiden tersebut. Pasc
a kejadian tersebut, 145 narapidana terorisdipindahkan dari Mako Brimob ke Nusakambanga
n, Cilacap, JawaTengah.Dikutip dari website Kompas, sehari setalah aksi teror di MakoBrim
ob polisimelakukan penjagaan ketat di area bekas aksi teror. Mulaidari para wartawan yang m
enjauh 200 meter dari lokasi kejadian,memasang kawat berduri, jalanan ditutup sampai menu
runkan beberapaanggota polisi untuk menjaga lokasi.
2. Bom di 3 Gereja di Surabaya
Dikutip dari IDN Times, pelaku merupakan satu keluarga. Bomdiledakkan di Gereja Santa M
ariaTak Bercela, GKI Diponegoro, danGereja Pentakosta Jalan Arjuna.Keluarga yang diketah
ui merupakananggota dari kelompok JAD itu tewas dalam aksinya. Dalam insiden ini,tiga ana
k diajak ikut serta bersama orangtuanya dalam melakukan aksibom bunuh diri ini.
3. Bom di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo
Dikutip dari IDN Times, pelaku teror bom ini diketahui merupakansatu keluarga yang masih
memiliki hubungan dengan keluarga pelakuteror bom di 3 Gereja di Surabaya, pagi harinya.
Dalam insiden ini 3 orangtewas yang merupakan ayah, ibu dan anak sulung mereka. 3 anak la
innyamengalami luka dan dalam perawatan.
4. Bom di Polresta Surabaya
Dikutip dari IDN Times, sepasang suami istri dengan tiga oranganaknya mendatangi Polresta
bes Surabaya dengan menggunakan duasepeda motor. Saat masih berada di palang gerbang m
asuk PolrestabesSurabaya, bom meledak.Empat dari lima pelaku teror bom tewas ditempat.
Empat polisi dan enam warga sipil juga menjadi korban dalamteror tersebut. Seorang anak
kecil berjenis kelamin perempuan yangdiketahui sebagai anak dari pelaku teror bom
diketahui selamat dan dalamperawatan.
5. Penyerangan terduga teroris ke Mapolda Riau

Dikutip dari IDN Times, kawanan ini terdiri dari lima orang yangdiketahui menggunakan
mobil Avanza putih.Seorang pelaku lagi sempatberusaha kabur dengan membawa mobil.
Sampai saat ini diketahuiseorang polisi gugur dalam aksi tersebut karena ditabrak oleh pelaku
yangkabur dengan mobil. Empat orang pelaku lainnya tewas tertembak polisi.Dua wartawan
dikabarkan turut menjadi korban luka dalam insiden ini.

KESIMPULAN

Radikalisme adalah suatu pandangan, paham dan gerakan yang menolak secara meny
eluruh terhadap tatanan, tertib sosial dan paham politik yang ada dengan cara perubahan atau
perombakan secara besar-besaran melalui jalan kekerasan. Radikalisme juga diartikan suatu p
aham yang dibuat-buat oleh sekelompok orang yang menginginkan perubahan atau pembahar
uan sosial dan politik secara drastis dengan menggunakan cara-cara penekanan dan keteganga
n yang pada akhirnya mengakibatkan kekerasan. Radikalisme selalu saja melahirkan berbagai
macam-macam pandangan negatif yang disebarkan oleh suatu kelompok ke masyarakat luas
dan seakan akan yang disebarkan itu benar adanya. Radikalisme sendiri dicirikan dengan peri
laku beragama yang dicuci otaknya untuk berbuat yang tidak dianjurkan hingga orang
tersebut melakukan itu dan dijanjikan kalau dia melakukakannya akan terjamin tempatnya di
akhirat kelak.

Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan


perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Istilah teroris oleh para ahli kontraterorisme
dikatakan merujuk kepada para pelaku yang tidak tergabung dalam angkatan bersenjata yang
dikenal atau tidak menuruti peraturan angkatan bersenjata tersebut.Terorisme tidak hanya
dilakukan oleh seorang saja tapi bisa juga dilakukan oleh negara atau dikenal dengan
terorisme negara (state terorism). Adapun rencana yang digunakan oleh para teroris dalam me
lancarkan aksi terornya,Seperti:
1. Peledakan bom
2. Pembunuhan
3. Perampokan
4. Intimidasi

Dan masih banyak lagi,Terorisme ada itu karena adanya sebuah golongan yang tidak suka
pada golongan lain.Terorisme seindiri bisa saja terjadi di setiap negara dan itu hal yang
lumrah di setiap negara. Begitupun di Negara Indonesia,berikut contoh-contoh aksi terorisme
yang pernah terjadi di Indonesia:

1. Teror di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat


2. Terjadi peledakan bom di 3 Gereja di Surabaya
3. Bom di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo
4. Bom di Polrestabes Surabaya
5. Penyerangan terduga teroris ke Mapolda Riau

Anda mungkin juga menyukai