Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Bisnis kini menjadi sebuah hal yang umum di dunia saat ini. Bahkan kini bisnis sudah
menjamur dan banyak orang yang hendak membangun bisnis mereka sendiri guna kelangsungan
hidup yang lebih baik. Dalam berbisnis tindakan elegan dan kejujuran perlu digunakan, para ahli
menyebutnya dengan istilah etika dalam berbisnis. Hal ini hampir sama dengan etika profesi
lainnya yang ada di dalam kehidupan sehari-hari. Namun yang membedakannya adalah dunia
bisnis didominasi oleh para pengusaha yang notabene membuat sendiri aturan dan etika dalam
berbisnis tersebut. Pelanggaran etika bisnis saat ini makin banyak terlihat. Terdapat beberapa
aspek yang diperlukan dalam praktek penerapan etika bisnis sehingga bisa meminimalisir
pelanggaran etika bisnis yang kini jamak dilakukan oleh para pebisnis dan pihak yang terkait di
dalamnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses mencapai tujuannya perusahaan tidak hanya memiliki tanggung jawab
terhadap para pemegang sahamnya saja namun perusahaan juga dituntut untuk bertanggung
krusial.
Pada intinya yang dimaksud dengan etika bisnis ialah metode yang digunakan perusahaan
dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Proses tersebut yang mencakup seluruh aspek yang
berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Seluruh proses ini
mencakup bagaimana perusahaan menjalankan bisnis secara adil, mematuhi hukum yang
berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Namun terkadang kita tidak bisa memungkiri bahwa terkadang masih banyak perusahaan-
perusahaan baik skala besar atau kecil masih enggan untuk menerapkan etika bisnis dalam
menjalankan usahanya. Tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan
memancing tindakan balasan dari konsumen ataupun masyarakat dan akan sangat kontra
produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain
sebagainya. Dan tentu saja hal-hal semacam ini akan menurunkan nilai dan citra perusahaan
dimata para stakehoders nya
Persaingan antar bisnis dewasa ini membuat perusahaan terutama perusahaan-perusahaan
besar dalam memperoleh keuntungan sering kali melakukan pelanggaran etika dalam berbisnis,
bahkan terkadang melanggar undang-undang ataupun norma-norma yang berlaku. Seperti kasus
yang sedang menimpa PT Tirta Fresindo Jaya yang merupakan anak perusahaan Mayora Grup,
yang memproduksi air minum kemasan Le Minerale. Dalam menjalankan roda bisnisnya PT
Tirta Fresindo Jaya diduga menggunakan cara-cara yang menurut masyarakat sekitar pabrik
tidaklah etis dan sangat merugikan masyarakat dan lingkungan sekitar. Menurut dugaan pabrik
PT Tirta Fresindo Jaya yang berlokasi di Kecamatan Baros melakukan tindakan privatisasi air
dengan menutup delapan mata air sumber pertanian warga sekitar untuk kepentingan perusahaan.
Hal ini menyebabkan lahan sawah warga tidak terairi sejak perusahaan ini berdiri. Dari peristiwa
tersebut terang saja memicu demo besar di lokasi pabrik oleh aliansi masyarakat dan mahasiswa
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik rumusan
1. Apakah PT Tirta Fresindo Jaya menerapkan etika bisnis dalam menjalankan bisnisnya?
2. Jika PT Tirta Fresindo Jaya tidak menerapkan etika bisnis, apakah bentuk pelanggarannya dan
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan untuk memenuhi tugas softskill mata kuliah Business Ethics and
Good Governance dalam membuat jurnal atau tulisan tentang Etika Bisnis. dalam penulisan
1. Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan etika bisnis pada PT Tirta Fresindo Jaya
2. Untuk mengetahui pelanggaran-pelangaran etika bisnis dan cara antisipasi apabila PT Tirta
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Etika
Menurut kajian ilmu etimologi kata etika berasal dari bahasa Yunani Kuno “ethikos” yang
mempunyai arti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku
manusia yang baik. Dalam perkembangannya etika sangat erat mempengaruhi kehidupan
manusia. Dengan menerapkan etika yang benar maka manusia mempunyai orientasi bagaimana
ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Bisa dikatakan bahwa etika sangat
berperan bagi manusia untuk mengambil sikap dan tindakan secara tepat dalam menjalani hidup.
Berikut ini penulis mencoba untuk menjabarkan definisi etika menurut para ahli:
Definisi etika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia etika adalah sebuah ilmu tentang apa
yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Menurut Keraf
(1998: 13), Etika adalah sesuatu yang berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada
diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini berarti etika
berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala
kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain, kebiasaan ini lalu terungkap
Dari definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa Etika adalah pedoman-pedoman yang
mengatur perilaku manusia secara normatif dalam artian dapat memberi norma bagi perilaku
seseorang dan dengan demikian dapat menyatakan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak
boleh dilakukan.
2.2 Pengertian Bisnis
Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris yaitu busy yang berarti sibuk. Sedangkan
kata busy berasal dari kata bahasa inggris lama yakni bisignis yang mempunyai arti keadaan
dimana seseorang sibuk “state of being busy“. Sedangkan secara etimologi, bisnis yaitu keadaan
dimana individu atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang dapat menghasilkan
laba atau keuntungan. Menurut Steinford (1979) bisnis adalah segala aktifitas yang menyediakan
Pengertian etika bisnis menurut Velasquez (2005) Etika bisnis merupakan studi yang
dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral
Pada hakikatnya penerapan etika bisnis yang baik dan benar dalam suatu perusahaan dapat
membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan
yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis
dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah
etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
a. Prinsip Otonomi
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak
berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Orang
bisnis yang otonom adalah orang yang sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya
b. Prinsip Kejujuran
Prinsip ini merupakan prinsip yang paling problematik karena banyak pelaku bisnis yang
mendasarkan kegiatan bisnisnya dengan melakukan penipuan atau bertindak curang, entah
karena situasi eksternal tertentu atau memang dengan sengaja dilakukan. Kejujuran terkait erat
dengan kepercayaan. Kepercayaan adalah aset yang sangat berharga bagi kegiatan bisnis. Sekali
pihak tertentu tidak jujur, dia tidak bisa lagi dipercaya dan berarti sulit bertahan dalam bisnis.
c. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang
adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Prinsip
ini menuntut agar setiap orang dalam kegiatan bisnis entah dalam realisasi eksternal perusahaan
maupun realisasi internal perusahaan perlu diperlakukan sesuai dengan haknya masing-masing.
Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua
pihak. Prinsip ini menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya,
prinsip saling menguntungkan secara positif menuntut hal yang sama, yaitu agar semua pihak
berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain, sehingga melahirkan suatu win-win
situation.
e. Integritas Moral
Prinsip ini terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan
agar dia perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik
perusahaannya. Dengan kata lain, prinsip ini merupakan tuntutan dan dorongan dari dalam diri
pelaku dan perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan dibanggakan, dan ini tercermin dalam
seluruh perilaku bisnisnya dengan siapa saja, baik ke luar maupun ke dalam perusahaan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa etika bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh
pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang
profesional.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode penelitian deskriptif,
yaitu metode yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah aktual
Adapun data-data yang penulis dapatkan untuk menyusun makalah ini bersumber dari buku-
buku yang relevan, jurnal maupun artikel-artikel dari internet dan sebagainya.
BAB IV
PEMBAHASAN
PT. Mayora Indah Tbk. (Perseroan) didirikan pada tahun 1977 dengan pabrik pertama
berlokasi di Tangerang. Kemudian menjadi perusahaan publik pada tahun 1990. Sesuai dengan
Anggaran Dasarnya, kegiatan usaha PT. Mayora Indah Tbk. diantaranya adalah dalam bidang
industri. Saat ini, PT. Mayora Indah Tbk. memproduksi dan memiliki 6 (enam) divisi yang
masing masing menghasilkan produk berbeda namun terintegrasi dan salah satu divisinya adalah
PT Tirta Fresindo Jaya dengan lokasinya di Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur dan beberapa lokasi
Beberapa divisi bisnis PT. Mayora Indah Tbk. Adalah sebagai berikut:
a. Divisi Biscuit
Merek dagangnya antara lain Roma, Danisa, Royal Choice, Better, Muuch Better, Slai O’Lai,
b. Divisi Wafer
Merek dagangnya antara lain Beng Beng, Beng Beng Maxx, Astor, Astor Skinny Roll, Roma
Merek dagangnya antara lain Kopiko, Kopiko Milko, Kopiko Cappuccino, Kis, Tamarin, Juizy
Milk.
d. Divisi Kopi
Merek dagangnya antara lain Torabika Duo, Torabika Duo Susu, Torabika Jahe Susu, Torabika
Moka, Torabika 3 in One, Torabika Cappuccino, Kopiko Brown Coffee, Kopiko White Coffee,
e. Divisi Coklat
Merek dagangnya antara lain Energen Cereal, Energen Oatmilk, Energen Go Fruit.
g. Divisi Beverage
Merek dagangnya antara lain Teh Pucuk Harum, Kopiko 78, Q Guava, Kopikap dan Le
Minerale.
Di Indonesia PT. Mayora Indah Tbk. tidak hanya dikenal sebagai perusahaan yang
memproduksi makanan dan minuman olahan, tetapi juga dikenal sebagai market leader yang
sukses menghasilkan produk produk yang menjadi pelopor pada kategorinya masing masing.
4.2 Permasalahan
Permasalahan antara warga dengan PT Tirta Fresindo Jaya yang merupakan salah satu anak
perusahaan Mayora Group ini bermula pada tahun 2012. Waktu itu pihak PT Tirta Fresindo Jaya
datang ke dua wilayah yakni di Kecamatan Baros, Serang dan Kecamatan Cadas Sari,
Pandeglang dan berencana akan membangun gudang diwilayah tersebut, sehingga warga
kehilangan 17 hektare areal persawahan dari rencana 32 hektar yang akan dibangun perusahaan
kemasan setelah mendapat izin dari Dinas Tata Ruang dan Tata Wilayah melalui SK No.
600/548.b/SK-DTKP/XII/2013 yang imbasnya adalah sumber mata air yang biasa digunakan
warga untuk kegiatan sehari-hari menjadi turun drastis. Hal ini jelas melanggar Perda Kabupaten
Pandeglang No.3/2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pandeglang
yang menyatakan bahwa kawasan Cadasari merupakan kawasan lindung geologi, yang memiliki
beberapa titik mata air. Disisi lain secara demografi dan monografi wilayah ini juga diisi dengan
kearifan lokal, dimana banyak pendidikan pondok pesantren yang melahirkan para ulama-ulama,
santri-santri. Bahkan, wilayah ini merupakan sentral kawasan lahan pangan yang berkelanjutan,
Sejak saat itu, gelombang penolakan terus berdatangan baik dari masyarakat Cadas Sari dan
Baros maupun dari elemen organisasi masyarakat lainya. Dengan berbagai penolakan dan protes
yang dilakukan masyarakat tersebut akhirnya Bupati Pandeglang yang waktu itu masih dijabat
BPPT/2014. Pembatalan ini diperkuat dengan himbauan oleh Ketua DPRD Pandeglang agar
Karena tidak ada tindakan tegas dari pemerintahan Provinsi Banten dan Kabupaten
Pandeglang. PT Tirta Fresindo Jaya pun terus melakukan aktivitasnya dengan melakukan
eksploitasi air di wilayah Cadas Sari dan Baros dan tidak mengindahkan SK pencabutan izin
Tanggal 11 November 2016, ratusan kiai dan santri yang tergabung dalam Jam’iyatul
Muslimin Provinsi Banten melakukan istighosah di area Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi
Banten (KP3B), tepatnya di samping Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Provinsi Banten. Istighosah ini merupakan buntut dari kekecewaan warga atas kelakuan
Menyikapi tuntutan warga tersebut, pihak DPRD Banten akhirnya mengeluarkan pokok-
1. PT Tirta Fresindo Jaya agar menghormati surat Bupati Pandeglang atas nama Erwan Kurtubi
3. Kepada Bupati Pandeglang yang saat ini dijabat oleh Irna Narulita dan Jajaran SKPD terkait
Pemda Pandeglang untuk segera dapat mengambil langkah-langkah guna menghentikan kegiatan
4. Kepada aparat kepolisian agar dapat membantu untuk menghentikan kegiatan PT. Tirta Fresindo
Menurut perwakilan warga yang tergabung Cadas Sari – Baros pihak PT. Tirta Fresindo
Jaya tetap tidak mengindahkan pokok-pokok pikiran DPRD Banten tersebut dan tetap melakukan
aktivitasnya di lapangan seperti biasa. Akhirnya pada tanggal 6 Pebruari 2017, warga kembali
bergerak menuju pendopo Bupati Pandeglang. Sekitar 300 warga ini ingin berdiskusi dengan
Namun kedatangan warga saat itu tak digubris sehingga warga merasa kecewa dengan
melampiaskan kemarahan mereka ke pabrik air minum PT. Tirta Fresindo Jaya. Aksi ini
akhirnya berujung dengan penangkapan 6 (enam) orang warga Cadas Sari – Baros dengan tiga
orang ditetapkan sebagai tersangka tanpa ada proses surat panggilan dan BAP sebelumnya.
Hingga saat ini, aparat kepolisian masih melakukan penyisiran ke kampung-kampung dan
meneror warga di dua desa ini. Situasi tersebut melahirkan keresahan di antara warga.
Masyarakat sipil yang tergabung dalam Komite Nasional Pembaruan Agraria (KNPA) dan
Aliansi Tolak Privatisasi Air menilai bahwa tindakan sepihak yang telah dilakukan oleh aparat
kepolisian ini merupakan tindakan penyimpangan dari kewenangan yang mereka miliki. Warga
Cadas Sari – Baros bukanlah kriminal, namun mereka merupakan korban dari kebijakan
privatisasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah Pandeglang sehingga kehilangan hak-hak
agraria mereka berupa tanah dan air. Menurut mereka hal ini terkait dengan perbuatan
Undang-undang Sumberdaya Air merupakan salah satu Undang-undang yang disusun
melalui pinjaman program Bank Dunia (Water Resources Sector Adjustment Loan) sebesar US$
300 juta. Undang-undang ini juga didasari atas cara pandang baru terhadap air, yaitu air sebagai
barang ekonomi yang mendorong terjadinya komersialisasi, komodifikasi dan privatisasi air.
Sebagai turunan, tentu saja air sebagai barang ekonomi menjadi landasan utama dalam
Dari pemaparan tentang latar belakang masalah diatas maka penulis menganalisa bahwa
terjadi indikasi pelanggaran Etika Bisnis yang dilakukan oleh PT. Tirta Fresindo Jaya diantara
a. Mengacu konstitusi agraria di Indonesia, bahwa bumi, termasuk tanah, air dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya, merupakan sumber kekayaan agraria yang harus dilindungi oleh
Negara dan diperuntukkan sebesar-besarnya untuk keadilan dan kesejahteraan rakyat sesuai
Pasal 33 UUD 1945 dan Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) No. 5/1960 oleh karena itu
seharusnya PT. Tirta Fresindo Jaya tidak melakukan eksploitasi dan privatisasi sumber mata air
uang merupakan sumber kekayaan yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
b. Warga Cadas Sari dan Baros yang sebagian besar merupakan petani telah dijamin oleh UU No.
19/2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (UU Perlintan) dalam bentuk kepastian
hak atas tanah dan lahan pertaniannya namun hak telah oleh PT. Tirta Fresindo Jaya .
c. Hak agraria petani Cadas Sari – Baros yang dilindungi UU No.41/2009 tentang Perlindungan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan telah direnggut oleh PT. Tirta Fresindo Jaya dimana
seharusnya aktivitas pembangunan lainnya harus menjamin perlindungan fungsi lahan pertanian
yang ada.
Adapun solusi dalam pelanggaran akan etika bisnis yang dilakukan oleh PT. Tirta Fresindo
Jaya terhadap masyarakat agar masalah ini bisa segera terselesaikan adalah:
a. Jajaran kepolisian yakni Polda Banten dan Polres Pandeglang agar segera Membebaskan tiga
orang warga Cadas Sari – Baros yang telah ditetapkan sebagai tersangka tanpa proses hukum
yang jelas.
b. Pihak Kepolisian Polda Banten dan Polda Pandeglang untuk segera menghentikan tindakan
penyisiran yang dilakukan ke rumah-rumah warga sehingga meninggalkan teror dan ketakutan di
kalangan warga.
c. Pihak Kepolisian Polda Banten dan Polres Pandeglang untuk segera memproses tindakan
pelanggaran hukum yang dilakukan oleh PT. Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group) yang telah
d. PT Tirta Fresindo Jaya agar menghormati surat Bupati Pandeglang ( Erwan Kurtubi) No.
0454/1669-BPPT/ 2014 tertanggal 21 November 2014 perihal penghentian kegiatan investasi PT.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam menjalankan aktivitas bisnisnya hendaknya perusahaan menerapkan dengan benar
saja akan merugikan masyarakat. Secara umum etika dalam berbisnis merupakan acuan cara
yang harus ditempuh oleh sebuah perusahaan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan.
Untuk itu etika bisnis memiliki prinsip-prinsip umum yang dijadikan fondasi untuk
5.2 Saran-saran
Ada beberapa saran yang penulis usulkan agar masalah privatisasi air oleh PT. Tirta
a. Pemda Pandeglang dan Serang beserta jajaran yang terkait harus segera mengambil langkah
-langkah tegas guna menghentikan kegiatan privastisasi sumber mata air yang dilakukan oleh
b. Kementrian Perumahan Umum dan Pekerjaan Rakyat (PUPR) agar Menghentikan praktek
penyusunan Kebijakan yang tertutup dan mengabaikan masukan masyarakat serta perintah
Konstitusi yang telah ditegaskan oleh Mahkamah Konstitusi dengan menghindari terjadinya
kembali praktek “Swastanisasi Terselubung” yang dilegalisir lewat produk perundangan melalui
c. Presiden, Gubernur dan Bupati harus menjamin prioritas pemenuhan dan penghormatan hak-hak
dasar warga Cadas Sari – Baros atas kekayaan agraria (bumi; tanah, air, udara dan seluruh
keberlanjutan hidupnya, baik sebagai petani di sekitar wilayah kawasan Cadasari sebagaimana
Oleh karena itu segenap elemen bangsa, publik secara luas khususnya masyarakat Banteng
untuk bersama-sama mengawal dan menjadi bagian dari perjuangan warga Cadas Sari dan Baros,
memastikan keadilan agraria di wilayah Cadas Sari dan Baros dapat dipenuhi. Harapannya agar
semua pihak terkait untuk segera ditindaklanjuti dalam menjaga hak-hak agraria dan
keberlangsungan hidup warga Cadas Sari – Baros dengan bersama-sama terus mengawal
perjuangan warga Cadas Sari – Baros untuk menyelamatkan tanah, air dan ruang hidup mereka.