Anda di halaman 1dari 16

ABSTRAK

       Bisnis kini menjadi sebuah hal yang umum di dunia saat ini. Bahkan kini bisnis sudah

menjamur dan banyak orang yang hendak membangun bisnis mereka sendiri guna kelangsungan

hidup yang lebih baik. Dalam berbisnis tindakan elegan dan kejujuran perlu digunakan, para ahli

menyebutnya dengan istilah etika dalam berbisnis. Hal ini hampir sama dengan etika profesi

lainnya yang ada di dalam kehidupan sehari-hari. Namun yang membedakannya adalah dunia

bisnis didominasi oleh para pengusaha yang notabene membuat sendiri aturan dan etika dalam

berbisnis tersebut. Pelanggaran etika bisnis saat ini makin banyak terlihat. Terdapat beberapa

aspek yang diperlukan dalam praktek penerapan etika bisnis sehingga bisa meminimalisir

pelanggaran etika bisnis yang kini jamak dilakukan oleh para pebisnis dan pihak yang terkait di

dalamnya.

Kata kunci: etika bisnis, prinsip-prinsip etika bisnis, pelanggaran etika bisnis  

BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang

       Dalam proses mencapai tujuannya perusahaan tidak hanya memiliki tanggung jawab

terhadap para pemegang sahamnya saja namun perusahaan juga dituntut untuk bertanggung

jawab terhadap karyawan, pemerintah, masyarakat sekitar dan stakeholder lainnya. Hal ini

dikarenakan perusahaan yang menjalankan kegiatan operasionalnya akan secara langsung

ataupun tidak langsung bersinggungan dengan para stakeholder tersebut. Oleh karena itu


penerapan etika bisnis dalam proses operasional perusahaan mempunyai peranan yang sangat

krusial.

  Pada intinya yang dimaksud dengan etika bisnis ialah metode yang digunakan perusahaan

dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Proses tersebut yang mencakup seluruh aspek yang

berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Seluruh proses ini

mencakup bagaimana perusahaan menjalankan bisnis secara adil, mematuhi hukum yang

berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.

  Namun terkadang kita tidak bisa memungkiri bahwa terkadang masih banyak perusahaan-

perusahaan baik skala besar atau kecil masih enggan untuk menerapkan etika bisnis dalam

menjalankan usahanya. Tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan

memancing tindakan balasan dari konsumen ataupun masyarakat dan akan sangat kontra

produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain

sebagainya. Dan tentu saja hal-hal semacam ini akan menurunkan nilai dan citra perusahaan

dimata para stakehoders nya

       Persaingan antar bisnis dewasa ini membuat perusahaan terutama perusahaan-perusahaan

besar dalam memperoleh keuntungan sering kali melakukan pelanggaran etika dalam berbisnis,

bahkan terkadang melanggar undang-undang ataupun norma-norma yang berlaku. Seperti kasus

yang sedang menimpa PT Tirta Fresindo Jaya yang merupakan anak perusahaan Mayora Grup,

yang memproduksi air minum kemasan Le Minerale. Dalam menjalankan roda bisnisnya PT

Tirta Fresindo Jaya diduga menggunakan cara-cara yang menurut masyarakat sekitar pabrik

tidaklah etis dan sangat merugikan masyarakat dan lingkungan sekitar. Menurut dugaan pabrik
PT Tirta Fresindo Jaya yang berlokasi di Kecamatan Baros melakukan tindakan privatisasi air

dengan menutup delapan mata air sumber pertanian warga sekitar untuk kepentingan perusahaan.

Hal ini menyebabkan lahan sawah warga tidak terairi sejak perusahaan ini berdiri. Dari peristiwa

tersebut terang saja memicu demo besar di lokasi pabrik oleh aliansi masyarakat dan mahasiswa

yang menuntut penutupan pabrik tersebut.

1.2     Rumusan Masalah

       Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik rumusan

masalah sebagai berikut, yaitu:

1.         Apakah PT Tirta Fresindo Jaya  menerapkan etika bisnis dalam menjalankan bisnisnya?

2.         Jika PT Tirta Fresindo Jaya tidak menerapkan etika bisnis, apakah bentuk pelanggarannya dan

bagaimana cara mengatasinya?

1.3     Tujuan

       Adapun tujuan penulisan untuk memenuhi tugas softskill mata kuliah Business Ethics and

Good Governance dalam membuat jurnal atau tulisan tentang Etika Bisnis. dalam penulisan

makalah ini, penulis menemukan beberapa masalah, yaitu:

1.         Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan etika bisnis pada PT Tirta Fresindo Jaya

2.         Untuk mengetahui pelanggaran-pelangaran etika bisnis dan cara antisipasi apabila PT Tirta

Fresindo Jaya tidak menggunakan etika bisnis.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1  Pengertian Etika

       Menurut kajian ilmu etimologi kata etika berasal dari bahasa Yunani Kuno “ethikos” yang

mempunyai arti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku

manusia yang baik. Dalam perkembangannya etika sangat erat mempengaruhi kehidupan

manusia. Dengan menerapkan etika yang benar maka manusia mempunyai orientasi bagaimana

ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Bisa dikatakan bahwa etika sangat

berperan bagi manusia untuk mengambil sikap dan tindakan secara tepat dalam menjalani hidup.
       Berikut ini penulis mencoba untuk menjabarkan definisi etika menurut para ahli:

Definisi etika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia etika adalah sebuah ilmu tentang apa

yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Menurut Keraf

(1998: 13), Etika adalah sesuatu yang berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada

diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini berarti etika

berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala

kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain, kebiasaan ini lalu terungkap

dalam perilaku berpola yang terus berulang sebagai sebuah kebiasaan.

       Dari definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa Etika adalah pedoman-pedoman yang

mengatur perilaku manusia secara normatif dalam artian dapat memberi norma bagi perilaku

seseorang dan dengan demikian dapat menyatakan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak

boleh dilakukan.

2.2   Pengertian Bisnis
       Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris yaitu busy yang berarti sibuk. Sedangkan

kata busy berasal dari kata bahasa inggris lama yakni bisignis yang mempunyai arti keadaan

dimana seseorang sibuk “state of being busy“. Sedangkan secara etimologi, bisnis yaitu keadaan

dimana individu atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang dapat menghasilkan

laba atau keuntungan. Menurut Steinford (1979) bisnis adalah segala aktifitas yang menyediakan

barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen.

2.3   Pengertian Etika Bisnis

       Pengertian etika bisnis menurut Velasquez (2005) Etika bisnis merupakan studi yang

dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral

sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.

       Pada hakikatnya penerapan etika bisnis yang baik dan benar dalam suatu perusahaan dapat

membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan

yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.

       Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis

dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah

etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah

sebagai berikut:

a.      Prinsip Otonomi

Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak

berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Orang
bisnis yang otonom adalah orang yang sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya

dalam dunia bisnis.

b.      Prinsip Kejujuran

Prinsip ini merupakan prinsip yang paling problematik karena banyak pelaku bisnis yang

mendasarkan kegiatan bisnisnya dengan melakukan penipuan atau bertindak curang, entah

karena situasi eksternal tertentu atau memang dengan sengaja dilakukan. Kejujuran terkait erat

dengan kepercayaan. Kepercayaan adalah aset yang sangat berharga bagi kegiatan bisnis. Sekali

pihak tertentu tidak jujur, dia tidak bisa lagi dipercaya dan berarti sulit bertahan dalam bisnis.

c.       Prinsip Keadilan

Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang

adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Prinsip

ini menuntut agar setiap orang dalam kegiatan bisnis entah dalam realisasi eksternal perusahaan

maupun realisasi internal perusahaan perlu diperlakukan sesuai dengan haknya masing-masing.

d.      Prinsip Saling Menguntungkan

Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua

pihak. Prinsip ini menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya,

prinsip saling menguntungkan secara positif menuntut hal yang sama, yaitu agar semua pihak

berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain, sehingga melahirkan suatu win-win

situation.
e.       Integritas Moral

Prinsip ini terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan

agar dia perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik

perusahaannya. Dengan kata lain, prinsip ini merupakan tuntutan dan dorongan dari dalam diri

pelaku dan perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan dibanggakan, dan ini tercermin dalam

seluruh perilaku bisnisnya dengan siapa saja, baik ke luar maupun ke dalam perusahaan.

        Jadi dapat disimpulkan bahwa etika bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh

karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan

pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang

profesional.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1   Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

        Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode penelitian deskriptif,

yaitu metode yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah aktual

dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasinya, menganalisis, dan

menginterpretasikannya. Analisis yang penulis gunakan tidak semata-mata menguraikan,

melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya.

        Adapun data-data yang penulis dapatkan untuk menyusun makalah ini bersumber dari buku-

buku yang relevan, jurnal maupun artikel-artikel dari internet dan sebagainya.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1   Profil Perusahaan

        PT. Mayora Indah Tbk. (Perseroan) didirikan pada tahun 1977 dengan pabrik pertama

berlokasi di Tangerang. Kemudian menjadi perusahaan publik pada tahun 1990. Sesuai dengan

Anggaran Dasarnya, kegiatan usaha PT. Mayora Indah Tbk. diantaranya adalah dalam bidang

industri. Saat ini, PT. Mayora Indah Tbk. memproduksi dan memiliki 6 (enam) divisi yang

masing masing menghasilkan produk berbeda namun terintegrasi dan salah satu divisinya adalah

PT Tirta Fresindo Jaya dengan lokasinya di Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur dan beberapa lokasi

pabrik yang tersebar di Pulau Jawa.

Beberapa divisi bisnis PT. Mayora Indah Tbk. Adalah sebagai berikut:

a.      Divisi Biscuit

Merek dagangnya antara lain Roma, Danisa, Royal Choice, Better, Muuch Better, Slai O’Lai,

Sari Gandum, Sari Gandum Sandwich, Coffeejoy, Chees’kress.

b.      Divisi Wafer

Merek dagangnya antara lain Beng Beng, Beng Beng Maxx, Astor, Astor Skinny Roll, Roma

Wafer Coklat, Roma Zuperrr Keju.

c.       Divisi Kembang gula

Merek dagangnya antara lain Kopiko, Kopiko Milko, Kopiko Cappuccino, Kis, Tamarin, Juizy

Milk.
d.      Divisi Kopi

Merek dagangnya antara lain Torabika Duo, Torabika Duo Susu,  Torabika Jahe Susu, Torabika

Moka, Torabika 3 in One, Torabika Cappuccino, Kopiko Brown Coffee, Kopiko White Coffee,

Kopiko White Mocca.

e.       Divisi Coklat

      Merek dagangnya adalah Choki-choki.

f.       Divisi Makanan kesehatan

      Merek dagangnya antara lain Energen Cereal, Energen Oatmilk, Energen Go Fruit.

g.      Divisi Beverage

Merek dagangnya antara lain Teh Pucuk Harum, Kopiko 78, Q Guava, Kopikap dan Le

Minerale.

        Di Indonesia PT. Mayora Indah Tbk. tidak hanya dikenal sebagai perusahaan yang

memproduksi makanan dan minuman olahan, tetapi juga dikenal sebagai market leader yang

sukses menghasilkan produk produk yang menjadi pelopor pada kategorinya masing masing.

4.2   Permasalahan

        Permasalahan antara warga dengan PT Tirta Fresindo Jaya yang merupakan salah satu anak

perusahaan Mayora Group ini bermula pada tahun 2012. Waktu itu pihak PT Tirta Fresindo Jaya

datang ke dua wilayah yakni di Kecamatan Baros, Serang dan Kecamatan Cadas Sari,

Pandeglang dan berencana akan membangun gudang diwilayah tersebut, sehingga warga

kehilangan 17 hektare areal persawahan dari rencana 32 hektar yang akan dibangun perusahaan

diperuntukkan sebagai gudang.


        Namun dengan seketika, izin areal tersebut berubah menjadi pabrik pengelolaan air minum

kemasan setelah mendapat izin dari Dinas Tata Ruang dan Tata Wilayah melalui SK No.

600/548.b/SK-DTKP/XII/2013 yang imbasnya adalah sumber mata air yang biasa digunakan

warga untuk kegiatan sehari-hari menjadi turun drastis. Hal ini jelas melanggar Perda Kabupaten

Pandeglang No.3/2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pandeglang

yang menyatakan bahwa kawasan Cadasari merupakan kawasan lindung geologi, yang memiliki

beberapa titik mata air. Disisi lain secara demografi dan monografi wilayah ini juga diisi dengan

kearifan lokal, dimana banyak pendidikan pondok pesantren yang melahirkan para ulama-ulama,

santri-santri. Bahkan, wilayah ini merupakan sentral kawasan lahan pangan yang berkelanjutan,

profesi masyarakat lebih didominasi oleh petani.

        Sejak saat itu, gelombang penolakan terus berdatangan baik dari masyarakat Cadas Sari dan

Baros maupun dari elemen organisasi masyarakat lainya. Dengan berbagai penolakan dan protes

yang dilakukan masyarakat tersebut akhirnya Bupati Pandeglang yang waktu itu masih dijabat

oleh Erwan Kurtubi mengeluarkan pembatalan ijin Perusahaan melalui SK 0454/1669-

BPPT/2014. Pembatalan ini diperkuat dengan himbauan oleh Ketua DPRD Pandeglang agar

pembangunan pabrik tersebut dihentikan.

4.3   Pembahasan Masalah

        Karena tidak ada tindakan tegas dari pemerintahan Provinsi Banten dan Kabupaten

Pandeglang. PT Tirta Fresindo Jaya pun terus melakukan aktivitasnya dengan melakukan
eksploitasi air di wilayah Cadas Sari dan Baros dan tidak mengindahkan SK pencabutan izin

yang dikeluarkan Bupati serta himbauan dari DPRD Pandeglang tersebut.

        Tanggal 11 November 2016, ratusan kiai dan santri yang tergabung dalam Jam’iyatul

Muslimin Provinsi Banten melakukan istighosah di area Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi

Banten (KP3B), tepatnya di samping Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

Provinsi Banten. Istighosah ini merupakan buntut dari kekecewaan warga atas kelakuan

perusahaan yang tidak kunjung menghentikan kegiatannya.

        Menyikapi tuntutan warga tersebut, pihak DPRD Banten akhirnya mengeluarkan pokok-

pokok pikiran yang beberapa diantaranya;

1.      PT Tirta Fresindo Jaya agar menghormati surat Bupati Pandeglang atas nama Erwan Kurtubi

No. 0454/1669-BPPT/ 2014 tertanggal 21 November 2014 perihal penghentian kegiatan

investasi PT. Tirta Fresindo Jaya.

2.      PT. Tirta Fresindo Jaya agar segera menghentikan aktivitas kegiatannya.

3.      Kepada Bupati Pandeglang yang saat ini dijabat oleh Irna Narulita dan Jajaran SKPD terkait

Pemda Pandeglang untuk segera dapat mengambil langkah-langkah guna menghentikan kegiatan

PT. Tirta Fresindo Jaya.

4.      Kepada aparat kepolisian agar dapat membantu untuk menghentikan kegiatan PT. Tirta Fresindo

Jaya (Mayora Group) dilokasi sebagai mana maksud.

        Menurut perwakilan warga yang tergabung Cadas Sari – Baros pihak PT. Tirta Fresindo

Jaya tetap tidak mengindahkan pokok-pokok pikiran DPRD Banten tersebut dan tetap melakukan

aktivitasnya di lapangan seperti biasa. Akhirnya pada tanggal 6 Pebruari 2017, warga kembali
bergerak menuju pendopo Bupati Pandeglang. Sekitar 300 warga ini ingin berdiskusi dengan

Bupati Pandeglang, yakni IIrna Narulita.

        Namun kedatangan warga saat itu tak digubris sehingga warga merasa kecewa dengan

melampiaskan kemarahan mereka ke pabrik air minum PT. Tirta Fresindo Jaya. Aksi ini

akhirnya berujung dengan penangkapan 6 (enam) orang warga Cadas Sari – Baros dengan tiga

orang ditetapkan sebagai tersangka tanpa ada proses surat panggilan dan BAP sebelumnya.

Hingga saat ini, aparat kepolisian masih melakukan penyisiran ke kampung-kampung dan

meneror warga di dua desa ini. Situasi tersebut melahirkan keresahan di antara warga.

        Masyarakat sipil yang tergabung dalam Komite Nasional Pembaruan Agraria (KNPA) dan

Aliansi Tolak Privatisasi Air menilai bahwa tindakan sepihak yang telah dilakukan oleh aparat

kepolisian ini merupakan tindakan penyimpangan dari kewenangan yang mereka miliki. Warga

Cadas Sari – Baros bukanlah kriminal, namun mereka merupakan korban dari kebijakan

privatisasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah Pandeglang sehingga kehilangan hak-hak

agraria mereka berupa tanah dan air. Menurut mereka hal ini terkait dengan perbuatan

tersistematis untuk menggusur warga tempat dan ruang hidup mereka.

4.4    Pelanggaran Etika Bisnis PT. Tirta Fresindo Jaya

        Undang-undang Sumberdaya Air merupakan salah satu Undang-undang yang disusun

melalui pinjaman program Bank Dunia (Water Resources Sector Adjustment Loan) sebesar US$

300 juta. Undang-undang ini juga didasari atas cara pandang baru terhadap air, yaitu air sebagai

barang ekonomi yang mendorong terjadinya komersialisasi, komodifikasi dan privatisasi air.
Sebagai turunan, tentu saja air sebagai barang ekonomi menjadi landasan utama dalam

menyusun Undang-undang Sumberdaya Air.

        Dari pemaparan tentang latar belakang masalah diatas maka penulis menganalisa bahwa

terjadi indikasi pelanggaran Etika Bisnis yang dilakukan oleh PT. Tirta Fresindo Jaya diantara

bukti-buktinya adalah sebagai berikut:

a.       Mengacu konstitusi agraria di Indonesia, bahwa bumi, termasuk tanah, air dan kekayaan alam

yang terkandung di dalamnya, merupakan sumber kekayaan agraria yang harus dilindungi oleh

Negara dan diperuntukkan sebesar-besarnya untuk keadilan dan kesejahteraan rakyat sesuai

Pasal 33 UUD 1945 dan Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) No. 5/1960 oleh karena itu

seharusnya PT. Tirta Fresindo Jaya tidak melakukan eksploitasi dan privatisasi sumber mata air

uang merupakan sumber kekayaan yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

b.      Warga Cadas Sari dan Baros yang sebagian besar merupakan petani telah dijamin oleh UU No.

19/2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (UU Perlintan) dalam bentuk kepastian

hak atas tanah dan lahan pertaniannya namun hak telah oleh PT. Tirta Fresindo Jaya         .

c.       Hak agraria petani Cadas Sari – Baros yang dilindungi UU No.41/2009 tentang Perlindungan

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan telah direnggut oleh PT. Tirta Fresindo Jaya dimana

seharusnya aktivitas pembangunan lainnya harus menjamin perlindungan fungsi lahan pertanian

yang ada.

        Adapun solusi dalam pelanggaran akan etika bisnis yang dilakukan oleh PT. Tirta Fresindo

Jaya terhadap masyarakat agar  masalah ini bisa segera terselesaikan adalah:
a.       Jajaran kepolisian yakni Polda Banten dan Polres Pandeglang agar segera Membebaskan tiga

orang warga Cadas Sari – Baros yang telah ditetapkan sebagai tersangka tanpa proses hukum

yang jelas.

b.      Pihak Kepolisian Polda Banten dan Polda Pandeglang untuk segera menghentikan tindakan

penyisiran yang dilakukan ke rumah-rumah warga sehingga meninggalkan teror dan ketakutan di

kalangan warga.

c.       Pihak Kepolisian Polda Banten dan Polres Pandeglang untuk segera memproses tindakan

pelanggaran hukum yang dilakukan oleh PT. Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group) yang telah

merampas hak-hak agraria warga Cadas Sari – Baros.

d.      PT Tirta Fresindo Jaya agar menghormati surat Bupati Pandeglang ( Erwan Kurtubi) No.

0454/1669-BPPT/ 2014 tertanggal 21 November 2014 perihal penghentian kegiatan investasi PT.

Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group).

BAB V
PENUTUP

5.1    Kesimpulan

        Dalam menjalankan aktivitas bisnisnya hendaknya perusahaan menerapkan dengan benar

prinsip-prinsip etika bisnis tujuannya agar meminimalisir pelanggaran-pelanggaran yang tentu

saja akan merugikan masyarakat. Secara umum etika dalam berbisnis merupakan acuan cara

yang harus ditempuh oleh sebuah perusahaan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan.
Untuk itu etika bisnis memiliki prinsip-prinsip umum yang dijadikan fondasi untuk

melaksanakan kegiatan agar tujuan bisnis dapat tercapai.

5.2    Saran-saran

        Ada beberapa saran yang penulis usulkan agar masalah privatisasi air oleh PT. Tirta

Fresindo Jaya segera terselesaikan.

a.       Pemda Pandeglang dan Serang beserta jajaran yang terkait harus segera mengambil langkah

-langkah tegas guna menghentikan kegiatan privastisasi sumber mata air yang dilakukan oleh

PT. Tirta Fresindo Jaya.

b.      Kementrian Perumahan Umum dan Pekerjaan Rakyat (PUPR) agar Menghentikan praktek

penyusunan Kebijakan yang tertutup dan mengabaikan masukan masyarakat serta perintah

Konstitusi yang telah ditegaskan oleh Mahkamah Konstitusi dengan menghindari terjadinya

kembali praktek “Swastanisasi Terselubung” yang dilegalisir lewat produk perundangan melalui

RUU Sumber Daya Air.

c.       Presiden, Gubernur dan Bupati harus menjamin prioritas pemenuhan dan penghormatan hak-hak

dasar warga Cadas Sari – Baros atas kekayaan agraria (bumi; tanah, air, udara dan seluruh

kekayaan alam yang terkandung di dalamnya), sebagai sumber keberlangsungan dan

keberlanjutan hidupnya, baik sebagai petani di sekitar wilayah kawasan Cadasari sebagaimana

telah diatur oleh konstitusi.

        Oleh karena itu segenap elemen bangsa, publik secara luas khususnya masyarakat Banteng

untuk bersama-sama mengawal dan menjadi bagian dari perjuangan warga Cadas Sari dan Baros,

memastikan keadilan agraria di wilayah Cadas Sari dan Baros dapat dipenuhi. Harapannya agar
semua pihak terkait untuk segera ditindaklanjuti dalam menjaga hak-hak agraria dan

keberlangsungan hidup warga Cadas Sari – Baros dengan bersama-sama terus mengawal

perjuangan warga Cadas Sari – Baros untuk menyelamatkan tanah, air dan ruang hidup mereka.

Anda mungkin juga menyukai