Anda di halaman 1dari 4

TRAKEOSTOMI

A. PENGERTIAN
Trakeostomi adalah tindakan bedah untuk membuat lubang pada saluran
udara (trakea) agar dapat dipasangi tabung pernapasan. Tujuan utama
dilakukannya prosedur ini adalah untuk memudahkan masuknya oksigen ke
paru-paru pasien.
Trakeostomi biasanya dilakukan untuk menangani kondisi darurat medis atau
penyakit tertentu yang menyebabkan pasien mengalami hambatan jalan napas atau
gagal napas. Prosedur ini dilakukan dengan operasi dan perlu dipantau dengan
ketat.

 B. Indikasi Trakeostomi


Indikasi trakeostomi termasuk sumbatan mekanis pada jalan nafas dan gangguan
non obstruksi yang mengubah ventilasi. Gejala-gejala yang mengindikasikan adanya
obstruksi pada jalan nafas;
1. Timbulnya dispneu dan stridor eskpirasi yang khas pada obstruksi setinggi
atau di bawah rima glotis terjadinya retraksi pada insisura suprasternal dan
supraklavikular.
2. Pasien tampak pucat atau sianotik
3. Disfagia
4. Pada anak-anak akan tampak gelisah
Tindakan trakeostomi akan menurunkan jumlah udara residu anatomis paru hingga
50 persennya. Sebagai hasilnya, pasien hanya memerlukan sedikit tenaga yang
dibutuhkan untuk bernafas dan meningkatkan ventilasi alveolar. Tetapi hal ini juga
sangat tergantung pada ukuran dan jenis pipa trakeostomi.
Gangguan yang mengindikasikan perlunya trakeostomi;
1. Terjadinya obstruksi jalan nafas atas
2. Sekret pada bronkus yang tidak dapat dikeluarkan secara fisiologis, misalnya
pada pasien dalam keadaan koma.
3. Untuk memasang alat bantu pernafasan (respirator).
4. Apabila terdapat benda asing di subglotis.
5. Penyakit inflamasi yang menyumbat jalan nafas (misal angina ludwig),
epiglotitis dan lesi vaskuler, neoplastik atau traumatik yang timbul melalui
mekanisme serupa
6. Mengurangi ruang rugi (dead air space) di saluran nafas atas seperti rongga
mulut, sekitar lidah dan faring. Hal ini sangat berguna pada pasien dengan
kerusakan paru, yang kapasitas vitalnya berkurang.

Indikasi lain yaitu:


1. Cedera parah pada wajah dan leher
2. Setelah pembedahan wajah dan leher
3. Hilangnya refleks laring dan ketidakmampuan untuk menelan sehingga
mengakibatkan resiko tinggi terjadinya aspirasi
C. Kegunaan Trakeostomi
Menurut Masdanang (2008), kegunaan dilakukannya tindakan trakeostomi antara
lain adalah:
1. Mengurangi jumlah ruang hampa dalam traktus trakheobronkial 70 sampai
100 ml. Penurunan ruang hampa dapat berubah ubah dari 10% sampai 50%
tergantung pada ruang hampa fisiologik tiap individu.
2. Mengurangi tahanan aliran udara pernafasan yang selanjutnya mengurangi
kekuatan yang diperlukan untuk memindahkan udara sehingga mengakibatkan
peningkatan regangan total dan ventilasi alveolus yang lebih efektif. Asal lubang
trakheostomi cukup besar (paling sedikit pipa 7).
3. Proteksi terhadap aspirasi.
4. Memungkinkan pasien menelan tanpa reflek apnea, yang sangat penting
pada pasien dengan gangguan pernafasan.
5. Memungkinkan jalan masuk langsung ke trachea untuk pembersihan.
6. Memungkinkan pemberian obat-obatan dan humidifikasi ke traktus.
7. Mengurangi kekuatan batuk sehingga mencegah pemindahan secret ke
perifer oleh tekanan negatif intra toraks yang tinggi pada fase inspirasi batuk yang
normal.

D. Risiko Komplikasi Trakeostomi


Setelah tabung trakeostomi terpasang, pasien akan kesulitan berbicara dan
menelan. Namun, hal ini akan membaik ketika pasien sudah terbiasa dengan
keberadaan tabung. Selain itu, trakeostomi juga berisiko menimbulkan komplikasi.
Berikut ini adalah risiko yang mungkin dialami pasien:

 Infeksi
 Kerusakan kelenjar tiroid
 Terbentuknya jaringan parut di trakea
 Kebocoran paru-paru
 Perdarahan
 Kegagalan fungsi paru

Pasien juga berisiko mengalami kerusakan pada pita suara yang menyebabkan
perubahan suara permanen. Namun, risiko ini sangat jarang terjadi.

D. PERAWATAN TRAKEOSTOMI
Tujuan dari dilakukan perawatan trakeostomi adalah untuk membersihkan akumulasi
dari sekresi yang terkumpul pada area stoma yang bisa menyebabkan terjadinya
infeksi.
Indikasi perawatan trakeostomi bisa dilakukan minimal 2 kali sehari atau lebih sesuai
dengan kebutuhan pasien apabila kondisi dari trakeostomi terjadi pengumpulan
sekret.
E. PROSEDUR PERAWATAN TRAKEOSTOMI
PERSIAPAN ALAT
 APD (Sepasang sarung tangan bersih, Sepasang sarung tangan steril, apron,
pelindung mata (googles), masker)
 Perlak dan pengalasnya
 Bengkok
 Larutan NaCl
 Bak instrumen berisi: pinset anatomis, pinset sirurgis, kom kecil, gunting, klem
 Kasa steril
 Kanul trakeostomi
 Tali pengikat trakeostomi
 Stetoskop
 Spuit 3 cc
 Kom berisi water steril
 Selang suction dan mesin suction

PROSEDUR
1) Ucapkan salam dan perkenalkan diri
2) Identifikasi pasien dengan bertanya nama dan tanggal lahir pasien serta
cek gelang identitas pasien
3) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada
pasien/keluarga
4) Beri kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya
5) Minta persetujuan pasien/ keluarga
6) Dekatkan alat didekat pasien
7) Jaga privasi (tutup tirai), keamanan (pasang/lepas side rail), dan
kenyamanan pasien (posisi dan lingkungan).
8) Cuci tangan 6 langkah kemudian gunakan sarung tangan bersih
9) Pasangkan perlak dan pispot disamping pasien
10)Dengarkan suara nafas pasien dengan cara auskultasi menggunakan
stetoskop
11)Sambungkan katetr suction yang masih steril dengan selang suction
12)Buka kanul oksigen yang terpasang di trakeostomi
13)Cek saturasi oksigen pada pasien, bila saturasi oksigen kurang dari
90%, beri bantuan ventilasi dengan ambu bag 10-12x/menit
14)Kemudian lakukan suctioning, ambil pinset dan tarik kanula suction
kemudian hidupkan mesin suctin dan lakukan suction dengan cara
masukkan selang suction ke trakeostomi dengan pelan-pelan sampai
muncul refleks batuk pada pasien kemudian tarik pelan-pelan dengan
memutar 360°, kemudian bilas selang suction dengan air steril/larutan
NaCl
15)Kemudian cek kembali saturasi oksigen pasien bila kurang dari 90% beri
ventilasi dengan ambu bag 10-12x/menit
16)Bila masih ada secret di trakeostomi bisa diulang sekali lagi, bila sudah
bersih lakukan suction di area mulut
17)Kemudian matikan mesin suction, kanula suction yang sudah di pakai di
mulut tidak bisa dipakai untuk area trakeotomi lagi.
18)Pasang kembali kanul oksigen di trakeostomi
19)Ganti kasa pada trakeostomi dengan buka kasa pada trakeostomi dan
buka kanul trakea
20)Kemudian lepas sarung tangan bersih dan ganti dengan sarung tangan
steril
21)Kemudia bersihkan area trakeostomi dengan cairan NaCl, kasa dibasahi
dan di keringkan dengan menggunakan pinset
22)Dibersihkan pada semua area disekitar trakeostomi
23)Bila disekitar area trakeostomi tampak merah bisa diberikan salep untuk
mengurangi adanya peradangan.
24)Kemudian pasangkan kanul trakea dan pasang kembali kanul oksigen
25)Kemudian ganti tali pengikat trakeostomi
26)Kemudian gunting bagian tengah kasa dan pasang kan diarea
trakeostomi
27)Kemudian kurangi udara yang ada didalam trakeostomi, istirahatkan
selama beberapa menit kemudian udara dimasukkan kembali
28)Lakukan auskultasi dada dengan stetoskop
29)Kemudian bereskan alat dan cuci tangan.

Anda mungkin juga menyukai