Anda di halaman 1dari 7

CRITICAL REVIEW JURNAL

EKONOMI WILAYAH
Kajian Strategis Pengembangan Ekonomi Wilayah Pesisir
Kecamatan Tanjung Palas Timur

Dosen Pengampu :

Ajeng Nugrahaning Dewanti, S.T, M.T., M.Sc


Anggit Suko Rahajeng, S.T, M.T

Disusun Oleh :

Siti Fatimah (08161078)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN

BALIKPAPAN

2019
I. Deskripsi Isu Pokok
Terdapat profil jurnal yang digunakan dalam melakukan critical review yaitu Kajian
Strategis Pengembangan Ekonomi Wilayah Pesisir Kecamatan Tanjung Palas Timur. Jurnal
penelitian ini dilakukan pada tahun 2016 oleh Asfihannur Arifin dan Muhamad Roem. Jurnal
ini membahas tentang perumusan suatu konsep perencanaan khususnya pembangunan
pesisir di Desa Tanah Kuning yang berbasis sumberdaya lokal dan dapat terintegrasi dengan
perencanaan pembangunan Kabupaten Bulungan. Hasil ini akan dijadikan sebagai
pertimbangan dalam rumusan pengelolaan sumber daya perikanan dan kelautan sehingga
dapat menjadi sumber ekonomi baru yang berkompetitif dan mengurangi kemiskinan pada
masyarakat sekitar wilayah tersebut terutama masyarakat pesisir.
Penelitian ini di latar belakangi karena perkembangan wilayah yang terus meningkat
sehingga baik sumberdaya alam maupun manusia menjadi bahan utama dalam mendukung
pelaksanaan pembangunan. Sumber daya alam yang dijadikan sebagai modal pembangunan
karena memiliki persediaan yang melimpah terutama berada pada bagian perairan dimana
salah satu daerah tersebut yaitu Kabupaten Bulungan. Kabupaten Bulungan memiliki banyak
sumber potensi pesisir dan laut yang mampu dikembangkan sehingga memungkinkan menjadi
salah satu sektor andalan di masa mendatang. Saat ini, sektor utama dalam kontribusi daerah
yang cukup signifikan dalam pembangunan daerahnya adalah sektor-sektor minyak, gas dan
perkebunan. Sedangkan sektor kelautan dan pesisir tidak cukup signifikan dalam memberikan
kontribusi daerah. Padahal daerah ini memiliki wilayah perairan ±1.982.075 Ha dan garis
pantai sepanjang 390,8 km yang dapat dimaksimalkan potensinya. Selain itu, kebijakan
pembangunan yang hanya terfokus pada usaha sektor hasil bumi atau sumberdaya alam. Hal
ini dikarenakan sektor tersebut merupakan upaya penting dalam mempercepat Pendapatan
Asli Daerah di era otonomi daerah sehingga dapat berimplikasi pada pembangunan daerah
itu sendiri. Wilayah pesisir di Kecamatan Tanjung Palas Timur merupakan penghasil beberapa
komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomis seperti lobster, ikan teri dan udang rebon.
Namun adanya proses pembangunan di wilayah yang relatif lambat dan kurangnya akses
terhadap informasi maupun permodalan bagi nelayan sehingga berdampak pada tingkat
kesejahteraan masyarakat yang implikasinya terhadap keruangan dan pembangunan eksisting
di Tanah Kuning.
Dari aspek sosial menunjukkan jumlah penduduk di pesisir Desa Tanah Kuning,
Mangkupadi Dan Kampung Baru mengalami peningkatan dari tahun 2008 hingga tahun 2012
yaitu dari 3569 jiwa menjadi 5.220 jiwa dengan penduduk terbanyak yang tersebar di Desa
Tanah Kuning sebesar 2.369 jiwa. Sedangkan penduduk dengan jumlah terendah yaitu
Kampung Baru sebesar 1.073 jiwa. Pertumbuhan penduduk di wilayah ini rata-rata sebesar

1
8,1% per tahunnya. Dengan hal tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk ini
tergolong tinggi sehingga perlu adanya skenario kependudukan agar pertumbuhan penduduk
dapat diatur sesuai dengan daya dukung wilayah pesisir agar pengoptimalan perkembangan
pesisir dapat bersinergi dengan kegiatan dan fungsi pesisir yang menjadi kawasan lindung
dan penyangga. Komposisi penduduk menurut umur di wilayah pesisir Tanjung Palas Timur
didominasi oleh penduduk usia dewasa atau kelompok umur 15-64 tahun sebesar 55% dari
total penduduk yang ada. Dengan banyaknya penduduk usia produktif sehingga memiliki
potensi SDM yang tinggi untuk mendukung pembangunan di wilayah pesisir dan peningkatan
ekonomi pesisir. Selain itu terdapat dependency ratio sebesar 123 jiwa yang mengartikan
bahwa dalam 100 penduduk yang usia produktif dapat menanggung 123 penduduk yang non
produktif. Hal ini mengambarkan bahwa tingkat ketergantungan penduduk tergolong tinggi.
Berdasarkan mata pencaharian, penduduk di wilayah ini memiliki penduduk bukan angkatan
kerja yaitu IRT sebesar 30% dan penduduk angkatan kerja sebagai karyawan 26%, nelayan
25% dan petani/pekebun sebesar 18%. Besar angka partisipasi tenaga kerja sebesar 55%
yang menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk pesisir merupakan penduduk usia kerja
artinya tingkat penawaran tenaga kerja di wilayah pesisir tinggi. Sedangkan tingkat partisipasi
angkatan kerja sebesar 60% yang menunjukkan hanya sebagian penduduk usia kerja yang
terserap dalam lapangan kerja yang tersedia sehingga wilayah ini tergolong sedang karena
dari 100 penduduk usia kerja sekitar 60 orang yang termasuk dalam angkatan kerja. Dan
sisanya yaitu 40% merupakan pengangguran sehingga penduduk usia kerja yang terserap
pada lapangan kerja yang ada dengan tingkat produktifitas tergolong sedang dan masih ada
sebagian penduduk lagi yang belum bekerja.
Dari aspek ekonomi dilakukan dengan analisa ekonomi yang meliputi analisis LQ, shift-
share dan indeks spesialisasi (IS). Dimana potensi ekonomi keruangan dikaji dari data PDRB
sehingga akan menjadi salah satu input dalam menentukan prospek pengembangan pesisir
Tanjung Palas Timur. Analisis sektor basis dan non basis dengan pendekatan LQ dengan data
PDRB tahun 2011 menurut lapangan usaha. Terdapat 5 sektor basis yang ada yaitu pertanian,
listrik gas dan air bersih, perdagangan hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi
serta jasa-jasa. Sektor pertanian dengan subsektor perikanan memiliki nilai LQ yang paling
besar sehingga memiliki keunggulan komparatif dan menjadi kekuatan bagi Kabupaten
Bulungan serta tidak hanya memenuhi kebutuhan daerahnya namun juga mampu
mengeskpor hasilnya keluar daerah. Analisis indeks spesialisasi adalah cara dalam mengukur
potensi kegiatan ekonomi pesisir dengan menggunakan data PDRB menurut lapangan usaha.
Nilai IS menurut PDRB per sektor di Kabupaten Bulungan sebesar 0,33 yang mengartikan
bahwa tingkat spesialisasi sektoral Kabupaten Bulungan tergolong rendah. Hal ini berarti

2
sektor ekonomi tidak tersebar merata dalam perekonomian Kabupaten Bulungan, namun
terdapat 5 sektor lapangan usaha bernilai positif yang menjadi konsentrasi pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Bulungan meliputi pertanian tanaman bahan makanan, peternakan,
kehutanan, perikanan, listrik gas dan air bersih, perdagangan hotel dan restoran,
pengangkutan dan komunikasi, serta jasa-jasa lainnya. Analisa shift-share untuk mengetahui
perkembangan atau pertumbuhan dari sektor-sektor kegiatan yang ada di Kabupaten
Bulungan tahun 2007-2011. Berdasarkan hal tersebut bahwa sektor perekonomian yang
merupakan sektor unggulan terdiri dari 4 sektor meliputi subsektor perikanan, listrik gas dan
air bersih, pengangkutan dan komunikasi, serta sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan. Untuk subsektor perikanan memiliki nilai pergeseran proporsional dan differensial
positif yang berarti sektor ini memiliki keunggulan kompetitif dalam perekonomian Kabupaten
Bulungan. Dari ketiga analisa ekonomi spasial pesisir bahwa perikanan merupakan subsektor
unggulan sehingga memiliki prospek potensial yang memerlukan strategi pengembangan
dalam rangka mencapai optimalisasi perekonomian bidang pesisir Kabupaten Bulungan.
Strategi Pengembangan ekonomi wilayah pesisir Tanjung Palas Timur menggunakan
analisa SWOT yang hanya dibatasi pada penentuan arahan strategi bagi pengembangan
ekonomi wilayah pesisir Tanjung Palas Timur. SWOT dalam pekerjaan ini melingkupi sektor
sosial demografis masyarakat, ekonomi wilayah dalam hal ini sumber daya alam perikanan
dan kelautan, serta aspek kebijakan. Dimana dalam strategi pengembangan ekonomi wilayah
pesisir dibagi menjadi 3 yaitu strategi inti, strategi konsekuensi dan strategi pendukung.
Strategi pendukung memiliki fungsi sebagai prasyarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu
sehingga strategi yang lainnya dapat dijalankan. Strategi pendukung diturunkan menjadi
program-program jangka pendek. Strategi konsekuensi memiliki fungsi sebagai pengungkit
agar strategi inti dapat diimplementasikan. Strategi ini diturunkan menjadi program-program
jangka menengah. Strategi inti memiliki fungsi mengarahkan (steering) fokus pengembangan
sesuai dengan tujuan studi.

II. Critical Review


Berdasarkan pada penelitian “Kajian Strategis Pengembangan Ekonomi Wilayah Pesisir
Kecamatan Tanjung Palas Timur” bahwa penelitian ini memiliki relevansi antara judul
penelitian yang dilakukan dengan hasil yang diperoleh. Dalam penelitian ini memberikan
pembahasan yang telah mampu dipahami secara baik oleh pembaca karena penggunaan
bahasa yang mudah dimengerti dan disajikannya beberapa data yang mendukung serta
adanya grafik yang ada sehingga mampu memahami data yang ada. Adapun metode yang
digunakan telah sesuai dengan penerapan yang dilakukan pada penelitian. Penggunaan

3
metode ini menggunakan pendekatan beberapa aspek yaitu pendekatan kebijakan penataan
ruang, pendekatan ekonomi wilayah dan pendekatan sumberdaya perikanan. Dimana kajian
ini merupakan model intergrasi dengan pendekatan kebijakan pemerintah dan arahan
pembangunan terhadap pola dan tren perkembangan ekonomi wilayah berbasis komoditas
perikanan potensal dan prospek untuk dikembangkan. Mengenai perangkat analisis yang akan
digunakan pada setiap pasek kajian dalam penyusunan kegiatan ini terdiri dari analisis arah
orientasi pembangunan lokal, analisis demografi dan analisis ekonomi yang meliputi LQ, IS
dan Shift-Share. Namun untuk analisis arah orientasi pembangunan lokal tidak dijelaskan
terlalu detail karena tidak terdapat pembahasan mengenai analisis ini.
Berdasarkan pada penelitian “Analisis Perkembangan Ekonomi Wilayah Untuk Arahan
Pembangunan Kecamatan di Wilayah Pesisir Kabupaten Garut” oleh Dudu Sudarya. Penelitian
ini membahas tingkat perkembangan ekonomi wilayah di kecamatan pesisir, apa saja sektor
unggulan, hirarki dan efisiensi wilayah serta arahan pembangunannya. Dalam penelitian ini
memberikan pembahasan yang telah mampu dipahami secara baik oleh pembaca karena
penggunaan bahasa yang mudah dimengerti dan disajikannya beberapa peta baik peta tingkat
perkembangan ekonomi, peta hirarki perkembangan, peta prioritas pengembangan dan peta
arahan sehingga mengetahui bagaimana kondisi dan arahan yang tepat terhadap wilayah
kecamatan pesisir Kabupaten Garut. Adapun metode yang digunakan telah sesuai dengan
penerapan yang dilakukan pada penelitian. Penggunaan metode ini menggunakan jenis data
yang terdiri dari data primer dan sekunder seperti data potensi desa kecamatan pesisir tahun
2011, data PDRB 42 kecamatan tahun 2007, data luas wilayah, jumlah penduduk,
pemanfaatan lahan dan serapan tenaga kerja per sektor di setiap kecamatan tahun 2011.
Selain itu pada penelitian ini menggunakan data dari preferensi masyarakat. Pada metode ini
menggunakan analisis indeks diversifikasi dengan konsep entropy, LQ (location Quotient) dan
analisis shift share. Pada pembahasan ini menjelaskan bahwa pada kecamatan pesisir di
Kabupaten Garut memiliki tingkat perkembangan ekonomi yang relatif belum berkembang.
Dimana tingkat diversitas dan keberimbangan sektor-sektor ekonomi masih di bawah
perkembangan rata-rata. Wilayah ini memiliki sektor basis di sektor primer seperti pertanian
dan pertambangan/penggalian. Namun sektor mulai menunjukkan pergeseran struktur
ekonominya ke arah sektor sekunder seperti listrik, gas, air minum serta industri pengolahan.
Terdapat kelebihan dan kekurangan dari kedua jurnal yang dibandingkan. Jurnal
pertama dan kedua memiliki relevansi antara judul penelitian yang dilakukan dengan hasil
yang diperoleh sehingga dapat diketahui bagaimana hasil akhir yang akan disampaikan oleh
peneliti yaitu menentukan perumusan arahan pembangunan wilayah pesisir. Pada jurnal
pertama memiliki kelebihan yaitu telah ditampilkan beberapa data yaitu salah satunya data

4
PDRB Kecamatan Tanjung Palas Timur Kabupaten Bulungan sehingga dapat memudahkan
dalam penjelasan pada tahap analisis dimana dapat diketahui nilai dari sektor apa saja yang
menjadi basis dan unggulan sehingga dapat dikembangkan untuk kemajuan wilayah tersebut.
Selain itu, memiliki data dari aspek sosial sehingga dapat menjadi pertimbangan bagi
penentuan arahan perkembangan wilayah pesisir Kecamatan Tanjung Palas Timur. Namun
pada jurnal ini masih memiliki kurang yaitu tidak adanya data spasial seperti penggunaan peta
sehingga tidak mengetahui persebaran ekonomi wilayah tersebut sehingga perumusan arahan
hanya secara umum. Kemudian perumusan strategi yang menggunakan analisis SWOT
cenderung subjektif karena analisis ini tidak melibatkan responden/stakeholder dalam
penentuan strategi namun hanya berdasarkan pada persepsi peneliti sehingga tidak dapat
menerapkan skoring terhadap analisis SWOT. Hal ini berguna untuk membuat analisis SWOT
menjadi lebih objektif. Sedangkan pada jurnal kedua memiliki kelebihan yaitu telah
ditampilkan beberapa peta yaitu salah satunya peta tingkat perkembangan ekonomi wilayah
berdasarkan analisis entropi sehingga dapat diketahui wilayah mana yang telah mengalami
perkembangan secara spasial. Meskipun begitu masih kurangnya kelengkapan data seperti
data PDRB pada wilayah tersebut, pada jurnal ini tidak ditampilkan bagaimana nilai PDRB
pada setiap kecamatan pesisir di Kabupaten Garut sehingga pembaca tidak mengetahui
bagaimana perkembangan ekonomi yang terjadi dan peneliti mendeskripsikan data yang
kurang detail. Pada jurnal ini, dalam merumuskan arahan pengembangan wilayah pesisir
menggunakan analisis stakeholder sehingga analisis dapat dijadikan pertimbangan karena
didasarkan oleh partisipatisi masyarakat, sektor swasata dan pemerintah.

III. Kesimpulan
Berdasarkan pada kajian yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan bahwa
perkembangan ekonomi wilayah pesisir Kecamatan Tanjung Palas Timur tidak hanya memiliki
potensi pada sektor-sektor minyak, gas dan perkebunan namun juga terdapat potensi yang
unggul yaitu pada sektor perikanan. Namun potensi tersebut menjadi kurang berkembang
karena adanya akses terhadap modal terbatas, keterbatasan sarana prasarana serta tingkat
pendidikan yang rendah serta kualitas tenaga kerja yang kurang terampil membuat
pembangunan di pesisir Kecamatan Tanjung Palas Timur menjadi isu strategis wilayah yang
berdampak pada pembangunan ekonomi wilayah pesisir. Oleh karena itu adanya strategi
pengembangan ekonomi wilayah pesisir diharapkan dapat meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat pesisir yang berada di wilayah tersebut.

5
IV. Lesson Learned
Setelah dilakukan critical review pada jurnal “Kajian Strategis Pengembangan Ekonomi
Wilayah Pesisir Kecamatan Tanjung Palas Timur” dapat diambil pelajaran bahwa dalam setiap
wilayah memiliki berbagai macam sektor yang dapat dijadikan potensi wilayahnya. Meskipun
saat ini sektor yang ada belum berkembang namun tidak tutup kemungkinan sektor tersebut
akan berkembang dan menjadi sektor unggulan wilayah di masa mendatang. Dengan
perencanaan wilayah pesisir yang tepat dapat membuat sektor perikanan dapat
dikembangkan dan dioptimalkan penggunaannya sehingga dapat memberikan kontibusi
terhadap perekonomian wilayah khususnya bagi masyarakat wilayah pesisir. Selain itu, perlu
adanya kerjasama baik masyarakat maupun pemerintah dalam melakukan pengembangan
wilayah pesisir agar pelaksanaan pembangunan dapat berjalan efektif, efisien dan
berkelanjutan.

V. Daftar Pustaka
Arifin, Asfihannur dan Muhamad Roem. 2016. Strategis Pengembangan Ekonomi Wilayah
Pesisir Kecamatan Tanjung Palas Timur. Jurnal Harpodon Borneo Vol 9 No.1, ISSN :
2087 – 121X : Tarakan.

Sudarya, Dudu, Santun R.P. Sitorus, Muhammad Firdaus. 2013. Analisis Perkembangan
Ekonomi Wilayah Untuk Arahan Pembangunan Kecamatan di Wilayah Pesisir
Kabupaten Garut. Jurnal Ilmiah Geomatika Vol 19 No.2. IPB : Bogor.

Anda mungkin juga menyukai