Anda di halaman 1dari 8

Bab 3

Bab 3 Berpikir, Bertindak Kreatif dan


Inovatif

1.1. Kreativitas dan Inovasi


Berwirausaha tidak hanya berpikir (kreatif), namun juga melakukan tindakan inovasi
dalam menghasilkan produk baru dan berbeda. Kreativitas dan keinovasian merupakan
jantung atau inti', atau rahasia kewirausahaan sehingga perhatian tersendiri. Seperti sudah
dikemukakan pada bagian sebelumnya, bahwa kreativitas dan keinovasian merupakan inti dan
rahasia kewirausahaan. Wirausahawan yang unggul dan sukses dikarenakan mempunyai
kemampuan berpikir kreatif dan inovatif. Kreativitas adalah berpikir produk yang baru dan
berbeda (thinking new things), dan keinovasian adalah membuat sesuatu yang baru dan berbeda.
Oleh karewna itu, hakikat kewirausahaan adalah kemampuan berpikir produk baru dan
berbeda (thinking new things and different) (Drucker, 1994).
Wirausaha yang kreatif adalah orang yang selalu berpikir tentang kebaruan (novelty),
perbedaan (different), kegunaan (utility), dan dapat dipahamai (understable). Wirausahawan
untuk menghasilkan kebaruan, perbedaan, kegunaan, dan kemudahan, selalu berpikir,
merenung, mengkhayal (dreams). Wirausahawan selalu melahirkan ide-ide, dan gagasan-
gagasan baru, misalnya ide-ide bagaimana membuat produk baru dan berbeda, bagaimana
menambah utility suatu produk dan jasa baru, bagaimana menambah value added terhadap
suatu product dan service baru, bagaimana menambah new easiness terhadap barang-barang
dan jasa-jasa yang sudah ada sehingga penambahan kegunaan, kemudahan, dan kebaruan
tersebut untuk memunculkan value added baru. Bagi wirausahawan, ide, mimpi-mimpi, dan
idea saja tidak cukup, tetapi harus ada follow up atau effort untuk menambah nilai-nilai
tambah baru. Jadi, tidak hanya thinking, tetapi juga doing.
Kebiasaan berpikir merupakan kebiasaan wirausahawan untuk mendapatkan
kesuksesannya. Wirausahawan selalu menggunakan left brain untuk mengembangkan
keterampilan berpikir dan right brain untuk belajar mengembangkan keterampilan kreatif.
Sesuai dengan pembagian fungsi otak kiri dan right brain, bahwa setiap bagian otak memiliki
fungsi spesifik dan menangkap informasi yang berbeda. Fungsi bagian otak yang satu lebih
dominan dari pada bagian yang lain. Fungsi otak kiri dikendalikan secara linear (berpikir
vertikal), sedangkan otak kanan lebih mengandalkan peinikiran lateral. Otak kiri berperan
menangkap logika dan simbol-simbol, sedangkan otak kanan lebih menangkap hal-hal yang
bersifat intuitif dan emosional. Otak kanan menggerakkan pikiran lateral dan meletakkannya
pada jiwa proses kreatif.
Zimmerer (1996:89), mengungkapkan untuk mengembangkan keterampilan berpikir,
seseorang menggunakan otak kiri, sedangkan untuk belajar mengembangkan
keterampilan kreatif, digunakan otak kanan, ciri-cirinya ialah sebagai berikut.
1. Menyadari bahwa kegagalan dan kesalahan hanya sebagai jalan untuk mencapai
keberhasilan.
2. Mengintegrasikan ide-ide yang masih samar terhadap problem untuk menghasilkan
solusi inovatif.
3. Mempunyai skill "helikopter" yaitu kemampuan untuk bangkit dari rutinitas dan melihat
permasalahan dari perspektif yang lebih luas kemudian memfokuskannya pada kebutuhan
untuk berubah.
4. Bertanya, "Apa ada cara yang lebih baik?"
5. Ingin merubah kebiasaan, tradisi, dan rutinitas menjadi lebih maju.
6. Bermimpi dan berpikir serta bertindak secara mendalam.
7. Berani berpikir kreatif, mencoba melihat masalah dari perspektif yang berbeda.
8. Selalu menyadari ada kemungkinan banyak alternative jawaban daripada satu jawaban
yang benar.

3.2. Proses Kreatif


Menurut Zimmerer (1996: 76) dengan menggunakan brain left, ada tujuh tahap proses
kreatif: (1) persiapan, (2) penyelidikan, (3) transformasi, (4) pencerahan (5) penerangan, (6)
pengujian , dan (7) implementasi.
1. Persiapan
Persiapan berhubungan kesiapan untuk berpikir kreatif, dilakukan dalam bentuk formal
education, pengalaman, magang, dan study experience lainnya. Pelatihan merupakan dasar
untuk menumbuhkan kreativitas dan inovasi. Bagaimana kita dapat merenovasi pikiran agar
dapat selalu berpikir kreatif? Zimmerer menjelaskan tujuh langkah untuk meng-update pikiran
kita agar dapat berpikir kreatif, yaitu meliputi hal-hal dibawah ini.
1) Focus group discussion ide-ide kita dengan orang
lain.
2) Collection artikel-artikel yang penting yang
mendukung Inovasi.
3) Kolaborasi dengan profesional atau asosiasi dagang dan pelajari cara mereka
memecahkan persoalan.
4) Sharing dan gunakan waktu untuk belajar sesuatu
dari orang lain.
5) Hormati dan hargai serta kembangkan keterampilan
menyimak gagasan orang lain.
6) Jauhkan dari attitude untuk tidak belajar. Dalam keadaan apapun setiap situasi apapun selalu
ada peluang untuk dapat mempelajari sesuatu.
7) Selalu belajar banyak hal yang mendukung kesuksesan. Jangan hanya mempelajari satu
kepakaran atau keahlian yang kita miliki
karena bidang lain tidak menutup kemungkinan untuk bisa dijadikan sebagai peluang
inovasi.
2. Penyelidikan
Penyelidikan diperlukan untuk dapat mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang
problem atau keputusan. Seseorang dapat selalu mengembangkan pemahaman tentang
problem atau keputusan melalui penyelidikan. Untuk menciptakan new concept and idea
tentang suatu product, seseorang pertama-tama harus mempelajari masalah dan memahami
komponen-komponen dasarnya. Misalnya, seorang businessman tidak bisa menghasilkan ide-
ide baru jika ia tidak mengetahui konsep atau komponen dasar tentang bisnis.
3. Transformasi
Dalam kondisi ini diperlukan dua tipe berpikir, yaitu berpikir konvergen dan divergen.
Berpikir konvergen adalah keahlian untuk melihat persamaan dan kaitannya di antara
beragam data dan kejadian. Sementara itu, berpikir divergen adalah kemampuan melihat
perbedaan antara data dan kejadian yang beraneka ragam. Transformasi berhubungan dengan
persamaan dan perbedaan pandangan di antara informasi yang terkumpul. Transformasi
adalah mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang ada tentang informasi yang
terkumpul.
Ada empat cara untuk meningkatkan kemampuan transformasi informasi ke dalam ide, yaitu
meliputi hal-hal sebagai berikut.
1) Lakukanlah evaluasi bagian-bagian situasi selama beberapa saat, cobalah ambil
gambaran luasnya.
2) Kontruksikan kembali item-item situasi itu. Di sisi lain melihat komponen- komponen isu-
isu dalam susunan dan perspektif yang berbeda. Kita harus mampu melihat perbedaan dan
persamaan secara teliti
3) Ingat bahwa dengan beberapa pendekatan mungkin keberhasilan akan dicapai. Sebelum
melihat satu pendekatan khusus terhadap situasi tertentu.
4) Hilangkan godaan yang membuat assesment kita tergesa-gesa dalam memecahkan
persoalan atau mencari peluang.
4. Perenungan
Perenungan merupakan penyiapan pikiran bawah sadar untuk merenungkan informasi yang
terkumpul. Pikiran bawah sadar memerlukan waktu untuk merefleksikan informasi.
Mengembangkan tahap inkubasi dalam proses berpikir kreatif dapat dilakukan dengan cara
meliputi hal-hal sebagai berikut.
1) Menyendiri sesaat untuk menjauhkan diri dari situasi. Melakukan perenungan sesuatu yang
tidak terkait dengan masalah atau peluang secara keseluruhan sehingga kita dapat berpikir di
alam bawah sadar.
2) Luangkan sedikit waktu untuk mengkhayal. Walaupun mengkhayal seolah-olah
melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat, namun khayalan merupakan bagian
terpenting dari proses kreatif.
3) Enjoy dan bermain secara teratur. Anda dapat berpikir kreatif dengan ide-ide besar pada
waktu bermain atau santai. Ide-ide besar sering muncul pada waktu bermain golf,
mendengarkan musik, di kebun/taman, atau di tmpat tidur.
4) Mengkhayal tentang masalah atau peluang. Memikirkan berbagai problem sebelum tidur
merupakan cara efektif untuk mendorong pikiran Anda bekerja sewaktu tidur.
5) Cari inovasi atau peluang dalam lingkungan mana pun yang bermanfaat dan
bermaslahah.
5. Pencerahan
Pencerahan akan muncul pada tahap perenungan, yaitu ketika terdapat solusi spontan
yang menyebabkan adanya titik terang. Pada tahap ini, semua tahap sebelumnya muncul
secara bersama dan menghasilkan ide-ide kreatif serta inovatif.
6. Testimoni
Testimoni berhubungan dengan validasi ketepatan dan manfaat ide-ide yang muncul
yang dapat dilakukan pada masa eksperimen, proses simulasi, tes pemasaran,
pembangunan proyek percobaan, pembangunan prototipe, dan aktivitas lain yang
dirancang untuk membuktikan ide-ide baru yang akan diimplementasikan.
7. Aplikasi
Aplikasi adalah transformasi ide ke dalam praktik bisnis. Roger Von Oech dalam bukunya Whack
on the Side of the Head, mengidentifikasi sepuluh kunci mental dari kreativitas atau barrier
berkreativitas yang mencakup hal-hal sebagai berikut.
1) Sangat terikat pada kehidupan praktis yang membatasi ide-ide kreatif (constantly being
practical). Menganggap bahwa bermain adalah suatu hal yang tidak menentu (viewing play as
frivolous). Padahal, childrens dapat belajar dari bermain, yaitu dengan menciptakan new
ways dalam memandang sesuatu yang lama dan belajar tentang apa yang boleh dilakukan
dan tidak boleh dilakukan. Wirausahawan bisa belajar dengan mencoba pendekatan dan
penemuan baru. Seseorang yang memandang permainan sebagai hal yang sia-sia cenderung
terbatas untuk dapat berpikir kreatif. Kreativitas dapat diciptakan apabila wirausahawan
mau belajar dari permainan.
2) Berusaha menemukan hanya satu jawaban atau satu solusi yang benar dalam
memecahkan suatu masalah dan tidak terbiasa dengan beberapa jawaban atau
pandangan yang berbeda (searching for the "right" answer)
3) Berfokus pada pemikiran secara logis, tidak bebas berpikir secara nonlogik dengan imajinasi
dan pemikiran kreatif. Padahal, dengan berkreasi (intuisi dari Von Oech), kita dapat
berpikir bebas tentang segala sesuatu yang berbeda dan bebas berpikir secara nonlogik,
khususnya dalam fase berpikir kreatif (focusing on " being logica)
4) Adanya aturan yang berlaku sangat ketat dan kaku. Kreativitas sangat bergantung pada
kemampuan yang tidak kaku terhadap aturan sehingga dapat melihat cara-cara baru untuk
mengerjakan sesuatu. (blindy following the rules.
5) Menjadikan sesuatu sangat dan over spesialisasi (becoming everly specialized. Spesialisasi
membatasi kemampuan untuk melihat masalah lain, sedangkan orang yang creative
thinking cenderung bersifat eksploratif dan selalu hunting idea di luar bidang spesialisasi.
6) Menghindari ambiguitas (avoiding ambiguity) merupakan hambatan untuk creative
thinking. Oleh karena itu, menghindari ambiguitas merupakan hambatan berpikir kreatif.
Padahal, ambiguitas dapat menjadi power untuk memotivasi kreativitas dan mendorong
untuk berpikir sesuatu yang berbeda.
7) Takut terlihat bodoh (fearing looking foolish). Orang kadang-kadang tidak mau melakukan
hal baru atau thinking different dari orang lain karena khawatir dianggap bodoh. Takut
terlihat/dianggap bodoh merupakan salah satu barrier kreativitas.
8) Takut mengalami kesalahan dan kegagalan (fearing mistakes and failure. Orang kreatif
menyadari bahwa trial sesuatu yang baru pasti membawa kegagalan. Namun demikian,
mereka melihat failure bukanlah suatu akhir dari segala sesuatu, tetapi merupakan study
experience untuk meraih sukses. Thomas Alfa Edison, misalnya, sebelum meraih sukses untuk
membuat bola lampu pijar telah melakukan eksperimen sebanyak 1.800 kali. Sangat luar
biasa kegigihan untuk meraih sukses dalam risetnya. Seperti halnya Thomas Alfa Edison,
wirausahawan dapat belajar dari kegagalan. Kita ketahui bahwa failure merupakan bagian
terpenting dari proses berpikir kreatif. Kuncinya, kegagalan adalah dasar untuk meraih
kesuksesan. Oleh karena itu, takut terhadap failure merupakan hambatan untuk creative
thinking.
9) Setiap umat manusia berpotensi untuk kreatif (believing that "I'm not creative"). Takut pada
ketidakmampuan untuk berbuat kreatif merupakan barrier berpikir kreatif.

3.3. Zimmerer dan Kreativitas.


Zimmerer (1996: 76) mengemukakan untuk memotivasi para pegawai agar memiliki
kreativitas, ada tujuh cara yang terdiri atas hal-hal sebagai berikut.
1. Memberikan fasilitas untuk pelatihan berkreasi (providing creativity training. Setiap manusia
memiliki kapasitas kreatif. Oleh sebab itu, untuk mengembangkannya diperlukan adanya
pelatihan melalui buku, seminar, lokakarya, dan pertemuan profesional yang dapat mendorong
karyawan untuk meningkatkan kapasitas kreativitasnya.
2. Memberikan dorongan dan bantuan (providing support), berupa alat dan sumber daya ekonomi
yang diperlukan untuk berkreasi, terutama dengan waktu yang cukup untuk berkreasi.
3. Memberi penghargaan kepada karyawan yang kreatif (rewarding creativity). Penghargaan dapap
dalam bentuk uang, promotion, dan hadiah lainnya.
4. Memberikan suritauladan atau contoh karya kreatif (modeling creativity). Harus diciptakan
lingkungan yang mendorong kreativitas untuk mendorong karyawan lebih kreatif,
5. Wirausahawan menginginkan adanya kreativitas (expecting creativity). Salah satu cara terbaik
untuk memotivasi kreativitas adalah memberi otoritas tolerating failure, yaitu
memperkirakan dan menoleransi kegagalan. Creativity idea akan menghasilkan
kesuksesan atau kegagalan. Orang yang tidak pernah menemui failure bukanlah orang yang
kreatif.
6. Memiliki jiwa yang besar jika mengalami kegagalan (encouraging curiosity) artinya kegagalan
jangan dipandang sebagai sesuatu yang lucu.
7. Melihat failure sebagai tantangan (viewing problems as challenges). Setiap failure memberikan
opportumity untuk berinovasi.
Menurut Zimmerer (1996: 53), untuk menghadapi kompetisi yang semakin kompleks
dalam global economic, kreativitas tidak hanya penting untuk m e m b u a t keunggulan
kompetitif, namun juga sangat penting bagi kelangsungan perusahaan. Artinya, dalam
menghadapi global callenger, diperlukan sumber daya manusia kreatif dan inovatif serta
berjiwa kewirausahaan. Wirausahawanlah yang dapat menciptakan value added dan competitive
advantage. Value added tersebut diciptakan melalui kreativitas dan inovasi, memikirkan dan
melakukan suatu hal baru, atau menciptakan suatu hal yang baru dan berbeda.
Zimmerer lebih lanjut mengemukakan beberapa habit atau kebiasaan kewirausahaan, yaitu
meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Wirausahawan selalu brusaha yang terbaik, terunggul, dan ingin cepat mencapai sasaran
(shoot for the top). Wirausahawan tidak pernah segan, mereka selalu bermimpi besar. Meskipun
tidak selalu benar, mimpi besar adalah sumber penting untuk inovasi dan visi.
2. Wirausahawan tidak malu untuk memulai darihal-hal yang kecil (don't be ashamed to start
small). Banyak perusahaan besar yang berhasil karena dimulai dari usaha kecil.
3. Wirausahawan Don't fear failure: learn from it, yaitu jangan takut gagal, belajarlah dari
kegagalan. Wirausahawan harus tahu bahwa inovasi terbesar berasal darikegagalan.
4. Wirausahawan, tidak pernah menyerah (vever give up) atau berhenti karena,
wirausahawan bukan orang yang mudah menyerah.
5. Wirausahawan, selalu ingin ciptakan, temukan, dan aktifkan (Create, innovate, and
activate). Wirausahawan selalu memimpikan ide-ide baru dan bertanya "apa mungkin"
atau "mengapa tidak" dan menggunakan inovasinya dalam kegiatan praktis.
6. Wirausahawan, selalu mencari peluang baru (always be on the look out for new
opportunities). Wirausahawan harus selalu mencari peluang atau menemukan cara
baru untuk menciptakan peluang.
7. Wirausahawan, dapat mumbuat masalah yang komplek menjadi sederhana (keep it simple).
Wirausahawan selalu mengharapkan umpan balik dengan kemungkinan dan berusaha
dengan cara yang tidak rumit.
8. Wirausahawan, selalu mencoba, memperbaiki, dan melakukannya (try it, fix it, do it).
Wirausahawan berorientasi pada tindakan. Jika ada ide, wirausahawan akan segera
mengerjakannya.
9. Wirausahawan, selalu berusaha untuk terus mengejar apa yang diinginkan (go for it). Orang
yang pantang menyerah selalu mengejar apa yang belum dicapainya.
Menurut Gary K. Himes dalam artikelnya "Mengembangkan Gagasan Kreatif Anda" dalam
wirausaha yang disunting A. Dale Timpe (1992: 89), mengemukakan bahwa differet job di berbagai
tingkatan memerlukan jenis kreativitas yang berbeda sebagai berikut.
1. Inovation
New Product harus dihasilkan. Seseorang yang menghasilkan gagasan untuk mengubah
praktik-pratik yang masih tradisional, walaupun perubahan ini mendapat kesulitan untuk
diterima.
2. Synthesis
Konsep-konsep yang kelihatannya tidak berhubungan digabungkan menjadi suatu produk
atau jasa yang berharga. Menggunakan gagasan dari berbagai sumber.
3. Duplication
Kemajuan yang dicapai oleh para pemimpin adalah dengan menyaring metode/prosedur
kerja, gagasan yang pantas untuk diubah atau dimodifikasi berdasarkan pada product yang
sudah ada.

4. Extenstion
Kegiatan inovasi dasar perlu dilakukan, kemudian manfaatnya ditingkatkan dengan
memperluas penerapannya.
Orang kreatif biasanya memiliki pola pikir sintesis dan kreatif dalam mengombinasikan
input, proses, metode, dan produk. Orang kreatif memiliki ciri-ciri sebagai
Tabel 3.1 Karakteristik Orang Kreatif

Ciri-ciri Orang Kreatif Indikator


1. Siap menghadapi tantangan Tidak cepat merasa puas dengan keadaan
terhadap keadaan yang sudah yang ada/prestasi yang telah dicapai,
ada (challenges status quo). selalu membuat perubahan, perbaikan,
dan pengembangan.

2. Memiliki sifat ingin Selalu ingin tahu dan selalu


tahu (curious). mengeksploitasi lingkungan dan
menginvestigasi kemungkinan-
kemungkinan baru.

Cepat tanggap terhadap kebutuhan dari


3. Selalu memiliki motivasi diri dan selalu proaktif dan menghargai
yang tinggi (self-motivated). setiap usaha.

Mempunyai imajinasi yang tinggi dan


4. Mempunyai visi ke memiliki pandangan jauh ke depan.
depan (visionary). Memunculkan ide-ide gila, memandang
seuatu yang tidak mungkin menjadi
mungkin, memimpikan, mengkhayalkan
sesuatu yang besar.
Selalu bergembira, cerdas, ceria,
bersahaja kepada siapapun.

5. Penggembira, menyenangkan
orang lain (entertains the Berani trial dan menanggung kegagalan.
fantastic).

6. Tidak takut menghadapi risiko Selalu mengubah lingkun-gan dan


(takes risks). melakukanperjalanan untuk
memperoleh inspirasi yang segar.
7. Suka berkeliling berkelana
(peripatetic). Memiliki ketertarikan kepada yang
mengagumkan dan humoris)

8. Orang yang suka humor


(humorous).

Sumber: Suryana. Ekonomi Kreatif, Ekonomi Baru: Mengubah ide dan Menciptakan Peluang, 2013.

Ciri-ciri orang kreatif menurut Antonius Tanan (2007), adalah memiliki kepribadian, pola pikir,
karakter, dan kecakapan sebagai berikut.

Tabel 3.2. Kepribadian Enterpreneur


Kepribadian Pola Pikir Karakter Kecakapan Hidup
(Mindsed) (Character) (Life Skill)
Pencipta peluang Pola pikir kritis, Antusias, Kemampuan
(Opportunity analisis, dan kreatif bersemangat, berkomunikasi
creator) melihat peluang membangun relasi.
secara kreatif
Pola pikir sintetis Kemampuan kerja
Penemu dan kreatif Gigih, tekun, dan tim dan
(Inovator) bersedia kerja keras kemampuan
Pola pikir evaluatif memimpin.
Berani tidak malu- Kecakapan
Pengambil risiko malu, tidak takut komunikasi
yang gagal, atau rugi persuasif.
diperhitungkan tetap bertanggung
(calculated risk jawab
taker)

Sumber: Antonius Tanan, (2007), Tantangan Pendidikan Masa Depan (Pendidikan Kewirausahaan):
Kebijakan Pendidikan Negara-Negara Maju, hlm. 17.

3.4. Berinovasi
Berinovasi merupakan kemampuan implementasi pemecahan-pemecahan problem
secara kreatif dan menciptakan peluang untuk meningkatkan atau memperkaya kehidupan
manusia (innovation is the the ability to apply creative solutions to those problems and opportunities
to enhance or to enrich people's live) (Zimmerer, 1996: 51).
Seorang wirausahawan berinovasi merupakan kunci sukses. Inovasi merupakan tindakan
kewirausahaan untuk meraih sukses dalam kompetisi. Melalui penelitian dan pengembangan
(research and development) para wirausahawan menemukan kebaruan, kegunaan dan
kemudahan sebagai value added dan competition.
Dijelaskan pada Wikipedia (http://en.wikipedia.org/wiki/ Innovations Multidimen-sional_viewst
13/7/2012:2), dan dimuat dalam buku Ekonomi Kreatif, Ekonomi Baru: Mengubah Menciptakan
Peluang, karya Suryana (2013: 32-33) dikemukakan bahwa secara multidimensional, inovasi
mempunyai beberapa arti penting yang meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Inovasi sebagai Keunggulan
Inovasi sebagai keunggulan. Melalui inovasi berarti kita advantage creator dalam bentuk
yang baru. Inovasi dapat dalam berbagai bentuk, seperti product innovation, proses, methods,
teknologi, dan manajemen. Dalam konteks manajemen, inovasi mengacu pada creator
bentuk-bentuk new advantage. Misalnya, penggunaan tanda-tanda baru atau tanda-tanda
yang lebih menarik supaya keluar dari kejenuhan atau merupakan realisasi
create excellence.
2. Inovasi sebagai Pembaharuan
Inovasi pada hakikatnya adalah pembaruan atau kebaruan yang menghasilkan new added
value bagi penggunanya. Objek inovasi adalah added value suatu produk, atau proses, atau jasa.
Inovasi selalu dinyatakan dalam bentuk technology solution yang lebih baik diterima oleh
masyarakat. Kebaruan merupakan konsekuensi dari implementasi praktis inovasi. Inovasi
selalu baru. Key parameters dari inovasi adalah nilai tambah bagi user.
3. Inovasi sebagai Perubahan
Inovasi sebagai perubahan. Perubahan dapat dalam bentuk transformation, diffusion yang
berujung pada perubahan. Dirujuk dari dimensi waktu inovasi, inovasi lebih menekankan
pada new object, akan tetapi sebenarnya lebih menekankan pada new process yang dapat
mengakibatkan objek baru. Maksudnya, inovasi diawali dengan new process untuk
menghasilkan new object. Dengan demikian, inovasi mengacu pada transformasi untuk difusi
dan akhirnya untuk mengubah sesuatu product.

3.5.Cara Bernovasi
Menurut Kotler and Keller (2006) untuk menghasilkan value-added, yang dimuat dalam buku
Ekonomi Kreatif, Ekonomi Baru, karya Suryana (2013: 80), ada empat jenis cara berinovasi yang
dapat dilakukan, yaitu meliputi kegiatan sebagai berikut.
1. By means of discovery, dengan mengkreasi suatu products, services or processes yang belum
pernah dilakukan sebelumnya. Konsep ini cenderung disebut revolusioner. Misalnya,
penemuan pesawat terbang oleh Wright bersaudara, dan telepon oleh Alexander Graham Bell.
2. By way of development, dengan cara pengembangan products, services or processes yang sudah
ada. Konsep ini menjadikan aplikasi ide yang telah ada berbeda. Misalnya, pengembangan McD
oleh Ray Kroc.
3. By way of synthesis, dengan cara perpaduan konsep dan faktor-faktor yang sudah
ada menjadi formulasi baru. Proses ini meliputi pengambilan a number of ideas
or products yang sudah ditemukan atau sudah dibentuk sehingga menjadi produk
yang dapat diaplikasikan dengan cara baru.
4. By duplicating, dengan cara peniruan products, services or processes yang sudah
ada. Duplikasi di sini buka semata-mata meniru, melainkan menambah seutuhnya
secara kreatif untuk memperbaiki konsep yang ada agar lebih mampu
memenangkan persaingan. Misalnya, duplikasi perawatan gigi oleh Dentaland.

Produk Berpikir Kreatif dan Inovatif


Terdapat perbedaan between the results of creative thinking and the results of
innovating. Hasil berpikir kreatif adalah dalam bentuk sesuatu imagination, abstract, and
obsession, such as ideas, fantasies, dreams, and ideas. Proses berpikir kreatif disebut
kreativitas. Kreativitas merupakan action that produces something, dan merupakan
activities that bring results yang sifatnya meliputi hal-hal berikut.
1. Memiliki nilai baru (new), cirinya inovatif, belum ada sebelumnya, segar menarik, aneh
mengejutkan.
2. Memiliki daya guna (useful), cirinya lebih enak, lebih praktis, lebih mudah,
memperlancar, mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah,
mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, bring better or more results.
3. Dapat dipahami dan dimengerti serta dapat dibuat lagi (understable), cirinya hasil yang
sama dapat dimengerti dan dibuat di lain waktu.
Hasil berinovasi sementara itu, adalah produk barang dan jasa, metode, proses, dan
cara-cara memecahkan masalah yang sifatnya baru, berguna, dan dapat dimengerti.
Rangkuman
1. Ada tujuh langkah proses kreatif: (1) persiapan, (2) penyelidikan, (3) transformasi, (4)
penetasan, (5) penerangan, (6) pengujian, dan (7) implementasi.
2. Ada empat metode kreatif yang utama: (1) duplikasi, (2) perluasan, (3)inovasi, (4) sintesis.
3. Keinovasian adalah kemampuan menerapkan pemecahan-pemecahan persoalan secara
kreatif dan menciptakan peluang untuk meningkatkan
4. atau memperkaya kehidupan manusia. Ada beberapa makna penting dari inovasi: (1)
innovation as novelty, (2) innovation as change, (3) innovation
5. as advantage.
6. Wirausahawan yang sukses always think creatively. Sesuai dengan fungsinya, left
brain berfungsi untuk mengembangkan keterampilan berpikir dan right brain
untuk belajar mengembangkan keterampilan kreatif.
7. Right brain memiliki kemampuan bagi wirausahawan untuk berpikir kreatif
meliputi: (1) selalu bertanya, "Apa ada cara yang lebih baik?" (2) always challenging
kebiasaan, tradisi, dan rutinitas; (3) berefleksi/merenungkan dan berpikir
secara mendalam; (4) dare to play mentally, mencoba melihat masalah dari different
perspective; (5) menyadari kemungkinan banyak jawaban daripada satu jawaban
yang benar; (6) see failures and errors hanya sebagai jalan untuk mencapai
kesuksesan; (7) correlating ideas yang masih samar terhadap masalah untuk
menghasilkan pemecahan inovatif; (8) have skills
"helikopter", yaitu kemampuan untuk bangkit di atas kebiasaan rutin dan melihat
permasalahan dari perspektif yang lebih luas kemudian memfokuskannya pada
kebutuhan untuk berubah.
8. Orang kreatif biasanya memiliki synthesis and creative mindset dalam
mengombinasikan input, proses, metode, dan produk.
9. Empat cara berinovasi yang dapat dilakukan: (1) dengan cara penemuan, (2) dengan
cara pengembangan, (3) dengan cara duplikasi, (4) dengan cara sintesis.
10. Creativity and innovation merupakan tindakan atau kegiatan yang mendatangkan
hasil yang sifatnya: (1) baru (new), (2) berguna (useful), (3) dapat dimengerti
(understable).
11. The results of creative thinking bisanya bersifat imajinasi, abstrak, dan obsesi,
seperti gagasan, khayalan, dan ide-ide. Sementara itu, hasil berinovasi adalah
produk barang dan jasa, metode, proses, dan cara-cara memecahkan masalah yang
sifatnya baru, berguna, dan dapat dimengerti.

Pertanyaan
1. Apa yang Saudara ketahui teantang bagaimana proses berwirausaha untuk
mencapai keberhasilan.
2. Bentuk kelompok dan diskusikan fungsi berpikir kreatif.
3. Jelaskan bagaimana agar Saudara kreatif dalam berpikir.
4. Sebut dan jelaskan bagaimana ciri orang yang kreatif dan inovatif.
5. Jelaskan mengapa melalui kreativitas dan inovasi dapat menciptakan peluang?

Anda mungkin juga menyukai