Anda di halaman 1dari 3

Mushlihatud Dina

1920532019

Critical Review of Papers


1). IPSAS, ESA and the fiscal deficit—a question of calibration,
2). Governmental accounting in Malta towards IPSAS within the context of the European
Union

1. Objective of the Study


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa keadaan yang menyebabkan
keputusan pejabat pemerintah Malta dalam menerapkan dan mendukung proses
akuntansi khusus, dan untuk memahami dasar pengambilan keputusan untuk
mengadopsi IPSAS.

2. Motivation and Background


Akuntansi pemerintahan dan akuntansi nasional adalah dua sistem berbeda untuk
memenuhi kebutuhan yang berbeda dari pengguna. Dalam konteks Uni Eropa (UE),
kedua sistem tersebut saling terkait karena intinya dalam akuntansi pemerintahan
(surplus / defisit) digunakan sebagai neraca awal (kerja) oleh sistem akuntansi
nasional untuk mengubahnya menjadi ukuran statistik. Pemerintah UE dapat
memutuskan untuk mengadopsi jenis pelaporan yang paling sesuai dengan mode
manajemen, undang-undang nasional, dan persyaratan sosial, politik, dan ekonomi
yang unik.
Sistem akuntansi pemerintah Malta saat ini adalah cash basis dan berorientasi
anggaran, dan negara tersebut sedang dalam proses mengadopsi IPSAS. Seperti
negara anggota UE lainnya, Malta diharuskan untuk mengubah garis bawah dari
sistem akuntansi pemerintahannya menurut ESA, oleh karena itu, adopsi IPSAS tidak
dapat mempengaruhi garis bawah dalam neraca nasional.

3. Literature Review
Christiaens dkk. (2010) mengidentifikasi dua alasan utama mengapa yurisdiksi
memilih untuk menerapkan IPSAS. Yang pertama adalah dianggap tidak perlu karena
hanya membuang waktu, dan akan lebih efisien untuk menggunakan pengetahuan
IPSASB. Juga diyakini bahwa adopsi IPSAS akan meningkatkan komparabilitas
informasi keuangan, baik secara nasional maupun internasional.
Menurut Dabbicco (2013), perpindahan dari sistem akuntansi pemerintahan berbasis
kas ke IPSAS tidak akan menyederhanakan proses konversi yang terkandung dalam
tabel EDP (Excessive Deficit Procedure) 2A, karena intinya masih akan berbeda
secara signifikan dari hasil ESA (Sistem Akun Nasional dan Regional Eropa).
Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa kalibrasi yang berbeda, misalnya kas dan
pengukuran akrual, mungkin tampak saling melengkapi dan, seperti dalam praktik
bisnis, dapat digunakan bersama untuk memberikan gambaran yang lebih
komprehensif tentang situasi keuangan pemerintah (Pina, Torres, & Yetano, 2009).

4. Methodology
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
menggunakan metode campuran dari penelitian dokumenter dan wawancara. Arahan,
laporan, dan kertas kerja Uni Eropa diakses melalui internet, khususnya, situs web
Eurostat, yang memberikan informasi mengenai hasil studi IPSAS. Para narasumber
dipilih secara cermat untuk memasukkan pejabat dengan berbagai peran dalam
akuntansi pemerintahan, yaitu pengambil keputusan, pelaksana, penyusun informasi
dan pengguna informasi.

5. Result and Analysis


Otoritas Malta tidak menganggap adopsi IPSAS sebagai hilangnya otoritas
pengaturan standar; sebaliknya, keputusan untuk mengadopsi IPSAS dianggap
sebagai keputusan berdaulat. Menurut beberapa responden, kedaulatan adalah
kemewahan yang tidak mampu dimiliki oleh negara kecil seperti Malta karena secara
ekonomi bergantung pada negara lain. Sikap lain tampaknya adalah “if you can’t beat
them, join them”; Artinya, mengadopsi IPSAS agar pemerintah lebih terlibat dalam
perumusannya.
Kecilnya ukuran negara mungkin menjadi kendala dalam pelaksanaan reformasi
akuntansi di tingkat pemerintah pusat. Sumber daya administrasi yang terbatas terus-
menerus ditahan agar tidak memperburuk situasi keuangan.
Wawancara mengeksplorasi hubungan antara akuntansi pemerintah dan nasional,
karena alasan eksplisit UE untuk proposal IPSAS-nya didorong oleh krisis di zona
euro. Sebagian besar responden tidak memahami perbedaan teknis kecuali bahwa data
dari sistem akuntansi pemerintah menyediakan informasi statistik akuntansi nasional,
dan bahwa statistik tersebut akan ditingkatkan jika sistem akuntansi pemerintah
berbasis akrual. Namun, semua responden menganggap bahwa akuntansi nasional
jauh lebih penting dan akuntansi pemerintahan harus dilakukan untuk memenuhi
persyaratannya. 'ESA adalah kerangka kerja yang dibahas dan merupakan kerangka
kerja yang harus kita kerjakan'.
Keunggulan ESA atas IPSAS, baik di tingkat nasional dan UE, terbukti dari analisis
temuan yang berasal dari wawancara dan studi Komisi UE. ESA adalah doktrin yang
mendominasi pelaporan pemerintah di negara anggota intra-UE. Lagi pula, tidak
seperti IPSAS, dasar legitimasi ESA secara hukum disetujui oleh arahan UE. ESA
lebih dari sekedar komunitas epistemik. Ini adalah bagian dari kerangka legislatif,
yang tampaknya sangat kuat di Malta, secara langsung mempengaruhi reformasi
akuntansi pemerintahan.

6. Conclusion
Keputusan untuk mengadopsi IPSAS tampaknya tidak diinformasikan dengan baik,
dan terutama didasarkan pada pencarian kredibilitas dan legitimasi. Faktor-faktor ini
penting untuk kelangsungan hidup organisasi mana pun, dan bahkan mungkin lebih
penting untuk negara kecil yang mungkin lebih rentan terhadap tekanan eksternal.
Hanya dengan menyatakan bahwa IPSAS akan diadopsi memberikan 'relaksasi
tertentu' sementara implementasi sebenarnya adalah cerita yang berbeda.
Temuan jelas menunjukkan bahwa alasan sebenarnya mengapa IPSAS akan diadopsi
adalah untuk menyederhanakan masalah dengan Eurostat, dan bukan untuk
menghasilkan laporan keuangan yang akan digunakan sebagai alat manajemen untuk
pengambilan keputusan yang lebih baik. Tujuan utamanya adalah agar dapat
dipercaya dengan UE dan bukan untuk memenuhi kewajiban pemerintah untuk
bertanggung jawab kepada publik yang dilayaninya.

Anda mungkin juga menyukai