Anda di halaman 1dari 13

1

DEFINISI RISET

Menurut Sekaran (2003) sebagaimana dikutip dalam


Jogiyanto (2013) menyatakan Riset (research) didefinisikan
sebagai suatu investigasi atau keingintahuan saintifik yang ter-
organisasi, sistematik, berbasis data, kritikal terhadap suatu
masalah dengan tujuan menemukan jawaban atau solusinya

Jogyanto, H (2013) metode penelitian bisnis. BP2EB UGM

Riset (research) didefinisikan oleh Sekaran (2003, hal. 5)


sebagai suatu investigasi atau keingintahuan saintifik yang ter-
organisasi, sistematik, berbasis data, kritikal terhadap suatu
masalah dengan tujuan menemukan jawaban atau solusinya

Sedang Kinney, Jr. (1986) mendefinisikan riset (research)


sebagai pengembangan dan pengujian dari teori-teori baru
tentang bagaimana dunia nyata bekerja atau penolakan dari teori-
teori yang sudah ada.

Lebih spesifik riset bisnis (business research) didefinisikan


oleh Cooper and Schindler (2001, hal. 5) sebagai pencarian yang
sistematik yang menvediakan informasi untuk mengarahkan
keputusan-keputusan bisnis

KONSEP DASAR RISET


Sekaran (1992, 2003) lebih lanjut membedakan riset saintifik
dengan riset-riset lainnya sebagai berikut ini.
1. Berketujuan (purposiveness). riset saintifik mempunyai tujuan
yang jelas.
2. Kokoh (rigor), menunjukkan proses riset saintifik dilakukan
dengan hati-hati (prudent) dengan tingkat keakurasian yang
tinggi. Basis teori dan rancangan riset yang baik akan
menambah kekokohan dari riset saintifik.
2

3. Ujibilitas (testability), menunjukkan bahwa riset saintifik dapat


menguji hipotesis-hipotesis dengan pengujian statistik menggu-
nakan data yang dikumpulkan.
4. Replikabilitas (replicability), yaitu riset saintifik dapat diulang
dengan menggunakan data yang lain.
5. Ketepatan dan keyakinan (precision dan confidence),
menunjukkan bahwa tidak ada riset yang sempurna dan
ketepatannya tergantung dari keyakinan periset yang diterima
umum. Kesalahan pengukuran data dan bias yang lainnya
dapat menyebabkan ketepatan riset menurun.
6. Objektivitas (objectivity), menunjukkan bahwa riset saintifik
memberikan hasil dan konklusi yang objektif tidak dipengaruhi
oleh faktor subjektif peneliti.
7. Generalisabilitas (generalizability), yaitu riset saintifik mampu
untuk diuji ulang dengan hasil yang konsisten dengan waktu,
objek dan situasi yang berbeda.
8. Sederhana (parsimony), yaitu riset saintifik mempunyai kemu-
dahan di dalam menjelaskan risetnya.

RISET METODA ILMIAH (kuantitatif) VS. RISET METODA


NATURALIS (Kualitatif)
Lawan dari penelitian pendekatan ilmiah (scientific method)
adalah penelitian pendekatan alamiah atau naturalis
(naturalistic approach). Pendekatan naturalis menolak bentuk
terstruktur dari riset. Proses pembentukan struktur teori tidak
dilakukan. Tujuan riset yang umum dilakukan adalah untuk
menemukan teori yang baru. Periset pendekatan naturalis bebas
berpikir terhadap teori apapun. Pendekatan naturalis juga tidak
membutuhkan hipotesis-hipotesis secara eksplisit.

Menurut Abdel-Khalik dan Ajinkya (1979), penelitian meng-


gunakan metoda naturalis ini sejalan dengan grounded theory
yang dikembangkan oleh Glaser dan Straus (1967). Teori
membumi (grounded theory) percaya bahwa cara terbaik untuk
3

menjelaskan dan membangun teori adalah dengan


menemukannya dari data. Pendekatan ini menganggap bahwa
teori grounded di datanya. Pendekatan saintifik menolak hal ini
dari berargumentasi bahwa "facts do not speak for themselves"
(Blalock, 1969). Pendekatan saintifik membutuhkan pengujian
secara kuantitatif dan statistik.
Pengikut grounded theony termasuk yang mengembangkan
metoda penelitian eksplorasi (exploratory research). Penelitian
eksplorasi (exploratory research) tidak menggunakan model
atau teknik statistik untuk menyimpulkan hasil yang diobservasi.
Hal ini terjadi karena data yang dikumpulkan metoda
naturalis atau di metoda eksplorasi bersifat kualitatif bukan
kuantitatif, sehingga pendekatan-pendekatan ini juga disebut
dengan pendekatan kualitatif (qualitative method).
4

PERBEDAAN METODA SAINTIFIK DENGAN METODA


NATURALIS
PENDEKATAN SAINTIFIK PENDEKATAN NATURALIS

Menggunakan struktur teori Tidak menggunakan struktur teori


karena lebih bertujuan menemukan
teori bukan memverifikasi teori,
kecuali jika tujuan penelitiannya ingin
membuktikan atau menemukan
keterbatasan dari suatu teori.
Struktur teori digunakan untuk Hipotesis jika ada sifatnya implisit
membangun satu atau lebih tidak eksplisit
hipotesis-hipotesis
Pendekatan ilmiah melakukan Pendekatan naturalis menolak bentuk
setting artifisial misalnya terstruktur dari riset. Pendekatan
dengan metoda eksperimen naturalis juga menolak pengaturan
dengan memanipulasi riset secara artifisial. Penelitian
beberapa pendekatan naturalis lebih
menggunakan dan menjaga setting
alamiah (natural) di mana fenomena
atau perilaku yang akan diamati
terjadi.
Pendekatan saintifik menolak Sejalan dengan konsep grounded
bahwa teori membumi theory yang dikembangkan oleh di
(grounded) datanya dan Glaser dan Straus (1967) yang per
berargumentasi bahwa "facts caya bahwa cara terbaik untuk
do not speak for themselves" menjelaskan dan membangun teori
(Blalock, 1969). adalah dengan menurunkannnya dari
data. Pendekatan ini menganggap
bahwa teori grounded di datanya
Pendekatan saintifik membu Pengikut grounded theory termasuk
tuhkan pengujian secara yang mengembangkan metoda.
kuanti tatif dan statistik Penelitian eksplorasi yang tidak
menggunakan data kuantitatif dan
5

teknik statistik untuk menyimpulkan


hasil yang diobservasi. Metoda
naturalis dan metoda eksplorasi
bersifat kualitatif menggunakan data
kualitatif.
6

KELEMAHAN DAN KEBAIKAN-KEBAIKAN UNTUK


PENDEKATAN SAINTIFIK dan NATURALIS
Pendekatan Saintifik Pendekatan Naturalis
(+) Menilai data lebih objektif, karena (-) Menilai data lebih subjektif
tidak boleh terpengaruh oleh nilai karena hasil observasi langsung
atau kepercayaan periset atau orang periset
lain (harus value free). dan periset sendiri yang menyim-
pulkannya.
(-) Setting tidak natural (artifisial) (+) Setting natural tidak diubah oleh
dapat menurunkan validitas pene- periset.
litian.
(-) Penelitian kurang terfokus tetapi (+)dan Mendalam.
Iebih luas, sehingga kurang
mendalam.
Penelitian lebih terfokus (-) Penelitian (+) Penelitian lebih mendetail ke hal-
biasanya menjelaskan dan hal di bawah permukaan yang
memprediksi fenomena yang tampak, belum tampak, seperti misalnya
sehingga lebih mengarah ke verifikasi penelitian tentang kultur. Lebih
teori. untuk menemukan teori baru.

(+) Dari segi kemudahan menda- (-) Data primer harus dikumpulkan
patkan data, data sekunder yang sendiri oleh periset yang biasanya
tersedia dapat digunakan. melibatkan waktu yang lama (bu-
lanan sampai dengan tahunan)
untuk mendapatkannya dengan ter-
libat langsung sebagai pengobser-
vasi di tempat kejadian.
7

(+) Eksternal validiti lebih tinggi (-) Eksternal validiti rendah karena
karena dapat melibatkan permasa- hanva melibatkan satu permasalah-
lahan yang lebih luas menggunakan an di suatu organisasi saja karena
waktu yang lebih panjang dan data primer harus diobservasi sen-
perusahaan yang Iebih banvak diri van- tidak mungkin dan
sebagai objek penelitian karena membutuhkan banvak waktu untuk
tersedia di data sekunder. melibatkan banvak organisasi.

Pendekatan mana yang harus digunakan? Jawabannya


tergantung dari beberapa hal sebagai berikut ini.
1. Aliran yang dianut. Positivism atau Non-Positivism
2. Kondisi atau lingkungan yang terjadi.
3. Tingkat keluasan dan kedalaman penelitian yang diinginkan.
Jika tujuan dari penelitian adalah untuk menjawab pertanyaan
4. Jika dimungkinkan, kedua pendekatan ini dapat digabungkan
untuk digunakan bersama-sama. Penggabungan pendekatan-
pendekatan ini dikenal dengan istilah triangulation.

DEDUKSI dan INDUKSI


Pendekatan saintifik metoda deduktif dan pendekatan naturalis
menggunakan metoda induksi

MACAM-MACAM RISET
Empat macam kegiatan riset menurut Cooper & Schindler,
adalah sebagai berikut ini.
1. Pelaporan (reporting).
Riset yang dilakukan hanya untuk menyediakan data atau
informasi yang diperlukan untuk keputusan tertentu. Misalnya
adalah informasi apa saja yang diperlukan untuk mengevaluasi
8

nilai intrinsik suatu perusahaan.


2. Penggambaran (descriptive).
Riset ini bertujuan untuk menggambarkan atau mendefinisikan
siapa yang terlibat di dalam suatu kegiatan, apa yang dilaku-
kannya, kapan dilakukan, di mana dan bagaimana melakukan-
nya.
3. Penjelasan (explanatory).
Riset yang mencoba menjelaskan fenomena yang ada.
4. Prediksi (predictive).
Mencoba menjelaskan apa yang akan terjadi dari suatu feno-
mena.

LANGKAH-LANGKAH RISET METODA ILMIAH


1. Mengidentifikasi isu atau topik dari riset (dilaporkan di bab I
laporan riset).
2. Menjual ide atau isu- tersebut dengan cara menjustifikasi
bahwa isu tersebut adalah menarik dan penting untuk diteliti
(dilaporkan di bab 1 laporan riset).

3. Menentukan tujuan dan kontribusi dari riset (bab I di laporan


hasil riset).

4. Mengembangkan hipotesis.
Untuk merancang (membangun hipotesis) diperlukan teori dan
hasil-hasil riset sebelumnya (dilaporkan di bab 2 laporan hasil
riset).
5. Merancang riset.
Merancang riset berarti merancang data yang akan digunakan
untuk menguji hipotesis-hipotesisnya secara empiris dan me-
rancang model empiris untuk menguji hipotesis-hipotesisnya
secara statistik. Rancangan data dan model empiris dilaporkan
di bab metodologi (dilaporkan di bab 3 laporan hasil riset).
6. Mengumpulkan data.
Beberapa metoda pengumpulan data di antaranya adalah
9

metoda pengumpulan data dari arsip (data sekunder),


wawancara (data primer) dan observasi (data primer),
kuesioner (data primer) dan eksperimen (data primer). Proses
ini juga dilaporkan di bab 3 di laporan basil riset.
7. Menganalisis data dan menguji hipotesis (dilaporkan di bab 4
laporan hasil riset).
8. Membuat ringkasan, mengevaluasi dan mendiskusikan hasil
pengujian serta menvimpulkan hasilnya (dilaporkan di bab 5
laporan basil riset).
9. Menunjukkan keterbatasan dan halangan-halangan riset (dila-
porkan di bab 5 laporan hasil riset).
10.Mengusulkan perbaikan-perbaikan riset berikutnya (dilaporkan
di bab 5 laporan hasil riset).
10

LAPORAN HASIL RISET


Bab 1. PENDAHULUAN
Bab ini berisi dengan isu riset, motivasi dari riset yang
menunjukkan mengapa isu riset ini penting dan perlu diteliti,
tujuan dari riset dan kontribusi dari riset.

BAB 2. KAJI TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


Bagian ini mengkaji teori yang digunakan di riset untuk
mengembangkan hipotesis dan menjelaskan hasil fenomena riset.
Dengan menggunakan teori yang sudah dikaji dan juga riset-riset
sebelumnya, hipotesis-hipotesis yang ada dapat dikembangkan.

BAB 3. DISAIN RISET


Bab 3 ini menjelaskan tipe dari riset, rancangan sampel yang
meliputi jenis, sumber, proses seleksi dan karakteristik datanya.
Bagian ini juga membahas model empiris yang digunakan untuk
menguji hipotesis-hipotesis yang sudah dikembangkan
sebelumnya.
BAB 4. HASIL
Bab ini menunjukkan hasil dari pengujian hipotesis mengguna-
kan data yang diolah sesuai dengan model empiris yang sudah
ditetapkan. Pengujian hipotesis ini didasarkan secara statistik.
BAB 5. RINGKASAN, SIMPULAN, DISKUSI, IMPLIKASI, KE-
KURANGAN-KEKURANGAN DAN SARAN-SARAN
Ringkasan menunjukkan hasil riset secara padat. Hasil dari
riset perlu didiskusikan mengapa hasilnya begitu. Simpulan me-
nunjukkan keberhasilan tujuan dari riset. Simpulan menunjukkan
hipotesis-hipotesis mana yang didukung dan rnana yang tidak
didukung. Implikasi dari riset menunjukkan kemungkinan pene-
rapan dari riset sehingga kontribusi riset mengena. Tidak ada riset
yang sempurna, sehingga kekurangan-kekurangan riset perlu
disadari. Saran-saran diberikan karena adanva keterbatasan-
keterbatasan dari riset, sehingga ada beberapa hal yang tidak
11

dapat dilakukan di riset sekarang, tetapi mungkin dapat dilakukan


di riset mendatang. Saran-saran merupakan perbaikan-perbaikan
dan pengembangan riset-riset di masa mendatang.

LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Niki aulia dewi
Nur hairun nisa
Ali fikri

Cara penulisan dalam paragraf

Menurut dewi, nisa, fikri (2018) menyatakan Ringkasan


menunjukkan hasil riset secara padat...... dst.
Menurut dewi dkk. (2018) menyatakan Ringkasan menunjukkan
hasil riset secara padat
Menurut kenmen (1991b) menyatakan Ringkasan
menunjukkan hasil riset secara padat

Dewi, niki aulia, nur hairun nisa, dan ali fikri (2018) metode
penelitian. Unram press

FORMAT PENULISAN DAFTAR PUSTAKA


Arief, K. (2003). Pasar Efisien dmn Perilakunya. Unpublished
Tesis S2, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Hartono, J. (1998). Bias Beta dan Koreksini a. Paper presented at
the Simposium Nasional Akuntansi 2, UniversitasBrawijaya,
Malang.
Hartono, J. (2003). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE
UGM, Yogyakarta.
Kahneman, D.; T., Richard. (1991a). Economic Analysis:. The
American Economic Review, 81(2), 341346.
...................... (1991b) Psychology of Utility: Application to
12

Compensation Policy. The American Economic Review,


Kurniawan, A. (2002, 17 November). Efek Permainan Komputer
Terhadap Tingkat Belajar Anak. Majalah Game Anak, 5,
12-17.
Ratnaningsih, D. (2004). Efek Resensi dari Informasi Akuntansi.
Unpublished Disertasi, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.

ISU, MOTIVASI, TUJUAN DAN KONTRIBUSI RISET

ISU RISET

Mengidentifikasi isu riset merupakan hal yang penting, karena


urutan-urutan riset selanjutnya tergantung dari ini. Suatu isu
(issue) dari riset dapat berupa sebagai berikut ini.
1. Permasalahan (problem) yang terjadi yang perlu solusi per-
baikan.
2. Oportuniti (opportunity) atau peluang yang akan ditangkap.
3. Fenomena yang akan dijelaskan atau diverifikasi dengan
suatu teori yang sudah ada.
4. Fenomena yang akan diuji untuk menemukan teori baru.
Bab 2. Isu, Motivasi, Tujuan dan Kontribusi Risel

MOTIVASI RISET

Periset harus dapat meyakinkan sponsor bahwa isu yang teliti


merupakan isu yang penting dan perlu untuk diteliti.

TUJUAN RISET
Tujuan dari riset adalah apa yang ingin dicapai dengan
13

melakukan penelitiannya. Secara umum, tujuan dari riset adalah


untuk mencapai sasaran dari isu riset.
KONTRIBUSI RISET
Kontribusi atau manfaat hasil riset dapat berkisar dari
akademisi, praktisi, perusahaan, sampai ke pemerintah.
Tergantung ;iapa pemakai hasil dari riset, kontribusi riset dapat
berupa kontritbusi teori, kontribusi praktek dan kontribusi
kebijakan. Kontribusi riset juga harus berhubungan dengan isu
yang diteliti. Kontribusi teori adalah hasil dari riset dapat
memperbaiki tteori yang sudah ada, menjelaskan teori yang
sudah ada ke fenomena

RANCANGAN RISET

Desain riset adalah rencana dari struktur riset yang mengarahkan


proses dan hasil riset agar menjadi valid, objektif, efisien, an
efektif.

Cooper dan Schlinder (2001) (dalam Hartono, 2004)


menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam desain
riset adaalah sebagai berikut:
1. Desain riset adalah perencanaan aktivitas dan waktu
2. Desain riset selalu didasarkan pad apertanyaan penelitian atau
topik riset
3. Desain riset mengarahkan ke pemilihan sumber-sumber daya
dan tipe infomasi yang diperlukan
4. Desaain riset merupakan kerangka untuk menunjukkan
hubungan hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti
5. Desain riset menggariskan langkah-langkah untuk setiap
aktivitas riset

Anda mungkin juga menyukai