Anda di halaman 1dari 10

Perencanaan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Jiwa

Nadila Maha/181101098

cristinnadila09@gmail.com

Abstrak

Gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang
berhubungan dengan fisik maupun dengan mental (Baihaqi dkk, 2005 : 4). Salah satu faktor
yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan jiwa adalah adanya stresor
psikososial.Stressor psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan
perubahan dalam kehidupan seseorang (anak, remaja atau dewasa): sehingga orang itu terpaksa
menadakan penyesuaian diri untuk menanggulangi tekanan yang timbul (Hawari, 2001 : x ).
Stressor psikososial ini muncul sebagai akibat dari perubahan-perubahan sosial yang serba cepat
yang merupakan dampak proses modernisasi dan industrialisasi.Keperawatan jiwa sebagai
bagian dari kesehatan jiwa merupakan suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang
menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara
terapeutik sebagai kiatnya (American Nurses Association dalam Hamid 2000).

Kata Kunci : Perencanaan, Asuhan, Pasien

PENDAHULUAN dan kemandirian dalam suatu hubungan.

1.1 Latar Belakang (Stuart dan Sundeen, 1998 :


345).Interaksi sosial adalah keadaan
Secara kodratiyah, manusia sebagai
dimana individu mengalami atau
makhluk berpikir yang membedakanya
beresiko mengalami respon negative,
dengan hewan, manusia tidak mungkin
ketidak adekuatan ketidakpuasan dalam
hidup tanpa orang lain. Untuk mencapai
interaksi.( Carpenito, 2001 : 385).Dari
kepuasan dalam kehidupannya mereka
kedua pengertian di atas dapat di
harus membina hubungan
simpulkan bahwa interaksi sosial adalah
interpersonal.Interaksi sosial atau
kemampuan individu melakukan suatu
sosialisasi adalah hubungan
aktifitas dengan individu lainnya dalam
interpersonal yang sehat, terjadi jika
menjalin hubungan kerjasama, adanya
individu terlibat saling merasakan
saling ketergantungan, keseimbangan
kedekatan, sementara identitas pribadi
dan kepuasan serta kemandirian dalam
masih dapat di pertahankan. Juga perlu
suasana hubungan yang sehat.
untuk membina perasaan saling
tergantung, yang merupakan
keseimbangan antara ketergantungan
1.2 Tujuan menurut DEPKES RI (1989: 117)

Pada dasarnya tujuan penulisan makalah penarikan diri atau withdrawal

ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu merupakan suatu tindakan melepaskan

tujuan umum dan khusus. Tujuan umum diri, baik perhatian maupun minatnya

dalam penyusunan makalah ini adalah terhadap lingkungan sosial secara

untuk memenuhi salah satu tugas mata langsung yang dapat bersifat sementara

kuliah Keperawatan Jiwa. atau menetap.

Adapun tujuan khusus dari penyusunan Isolasi sosial merupakan keadaan

makalah ini adalah : di mana individu atau kelompok

1.     Mampu menjelaskan mengalami atau merasakan kebutuhan

mengenai isolasi sosial atau keinginan untuk meningkatkan

2.      Mampu mengaplikasikan keterlibatan dengan orang lain tetapi

asuhan keperawatan isolasi tidak mampu untuk membuat kontak

sosial (Carpenito ,L.J, 1998: 381). Menurut

METODE Rawlins, R.P & Heacock, P.E (1988 :


423) isolasi sosial menarik diri
Metode yang digunakan dalam
merupakan usaha menghindar dari
pengkajian ini adalah analisis dan
interaksi dan berhubungan dengan
perbandingan terhadap beberapa jurnal.
orang lain, individu merasa kehilangan
Dalam melakukan analisis ini
hubungan akrab, tidak mempunyai
didapatkan sebuah hasil bahwa jika
kesempatan dalam berfikir, berperasaan,
ingin melakukan tindakan keperawatan
berprestasi, atau selalu dalam
pada pasien jiwa perawat harus mampu
kegagalan.
membangun kepercayaan pada pasien
Perilaku isolasi sosial menarik diri
tersebut.
merupakan  suatu gangguan hubungan
Hasil dan Pembahasan interpersonal yang terjadi akibat adanya
Menurut Townsend, M.C kepribadian yang tidak fleksibel yang
(1998:152) isolasi sosial merupakan menimbulkan perilaku maladaptive dan
keadaan kesepian yang dialami oleh mengganggu fungsi seseorang dalam
seseorang karena orang lain dianggap hubungan sosial (Depkes RI, 2000)
menyatakan sikap negatif dan Menurut Stuart Sundeen rentang
mengancam bagi dirinya. Sedangkan respon klien ditinjau dari interaksinya
dengan lingkungan social merupakan hubungan secara terbuka dengan orang
suatu kontinum yang terbentang antara lain.
respon adaptif dengan maladaptive 2.      Ketergantungan : seseorang gagal
sebagai berikut : mengembangkan rasa percaya diri
a.  Rentang respon sosial    sehingga tergantung dengan orang lain.
Respom Adaptif : 3.      Manipulasi : seseorang yang
            Respon yang masih dapat mengganggu orang lain sebagai objek
diterima oleh norma – norma social dan individu sehingga tidak dapat membina
kebudayaan secara umum serta masih hubungan social secara mendalam.
dalam batas normal dalam 4.      Curiga : seseorang gagal
menyelesaikan masalah mengembangkan rasa percaya terhadap
1.      Menyendiri : respons yang dibutuhkan orang lain.
seseorang untuk merenungkan apa yang C.          Faktor Predisposisi
telah terjadi dilingkungan sosialnya. a.      Faktor Perkembangan
2.      Otonomi : kemampuan individu untuk             Tiap gangguan dalam
menentukan dan menyampaikan ide, pencapaian tugas perkembangan yang
pikiran, perasaan dalam hubungan disebutkan pada tabel 1.2 akan
social. mencetuskan seseorang sehingga
3.      Bekerjasama : kemampuan individu mempunyai masalah respon social
yang saling membutuhkan satu sama maladaptip. System keluarga yang
lain. terganggu dapat menunjang
4.      Interdependen : saling ketergantungan perkembangan respon sosial
antara individu dengan orang lain dalam maladaptip. Beberapa orang percaya
membina hubungan interpersonal. bahwa individu yang mempunyai ini
adalah orang yang tidak berhasil
Respon Maladaptif : memisahkan dirinya dari orang tua.
            Respon yang diberikan individu Norma keluarga mungkin tidak
yang menyimpang dari norma social. mendukung hubungan keluarga dengan
Yang termasuk respon maladaptive pihak lain di luar keluarga. Peran
adalah : keluarga sering kali tidak jelas. Orang
1.      Menarik diri : seseorang yang tua pecandu alcohol dan penganiaya
mengalami kesulitan dalam membina anak juga mempengaruhi seseorang
berespon social maladaptif. Organisasi D.          Faktor Presipitasi.
anggota keluarga bekerjasama dengan Stressor pencetus umumnya
tenaga professional untuk mencakup kejadian kehidupan yang
mengembangkan gambaran yang lebih penuh stress seperti kehilangan yang
tepat tentang hubungan antara kelainan mempengaruhi individu untuk
jiwa dan stress keluarga. Pendekatan berhubungan dengan orang lain dan
kolaboratif sewajarnya mengurangi menyebabkan stress. Faktor pencetus ini
menyalahkan keluarga oleh tenaga di kategorikan:
professional. a.       Stressor sosiokultural, stress dapat
b.      Faktor Biologik ditimbulkan oleh :
            Faktor genetik dapat menunjang 1). Menurunnya stabilitas unit keluarga
terhadap respon sosial maladaptif. Ada 2). Berpisah dari orang yang berarti
bukti terdahulu tentang terlibatnya dalam kehidupannya
neurotransmiter dalam perkembangan b.      Stressor Psikologik, Ansietas berat
gangguan ini, namun tetap masih yang berkepanjangan terjadi bersamaan
diperlukan penelitian lebih lanjut. dengan keterbatasan kemampuan untuk
c.       Faktor Sosiokultural mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah
Isolasi sosial merupakan faktor dengan orang terdekat atau kegagalan
dalam anggota gangguan berhubungan, orang lain untuk memenuhi kebutuhan
ini akibat dari norma yang tidak untuk ketergantungan dapat
mendukung pendekatan terhadap orang menimbulkan ansietas tinggi. Dampak
lain, atau tidak mengahargai anggota Kerusakan Interaksi sosial : Menarik
masyarakat yang tidak produktif seperti Diri Terhadap Kebutuhan Dasar
lansia  orang cacat, dan berpenyakit Manusia menurut Hirarki maslow
kronik, isolasi dapat terjadi karena 1.      Kebutuhan nutrisi
mengadopsi norma, prilaku, dan sistem             Klien lebih menikmati
nilai yang berbeda dari kelompok kesendiriannya sehingga kurang
budaya mayoritas. Harapan yang tidak berminat untuk makan, bila hal ini
realistis terhadap hubungan merupakan berlangsung terus maka akan terjadi
faktor lain yang berkaitan dengan penurunan berat badan, selain itu
gangguan ini. dampak obat yang diberikan yaitu anti
Parkinson dan anti psikotik dapat
mengakibatkan mual, mulut kering dan            Klien dengan menarik diri
konstipasi sehingga hal itupun akan mengalami kegagalan dalam
menyebabkan proses asupan nutrisi jadi pemenuhan dasar ini, karena klien lebih
terganggu. senang dunianya sendiri.
2.      Kebutuhan istirahat tidur 6.      Kebutuhan aktualisasi diri
Klien dengan menarik diri            Klien dengan menarik diri tidak
sengan berlama-lama dikamar dan mempunyai kemampuan untuk
banyak tidur siang selain itu obat- memecahkan masalahnya, tidak
obatan juga berpengaruh sehingga klien mempunyai perasaan bersaing dan tidak
cendrung untuk tidur terus. mempunyai keinginan untuk dapat
3.      Aktifitas sehari-hari diakui kebaikannya atau perannya.
           Klien kurang senang dengan Rencana Tindakan Keperawatan
kegiatan sehingga kegiatan yang
Diagnosa 1           : Isolasi sosial:
bekaitan dengan perawatan dirinya
menarik diri
terabaikan, penampilan klien kusut dan
Tujuan Umum     : Klien dapat berinteraksi dengan orang
kusam, selain itu efek terapi anti
lain sehingga tidak terjadi  halusinasi
psikotik adalah kelemahan otot
Tujuan Khusus  :
sehingga klien terlihat lemah dalam
1.      Klien dapat membina hubungan saling
beraktifitas.
percaya
4.      Kebutuhan dan rasa aman
Tindakan :
           Klien dengan menarik diri akan
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan
merasa aman bila tidak berhubungan
menggunakan prinsip komunikasi
dengan orang lain, karena klien
terapeutik dengan cara :
beranggapan hal itu akan
1.      Sapa klien dengan ramah baik verbal
membahayakan dirinya. Efek samping
maupun non verbal
obat anti psikotik adalah timbulnya
2.      Perkenalkan diri dengan sopan
keresahan dan kegelisahan continue
3.      Tanyakan nama lengkap klien dan
sehingga klien merasa lebih nyaman
nama panggilan yang disukai
bila sendiri.
4.      Jelaskan tujuan pertemuan
5.      Kebutuhan akan rasa cinta dan
5.      Jujur dan menepati janji
memiliki
6.      Tunjukkan sikap empati dan
menerima klien apa adanya
7.      Berikan perhatian kepada klien dan 3.      Beri reinforcement positif terhadap
perhatian kebutuhan dasar klien kemampuan mengungkapkan perasaan
2.      Klien dapat menyebutkan penyebab tentang keuntungan berhubungan
menarik diri dengan orang lain
Tindakan: 3.3  Kaji pengetahuan klien tentang
2.1 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku kerugian bila tidak berhubungan dengan
menarik diri dan tanda-tandanya. orang lain
2.2 Beri kesempatan kepada klien untuk 1.      beri kesempatan kepada klien untuk
mengungkapkan perasaan penyebab mengungkapkan perasaan dengan orang
menarik diri atau mau bergaul lain
2.3 Diskusikan bersama klien tentang 2.      diskusikan bersama klien tentang
perilaku menarik diri, tanda-tanda serta kerugian tidak berhubungan dengan
penyebab yang muncul orang lain
2.4  Berikan pujian terhadap kemampuan 3.      beri reinforcement positif terhadap
klien mengungkapkan perasaannya kemampuan mengungkapkan perasaan
3.      Klien dapat menyebutkan keuntungan tentang kerugian tidak berhubungan
berhubungan dengan orang lain dan dengan orang lain
kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain. 4.      Klien dapat melaksanakan hubungan
Tindakan : sosial
3.1 Identifikasi bersama klien cara tindakan Tindakan:
yang dilakukan jika terjadi halusinasi 4.1 Kaji kemampuan klien membina
( tidur, marah, menyibukkan diri dll) hubungan dengan orang lain
3.2  Kaji pengetahuan klien tentang manfaat 4.2 Dorong dan bantu kien untuk
dan keuntungan berhubungan dengan berhubungan dengan orang lain melalui
orang lain tahap :
1.      Beri kesempatan kepada klien untuk ·         Klien – Perawat
mengungkapkan perasaan tentang ·         Klien – Perawat – Perawat lain
keuntungan berhubungan dengan prang ·         Klien – Perawat – Perawat lain –
lain. Klien lain
2.      Diskusikan bersama klien tentang ·         K – Keluarga atau kelompok
manfaat berhubungan dengan orang lain masyarakat
o    Beri reinforcement positif terhadap ·         Salam, perkenalan diri
keberhasilan yang telah dicapai. ·         Jelaskan tujuan
o    Bantu klien untuk mengevaluasi ·         Buat kontrak
manfaat berhubungan ·         Eksplorasi perasaan klien
o    Diskusikan jadwal harian yang o    Diskusikan dengan anggota keluarga
dilakukan bersama klien dalam mengisi tentang :
waktu ·         Perilaku menarik diri
o    Motivasi klien untuk mengikuti ·         Penyebab perilaku menarik diri
kegiatan ruangan ·         Akibat yang terjadi jika perilaku
o    Beri reinforcement positif atas kegiatan menarik diri tidak ditanggapi
klien dalam kegiatan ruangan ·         Cara keluarga menghadapi klien
menarik diri
·         Klien dapat mengungkapkan o    Dorong anggota keluarga
perasaannya setelah berhubungan untukmemberikan dukungan kepada
dengan orang lain klien untuk berkomunikasi dengan
Tindakan: orang lain.
o    Dorong klien untuk mengungkapkan o    Anjurkan anggota keluarga secara rutin
perasaannya bila berhubungan dengan dan bergantian menjenguk klien
orang lain minimal satu kali seminggu
o    Diskusikan dengan klien tentang o    Beri reinforcement positif positif atas
perasaan masnfaat berhubungan dengan hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga
orang lain.
o    Beri reinforcement positif atas FOKUS INTERVENSI PADA PASIEN
kemampuan klien mengungkapkan ISOLASI SOSIAL
perasaan manfaat berhubungan dengan Pasien
oranglain SP 1
1.   Mengidentifikasi penyebab isolasi
·         Klien dapat memberdayakan sistem sosial pasien
pendukung atau keluarga 2.   Berdiskusi dengan pasien tentang
Tindakan: keuntungan berinteraksi dengan orang
o    Bina hubungan saling percaya dengan lain
keluarga :
3.   Berdiskusi dengan pasien tentang 2.      Menjelaskan pengertian, tanda dan
kerugian tidak berinteraksi dengan gejala isolasi sosial yang dialami pasien
orang lain beserta proses terjadinya
4.   Mengajarkan pasien cara berkenalan 3.      Menjelaskan cara – cara merawat
dengan satu orang pasien isolasi sosial
5.   Menganjurkan pasien memasukkan SP 2
kegiatan latihan berbincang – bincang 1.      Melatih keluarga mempraktekkan cara
dengan orang lain dalam kegiatan merawat pasien dengan isolasi sosial
harian 2.      Melatih keluarga melakukan cara
SP 2 merawat langsung kepada pasien isolasi
1.   Mengevaluasi jadwal kegiatan harian sosial
pasien SP 3
2.   Memberikan kesempatan kepada 1.      Membantu keluarga membuat jadual
pasien mempraktekkan cara berkenalan aktivitas dirumah termasuk minum obat
dengan satu orang ( Discharge planning)
3.   Membantu pasien memasukkan 2.      Menjelaskan follow up pasien setelah
kegiatan berbincang – bincang dengan pulang
orang lain sebagai salah satu kegiatan
harian KESIMPULAN
SP 3
Evaluasi adalah proses yang
1.      Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
berkelanjutan untuk menilai afek dari
pasien
tindakan keperawatan pada klien.
2.      Memberikan kesempatan kepada klien
Evaluasi dilakuakn terus menerus pada
berkenalan dengan dua orang atau lebih
respon klien tehadap tindakan
3.      Menganjurkan klien memasukkan
keperawatan yang telah dilaksanakan.
dalam jadwal kegiatan harian
Evaluasi dapat dibagi 2 yaitu : Formatif
dan sumatif, Formatif dilakukan setiap
Keluarga
selesai melaksanakan tindakan, evaluasi
SP 1
sumatif dilakuakn dengan
1.      Mendiskusikan masalah yang
membandingkan respon klien pada
dirasakan keluarga dalam merawat
tujuan khusus dan umum yang telah
pasien
ditentukan dengan menggunakan Direja, Ade Herman Surya.
SOAP. 2017. Buku Ajar Asuhan Keperawatan
S  : Respon subjektif klien Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika
terhadap tindakan keperawatan yang
Erlinafsiah. 2012. Modal
telah dilaksanakan
perawat dalam praktek keperawatan
O : Respon objektif klien
jiwa. Jakarta: Trans Info Media
terhadap tindakan keperawatan yang
telah dilaksanakan Lestari W.2009. Asuhan
A : Analisa ulang atas data keperawatan klien dengan gangguan
subjektif dan objektif untuk jiwa. Jakarta: Tim Trans Info Media.
menyimpulkan apakah masalah masih
Pieter, Herri Zan, Lubis,
tetap atau muncul masalh baru atau ada
Namora Lumongga. 2017. Pengantar
data yang kontradiksi dengan masalah
Psikologi Dalam Keperawatan. Jakarta:
yang ada
Kencana
P : Perencanaan atau tindak
lanjut berdasarkan hasil analisa. Potter & Perry. 2017.
( Keliat ,1998 : 15 )   Fundamentals of Nurshing Ninth
Edition. America: Elsevier

DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Lilik Ma’rifatul. 2011. Potter & Perry. 2017.

Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Fundamental of Nurshing 7th. (Yasmin

Klinik. Yogyakarta: Graha Ilmu Asih [et.al], Penerjemah). Jakarta: EGC

Dalami, E. 2009. Asuhan Prabowo, Eko. 2017. Konsep

Keperawatan Klien Gangguan Jiwa. dan Aplikasi Asuhan Keperawatan

Jakarta: Trans Info Medika. Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika

Davidson, Gerald C, Neale, John Saam, Zulfan. 2017. Psikologi

M, & Kring, Ann M. 2014. Psikologi Keperawatan. Depok: Rajawali Pers

Abnormal. ( Penerjemah, Noermalasari Simamora, Roymond H. 2009.


Fajar.- Ed 9). Jakarta: Rajawali Pers Buku Dokumentasi Proses
Keperawatan. Jember University Press
Simamora, Roymond H. 2008.
Peran Manajer Dalam Pembinaan Etika
Perawat Pelaksana Dalam Peningkatan
Kualitas Pelayanan Asuhan
Keperawatan.

Simamora, Roymond H. 2010.


Buku Komunikasi dalam Keperawatan.
Jember University Press

Sunaryo. 2013. Psikologi Untuk


Keperawatan. Jakarta: EGC

Wijayaningsih, Kartika Sari.


2014. Psikologi Keperawatan. Jakarta:
TIM

Yusuf, Ah, Fitryasari, Risky, &


Nihayati, Hanik Endang. 2015. Buku
Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai