Anda di halaman 1dari 13

Jurnal CMES Volume VIII Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2015

Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta

MODEL TERJEMAHAN AL-QUR’AN TAFSIRIYAH USTAD MUHAMMAD


THALIB

Rizqa Ahmadi
Program Studi Tasawuf & Psikoterapi FUAD
IAIN Tulungagung
Email: rizcoaham@gmail.com

Abstract

Translation is process of transferring idea or searching for matches meaning from the
source language to the target language. Translation should pay attention to the rules and
methods to ensure equivalence of meaning conveyed in accordance with the original.
Translate text should also be treated in accordance with the type and characteristics.
Translation of religious texts have different demands with ordinary texts. Religious texts
are the word of God, which contains the teachings and should be interpreted according to
it‘s meant by God. Translate al-Quran is one of them. In this study, the object to be
studied is one of the translatoions of the Qur'an Tafsiriyah by Ustad Muhammad Talib.
With qualitative descriptive method, using the theory of translation of the Qu‘ran
Azzarqany and Manna 'al-Qattan are expected to confirm the models and description of
their characteristics. After analysis, the conclusion is obtained that translation of the
Qur‘an Tafsiriyah Ustad Muhammad Thalib belonging to translatios of the Quran
interpretation, as theorized by Manna 'al-Qattan. It‘s translation characteristics more often
refers to a popular interpretation of the holy Quran. In addition, he also determines the
parameters, such as logic consideration, and rules of correc language.

Keywords: Translation, tafsiriyah, Qur‘an interpretation.

57
Jurnal CMES Volume VIII Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2015
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta

A. Pendahuluan terjemahan lisan berbahasa Persia yang


Menerjemahkan al-Qur‘an ke dalam dibuat oleh Musa ibnu Sayyar al-Aswari.
bahasa lain bukan hal mudah. Jangankan Di India dan Cina juga telah ada
ke dalam bahasa lain, bagi orang Arab terjemahan al-Qur‘an sebelum tahun 270
sendiri bahasa al-Qur‘an tergolong sukar H. oleh T.W. Arnold.3
untuk dipahami. Dengan gaya bahasa Di Indonesia, penerjamahan al-
tinggi, memahami al-Qur‘an harus dengan Qur‘an ke dalam bahasa Indoensia telah
modal keilmuan yang memadai. Sehingga dilakukan oleh beberapa Ulama. Diantara
dihasilkan produk terjemahan yang yang populer adalah Tafsir Qur‘an Karim
berkualitas dengan mempertahankan pesan karya Mahmud Yunus yang terbit pertama
teks yang terkandung. Kaum Muslimin kali tahun 1938 M., Al-Furqon oleh
dalam rangka memahami al-Qur‘an telah Ahmad Hasan terbit tahun 1953 M., Tafsir
menghasilkan berton-ton kitab tafsir yang Annur karya T.M. Hasbi Ash siddiqie,
berupaya menjelaskan makna pesannya. kemudian Tafsir Qur‘an H. Zainuddin
Sekalipun demikian, sejumlah besar Hamidi dan Fachruddin HS. Pada tahun
mufasir muslim masih tetap memandang 1960 M., dan Terjemahan Al-Quran H.B.
kitab itu mengandung bagian-bagian Jassin Bacaan Mulia.
mutasyābihāt yang menurut mereka, Sekitar tahun 2010 Majelis
maknanya hanya diketahui oleh Tuhan.1 Mujahidin Indonesia yang dipelopori oleh
Sejarah mencatat, penerjemahan al- Ustad Muhammad Thalib (selanjutnya
Quran ke berbagai bahasa lain telah disebut Ustad Thalib) telah menyelesaikan
berlangsung sejak zaman Nabi Muhammad terjemahan al-Quran versi mereka. Mereka
SAW. Penduduk muslim di Abbysinia di menyebutnya ―Terjemahan Al-Qur‘an
bawah pimpinan Ja‘far Ibn Abi Talib Tafsiriyah‖. Namun situasinya berbeda
membacakan beberapa versi terjemah dengan produk terjemahan al-Qur‘an yang
Surah Maryam kepada Negus. Kejadian ini telah ada sebelumnya. Munculnya produk
berlangsung kira-kira sebelum hijrah terjemahan baru ini memancing polemik di
Rasulullah Saw.2 Bukti lain juga kalangan para ulama. Betapa tidak, Ustad
menyebutkan bahwa setelah hijrah, Thalib sebagai penerjemah mengklaim
Rasulullah Saw. mengirim surat kepada bahwa terjemahan terbitan Kemenag yang
penguasa Persia, Romawi, Mesir, dan beredar saat ini terdapat banyak kesalahan.
Bahrain untuk diajak masuk Islam. Menurutnya ada ribuan ayat yang
Umumnya isi surat tersebut memuat penerjemahannya tidak tepat. Bahkan
beberapa ayat al-Quran yang telah menurutnya bisa menyesatkan.
diterjemahkan ke dalam bahasa dimana Laman situs www.voa-islam.com
surat itu ditujukan. yang diakses pada tanggal 12 Maret 2013
Dalam The World Bibliography, merilis sebuah berita yang berjudul
disebutkan bahwa al-Qur‘an telah ―Ditemukan 3.229 Kesalahan Terjemah
diterjemahkan ke dalam 65 bahasa. Pada Al-Quran Versi Kemenag RI‖.4 Dalam
paruh ke dua abad pertama Hijriah terdapat berita itu disebutkan bahwa Ustad Thalib-
terjemahan al-Qur‘an dalam bahasa Syiria Amīr Majlis Mujahiddin Indonesia-
yang dilakukan oleh Non-Muslim pada mengklaim terjemahan al-Qura‘n versi
masa Hajjaj Ibn Yusuf (W. 95 H.). Kemenag RI memuat sebagian kecil dari
Sebelum tahun 225 H., juga terdapat 3.229 jumlah kesalahan. Hal itu

1 3
Ibid, h. 2. Ibid, h. 46.
2 4
Daoud Mohammad Nassimi. 2008. A VoA-Islam, Ditemukan 3.229
Thematic Comp Ara Tive Review Of Some Kesalahan Tarjamah Al-Quran Versi Kemenag
English Translations Of The Qur'an, The RI. Diakses pada tanggal 1 November 2011
University of Birmingham,Tesis, h. 46. jam 00:14 WIB.

58
Jurnal CMES Volume VIII Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2015
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta

dikarenakan kesalahan pada edisi revisi Sedangkan terjemahan versi Kemenag


tahun 2010 bertambah menjadi 3.400 ayat. menurutnya menggunakan metode charfi.
Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa Metode inilah yang menurut Ustad Thalib
ayat-ayat salah terjemah itu berkaitan tidak boleh diterapkan dalam
dengan masalah akidah, syariah, dan menerjemahkan al-Qur‘an.
mu‘amalah. Khususnya menyangkut Hasil terjemahan ini mendapat
problem terorisme, liberalisme, dekadensi respon yang beragam dari berbagai
moral, aliran sesat dan hubungan antar kalangan dan Ulama. Menurut Ahsin
umat beragama. Kesalahan-keslahan Sakho Muhammad dalam wawancarnya
tersebut menurut MMI (Majelis Mujahidin dengan media Hidayatullah, menilai,
Indonesia) dapat memengaruhi perilaku menerjemahkan al-Qur`an merupakan
beragama. Bahkan lebih dari itu aksi teror bagian ijtihad. Di dunia pesantren, tradisi
akhir-akhir ini salah satunya dipicu oleh menerjemahkan al-Qur`an di luar versi
kesalahan dalam memahami terjemahan al- Kemenag sudah menjadi hal yang biasa
Quran Kemenag. dalam proses belajar mengajar. Yunahar
Sebagai contoh, beliau Ilyas, Guru Besar Ilmu Tafsir Universitas
menyebutkan, diantara ayat al-Qur‘an yang Muhammadiyah Yogyakarta, dan Ketua
dianggap berpotensi radikal adalah Surah Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga
al-Baqarah ayat 191. Terjemah Charfiyah sependapat. Ketika MMI mempersoalkan
Kemenag: ―dan bunuhlah mereka dimana terjemah charfiah-nya Kemenag,
saja kamu jumpai mereka, dan usirlah menurutnya boleh menerjemahkan secara
mereka dari tempat mereka telah mengusir charfiah, tapi untuk kata-kata tertentu
kamu (Makkah)…‖Kalimat ―bunuhlah harus mengikuti tafsir. Abu Bakar Baasyir
mereka dimana saja kamu jumpai mereka‖, menilai, memang ada kekurangan dalam
seolah oleh ayat ini membenarkan untuk terjemah Kemenag tetapi tidak sebanyak
membunuh musuh di luar zona perang. Hal dan separah yang diklaim oleh Thalib. Ia
ini, tentu sangat berbahaya bagi juga mengatakan, terjemahan Kemenag
ketentraman dan keselamatan kehidupan terhadap ayat-ayat tentang jihad dalam al-
masyarakat. Karena pembunuhan terhadap Qur`an juga sudah benar.6 Berdasarkan
musuh di luar zona perang sudah pasti latar belakang inilah penulis merasa perlu
menciptakan anarkisme dan teror, suatu untuk menelusuri dan mengungkap hasil
keadaan yang tidak dibenarkan oleh syariat terjemahan al-Qur‘an tafsīriyyah karya
Islam. Maka terjemah tafsiriyahnya adalah: Ustad Thalib. Termasuk dikategorikan
―Wahai kaum mukmin, perangilah musuh- jenis terjemahan yang bagaiman dan
musuh kalian di manapun kalian temui bagaimana pola karakteristik
mereka di medan perang dan dalam masa penerjemahnannya.
perang…‖5
B. Metode Penerjemahan al-Qur’an
Untuk mengoreksi terjemahan al-
Menurut Muhammad Ali As-
Qur‘an terbitan Kemenag selain
Shobuni bahwa menerjemahkan al-Qur‘an
menerbitkan terjemahan al-Qur‘an versi
berarti menukilkan al-Quran ke dalam
MMI, Ustad Thalib juga menulis sebuah
bahasa lain selain bahasa Arab.7 Menurut
buku dengan tujuan untuk mengklarifikasi.
Husain adz-Dzahabi,, menerjemahkan al-
Dalam buku tersebut ia menjelaskan
bahwa penerjemahan al-Quran yang 6
Prof. Dr. Yunahar Ilyas, 2012.
dilakukan dengan menggunakan metode menerjemahkan-al-quran-tidak-boleh-
tafsīri. Menurutnya, metode ini adalah sembarangan
satu-satunya metode yang tepat dan boleh http://majalah.hidayatullah.com/
dalam menerjemahkan al-Qur‘an. 7
Muhammad Ali As Shobuni, dalam
Rina Indri Astuti, 12.Ikhtisar Ulumul Quran
Praktis. Terjemahan Muhammad Qodiru nur.
5
Ibid, h. 3. 1998. Jakarta:Pustaka amani, h. 285.

59
Jurnal CMES Volume VIII Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2015
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta

Quran adalah pertama, mengalihkan atau adakalanya masing-masing ungkapan


memindahkan suatu pembicaraan dari mempunyai makna yang mengandung
suatu bahasa ke bahasa lain tanpa nuansa tersendiri.9
menerangkan makna dari bahasa asal yang 2. TerjemahanTafsiriah atau Maknawiah
diterjemahkan. Kedua, menafsirkan suatu Terjemah Tafsiriah ialah alih
pembicaraan dengan menerangkan maksud bahasa tanpa terikat dengan urut-urutan
yang terkandung di dalamnya dengan kata atau susunan kalimat bahasa
menggunakan bahasa lain.8 Sederhananya sumber.10 Terjemahan seperti ini
menerjemahkan al-Quran adalah mengutamakan ketepatan makna dan
memindahkannya dari bahasa asli al-Quran maksud secara sempurna dengan
menjadi bahasa selain bahasa Arab. konsekuensi terjadi perubahan urut-
Dengan demikian secara literal urutan kata atau susunan kalimat. Oleh
menerjemahkan bisa mencakup berbagai sebab itu, bentuk terjemahan seperti ini
model dan metode, baik menerjemahkan disebut juga terjemahan maknawiah,
dengan memperhatikan kesesuain makna karena mengutamakan kejelasan
ataupun hanya sekedar menyalin ke dalam makna.11
bahasa lain. Bagian yang kedua bisa jadi Baik Azzarqany maupun Manna al-
hasil penerjemahan tidak mewakili teks Qattan sama-sama menamakan
asli yang diterjemahkan. terjemahan tafsiriaah dengan nama
Ada beberapa metode penerjemahan maknawiah. Perbedaan pendapat
al-Qur‘an yang bisa dipraktikkan. Menurut mereka hanya terletak padapemberian
Az-Zarqoni dalammenerjemahan al-Qur‘an keterangan tambahan. Azzarqani
terdapat dua metode: menamakan terjemahan tafsiriah
1. Terjemahan Harfiah. dengan nama maknawiah disertai
Terjemah Harfiah juga disebut keterangan, yakni terjemahan tersebut
dengan terjemah Lafziah atau mengutamakan kejelasan makna,
Musawiyah.Yaitu pengalihan bahasa sedangkan Manna Al-Qattan tanpa
sesuai dengan urutan kata bahasa alasan dan keterangan yang jelas.
sumber. Tatacara penerjemahan ini Pemberian nama pertama, yakni
tidak ubahnya dengan sekedar mencari terjemah tafsiriah oleh Azzarqany
padanan kata. bukan tanpa alasan dan keterangan yang
Terjemahan Harfiyah dilakukan logis. Ahli Ilmu al-Quran ini
dengan cara memahami terlebih dahulu menamakannya terjemahan tafsiriah
arti kata demi kata yang terdapat dalam karenateknik yang digunakan oleh
teks. Setelah benar-benar dipahami, penerjemah dalam memperoleh makna
dicarilah padanan kata dalam bentuk dan maksud yang tepat, mirip dengan
bahasa sasaran dan disusun sesuai teknik penafsiran, meskipun bukan
dengan urut-urutan kata bahasa sumber semata-mata tafsir. Teknik terjemah
meskipun maksud kalimat menjadi tafsiriah ialah dengan cara
tidak jelas. Sebenarnya terjemah memahamimaksud teks bahasa sumber
harfiah dalam pengertian urut-urutan terlebih dahulu. Setelah benar-benar
kata dan cakupan makna persis seperti dipahami, maksud tersebut disusun
bahasa sumber, tidak mungkin dalam kalimat bahasa sasaran tanpa
dilakukan sebab, masing-masing bahasa
(bahasa sumber dan bahasa sasaran)
selain mempunyai cirikhas sendiri-
sendiri dalam urut-urutan kata, juga 9
Ismail Lubis, 2004, h. 97.
10
Manna KholilAl-Qattan, Mabahits fi
8
Husayn Adzahabi. 1996. dalam Rina „Ulumil Qur‟an. Kairo: Maktabah Wahbah.
Indri Astuti, 12. At tafsir wal Mufassirin,tt. 2008, h. 307.
11
tpn., h. 23. Ismail Lubis, 2004, h. 98.

60
Jurnal CMES Volume VIII Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2015
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta

terikat dengan urut-urutan kata atau menimubulkan ketinggian makna.


kalimat bahasa sumber.12 Dengan demikian Al-Quran menjadi
Selain dari kedua klasifikasi di atas, mu‘jizat.15 Makna ashliyah terkadang
beberapa Ulama telah membedakan sama dengan perkataan arab begitu juga
antara terjemah ma‟nawiyah dan susunannya namun tidak bisa
terjemah tafsiriyah. disamakan dengan bahasa al-Quran.
Terjemah ma‟nawiyah mengganti Makna tsanawi inilah yang mungkin
suatu kata dengan kata lain yang bisa menunjukkan kemu‘jizatan al-
sinonim dalam pengertian yang global, Quran dari segi makna dan susunan
atau pengertian yang mendekati dengan kata maupun kalimatnya. Zamakhsyari,
memperhatikan makna-makna tib‟iyyah pengarang tafsir Al-Kasysyaf,
(primer)dan ba‟idah (sekunder) juga menegaskan bahwa sesungguhnya
memperhatikan ciri khusus dan perkataan arab khususnya al-Quran,
keistimewaan sebuah kata.Adapun memiliki keistimewaan makna yang
terjemah tafsiriyah merupakan terjamah tidak mampu diserupai untuk
tafsir dari tafsir-tafsir Al-Qur‘an.13 diuangkapkan dengan perkataan
Dengan demikian dapat dikatakan apapun.16
terjemah tafsiriah lebih Berkaitan dengan model
mempertimbangkan penafsiran- penerjemahan tafsiriyah, Manna‘ al-
penafsiran seperti yang terdapat pada Qattan menambahkan penjelasan bahwa
kitab-kitab tafsir. Hanya saja tidak model penerjemahan semacam ini
menggunakan bahasa Arab. Dengan merupakan aktifitas menjelaskan makna
kata lain menerjemahkan tafsir al- dari kalimat dengan menggunakan
Quran berbahasa arab ke berbagai bahasa lain. Beliau juga mengistilahkan
bahasa. dengan terjemah tafsiril Quran.Dengan
Menurut Manna‘ al-Qattan,bahasa demikian dapat disimpulkan bahwa
al-Quran dan juga perkataan orang arab beliau pada akhirnya membedakan
adalah baligh. Terdiri dari makna antara terjemahmaknawiyah dan
primer (ashliyah) atau sekunder terjemahtafsiriyah.
(tsanawiyah).14Makna ashliyahyaitu Terjemahma‟nawiyah lebih pada
makna-makna yang dapat dipahami mengupayakan pencarian makna yang
sama bagi setiap yang mengetahui sesuai dengan al-Quran dengan
tanda-tanda (madlulat) kata atau menggunakan bahasa lain. Atau dapat
kalimat, dan mengetahui susunannnya diistilahkan dengan menerjemahkan
dengan pengetahuan yang global. sesuai dengan aslinya. Adapun
Sedangkan makna tsanawiyah adalah terjemahtafsiriah lebih diartikan dengan
kekhususan susunan kalimat yang dapat penjelasan terkait dengan ayat-ayat
alquran dari hasil pemahaman.17
12
Ibid, h. 99. C. Pembahasan
13
Sulthan bin ‗Abdullah Hamdan. 1. Deskripsi Terjemahanal-Qur’an
Tarjamayul Quran Dzawabith wa Ahkam. Al- Tafsiriyyahkarya Ustad Muhammad
Mamlakah Al-„Arabiyyah As Sa‟udiyyah: Thalib
Malik Sa‟ud University. Hal. 6. Keterengan ini
Diantara yang berkontribusi dalam
dapat dibaca lebih lanjut pada kitab Manahilul
„Irfan juz 2 hal 121.; Mabahits fi Ulumil
penerjemahanal-Qur‘an adalah Ustad
Qur‟an karya Manna‘ al-Qttan, Muassah Muhammad Thalib, beliau salah satu figur
risalah, tt. hal 313; Itqanul Burhan fi „ulumil pimpinan di Majlis Mujahidin Indonesia.
Qu‟an.Dr. Fadlu Hasan ‗abbas. Oman dar al-
15
Furqon. 1997.Juz 2, h. 293. Ibid, h. 308.
14 16
Mana‘ Al-Qattan, Mabahits fi „ulumil Ibid, h. 308.
17
Qura‟an, h.308. Ibid, h. 310.

61
Jurnal CMES Volume VIII Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2015
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta

Beliau berhasil menyelesaikan dan koreksi bidang syari‘ah, ketiga koreksi


menerbitkan terjemahan yang diklaim bidang mu‘amalah, keempat bidang
sebagai bandingan ataukoreksi terhadap iqtisyadiyah, dan bab kelima dan keenam
terjemahan Al-Qur'an resmi versi berisi tentang revisi terjemah ayat-ayat al-
Kemenag. Karya tersebutberjudul ―al- Quran dan Apologi serta Polemik. Kedua
Qur'an Terjemah Tafsiriyah; Memahami karya tersebut dapat dikatakan sebagai
Makna al-Qur‟an Lebih Mudah,Tepat dan bentuk koreksi terhadap terjemahan al-
Mencerahkan‖. Quran versi Kemenag RI meskipun pada
karya pertama tidak disebutkan secara
Kronologi penulisan karya ini
terang-terangan dalam judulnya.Dalam
disengaja untuk mengoreksi terjemahan al-
menerjemahkan, Ustad Thalib tidak murni
Qur‘an Kemenag RI. Disebutkan dalam
menggunakan ide dan buah fikirnya sendiri
pengantar buku bagian kedua,
melainkan dengan merujuk pada kitab-
penerjemahan ini telah dimulai sejak tahun
kitab tafsir salaf populer.
1980-an. Tetapi gagasan ini dikerjakan
secara intensif sejak tahun 2000 hingga 2. Model Terjemahanal-Qur’an
2011. Kemudian, upaya koreksi ini kian Tafsiriyah Ustad Muhammad Thalib
menemukan momentum dan relevansinya Setiap penerjemahan dalam bentuk
setelah komunitas sekuler dan liberal di apapun baik teks keagamaan maupun
Indonesia semakin gigih dan nekad bukan harus dapat memperlakukan teks
mendiskreditkan kitab suci umat Islam itu. tersebutsecara khusus dan obyektif.
Mereka mengopinikan, bahwa Al-Qur‘an Perlakuan khusus ini berkaitan dengan
mengandung unsur-unsur kekerasan dan ragam teks yang fariatif dan konten yang
kebencian terhadap non muslim.18Selain berbeda-beda.Menurut Syihabuddin,
terjemahan tersebut, beliau juga menulis Perlakuan ini menyangkut masalah teoretis
buku yang lain yang hanya fokus yang bertalian dengan metode dan
mengoreksi ayat-ayat dalam terjemahan prosedur penerjemahan, kualifikasi
Kemenag yang menurutnya salah. penerjemah, dan proses penerjemahan.
Karena itu, penerjemahan nas keagamaan
Kedua karya tersebut memiliki
berbeda dengan penerjemahan nas ilmiah,
karakteristik masing-masing. Karya yang
nas sastra, dan jenis nas lainnya. Perbedaan
pertama hampir sama dengan umumnya
perlakuan ini terkait erat dengan
terjemahan Al-Qur‘an. Ustad Thalib
karakteristik isi dan bahasa yang
menerjemahkan al-Qur‘an ayat-per ayat
mengungkapkan isi itu.19
atau dengan tahlili mulai dari surah al-
fatihah sampai dengan surah An-nas. Karakteristik isi dan bahasa al-Quran
Selain sacara tahlili, menurut pengamatan sangat istimewa. Al-Qur‘an dengan
peneliti, beliau juga memberi tema pada keindahan bahasanya menyimpan makna
tiap-tiap kumpulan ayat al-Qu‘ran yang yang mungkin saja tidak mampu dijangkau
diterjemahkan. oleh penerjemah sehingga lumrah
bilamana hasil terjemahan tidak bisa
Adapun karya yang kedua lebih
sragam. Meskipun demikian bukan berarti
sederhana dan jumlah halamannya lebih
penerjemahan al-Quran luput dari kaidah
sedikit. Berjudul ―Koreksi Terjemah
untuk menjaga kebenaran kandungan
Harfiyah Al-Qur‟an Kemenag RI‖. Pada
maknanya. Ada beberapa ketentuan yang
karya yang kedua ini corak terjemahannya
telah disepakati oleh Ulama‘tentang ragam
secara tematik (maudhu‟i). Terdiri dari
makna al-Qur‘an tersebut. Diantara yang
enam bab. Bab pertama tentang koreksi
paling baku untuk selalu dijaga adalah
terjemah harfiyah bidang akidah, kedua
19
Syihabuddin. Telaah Ihwal Hukum
18
Muhammad Thalib, Koreksi terjemah Menerjemahkan Nas Keagamaan Dilihat Dari
al-Quran, h. 836. Teori Menerjemah. Ttt.,h. 1.

62
Jurnal CMES Volume VIII Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2015
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta

terkandungnya makna ushuli atau makna (sesuai takdirnya).


primer dan makna tabi‟ atau makna
sekunder. Penerjemahan yang serupa juga dapat
ditemukan seperti pada terjemahan al-
3. Makna Primer (Usuly) dan Quran yang diterbitkan Mushaf
Sekunder (Tabi’) Sahmalnour. Dalam terjemah Al-Quran
Menurut Imam asy-Syatibi, Ibn tersebut, ayat ini diterjemahkan ― dan kami
Qutaibah dan Syeikh al-Marāgi, alfādz al- tidak membinasakan suatu negeri
Qur‟ān ada yang dapat diterjemahkan melainkan sudah ada ketentuan yang
secara harfiah dan ada yang tidak, sesuai ditetapkan baginya‖22
dengan denotasinya (dalālah). Metode Adapun penggunaan makna tabi‟,
yang sama juga pernah dilakukan oleh A. tib‟iyyah ataupun tsanawiyah mudah
Hassan bin Ahmad dalam Al-Furqan dijumpai pada karya terjemahan Ustad
Tafsir Al-Qur'an, TM. Hasbi Ash Thalib. Beliau seringkali tidak cukup
Shiddieqy dalam Tafsir Al-Bayaan, dan M. hanya dengan menggunakan makna aslinya
Quraish Shihab dalam Al-Qur'an dan saja. Biasanya beliau menggunakan makna
Maknanya.20 Hal ini dapat dipahami bahwa sekunder yang sekiranya cocok dengan
metode yang dapat digunakan dalam yang dikehendaki sebuah ayat, seperti
menerjemahkan al-Qur‘an jika penerjemahan pada ayat berikut ini:
memungkinkan dengan cara charfi namun
jika tidak, maka diterjemahkan sesuai
konteks makna yang dimaksud. Dengan
kata lain diterjemahkan secara tafsiriyah.
Di dalam terjemahan karya Ustad Yaitu agama yang diikuti oleh orang-
Thalib juga didapati farian-farian tersebut orang yang telah engkau karuniai hidayah
kendati beliau mengklaim bahwa hasil Islam sampai mati, bukan agama kaum
karyanya tersebut merupakan murni Yahudi yang dihinakan Allah, dan bukan
terjemah tafsiriah. Sebagai contoh pula agama kaum Nasrani yang
terjemah harfiah yang dilakukan oleh mengingkari kenabian.24
Ustad Thalib seperti pada kutipan berikut
Dalam keterangannya, Ustad Thalib
ini: berpendapat bahwa kata ―mereka yang
dimurkai‖ seperti terjemahan Kemenag
salah karena yang dimaksud pada ayat
“Kami tidak akan membinasakan suatu tersebut sudah spesifik yaitu kaum Yahudi.
negeri kecuali sesuai takdirnya” Ustad Thalib berpendapat bahwa kata
Ayat di atas diterjemahkan kata menggunakan kata sandang (Al-
perkata dengan mencari padanan makna Ma‟rifah) yang maknanya menjadi
yang cocok sesuai dengan bahasa sumber, tertentu. Begitu juga pada lafad
tidak didapati adanya penafsiran.Kata menggunakan kata sandang (Al-Ma‟rifah)
diartikan dengan (kami tidak akan yang berarti khusus yaitu orang-orang
Nasrani.
membinasakan), kemudian kata
4. Kitab Tafsir Populer Sebagai
diartikan dengan suatu negeri, (kecuali), Referensi Penerjemahan

20
Muchlis M. Khanafi. 2011.
22
Problematika terjemahan Al-Quran. Suhuf vol. Mushaf Sahmalnour, h. 262.
23
4. No. 2, h. 181. Surah Al-Fatihah, ayat: 7.
21 24
Surah Al-Hijr, ayat: 4. Ibid, h. 863.

63
Jurnal CMES Volume VIII Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2015
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta

Selain dijumpai bahwa karya Ustad


Thalib menggunakan pola harfiah dan
tafsiriyah (baca: tidak murni tafsiriyah)
keunikan lain yang dapat dijumpai bahwa
beliau juga sering menggunakan metode
terjemah kitab tafsir populer. Artinya, Kalimat
dalam menerjemahkan sebuah ayat,
terkadang dengan merujuk pada kitab tafsir
populer kemudian menerjemahkannya. secara harfiyah diartikan dengan
Sebagai contoh, pada surah al-Fatihah ayat Maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu
pertama, dimana saja kamu jumpai mereka, dan
tangkaplah mereka. Kepunglah mereka
Dengan nama Allah yang maha luas dan dan intailah ditempat pengintaian.
kekal belas kasih-Nya kepada orang Penerjemahan semacam ini menurut
mukmin lagi maha penyayang kepada pandangan Ustad Thalib rawan akan
semua makhluk-Nya. penafsiran yang radikal. Bisa saja
Beliau mengomentari bahwa kata ar- dipahami dengan perintah untuk
rahman dalam al-Quran, obyeknya membunuh orang kafir dimanapun berada
berbeda dengan kata ar-rahim. Pemakaian tanpa melihat konteks kalimat tersebut.
ar-rahman dalam al-Quran dikaitkan Padahal maksud dari ayat tersebut adalah
dengan orang mukmin saja, tidak meliputi perintah memerangi orang-orang musrik
orang kafir, apalagi seluruh makhluk. Hal usai bulan-bulan haram di Tanah Haram
ini didasarkan pada makna ‗Ibadurrahman bukan untuk di semua tempat.
pada surah aal-Furqan ayat 63-68.26 Kata Dalam menerjemahkan ayat ini,
arrahman dalam ayat tersebut menurut beliau merujuk pada Tafsir al-Muyassar.
Ustad Thalib ditujukan kepada orang Dalam tafsir tersebut ayat di atas
mukmin saja. ditafsirkan dengan:
Adapun kata arrahim, menurutnya
ditujukan kepada semua makhluk, baik
muslim maupun kafir, seperti tersebut pada
Q.S. al-Baqarah ayat 143 dan al-Haj ayat Terjemahan tafsir tersebut adalah
65: ―Sungguh Allah maha pemurah lagi memerangi musuh-musuh Allah
maha penyayang kepada semua dimanapun mereka berada. Tidak seperti
manusia”.27 Pada pendapat ini beliau yang dinukil oleh Ustad Thalib dengan
merujuk pada tafsir Al-maraghi. menambahkan keterangan tempat dimana
Contoh lainnya, pada surat At- mereka yang berhak dibunuh, yakni
taubah ayat 5. Makkah. Kritik dari penulis terhadap Ustad
Thalib adalah sangat disayangkan beliau
seringkali mengutip dari sebuah tafsir
tetapi dengan menambahkan keterangan
sendiri, tidak sesuai dengan teks aslinya.
Sebagai tambahan penjelas dan
untuk mengklarifikasi penerjemahan yang
tepat berikut ini beberapa penafsiran ayat
25
Surah Al-Fatihah, ayat: 1. tersebut dari berbagai kitab tafsir. Di
26
Muhammad Thalib, Al-Quran dalam tafsir Sayyid Tantawy kalimat
Terjemah Tafsiriyah; Memehami makna al- tersebut ditafsirkan dengan
Quran lebih mudah, tepat dan mencerahkan.
2013. Penerbit MA‟had Annabawi:
Yogyakarta. hal.852-853.
27 28
Ibid, h. 853. Surah Attaubah, ayat: 5.

64
Jurnal CMES Volume VIII Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2015
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta

Dengan kata lain


perintah membunuh mereka dimanapun
mereka ditemukan. Tanpa ada tambahan
penjelasan tentang di mana tempat
diperbolehkannya dibunuh.Adapun di
dalam tafsir Al-Khazin kalimat Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan
oleh) orang-orang yang menafkahkan
ditafsirkan dengan
hartanya di jalan Allah30 adalah serupa
dengan sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus
yang artinya bahwa perintah membunuh
biji. Allah melipat gandakan (ganjaran)
mereka kapanpun dan dimanapun mereka
bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah
ditemukan.
Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Dari beberapa penafsiran yang ada
mengetahui.
dapat disimpulkan bahwa beberapa tafsir
tidak memberikan tambahan penjelasan Ayat ini berisi tentang janji Allah
tentang lokasi dimana mereka akan melipatgandakan harta yang
diperintahkan dibunuh. Karena secara dibelanjakan di jalan Allah. Ustad Thalib
dhahirmeskipuntanpa ada penjelasan mengomentari terjemahan ―Allah melipat
tambahan, dengan memahami konteks gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia
kalimatdan urutan ayat maka akan kehendaki.” Dengan mengatakan bahwa
dipahami bahwa hal tersebut sebenarnya konteks yang akan dilipatgandakan
tidak berlaku untuk berbagai tempat. pahalanya adalah bukan kepada siapapun
Terkait dengan yang dilakukan melainkan dalam konteks orang yang
Ustad thalib dalam menerjemahkan ayat menafkahkan hartanya di jalaan Allah.
ini peneliti mengomentari dua hal. Penerjemahan harfiah semcam ini
Pertama, apresiasi kepada beliau yang menurutnya menimbulkan makna ganda
telah berupaya untuk mengantisipasi seolah-olah Allah juga akan
kesalahpahaman masyarakat terkait melipatgandakan pahala kepada orang
terjemah al-Quran yang beredar karena yang menafkahkan hartanya tidak untuk di
mungkin saja al-Quran terjemah Kemenag jalan Allah atau untuk kepentingan
dibaca oleh siapapun termasuk orang maksiat.
awam yang mungkin hanya bisa Ustad Thalib memberikan alternatif
memahami sebatas yang tertulis di dalam penerjemahan sebagai berikut ”Allah
teks terjemahan. Dengan pemahaman yang melipatgandakan balasan-Nya kepada
terbatas asumsi yang dilontarkan Ustad siapa yang dikehendaki karena
Thalib sangat membantu. Kedua, alangkah kedermawanannya”. Kata dermawan di
bijaknya Ustad Thalib ketika menukil sini menurut Ustad Thalib perlu sebagi
argumen para ahli tafsir untuk dijadikan penjelas dan penciri siapa yang berhak
dasar pembenaran, agar lebih jeli dan teliti. mendapat lipatan balasan dari Allah Swt.
Seperti pada kasus ini ternyata yang Pendapatnya ini juga berdasarkan
dinukil tidak sama dengan apa yang ada
dalam tafsir aslinya. Bisa jadi banyak
kutipan beliau yang memang tidak sesuai 29
aslinya. Surah Al-Baqarah, ayat: 261.
30
Contoh lain yang merupakan koreksi Catatan kaki dari Al-Quran terjemah
Ustad Thlib terhadap terjemah versi tim KEMENAG ―Pengertian menafkahkan harta
di jalan Allah meliputi belanja untuk
Kemenag dengan pertimbangan kitab tafsir kepentingan jihad, pembangunan perguruan,
populer seperti pada kutipan ayat berikut: rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan
lain-lain.”

65
Jurnal CMES Volume VIII Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2015
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta

pertimbangan yang diperoleh dari tafsir Al- sangsi dan khawatir dan menyesal atas apa
Muyassar. yang dilakukan, menyalahi logika karena
menurutnya, yang dilakukan adalah sesuai
Namun jika kita cermat, untuk
dengan perintah Allah SWT. Bukan atas
kesekian kalinya, dengan memahami
kehendaknya sendiri. Ia menjelaskan
konteks ayat secara menyeluruh akan dapat
bahwa hal tersebut tidak logis karena
dipahami bahwa yang akan
keselamatan Musa sudah dijamin oleh
dilipatgandakan balasannya adalah orang
Allah Swt. Berbeda jika Ibu musa adalah
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah
wanita biasa yang pantas untuk risau dan
meskipun tidak ada tambahan penjelasan
gelisah setelah menghanyutkan bayinya.
tentang sebab kedermawanan. Penjelasan
Menurutnya, penerjemahan yang tepat
yang ada dalam tafsir Al-Muyassar
adalah “Ibu Musa, setelah menghanyutkan
sebenarnya juga tidak dalam rangka untuk
bayinya, hatinya sangat khawatir atas
membedakan siapa yang berinfaq di jalan
nasib bayinya. Ibu Musa nyaris membuka
Allah maupun sebaliknya melainkan lebih
rahasia tentang bayinya, sekiranya kami
bersifat penegasan. Bahwa lipatan balasan
tidak teguh hatinya. Dengan keteguhan
tersebut sesuai dengan kadar keikhlasan
hatinya itu Kami masukkan dia dalam
orang yang menginfakkan hartanya.
golongan orang mukmin.”
5. Pemanfaatan logika bahasa Contoh terjemahan lain yang
Pemanfaatan logika dalam aktifitas menggunakan ukuran logika seperti
penerjemahannya sebenarnya telah kutipan terjemahan ayat di bawah ini.
diakuinya dalam karyanya. Sebagai contoh
ketika mengoreksi terjemahan al-Qur‘an
Kemenag pada surah al-Qashass ayat 10.
Kutipannya sebagai berikut:

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman


kepada Para Malaikat: "Sujudlah kamu
“Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. kepada Adam," Maka sujudlah mereka
Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan
rahasia tentang Musa, seandainya tidak adalah ia Termasuk golongan orang-
Kami teguhkan hati- nya, supaya ia orang yang kafir.”
Termasuk orang-orang yang percaya Terjemahan di atas merupan
(kepada janji Allah).” terjemahn yang masyhur. Ustad Thalib
Dalam terjemahan Kemenag terdapat mengomentari terjemahn ini dengan
catatan kaki yang dikomentari oleh Ustad mengatakan bahwa penerjemahan
Thalib. Catatan kaki tersebut seprti ini semacam ini menjadikan maksud ayat
“Setelah ibu Musa menghanyutkan Musa keliru. Munculnya kata ―Iblis‖ pada
di sungai Nil, Maka timbullah penyesalan kalimat ―maka sujudlah mereka kecuali
dan kesangsian hatinya lantaran Iblis‖ menimbulkan pengertian yang keliru
kekhawatiran atas keselamatan Musa pada pembaca terjemah ini; seolah-olah
bahkan Hampir-hampir ia berteriak Iblis termasuk golongan malaikat yang
meminta tolong kepada orang untuk yang diperintah oleh Allah agar sujud
mengambil anaknya itu kembali, yang kepada Adam.33 Beliau menambahkan,
akan mengakibatkan terbukanya rahasia bahwa penerjemahan memaknai jin
bahwa Musa adalah anaknya sendiri.” sebagai bagian daripada Malaikat
Menurut Ustad Thalib catatan kaki yang
menerangkan bahwa Ibu Musa merasa
32
Surah Al-Baqarah ayat: 34.
33
Muhammad Thalib, Terjemah Al-
31
Surah Al-Qasas, ayat: 10. Quran Tafsiriyah. h. 847.

66
Jurnal CMES Volume VIII Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2015
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta

merupakan penerjemah yang salah karena judul-judul tertentu pada setiap


pada ayat yang disebutkan bahwa Iblis kelompok-kelompk ayat yang memiliki
merupakan bagian daripada golongan kesatuan tema. Buku yang kedua lebih
jin.34Dalam bahasa Indonesia memang ringkas yang hanya fokus mengoreksi
tidak dikenal adanya logika bahasa terjemahan Al-Quran Kementerian
berbentuk pengecualian langsung dan Agama. Bisa dikatakan dengan metode
pengecualian terpisah. Akan tetapi dalam tematik (maudhu‟i).Terdiri dari 5 bab.
bahasa Arabdikenal dengan istilah ististna‟ Bab pertama sampai dengan bab ke
muttasil (pengecualian langsung) dan empat berisi tentang koreksi terjemahan
istitsna‟ munqati‟ (pengecualian terpisah) al-Quran KEMENAG di bidang aqidah,
pada ayat ini termasuk munqati‟.35 syari‘ah, mu‘amalah, dan iqtishadiyah.
Adapun bab ke lima berbicara tentang
Dengan demikian penerjemahan
koreksi penerjemahan yang keliru pada
yang tepat menurutnya adalah ―Wahai
penerbitan edisi sebelumnya.
Muhammad, ingatlah ketika kami
2. Setelah mengonfirmasi model terjemah
berfirman kepada para malaikat dan jin:
tafsiriyah karya Ustad Thalib melalui
“sujudlah kalian kepada Adam.”Para
pengamatan dan analisis menggunakan
Malaikatpun bersujud, tetapi Iblis dari
teori yang dipaparkan oleh Azzarqony
golongan jin tidak mau. Iblis benci kepada
dalam Manahilul Írfan dan Manna‘ Al-
Adam dan bersikap congkak kepada Allah.
Qattan dalam Mabahits fi „ulumil
Iblis termasuk golongan kafir.
Quran, dapat disimpulkan menjadi
Dari kedua penerjemahn diatas beberapa poin:
cukup jelas bahwa Ustad Thalib a. Karya tersebut setelah diamati tidak
memberikan tambahan penjelasan dengan mutlak menggunakan metodii tafsiri
alasan pertimbangan logika bahasa yang melainkan di beberapa kesempatan
digunakan. Menurutnya ketidaktepatan beliau juga menerjemahkan ayat-
penggunakan logika bahasa berakibat fatal ayat al-Quran secara harfi. Beliau
pada pemaknaan sebuah ayat. Beliau juga terkadang menggunakan makna
menegaskan bahwa dengan penerjemahan primer (ushuliyah) ketika memang
ayat tersebut seperti yang dilakukan oleh tidak perlu untuk diterjemahkan
Ustad Thalib maka tidak akan mungkin menggunakan makan sekunder
akan dimaknai bahwa Iblis termasuk (tib‟iyyah/tsanawiyah)
golongan daripada Malaikat. b. Model terjemah tersebut lebih tepat
dikategorikan sebagai terjemah
D. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah tafsiriyah seperti yang diteorikan
diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan oleh Manna‘ Al-Qattan. Beliau
sebagai berikut: menyebutnyadengan model
1. Gambaran tentang karya Ustad Thalib tarjemah tafsir Al-Quran.
tersebut secara umum terbagi menjadi Kesimpulan ini berdasarkan analisis
dua buku. Buku yang pertama berisi bahwa Ustad Thalib sering kali
tentang terjemah Al-Qur‘an lengkap 30 merujuk pada kitab-kitab tafsir
juz dengan metode penerjemahn secara populer untuk dijadikan
tahlili/analitik (diterjemahkan ayat per pertimbangan penerjemahan.
ayat) Selain menerjemahkan semua Bahkan tidak jarang beliau hanya
ayat dan surah, beliau juga memberikan menerjemahkan persis dari kitab-
kitab tafsir tersebut.
c. Selain didominasi dengan
34
Keterangan tersebut dapat dilihat pada penerjamahan yang merujuk pada
surah Al-Kahfi ayat: 50. kitab-kitab tafsir populer, beliau
35
Muhammad Thalib, Terjemah Al- juga mencari padanan makna ayat
Quran Tafsiriyah. h. 848.

67
Jurnal CMES Volume VIII Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2015
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta

yang diterjemahkan berdasarkan Baker, Mona. In Other Words. New York:


pertimbangan logika, kaidah bahasa Routledge.1992.
arab dan bahasa Indonesia yang
Biografi Ustad Muhammad Thalib.
benar.
(https://www.youtube.com/watch?
Daftar Pustaka v=L2XSPJGWLw8, diakses pada
Abbas, Fadlu Hasan Dr. 1997. Itqanul tanggal 15 Oktober 2014)
Burhan fi „ulumil Qu‟an. Oman: Catford, J.C. 1965. A Linguistic Theory of
dar al-Furqon. Translation. London: Oxford
Abdurrouf, Husein. 2001. Qur‟an Universitu Press.
Translation, Dicourse, Ttexture,
Hayat, Abd. Penerjemahan tafsiriyah m.
and Exegesis, Curzon Press.
Thalib atas Ayat-ayat qital dan
Adzahabi, Husayn. 1996. At tafsir wal
derivasinya dalam Al-qur'an
Mufassirin,tt. tpn.
terjemah
Al-khazin. Lubabut Takwil fi Ma‟anit
tafsiriya.Skripsi.Yogyakarta:
Tanzil. Maktabah Syamilah. Versi
Fakutas Ushuluddin UIN Sunan
2.1.1.
Kalijaga, 2013.
Al-Qattan, Manna Kholil. 2008. Mabahits
Husein, Muhammad Bahauddin Dr.
fi „Ulumil Qur‟an. Kairo:
Tarjamatul Qur‟anul Karim,
Maktabah Wahbah.
Hukmuha wa Araul „ulama‟fiha.
Amal, Taufik Adnan. 2011. Rekonstruksi
Majalah Dirasat al-Jami‘ah Al-
Sejarah Al-Qur‟an, Jakarta:
Islamiyah al-‗Alamiyah.
Yayasan Abad Demokrasi.
Chitagong: 2006.
As-Safi, Prof. Abdul Baqi.Translation
Ilyas, Yunahar Prof. Dr. 2012.
Theories, Strategies And Basic
menerjemahkan-al-quran-tidak-
Theoretical Issues, Petra
boleh-sembarangan
University.
http://majalah.hidayatullah.com/
As-Shobuni, Muhammad Ali. 1998.
Khanafi, Muchlis M. 2011. Problematika
Ikhtisar Ulumul Quran Praktis.
terjemahan Al-Quran. Suhuf vol.
Terjemahan Muhammad Qodiru
4. No. 2.
nur. Jakarta: Pustaka amani.
Koentjaraningrat. 1997. Metode-metode
As-Syaukani, Fathul Qadir. Maktabah
Penelitian Masyarakat. Jakarta:
Syamilah. Versi 2.1.1.
Gramedia Pustaka Utama.
Astuti, Rina Indri. Analisis Terjemahan Al-
Kuta Ratna, Nyoman. 2010. Teori, Metode,
Qur‟an H.B.Jasin Bacaan Mulia,
dan Teknik Penelitian Sastra,
Studi Terhadap Konteks Ayat-ayat
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
tentang Non Muslim, Jakarta: UIN
Lubis, Ismail. 2004. Ihwal Penerjemahan
Syarif Hidayatullah, Skripsi. 2010.
Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia,
At-Turky, Abdullah bin ‗Abdul Muhsin,
Humaniora, vol:16.
Dr.Attafsir Al-Muyassar.Mauqi‟
Molina, lucía dan Amparo Hurtado Albir.
Mujamma‟ Malik Fahd Lit
2002. Translation Techniques
Taba‟ah Al-Mushaf As Syarif.
Revisited: A Dynamic and
Maktabah Syamilah. Versi 2.1.1.
Functionalist Approach., Meta,
Az-zarqoni, Muhammad ‗Abdul ‗adzim.
edisi ke- XLVII. Barcelona.
Manahilul „Irfan fi „Ulumil
Universitat Autònoma de
Qur‟an, Beirut: Darul Kutub al-
Barcelona.
‗Arabi. 1995.
Nasrulloh. 2003. Tinjauan Terhadap
Baker, Mona (Ed.) Routlegde
Terjemahan Al-Quran al-Karim
Encyclopedia of Translation
Bacaan Mulia Karya H.B. Jasin,
Studies. London: TJ International
Ltd.1998.

68
Jurnal CMES Volume VIII Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2015
Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta

Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, „Arabiyyah As Sa‟udiyyah: Malik


Skripsi. Sa‟ud University.
Nassimi, Daoud Mohammad. 2008. A Syihabuddin. Telaah Ihwal Hukum
Thematic Comp Ara Tive Review Menerjemahkan Nas Keagamaan
Of Some English Translations Of Dilihat Dari Teori Menerjemah.
The Qur'an, The University of Ttt.
Birmingha, A Thesis. Tantawi, Muhammad Sayyid Attafsir Al-
Nord. Translation Theories, Strategies And Wasith. Maktabah Syamilah. Versi
Basic Theoretical Issues, Petra 2.1.1.
University. Thalib, Muhammad. 2013. Al-Quran
Pantas. 2011. ―Analisis teknik Terjemah Tafsiriyah; Memehami
penerjemahan dan pergeseran makna al-Quran lebih mudah,
(shifts) pada teks kontrak Axa-life tepat dan mencerahkan.
indonesia. Thesis. Univeritas Yogyakarta: Penerbit MA‟had
Sumatra Utara. Annabawi.
Ukasyah,ustadz-muhammad-thalib-
Rahmat, SyarifM.A. Terjemah Tafsiriyah
memimpin-amir-majelis-
dalam Timbangan
mujahidin(http://www.arrahmah.c
(http://www.ummulqura.sch.id/ber
om/news/2013/08/26/ustadz-
ita-405-terjemah-tafsiriyah-dalam-
muhammad-thalib memimpin-
timbangan.html. Diakses tanggal
amir-majelis-mujahidin.html,
20 September 2014)
diakses tanggal 28 oktober 2014.)
Sugiyono, 2005. Memahami Penelitian Yogi Gindarsyah, 2010. Analisis kontrastif
Qualitatif, Bandung: Alfabeta. penggunaan ragam hormat bahasa
Suhendra, Yusuf. 1994. Teori Terjemahan, jepang dengan bahsa sunda,
Pengantar ke arah Linguistik dan Skripsi pada Fakultas Sastr,
Sosiolinguistik. Bandung: Mandar Universitas Komputer Indonesia,
Maju. dalamRina Indri Astuti, Bandung.
Sulthan bin ‗Abdullah Hamdan. Zarqani, Muhammad ‗Abdul ‗adzim.
Tarjamayul Quran Dzawabith wa Manahilul „Irfan fi „Ulumil Qur‟an,
Ahkam. Al-Mamlakah Al- Beirut. Darul Kutub al-„Arabi.1995.

69

Anda mungkin juga menyukai