Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tanah Kelurahan Fitu

4.1.1. Pengujian Propertis Tanah

Untuk pengujian sifat fisis tanah Kelurahan Fitu terdiri dari pengujian kadar air, berat isi,

analisa saringan, berat jenis serta batas-batas atterberg dengan hasil analisa sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Analisa Sifat Fisis Tanah Kelurahan Fitu

Hasil pengujian
No Macam pemeriksaan tanah
Titik 1 Titik 2 Titik 3
1 Kadar Air (%) 17,05 17,95 16,97
Core Cutter
2 a Berat Isi Basah (gr/cm) 1.65 1,68 1,67
b Berat isi kering 1,41 1,42 1,43
Analisa saringan
a Kerikil (%) 1,89 1,76 1
3
b Pasir (%) 78,1 76,7 75,9
c Lanau/lempung (%) 19,97 21,56 23,17
4 Berat jenis (GS) 2,11 2,23 2,22
Atterberg
a LL (%) 35,77 37,12 39,81
5
b PL (%) 23,66 24,50 28,88
c IP (%) 12,10 12,62 10,92

Dari tabel 4.1 di atas menunjukan bahwa tanah pada titik 1 tersebut berbutir kasar

dimana <35% tanah yang lolos saringan No. 200 yakni sebanyak 19,97 %. Dengan batas cair

sebesar 35,77 % serta indeks plastisitas sebesar 12,62%, maka menurut AASTHO, tanah

tersebut adalah termasuk dalam kelompok A-2 yang artinya adalah pasir lanauan atau

lempungan.

Kemudian tanah pada titik 2 tergolong dalam tanah berbutir kasar dimana <35% tanah
yang lolos saringan No. 200 yakni sebanyak 21,56 %. Dengan batas cair sebesar 37,12%

serta indeks plastisitas sebesar 12,62 %, maka menurut AASTHO, tanah tersebut termasuk

dalam kelompok A–2 yang artinya adalah pasir lanauan atau lempungan.

Sedangkan tanah pada titik 3 tergolong dalam tanah kasar dimana <35% tanah yang

lolos saringan No. 200 yakni sebanyak 23,17 %. dengan batas cair sebesar 39,81 %, serta

indeks plastisitas sebesar 10,92 %, maka menurut AASTHO, tanah tersebut adalah termasuk

dalam kelompok A-2 yang artinya adalah pasir yang berlanau.

4.1.2. Pengujian Mekanis Tanah

Untuk pengujian sifat fisis tanah Kelurahan Fitu terdiri dari pengujian kuat geser tanah,

proctor, dan CBR dengan hasil analisa sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Analisa Sifat Mekanis Tanah Kelurahan Fitu

N Macam pemeriksaan Hasil pengujian


o tanah Titik 1 Titik 2 Titik 3
Kuat Geser
1 a Sudut Gesek 22,35° 20,15° 18,09°
b kohesi 0,0017 kg/cm2 0,011 kg/cm2 0,04 kg/cm2
Proctor
2 a OMC 17,5° 19,65° 17°
b MMD 1,34 gr/cm3 1,34 gr/cm3 1,41 gr/cm3
3 CBR 36,93 % 37,62 % 35,88 %
1. Pengujia Kuat Geser Tanah

a. Kuat geser pada fitu titik 1


1.0
Shear s tres s , t kg/ c m2

f(x) = 0.41 x + 0

0.5

0.0
0 1 2

Normal Stress, sn kg/cm2


Gambar 4.1 grafik hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada pengujian kuat
geser tanah pada Fitu titik 1

Pada tabel 4.2 menunjukan hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada

pengujian tanah pada Fitu titik 1 didapatkan nilai kohesi (c) = 0.0017 kg/cm 2 dan nilai sudut

geser (Φ) = 22.35°.


1.0

b. Kuat geser pada fitu titik 2


Shear s tress, t kg/cm2

f(x) = 0.37 x + 0.01

0.5

0.0
0 1 2

Normal Stress, sn kg/cm2

Gambar 4.2 grafik hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada pengujian kuat

geser tanah pada Fitu titik 1

Pada tabel 4.2 menunjukan hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada

pengujian tanah pada Fitu titik 1 didapatkan nilai kohesi (c) = 0.011 kg/cm 2 dan nilai sudut

geser (Φ) = 20,15°.

1.0
c. Kuat geser pada fitu titik 3
Shear stress, t kg/cm2

f(x) = 0.33 x + 0.04

0.5

0.0
0 1 2

Normal Stress, sn kg/cm2

Gambar 4.3 grafik hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada pengujian kuat
geser tanah pada Fitu titik 1

Pada tabel 4.2 menunjukan hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada

pengujian tanah pada Fitu titik 1 didapatkan nilai kohesi (c) = 0.04 kg/cm 2 dan nilai sudut

geser (Φ) = 18,09°.

1. Pengujian Pemadatan Proktor

a. Pemadatan pada fitu titik 1


B e r a t V o lu m e K e r in g ( γ d r y )

1.80

1.40

f(x) = − 0.01 x² + 0.1 x + 1.06

1.00
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kadar Air (%)

Gambar 4.4 Grafik pengujian pemadatan tanah Fitu titik 1

Pada tabel 4.2 menunjukan pemadatan proctor untuk Fitu titik 1, maka didapatkan

kadar air optimum (OMC) sebesar 17,5 % pada berat volume kering tanah (MDD)

sebesar 1,34 gr/cm³.

b. P
B e r a t V o lu m e K e r in g ( γ d r y )

1.80

1.40 m

f(x) = − 0.01 x² + 0.09 x + 1.11


a
1.00
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kadar Air (%)
d

tan pada fitu titik 2


Gambar 4.5 Grafik pengujian pemadatan tanah Fitu titik 3

Pada tabel 4.2 menunjukan pemadatan proctor untuk Fitu titik 1, maka didapatkan

kadar air optimum (OMC) sebesar 19,65 % pada berat volume kering tanah (MDD)

sebesar 1,34 gr/cm³.

c. P
B e r a t V o lu m e K e r in g ( γ d r y )

1.80

1.40 m
f(x) = − 0.01 x² + 0.11 x + 1.13

a
1.00
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
d
Kadar Air (%)

tan pada fitu titik 3

Gambar 4.6 Grafik pengujian pemadatan tanah Fitu titik 3


Pada tabel 4.2 menunjukan pemadatan proctor untuk Fitu titik 1, maka didapatkan

kadar air optimum (OMC) sebesar 17% pada berat volume kering tanah (MDD)

sebesar 1,411 gr/cm³.

2. Pengujian CBR

a. CBR Fitu titik 1

3000

f(x) = − 759 8.19 x² + 7895.6 1 x + 391.5


B e b a n (l b s)

2000

1000

0
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60
Penurunan (inchi)

Gambar 4.7 Grafik pengujian

Pada tabel 4.2 menunjukan Nilai CBR Fitu titik 1, penetrasi 0.1” sebesar 36,83 %

dan nilai CBR pada penetrasi 0,2” sebesar 37,04 % dimana kadar air sebesar 13,76 %. Maka

berdasarkan perhitungan nilai CBR dapat dipakai nilai CBR yang tertinggi yaitu 37,04 % pada

penetrasi 0.2”

3000
b. CBR Fitu titik 2
f(x) = − 8509.07 x² + 8516.56 x + 349.3
B e b a n (lb s)

2000

1000

0
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60
Penurunan (inchi)

Gambar 4.8 Grafik pengujian CBR Fitu titik 2

Pada tabel 4.2 menunjukan Nilai CBR Fitu titik 1, penetrasi 0.1” sebesar 37,19 %
dan nilai CBR pada penetrasi 0,2” sebesar 38,05 % dimana kadar air sebesar 13,47 %. Maka

berdasarkan perhitungan nilai CBR dapat dipakai nilai CBR yang tertinggi yaitu 38,05 % pada

penetrasi 0.2”

3000
c. CBR Fitu titik 3
f(x) = − 6147.3 x² + 7311.08 x + 403.25
B e b a n (l b s )

2000

1000

0
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60
Penurunan (inchi)

Gambar 4.9 Grafik pengujian CBR Fitu titik 3

Pada tabel 4.2 menunjukan Nilai CBR Fitu titik 1, penetrasi 0.1” sebesar 35,76 %

dan nilai CBR pada penetrasi 0,2” sebesar 35,99 % dimana kadar air sebesar 13,92 %. Maka

berdasarkan perhitungan nilai CBR dapat dipakai nilai CBR yang tertinggi yaitu 35,99 % pada

penetrasi 0.2”.

4.2. Tanah Kelurahan Kalumata

4.2.1. Pengujian Propertis Tanah

Untuk pengujian sifat fisis tanah Kelurahan Kalumata terdiri dari pengujian kadar air, berat

isi, analisa saringan, berat jenis serta batas-batas atterberg dengan hasil analisa sebagai

berikut:

Tabel 4.3 Hasil Analisa Sifat Fisis Tanah Kelurahan Kalumata

Hasil pengujian
No Macam pemeriksaan tanah
Titik 1 Titik 2 Titik 3
1 Kadar Air (%) 18,13 22.5 18,34
2 Core Cutter
a Berat Isi Basah (gr/cm) 1.65 1,67 1,77
b Berat isi kering 1,46 1,37 1,49
Analisa saringan
a Kerikil (%) 0,3 0 4,6
3
b Pasir (%) 80,5 77,1 72,3
c Lanau/lempung (%) 19,18 22,94 23,05
4 Berat jenis (GS) 2,31 2,83 2,15
Atterberg
a LL (%) 34,51 35,95
5 Non
b PL (%) 25,7 25,36
plastis
c IP (%) 8,8 10,59
Dari tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa tanah pada titik 1 tersebut berbutir kasar

dimana <35% tanah yang lolos saringan No. 200 yakni sebanyak 19,18 %. Dengan batas cair

sebesar 34,51 % serta indeks plastisitas sebesar 8,8 %, maka menurut AASTHO, tanah

tersebut adalah termasuk dalam kelompok A-2 yang artinya adalah pasir yang berlanau.

Kemudian tanah pada titik 2 tergolong dalam tanah berbutir kasar dimana <35% tanah

yang lolos saringan No. 200 yakni sebanyak 22,94 %. Dengan batas cair sebesar 35,95 %

serta indeks plastisitas sebesar 10,59 %, maka menurut AASTHO, tanah tersebut termasuk

dalam kelompok A-2 yang artinya adalah pasir belanau.

Sedangkan tanah pada titik 3 tergolong dalam tanah berbutir kasar dimana <35% tanah

yang lolos saringan No. 200 yakni sebanyak 23,05 %. dengan batas cair sebesar 0 %, serta

indeks plastisitas sebesar 0 %, yang berarti tanah Non plastis maka menurut AASTHO, tanah

tersebut adalah termasuk dalam kelompok A-2 yang artinya adalah kerikil/pasir berlanau.

4.2.2. Pengujian Mekanis Tanah

Untuk pengujian sifat fisis tanah Kelurahan Kalumata terdiri dari pengujian kuat geser

tanah, proctor, dan CBR dengan hasil analisa sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hasil Analisa Sifat Mekanis Tanah Kelurahan Kalumata


N Macam pemeriksaan Hasil pengujian
o tanah Titik 1 Titik 2 Titik 3
Kuat Geser
1 a Sudut Gesek 19,78° 18,19° 17,71°
b kohesi 0.004 kg/cm2 0,036 kg/cm2 0,03 kg/cm2
Proctor
2 a OMC 19.7 % 17.7 % 24,8 %
b MMD 1,405 gr/cm3 1,361gr/cm3 1,33 gr/cm
3 CBR 31,88 % 39,77 % 39,02 %
1. Pengujia Kuat Geser Tanah

a. Kuat geser pada Kalumata


1.0

titik 1
Shear stress, t kg/cm2

f(x) = 0.36 x + 0

0.5

0.0
0 0.25 0.5 0.75 1 1.25 1.5 1.75 2

Normal Stress, sn kg/cm2

Gambar 4.10 grafik hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada pengujian kuat

geser tanah pada Kalumata titik 1

Pada tabel 4.4 menunjukan hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada

pengujian tanah pada Kalumata titik 1 didapatkan nilai kohesi (c) = 0.004 kg/cm 2 dan nilai

sudut geser (Φ) = 19,78°.

b. Kuat geser pada Kalumata titik 2

1.0
S hea r s tre s s , t k g/c m 2

f(x ) = 0.33 x + 0.04

0.5

0.0
0 1 2

Normal Stress, s n k g/cm2


Gambar 4.11 grafik hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada pengujian kuat

geser tanah pada Kalumata titik 2

Pada tabel 4.4 menunjukan hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada

pengujian tanah pada Kalumata titik 2 didapatkan nilai kohesi (c) = 0.036 kg/cm 2 dan nilai

sudut geser (Φ) = 18,19°.

1.0
c. Kuat geser pada Kalumata
Shear stress, t kg/cm2

0.5
f(x) = 0.32 x + 0.03
titik 3

0.0
0 1 2

Normal Stress, sn kg/cm2

Gambar 4.12 grafik hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada pengujian kuat

geser tanah pada Kalumata titik 3

Pada tabel 4.4 menunjukan hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada

pengujian tanah pada Kalumata titik 3 didapatkan nilai kohesi (c) = 0.03 kg/cm 2 dan nilai

sudut geser (Φ) = 17,71°.

2. Pengujian Pemadatan Proktor


a.
B e r a t V o lu m e K e r in g ( γ d r y )
1.80

a.
1.40
a.
f(x) = − 0.01 x² + 0.05 x + 1.3

a.
1.00
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Kadar Air (%)
a.

Pemadatan pada Kalumata titik 1

Gambar 4.13 Grafik pengujian pemadatan tanah Kalumata titik 1

Pada tabel 4.4 menunjukan pemadatan proctor Kalumata titik 1, maka didapatkan kadar

air optimum (OMC) sebesar 19,7 % pada berat volume kering tanah (MDD) sebesar

1,3405 gr/cm³.

b. Pemadatan pada Kalumata titik 2


B e r a t V o lu m e K e r in g ( γ d r y )

1.80

1.40

f(x) = − 0.01 x² + 0.06 x + 1.21

1.00
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Kadar Air (%)
Gambar 4.14 Grafik pengujian pemadatan tanah Kalumata titik 2

Pada tabel 4.4 menunjukan pemadatan proctor Kalumata titik 2, maka didapatkan kadar

air optimum (OMC) sebesar 17,7 % pada berat volume kering tanah (MDD) sebesar

1,361 gr/cm³.
B e r a t V o lu m e K e r in g ( γ d r y )

f(x) = − 0.01 x² + 0.09 x + 1.09


c. Pe
1.60

ad
1.20

0.80
at
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Kadar Air (%)
an

pada Kalumata titik 3

Gambar 4.15 Grafik pengujian pemadatan tanah Kalumata titik 3

Pada tabel 4.4 menunjukan pemadatan proctor Kalumata titik 3, maka didapatkan kadar

air optimum (OMC) sebesar 24,8 % pada berat volume kering tanah (MDD) sebesar

1,33 gr/cm³.

3. Pengujian CBR
3000
a. CBR Kalumata titik 1
B e b a n ( lb s )

2000 f(x) = − 6316.12 x² + 6660.2 x + 354.27

1000

0
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60
Penuruna n (inchi)
Gambar 4.16 Grafik pengujian CBR Kalumata titik 1

Pada tabel 4.4 menunjukan Nilai CBR Kalumata titik 1, penetrasi 0.1” sebesar 31,9

% dan nilai CBR pada penetrasi 0,2” sebesar 31,86 % dimana kadar air sebesar 13,50 %.

Maka berdasarkan perhitungan nilai CBR dapat dipakai nilai CBR yang tertinggi yaitu 31,9 %

pada penetrasi 0.1”

b. CBR Kalumata titik 2


3000

f(x) = − 8585.07 x² + 8529.79 x + 426.69


B e b a n (lb s )

2000

1000

0
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60
Penurunan (inchi)

Gambar 4.17 Grafik pengujian CBR Kalumata titik 2

Pada tabel 4.4 menunjukan Nilai CBR Kalumata titik 2, penetrasi 0.1” sebesar 39,79

% dan nilai CBR pada penetrasi 0,2” sebesar 39,76 % dimana kadar air sebesar 15,29 %.

Maka berdasarkan perhitungan nilai CBR dapat dipakai nilai CBR yang tertinggi yaitu 39,79 %

pada penetrasi 0.1”

3000 c. CBR Kalumata titik


f(x) = − 6620.9 x² + 7709.71 x + 471.21
B e b a n ( lb s )

2000

3
1000

0
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60
Penurunan (inchi)
Gambar 4.18 Grafik pengujian CBR Kalumata titik 3

Pada tabel 4.4 menunjukan Nilai CBR Kalumata titik 1, penetrasi 0.1” sebesar 39,20

% dan nilai CBR pada penetrasi 0,2” sebesar 38,85 % dimana kadar air sebesar 21,48 %.

Maka berdasarkan perhitungan nilai CBR dapat dipakai nilai CBR yang tertinggi yaitu 39,2 %

pada penetrasi 0.1”.

4.3. Tanah Kelurahan Tobenga

4.3.1. Pengujian Propertis Tanah

Untuk pengujian sifat fisis tanah Kelurahan Tobenga terdiri dari pengujian kadar air, berat

isi, analisa saringan, berat jenis serta batas-batas atterberg dengan hasil analisa sebagai

berikut:

Tabel 4.5 Hasil Analisa Sifat Fisis Tanah Kelurahan Tobenga

Hasil pengujian
No Macam pemeriksaan tanah
Titik 1 Titik 2
1 Kadar Air (%) 17,17 19,24
Core Cutter
2 a Berat Isi Basah (gr/cm) 1,62 1,61
b Berat isi kering 1,38 1,35
Analisa saringan
a Kerikil (%) 3,09 2,12
3
b Pasir (%) 69,9 76,1
c Lanau/lempung (%) 26,97 21,82
4 Berat jenis (GS) 2,04 2,16
Atterberg
a LL (%) 40,41 37,21
5
b PL (%) 26,87 25,68
c IP (%) 13,53 11,52
Dari tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa tanah pada titik 1 tersebut berbutir kasar

dimana <35% tanah yang lolos saringan No. 200 yakni sebanyak 26,97 %. Dengan batas cair

sebesar 40,41 % serta indeks plastisitas sebesar 13,53%, maka menurut AASTHO, tanah

tersebut adalah termasuk dalam kelompok A-2 yang artinya adalah pasir berlempung.

Kemudian tanah pada titik 2 tergolong dalam tanah berbutir kasar dimana <35% tanah

yang lolos saringan No. 200 yakni sebanyak 21,82 %. Dengan batas cair sebesar 37,21%

serta indeks plastisitas sebesar 11,52 %, maka menurut AASTHO, tanah tersebut termasuk

dalam kelompok A-2 yang artinya adalh pasir berlempung.

4.3.2. Pengujian Mekanis Tanah

Untuk pengujian sifat fisis tanah Kelurahan Tobenga terdiri dari pengujian kuat geser

tanah, proctor, dan CBR dengan hasil analisa sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Analisa Sifat Mekanis Tanah Kelurahan Tobenga

N Macam pemeriksaan Hasil pengujian


o tanah Titik 1 Titik 2
Kuat Geser
1 a Sudut Gesek 19,25° 21,29°
b kohesi 0.0146 kg/cm2 0,014 kg/cm2
Proctor
2 a OMC 15 % 15,87 %
b MMD 1,34 gr/cm3 1,406 gr/cm3
3 CBR 34,61 % 36,74 %

1. Pengujia Kuat Geser Tanah

1.0 a. Kuat geser pada


0.8
Tobenga titik 1
Shear stress, t kg/cm2

f(x) = 0.35 x + 0.01


0.6

0.4

0.2

0.0
0 0.25 0.5 0.75 1 1.25 1.5 1.75 2

Normal Stress, sn kg/cm2


Gambar 4.19 grafik hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada pengujian kuat

geser tanah pada Tobenga titik 1

Pada tabel 4.6 menunjukan hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada

pengujian tanah pada Tobenga titik 1 didapatkan nilai kohesi (c) = 0.0146 kg/cm 2 dan nilai

sudut geser (Φ) = 19.25°.

1.0 b. Kuat geser pada Tobenga

f(x) = 0.39 x − 0.01


titik 2
Shear stress, t kg/cm2

0.5

0.0
0 1 2

Normal Stress, sn kg/cm2

Gambar 4.20 grafik hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada pengujian kuat

geser tanah pada Tobenga titik 1

Pada tabel 4.6 menunjukan hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada

pengujian tanah pada Fitu titik 1 didapatkan nilai kohesi (c) = 0.014 kg/cm 2 dan nilai sudut

geser (Φ) = 21,29°.


2. Pengujian Pemadatan Proktor

2.00
a. Pema
Berat Volum e Kering (γdry)

1.80
datan
1.60

pada
1.40

1.20 f(x) = − 0 x² + 0.03 x + 1.28

1.00
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kadar Air (%)

Tobenga titik 1

Gambar 4.4 Grafik pengujian pemadatan tanah Tobenga titik 1

Pada tabel 4.6 menunjukan pemadatan proctor Tobenga titik 1, maka didapatkan kadar

air optimum (OMC) sebesar 15 % pada berat volume kering tanah (MDD) sebesar

1,34 gr/cm³.

b. Pemadatan pada Tobenga titik 2


2.00
B e r a t V o lu m e K e r in g ( γ d r y )

1.80
OMC = 15,87°
MDD = 1,406gr/cm3
1.60

1.40

1.20 f(x) = − 0.01 x² + 0.05 x + 1.32

1.00
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kadar Air (%)
Gambar 4.5 Grafik pengujian pemadatan tanah Tobenga titik 2

Pada tabel 4.6 menunjukan pemadatan proctor Tobenga titik 2, maka didapatkan kadar

air optimum (OMC) sebesar 15,87 % pada berat volume kering tanah (MDD) sebesar

1,4 06 gr/cm³.

3. Pengujian CBR
3000
d. CBR Tobenga titik 1
2500

2000 f(x) = − 6885.57 x² + 7179.65 x + 392.44


B eb a n ( lb s)

1500

1000

500

0
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60
Penurunan (inchi)

Gambar 4.7 Grafik pengujian CBR Tobenga titik 1

Pada tabel 4.6 menunjukan Nilai CBR Tobenga titik 1, penetrasi 0.1” sebesar 34,72

% dan nilai CBR pada penetrasi 0,2” sebesar 34,51 % dimana kadar air sebesar 11 %. Maka

berdasarkan perhitungan nilai CBR dapat dipakai nilai CBR yang tertinggi yaitu 34,72 % pada

penetrasi 0.1”

3000 a. CBR Tobenga titik 2


2500
f(x) = − 7125.09 x² + 7463.62 x + 434.79
2000
Beban (lbs)

1500

1000

500

0
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60
Penurunan (inchi)
Gambar 4.8 Grafik pengujian CBR Tobenga titik 2

Pada tabel 4.6 menunjukan Nilai CBR Tobenga titik 1, penetrasi 0.1” sebesar 36,99

% dan nilai CBR pada penetrasi 0,2” sebesar 36,50 % dimana kadar air sebesar 12,05 %.

Maka berdasarkan perhitungan nilai CBR dapat dipakai nilai CBR yang tertinggi yaitu 36,99 %

pada penetrasi 0.1”

Anda mungkin juga menyukai