Untuk pengujian sifat fisis tanah Kelurahan Fitu terdiri dari pengujian kadar air, berat isi,
analisa saringan, berat jenis serta batas-batas atterberg dengan hasil analisa sebagai berikut:
Hasil pengujian
No Macam pemeriksaan tanah
Titik 1 Titik 2 Titik 3
1 Kadar Air (%) 17,05 17,95 16,97
Core Cutter
2 a Berat Isi Basah (gr/cm) 1.65 1,68 1,67
b Berat isi kering 1,41 1,42 1,43
Analisa saringan
a Kerikil (%) 1,89 1,76 1
3
b Pasir (%) 78,1 76,7 75,9
c Lanau/lempung (%) 19,97 21,56 23,17
4 Berat jenis (GS) 2,11 2,23 2,22
Atterberg
a LL (%) 35,77 37,12 39,81
5
b PL (%) 23,66 24,50 28,88
c IP (%) 12,10 12,62 10,92
Dari tabel 4.1 di atas menunjukan bahwa tanah pada titik 1 tersebut berbutir kasar
dimana <35% tanah yang lolos saringan No. 200 yakni sebanyak 19,97 %. Dengan batas cair
sebesar 35,77 % serta indeks plastisitas sebesar 12,62%, maka menurut AASTHO, tanah
tersebut adalah termasuk dalam kelompok A-2 yang artinya adalah pasir lanauan atau
lempungan.
Kemudian tanah pada titik 2 tergolong dalam tanah berbutir kasar dimana <35% tanah
yang lolos saringan No. 200 yakni sebanyak 21,56 %. Dengan batas cair sebesar 37,12%
serta indeks plastisitas sebesar 12,62 %, maka menurut AASTHO, tanah tersebut termasuk
dalam kelompok A–2 yang artinya adalah pasir lanauan atau lempungan.
Sedangkan tanah pada titik 3 tergolong dalam tanah kasar dimana <35% tanah yang
lolos saringan No. 200 yakni sebanyak 23,17 %. dengan batas cair sebesar 39,81 %, serta
indeks plastisitas sebesar 10,92 %, maka menurut AASTHO, tanah tersebut adalah termasuk
Untuk pengujian sifat fisis tanah Kelurahan Fitu terdiri dari pengujian kuat geser tanah,
f(x) = 0.41 x + 0
0.5
0.0
0 1 2
Pada tabel 4.2 menunjukan hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada
pengujian tanah pada Fitu titik 1 didapatkan nilai kohesi (c) = 0.0017 kg/cm 2 dan nilai sudut
0.5
0.0
0 1 2
Gambar 4.2 grafik hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada pengujian kuat
Pada tabel 4.2 menunjukan hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada
pengujian tanah pada Fitu titik 1 didapatkan nilai kohesi (c) = 0.011 kg/cm 2 dan nilai sudut
1.0
c. Kuat geser pada fitu titik 3
Shear stress, t kg/cm2
0.5
0.0
0 1 2
Gambar 4.3 grafik hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada pengujian kuat
geser tanah pada Fitu titik 1
Pada tabel 4.2 menunjukan hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada
pengujian tanah pada Fitu titik 1 didapatkan nilai kohesi (c) = 0.04 kg/cm 2 dan nilai sudut
1.80
1.40
1.00
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kadar Air (%)
Pada tabel 4.2 menunjukan pemadatan proctor untuk Fitu titik 1, maka didapatkan
kadar air optimum (OMC) sebesar 17,5 % pada berat volume kering tanah (MDD)
b. P
B e r a t V o lu m e K e r in g ( γ d r y )
1.80
1.40 m
Pada tabel 4.2 menunjukan pemadatan proctor untuk Fitu titik 1, maka didapatkan
kadar air optimum (OMC) sebesar 19,65 % pada berat volume kering tanah (MDD)
c. P
B e r a t V o lu m e K e r in g ( γ d r y )
1.80
1.40 m
f(x) = − 0.01 x² + 0.11 x + 1.13
a
1.00
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
d
Kadar Air (%)
kadar air optimum (OMC) sebesar 17% pada berat volume kering tanah (MDD)
2. Pengujian CBR
3000
2000
1000
0
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60
Penurunan (inchi)
Pada tabel 4.2 menunjukan Nilai CBR Fitu titik 1, penetrasi 0.1” sebesar 36,83 %
dan nilai CBR pada penetrasi 0,2” sebesar 37,04 % dimana kadar air sebesar 13,76 %. Maka
berdasarkan perhitungan nilai CBR dapat dipakai nilai CBR yang tertinggi yaitu 37,04 % pada
penetrasi 0.2”
3000
b. CBR Fitu titik 2
f(x) = − 8509.07 x² + 8516.56 x + 349.3
B e b a n (lb s)
2000
1000
0
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60
Penurunan (inchi)
Pada tabel 4.2 menunjukan Nilai CBR Fitu titik 1, penetrasi 0.1” sebesar 37,19 %
dan nilai CBR pada penetrasi 0,2” sebesar 38,05 % dimana kadar air sebesar 13,47 %. Maka
berdasarkan perhitungan nilai CBR dapat dipakai nilai CBR yang tertinggi yaitu 38,05 % pada
penetrasi 0.2”
3000
c. CBR Fitu titik 3
f(x) = − 6147.3 x² + 7311.08 x + 403.25
B e b a n (l b s )
2000
1000
0
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60
Penurunan (inchi)
Pada tabel 4.2 menunjukan Nilai CBR Fitu titik 1, penetrasi 0.1” sebesar 35,76 %
dan nilai CBR pada penetrasi 0,2” sebesar 35,99 % dimana kadar air sebesar 13,92 %. Maka
berdasarkan perhitungan nilai CBR dapat dipakai nilai CBR yang tertinggi yaitu 35,99 % pada
penetrasi 0.2”.
Untuk pengujian sifat fisis tanah Kelurahan Kalumata terdiri dari pengujian kadar air, berat
isi, analisa saringan, berat jenis serta batas-batas atterberg dengan hasil analisa sebagai
berikut:
Hasil pengujian
No Macam pemeriksaan tanah
Titik 1 Titik 2 Titik 3
1 Kadar Air (%) 18,13 22.5 18,34
2 Core Cutter
a Berat Isi Basah (gr/cm) 1.65 1,67 1,77
b Berat isi kering 1,46 1,37 1,49
Analisa saringan
a Kerikil (%) 0,3 0 4,6
3
b Pasir (%) 80,5 77,1 72,3
c Lanau/lempung (%) 19,18 22,94 23,05
4 Berat jenis (GS) 2,31 2,83 2,15
Atterberg
a LL (%) 34,51 35,95
5 Non
b PL (%) 25,7 25,36
plastis
c IP (%) 8,8 10,59
Dari tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa tanah pada titik 1 tersebut berbutir kasar
dimana <35% tanah yang lolos saringan No. 200 yakni sebanyak 19,18 %. Dengan batas cair
sebesar 34,51 % serta indeks plastisitas sebesar 8,8 %, maka menurut AASTHO, tanah
tersebut adalah termasuk dalam kelompok A-2 yang artinya adalah pasir yang berlanau.
Kemudian tanah pada titik 2 tergolong dalam tanah berbutir kasar dimana <35% tanah
yang lolos saringan No. 200 yakni sebanyak 22,94 %. Dengan batas cair sebesar 35,95 %
serta indeks plastisitas sebesar 10,59 %, maka menurut AASTHO, tanah tersebut termasuk
Sedangkan tanah pada titik 3 tergolong dalam tanah berbutir kasar dimana <35% tanah
yang lolos saringan No. 200 yakni sebanyak 23,05 %. dengan batas cair sebesar 0 %, serta
indeks plastisitas sebesar 0 %, yang berarti tanah Non plastis maka menurut AASTHO, tanah
tersebut adalah termasuk dalam kelompok A-2 yang artinya adalah kerikil/pasir berlanau.
Untuk pengujian sifat fisis tanah Kelurahan Kalumata terdiri dari pengujian kuat geser
titik 1
Shear stress, t kg/cm2
f(x) = 0.36 x + 0
0.5
0.0
0 0.25 0.5 0.75 1 1.25 1.5 1.75 2
Gambar 4.10 grafik hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada pengujian kuat
Pada tabel 4.4 menunjukan hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada
pengujian tanah pada Kalumata titik 1 didapatkan nilai kohesi (c) = 0.004 kg/cm 2 dan nilai
1.0
S hea r s tre s s , t k g/c m 2
0.5
0.0
0 1 2
Pada tabel 4.4 menunjukan hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada
pengujian tanah pada Kalumata titik 2 didapatkan nilai kohesi (c) = 0.036 kg/cm 2 dan nilai
1.0
c. Kuat geser pada Kalumata
Shear stress, t kg/cm2
0.5
f(x) = 0.32 x + 0.03
titik 3
0.0
0 1 2
Gambar 4.12 grafik hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada pengujian kuat
Pada tabel 4.4 menunjukan hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada
pengujian tanah pada Kalumata titik 3 didapatkan nilai kohesi (c) = 0.03 kg/cm 2 dan nilai
a.
1.40
a.
f(x) = − 0.01 x² + 0.05 x + 1.3
a.
1.00
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Kadar Air (%)
a.
Pada tabel 4.4 menunjukan pemadatan proctor Kalumata titik 1, maka didapatkan kadar
air optimum (OMC) sebesar 19,7 % pada berat volume kering tanah (MDD) sebesar
1,3405 gr/cm³.
1.80
1.40
1.00
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Kadar Air (%)
Gambar 4.14 Grafik pengujian pemadatan tanah Kalumata titik 2
Pada tabel 4.4 menunjukan pemadatan proctor Kalumata titik 2, maka didapatkan kadar
air optimum (OMC) sebesar 17,7 % pada berat volume kering tanah (MDD) sebesar
1,361 gr/cm³.
B e r a t V o lu m e K e r in g ( γ d r y )
ad
1.20
0.80
at
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Kadar Air (%)
an
Pada tabel 4.4 menunjukan pemadatan proctor Kalumata titik 3, maka didapatkan kadar
air optimum (OMC) sebesar 24,8 % pada berat volume kering tanah (MDD) sebesar
1,33 gr/cm³.
3. Pengujian CBR
3000
a. CBR Kalumata titik 1
B e b a n ( lb s )
1000
0
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60
Penuruna n (inchi)
Gambar 4.16 Grafik pengujian CBR Kalumata titik 1
Pada tabel 4.4 menunjukan Nilai CBR Kalumata titik 1, penetrasi 0.1” sebesar 31,9
% dan nilai CBR pada penetrasi 0,2” sebesar 31,86 % dimana kadar air sebesar 13,50 %.
Maka berdasarkan perhitungan nilai CBR dapat dipakai nilai CBR yang tertinggi yaitu 31,9 %
2000
1000
0
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60
Penurunan (inchi)
Pada tabel 4.4 menunjukan Nilai CBR Kalumata titik 2, penetrasi 0.1” sebesar 39,79
% dan nilai CBR pada penetrasi 0,2” sebesar 39,76 % dimana kadar air sebesar 15,29 %.
Maka berdasarkan perhitungan nilai CBR dapat dipakai nilai CBR yang tertinggi yaitu 39,79 %
2000
3
1000
0
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60
Penurunan (inchi)
Gambar 4.18 Grafik pengujian CBR Kalumata titik 3
Pada tabel 4.4 menunjukan Nilai CBR Kalumata titik 1, penetrasi 0.1” sebesar 39,20
% dan nilai CBR pada penetrasi 0,2” sebesar 38,85 % dimana kadar air sebesar 21,48 %.
Maka berdasarkan perhitungan nilai CBR dapat dipakai nilai CBR yang tertinggi yaitu 39,2 %
Untuk pengujian sifat fisis tanah Kelurahan Tobenga terdiri dari pengujian kadar air, berat
isi, analisa saringan, berat jenis serta batas-batas atterberg dengan hasil analisa sebagai
berikut:
Hasil pengujian
No Macam pemeriksaan tanah
Titik 1 Titik 2
1 Kadar Air (%) 17,17 19,24
Core Cutter
2 a Berat Isi Basah (gr/cm) 1,62 1,61
b Berat isi kering 1,38 1,35
Analisa saringan
a Kerikil (%) 3,09 2,12
3
b Pasir (%) 69,9 76,1
c Lanau/lempung (%) 26,97 21,82
4 Berat jenis (GS) 2,04 2,16
Atterberg
a LL (%) 40,41 37,21
5
b PL (%) 26,87 25,68
c IP (%) 13,53 11,52
Dari tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa tanah pada titik 1 tersebut berbutir kasar
dimana <35% tanah yang lolos saringan No. 200 yakni sebanyak 26,97 %. Dengan batas cair
sebesar 40,41 % serta indeks plastisitas sebesar 13,53%, maka menurut AASTHO, tanah
tersebut adalah termasuk dalam kelompok A-2 yang artinya adalah pasir berlempung.
Kemudian tanah pada titik 2 tergolong dalam tanah berbutir kasar dimana <35% tanah
yang lolos saringan No. 200 yakni sebanyak 21,82 %. Dengan batas cair sebesar 37,21%
serta indeks plastisitas sebesar 11,52 %, maka menurut AASTHO, tanah tersebut termasuk
Untuk pengujian sifat fisis tanah Kelurahan Tobenga terdiri dari pengujian kuat geser
0.4
0.2
0.0
0 0.25 0.5 0.75 1 1.25 1.5 1.75 2
Pada tabel 4.6 menunjukan hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada
pengujian tanah pada Tobenga titik 1 didapatkan nilai kohesi (c) = 0.0146 kg/cm 2 dan nilai
0.5
0.0
0 1 2
Gambar 4.20 grafik hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada pengujian kuat
Pada tabel 4.6 menunjukan hubungan tegangan geser dengan tegangan normal pada
pengujian tanah pada Fitu titik 1 didapatkan nilai kohesi (c) = 0.014 kg/cm 2 dan nilai sudut
2.00
a. Pema
Berat Volum e Kering (γdry)
1.80
datan
1.60
pada
1.40
1.00
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kadar Air (%)
Tobenga titik 1
Pada tabel 4.6 menunjukan pemadatan proctor Tobenga titik 1, maka didapatkan kadar
air optimum (OMC) sebesar 15 % pada berat volume kering tanah (MDD) sebesar
1,34 gr/cm³.
1.80
OMC = 15,87°
MDD = 1,406gr/cm3
1.60
1.40
1.00
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kadar Air (%)
Gambar 4.5 Grafik pengujian pemadatan tanah Tobenga titik 2
Pada tabel 4.6 menunjukan pemadatan proctor Tobenga titik 2, maka didapatkan kadar
air optimum (OMC) sebesar 15,87 % pada berat volume kering tanah (MDD) sebesar
1,4 06 gr/cm³.
3. Pengujian CBR
3000
d. CBR Tobenga titik 1
2500
1500
1000
500
0
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60
Penurunan (inchi)
Pada tabel 4.6 menunjukan Nilai CBR Tobenga titik 1, penetrasi 0.1” sebesar 34,72
% dan nilai CBR pada penetrasi 0,2” sebesar 34,51 % dimana kadar air sebesar 11 %. Maka
berdasarkan perhitungan nilai CBR dapat dipakai nilai CBR yang tertinggi yaitu 34,72 % pada
penetrasi 0.1”
1500
1000
500
0
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60
Penurunan (inchi)
Gambar 4.8 Grafik pengujian CBR Tobenga titik 2
Pada tabel 4.6 menunjukan Nilai CBR Tobenga titik 1, penetrasi 0.1” sebesar 36,99
% dan nilai CBR pada penetrasi 0,2” sebesar 36,50 % dimana kadar air sebesar 12,05 %.
Maka berdasarkan perhitungan nilai CBR dapat dipakai nilai CBR yang tertinggi yaitu 36,99 %