Anda di halaman 1dari 1

Nama : Irma Riswana

NIM : 1908016096

Dosen : Eko Sugiharto,S.Pi,M,Si

Matkul : ISBD

Bentuk peradaban di masyarakat

Sejatinya sebuah peradaban timbul dari perdebatan yang diskursif, setiap ide punya hak untuk terus
bertarung dalam pacuan hidup manusia. Dialektika peradaban ini terbentuk dari tesis-antitesis-sintesis
hingga pada waktunya nanti argumentasi yang kuat akan merajai peradaban.

Orde ini seolah kejutan besar bagi peradaban yang telah lama terjerembab dalam struktur dogmatik
gereja. Tak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa masa baru akan menggantikan peradaban yang
disangka sudah absolut dan final. Masa itu adalah “deklarasi” kebebasan manusia atas dogma Tuhan.
Seiring kebebasan tersebut, narasi besar telah digaungkan, perubahan pemikiran ini hidup dalam
perdebatan. Pada kondisi demikian sosiologi lalu lahir sebagai ilmu pengetahuan.

Pada abad ini agama bukan lagi kekuatan yang melembaga semua bidang masyarakat, melainkan
kecerdasan manusia. Masyarakat baru akan dibangun atas dasar suatu perencanaan rasional yang dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Dialektika yang ada telah membawa ilmu sosial terus melebarkan
pengaruhnya ke seluruh Eropa, para filsuf sosial dan mazhab telah mermunculan dan berkembang dimana
mana, hingga kini yang paling terkenal adalaha mazhab Frankfurt.

Di Indonesia belum memiliki peradaban yang panjang layaknya negara-negara maju hari ini. Indonesia
belum berumur seabad, sedangkan negara-negara maju telah memiliki pengalaman panjang yang
mungkin kita baru rasakan hari ini seperti perang identitas, HAM yang tidak terselesaikan, hukum yang
menguntungkan kelompok tertentu, dan bahkan korupsi yang mengakar.

Kita selama ini telah dibuat hancur dan bobrok pada masa Orde Lama dan Orde Baru, maka sejak
reformasi sampai hari ini kita sedang membangun kembali pondasi negara ini.  Sehingga kita tidak bisa
langsung berharap Indonesia menjadi negara yang maju seperti negara-negara Eropa ataupun Amerika
hari ini. Konflik ataupun perbedaan pendapat adalah hal yang wajar pada proses menjadi lebih baik ini.
Maka disini kita harus lebih rasional dalam memahami Indonesia hari ini, kita tidak bisa hanya menghujat
dan berkoar tanpa aksi kalau hanya di media social.

Bersamaan dengan revolusi industri, manusia memasuki zaman baru modernisasi. Terciptanya mesin
manufaktur, pertanian, lokomotif dan otomotif, serta transportasi adalah cikal bakal infrastruktur modern
yang dikenal saat ini. Akal dan panca indera telah menghantarkan manusia pada gerbang peradaban yang
sebelumnya tidak dapat disangka-sangka akan terjadi. Kehadiran modernitas digadang-gadang oleh para
pelakunya sebagai sebuah solusi atas kemandegan berfikir dunia. Pada kenyataannya, modernitas dengan
segala konsekuensinya justru menghadirkan persoalan-persoalan baru. Kehadiran teknologi dan informasi
sebagai efek dari modernitas justru membawa manusia pada penjara baru, nilai humanisme kian raib,
manusia dibendakan dan begitu juga sebaliknya.

karena peradaban ini tidak hanya untuk kita yang hidup hari ini, tapi untuk generasi-generasi yang
akan datang. Maka dapat kita simpulkan peradaban akan menjawab dengan kondisi kita hari ini,
mendorong kemunduran atau mendukung kemajuan? Maka peradabanlah yang akan menjawab itu semua.

Anda mungkin juga menyukai