Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL (ISOS)

Dosen pembimbing: Ns. Evin Novianti, M.Kep, Sp. Kep. J

Disusun Oleh:

Nama : Davita Aprilia Pratiwi


NIM : 2010721046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
JAKARTA
2020
I. KASUS (MASALAH UTAMA)
Isolasi Sosial
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu
mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu
berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Isolasi sosial merupakan
keadaan ketika individu atau kelompok memiliki kebutuhan atau
hasrat untuk memiliki keterlibatan kontak dengan orang, tetapi tidak
mampu membuat kontak tersebut (Carpenito- Moyet, 2009).
Gangguan isolasi sosial dapat terjadi karena individu merasa ditolak,
tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang
berarti dengan orang lain.

Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu mengalami


penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan
orang lain di sekitarnya (Yosep,Sutini, 2014).

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


A. Faktor Predisposisi
Menurut Fitria (2009) faktor predisposisi yang mempengaruhi
masalahisolasi sosial yaitu:
1) Faktor tumbuh kembang
Pada setiap tahap tumbuh kembang terdapat tugas –
tugasperkembangan yangharus terpenuhi agar tidak terjadi gangguan
dalam hubungan sosial.Apabila tugas tersebut tidak terpenuhi maka
akan menghambat fase perkembangan sosial yang nantinya dapat
menimbulkan suatu masalah.

Tabel 1. Tugas perkembangan berhubungan dengan


pertumbuhaninterpersonal (Stuart dan Sundeen, dalam Fitria,2009).
Tahap Tugas
perkembangan
Masa bayi Menetapkan rasa percaya
Masa bermain Mengembangkan otonomi dan awal
perilaku mandiri
Masa prasekolah Melajar menunjukan inisiatif, rasa
tanggung jawab, dan hati nurani
Masa sekolah Belajar berkompetisi, bekerja sama, dan
berkompromi
Masa praremaja Menjalin hubungan intim dengan teman
sesama jenis kelamin
Masa dewasa muda Menjadi saling bergantung antara orang
tua dan teman, mencari pasangan,
menikah dan mempunyai anak
Masa tenga baya Belajar menerima hasil kehidupan yang
sudah dilalui
Masa dewasa tua Berduka karena kehilangan dan
mengembangkan

perasaan ketertarikan dengan budaya

2) Faktor komunikasi dalam keluarga

Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor


pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Dalam
teori ini yang termasuk masalah dalam berkomunikasi sehingga
menimbulkan ketidakjelasan (double bind) yaitu suatu keadaan
dimana seorang anggota keluarga menerima pesan yang saling
bertentangan dalam waktu bersamaan atau ekspresi emosi yang
tinggi dalam keluarga yang menghambat untuk hubungan dengan
lingkungan diluar keluarga.
3) Faktor sosial budaya
Norma-norma yang salah didalam keluarga atau lingkungan dapat
menyebabkan hubungan sosial, dimana setiap anggota keluarga
yang tidak produktif seperti lanjut usia, berpenyakit kronis dan
penyandang cacat diasingkan dari lingkungan sosialnya.
4) Faktor biologis
Faktor biologis juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh
yang dapat mempengaruhi gangguan hubungan sosial adalah otak,
misalnya pada klien skizfrenia yang mengalami masalah dalam
hubungan memiliki struktur yang abnormal pada otak seperti atropi
otak, serta perubahan ukuran dan bentuk sel-sel dalam limbic dan
daerah kortikal.

B. Faktor Presipitasi
Menurut Herman Ade (2011) terjadinya gangguan hubungan sosial
juga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal seseorang. Faktor
stressor presipitasi dapat dikelompokan sebagai berikut:
1) Faktor eksternal
Contohnya adalah stressor sosial budaya, yaitu stress
yangditimbulkan oleh faktor sosial budaya seperti keluarga.
2) Faktor internal
Contohnya adalah stressor psikologis, yaitu stress yang terjadi
akibat kecemasan atau ansietas yang berkepanjangan dan terjadi
bersamaan dengan keterbatasan kemampuan individu untuk
mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi akibat tuntutan untuk
berpisah dengan orang terdekat atau tidak terpenuhi kebutuhan
individu.

C. Mekanisme koping
Mekanisme koping digunakan klien sebagai usaha mengatasi
kecemasan yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengncam
dirinya. Kecemasan koping yang sering digunakan adalah regresi,
represi, dan isolasi. Sedangkan contoh sumber koping yang dapat
digunakan misalnya keterlibatan dalam hubungan yang luas dalam
keluarga dan teman, hubungan dengan hewan peliharaan, menggunakan
kreativitas untuk mengekspresikan stress interpersonal seperti kesenian,
musik, atau tulisan, (Stuart and Sundeen, 1998)

D. Rentang respon

1. Respons Adaptif
Respons Adaptif adalah respons individu menyelesaikan suatu
hal dengan cara yang dapat diterima oleh norma-norma masyarakat.
Menurut Sujono & Teguh (2009) adaptif adalah:
a) Menyendiri (Solitude)
Respons yang dilakukan individu dalam merenungkan hal
yang telah terjadi atau dilakukan dengan tujuan mengevaluasi
diri untuk kemudian menentukan rencana-rencana.
b) Otonomi
Kemampuan individu dalam menyampaikan ide, pikiran,
perasaan dalam hubungan sosial. Individu mampu menetapkan
diri untuk interpenden dan pengaturan diri.
c) Kebersamaan (Mutualisme)
Kemampuan atau kondisi individu dalam hubungan
interpersonal dimana individu mampu untuk saling memberi dan
menerima dalam hubungan sosial.
d) Saling ketergantungan (Interdependen)
Suatu hubungan saling bergantung antara satu individu
dengan individu lain dalam hubungan sosial atau

2. Respons Maladaptif
Respons maladaptif adalah respons individu dalam
menyelesaikan masalah dengan cara yang bertentangan dengan
norma agama dan masyarakat. Menurut Sujono & Teguh (2009)
respons maladaptif adalah:
a) Manipulasi
Gangguan sosial yang menyebabkan individu
memperlakukan sebagai objek, dimana hubungan terpusat pada
pengendalian masalah orang lain dan individu cenderung
berorientasi pada diri sendiri. Sikap mengontrol digunakan
sebagai pertahanan terhadap kegagalan atau frustasi yang dapat
digunakan sebagai alat berkuasa atas orang lain.
b) Impulsif
Respons sosial yang ditandai dengan individu sebagai
subjek yang tidak dapat diduga, tidak dapat dipercaya, tidak
mampu merencanakan, tidak mampu untuk belajar dari
pengalaman, dan tidak dapat melakukan penilaian secara
objektif.
c) Narsisme
Respon sosial ditandai dengan individu memiliki tingkah
laku egosentris, harga diri yang rapuh, terus menerus berusaha
mendapatkan penghargaan dan mudah marh jika tidka mendapat
dukungan dari orang lain.
III. A. POHON MASALAH

Resiko perubahan Sensori persepsi : halusinasi

Isolasi sosial Defisit perwatan diri

Gangguan Konsep diri :


Harga diri rendah kronis

B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji

Data yang perlu dikaji Masalah Keperawatan


Data Subyektif Isolasi Sosial
a) Klien mengatakan saya
tidak mampu.
b) Klien mengatakan tidak
bisa.
c) Klien mengatakan tidak
tahu apa-apa.
d) Klien mengatakan
dirinya bodoh.
e) Klien mengungkapkan
perasaan malu terhadap diri sendiri.

Data Obyektif
a) Klien tampak lebih suka sendiri.
b) Klien tampak bingung.
c) Klien berkeinginan mencederai diri/
ingin mengakhiri hidup.
d) Klien terlihat apatis.
e) Ekspresi wajah klien sedih.
f) Klien sering melamun.
g) Afek klien tumpul.
h) Klien tampak banyak diam.
i) Komunikasi klien kurang atau tidak
ada.
j) Kontak mata klien kurang.

Data Subjektif : Gangguan persepsi


a) Mengungkapkan mendengar bunyi sensori : halusinasi
yang tidak berhubungan dengan
stimulus nyata.
b) Mengungkapkan melihat gambaran
tanpa stimulus nyata
c) Mengatakan mencium bau tanpa
stimulus nyata
d) Merasa makan sesuatu
e) Merasa ada sesuatu dikulitnya
f) Merasa takut pada suara/
bunyi/gambar
g) Ingin memukul atau melempar

Data Objektif :
a) Berbicara dan tertawa sendiri
b) Bersikap seperti mendengar atau
melihat sesuatu
c) Berhenti bicara ditengah kalimat
untuk mendengarkan sesuatu
d) Disorientasi
Data Subjektif Harga diri rendah
a) Mengungkapkan tidak mampu dan
tidak bisa, tidak tau apa – apa
b) Mengkritik diri sendiri
c) Mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri

Data Objektif
a) Tampak lebih suka sendiri
b) Bingung bila diminta memilih
alternatif tindakan
(Budi Anna Keliat, 1999).

IV. Diagnosa keperawatan


1. Gangguan Isolasi Sosial : Menarik Diri
2. Gangguan perubahan persepsi sensori : Halusinasi
3. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

V. Rencana tindakan keperawatan

Dx Perencanaan Rasional
Keperawat Tujuan Kriteria Intervensi
an Evaluasi

Isolasi TUM:
sosial Hubungan
Klien dapat saling percaya
berinteraksi merupakan
dengan dasar yang kuat
orang lain bagi klien dalam
mengekspresika
n perasaan.
TUK: 1. Setelah 1 1.1.Bina
 Menunju
1. Klien X interaksi hubungan
kkan keramahan
dapat klien saling
dan sikap
membina menunjukka percaya
bersahabat
hubungan n tanda- dengan:
 Agar kita
saling tanda
 Beri tidak ragu
percaya percaya
salam kepada perawat
kepada /
setiap  Penerimaan
terhadap
berinte yang sesuai
perawat: raksi.
 Perken dengan keadaan
o Waja alkan yang sebenarnya
h cerah, nama, dapat
tersenyum nama meningkatkan
o Mau panggi keyakinan pada
berkenalan lan klien serta
o Ada perawa merasa adanya
kontak mata t dan suatu pengakuan
o Berse tujuan  Perhatian
dia perawa yang diberikan
menceritaka t dapat
n perasaan berken meningkatkan
o Berse alan harga diri pasien
dia  Tanya  Respon
mengungka kan mengkritik atau
pkan dan menyalahkan
masalahnya panggi dapat
o Berse l nama menimbulkan
dia kesuka adanya sikap
mengungka an penolakan.
pkan klien  Memberi
masalahnya  Tunjuk info tentang
kan kontrak waktu
sikap
jujur
dan
menep
ati
janji
setiap
kali
berinte
raksi
 Tanya
kan
perasa
an
klien
dan
masala
h yang
dihada
pi
kllien
 Buat
kontra
k
interak
si yang
jelas
 Denga
rkan
dengan
penuh
perhati
an
ekspre
si
perasa
an
klien
2. Klien 2.Setelah 1 2.1 Tanyakan Mengidentifikas
mampu x interaksi pada klien i penyebab klien
menyebutka klien dapat tentang: bergaul atau
n penyebab menyebutka dekat dengan
menarik diri n minimal  Orang orang lain dan
satu yang penyebab klien
penyebab tinggal tidak dekat
menarik diri seruma dengan orang
dari: h / lain serta
teman mekanisme
o d sekam koping yang
iri sendiri ar digunakan klien
o o klien dalam
rang lain  Orang menghadapi
o l yang masalahnya itu.
ingkungan paling
dekat  Bila
dengan klien sudah
klien mengungkapkan
di masalahnya
rumah/ akan
di mempermudah
ruang
perawa perawat
tan melaksanakan
 Apa asuhan
yang keperawatan
memb  Reinforc
uat ement positif
klien akan
dekat meningkatkan
dengan harga diri klien
orang
tersebu
t
 Orang
yang
tidak
dekat
dengan
klien
di
rumah/
di
ruang
perawa
tan
 Apa
yang
memb
uat
klien
tidak
dekat
dengan
orang
tersebu
t
 Upaya
yang
sudah
dilaku
kan
agar
dekat
dengan
orang
lain
2.2
Diskusikan
dengan klien
penyebab
menarik diri
atau tidak
mau bergaul
dengan orang
lain.

2.3 Beri
pujian
terhadap
kemampuan
klien
mengungkap
kan
perasaannya

3. Klien 3. Setelah 3.1. Tanya


mampu 1 X kan pada  Tingkat
menyebutka interaksi klien pengetahuan
n dengan tentang : klien, membantu
keuntungan klien dapat  Manfa perawat
berhubunga menyebutka at mengarahkan
n sosial dan n hubun klien
kerugian keuntungan gan berhubungan
menarik berhubunga sosial. dengan orang
diri. n sosial,  Kerugi lain
misalnya an  Diharapk
o banya menari an klien mampu
k teman k diri. memilih
o tidak 3.2. Disku perilaku yang
kesepian sikan adaptif setelah
o bisa bersama mengetahui
diskusi klien keuntungan
o saling tentang bersosialisasi
manfaat dan kerugian
menolong,
berhubun
dan gan sosial
kerugian dan isolasi sosial.
menarik kerugian  Reinforc
diri, menarik ement positif
misalnya: diri. akan
3.3. Beri meningkatkan
o send pujian harga diri klien
iri terhadap
o kese kemampu
pian an klien
o tidak mengung
bisa diskusi kapkan
perasaann
ya.
4. Klien 4. Setelah 1 4.1
dapat X interaksi Observasi  Reinforc
melaksa klien dapat perilaku klien ement
nakan melaksanak saat diharapkan
hubunga an berhubungan dapat
n sosial hubungan sosial . meningkatkan
secara sosial rasa percaya diri
bertahap secara 4.2 Beri klien sehingga
bertahap motivasi dan ingin mengulang
dengan: bantu klien perbuatan yang
untuk serupa
o Pera berkenalan /  Menyada
wat berkomunika rkan klien
o Pera si dengan : bahwa
wat lain bersosialisasi itu
 Peraw
o Klie lebih baik
at lain
n lain daripada isolasi
 Klien
o Kelo sosial.
lain
mpok  Kelom
pok
4.3 Libatkan
klien dalam
Terapi
Aktivitas
Kelompok
Sosialisasi

4.4
Diskusikan
jadwal harian
yang dapat
dilakukan
untuk
meningkatka
n
kemampuan
klien
bersosialisasi

4.5 Beri
motivasi
klien untuk
melakukan
kegiatan
sesuai dengan
jadwal yang
telah dibuat.

4.6 Beri
pujian
terhadap
kemampuan
klien
memperluas
pergaulannya
melalui
aktivitas yang
dilaksanakan.

5. Klien 5. Setelah 15.3 Diskusika 5.5


mampu X interaksi n dengan
menjelas klien dapat klien tentang
kan menjelaskan perasaannya
perasaan perasaannya setelah
nya setelah berhubungan
setelah berhubunga sosial dengan
berhubu n sosial
:
ngan dengan :  Orang
sosial. lain
o Oran  Kelom
g lain pok
o Kelo 5.4 Beri
mpok pujian
terhadap
kemampuan
klien
mengungkap
kan
perasaannya.
6. Klien 6.1. Setel 6.1.
mendapat ah 1 X Diskusikan  Dukunga
dukungan pertemu pentingnya n keluarga
keluarga an peran serta berpengaruh
dalam keluarga keluarga terhadap
memperluas dapat sebagai perubahan
hubungan menjela pendukung perilaku klien.
sosial skan untuk  Agar
tentang : mengatasi keluarga
o Peng prilaku mengenali
ertian menarik diri. prilaku isolasi
menarik diri sosial sehingga
6.2. dapat
o Tan
Diskusikan mengantisipasi
da dan
potensi jika ada
gejala
keluarga keluarga yang
menarik diri
untuk mengalami hal
o Peny
membantu yang serupa.
ebab dan
klien  Mempers
akibat
mengatasi iapkan keluarga
menarik diri
perilaku untuk merawat
o Cara
menarik diri klien
merawat
klien 6.3. Jelaskan
menarik diri pada keluarga
6.2. Setelah tentang :
1 X
pertemuan  Penger
keluarga tian
dapat menari
mempraktek k diri
kan cara  Tanda
merawat dan
klien gejala
menarik menari
diri. k diri
 Penye
bab
dan
akibat
menari
k diri
 Cara
meraw
at
klien
menari
k diri
6.4. Latih
keluarga cara
merawat
klien menarik
diri.

6.5.
Tanyakan
perasaan
keluarga
setelah
mencoba cara
yang
dilatihkan

6.6. Beri
motivasi
keluarga agar
membantu
klien untuk
bersosialisasi.

6.7. Beri
pujian kepada
keluarga atas
keterlibatann
ya merawat
klien di
rumah sakit.
7. Klien 7.1. Setel 7.1. Disku 7.6. Membant
dapat ah 1x sikan dengan u dalam
memanfaatk interaksi klien tentang meningkatkan
an obat klien manfaat dan perasaan kendali
dengan menyebutka kerugian dan keterlibatan
baik. n; tidak minum dalam perawatan
 Manfaat obat, nama , kesehatan klien.
minum obat warna, dosis,
 Kerugia cara , efek
n tidak terapi dan
minum obat efek samping
 Nama,w penggunan
arna,dosis, obat
efek terapi 7.2. Pant
dan efek au klien saat
samping penggunaan
obat obat
7.2. Setel 7.3. Beri
ah ……..x pujian jika
interaksi klien
klien menggunaka
mendemont n obat
rasikan dengan benar
penggunaan 7.4. Disk
obat dgn usikan akibat
benar berhenti
7.3. Setel minum obat
ah ….x tanpa
interaksi konsultasi
klien dengan
menyebutka dokter
n akibat 7.5. Anjur
berhenti kan klien
minum obat untuk
tanpa konsultasi
konsultasi kepada
dokter dokter/peraw
at jika terjadi
hal – hal
yang tidak di
inginkan .
Dx Perencanaan
Keperawata Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
n Evaluasi
Halusinasi TUM
(lihat/dengar
Tuk 1 :
/penghidu/ra
ba/kecap) Klien 1. Setelah….. x 1. Bina hubungan
dapat interaksi saling percaya dengan
klien menggunakan prinsip
membina
menunjukkan komunikasi terapeutik :
hubungan
tanda – tanda  Sapa klien dengan ramah
saling percaya
percaya baik verbal maupun non
kepada verbal
perawat :  Perkenalkan nama, nama
 Ekspresi wajah panggilan dan tujuan perawat
bersahabat. berkenalan
 Menunjukkan  Tanyakan nama lengkap dan
rasa senang. nama panggilan yang disukai
 Ada kontak klien
mata.  Buat kontrak yang jelas
 Mau berjabat  Tunjukkan sikap jujur dan
tangan. menepati janji setiap kali
 Mau interaksi
menyebutkan  Tunjukan sikap empati dan
nama. menerima apa adanya
 Mau  Beri perhatian kepada klien
menjawab dan perhatikan kebutuhan
salam. dasar klien
 Mau duduk  Tanyakan perasaan klien dan
berdampingan masalah yang dihadapi klien
dengan  Dengarkan dengan penuh
perawat. perhatian ekspresi perasaan
 Bersedia klien
mengungkapka
n masalah
yang dihadapi.
TUK 2 : 2.1 Setelah ….. 2.1.1 Adakan kontak sering dan
Klien x interaksi singkat secara bertahap
dapat klien 2.1.2 Observasi tingkah laku
mengenal menyebutka klien terkait dengan
halusinasi n: halusinasinya (* dengar
nya o Isi /lihat /penghidu /raba
o Waktu /kecap), jika menemukan
o Frekunsi klien yang sedang
halusinasi :
o Situasi  Tanyakan apakah klien
dan kondisi mengalami sesuatu
yang (halusinasi dengar/ lihat/
menimbulkan penghidu /raba/ kecap )
halusinasi  Jika klien menjawab ya,
tanyakan apa yang sedang
dialaminya
 Katakana bahwa perawat
percaya klien mengalami hal
tersebut, namun perawat
sendiri tidak mengalaminya
( dengan nada bersahabat
tanpa menuduh atau
menghakimi)
 Katakan bahwa ada klien lain
yang mengalami hal yang
sama.
 Katakan bahwa perawat akan
membantu klien
2.1.3 Jika klien tidak sedang
berhalusinasi klarifikasi
tentang adanya
pengalaman halusinasi,
diskusikan dengan klien :
 Isi, waktu dan frekuensi
terjadinya halusinasi (pagi,
siang, sore, malam atau
sering dan kadang – kadang )
 Situasi dan kondisi yang
menimbulkan atau tidak
menimbulkan halusinasi
2.2 Setelah…..x 2.2.1 Diskusikan dengan klien
interaksi apa yang dirasakan jika
klien terjadi halusinasi dan beri
menyatakan kesempatan untuk
perasaan dan mengungkapkan
responnya perasaannya.
saat 2.2.2 Diskusikan dengan klien
mengalami apa yang dilakukan untuk
halusinasi : mengatasi perasaan
 Marah tersebut.
 Takut 2.2.3 Diskusikan tentang
 Sedih dampak yang akan
 Senang dialaminya bila klien
 Cemas menikmati halusinasinya.
 Jengkel
TUK 3 : 3.1. Setelah 3.1. Identifikasi bersama klien
Klien ….x
cara atau tindakan yang
dapat interaksi dilakukan jika terjadi
mengontr klien
halusinasi (tidur, marah,
ol menyebutkan
halusinasi tindakan menyibukan diri dll)
nya yang
biasanya
dilakukan 3.2. Diskusikan cara yang
untuk
digunakan klien,
mengendalik
an  Jika cara yang digunakan
halusinasiny adaptif beri pujian.
a  Jika cara yang digunakan
3.2. Setelah maladaptif diskusikan
…..x kerugian cara tersebut
interaksi 3.3. Diskusikan cara baru
klien
menyebutkan untuk memutus/ mengontrol
cara baru timbulnya halusinasi :
mengontrol
halusinasi  Katakan pada diri sendiri
bahwa ini tidak nyata (“saya
3.3. Setelah tidak mau dengar/ lihat/
….x penghidu/ raba /kecap pada
interaksi saat halusinasi terjadi)
klien dapat  Menemui orang lain
memilih dan (perawat/teman/anggota
memperagak keluarga) untuk menceritakan
an cara tentang halusinasinya.
mengatasi  Membuat dan melaksanakan
halusinasi jadwal kegiatan sehari hari
(dengar/lihat/ yang telah di susun.
penghidu/rab  Meminta keluarga/teman/
a/kecap ) perawat menyapa jika sedang
berhalusinasi.
3.4 Bantu klien memilih cara
yang sudah dianjurkan dan
latih untuk mencobanya.
3.5 Beri kesempatan untuk
melakukan cara yang dipilih
3.4. Setelah dan dilatih.
……x 3.6. Pantau pelaksanaan yang
interaksi telah dipilih dan dilatih , jika
klien berhasil beri pujian
melaksanaka 3.7. Anjurkan klien
n cara yang mengikuti terapi aktivitas
telah dipilih kelompok, orientasi realita,
untuk stimulasi persepsi
mengendalik
an
halusinasiny
a
3.5. Setelah
…X
pertemuan
klien
mengikuti
terapi
aktivitas
kelompok

TUK 4 : 4.1. Setelah 4.1 Buat kontrak dengan 5.1


Klien …X keluarga untuk pertemuan (
dapat pertemuan waktu, tempat dan topik )
dukungan keluarga, 4.2 Diskusikan dengan keluarga
dari keluarga ( pada saat pertemuan
keluarga menyatakan keluarga/ kunjungan rumah)
dalam setuju untuk a. Pengertian halusinasi
mengontr mengikuti b. Tanda dan gejala halusinasi
ol pertemuan c. Proses terjadinya halusinasi
halusinasi dengan d. Cara yang dapat dilakukan
nya perawat klien dan keluarga untuk
4.2. Setelah memutus halusinasi
……x e. Obat- obatan halusinasi
interaksi f. Cara merawat anggota
keluarga keluarga yang halusinasi di
menyebutka rumah ( beri kegiatan, jangan
n pengertian, biarkan sendiri, makan
tanda dan bersama, bepergian bersama,
gejala, memantau obat – obatan dan
proses cara pemberiannya untuk
terjadinya mengatasi halusinasi )
halusinasi g. Beri informasi waktu kontrol
dan ke rumah sakit dan
tindakan bagaimana cara mencari
untuk bantuan jika halusinasi tidak
mengendali tidak dapat diatasi di rumah
kan
halusinasi

TUK 5 : 5.1. Setelah 5.1 Diskusikan dengan klien


Klien ……x tentang manfaat dan
dapat interaksi kerugian tidak minum obat,
memanfa klien nama , warna, dosis, cara ,
atkan menyebutka efek terapi dan efek
obat n; samping penggunan obat
dengan o Manfaat 5.2 Pantau klien saat
baik minum penggunaan obat
obat 5.3 Beri pujian jika klien
o Kerugian menggunakan obat dengan
tidak benar
minum 5.4 Diskusikan akibat berhenti
obat minum obat tanpa konsultasi
o Nama,war dengan dokter
na,dosis, 5.5 Anjurkan klien untuk
efek konsultasi kepada
terapi dan dokter/perawat jika terjadi
efek hal – hal yang tidak di
samping inginkan .
obat
5.2. Setelah
……..x
interaksi
klien
mendemontr
asikan
penggunaan
obat dgn
benar
5.3. Setelah
….x
interaksi
klien
menyebutka
n akibat
berhenti
minum obat
tanpa
konsultasi
dokter

Perencanaan Rasional
Dx Tujuan Kriteria Intervensi
Evaluasi

Harga TUM:Klien
diri mengungkapka
rendah. n pandangan
positif untuk
masa depan dan
melanjutkan
tingkat fungsi
sebelumnya

1. Setelah … kali 1.1. Bina Hubungan


TUK: interaksi, klien hubungan saling
menunjukkan saling percaya
1. Klien dapat eskpresi wajah percaya merupakan
membina bersahabat, dengan dasar untuk
hubungan menun-jukkan meng- kelancaran
saling rasa senang, gunakan hubungan
percaya ada kontak prinsip interaksi
dengan mata, mau komunikasi selanjutnya
perawat. berjabat terapeutik :
tangan, mau
menyebutkan  Sapa
klien
nama, mau dengan
menjawab ramah
salam, klien baik
mau duduk verbal
berdampingan maupun
dengan non
verbal.
perawat, mau
 Perkenalk
mengutarakan an diri
masalah yang dengan
dihadapi. sopan.
 Tanyakan
nama
lengkap
dan nama
panggilan
yang
disukai
klien.
 Jelaskan
tujuan
pertemua
n.
 Jujur dan
menepati
janji.
 Tunjukan
sikap
empati
dan
menerima
klien apa
adanya.
 Beri
perhatian
dan
perhatika
n
kebutuha
n dasar
klien.
2. Klien dapat 2. Setelah … kali 2.1. Diskusikan Diskusikan
mengidentifi interaksi klien dengan klien tingkat
kasi aspek menyebutkan: tentang: kemampuan
positif dan klien seperti
kemampuan o Aspek  Aspek menilai
positif dan positif
yang yang realitas,
kemampu
dimiliki. an yang dimiliki kontrol diri
dimiliki klien, atau
klien. keluarga, integritas ego
o Aspek lingkunga sebagai dasar
positif n. asuhan
keluarga.  Kemamp
keperawatan.
o Aspek uan yang
positif dimiliki
lingkung- klien.
an klien.
2.2 Bersama Reinforceme
klien buat nt positif
daftar tentang:
akan
 Aspek
positif meningkatka
klien, n harga diri.
keluarga,
lingkunga
n.
 Kemampu
an yang
dimiliki
klien. Pujian yang
2.3. Beri
realistis tidak
pujian yang
realistis, menyebabkan
hindarkan melakukan
memberi kegiatan
penilaian hanya karna
negatif. ingin
mendapat
pujian.

3. Klien dapat 3. Setelah … kali 3.1. Diskusikan Keterbukaan


me-nilai interaksi klien dengan klien dan
kemampuan menyebutkan kemampuan pengertian
yang dapat
yang dimiliki kemampuan tentang
dilaksanakan.
un-tuk yang dapat kemampuan
dilaksanakan dilaksanakan. yang dimiliki
adalah
prasyarat
untuk
3.2. Diskusikan berubah.
kemampuan
yang dapat
dilanjutkan
pelaksanaann Pengertian
ya. tentang
kemampuan
yang dimiliki
diri motivasi
untuk tetap
mempertahan
kan
penggunaann
ya

4. Klien dapat 4. Setelah … kali 4.1. Rencanakan Klien adalah


merencanaka interaksi klien bersama individu yang
n kegiatan membuat klien bertanggung
sesuai rencana aktivitas jawab
dengan kegiatan harian yang dapat terhadap
kemampuan dilakukan dirinya
yang dimiliki setiap hari sendiri.
sesuai
kemampuan
klien:

 kegiatan
mandiri.
 kegiatan
dengan
bantuan
sebagian.
 Kegiatan
yang
membutuh
kan
bantuan
total Klien perlu
4.2. Tingkatkan
bertindak
kegiatan
secara
sesuai
realistis
kondisi klien.
dalam
kehidupanny
a.
4.3. Beri contoh
cara Contoh peran
pelaksanaan yang dilihat
kegiatan klien akan
yang dapat memotivasi
klien klien untuk
lakukan. melaksanaka
n kegiatan.

5. Klien dapat 5. Setelah … kali 5.1. Anjurkan Memberi


melakukan interaksi klien klien untuk kan
kegiatan melakukan melaksanakan kesempatan
kegiatan yang kepada klien
sesuai kegiatan sesuai
telah mandiri di
rencana yang jadual yang direncanakan. rumah
dibuat. dibuat.
5.2. Pantau Memberikan
kegiatan yang kesempatan
dilaksanakan kepada klien
klien.
untuk tetap
melakukan
kegiatan yang
5.3. Beri pujian biasa
atas usaha yang dilakukan.
dilakukan klien.

5.4.Diskusikan
kemungkinan Reinforceme
pelaksanaan nt positif
kegiatan setelah akan
pulang. meningkatka
n harga diri.

6. Klien dapat 6. Setelah … kali 6.1. Beri Mendorong


memanfaatk interaksi klien pendidikan keluarga
an sistem memanfaatkan kesehatan untuk mampu
pendukung sistem pada merawat
yang ada. pendukung keluarga klien mandiri
yang ada di tentang cara di rumah.
keluarga. merawat
klien dengan
harga diri Support
rendah. sistem
6.2. Bantu keluarga akan
keluarga sangat
memberikan berpengaruh
dukungan dalam
selama klien mepercepat
di rawat. proses
penyembuha
n.

6.3. Bantu Meningkatka


keluarga n peran serta
menyiapkan keluarga
lingkungan di dalam
rumah. merawat
klien di
rumah.

VI. DAFTAR PUSTAKA


SUTEJO, 2016. KEPERAWATAN JIWA, JAKARTA.
Stuart,Gail.W, Keliat,Budi.A, Pasaribu,Jesika. 2016. Keperawatan
Kesehatan Jiwa Stuart. Jakarta: Elsevier
NANDA 2016

Anda mungkin juga menyukai