Anda di halaman 1dari 3

RUTE PERJALANAN HIV

HIV masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai cara, yaitu secara
horizontal, vertical, dan seksual. HIV dapat mencapai sirkulasi sistemik secara
langsung dengan diperantarai benda tajam yang mampu menembus pembuluh
darah atau secara tidak langsung yaitu melalui kulit dan mukosa yang tidak utuh
seperti yang terjadi pada penularan seksual. Setelah virus sampai pada sirkulasi
sistemik, 4-11 hari sejak terkena paparan pertama, HIV dapat dideteksi di dalam
darah.1

Setelah masuk di dalam sirkulasi sistemik manusia, sel target utama dari
HIV adalah sel yang dapat mengekspresikan reseptor spesifik CD4, Cluster of
Differentiation 4 adalah suatu glikoprotein yang ditemukan pada permukaan sel-
sel imun seperti sel T Helper, monosit, makrofag, astrosit, mikroglia,
Langerhan’s, dan sel dendritik. Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik,
nilai CD4 berkisar antara 1400-1500.2 Apabila saat HIV mendekati sel target
tersebut dan berhasil menggaet sel tersebut melalui interaksi gpl20 dengan CD4,
ikatan semakin diperkokoh oleh ko-reseptor kemokin, umumnya adalah CXCR4
dan CCR5, dan kemudian dengan adanya peran protein transmembrane gp41 akan
terjadi fusi membrane virus dan membrane sel target. 1

Sel T berperan dalam pengaktifan semua kemampuan limfosit. Sel T


penolong dianggap sebagai alat utama pada system imun. HIV secara selektif
menginvasi sel T penolong, serta melumpuhkan atau menghancurkan sel-sel yang
sebagian besar mengatur respon imun. HIV ini juga menyerang makrofag dalam
tubuh sehingga semakin melumpuhkan system imun. Partikel HIV selanjutnya
akan bergabung dengan DNA sel host.2

Proses selanjutnya diteruskan melalui peranan enzim reverse


transcriptase, integrase, dan protease untuk mendukung proses replikasi virus.
Replikasi virus HIV yang melalui aktivitas enzim reverse transcriptase, diawali
oleh transkripsi terbalik RNA genomic ke DNA. Salinan DNA yang terbentuk
berintegrasi ke genom sel manusia untuk selanjutnya disebut proviral DNA.
Komponen virus kemudian disusun mendekati membrane sel host, menembus
membrane keluar dari dalam sel sebagai virion matur yaitu penyebab infeksi pada
sel lain, bahkan dapat memicu infeksi pada individu lain apabila ditransmisikan.
Dalam satu hari, HIV mampu melakukan replikasi hingga mencapai 10 8-109 virus
baru. Selama proses replikasi, HIV dapat mengalami mutase atau perubahan
karakter, sehingga HIV yang beredar pada sirkulasi tubuh otomatis bukan
merupakan populasi homogen, namun terdiri dari berbagai kelompok varian
sebagai spesies quasi. Mutase variasi HIV ini terutama terjadi pada tekanan
selektif pada lingkungan mikro yang penuh stressor. Hal ini yang dapat memicu
strain resisten terhadap obat maupun perubahan status imunologik.1

Setelah terjadi infeksi primer, terdapat 4-11 hari masa antara infeksi
mukosa dan viremia permulaan yang dapat dideteksi selama 8-12 minggu. Selama
masa tersebut, virus tersebar luas ke seluruh tubuh dan mencapai organ limfoid.
Pada tahap tersebut terjadi penurunan jumlah sel T CD4. Respon imun terhadap
HIV terjadi 1 minggu sampai 3 bulan setelah infeksi, viremia plasma menurun,
dan level sel CD4 meningkat kembali namun tidak dapat menyingkirkan infeksi
secara sempurna. Masa laten klinis ini bisa berlangsung selama 10 tahun. Selama
masa ini replikasi virus terus meningkat. Sekitar 10 milyar partikel HIV
dihasilkan dan dihancurkan setiap harinya. Waktu paruh virus dalam plasma
adalah sekitar 6 jam dan siklus hidup virus rata-rata 2,6 hari. 2 Seiring dengan
waktu, secara perlahan limfosit T yang menjadi salah satu sel target HIV akan
tertekan dan semakin menurun melalui berbagai mekanisme, seperti kematian sel
secara langsung akibat hilangnya integritas membrane plasma karena infeksi
virus, apoptosis, maupun oleh respons imun humoral dan seluler yang berusaha
melenyapkan HIV dan sel yang telah terinfeksi. Penurunan limfosit T dan CD4
akan menyebabkan penurunan system imun sehingga pertahanan individu
terhadap mikroorganisme pathogen menjadi lemah dan akan meningkatkan risiko
terjadinya infeksi sekunder sehingga masuk ke stadium AIDS.1

Daftar Pustaka

1. Haryati MR, Tri PA, dan Usman H. Manajemen HIV/AIDS: Terkini,


Komprehensif, dan Multidisiplin. Surabaya: Airlangga University Press.
2019.
2. Pratiwi D. Analisis Faktor-Faktor Terkait Disfungsi Ventrikel Kanan Pada
Pasien Terinfeksi Human Immunodeficiency Virus. [Skripsi]. Makassar:
Universitas Hasanuddin Makassar. 2017.

Anda mungkin juga menyukai