Di susunoleh :
Kelompok 3
Adinda Arnelita N (5180211020)
Manajemen A
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukuratas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah agama islam tentang
hokum riba dalam ekonomi islam ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun
cara penulisannya. Namun demikian, penulis berharap semoga makalah ini dapat
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
Yogyakarta,
Penyusun
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I..................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................................4
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN..........................................................................................................4
BAB II.................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................................5
A. PENGERTIAN RIBA......................................................................................................................5
B. MACAM-MACAM RIBA...............................................................................................................5
C. PENYEBAB DIHARAMKANNYA RIBA...........................................................................................6
D. JENIS-JENIS RIBA........................................................................................................................7
E. LARANGAN-LARANGAN RIBA DALAM AL-QUR’AN DAN AL-SUNNAH.........................................8
BAB III..............................................................................................................................................12
PENUTUP.........................................................................................................................................12
A. KESIMPULAN............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN RIBA
Riba adalah penetapan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman saat pengembalian
berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok yang dibebankan kepada
peminjam.Riba secara bahasa bermakna ziyadah (tambahan). Dalam pengertian lain,
secara linguistik riba juga berarti tumbuh dan membesar. Sedangkan menurut istilah
teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil.Ada
beberapa pendapat dalam menjelaskan riba, tetapi secara umum terdapat benang merah
yang menegaskan bahwa riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual-
beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalat
dalam Islam.
B. MACAM-MACAM RIBA
1) Riba Fadli
Riba fadli ialah pertukaran barang sejenis yang tidak sama timbangannya.
2) Riba Qardi
Riba qardi ialah pinjam meminjam uang atau barang dengan syarat harus memberi
kelebihan saat mengembalikannya.
3) Riba Yadi
Riba yadi ialah akad jual beli barang sejenis yang sama timbangan nya, namun
penjual dan pembeli berpisah sebelum melakukan serah terima.
4) Riba Nasi’ah
Riba nasi'ah ialah akad jual beli dengan penyerahan barang beberapa waktu
kemudian.
5) Riba Jahiliyah
Riba Jahiliyah ialah riba karena adanya hutang yang dibayar lebih dari pokoknya, karena
peminjam tidak mampu melunasi hutangnya setelah jatuh tempo.Ketidakmampuan
mengembalikan hutang ini kemudian dimanfaatkan oleh orang tersebut (kreditur) untuk
mengambil keuntungan.
Menurut para ulama kelima macam jenis riba tersebut adalah haram berdasarkan nash
Alquran dan Hadits Nabi.
D. JENIS-JENIS RIBA
Para ulama mengatakan bahwa riba itu terjadi dalam dua faktor yaitu:
1) Riba yang terjadi dalam hutang piutang
Contohnya:
Misal si Ani meminjam uang sebesar 50 juta pada Budi dengan janji akan dikembalikan
dalam waktu 2 tahun. Setelah terjadinya akad, maka si Ani harus mengembalikan uang
si Budi dengan tambahan bunga 15%.Nah yang dimaksud riba disini ialah uang dari
hasil 15 % peminjaman tersebut dan haram untuk dimakan.
Begitu juga apabila dalam akad utang piutang terjadi kesepakatan jika seseorang
melunasi tepat waktu maka tidak dikenai denda berupa bunga, namun apabila tidak bisa
melunasinya maka akan dikenai denda berupa bunga. Perbuatan yang demikian
termasuk riba jahiliyah karena banyak diterapkan di jaman dahulu sebelum islam.
Artinya: “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada
harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu
berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka
(yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).”
ۗ ۚ ٱلَّ ِذينَ يَ ۡأ ُكلُونَ ٱل ِّربَ ٰو ْا اَل يَقُو ُمونَ إِاَّل َكما يَقُو ُم ٱلَّ ِذي يَتَ َخبَّطُهُ ٱل َّش ۡي ٰطَنُ ِمنَ ۡٱلم
ُ ك بِأَنَّهُمۡ قَالُ ٓو ْا إِنَّ َما ۡٱلبَ ۡي ُع ِم ۡث ُل ٱل ِّربَ ٰو ْا َوأَ َح َّل ٱهَّللَ ِسِّ ٰ َذل َ َ
ٓ
ۡ َة ِّمن َّربِّ ِهۦ فَٱنتَهَ ٰى فَلَ ۥهُ َما َسلَفَ َوأَمۡ ُر ٓۥهُ إِلَى ٱهَّلل ۖ ِ َو َم ۡن عَا َد فَأُوْ ٰلَئِكَ أٞ َۡٱلبَ ۡي َع َو َح َّر َم ٱل ِّربَ ٰو ۚ ْا فَ َمن َجٓا َء ۥهُ َم ۡو ِعظ
ِ ۖ َّص ٰ َحبُ ٱلن
ۡار هُم
ْ ُوا َو َع ِمل
وا ْ ُ إِ َّن ٱلَّ ِذينَ َءا َمن٢٧٦ ار أَثِ ٍيم ِ ۗ َص َد ٰق
ٍ َّت َوٱهَّلل ُ اَل يُ ِحبُّ ُك َّل َكف ُ يَمۡ َح٢٧٥ َفِيهَا ٰ َخلِ ُدون
َّ ق ٱهَّلل ُ ٱل ِّربَ ٰو ْا َوي ُۡربِي ٱل
َ ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذين٢٧٧ َف َعلَ ۡي ِهمۡ َواَل هُمۡ يَ ۡح َزنُون ٌ صلَ ٰوةَ َو َءاتَ ُو ْا ٱل َّز َك ٰوةَ لَهُمۡ أَ ۡج ُرهُمۡ ِعن َد َربِّ ِهمۡ َواَل خَ ۡو ْ ت َوأَقَا ُم
َّ وا ٱل َّ ٰ ٱل
ِ صلِ ٰ َح
٢٧٨ َُوا َما بَقِ َي ِمنَ ٱل ِّربَ ٰ ٓو ْا إِن ُكنتُم ُّم ۡؤ ِمنِين
ْ وا ٱهَّلل َ َو َذر
ْ ُوا ٱتَّق
ْ َُءا َمن
Artinya:
275. Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.
Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya
276. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap
orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa
277. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat
dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati
278. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba
(yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman
ب َّ ض ِة َو
ِ َالذه َّ ِض ِة بِ ْالف
َّ ِصلَّى هَّللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ع َِن ْالف َ َضي هَّللا َع ْنهم ق
َ ال نَهَى النَّبِ ُّي ِ َح َّدثَنَا َع ْبدُالرَّحْ َم ِن بْنُ أَبِي بَ ْك َرةَ ع َْن أَبِي ِه َر
ب َك ْيفَ ِش ْئنَا ِ َالذهَّ ِضةَ ب َّ ِض ِة َك ْيفَ ِش ْئنَا َو ْالف َّ َِب بِ ْالف َّ ب إِال َس َوا ًء بِ َس َوا ٍء َوأَ َم َرنَا أَ ْن نَ ْبتَا َع
َ الذه َّ ِب
ِ َالذه
Diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Abu Bakr bahwa ayahnya berkata, “Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang penjualan emas dengan emas dan perak dengan
perak kecuali sama beratnya, dan membolehkan kita menjual emas dengan perak dan
begitu juga sebaliknya sesuai dengan keinginan kita." (Shahih al-Bukhari no. 2034,
kitab Al-Buyu’)
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kita sebagai umat muslim sangat dilarang memakan uang hasil riba, karena riba itu
haram dan sudah dijelaskan didalam al-qur’an. Dan riba memiliki efek yang sangat
buruk bagi kehidupan yaitu membuat kita tidak tenang dan rezeki dipersulit. Untuk itu
mari jauhi riba dalam bertransaksi dikehidupan ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Riba
http://www.akidahislam.com/2017/04/pengertian-hukum-jenis-dan-macam-macam.html
http://fiqihislam.id/2017/11/sebab-sebab-diharamkannya-riba.html
https://www.coretanzone.id/2017/11/ayat-ayat-al-quran-tentang-larangan-riba.html
http://pondokjamil.atturots.or.id/berita-larangan-riba-dari-al-quran-dan-al-hadits.html