Npm:21801081184
BAB V
Aksi korporasi adalah setiap peristiwa dalam perusahaan terbuka yang membawa perubahan
terhadap organisasi dan memberi dampak kepada pemangku kepentingan, termasuk
pemegang saham dan obligasi.Bagi mereka yang berinvestasi saham ataupun obligasi, adanya
aksi korporasi menjadi momen yang gak boleh dilewatkan. Setiap aksi yang dilakukan
perusahaan patut dijadikan pertimbangan oleh setiap investor.
Aksi korporasi dapat bersifat wajib atau sukarela. Aksi korporasi wajib akan langsung
diberlakukan secara otomatis, contohnya stock split, akuisisi, dan perubahan nama
perusahaan. Sedangkan aksi korporasi sukarela akan membutuhkan respons tertentu dari
investor agar dapat berlaku, contohnya seperti rights issue.
Dividen
Dividen adalah bagian dari keuntungan (Laba) perusahaan, yang mana perusahaan itu
memutuskan untuk membaginya kepada para pemegang saham.
Jenis-jenis dividen
4. Scrip Dividend
5. Liquidating dividend
Pemegang saham yang berhak mendapatkan right adalah pemegang saham yang memiliki
atau memegang saham perusahaan hingga batas akhir cum date. Jika pemegang saham
tersebut tidak mengambil haknya, maka ia dapat menjual hak-nya tersebut kepada investor
lain. inilah yang dikenal dengan perdagangan right. Jadi right adalah hak yang diberikan
kepada pemegang saham lama untuk terlebih dahulu membeli saham yang baru dikeluarkan
dengan tujuan agar para pemegang saham lama diberi kesempatan untuk mempertahankan
persentase kepemilikannya dalam suatu perusahaan. Pemegang saham tidak mempunyai
kewajiban untuk melaksanakan haknya tersebut.
Private Placement
Private placement adalah penempatan sejumlah modal tertentu dalam suatu perusahaan
melalui pembelian aset/sekuritas di mana transaksi tersebut terjadi pada pasar negosiasi.
Trasaksi ini dilakukan atas dasar kesepakatan yang dicapai antara emiten dan investor,
sedangkan sekuritas hanya sebagai perantara saja supaya transaksi yang telah disepakati tidak
terjadi gagal serah atau gagal bayar
.Saham Bonus
Saham bonus adalah saham yang diberikan secara cuma-cuma oleh emiten kepada pemegang
saham, yang merupakan kapitalisasi dari agio saham.
Stock Split
Stock split atau pemecahan saham adalah sebuah aksi korporasi yang dilakukan perusahaan
yang telah go public (emiten) untuk memecahkan nilai nominal saham kedalam nilai nominal
yang lebih kecil, dengan cara memecahkan selembar saham menjadi beberapa lembar saham.
Merger merupakan penggabungan dari dua perusahaan sehingga menjadi satu, dimana
perusahaan yang melakukan merger sebagai pengambil atau pembeli semua aset dan liabilitas
perusahaan yang dibeli atau yang di merger, sehingga perusahaan yang melakukan merger
atau pembeli paling tidak akan mendapatkan 50% saham dari perusahaan yang di beli.roses
merger, secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:
Akuisisi merupakan pengambil alihan atau takeover dari sebuah perusahaan dengan cara
membeli saham ataupun aset dari perusahaan tersebut. Akusisi secara sederhana digambarkan
sebagai berikut:
Tender Offer
Tender offer adalah suatu proses penawaran pembelian saham yang hendak dilakukan oleh
seorang investor atau sebuah perusahaan yang akan membeli saham suatu perusahaan yang
tercatat di bursa efek (perusahaan publik) dalam jumlah tertentu.
Dividen tunai adalah bagian dari laba perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang
saham secara proporsional dengan porsi kepemilikan masing-masing. Biasanya, dividen tunai
dibagikan satu kali dalam setahun. Namun, perusahaan juga dapat memutuskan untuk tidak
membagikan dividen apabila laba ingin dioptimalkan untuk ekspansi bisnis.
b. Stock Split (SS)
Stock split adalah aksi korporasi berupa pemecahan nilai nominal saham dengan tujuan agar
harga nominalnya menjadi lebih terjangkau bagi investor kebanyakan. Stock split akan
meningkatkan jumlah saham beredar yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan, tetapi tidak
akan mempengaruhi proporsi kepemilikan saham investor.
Reverse stock split merupakan kebalikan dari stock split. Dalam aksi korporasi ini, harga
nominal saham digabungkan hingga menghasilkan harga yang lebih mahal. Reverse stock
split akan mengurangi jumlah saham beredar yang diterbitkan oleh suatu emiten, tetapi tidak
mempengaruhi proporsi kepemilikan saham investor.
Merger adalah peleburan dua perusahaan atau lebih untuk menjadi suatu perusahaan baru.
Perusahaan yang lama tidak akan berdiri lagi. Pemilik saham masing-masing perusahaan lama
akan mempertahankan proporsi kepemilikannya dengan dicatat sebagai pemilik saham di
perusahaan yang baru berdasarkan proporsi yang disepakati saat merger.sedangkan
akuisisi melibatkan situasi di mana sebuah perusahaan mengambil alih kendali perusahaan
lain (perusahaan target). Dalam sebuah akusisi, saham perusahaan target akan
diperdagangkan seperti biasa. Hanya saja, kepemilikan mayoritas saham dan kendali
manajemen telah dikuasai oleh perusahaan lain.
e. Rights Issue
Dalam rights issue, sebuah perusahaan akan menambah jumlah saham beredar dengan
memberikan hak kepada pemilik saham lama untuk membeli saham baru terlebih dahulu
sebelum ditawarkan kepada publik. Mengapa perusahaan melaksanakan rights issue? Tujuan
utamanya untuk menghimpun dana tambahan. Dalam keterbukaan informasi, perusahaan akan
memaparkan rencana penggunaan dana yang terhimpun lebih lanjut. Sebuah rights issue akan
berdampak positif jika perusahaan bermaksud menggunakan dana untuk ekspansi usaha
prospektif, seperti mendirikan pabrik baru. Namun, rights issue biasanya berdampak negatif
bagi investor jika perusahaan bermaksud menggunakan seluruh dana untuk membayar utang
saja.
Harga saham dapat bergerak naik kalau perubahan yang terjadi menguntungkan. Sebaliknya,
harga saham bisa aja turun karena perubahan tersebut gak menguntungkan investor. Setiap
aksi korporasi diambil dengan melibatkan dewan direksi perusahaan. Terkadang pemegang
saham dilibatkan juga dalam corporate action tertentu. Bahkan, pemegang saham juga bisa
menyampaikan tanggapannya terhadap corporate action tertentu Kalau melihat daftar yang
dibuat Bursa Efek Indonesia (BEI), ada banyak jenis aksi korporasi (corporate action) yang
dilakukan perusahaan terbuka. Secara garis besar, jenis-jenis ini dikelompokkan menjadi dua
garis besar, yaitu wajib (mandatory corporate action) dan sukarela (voluntary corporate
action). Aksi korporasi wajib (mandatory corporate action) adalah jenis aksi yang melibatkan
dewan direksi sebagai pengambil keputusan. Sementara aksi korporasi sukarela (voluntary
corporate action) adalah jenis aksi yang melibatkan dewan direksi sebagai pengambil
keputusan dan pemegang saham sebagai peserta.
Harga saham dapat bergerak naik kalau perubahan yang terjadi menguntungkan. Sebaliknya,
harga saham bisa aja turun karena perubahan tersebut gak menguntungkan investor.
Aksi korporasi (corporate action) merupakan kegiatan yang lazim dilakukan oleh perseroan
dalam upaya ekspansi bisnis. Biasanya kegiatan aksi korporasi akan berdampak langsung
kepada struktur formasi pemegang saham perseroan. Aksi korporasi lazim dilakukan oleh
perseroan dengan cara menerbitkan surat utang dan/atau saham, untuk mendapatkan
pendanaan dari investor.Aksi korporasi perseroan bisa dianalogikan seperti toko pakaian dan
pemilik toko pakaian. Selama ini pemilik toko pakaian hanya mengandalkan penghasilan dari
penjualan pakaian. Ketika dia ingin mengembangkan bisnisnya dia memilih untuk menjalin
kerjasama dengan rekannya daripada meminjam uang di bank. Kerjasama menyepakati bahwa
keuntungan akan dibagi rata diantara mereka.
1.Penerbitan Saham Baru melalui Convertible Bond: Convertible bond adalah surat utang
yang dapat dikonversi menjadi saham. Ketika dikonversi menjadi saham, maka akan
mengubah modal disetor, agio saham, ekuitas dan jumlah saham beredar.
2.Penerbitan Saham Baru melalui Right Issue: Right issue adalah kegiatan menerbitkan
saham kembali yang ditawarkan kepada pemegang saham lama (existing) sebelum ditawarkan
kepada masyarakat umum.
3.Penerbitan Saham Baru melalui Waran: Waran hampir serupa dengan right issue, namun
perbedaan antara waran dan right issue adalah sebagai berikut:
4.Penambahan Jumlah Saham melalui Stock Split: Stock split dilakukan dilakukan ketika
manajemen perseroan melihat bahwa harga sahamnya sudah terlalu tinggi sehingga sulit
dijangkau oleh investor retail. Dengan melakukan stock split maka harga saham akan turun
dan secara otomatis jumlah saham beredar akan bertambah
5.Pengurangan Jumlah Saham melalui Reverse Stock: Reverse stock adalah kebalikan dari
stock split yang bertujuan untuk menurunkan jumlah saham beredar dan meningkatkan harga
saham. Salah satu alasan perseroan melakukannya untuk menciptakan nilai karena sahamnya
akan lebih tinggi.
6.Penambahan Jumlah Saham melalui Saham Bonus: Saham bonus merupakan saham yang
berasal dari kapitalisasi agio saham. Agio saham merupakan selisih harga nominal dan harga
jual ketika menawarkan saham
2. PT Tbk menunggu hasil penelaahan (re-view) dari Otoritas atas seluruh Surat Pengantar
Pernyataan Pendaftaran berikut dokumen pendukungnya, baik jenis dokumen maupun materi
yang dimuat dalam dokumen tersebut. Pada umumnya hasil telaahan dari Otoritas atas
Pernyataan Pendaftaran dikelompokan menjadi 3 aspek, yakni: Penelaahan dari aspek
Keterbukaan Informasi, aspek Hukum dan aspek Akuntansi.
3. Setelah menerima surat tanggapan dari Otoritas, PT Tbk harus segera menjawab/memenuhi
semua hal yang disampaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Surat jawaban dari PT
Tbk tersebut harus segera disampaikan kepada Otoritas, disamping itu apabila terdapat
perubahan dan/atau tambahan data atau informasi yang dimuat dalam keterbukaan informasi
mengenai HMETD maka perubahan dan/atau tambahan tersebut wajib pula diiklankan dalam
sekurang-kurangnya 1 surat kabar harian berbahasa Indonesia dan berperedaran nasional,
minimum 2 hari kerja sebelum RUPSLB dilaksanakan.
4. Setelah PT Tbk menyampaikan perubahan dan/atau tambahan informasi yang diminta
Otoritas, maka selanjutnya menunggu hasil telaahan kembali dari Otoritas. Apabila jawaban
PT Tbk sudah lengkap maka Otoritas akan menyampaikan surat tanggapan yang menyatakan
bahwa Otoritas tidak akan meminta tanggapan lebih lanju
5. Penyelenggaraan RUPSLB dalam rangka right issue, termasuk meminta persetujuan
penambahan modal dapat dilaksanakan apabila dihadiri oleh lebih dari setengah bagian (1/2+)
saham yang memiliki suara sah dan disetujui oleh lebih dari setengah bagian (1/2+) saham
yang hadir.
6. Setelah rencana right issue termasuk agenda-agenda lain yang berkaitan mendapatkan
persetujuan dalam RUPSLB, maka langkah selanjutnya PT Tbk menentukan tanggal Daftar
Pemegang Saham yang akan mendapatkan right (DPS Right), dengan kata lain setiap
pemegang saham yang terdaftar pada tanggal tersebut (recording date) akan mendapatkan
right atau Sertifikat Bukti Right (SBR) secara Cuma-Cuma dari PT Tbk sesuai dengan
perbandingan/ratio penambahan modal.
7. Tanggal DPS right ditentukan 8 hari kerja setelah pelaksanaan RUPSLB, Penentuan
Periode selama 8 hari tersebut dimaksudkan agar saham yang tercatat di Bursa Efek (listed
share) dapat ditentukan batasan masa perdagangan saham yang akan mendapatkan right
(cum-right) dan tanggal perdagangan dimana pembeli saham tersebut tidak memperoleh right
(Ex-right). Hal ini terjadi karena penyelesaian (satlement) transaksi jual-beli saham di Bursa
Efek dalam Pasar Reguler ditentukan selama 3 hari bursa (T+3) dan satlement perdagangan
tunai diselesaikan pada hari itu juga (T+0)
8. Setelah tanggal DPS right ditentukan maka hari berikutnya PT Tbk membagikan SBR
yang diterbitkan kepada seluruh pemegang saham sesuai dengan jumlah saham lama
dibandingkan dengan jumlah saham baru yang akan diterbitkan ratio right issue.
9. Pada hari pelaksanaan distribusi SBR sekaligus masa penawaran umum/masa perdagangan
right dimulai dan ditentukan minimum 5 hari kerja dan maksimum 30 hari kerja. Para
pemegang saham yang telah mendapatkan SBR dalam masa perdagangan right memiliki
beberapa alternative pilihan. Pilihan pertama langsung menukarkan atau mengkonversikan
sebagian atau seluruh SBRnya menjadi saham baru sesuai dengan harga pelaksanaannya
exercise price, disamping itu setiap pemegang SBR dapat melaksanakan haknya secara
langsung dan melakukan pemesanan saham tambahan, kedua menjual sebagian atau
seluruhnya SBR tersebut kepada investor lain dengan harga sesuai dengan kesepakatan atau
berdasarkan mekanisme pasar, ketiga tidak menjual atau tidak melaksanakan sebagian atau
seluruh SBR yang dimilikinya.
10. Setelah masa pembayaran saham tambahan berakhir, maka akan diketahui jumlah SBR
yang telah dikonversikan dan/atau jumlah SBR yang tidak dikonversikan menjadi saham
baru. Apabila jumlah saham yang dipesan oleh pemegang SBR lebih kecil atau sama dengan
jumlah sisa saham baru yang tidak konversikan oleh pemegang SBR lainnya, maka semua
pesanan saham tambahan dapat dipenuhi. Namun apabila jumlah pemesanan saham tambahan
lebih besar dari sisa saham baru yang tidak dikonversikan oleh pemegang SBR tersebut maka
PT Tbk wajib melaksanakan penjatahan saham secara proporsional sesuai dengan hak yang
telah dilaksanakan dari masing-masing pemegang SBR yang melakukan pemesanan saham
tambahan.
11. Selanjutnya setelah masa penjatahan berakhir PT Tbk wajib menunjuk Akuntan Public
untuk melakukan audit penjatahan termasuk pembagian SBR paling lambat 30 hari setelah
penjatahan berakhir.
Terhitung sejak Januari 2020, hampir 5 bulan ini banyak negara di dunia menghadapi
pandemi Covid-19. Tidak sedikit negara yang memberlakukan
kebijakan lockdown. Indonesia sendiri menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB).
PSBB sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Kalangan pengusaha serta
pekerja pun sangat terdampak akan hal tersebut. Di pasar modal, berbagai rencana aksi
korporasi yang sudah disusun sempet terhambat.
Berikut ini berbagai aksi korporasi yang dilakukan oleh perusahaan di Bursa Efek Indonesia
(BEI) sejak Januari 2020:
2. Delisting
Delisting adalah kebalikan dari IPO atau listing di BEI yaitu perusahaan memilih atau
terpaksa untuk tidak dicatatkan lagi sahamnya sebagai perusahaan go public. Ada dua
macam delisting di Indonesia yaitu voluntary delisting dan forced delisting.
Voluntary delisting berarti emiten sendiri yang mengajukan delisting karena alasan tertentu,
semisal karena kehendak dari pemegang saham pengendali, merger dan alasan lainnya.
3. Stock Split
Stock split adalah pemecahan nilai nominal saham menjadi pecahan yang lebih kecil sehingga
jumlah saham beredarnya lebih banyak dan membuat harga saham emiten tersebut menjadi
lebih kecil dari sebelumnya.
4. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)/Right Issue
HMETD merupakan pelepasan saham baru dalam rangka menambahkan modal perusahaan.
Aksi korporasi itu ditawarkan terlebih dahulu kepada pemegang sahamnya
secara public. Bagi investor yang tidak menebus right issue tersebut akan terkena dilusi
(penurunan persentase kepemilikan saham).
5. Non-HMETD/Private Placement
Berbeda dengan HMETD, non-HMETD atau private placement adalah penambahan modal
tanpa hak memesan efek terlebih dahulu, sehingga yang belum memiliki saham masih bisa
memiliki sahamnya.
Private placement sendiri bisa diartikan mekanisme penerbitan saham baru oleh perusahaan
yang dijual langsung kepada investor individu atau grup investor tertentu tanpa melalui
mekanisme transaksi regular di bursa efek Indonesia.
6. Merger
Ada beberapa aksi korporasi lain yang belum dirilis atau masih menjadi issue seperti merger
atau penggabungan usaha antara PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) dan PT
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR). Sampai artikel ini
ditulis, merger itu masih dalam proses yang dilakukan oleh pemegang saham serta
manajemen dari masing-masing manajemen perusahaan tersebut.