Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Pujiserta syukur kehadirat tuhan yang maha Esa karena dalam menjalani kehidupan
ini memberikan rahmat dan anugerahnya selalu kepada kita,” Keadilan Dalam persfektif
Pancasila” adalah sebuah makalah tentang bagaimana sebenernya pancasila memandang
keadilan dalam pandanganya, makalah ini akan memuat beberapa teori keadilan universal
yang dalam hal ini akan menjadi salah satu kajian apa sebenarnya keadilan yang harus ada
di Indonesia yang tentunya berdasar pancasila sebagai falsafah dasar Negara Indonesia.

Susungguhnya makalah ini di tujukan untuk pemenuhan tugas Pendidikan Pancasila


di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman tahun 2014, ucapan
terimakasih penulis Berikan kepada Tuhan yang maha Esa, orang tua keluarga dan sahabat
serta tentunya dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila Drs. Muh Taufiq M.H yang telah
memberikan bimbingannya dalam penyelesaian makalah ini, Kami sadar dalam penyusunan
Makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan maka kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan.

Purwokerto, 2014

Penulis

1 | K e a d i l a n D a l a m P e r s f e k ti f P a n c a s i l a
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai sebuah negara dengan asas tunggal pancasila tentu nya memiliki
konsekuensi bahwa setiap sendi kehidupannya akan di atur oleh Pancasila itu sendiri, tak
terlepas di bidang hukum dan keadilan, hal ini tentunya akan membuat sebuah definisi baru
akan keadilan berdasrkan pancasila, asas ini lah nantinya yang harus di jadikan pedoman
dan patokan setiap praktek keadilan, karena menurut Undang Undang kekuasaan kehakiman
setiap kekuasaan kehakiman harus berdasarkan pancasila, maka kami pandang perlu di
definisikan apa itu keadilan berdasarkan persfektif pancasila,

I.2 Perumusan masalah


Kami akan merumuskan makalah ini mejadi beberapa bagian pembahasan
Yaitu:

a. Pengerian umum tentang keadilan


b. Teori Teori Keadilan Dari Pendapat tokoh dan hukum nasional
c. Keadilan dalam Pandangna Pancasila
d. Prinsip Keadilan Pancasila
e. Pokok pokok keadilan Pancasila
f. Keadilan Sosial dalam Pancasila

2 | K e a d i l a n D a l a m P e r s f e k ti f P a n c a s i l a
BAB II

KEADILAN DALAM PERSFEKTIF PANCASILA

II.1 Pengertian Keadilan

Sifat hakiki hukum yang kedua adalah keadilan. Tuntutan keadilan itu pun
mempunyai dua arti yaitu arti formal dan arti material. Dalam arti formal keadilan menuntut
bahwa hukum berlaku umum,sedangkan dalam arti material kadilan dituntut sesuai dengan
cita-cita keadilan dalam masyarakat.
Keadilan menuntut agar semua orang dalam situasi yang sama diperlakukan dengan
sama. Dalam bidang hukum itu berarti hukum berlaku umum. Yang dimaksud bukan
hhukum di seluruh dunia sama saja atau hukum diseluruh dunia tidak mengenal
pengecualian. Melainkan bahwa setiap orang, entah siapapun dia,selalu diperlakukan
menurut hukum yang berlaku. Setiap orang karena kedudukan, fungsi,atau kelakuannya
memenuhi deskripsi yang dimaksud dalam suatu norma hukum akan diperlakukan menurut
norma hukum itu. Jadi kalau seseorang memakai jalan umum, peraturan-peraturan lalu lintas
akan diberlakukan kepada orang tersebut, karena peraturan lalu lintas itu berlaku bagi siapa
saja yang dapat disebut pemakai jalan. Dan apabila orang tersebut ditangkap karena suatu
pelanggaran, orang tersebut tidak dapat membela diri dengan argumen bahwa orang lainlah
yang bersalah. Misalpun ada pengecualian, maka kekecualian itu sendiri harus termuat
dalam aturan hukum bagi yang dimaksud. Jadi semua orang di hadapan hukum sama
derajatnya,semua orang berhak atas perlindungan hukum dan tidak ada yang kebal dengan
hukum.

Namun membicarakan keadilan yang paling sulit dari jaman sebelum Aristoteles
sampai sekarang sulit untuk memberikan arti keadilan. Banyak orang berbondong-bondong
mencari keadilan tapi kadang yang didapat justru ketidakadilan,sebagai contoh yang baru-
baru ini terjadi kasus nenek Minah yang dituduh mencuri buah coklat dan diproses menjadi
suatu putusan yang kontroveersial oleh Pengadilan Negeri Purwokerto,nenek tersebut
dijatuhi pidana yang mengakibatkan putusan ini menjadi topik berita baik oleh televisi
maupun media surat kabar.

3 | K e a d i l a n D a l a m P e r s f e k ti f P a n c a s i l a
Perbuatannya apabila dilihat sama-sama mencuru jika dibandingkan dengan korupsi
yang dilakukan oleh para koruptor dimana pidana yang dijatuhkan berbeda dan apabila
dilihat kerugiannya korban pencurian tidak sampai milyaran tapi kalau perbuatan korupsi
justru lebih merugikan karena yang dirugikan Negara(masyarakat)
Kalau ditanya, dimana keadilan? Banyak hal dikatakan adil dan tidak adil,tidak hanya
hukum,institusi,sistem sosial bahkan tindakan tertentu termasuk putusan pengadilan dan
keputusan yang lain penilaian tentang baik/buruk tergantung siapa yang menilai termasuk
tuduhan.

Dalam suatu masyarakat yang tertata dengan baik semua orang diasumsikan
bertindak dengan baik,bertindak adil,memainkan perannya dalam lembaga-lembaga yang
adil, seolah-olah sempurna pendapat Hume bahwa keadilan merupakan kebajikan yang
sangat diharapkan dan diperhatikan.
Pengertian tentang keadilan itu banyak,setiap mahasiswa fakultas Hukum sejak tingkat
pertama juga diajarkan tentang apa itu keadilan. Ada keadilan legal, keadilan comutatif,
keadilan distributif,dan keadilan sosial. Tidak perlu orang sekolahan,nenek moyang kita
juga sudah tahu apa itu keadilan. Walaupun mereka tidak sekolah, tetapi hati nurani mereka
sangat tahu tentang ini hak orang lain, itu salah, itu melanggar hukum, melanggar moral dan
seterusnya.

Keadilan itu berhubungan dengan hati nurani,bukan soal difinisi dan juga bukan soal
formal. Ia sangat berhubungan erat dengan praksis kehidupan sehari-hari dari menusia
karena keadilan tertinggi itu adalah ada pada hati nurani manusia.

4 | K e a d i l a n D a l a m P e r s f e k ti f P a n c a s i l a
II.2 Teori keadilan berdasarkan Pendapat Pakar dan Hukum Nasional

A.  Teori-teori Keadilan Dalam Pandangan Hukum


Teori-teori Hukum Alam sejak Socretes hingga Francois Geny, tetap mempertahankan
keadilan sebagai mahkota hukum. Teori Hukum Alam  mengutamakan “the search for
justice”.1  Berbagai macam teori mengenai keadilan dan masyarakat yang adil. Teori-teori
ini menyangkut hak dan kebebasan, peluang kekuasaan, pendapatan dan kemakmuran.
Diantara teori-teori itu dapat disebut : teori keadilan Aristoteles dalam bukunyanicomachean
ethics dan teori keadilan sosial John Rawl dalam bukunya a theory of justicedan teori
hukum dan keadilan Hans Kelsen dalam bukunya general theory of law and state.

1.      Teori Keadilan Aritoteles


Pandangan Aristoteles tentang keadilan bisa didapatkan dalam karyanyanichomachean
ethics, politics, dan rethoric. Spesifik dilihat dalam buku nicomachean ethics, buku itu
sepenuhnya ditujukan bagi keadilan, yang, berdasarkan filsafat hukum Aristoteles, mesti
dianggap sebagai inti dari filsafat hukumnya, “karena hukum hanya bisa ditetapkan dalam
kaitannya dengan keadilan”. 
Pada pokoknya pandangan keadilan ini sebagai suatu pemberian hak persamaan tapi bukan
persamarataan. Aristoteles membedakan hak persamaanya sesuai dengan hak proposional.
Kesamaan hak dipandangan manusia sebagai suatu unit atau wadah yang sama. Inilah yang
dapat dipahami bahwa semua orang atau setiap warga negara dihadapan hukum sama.
Kesamaan proposional memberi tiap orang apa yang menjadi haknya sesuai dengan
kemampuan dan prestasi yang telah dilakukanya.

Lebih lanjut, keadilan menurut pandangan Aristoteles dibagi kedalam dua macam keadilan,
keadilan “distributief” dan keadilan “commutatief”. Keadilan distributief ialah keadilan
yang memberikan kepada tiap orang porsi menurut pretasinya. Keadilan commutatief
memberikan sama banyaknya kepada setiap orang tanpa membeda-bedakan prestasinya
dalam hal ini berkaitan dengan peranan tukar menukar barang dan jasa. Dari pembagian
macam keadilan ini Aristoteles mendapatkan banyak kontroversi dan perdebatan.

[1] Theo Huijbers, Filsafat Hukum dalam lintasan sejarah, cet VIII, Yogyakarta: kanisius, 1995 hlm. 196.

5 | K e a d i l a n D a l a m P e r s f e k ti f P a n c a s i l a
Keadilan distributif menurut Aristoteles berfokus pada distribusi, honor, kekayaan, dan
barang-barang lain yang sama-sama bisa didapatkan dalam masyarakat. Dengan
mengesampingkan “pembuktian” matematis, jelaslah bahwa apa yang ada dibenak
Aristoteles ialah distribusi kekayaan dan barang berharga lain berdasarkan nilai yang
berlaku dikalangan warga. Distribusi yang adil boleh jadi merupakan distribusi yang sesuai
degan nilai kebaikannya, yakni nilainya bagi masyarakat.

2.      Teori Keadilan Hans Kelsen


Hans Kelsen dalam bukunya general theory of law and state, berpandangan bahwa hukum
sebagai tatanan sosial yang dapat dinyatakan adil apabila dapat mengatur perbuatan manusia
dengan cara yang memuaskan sehingga dapat menemukan kebahagian didalamnya.2
Pandangan Hans Kelsen ini pandangan yang bersifat positifisme, nilai-nilai keadilan
individu dapat diketahui dengan aturan-aturan hukum yang mengakomodir nilai-nialai
umum, namun tetap pemenuhan rasa keadilan dan kebahagian diperuntukan tiap individu.
Lebih lanjut Hans Kelsen mengemukakan keadilan sebagai pertimbangan nilai yang bersifat
subjektif. Walaupun suatu tatanan yang adil yang beranggapan bahwa suatu tatanan bukan
kebahagian setiap perorangan, melainkan kebahagian sebesar-besarnya bagi sebanyak
mungkin individu dalam arti kelompok, yakni terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tertentu,
yang oleh penguasa atau pembuat hukum, dianggap sebagai kebutuhan-kebutuhan yang
patut dipenuhi, seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan. Tetapi kebutuhan-kebutuhan
manusia yang manakah yang patut diutamakan. Hal ini apat dijawab dengan menggunakan
pengetahuan rasional, ang merupakan sebuah pertimbangan nilai, ditentukan oleh faktor-
faktor emosional dn oleh sebab itu bersifat subjektif.

Sebagai aliran posiitivisme Hans Kelsen mengakui juga bahwa keadilan mutlak berasal dari
alam, yakni lahir dari hakikat suatu benda atau hakikat manusia, dari penalaran manusia
atau kehendak Tuhan. Pemikiran tersebut diesensikan sebagai doktrin yang disebut hukum
alam. Doktrin hukum alam beranggapan bahwa ada suatu keteraturan hubungan-hubungan
manusia yang berbeda dari hukum positif, yang lebih tinggi dan sepenuhnya sahih dan adil,
karena berasal dari alam, dari penalaran manusia atau kehendak Tuhan.

[2] Hans Kelsen, General Theory of Lawand State, diterjemahkan olehRasisulMuttaqien, Bandung, Nusa Media 2011,

6 | K e a d i l a n D a l a m P e r s f e k ti f P a n c a s i l a
Pemikiran tentang konsep keadilan, Hans Kelsen yang menganut aliran positifisme,
mengakui juga kebenaran dari hukum alam. Sehingga pemikirannya terhadap konsep
keadilan menimbulkan dualisme antara hukum positif dan hukum alam.

B.  Perspektif Keadilan Dalam Hukum Nasional


Pandangan keadilan dalam hukum nasional bersumber pada dasar negara. Pancasila sebagai
dasar negara atau falsafah negara (fiolosofische grondslag) sampai sekarang tetap
dipertahankan dan masih tetap dianggap penting bagi negara Indonesia. Secara aksiologis,
bangsa Indonesia merupakan pendukung nilai-nilai Pancasila (subcriber of values
Pancasila). Bangsa Indonesia yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan,
yang berkerakyatan, dan yang berkeadilan sosial.
Sebagai pendukung nilai, bangsa Indnesialah yang menghargai, mengakui, serta menerima
Pancasila sebagai suatu bernilai. Pengakuan, penghargaan, dan penerimaan Pancasila
sebagai sesuatu yang bernilai itu akan tampak merefleksikan dalam sikap, tingkah laku, dan
perbuata bangsa Indonesia. Kalau pengakuan, penerimaan,

atau penghargaan itu direfleksikan dalam sikap, tingkah laku, serta perbuatan manusia dan
bangsa Indonesia dalam hal ini sekaligus adalah pengembannya dalam sikap, tingkah laku,
dan perbuatan manusia Indonesia. Oleh karenanya Pancasila sebagai suatu sumber hukum
tertinggi secara irasional dan sebagai rasionalitasnya adalah sebagai sumber hukum nasional
bangsa Indonesia.
Pandangan keadilan dalam hukum nasional bangsa Indonesia tertuju pada dasar negara,
yaitu Pancasila, yang mana sila kelimanya berbunyi : “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”. Yang menjadi persoalan sekarang adalah apakah yang dinamakan adil menurut
konsepsi hukum nasional yang bersumber pada Pancasila.

7 | K e a d i l a n D a l a m P e r s f e k ti f P a n c a s i l a
Menurut Kahar Masyhur dalam bukunya mengemukakan pendapat-pendapat tentang apakah
yang dinamakan adil, terdapat tigal hal tentang pengertian adil.3
(1)   “Adil” ialah : meletakan sesuatu pada tempatnya.
(2)   “Adil” ialah : menerimahak tanpa lebih dan memberikan orang lain tanpa kurang.
(3)   “Adil” ialah : memberikan hak setiap yang berhak secara lengkap tanpa lebih tanpa
kurang antara sesama yang berhak dalam keadaan yang sama, dan penghukuman orang jahat
atau yang melanggar hukum, sesuai dengan kesalahan dan pelanggaran”.

Untuk lebih lanjut menguraikan tentang keadilan dalam perspektif hukum nasional, terdapat
diskursus penting tentang adil dan keadilan sosial. Adil dan keadilan adalah pengakuan dan
perlakukan seimbang antara hak dan kewajiban. Apabila ada pengakuan dan perlakukan
yang seimbang hak dan kewajiban, dengan sendirinya apabila kita mengakui “hak hidup”,
maka sebaliknya harus mempertahankan hak hidup tersebut denga jalan bekerja keras, dan
kerja keras yang dilakukan tidak pula menimbulkan kerugian terhadap orang lain, sebab
orang lain itu juga memiliki hak yang sama (hak untuk hidup) sebagaimana halnya hak yang
ada pada diri individu.
Dengan pengakuan hak hidup orang lain, dengan sendirinya diwajibkan memberikan
kesempatan kepada orang lain tersebut untuk mempertahankan hak hidupnya.
Konsepsi demikian apabila dihubungkan dengan sila kedua dari Pancasila sebagai sumber
hukum nasional bangsa Indonesia, pada hakikatnya menginstruksikan agar senantiasa
melakukan perhubungan  yang serasi antar manusia secara individu dengan kelompok
individu yang lainnya sehingga tercipta hubungan yang adil dan beradab.
.

[3] Kahar Masyhur, Membina Moral dan Akhlak, Jakarta, Kalam Mulia, 1985, hlm.71.

8 | K e a d i l a n D a l a m P e r s f e k ti f P a n c a s i l a
II.3 Keadilan Dalam Pandangan Pancasila

Hakekat daripada adil adalah dipenuhinya sebagai wajib segala sesuatu yang telah
merupakan suatu hak didalam hubungan hidup kemanusiaan,sebagai penjelmaan hakekat
manusia(dimana wajib lebih di utamakan daripada hak,meliputi hubungan antara negara
sebagai pendukung wajib dan warga-warganya,disebut keadilan
membagi(distibutif),sebaliknya antara warga-warga negara sebagai pendukung wajib dan
negara,disebut keadilan bertaat (legal) antara sesama warga disebut keadilan sama-sama
timbal-balik.Sila keadilan sosial mengandung prinsip bahwa setiap orang di indonesia akan
mendapat perlakuan yang adil dalam bidang hukum,politik,sosial,ekonomi dan kebudayaan
(didalam rumus panitia Ad-Hoc yang satunya hanya sampai disini) sehingga penghisapan
oleh manusia terhadap manusia tidak dibenarkan dalam usaha mencapai masyarakat adildan
makmur.Keadilan sosial juga menjiwai ABRI guna menciptakan kondisi dan situasi
masyarakat Sosialis Pancasila,yang adil dan makmur,materiil dan spirituil tanpa memihak
dan terikat kepada sesuatu apapun,kecuali kepada rakyat,bangsa dan revolusi indonesia.4

Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dapat diartikan sebagai oleh
rakyat,dari rakyat,dan untuk rakyat.Didalam kedudukan yang sederajat dan semartabat maka
akan tercipta hubungan antar bangsa -bangsa yang saling hormat menghormpati datan dan
saling menghargai kedudukan masing-masing.Jadi dapat dikatakan bahwa azaz
kebermanfaatan keadilan pancasila adalah adil itu sendiri tidak harus menyamaratakan
antara orang yang satu dengan orang yang lain,tergantung dari posisi,kedudukan,dan
kebutuhan yang kita perlukan,dan kembali kepada rakyatlah keadilan itu akan dapat
dilaksanakan dengan baik sesuai sila ke-5 Pancasila yang berbunyi Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia.5

[4] ”Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila”karangan Prof.Dr.Drs.Notonagoro S.H.Cetakan kedelapan.Penerbit


Pantjuran Tudjuh-Jakarta 1979.

[5]”Pancasila Suatu Tinjauan Aspek Historis dan Sosio-Politis”karangan Drs.Jarmanto.Cetakan Pertama.Penerbit


Liberty,Yogyakarta 1982.

9 | K e a d i l a n D a l a m P e r s f e k ti f P a n c a s i l a
Pada prinsipnya Sila Keadilan Sosial menghendaki adanya kemakmuran yang
merata diantara seluruh Rakyat bukan merata yang statis melainkan merata yang dinamis
dan meningkat. Artinya seluruh kekayaan alam Indonesia,seluruh potensi bangsa,diolah
bersama-sama menurut kemampuan dan masing-masing,untuk kemudian dimanfaatkan
bagi kebahagiaan yang sebesar-besarnya bagi seluruh rakyat. Keadilan sosial berarti harus
melindungi yang lemah;hal ini bukan berarti yang lemah lalu boleh tidak bekerja dan
sekedar menuntut perlindungan,melainkan sebaliknya justru harus bekerja menurut
kemampuan dan bidangnya. Perlindungan yang diberikan adalah untuk mencegah
kesewenang-wenangan dari yang kuat,untuk menjamin adanya keadilan.”(Peringatan Hari
Lahirnya Pancasila,1-6-1967 dijakarta)

Realisasi daripada prinsip keadilan sosial tidak lain adalah dengan jalan
pembangunan yang benar-benar dapat dilaksanakan dan berguna serta dinikmati oleh
seluruh lapisan rakyat.”Karena itu sangat terang bahwa kita harus meniadakan segala bentuk
kepincangaan sosial dan kepincangaan dalam pembagian kekayaan nasional kita.
“Kita harus memberantas kemiskinan itu langsung dari sumber dan akar-akarnya,
baik kemiskinan lahir maupun kemiskinan rohani. Dan satu-satunya jalan untuk itu adalah
dengan melaksanakan pembangunan yang dapat memberantas sumber kemiskinan itu.Ini
berarti kita laksanakan pembangunan yang dapat memberi kesempatan bekerja pada setiap
orang, pembangunan yang mampu memberikan perluasan lapangan pekerjaan,
pembangunan yang dapat menaikkan penghasilan semua orang; juga pembangunan yang
mencerminkan keadilan soaial dan meninggikan martabat manusia.

“Dan jika dikatakan bahwa pembangunan memerlukan pembaharuan,maka


pembaharuan ini sama sekali bukan pembaratan (westernisasi)yang akan berarti
pengetrapan kebudayaan lain yang asing bagi kita. Pembaharuan tidak lain adalah usaha dari
bangsa sendiri untuk secara bagaimana mengembangkan kepribadian sendiri dengan
membuang yang buruk dan menguatkan yang baik mengadakan penyesuaian dengan
tuntutan dan kebutuhan pembangunan masyarakat modern6

[6]“pandangan presiden soeharto tentang Pancasila Disusun dan diterbitkan, CSIS ,Jakarta

10 | K e a d i l a n D a l a m P e r s f e k ti f P a n c a s i l a
Keadilan sosial berwujud hendak melaksanakan kesejahteraan umum bagi seluruh anggota
masyarakat.

Dengan ini dimaksudkan adanya keadilan bagi sesama anggota masyarakat(sosial).


Keadilan yang dimaksud adalah keadilan yang memberi perimbangan dimana hak milik
berfungsi sosial.

Ini berarti tiap-tiap orang dapat menikmati kehidupan yang layak sebagi manusia yang
terhormat dalam arti tidak ada kepincangaan dimana ada segolongan yang hidup mewah
sedang golongan lain sangat melarat atau dengan kata lain tiap orang harus mendapat
kesempatan yang sama untuk mendapat nafkah dan jaminan hidup yang layak dalam
lapangan ekonomi dan sosial dengan tidak saling merugikan atau menindas melainkan
saling harga-menghargai dan bantu-membantu untuk kepentingaan masyarakat dan negara.

Jadi dalam paham keadilan sosial dijamin hak untuk hidup layak, dijamin adanya hak milik,
hak atas jaminan sosial, adanya hak atas pekerjaan dengan sistem pengupahan dan syarat-
syarat kerja yang adil dan baik, berhak atas tingkat hidup yang menjamin kesehatan dan
lain-lain yang semuanya itu telah menjadi hak asasi yang tela diakui oleh UUD maupun
Universal Declaration of Human Rights.7

[7] Pancasila dan Undang undang Dasar1945, Dasar Falsafah Negara Drs C.S.T. Kansil. S.H. Pradnya Paramita, Jakarta

11 | K e a d i l a n D a l a m P e r s f e k ti f P a n c a s i l a
II.4 Prinsip Keadilan Pancasila

Setiap orang mempunyai hak yang sama atas kebebasan dasar yang paling
luas,seluas kebebasan yang sama bagi semua orang.

Ketimpangan social dan ekonomi mesti diatur sedemikian rupa sehingga dapat
diharapkan memberi keuntungan semua orang,dan semua posisi dan jabatan terbuka bagi
semua orang.

Kebebasan dasar warganegara adalah kebebasan politik(hak untuk memilih dan


dipilih menduduki jabatan public)bersama dengan kebebasan berbicara dan
berserikat;kebebasan berkeyakinan dan kebebasan berpikir;kebebasan seseorang seiring
dengan kebebasan untuk mempertahankan hak milik(personal);dan kebebasan dari
penangkapan sewenang-wenang sebagaimana didefinisikan oleh konsep rule of
law.Kebebasan-kebebasan ini oleh prinsip pertama diharuskan setara,karena warga suatu
masyarakat yang adil mempunyai hak-hak dasar yang sama.

Sementara distribusi kekayaan dan pendapatan tidak perlu sma,harus demi


keuntungan semua orang,dan pada saat yang sama,posisi-posisi otoritas dan jabatan
komando harus bisa diakses oleh semua orang.Masyarakat yang menerapkan prisip tersebut
dengan dengan membuat posisi-posisinya terbuka bagi semua orang,sehingga tunduk
dengan batasan ini,akan mengatur ketimpangan social ekonomi sedemikian hingga semua
orang diuntungkan8

[8] John Rawls;Teori Keadilan,terjemahan Uzair Fauzan dan Heru Prasetyo,Pustaka Pelajar,Yogyakarta,2006 hal.72-73

12 | K e a d i l a n D a l a m P e r s f e k ti f P a n c a s i l a
II.5 Pokok Pokok Keadilan Pancasila

Perikeadilan dan perikemanusiaan menjadi ukuran penentuan,yaitu bahwa dalam


batas-batas keadilan dan kemanusiaan,manusia sebagai individu diakui kemandiriannya
sehingga diakui pula hak –hak kebebasannya.

Pengertian hak kemerdekaan sebagai hak kodrat segala bangsa tidak langsung tertuju
pada hak yuridis,tetapi lebih merupakan hak moral yang pada gilirannya mengharuskan
adanya kewajiban moral untuk menghormatinya.Dalam ukuran keadaban,semakin maju
taraf peradaban manusia,bertambah pula tuntutan bagi pemenuhan hak moral itu.

Negara Indonesia yang adil yaitu mengandung pengertian bahwa didalam


lingkungan kekuasaan negara,oleh negara diwujudkan tegaknya perikeadilan yang
menyangkut negara terhadap warganegara,warganegara terhadap negara,dan diantara
sesame warga negara.Secara lebih luas dapat disebutkan hubungan antara masyarakatnya
dan diantara warga masyarakat dalam keseimbangan pemenuhan dan penggunaan hak
maupun kewajiban,baik dalam bidang hukum maupun dalam bidang moral.Dengan ukuran
keseimbangan ini berlakulah bentuk-bentuk keadilan dalam hubungan hidup masyarakat dan
bernegara yang dalam ilmu pengetahuan dikenal dengan keadilan komutatif (Commutative
Justice) antar sesama warga negara atau warga masyarakat dalam kesaman derajatnya;dan
keadilan distributive (Distributive Justice) antar negara/masyarakat dan warganya;keadilan
fungsional/legal (functional/legal Justice) antar warga dengan masyarakat atau
nagaranya.Keadilan soial(Social Justice)mencakup bentuk-bentuk keadilan distributif dan
keadilan fungsional/legal.9

[9] Prof.Darji Darmodiharjo,SH;Santiaji Pancasila,PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta,1995,hal.196-199

13 | K e a d i l a n D a l a m P e r s f e k ti f P a n c a s i l a
II.6 Keadilan Sosial Dalam Pancasila

Konsep keadilan sosial (social justice) berbeda dari ide keadilan hukum yang biasa
dipaksakan berlakunya melalui proses hukum. Tetapi konsep keadilan sosial tentu juga tidak
hanya menyangkut persoalan moralitas dalam kehidupan bermasyarakat yang berbeda-beda
dari satukebudayaan ke kebudayaan lain sehingga derajat universilitasnya menjadi tidak
pasti. Seperti dikemukakan di atas, keadilan social memang harus dibedakan dari pelbagai
dimensi keadilan, seperti keadilan hukum, keadilan politik, keadilan ekonomi, dan
sebagainya, meskipun dapat juga dipahami bahwa keseluruhan ide tentang keadilan itu pada
akhirnya dapat dicakup oleh dan berujung padaidekeadilan sosial. Karena pada akhirnya,
keadilan hukum dan keadilan ekonomi harus membuahkan hasil akhirpada perwujudan
keadilan social bagi semua. Di dalamnya, terkandung pengertian bahwa ketidakadilan yang
ada selama ini harus ditanggulangi sampai ke titik yang terendah,redistribusi kekayaan,
kekuasaan dan status individu, komunitas, dan kekayaan social (societal good),negara dan
pemerintah bertanggungjawab pemerintahan untuk memastikan kualitas dasar kehidupan
bagi seuruh warganegara.10

Arti dan Makna Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
 Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan meningkat.
 Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagiaan bersama
menurut potensi masing-masing.
 Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja sesuai
dengan bidangnya.
  Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan gotong-royong.
  Bersikap adil.

[10] Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH, Pesan Konstitusional Keadilan Sosial,Malang,2011.

14 | K e a d i l a n D a l a m P e r s f e k ti f P a n c a s i l a
 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
  Menghormati hak-hak orang lain.
  Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
  Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
 Tidak bersifat boros.
 Tidak bergaya hidup mewah.
 Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
 Suka bekerja keras.
 Menghargai hasil karya orang lain.
 Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

15 | K e a d i l a n D a l a m P e r s f e k ti f P a n c a s i l a
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

III.1 Kesimpulan

Keadilan adalah suatu hak yang harus kita miliki agar dapat memperjuangkan hak
dalam suatu bidang yang bernama keadilan. Jadi pada intinya kita harus mengerti terlebih
dahulu apa yang namanya keadilan dalam sebuah perspektif. Hakekat daripada adil adalah
dipenuhinya sebagai wajib segala sesuatu yang telah merupakan suatu hak didalam
hubungan hidup kemanusiaan,sebagai penjelmaan hakekat manusia(dimana wajib lebih di
utamakan daripada hak,meliputi hubungan antara negara sebagai pendukung wajib dan
warga-warganya,disebut keadilan membagi(distibutif),sebaliknya antara warga-warga
negara sebagai pendukung wajib dan negara,disebut keadilan bertaat (legal) antara sesama
warga disebut keadilan sama-sama timbal-balik. Dan keadilan pancasila adalah ide keadilan
hukum yang biasa dipaksakan berlakunya melalui proses hukum.

Tetapi konsep keadilan sosial tentu juga tidak hanya menyangkut persoalan
moralitas dalam kehidupan bermasyarakat yang berbeda-beda dari satukebudayaan ke
kebudayaan lain sehingga derajat universilitasnya menjadi tidak pasti dan bertujuan
melindungi yang lemah;hal ini bukan berarti yang lemah lalu boleh tidak bekerja dan
sekedar menuntut perlindungan,melainkan sebaliknya justru harus bekerja menurut
kemampuan dan bidangnya

III.2 Saran

Kami berpendapat, Keadilan perlu ditindak lanjuti di Indonesia karena keadilan di


indonesia itu sangat mudah untuk diperjual-belikan. Apalagi sekarang mungkin di Indonesia
sudah ditidak ada lagi yang namanya keadilan. Pemeintah perlu membenahi dan melakukan
sidak, agar keadilan diindonesia dapat diterapkan sebagaimana mestinya oleh para
pemerintah dan pejabat

16 | K e a d i l a n D a l a m P e r s f e k ti f P a n c a s i l a
DAFTAR PUSTAKA

1. Huijbers Theo, 1995 Filsafat Hukum dalam lintasan sejarah, Yogyakarta: kanisius,


2.  Kelsen. Hans, 2011 General Theory of Lawand State, Bandung, Nusa Media
3.  Masyhur.Kahar, 1985 Membina Moral dan Akhlak, Jakarta, Kalam Mulia.
4. Notonagoro Prof.Dr.Drs. S.H, 1979 Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila.Cetakan
kedelapan. Jakarta Penerbit Pantjuran Tudjuh.
5. Jarmanto Drs 1982.Pancasila Suatu Tinjauan Aspek Historis dan Sosio-Politis.
Yogyakarta.. Penerbit Liberty,
6. Centre For Strategic and International Studies(CSIS);Pandangan Presiden Soeharto
tentang pancasila
7. Kansil. C.S.T..S.H.; 2002 Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 Dasar Falsafah
Negara; Jakarta P.T.Pradnya Paramita
8. Rawls John; 2006 Teori Keadilan;terjemahan: Uzair Fauzan dan Heru Prasetyo
Yogyakarta;P.T.Pustaka Pelajar-,.
9. Darmodiharj Prof.Darji ,S.H.; 1995 Santiaji Pancasila; Jakarta P.T. Gramedia Pustaka
Utama-,.
10 Asshiddiqie. Prof. Dr. Jimly,S.H.; 2011 Pesan Konstitusional Keadilan Sosial-Malang,.
Pancasila; Jakarta CSIS-.
.

17 | K e a d i l a n D a l a m P e r s f e k ti f P a n c a s i l a

Anda mungkin juga menyukai