Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

PRAKTIKUM I
KURVA SPEISES AREA

OLEH :

NAMA : FADILAH
NIM : F1D1 18 048
DOSEN PEMBIMBING :PROF. JAMILI, M.Si

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keanekaragaman hayati khusus nya tanaman atau tumbuhan yang berada di

selatan wilayah Indonesia, biasanya menjadi salah satu sumber pokok kehidupan para

petani sebagai mata pencaharian nya. Keanekaragaman hayati khususnya tanaman

atau tumbuhan yang berada di selatan wilayah Indonesia, biasanya menjadi salah satu

sumber pokok kehidupan para petani sebagai mata pencaharian nya. Beberapa tipe

lahan memiliki berbagai fungsi ekologis, terutama dalam menyimpan

keanekaragaman hayati. Belukar merupakan lahan yang di berakan dan mengalami

suksesi dengan masuk nyaj enis-jenis tumbuhan secara alami mulai dari komponen

pionir hingga suksesi lanjut.

Vegetasi merupakan sekumpulan tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari beberapa

jenis yang berbeda hidup bersama di suatu tempat.Mekanisme kehidupan bersama

tersebut terdapat interaksi yang erat baik diantara sesama individu penyusun vegetasi

itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga membentuk suatu sistem yang

dinamis dan hidup. Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah satu

komponen biotik yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang,

semak belukar dan lain-lain.

Pemilihan lokasi plot dilakukan berdasarkan survey pendahuluan serta studi

literature dilengkapi pula dengan studi peta kawasan. Salah satu criteria nya adalah

lokasi yang masih memiliki kawasan hutan yang masih utuh. Di dapatk anlokasi plot
di sebelah utara atau bagian belakang gunung karena areal bagian muka atau elatan

gunung telah mengalami kerusakan akibat kebakaran. Plot dibuat dengan berukuran

1 ha dengan sub plot ukuran 20 x 20 m, yang berdasarkan hasil perhitungan kurva

areal jenis dan “kalibrasi” denganl uas serupa di lokasi lain yang juga memiliki plot

sampel permanen  Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan praktikum kurva luas

minimum spesies.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini yaitu bagaimana menentukan luas

petak minimum yang representatif dengan komunitas tumbuhan yang dianalisis?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini yaitu untuk menentukan luas

petak minimum yang representatif dengan komunitas tumbuhan yang dianalisis.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini yaitu dapat menentukan luas

petak minimum yang representatif dengan komunitas tumbuhan yang dianalisis.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Vegetasi

Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik

yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan

lain-lain. Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh

komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang

tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan

hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastik

karena pengaruh anthropogenik. Kehadiran vegetasi pada suatu landskap akan

memberikan dampak positif bagi keseimbangan ekosistem dalam skala yang lebih

luas (Aprijani., dkk, 2006).

Vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis tumbuhan di suatu

wilayah atau daerah.Suatu tipe vegetasi menggambarkan suatu daerah dari segi

penyebaran tumbuhan yang ada, baik secara ruang maupun waktu. Rawa-rawa,hutan,

dan padang rumput dapat dijadikan contoh dari tipe vegetasi. Suatu tipe vegetasi

kadangkala dibagi lagi menjadi beberapa komunitas yang predominan atau disebut

asosiasi yaitu sekumpulan beberapa jenis tumbuhan yang tumbuh bersama-sama di

suatu lingkungan. Komunitas tumbuhan (asosiasi) sering kali digunakan oleh para

ahli ekologi untuk menjelaskan vegetasi. Sifat-sifat dasar yang dimiliki oleh suatu

komunitas tumbuhan adalah mempunyaikomposisi floristic yang tetap,

fisiognomi (struktur, tinggi, penutupan, tajuk daun, dan sebagainya) yang relatif


seragam, dan mempunyai penyebaran yang karakteristikdalam lingkungan atau

habitat dengan ciri-ciri tertentudominan (Ginting., dkk, 2017).

B. Parameter Kuantitatif dan Dekripsi Vegetasi

Parameter kuantitatif dapat digunakan untuk kepentingan deskripsi vegetasi

ada beberapa parameter kuantitatif vegetasi yang sangat penting yang umum diukur

dari suatu tipe komunitas yaitu kerapatan (density) adalah jumlah individu suatu jenis

tumbuhan dalam suatu luasan tertentu. Frekuensi adalah jumlah petak contoh dimana

ditemukannya jenis tersebut dari sejumlah petak contoh yang dibuat, dominansi

merupakan bagian dari parameter yang digunakan untuk menunjukkan spesies

tumbuhan yang dominan dalam suatu komunitas.Indeks Nilai Penting (INP) adalah

parameter kuantitatif yang dapat dipakai untuk menyatakan tingkat dominansi

spesies-spesies dalam suatu komunitas tumbuhan dan penyebaran adalah parameter

kualitatif yang menggambarkan keberadaan spesies organisme pada ruang secara

horizontal (Mazidoturohmah., dkk, 2018).

C. Kurva Area

Analisis kurvaarea jenis dilakukan untuk menentukan apakah jenis yang

tercatat padapetak dengan ukuran tertentu. Hubungan antara luas petak pengamatan

dengan jumlah jenis atau kurva area jenis terlihat dari grafik penambahan jenis yang

meningkat secara relatif konstan. Luas minimum atau kurva spesies area merupakan

langkah awal yang digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan
petak contoh (kuadrat). Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak

contoh (sampling area) yang dianggap representative dengan suatu tipe vegetasi pada

suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari. Makin tinggi keanekaragaman jenis

yang terdapat pada areal tersebut, makin luas petak contoh yang di gunakan. Bentuk

luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula

berbentuk lingkaran (Samsoedin, 2009).

D. Tinjauan Teoritis Kuadran Minimum

Luas daerah dalam satuan kecil yaitu komunitas atau vegetasi yang sangat

bervariasi keadaannya. Keberadaannya merupakan himpunan dan spesies populasi

yang sangat berinteraksi dengan banyak factor lingkungan yang khas untuk setiap

vegetasi, cara mengamati komunitas atau vegetasi tersebut dan berapa banyak

sampel yang harus di amati sehingga di kata kan representative bila di dalam nya

terdapat semua atau sebagian besar jenis tumbuhan yang membentuk komunitas atau

vegetasi tersebut. Daerah minimal yang mencermin kan kekayaan. Komunitas atau

vegetasi disebut luas jumlah kuadrat minimum.Beberapa metodologi yang umum

dan sangat efektif serta efisien jika digunakan untuk penelitian, yaitu metode

kuadrat, metode garis, metode tanpa plot dan metode kwarter (Hidayat, 2014).

E. Tinjauan Teoritis Kuadran Minimum

Luas daerah dalam satuan kecil yaitu komunitas atau vegetasi yang sangat

bervariasi keadaannya. Keberadaannya merupakan himpunan dan spesies populasi


yang sangat berinteraksi dengan banyak factor lingkungan yang khas untuk setiap

vegetasi, cara mengamati komunitas atau vegetasi tersebut dan berapa banyak

sampel yang harus di amati sehingga dikatakan representative bila di dalam nya

terdapat semua atau sebagian besar jenis tumbuhan yang membentuk komunitas atau

vegetasi tersebut. Daerah minimal yang mencerminkan kekayaan. Komunitas atau

vegetasi disebut luas jumlah kuadrat minimum.Beberapa metodologi yang umum

dan sangat efektif serta efisien jika digunakan untuk penelitian, yaitu metode

kuadrat, metode garis, metode tanpa plot dan metode kwarter (Hidayat, 2014).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 19 April 2020 pada

pukul 08.00-11.30 WITA. Bertempat di Kebun Raya Universitas Halu Oleo,

Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan kegunaan


No. Nama Bahan Kegunaan
1. Vegetasi hutan Sebagai tempat pengamatan

C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat dan kegunaan


No. Nama Alat Kegunaan
1. Tali rafiah Untuk menandai plot
2. Patok Kayu Untuk membuat plot
3. Meteran kain Untuk mengukur panjang plot yang akan dibuat
4. Alat tulis menulis Untuk mencatat hasil pengamatan
5. Parang Untuk memotong kayu
6. Gunting Untuk memotong tali rafiah

D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Membuat kuadrat vegetasi hutan dengan ukuran plot 1 x 1m, 1x2 m dan 2 x 2

m.
2. Mengidentifikasi, menghitung dan mencatat jenis tumbuhan yang ada pada

masing-masing plot.

3. Memperluas kuadrat dua kali luas sebelumnya dan menghitung kembali

penambahan jenis tumbuhan pada plot.

4. Memperluas kuadrat dilakukan sampai tidak ada penambahan jenis baru dari

setiap perluasan kecuali kurang dari 10%.

5. Menghitung jumlah jenis yang ada.

6. Menyusun perluasan kuadrat dalam satu tabel dan menggambar kurva

hubungan luas kuadrat dengan jenisnya.


IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 3.

No
Ukura ∑
Petak Nama Jenis Penambaha Presentase
n komulatif
Conto Tumbuhan n Spesies (%)
(m2) Jenis
h
1 2 3 4 5 6
1 0.5 A Mimosa pudica 10 100%
B Imperata
cylindrical
C Phyllanthus
urinaria
D Centella asiatica
E Acalypha
australis
F Amaranthus
spinosios
G Sonchus Arvensis
H Ageratum
conyzoides
I Selaginella
doederleinii
J Paederia foetida
2 0.5 K Lopatherum 14 4 4/10100%
gracile =40
L Cyperus rotundus
M Andrographis
paniculata
N Physalis
peruviana
3 1 O Sida rumbifolia 16 2 2/14100%
P Arachis pintoi =14.2
4 2 Q Alternanthera 19 3 3/16100%
ficoidea =18,7
R Phyllanthus
acidus
S Cynodon dactylon
5 4 T Eleusine indica 21 2 2/19100%
U Panicum repens =10.5
Tabel 3. Lanjutan
1 2 3 4 5 6 7
6 8 V Paspalum 22 1 1/21100%
conjugatum =4.7
7 16 W Cyperus 24 2 2/22100%
bervifolius =9.09
X Cyperus difformia
8 32 Y Cyperus kyllingia 25 1 1/24100%
=4.1
9 64 Z Cyperus iria 26 1 1/25100%
=4

Penambahan Jenis
30

25

20

15

10

0
0.5 0.5 1 2 4 8 16 32 64

kumulatif jenis penambahan jenis

Grafik 1. Hubungan jumlah jenis dan penambahannya pada masing-masing plot


Presentase Penambahan Jenis
120

100

80

60

40

20

0
0.5 0.5 1 2 4 8 16 32 64

presentase penambahan jenis (%)

Grafik 2. Presentase penambaha n jenis pada masing-masing plot

B. Pembahasan

luas area minimum adalah langkah awal yang digunakan untuk menganalisis

suatu vegetasi. Analisis vegetasi merupakan sebuah cara untuk mempelajari

komposisi jenis dan struktur vegetasi atau kelompok tumbuh-tumbuhan. Analisis

vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari tegakan hutan, yaitu tingkat pohon dan

permudaannya dan mempelajari tegakan tumbuh-tumbuhan bawah, yaitu suatu jenis

vegetasi dasar yang terdapat dibawah tegakan hutan kecuali permudaan pohon hutan,
padang rumput/alang-alang dan vegetasi semak belukar. Analisi vegetasi suatu

kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi dapat dilakukan dengan

sampling, bagian dari metodologi statistika yang berhubungan dengan pengambilan

sebagian dari populasi. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu

jumlah petak, cara peletakkan petak dan teknik analis vegetasi yang digunakan.

Penentuan kurva spesies area menggunakan petak contoh (kuadrat). Metode

kuadrat merupakan metode dalam penentuan luas area minimum dengan pembuatan

plot dengan ukuran tertentu, dalam bentuk persegi atau bentuk tertentu lainnya.

Penggunaan metode ini tergantung pada bentuk vegetasinya . Penentuan luas area

minum ini digunakan dengan cara membuat metode kuadrat. Metede kuadrat ini, di

buat dengan membuat plot dengan ukuran 1x1 m, 1x2 m dan 2x2 m. Langkah

selanjutnya yaitu melakukan identifikasi pada masing-masing plot.

Hasil Pengamatan kurva spesies area menunjukkan bahwa persentase pada

kurva terlihat bahwa persentasenya naik turun. Hal ini menunjukkan bahwa dalam

suatu area terdapat beragam jenis tumbuhan sebagai objek  pengamatannya selain itu

dipengaruhi oleh ukuran kawasan. Pola penyebaran dapat ditentukan oleh beberapa

faktor baik internal maupun eksternal seperti topografi, suhu dan iklim, pH tanah,

curah hujan, ketersediaan zat hara, intensitas cahaya matahari, interkasi anatar

makhluk hidup, persaingan dan sebagainya sehingga menyebabkan sebagian besar

dari komunitas atau dalam hal ini adalah vegetasi akan bersaing satu sama lain untuk

tumbuh pada kondisi dan adaptasi yang dibutuhkan. Sehingga pada satu cakupan
wilayah tertentu  tidak jarang akan ditemukan pola penyebaran yang heterogen

namun dominan pada satu sisi individu sejenis, disebabkan karena kemampuan

adaptasi dan persaingan yang lebih yang membuatnya dapat hidup lebih baik

dibandingkan dengan individu lain. Hal lain yang dapat menyebabkan keseragaman

pada satu titika cakupan luas yaitu kurangnya distribusi secara acak pada suatu

vegetasi tersebut.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah spesies di dalam suatu daerah

adalah iklim, keragaman habitat dan ukuran. Fluktuasi iklim yang musiman

merupakan faktor penting dalam membagi keragaman spesies. Suhu maksimum yang

ekstrim, persediaan air dan sebagainya yang menimbulkan kemacetan ekologis

(bottleck) yang membatasi jumlah spesies yang dapat hidup secara tetap di suatu

daerah. Habitat dengan daerah yang beragam dapat menampung spesies yang

keragamannya lebih besar di bandingkan habitat yang lebih seragam. Daerah yang

luas dapat menampung lebih besar spesies dibandingkan dengan daerah yang sempit.

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa hubungan antara luas dan keragaman

spesies secara kasaradalah kuantitatif. Rumus umumnya adalah jika luas daerah 10 x

lebih besar dari daerah lain maka daerah itu akan mempunyai spesies yang dua kali

lebih besar.
V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada praktikum ini adalah untuk menentukan luas petak

minimum yang representative dengan komunitas tumbuhan yang dianalisis dapat

dilakukan di lapangan dengan menggunakan petak contoh atau petak kuadrat

dengan menggunakan ukuran plot yang bervariasi, dimana penambahan plot akan

terus dilakukan sampai tidak terjadi lagi penambahan jumlah spesies atau

penambahan kurang dari 10%. Spesies tumbuhan yang terdapat pada petak contoh

dengan metode kuadrat yang dibuat harus dapat mewakili keseluruhan spesies

yang ada pada suatu habitat tersebut. Semakin luas petak contohnya, maka

semakin banyak spesies yang terdapat petak.

B. Saran

Saran yang dapat diajukan pada praktikum adalah untuk praktikan agar

lebih semangat lagi dalam praktikum dan dibutuhkan kerjasama atau

kekompakannya serta diharapkan kepada asisten agar lebih mengontrol lagi

praktikannya pada saat praktikum berlangsung.


DAFTAR PUSTAKA

Aprijani., Setiadi., D., Guhrdja., G dan Qayim., I, 2006, Analisis Vegetasi Hulu DAS
Cianjur Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango, Jurnal Biodiversitas, 7(2):
147-148

Ginting., A., Z., Manurung., F., T dan Sisillia., L, 2017, Analisis Vegetasi Pada
Kawasan Hutan Desa Di Desa Nanga Yen Kecamatan Hulu Gurung Kabupaten
Kapuas Hulu, Jurnal Hutan Lestari, 5(3): 713-714

Hidayat., S, 2016, Kondisi Vegetasi Di Hutan Lindung Sesaot, Kabupaten Lombok


Barat,Nusa Tenggara Barat, Sebagai Informasi Dasar Pengelolaankawasan,
Jurnal Penelitian Hutan Wallacea, 3(2): 97-98

Mazidoturohmah., Suwastika., N., I dan Pitopang., R, 2018, Keanekaragaman Jenis


Gulma Di Area Persawahan Desa Karya Mukti Kecamatan Dampelas
Kabupaten Donggala, Journal of Science and Technology, 7(1): 1-2

Samsoedin, H, 2009, Dinamika Keanekaragaman Jenis Pohon Pada Hutan Produksi


Bekas Tebangan Di Kalimantan Timur, Jurnal Penelitian Hutan dan Konversi
Alam, 4(1): 69-10

Anda mungkin juga menyukai